Gegara Batas Tanah Dipindahkan, Seorang Pria di Konawe Tewas di Tangan Adiknya

Kendari, Objektif.id – Diduga terlibat cekcok masalah pembatas tanah yang dipindahkan, Seorang pria inisial L (48) nekat membacok kakak kandungnya inisial LU (55) hingga meninggal dunia.

Peristiwa nahas ini terjadi di Dusun III Desa Hodua, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 19 September 2023, sekira pukul 07.45 Wita di benarkan oleh Kapolsek Wawatobi, IPTU Hamsar.

Hamsar mengatakan, peristiwa ini berawal saat pelaku L (48) hendak menuju lokasi tanahnya yang terletak di Dusun III Desa Hudoa untuk melihat pembatas (besi) yang sudah tertanam.

Saat pelaku tiba di lokasi, ia melihat korban LU (55) yang merupakan kakaknya itu sudah lebih dulu berada disitu. Saat pelaku bertanya mengenai pembatas tanah (besi) yang telah berpindah kepada korban.

Tiba-tiba korban mencabut besi yang telah ditanam itu lalu kemudian memukul pelaku hingga mengenai tangan kirinya, tidak tinggal diam pelaku membalas pukulan itu menggunakan parang pada beberapa organ tubuhnya hingga korban meninggal dunia.

“Akibat penganiayaan itu korban meninggal dunia,” ujar Hamsar, Selasa (19/9/2023).

Selanjutnya, Kata Hamsar korban dievakuasi ke rumah sakit. Pihaknya juga mengamankan pelaku dan sejumlah barang bukti guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mako Polsek Wawotobi guna proses hukum lebih lanjut,” pungkasnya.

Reporter: Arfan
Editor : Melvi Widya

Milad Kohati ke-57, Ketua Kohati Cabang Kendari “Ini adalah Ajang Evaluasi”

Kendari-Objektif.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis Kohati ke-57, Kohati Cabang Kendari Gelar sharing session bersama Forhati Sulawesi Tenggara di Sekertariat HMI Cabang Kendari, Minggu, (17/09/2023), siang.

Ketua Kohati Cabang Kendari, Eci Pitriani  mengatakan, melalui acara milad dengan tema “Merawat dan Merefleksi Kiprah Kohati Menuju Perempuan yang Berdaya dan Berjaya” ini dapat menjadi media untuk mengevaluasi kerja-kerja Kohati Cabang Kendari hari ini.

“Kita ingin melihat, hari ini apa yang sudah kita perjuangkan, sebenarnya pergerakan kita itu mau kemana kedepannya, apa yang ingin kita lakukan. Apakah eksistensi Kohati hanya menjadi pilar-pilar yang hanya dipandang sebagai pelengkap HMI,” kata Eci Pitriani Sulastri dalam sambutanya.

Eci juga mengatakan, bagaimana menerangkan peran-peran kohati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta mengawal tercapainya tujuan Himpunan Mahasiswa Islam.

“Kohati HMI lahir untuk menjadi laboratorium hidup untuk perjuangan-perjuangan perempuan yang mengawal serta sesuai dengan tujuan Himpunan Mahasiswa Islam maka dari itu terbentuklah tujuan kohati yakni terwujudnya muslimah yang berkualitas insan cita, maka lewat kesempatan ini kita ingin merenung kan lewat momentum ini 57 tahun kohati didirikan,” Lanjutnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Safril Basmin mengatakan diusia yang ke 57 ini, Kohati harus bisa menjalankan peran dan fungsinya serta bisa meneruskan estafet kejayaan serta perjuangan yang pernah ditorehkan oleh senior Kohati terdahulu.

“Berkaca pada senior-senior kita terdahulu sudah banyak menciptakan perempuan-perempuan yang berdaya yang mampu kejayaan untuk umat dan bangsa,” tuturnya.

“Saya tidak meragukan lagi konsep pengkaderan dalam kohati HMI cabang kendari Sulawesi Tenggara sudah pernah mencetak ketua umum kohati PB HMI sebelumnya jadi sudah pernah ada catatan sejarah yang ditorehkan oleh Kohati HMI cabang kendari,” lanjut Safril.

Ia juga menyinggung tekait seringnya Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang marak terjadi di Sulawesi Tenggara, khusus nya di kendari dan banyak ditemukan perempuan sehingga menuntut peran-peran Kohati dalam memberikan edukasi.

“Akhir-akhir ini sering terjadi tindak pidana penjualan orang (TPPO) yang telah di usut oleh Polres kendari terakhir pada bulan Agustus lalu Polres kendari melakukan penggerebekan di hotel-hotel dsbnya. Dan itu kebanyakan adalah perempuan. Artinya bahwa hari ini ada suatu problem di tengah-tengah kita sehingga saya pikir ini bisa menjadi ruang-ruang diskusi di kohati untuk bagaimana kita bisa memberi kan penguatan-penguatan keimanan pemahaman tentang konsep-konsep dasar serta peradaban ini kita perbaiki,” bebernya.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah Forhati Sultra, Wa Ode Rulia menuturkan tantangan yang dihadapi oleh organisasi Himpunan Mahasiswa Islam hari ini adalah bagaimana menyusun strategi yang disesuaikan dengan era digitalisasi.

