Objektif.id
Beranda INTERPRETASI Opini Nggak Ada Manfaatnya, Apakah Kampus Masih Memaksakan Kuliah Online?

Nggak Ada Manfaatnya, Apakah Kampus Masih Memaksakan Kuliah Online?

(Ilustrasi kuliah online. Foto: Radar Bojonegoro)

Mengawali tulisan ini, penulis mengajak pembaca mereview kembali bagaimana wabah COVID-19 menguasai dunia tak terkecuali indonesia, hampir 2 tahun  sejak hidupnya wabah ini yang kemudian berbagai negara dari belahan dunia mencari solusi dari problem ini. Terlepas dari itu pemerintah indonesia sebagai kuasa-kuasa yang hari ini berkuasa menggunakan kekuasaanya untuk membentuk kebijakan atau aturan yang katanya menstabilkan kondisi negara di era pandemi, dari kebijakan PSBB, PSBB Transisi sampai PPKM level pedas sampai terpedas. Yang mempengaruhi berbagai sektor dari ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya, terkhusus dunia pendidikan siswa dan mahasiswa dipaksa melaksanakan pembelajaran atau kuliah online atau yang kita sapa Dalam Jaringan (DARING) Sebagai delik atas kekuasaan. Dalam prosesnya masih banyak pra mahasiswa baru yang bertanya Apa itu kampus ? apa urgensinya kuliah? 

Kampus

       Kampus dari bahasa Latin campus yang berarti “lapangan luas”, “tegal”. Dalam pengertian modern, kampus berarti, sebuah kompleks atau daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi. Bisa pula berarti sebuah cabang daripada universitas sendiri.

Kuliah

        Kuliah adalah kegiatan belajar-mengajar di jenjang pendidikan tinggiTujuan kuliah sendiri adalah bagaimana Membentuk karakter dan mengembangkan diri, Membuka wawasan dan memperluas pengetahuan, Meningkatkan keterampilan yang bermanfaat dan Memperoleh relasi sebanyak-banyaknya.

       Namun faktanya tidak demikian, kampus hanyalah lahan bisnis tanaman yang menghasilkan bagi yang menanamnya, bagaiamana tidak mahasiswa telah membayar spp atas tagihan kewajiban, lantas apakah haknya terpenuhi secara penuh? Saya rasa tidak salah satunya kebijakan kuliah Daring dari manifestasi aturan yang berkuasa, mencerdaskan atau membodohi, silahkan simpulkan sendiri. Dosen hari ini tak lebih dari penceramah yang hanya di berargumentasi bukan lagi media diskusi, sebut saja dosen A, memfasilitasi link untuk masuk media sosial hanya untuk mengugurkan kewajiban. Mahasiswa yang tak mengikuti aturan dianggap tak hadir yang melawan dianggap tak sopan. Dear Dosen, sesungguhnya kita bukanlah robot yang digerakan dengan remot ataupun budak yang harus diadili dengan dalih mengajari.

Baca Juga: Surat Cinta Untuk MaBa

        Sejarah peradaban indonesia mencatat bagaiamana awal mula pergerakan mahasiswa tanah air era 1908 dengan didirikanya organisasi budi utomo yang dibentuk atas asas sistem kolonialisme Belanda yang menurut mereka sudah selayaknya dilawan dan rakyat harus dibebaskan dari bentuk penguasaan terhadap sumber daya alam yang dilakukan oleh penjajah terhadap bangsa ini. Begitupula tahun 1998 silam, mahasiswa bergerak membawa satu niat abadi bagaimana kemudian turunya sebuah rezim yang dianggap otoriter dan akhirnya soeharto turun tahta. Hal diatas adalah sepenggal kisah masa lalu yang mungkin bisa terjadi di masa ini? Jika kita mampu berfikir bahwa bukan aturan yang membatasi pikiran yang tapi pola pikir yang mengkerdilkan cara pikir.

        Akhir kata Penulis ingin mengajak umat mahasiswa agar kiranya ditengah kebijakan kuliah online fasilitas yang dihasilkan dari evolusi zaman yang kemudian merubah kontruksi berfikir yang kolot menjadi modern kiranya menjadi alat 1000 manfaat dalam pengembangan otak manusia, bukan hanya kampus sebagai media berfikir, bahwa masih banyak alat merubah pola pikir  dari membaca buku, diskusi dan berselancar dalam dunia fiksi.

 Penulis: A.M

admin

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan