Kepada Mama
“Kepada Mama”
Ma, jiwaku rengkuh
Akalku sirna
Otakku bukan lagi pada tempat semestinya
Sebab, mereka mulai menghantui aku lagi
Mereka ramai di sana, Ma
Mereka abadi di kepala
Bising di telinga
Dan aku sakit
Ragaku asyik tersenyum
Sibuk memilih topeng
Topeng pertama, senyuman
Topeng kedua, tawa
Topeng ketiga, canda
Lalu orang-orang akan mengutuk ragaku yang ceria
Sementara, aku mengutuk jiwaku yang perlahan terkikis
Oleh setan-setan
Yang mengajakku pergi
Dari semesta yang tak pernah ingin ku sebut diriku manusia
Mereka menyebutku manusia paling ceria dengan senyuman candu paling mujur
Padahal jiwaku habis digerogoti oleh ekspetasi-ekspetasi;
Tentang menjadi anak yang berbakti
Menjadi manusia yang berguna
Menjadi orang dengan memiliki sebuah gelar
Menjadi manusia yang sempurna
Padahal aku hanya ingin menjadi manusia sewajarnya. Dengan mengenakan topeng;
Lapis pertama, marah
Lapis kedua, bersedih
Lapis ketiga, terluka
Dan aku akan binasa
Perlahan menjadi manusia sewajarnya
Dan aku tidak akan sibuk mempertanyakan eksistensiku sebagai ciptaan Tuhan yang disebut manusia.
“Ditulis 28 April 2023 pukul 11.15”
Penulis: Elfirawati