“Di zaman sekarang ini di era 4.0 digitalisasi yang kemudian tantangan kita juga semakin berbeda, kita sudah harus melek teknologi. Berbicara terkait perkaderan hal ini juga sudah menjadi tantangan karena kita sudah terlalu di manjakan dengan teknologi. Sehingga instruktur di zaman sekarang harus pintar-pintar menyiasati keadaan, harus pandai dalam mengatur strategi sehingga forum tidak menjadi pasif,” pungkasnya.

Reporter: Fitriani

Editor: Redaksi

Dua Pria di Kendari Terlibat Adu Mulut Hingga Berujung Penikaman

Kendari, Objektif.id – Berawal dari pesta miras, dua warga terlibat adu mulut hingga berujung aksi penikaman di Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Korban inisial MM (44) dilarikan di Rumah Sakit usai ditikam beberapa kali oleh rekannya, inisial NS (47).

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/9/23) sekitar pukul 17.15 Wita, dimana menurut keterangan saksi mata inisial KP (17) korban bersama pelaku terlibat adu mulut hingga terjadi perkelahian.

Dalam perkelahian tersebut, pelaku mengeluarkan sebilah badik, kemudian menikam korban. Akibatnya korban mengalami luka robek bagian leher sebelah kiri dan belakang terdapat dua luka robek, pinggul bagian belakang satu luka robek.

Selain itu, saksi juga melihat korban mendorong pelaku namun pelaku menarik baju korban sehingga mereka jatuh di curang kemudian mereka berdua masih melakukan duel berkelahi. Melihat peristiwa itu saksi berinisiatif datang untuk melerai namun saksi tidak bisa melerai.

“Saksi berteriak untuk minta bantuan kepada warga yang ada di sekitar tempat korban dan terlapor berkelahi kemudian korban dan terlapor sudah dapat dilerai,” terang AKP Fitrayadi dalam keterangan tulisnya yang diterima awak media.

Saat pelaku diinterogasi pihak kepolisian, NS mengaku didatangi korban MM datang menarik kerah bajunya lalu melayangkan pukulan kepadanya, kemudia dirinya membalas dengan menarik baju korban hingga sama-sama terjatuh di Curang.

Lalu dirinya mengambil sebilah badik yang disisipkan di kantongnya lalu menusuk korban secara berkali-kali yang mengenai leher korban sebelah kiri, belakang, dan pinggul korban setelah terlapor menusuk korban terlapor langsung meninggalkan korban. Setelah itu pelaku NS langsung menyerahkan dirinya di Kepolisian Sektor (Polsek) Kemaraya.

Sebagai informasi, saat ini pelaku telah diamankan di Polresta Kendari sementara korban tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggra.

Reporter: Husnianti

Editor : Redaksi

Demisioner BP Jaringan Kerja PPMI Bahas Tupoksi Pers Mahasiswa di Lingkup Kampus

Kendari, Objetif.id – Demisioner Badan Pekerja (BP) Jaringan Kerja Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional, Muh. Aksan bahas tupoksi serta peran pers mahasiswa dalam kerja-kerja jurnalistik di lingkup kampus.

Hal itu diungkapkan Muh. Aksan pada dialog publik yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari di salah satu Warkop di Kota Kendari pada Sabtu, (16/9/2023), malam.

Pantauan, Objetif.id di lokasi, kegiatan yang mengusung tema “Pers Mahasiswa Bukan Humas Kampus” dimulai sejak pukul 19.00 Wita, dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa terkait bagaimana kerja-kerja jurnalistik Pers Mahasiswa.

Terlihat, dialog publik ini menjadi semakin menarik ketika salah satu peserta dialog, Muh. Sulhija melayangkan satu pertanyaan yang sangat sensasional “Memangnya kenapa kalau pers mahasiswa jadi humas kampus?” tanya Sulhija kepada Muh. Aksan.

Selain itu, Sulhija juga menyebut bahwa pemberitaan pers mahasiswa yang mengarah kepada kegiatan-kegiatan seremonial yang digelar oleh kampus juga menjadi bagian dari kerja-kerja kehumasan.

“Selama ini kan teman-teman pers mahasiswa juga sering menayangkan berita kampus yang sifatnya seremoni. Itu juga bagian dari kerja kehumasan,” ungkap Sulhija.

Menanggapi hal ini, narasumber dialog publik, Muh. Aksan mengungkapkan secara gamblang bahwa pers mahasiswa itu berbeda dengan humas kampus, karena humas Kampus hanya mengekspose kebaikan-kebaikan kampus.

