Dua Sisi

Objektif.id – Dua sisi di sini adalah sebuah kondisi, latar belakang, dan perasaan dari seseorang yang tersembunyi atau dapat dikatakan hanya tuhan dan ia seorang saja yang tahu.

Kisah ini bercerita tentang dua kehidupan yang berbeda, dimana terdapat dua anak manusia yang berusaha bertahan dari jerat derita yang mereka alami.

Kisah pertama, seorang pria bernama Aldan merupakan remaja 18 tahun yang berasal dari keluarga terpandang. Orang-orang jika melihat statusnya pasti berpikiran bahwa kehidupannya bahagia dan tercukupi. Namun, yang tidak semua orang tahu adalah kehidupannya jauh dari kata bahagia.

Semuanya bermula pada kejadian dua tahun lalu. Aldan saat itu tengah mengendarai mobilnya selepas dari sekolah. Saat di persimpangan jalan rem mobilnya tiba-tiba blong, ia mencoba mengendalikan mobilnya namun naasnya takdir berkata lain, mobil tersebut oleng kemudian menabrak dan menewaskan sebuah pengendara motor yang di kendarai oleh seorang ibu yang sedang membonceng anaknya.

Kejadian tersebut berlalu begitu cepat. Persidangan pun di mulai yang tentunya dimenangkan oleh pengaruh privilege keluarga Aldan. Namun, sayangnya akibat dari peristiwa itu hanya menyisakan perasan trauma yang mendalam hingga percobaan mengakhiri hidup tak luput ia lakukan. Jika saja ia tidak meminum pil penenang mungkin ia tak akan bertahan hingga detik ini. Ibaratnya, jasadnya utuh, tetapi jiwanya mati.

Kisah kedua, bercerita tentang seorang perempuan bernama Ana berusia 14 tahun dan berasal dari keluarga menengah tidak kaya dan tidak miskin juga. Ia merupakan seorang gadis yang ceria, mudah bergaul, dan tentunya senang menolong orang yang kesusahan.

Dibalik sifatnya yang ceria ada tertanam sebuah rahasia yang bahkan keluarganya sendiri pun tidak mengetahuinya. Yah, ia terjangkit penyakit leukimia akut yang kapan saja dapat merenggut jiwa-raganya. Penyakit ini diketahuinya dua tahun lalu, saat setiap kali kepalanya sering sakit dan juga kadangkala mimisan.

Bukannya tidak ingin memberitahukan hal tersebut kepada keluarganya hanya saja, ia tidak sanggup melihat kesedihan yang terpancar dari raut wajah keluarganya. Mengingat kedua orang tuanya juga harus bekerja keras untuk membiayai sekolah adik dan kakaknya.

Ana di usianya yang masih terbilang di bawah umur harus dipaksa dewasa oleh keadaan. Kehidupannya sekarang, selalu tergantung pada obat-obatan hingga tiba saatnya obat tersebut tak mampu lagi menunjang kehidupannya. Sedang, untuk menjaga kewarasannya tetap stabil yang dapat dia lakukan hanyalah terus berdoa kepada Tuhan.

TAMAT

Penulis: Tesa Ayu Sri Natari
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Tesa Ayu Sri Natari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *