IAIN Kendari komitmen dukung Mukernas PPMI ke-XVI  di Kampus

Kendari, Objektif.id – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Ke – enam belas (XVI) di IAIN Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pada pegelaran kegiatan nasional yang akan dilaksanakan di September mendatang, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers IAIN Kendari menjadi tuan rumah Mukernas PPMI yang ke-XVI tahun 2025.

Rektor IAIN Kendari, Prof Husain Insawan, mengatakan bahwa pada kegiatan Mukernas PPMI di IAIN Kendari itu termasuk momentum yang baik karena membawa nama kampus, dan ajang ini juga menjadi pertemuan insan Pers di tigkat Mahasiswa secara nasional.

“Kegiatan ini perlu kita dorong, dan pada prinsipnya Mukernas PPMI ini kita dukung dan suppor sesuai dengan kemampuan,” katanya.

Husain menyamapaikan bahwa pada Mukernas tersebut pihaknya berkomitmen dengan menyediakan sarana dan prasana sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan baik.

“Kita siapkan fasilitas yang dibutuhkan pada saat musyawarah kerja nasional, seperti gedung, ruangan, sound sistem, dan penginapan,” ujarnya, Selasa, 1/ 7/ 2025.

Dia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut juga bagian dari penguatan, baik dari sisi kelembagaan maupun insan Pers. Hal ini menjadi langkah-langkah yang memberikan penguatan kepada pers mahasiswa terkhususnya di Kampus yg ia pimpin.

Husain berharap, pada kegiatan ini UKM Pers IAIN Kendari agar dapat terus memberikan kontribusi positif guna membawa citra baik kampus di mata publik.

“Harapannya semoga Pers Mahasiswa kedepannya bisa semakin maju, berkembang, kemudian berita-beritanya juga bisa semakin bernilai dan memberikan kontribusi positif bagi kampus kita” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Mukernas PPMI Harpan Pajar mengatakan bahwa dukungan serta komitmen dari Rektor untuk menyukseskan kegiatan ini sangat memberikan kesan positif.

“Ini bukti dari sikap keterbukaan kampus terhadap kegiatan pers mahasiswa. Walaupun selalu kritis namun kampus menyambut baik Mukernas ini digelar di IAIN Kendari” ungkap Harpan.

Selain itu Mukernas ini juga merupakan sejarah baru untuk pers mahasiswa di Sultra terkhusus nya di kota Kendari. “Ini merupakan kegiatan pertama PPMI tingkat Nasional yang diadakan di Kota Kendari” ujarnya.

Gelar Dialog Publik, Oasis Sultra Angkat Isu Kebebasan Berpendapat Keberkahan atau Petaka

Kendari, Objektif. id – Pengurus Organisasi Akademisi Mahasiswa Islam (Oasis) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan bazar dan dialog publik disalah satu warkop yang ada di Kota Kendari pada Minggu (1/10/2023), sekira pukul 21.00 Wita.

Pantauan Objektif.id, dialog yang mengusung tema “Kebebasan Berpendapat, Keberkahan atau Petaka” ini dihadiri puluhan organisasi mahasiswa lingkup Sultra. Tidak hanya itu, Terlihat pula beberapa lembaga kemahasiswaan internal kampus UHO dan IAIN Kendari.

Hadir sebagai narasumber, Ivansyah mengatakan tema yang diangkat jika dipandang dari segi perspektif demokrasi para pemimpin orde lama dan orde baru mereka berkata bahwa, kepemimpinan mereka adalah demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila tapi pada penerapannya cenderung otoriter.

Dimaksudkan otoriter, kata Ivansyah, karena segala bentuk kekuasaan dan media itu berada dalam pengendalian pusat penguasaan. Sehingga, dengan itu kurangnya kebebasan berpendapat bagi masyarakat yang tidak terlibat dalam bagian pemerintahan.

Oleh karena itu lanjut Ivansyah, kebebasan berpendapat di dalam term agama Islam itu sama sekali tidak ada paksaan.