“Kita berbeda, dalam kerja-kerja jurnalistik yang kita lakukan, kita selalu mengupayakan untuk bagaimana bisa menjadi pengontrol dalam setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pihak birokrasi, begitu pun dalam segala aktivitas akademik dan non akademik di IAIN Kendari,” tutur Aksan kepada Objektif.id sesaat setelah kegiatan selesai.

Pers mahasiswa lanjut aksan, tidak boleh menutupi setiap kebenaran yang ditemui oleh para Jurnalis muda di lingkup kampus. Menurutnya, selama pemberitaan itu sesuai dengan fakta maka pers mahasiswa harus tetap menyuarakan itu dengan tata cara penulisan yang tidak keluar dari kode etik jurnalistik.

“Menurut saya selagi itu fakta, tetap kita beritakan, mau berita kita dia dipandang baik, atau dipandang buruk oleh birokrasi, asal sesuai dengan kerja-kerja jurnalistik,” bebernya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua Umum UKM-Pers IAIN Kendari, Andika membenarkan adanya perbedaan peran antara humas kampus dengan pers mahasiswa. Menurutnya pers mahasiswa khususnya yang ada di IAIN Kendari harus menjadi pilar tegaknya demokrasi di lingkup kampus IAIN Kendari.

“Iya betul, karna kalau kita di UKM Pers, kita tidak tebang pilih dalam pemberitaan, baik sisi positif kampus maupun dari segi kejelekannya. Maksudnya, jika terdapat suatu ketidakadilan, maka pers mahasiswa hadir untuk mengawal hal tersebut,” pungkasnya.

Reporter : Rhesga

Editor : Redaksi

Hadir Sebagai Dosen Tamu di IAIN Kendari, Imigrasi Kendari Beri Strategi Komunikasi Lintas Budaya Kepada Mahasiswa

Kendari, Objektif.id – Sebagai upaya dalam menghadapi Warga Negara Asing (WNA) di Kota Kendari, Imigrasi Kelas I TPI Kendari melalui Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari, Indra Gunawan Mansyur berikan strategi komunikasi lintas budaya kepada mahasiswa IAIN Kendari. Jumat, (15/9/2023).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Usluhudin Adab dan Dakwah (Fuad), Indra Gunawan Mansyur menjelaskan, bahwa strategi komunikasi adalah rencana yang di gunakan untuk mencapai tujuan komunikasi, strategi yang di gunakan dalam imigrasi untuk membangun komunikasi baik kepada warga negara asing dan warga negara Indonesia.

Adapun strategi yang di gunakan, komunikasi visual yaitu garafis, gambar, dan desain visual digunakan untuk menyampaikan pesan seperti pemasangan pamflet, brosur, dan alur layanan pada lingkungan kantor. Selain itu, terdapat strategi komunikasi publik relation, yaitu membangun citra positif dan hubungan dengan berbagai pihak, termaksud media dan masyarakat umum.

Yang lain, strategi komunikasi pendidikan, yaitu menyelenggarakan pelatihan bahasa asing bagi para pegawai melalui pendidikan singkat baik dalam maupun luar negeri serta strategi komunikasi sosial media, yaitu menggunakan platfrom media sosial seperti Facebook, twiter, Instagram, atau linkedln untuk berkomunikasi dengan pengguna layanan Keimigrasian.

Indra Gunawan Mansyur berharap materi yang sudah diberikan kepada mahasiswa dapat diimplementasikan sebagai komitmen membangun komunikasi baik kepada warga negara asing dan warga negara Indonesia.

“Semoga ada kegiatan seperti ini lagi, ini terjadi secara kontinyu karna kita sebenarnya sudah ada kerja sama dengan pihak Fuad iain untuk melakukan praktek lapangan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI kendari” ungkapnya.

Sementara itu Yusrifa Halid selaku ketua program studi komunikasi dan penyiaran Islam (KPI) berharap agar mahasiswa mengenal imigrasi lebih jauh lagi.

“Mengharapkan mahasiswa menganal imigrasi lebih jauh tidak hanya sebatas tentang ilmu menajemen komunikasinya tapi lebih jauh lagi tadi kita sudah bahas tentang bagaimana sebenarnya imigrasi ini berperan untuk menjaga keamanan negara sebagai penjaga pembatas negara”.

Reporter : Nini Sasmitha

Editor : Redaksi

Mahasiswa Minta Fasilitas di Ruang Hijau, Kabag Umum IAIN Kendari: ‘Tergantung Pimpinan’

Kendari, Objektif.id – Ruang hijau yang terbentang dari gedung perpustakaan hingga gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kerap dikunjungi para mahasiswa.

Pantauan Objektif.id, puluhan mahasiswa mengunjungi ruang hijau ini saat waktu pergantian mata kuliah sekira pukul 10.00 Wita, waktu istirahat pukul 12.00-13.00 Wita, dan sore hari sekira pukul 15.00 Wita hingga waktu magrib.

