Saranjana: Kota Ghaib yang diyakini keberadaannya di Kalimantan

Objektif.id – Saranjana atau dikenal dengan nama Kota Ghaib merupakan film horor terbaru yang menarik banyak perhatian mayarakat Indonesia. Film ini diproduksi oleh Darihati Films dan tayang perdana pada akhir Oktober 2023 oleh DHF Entertainment yang disutradarai oleh Johansyah Jumberan dan Ridho Ivander Rama.

Film yang berdurasi 98 menit ini, sekarang viral di media sosial dan menarik perhatian publik tentang sebuah kota gaib yang diyakini keberadaannya oleh warga Kalimantan dan dihuni oleh jin-jin Islam. Kota ini sangat modern dan maju, dilihat dari gedung-gedung yang bertingkat, kemewahan, dan teknologinya jauh lebih canggih perkembangan nya dibandingkan dunia nyata pada film ini.

Aktor dalam film ini, diperankan oleh Adinda Azani sebagai Shita, Betari Ayu sebagai Fitriah, Lutfhi Aulia sebagai Rendy, Ajeng Fauziah sebagai Vey, Mouris Sam sebagai Anwar, M. Adhiyat sebagai Hendra, Gusti Gina sebagai Hamidah, Irzan Faiq sebagai Dion dan aktor lainnya.

Diawal film, dikisahkan sebuah band bernama Signifikan asal Jakarta sedang melakukan tour konser musik di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Anggota band tersebut adalah Rendy, Dion, Vey, Shita dan sang manajer bernama Fitriah.

Sebelum kembali ke Jakarta, Shita (sang vokalis) mengalami kejadian mistis saat sedang beristirahat di sebuah kamar hotel. Tak lama kemudian, Shita dikabarkan hilang secara misterius dari kamarnya dan membuat teman-teman bandnya panik dan pergi untuk mencarinya.

Setelah ditelusuri informasi nya, Shita diduga terjebak di kota sebelah (Saranjana). Kota ini adalah Kota Ghaib yang tidak dapat dilihat oleh mata orang biasa. Konon, jika seseorang sudah dibawa ke Kota Saranjana, kecil kemungkinan orang tersebut akan kembali. Kecuali, dia sendiri yang mau pulang.

Dalam perjalanan mencari Shita banyak kejadian-kejadian mistis yang harus dilalui, mereka harus berupaya hanya dalam tujuh hari untuk membawanya keluar dari sana. Jika lewat dari itu, mereka harus mengikhlaskan Shita gadis berparas cantik yang juga merupakan vokalis band Signifikan.

Selain itu, penonton juga disuguhkan dengan adegan yang menegangkan dimana Fitriah dan kelompok musisinya rela gugur demi mencari Shita yang berada di Saranjana yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang pilihan.

Dari film ini, kita bisa menyaksikan perjuangan sahabat yang sesungguhnya, sedikit dari kita semua memiliki teman yang setara dengan film tersebut. Petualangan kelompok musisi band yang rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan vokalisnya sehingga bisa keluar dari Kota Saranjana.

Akan kah mereka selamat? Apakah mereka berhasil menemukan Shita dan membawanya pulang dari kota Saranjana?

Film ini masih ditayangkan di Bioskop terdekat. Jangan dilewatkan keseruannya, perjuangan Musisi tersebut penuh dengan adegan yang menegangkan dalam menghadapi tantangannya yang penuh dengan misteri dalam upaya menyelamatkan temannya yang berada di Saranjana: Kota Ghaib.

Penulis: Andika
Editor: Melvi Widya

Air Mata di Ujung Sajadah

Objektif.id – Film “Air Mata di Ujung Sajadah” yang disutradarai oleh Key Mangunsong, merupakan salah satu film Indonesia terbaru dengan mengusung tema drama keluarga yang mampu menguras air mata melalui topik yang diangkat yakni tentang pengorbanan, keikhlasan,dan arti keluarga sesungguhnya.

Film ini akan membawa penonton ke dalam kisah yang mengharukan terhadap pilihan, yaitu antara memilih cinta dan kasih sayang atau memilih menjadi ibu asuh dan ibu kandung.