“Kalau kita bandingkan antara keberkahan atau petaka, dia masuk dalam konteks dikeberkahan karena Allah sendiri yang mengajarkan bahwa seharusnya kita bisa bersikap, kita punya pandangan tapi pandangan dan sikap itu harus kita pertanggungjawabkan apapun konsekuensinya,” ucap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu.

Sementara itu, Ibnu Qayyim salah satu mahasiswa asal IAIN Kendari mengatakan, diera sekarang ini banyak mahasiswa sebagai penyambung suara rakyat begitu apatis serta malas pusing terhadap gerakan-gerakan kemanusiaan baik itu di lingkup kampus maupun di luar kampus.

Dirinya berharap mahasiswa hari ini yang telah dilegitimasi sebagai agent of change, ketika paham tentang sebuah ilmu pengetahuan, paham tentang hukum namun untuk tidak mendiamkan adanya beberapa problem-problem yang terjadi.

“Saya berharap kepada mahasiswa jangan menutup mulut, telinga, dan mata terhadap apa yang terjadi kedepan” pungkasnya.

Reporter : Ian Aristiawan
Editor: Rizal Saputra

Stop!! Kekerasan dalam Dunia Pendidikan

Objektif.id – Sekolah adalah tempat untuk proses belajar mengajar. Seorang guru harus mendidik muridnya-muridnya agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang baik.

Seorang guru juga sangat berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, agar dapat melekat dalam benak murid yang dia didik. Jika seorang guru tidak memperhatikan hal yang demikian maka hal yang buruk dapat terjadi pada murid itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan pun, sangat perlu di latih yang namanya kecerdasan emosi untuk para siswa.

Jangan hanya terfokus melatih kebiasaan kognitif,sebeb melatih kognitif itu lebih mudah di banding melatih emosional.

Melatih emosional siswa merupakan hal yang sangat penting untuk dilatih untuk membentuk karakter seorang siswa di masa depan. Seperti menjadi orang yang konsisten, komitmen, berintegritas tinggi, berpikiran terbuka, jujur, dan adil. Tak hanya itu, pelatihan emosional juga membuat siswa memiliki prinsip, visioner, percaya diri, dan bijaksana. Karena hal itu bukan hal yang mudah untuk di bentuk dalam diri masing-masing terkhusus untuk para pelajar.

Yang tidak kalah pentingnya, peran orang tua dalam menyikapi anak-anaknya. Seorang tualah atau wali murid yang harus mengontrol siswa saat pulang dari sekolah.

Biasanya anak-anak memiliki karakter yang tidak terpuji di sebabkan karena orang tua yang kurang perhatian kepada anaknya, membiarkan anaknya bebas atau tidak memberi batasan, dan orang tua yang bercerai.

Bercerainya kedua orang tua, terkadang menyebabkan psikologi anak tertekan dan biasanya seorang memilih pergaulan yang bebas.

Hal yang seperti itulah yang kerap menyebabkan siswa melakukan kekerasan kepada siswa yang lainnya.Sehingga banyak siswa yang menjadi korban bahkan nyawanya melayang karena kekerasan tersebut.

Adapun kejadian yang sering terjadi di sekolah dan di luar sekolah adalah tawuran antar siswa, pengeroyokan, penggunaan narkotika, pergaulan bebas, pembullyan dan lain sebagainya.

Siswa yang menjadi korban terkadang tak mau lagi bersekolah sebab trauma atas kejadian yang menimpanya bahkan terkadang siswa nekat untuk bunuh diri di sebabkan karena hal yang demikian.

Oleh karena itu orang tua atau wali murid serta guru yang berada di sekolah harus lebih mempertikan anak atau murid-muridnya agar bangsa kita memiliki generasi penerus.

“Ian Aristiawan (penulis) merupakan mahasiswa IAIN Kendari, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Semester 3 (tiga). Dia seorang Jurnalis muda Objektif.id yang direkrut melalui Diklatsar jurnalistik UKM Pers IAIN Kendari tahun 2023. Foto: Ian Aristiawan/Objektif.id”.

Penulis: Ian Aristiawan

Editor: Rizal Saputra