Tujuan para mahasiswa pun beragam, ada yang sekedar ingin menghabiskan waktu luang, mengerjakan tugas kuliah, rapat-rapat organisasi, serta sekedar bersenda gurau bersama teman kuliah.

Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Ilham saat mengunjungi ruang hijau ini mengaku, memilih nangkring di tempat ini karena alasan kenyamanan. Menurutnya ruang hijau ini menawarkan sensasi kesejukan sehingga sangat pantas dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu luang.

“Kalau di Fakultas saya rasa kurang enak, apalagi kan sementara ada pembangunan gedung baru,” tutur Ilham saat ditemui Objektif.id,  Rabu, (6/9/23).

Selain Ilham, Lia juga membeberkan alasannya memilih mengunjungi ruang hijau ini saat waktu luang. Menurutnya, vibes yang dia rasakan saat nongkrong di ruang hijau IAIN Kendari ini bisa membuka pikiran sehingga banyak mendapat inspirasi.

Meski demikian, para mahasiswa yang ditemui Objektif.id dalan satu lingkaran diskusi di sekitar ruang hijau IAIN Kendari, meminta pihak kampus untuk memberikan perhatian khusus kepada ruang hijau ini dalam hal penataan dan pengadaan fasilitas-fasilitas untuk menunjang kenyamanan mahasiswa saat berada di tempat ini.

Kepala Bagian (Kabag) Umum IAIN Kendari, Amari, saat dikonfirmasi Objektif.id mengatakan, pihaknya telah memikirkan hal tersebut. Namun, belum mendapat anggaran dari pimpinan kampus IAIN Kendari. “Mau di apa, kita hanya bergantung,” ungkap Amari kepada Objektif.id.

Reporter: Akmal
Editor: Ai

DWP IAIN Kendari Hadirkan Dr. Marcelo dari New York Bahas Pentingnya Kesehatan anak 

Kendari, Objektif.id – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) gelar Sosialisasi Kesehatan, bersama Dr. Marcelo Gareca., M.D., FACTP., FIDSA dari Guthrie Clinic, New York.

Kegiatan sosialisasi ini di mulai pada pukul 09.00 WITA dengan mengangkat tema “The state of Children’s Health In Indonesia, A Review of the 2020 UNICEF Report” di Aula Perpustakaan IAIN Kendari. Selasa, (12/09/2023).

Dalam pembukaannya, Marcelo Gareca mengatakan stunting itu sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat dari kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan berada dibawah standar.

Selain itu, lanjut Marcelo Gareca, dia menerangkan bahwa umur 5 tahun merupakan usia yang sangat produktif untuk mengetahui atau mencegah stunting pada anak-anak yang kekurangan Imunisi.

“Jadi untuk melakukan pencegahan pada anak-anak yang terkena stunting, sebaiknya dilakukan sebelum mencapai umur 5 tahun”, beber Marcelo Gareca, Selasa (12/9/2023).

Untuk itu, dirinya berharap informasi yang di berikan bisa betul-betul diterima karena ini merupakan salah satu topik yang sangat penting untuk diketahui bersama.

Sementara itu, Ketua Dharma Wanita, Satmawati Insawan mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan keadaan kesehatan anak-anak kita ke depannya.

“Dalam acara sosialisasi ini kita akan mendapatkan berbagai informasi yang berguna dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang kesehatan anak”, katanya.

Wakil Rektor II, Nurdin sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang di selenggarakan DWP IAIN Kendari karena bisa menghadirkan dokter spesialis kanker dari Guthrie Clinic, New York.

“Kegiatan ini sangat penting sekali, patut kita syukuri bisa kedatangan dokter spesialis yang akan membahas pentingnya memahami kesehatan anak di Indonesia khusus nya bagi ibu-ibu di Sulawesi Tenggara, pungkasnya”.

Reporter: Andika
Editor: Rizal

Kohati Badko HMI Sultra Gelar Sekolah Advokasi 

Kendari, Objektif.id – Korps HMI Wati (KOHATI) Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sulawesi Tenggra (Sultra) gelar Sekolah Advokasi pada 7 sampai 10 September 2023 di salah satu hotel di Kota Kendari.

Kegiatan yang mengusung tema “Perempuan, Kekerasan, Lingkungan Advokasi, Politik Perlindungan Anak” ini diikuti sebanyak 41 orang mahasiswa aktif dari 10 Kampus yang ada di Sultra.

Ketua Kohati Badko HMI Sultra Siti Rabiah Putri Saadin mengatakan, Sekolah Advokasi ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan serta kepekaan mahasiswa terhadap masalah kasus kekerasan seksual dan kekerasan terhadap anak kalangan masyarakat.

“Sebenarnya itu tidak terlepas dari kondisi Sulawesi Tenggara yang sakarang ini darurat kekerasan seksual terhadap anak,” kata Rabiah Putri Saadin saat ditemui awak media, Kamis (7/9/23).