Melalui penayangan perdananya pada tanggal 7 September 2023, menceritakan seorang ibu bernama Aqilla yang ditinggalkan suaminya karena kecelakaan dan melahirkan seorang bayi laki-laki dari pernikahannya yang tidak direstui oleh ibunya Halimah. Halimah yang tidak merestui pernikahan anaknya lantas berbohong kepada Aqilla bahwa bayi yang dilahirkannya meninggal. Namun yang terjadi sebenarnya bahwa ia memberikan cucunya pada sang kariawan Arif dan Yumna, mereka adalah pasangan yang sudah lama menikah namun belum memiliki anak.

Setelah itu Aqilla kemudian memutuskan meniti karier di Eropa dengan menghabiskan waktunya disana yang penuh rasa kesepian akibat masa lalu.
Memasuki tahun ke tujuh sejak saat ia ke Eropa, Halimah tiba- tiba jatuh sakit. Sehingga hal itu yang membuat Aqila kembali menuju Indonesia, Sesampainya di Solo ia kaget dengan apa yang disampaikan ibunya, Halimah mengungkapkan bahwa Putra kandungnya masih hidup yang diberi nama Baskara dan selama ini dibesarkan oleh Arif dan Yumna.

Mengetahui putra sulungnya masih hidup, Aqilla kembali menumbuhkan harapan dan masa depannya. ia ingin menjalani hari-harinya bersama Baskara. Namun rencana mengembalikan anaknya ternyata tidak semudah itu, Ia mengalami dilema besar karena keberadaan Arif dan Yumna yang telah merawat anaknya dengan sepenuh hati serta tidak pernah pamrih layaknya orang tua kandung. Hal itulah yang membuat Aqilla tak enak hati.

Tidak hanya Aqilla, kegundahan juga muncul di hati Arif dan Yumna. Mereka merasa bersalah jika bersikukuh mempertahankan satu-satunya kebahagiaan Aqilla. Tetapi disisi lain mereka juga tidak sanggup kehilangan Baskara yang sudah dianggap seperti anak sendiri yang dibesarkan tulus dan penuh dengan cinta.

Ditengah keresahan serta kebimbangan yang bergejolak, mereka tetap mencari solusi terbaik untuk berusaha menekan keegoisan masing-masing. bahwa apa yang didapatkan didunia hanya sebuah titipin dari Allah tugas kita hanya merawat, mengasihi dan menyayangi.

Diawal film ini, bisa disaksikan bahwa penulis berusaha untuk menyampaikan pesan jika keikhlasan adalah kunci kebahagiaan yang sesungguhnya, ketika mengalami kesulitan kita tidak boleh mengotori hati nurani dan bersifat egois. Ketabahan Aqilla terhadap kebohongan sang ibu membuat kita belajar bahwa semua akan jauh lebih mudah ketika kita mencoba ikhlas terhadap apa yang sedang kita alami.

Selain dari pada itu, penonton juga disuguhkan adegan mengharukan ketika Aqilla untuk pertama kalinya bertemu sang anak yang berpisah dengan dirinya selama bertahun-tahun, ia memandangi Baskara dengan penuh cinta dan kerinduan. walaupun ia dianggap orang lain oleh darah dagingnya sendiri namun Ketegaran Aqilla membuat kita belajar bahwa seorang ibu rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan sang anak.

Dari film ini, kita mendapat pelajaran bahwa kasih sayang muncul tidak hanya karena kita punya hubungan darah, tetapi ketika kita tulus dan menyayangi seseorang maka orang tersebut bisa dapat ketulusan sekaligus merasakan kebaikan kita.

Pada akhirnya semua ibu ingin mewariskan sebuah cerita yang luar biasa kepada anaknya. bahwa kasih sayang seorang ibu tiada batasnya hingga rela mengorbankan kebahagian sendiri demi kebahagiaan anaknya dengan menjadi sosok yang tegar demi melindungi sang anak.

Sutradara: Key Mangunsong
Produser: Ronny Irawan
Ditulis oleh: Nafa Urbach
Skenario: Titien Wattimena
Cerita: Ronny Irawan
Pemeran:
Titi Kamal
Jenny Rachman
Fedi Nuril
Citra Kirana
Penata musik: Andi Rianto
Sinematografer: Ipung Rachmat Syaiful, I.C.S
Penyunting: Kelvin Nugroho
produksi: Beehave Pictures Multi Buana Kreasindo Productions
Tanggal rilis: 7 September 2023
Durasi: 105 menit
Negara: Indonesia
Bahasa: Indonesia

Penulis: Wahida
Editor: Harpan Pajar