Selain masalah kekerasan seksual, lanjut Rabiah terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro dengan kaum perempuan, sehingga kasus kekerasan terus meningkat.

“Seperti kebijakan di perlindungan anak dan kebijakan perkawinan dan masih banyak lagi kebijakan-kebijakan lainya,” bebernya alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO itu.

Untuk itu, target yang akan dicapai pada Sekolah Advokasi untuk mengatasi masalah kekerasan seksual terhadap anak maupun kekekerasan terhadap kaum perempuan yang saat ini di Sultra mengalami peningkatan.

“Kita gerak sama-sama dengan media, dengan Psikiater, dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Pihak Kepolisian,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Badko HMI Sultra Irfan Karim megapresiasi serta mendukung penuh upaya serta komintmen Kohati Badko HMI Sultra ini untuk menyelesaikan masalah seperti kekerasan seksual yang saat ini menjadi pandemi.

“Kita dudung upaya Kohati ini karna ini merupakan gerak-gerak kemanusiaan yang tujuannya untuk kebaikan generasi-generasi penerus bangsa yang ada di Sultra,” tegas Irfan.

Laporan : Muh. Arya

 

 

Maba Ini Suratku

Penulis: Hikmah Askar

Maba, ini suratku dari mahasiswa yang telah melalui perjalanan di kampus ini, tempat yang akan menjadi rumah kalian selama beberapa tahun ke depan. Seperti kopi yang memerlukan waktu untuk mencapai cita rasa yang sempurna, begitu juga dengan pengalaman kampus ini yang akan mengisi cawan kehidupan kalian.

Saat kalian melangkah ke dalam Gerbang Kampus ini, rasanya seperti sedang menemukan lembaran baru dalam buku hidup kalian. Setiap langkah yang kalian ambil, setiap sudut yang kalian kunjungi, begitu dalam terasa maknanya. Kampus ini adalah tempat di mana tuhan seakan terselip dalam setiap helaan nafas, membisikan petunjuk dan kebijaksanaan.

Jalanan berbatu di Kampus ini menjadi saksi bisu perjalanan kalian. Setiap bebatuan adalah jejak dalam cerita kalian. Seperti kisah dalam buku, setiap sudut kampus memiliki cerita tersendiri. Taman-taman hijau yang rimbun adalah halaman-halaman yang menunggu untuk kalian isi dengan warna-warna kehidupan.

Namun yang berharga adalah pertemuan dengan sesama penjelajah kampus ini, mereka adalah karakter-karakter dalam buku yang akan menghiasi kisah kalian.

MABA INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah memahami beragam ciri khas mahasiswa di kampus ini, sebagaimana yang terjadi dalam bab yang terus berputar dalam kisah kehidupan. Setiap mahasiswa adalah bagian yang tak terpisahkan dari alur cerita yang lebih luas. Ada yang memancar kan semangat yang berkobar kobar dalam mengejar pengetahuan, seperti bara yang tak pernah padam, dan mereka menjadi sumber inspirasi bagi yang lain dengan dedikasi mereka yang tak tertandingi. Ada juga yang sibuk mencari pengetahuan dalam keheningan perpustakaan, menggali harta ilmu yang tersembunyi di antara halaman-halaman buku dan membentuk karakter yang penuh kebijaksanaan. menjadikan setiap hari di kampus ini bercahaya seperti permata. Sementara itu, ada yang sepertinya tidak terlalu peduli, mengikuti kuliah tanpa keterlibatan emosional yang mendalam, dan bersikap acuh tak acuh terhadap berbagai hal. Dan tentu saja, terdapat aktivis yang penuh semangat, memimpin perjuangan untuk isu-isu yang mereka cintai dengan sepenuh hati.

MABA, INI SURAT KU dari seorang mahasiswa yang telah memahami beragam watak senior di kampus ini. Seperti dalam sebuah drama, setiap satu dari mereka memiliki peran yang unik dalam cerita kehidupan kampus. Ada yang menjadi panutan dalam prestasi akademis, membimbing kalian dalam kerumitan ilmu pengetahuan. Terdapat pula senior yang memberikan wawasan berharga tentang pengembangan diri dan berbagai pengalaman dalam menghadapi berbagai tantangan di luar kampus.

Namun, tidak bisa di abaikan pula senior yang terkesan angkuh merasa dirinya lebih superior dari pada yang lain. Mereka mungkin mencoba menggoda kalian dengan perilaku sombong mereka, bahkan beberapa senior terlibat hubungan asmara dengan MABA. Menciptakan dinamika kompleks dalam komunitas kampus ini. Di sisi lain, ada juga senior yang tampak nya acuh tak acuh terhadap keberadaan MABA, kurang berminat untuk membantu atau memberikan nasihat, menjadikan perjalanan kalian terasa lebih menantang.

Semua senior ini adalah bagian penting dalam cerita kehidupan kampus ini, seperti karakter dalam sebuah narasi. Mereka memberikan berbagai sudut pandang tentang pengalaman menjadi mahasiswa di kampus ini. Pengalaman kalian dengan mereka membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman perjalanan kampus ini dan memberikan inspirasi untuk mengejar impian dengan tekat yang kuat.

MABA, INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah akrab dengan seluruh dosen di kampus ini. Seperti dalam pementasan kehidupan kampus, setiap dosen memiliki peran unik dalam perkembangan kami sebagai mahasiswa. Terdapat yang dengan semangat mengarahkan kami melalui kompleksitas ilmu pengetahuan, seperti panduan yang membimbing dalam labirin pengetahuan, ada juga dosen yang memberi pengetahuan berharga tentang aplikasi praktis dalam bidang studi kami, membuka pintu ke dunia nyata. Meskipun ada yang mungkin yang tampak tegas dan menuntut, mereka akhirnya memberikan pelajaran yang dalam dan berharga tentang mengahadapi tantangan dalam dunia akademik, semua dosen ini adalah pilar utama dalam perjalanan pendidikan kami di kampus ini, dan kami beryukur telah memiliki mereka sebagai mentor.

MABA, INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah menjelajahi berbagai kepingan organisasi dalam kampus ini. Di sepanjang perjalanan kuliah ini, kalian akan menyelami berbagai komunitas, seperti seorang penjelajah yang menapaki sendirian hutan belantara. Pengalaman ini tidak hanya sekedar catatan di daftar prestasi tetapi bagai serangkaian petualangan yang telah membentuk jiwaku.

Di dalam peradaban kampus ini, aku menjadi pelaut yang menjajaki lautan pergaulan, bertemu manusia-manusia berwarna dan bijaksana. Organisasi-organisasi ini adalah pulau yang tersembunyi yang menyimpan hikmah dan pelajaran berharga. Mereka membingkai cerita hidup ku dengan pengalaman yang tak ternilai harganya.

Kepada kalian, para MABA yang berdiri di ambang petualangan baru, jangan lah gentar untuk mengarungi samudera organisasi yang luas ini. Di balik setiap pintu adalah potensi pengembangan diri dan penemuan diri yang dalam, dengan setiap langkahmu, ingatlah bahwa kampus ini adalah labirin berliku yang penuh dengan harta karun pengetahuan dan koneksi. Selamat menjelajah teman- teman, semoga kalian menemukan makna sejati dalam perjalanan ini.

MABA, INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah menjadi aktor dalam setiap drama pertunjukan demonstrasi kampus. Di lingkungan kampus ini, kalian akan merasakan semangat perjuangan yang mendalam yang sama seperti cita rasa kopi yang memerlukan waktu untuk sempurna. Kampus ini akan menjadi tempat di mana kalian belajar bahwa kekuatan terbesar terletak dalam kesatuan untuk mencapai perubahan yang di inginkan.

Ketika kalian ikut serta dalam aksi demonstrasi, kalian seperti karakter dalam buku, menambah lembaran baru dalam sejarah dan mewarnai lembaran-lembaran tersebut dengan harapan dan perubahan. Di tengah perjalanan ini semoga kalian ingat bahwa di dalam kehidupan kampus ini, kalian adalah pemain utama dalam drama perubahan sosial yang tengah berkembang.

Saya telah merenung tentang peran saya dalam setiap aksi demonstrasi. Ini adalah momen introspeksi yang mendalam. Apakah tindakan saya benar-benar sejalan dengan nilai-nilai yang saya anut? Bagaimana saya dapat membuat dampak yang positif dalam perjuangan ini? Saya telah belajar bahwa aksi demonstrasi bukan hanya sekedar berteriak di jalan, tetapi juga tentang menemukan suara hati dan kepercayaan diri untuk berdiri demi apa yang saya yakini

Saat berpartisipasi dalam demonstrasi, kami menghadapi berbagai tantangan, mulai dari cuaca yang ekstrim hingga penolakan yang keras. Namun, kami juga menemukan solidaritas yang kuat di antara sesama mahasiswa. Setiap langkah kami di jalan itu membawa pesan penting tentang perubahan yang harus terjadi. Kami memahami bawah mahasiswa memiliki kekuatan untuk menggerakkan perubahan sosial.

Jadi. MABA, ketika kalian ikut serta dalam demonstrasi, ingatlah bahwa ini adalah bagian penting dari perjalanan kalian sebagai mahasiswa. Ini adalah peluang untuk menyuarakan perubahan yang kalian inginkan dalam Dunia ini. Bersama-sama, kita dapat mencapai cita-cita besar dan menciptakan dampak positif yang akan membawa perubahan yang kita harapkan.

MABA, INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah menulis kan banyak kisah romansa di kampus ini. Seperti dalam novel-novel cinta yang kita baca. Kampus ini juga menjadi panggung bagi berbagai kisah asmara. Di antara buku-buku tebal dan jadwal kuliah yang padat, banyak di antara kita menemukan teman sejati bahkan cinta sejati. Kampus ini adalah saksi dari senyuman gugup pertemuan pertama, perjalanan panjang mengenal satu sama lain, dan moment-moment tak terlupakan yang melibatkan hati. Semua ini menambah warna warni pengalaman kampus, memperkaya kisah hidup yang kita tuliskan dengat setiap langkah kita di sini.

Kisah romansa di kampus ini begitu beragam seperti warna-warna bunga di taman. Ada yang menemukan cinta pada teman sekelas, berbagi buku dan mimpi bersama-sama. Ada juga yang melibatkan diri dalam percintaan yang tumbuh dalam kebersamaan dalam organisasi kemahasiswaan. Beberapa kisah mungkin singkat dan manis seperti puisi, sementara yang lain adalah epik panjang yang terjalin selama bertahun-tahun. Meskipun tidak semua kisah berakhir bahagia, setiap pengalaman romansa di sini adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kami sebagai mahasiswa.

Cinta di kampus ini adalah cerminan dari keragaman kisah kehidupan, seperti berbagai buku di perpustakaan yang saling melengkapi. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kami datang kesini untuk mengejar ilmu, kita juga menemukan pelajaran berharga tentang cinta, komitmen dan pengorbanan. Jadi maba, saat kalian menjalani perjalanan kampus ini bersiaplah untuk mengukir kisah romansa kalian sendiri di antar bab-bab dalam buku kehidupan yang tak terduga dan indah.

MABA, INI SURATKU dari seorang mahasiswa yang telah menjatuhkan air mata sampai mengisi cawan kehidupan di kampus ini. Seperti hujan yang Kadang-kadang mengguyur kampus ini, ada saat saat di mana tekanan akademik, tantangan sosial, atau kegagalan pribadi membuat kalian merasa terluka dan lelah. Namun, ingatlah bahwa setiap tetes air mata yang jatuh adalah bagian dari proses tumbuh dan belajar. Itu adalah tanda bahwa kita telah berani mencoba, berani gagal, dan berani untuk bangkit kembali. Air mata itu juga mengingatkan kita bahwa di balik setiap kesulitan ada pelajaran berharga yang akan membantu kita tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri

MABA, ini adalah surat ku untuk kalian, para protagonis dalam kisah kampus ini, kampus ini adalah dunia yang menunggu untuk di jelajahi, dan mungkin tersimpan dalam setiap detik yang berlalu, akan memberikan untuk melangkah maju.

Selamat menjalani setiap bab dalam buku kampus ini. Jadilah penjelajah yang berani, penikmat ilmu yang lapar, dan pencari makna yang penuh semangat. Selamat menulis kisah kampus yang tak terlupakan.

MABA, ini suratku dari mahasiswa yang telah melalui bab-bab berwarna di kampus ini. Saat kalian menemukan diri kalian terjebak dalam momen kebingungan atau ketidakpastian, ingatlah bahwa kalian tidak sendirian. Kami, para senior, adalah teman yang selalu siap untuk membantu kalian menavigasi air yang kadang deras, namun penuh dengan keindahan.

Kampus ini lebih dari sekadar bangunan dan mata kuliah. Ini adalah jaringan hubungan, pertumbuhan diri, dan penemuan kekuatan yang mungkin sebelumnya kalian tidak ketahui. Ini adalah tempat di mana kalian akan belajar, mengenal, tumbuh, dan menemukan diri kalian sendiri.

Jadi, MABA, sambutlah kampus ini dengan mata terbuka dan hati yang lapang. Ini adalah awal dari petualangan yang menarik. Ini adalah waktu untuk menemukan potensi tersembunyi kalian, baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam diri kalian sendiri.

Penulis adalah salah satu mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Staf Ahli Kemenag RI, Abu Rochmad Sebut KKN EXPO IAIN Kendari Patut Jadi Contoh Kampus Lain

Kendari, Objektif.id – Staf Ahli Menag Bidang Hukum dan Moderasi Beragama Republik Indonesia Abu Rochmad, resmikan KKN EXPO Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari tahun 2023 di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendari, Minggu (3/9/23).

Pantauan Objektif.id di lokasi, terdapat berbagai macam produk baik itu produk kecantikan, produk kesehatan, kerajinan tangan, pupuk organik, dan masih banyak lagi produk dipamerkan pada Expo tersebut.

Abu Rochmad mengatakan ajang KKN EXPO IAIN Kendari ini menunjukkan bahwa KKN dapat menghasilkan produk yang kreatif, khas sesuai dengan daerah tempat mahasiswa mengikuti KKN “Model Expo KKN seperti ini bisa di copy di tempat-tempat di kampus-kampus yang lain,” kata Abu Rochmad, Minggu (3/9/23).

Selain itu, lanjut Abu Rochmad ajang KKN EXPO ini juga menunjukkan bahwa KKN itu dapat menghasilkan produk yang kreatif, khas sesuai dengan wilayah mahasiswa itu melaksanakan KKN. Selain itu, hal ini juga bagian dari pengamalan teori yang pernah dipelajari di bangku kuliah lalu di praktekkan di tempat KKN.

“Sarana untuk mengasah juga kepekaan mahasiswa bagaimana mereka melihat berbagai persoalan yang di hadapi masyarakat untuk di Carikan solusinya”, Katanya.

Untuk diletahui, sebanyak 218 Produk dari berbagai kategori: makanan, kecantikan, kesehatan, kerajinan tangan, pupuk organik serta inovasi yang ditampilkan pada KKN Expo. Ini merupakan hasil karya dari 1.112 mahasiswa yang terdiri dari 1070 mahaiswa KKN Reguler, 30 mahasiswa KKN Nusantara Moderasi Beragama, dan 20 mahasiswa KKN Kerjasama dengan total jumlah 180 posko.

Laporan : Melvi Widya

Editor : Redaksi

 

Pamerkan Kerajinan Tangan Dari Kerang, Mahasiswa KKN Kerjasama Desa Labengki Raih Juara 1

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa KKN Kerjasama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Sulawesi di Desa Labengki, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara sukses meraih juara pertama pada kegiatan KKN Expo yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, pada Minggu, 3 September 2023.

Kerajinan yang berasal dari kerang yang hanya terdapat di Desa Labengki ini  merupakan inovasi baru yang di buat oleh Mahasiswa KKN Kerjasama Desa labengki yang direncanakan akan terus dikembangkan hingga menjadi ciri khas dari Desa tersebut sehingga dapat menjadi cendramata bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Labengki.

Fitri, salah satu mahasiswa KKN Kerjasama asal IAIN Kendari mengatakan dalam pembuatan kerajinan tersebut, dibutuhkan waktu selama lima hari untuk satu kerajinan, mulai dari awal hingga tahap akhir kerajinan ini. Hal itu disebabkan karena tiap sisi dari kerajinan tersebut harus dikerjakan secara bertahap.

“Dalam proses pembuatan butuh  waktu selama lima hari untuk satu kerajinan, karena melalui begitu banyak proses mulai dari proses  susun kerangnya di satu sisi terlebih dahulu. Setelah kering, disusun pasir yang sudah dicampur dengan lem, Terus dikeringkan lagi. Setelah itu, lanjut ke sisi yang lain,” kata Fitri saat ditemui Objektif.id

Selaras dengan itu, Sulfikar salah satu dewan juri dari perwakilan asesor manajemen mutu industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Kendari mengaku terpukau dengan kerajinan yang di tampilkan oleh KKN Kerjasama dan mengharapkan produk tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat di pasarkan.

“Terkait dari hasil karya mahasiswa ini mereka sangat luar biasa tidak kalah bersaing dari produk UMKM yang ada makanya tadi saya sampaikan itu supaya ada komunikasi lebih lanjut dengan pihak-pihak yang bisa membantu mereka dalam hal ini bisa dijual ke toko-toko ataupun ke pusat oleh-oleh,” ungkapnya.

Penulis : Tessa ASN

Seorang Kariawan di Salah satu Perusahaan di Kendari Tewas Tersengat Listrik

Kendari, Objektif.id – Seorang karyawan PT Tunggala Prima Teknik Kendari Suparta Yasa asal warga Desa Pondidaha, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe tewas usai tersengat listrik.

Peristiwa nahas itu terjadi Rabu (2/9/23) pukul 09.00 wita di Jl. Antero Hamra tepatnya di Kali Kadia Kecamatan Kadia, Kota Kendari.

Dimana Suparta Yasa asal bersama Junaidi dan dua rekan kerja dari PT Tunggala Prima Teknik sedang melakukan pengalihan arus listrik.

Junaidi salah satu rekan korban mengatakan, peristiwa itu bermula ketika Suparta Yasa sedang berada di atas tiang listrik sedangkan rekan-rekan memantau dari bawah.

Tiba-tiba tubuh Suparta Yasa gemetar lalu pingsan dengan posisi tergantung, melihat hal itu Junaidi dan rekan kerja lainya langsung melakukan upaya pertolongan.

“Saya langsung naik untuk evakuasi korban, saya tarik tangannya sebisa mungkin supaya lepas dari kabel yang melekat di tangannya,” kata Junaidi Rabu (2/9/23).

Usai disengat listrik, Suparta Yasa langsung dibawah ke Rumah Sakit Korem Kendari untuk dilakukan pertolongan.

“Di sana tadi masih berdenyut nadinya, cuman sampai disini ditangani dokter mulai melemah denyut nadinya,” kata Junaidi salah satu rekan kerja korban.

Pantauan di lokasi, terlihat puluhan rekan kerja Suparta Yasa menyaksikan jenazah korban dibungkus dengan kain batik dimasukan ke mobil jenazah untuk dikebumikan di kampungnya.

Reporter: Omo
Editor : Asrina