Pasca Tragedi Jembatan Teluk Kendari saatnya Saling Peduli dan Menguatkan

Kendari, Objektif.id — Dari lengkung Jembatan Teluk Kendari, senja kerap menyapa dengan panorama yang menenangkan. Setiap langkah yang melintasinya menyimpan kisah mulai dari pertemuan yang penuh harap hingga perpisahan yang tak terucap. Lebih dari sekadar infrastruktur, Jembatan Teluk Kendari telah menjadi ruang perlintasan yang menyatukan kehidupan, cerita, dan perubahan Kota.

namun, beberapa peristiwa duka sering kali terjadi disitu. Berangkat dari kondisi gejolak batin yang kehilangan rasa aman dalam diri sendiri. Saat pikiran terasa buntu, hidup seolah tak lagi memberi ruang, sebagian orang merasa jembatan jadi jalan keluar untuk mengakhiri hidup. Padahal, keamanan sejati bukan soal tempat fisik, tapi bagaimana kita menjaga kestabilan mental kita. Menenangkan diri, berbagi cerita, dan mencari bantuan adalah cara sederhana namun penting untuk menjaga nyawa karena kamu tetap berharga, bahkan di tengah kegelapan. 

Jembatan Teluk Kendari adalah sebuah jembatan kabel pancang di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara yang melintasi Teluk Kendari dan menghubungkan Kecamatan Kendari dengan Kecamatan Abeli di sisi Selatan Teluk. Jembatan ini dibangun oleh PP Construction & Investment dan Nindya Karya, yang kemudian diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Jembatan ini diklaim dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari kawasan Kota Tua Kendari di sisi Utara ke Wilayah Selatan Kendari seperti Pelabuhan Bungkutoko dan Kecamatan Poasia dari sekitar 25-30 menit menjadi 3-5 menit.

Sejak diresmikan, Jembatan Teluk Kendari telah menjadi ikon baru Kota Kendari. Akan tetapi dibalik keberadaannya itu, tercatat lima kejadian darurat yang ditangani oleh tim Search And Rescue (SAR). “Lima yang ditangani oleh tim SAR, sementara yang selamat tanpa operasi SAR saat kejadian langsung diselamatkan masyarakat, sementara operasi kasus basarnas turun itu ada lima, perempuan dua dan laki-laki tiga,” ucap Wahyudi, Humas Basarnas Kendari, saat ditemui di Kantor Basarnas Kendari, Kamis, 12 Juni 2025.

Data ini menjadi pengingat bahwa di balik kemegahan, selalu ada sisi kemanusiaan yang tak boleh luput dari perhatian.

Jembatan Teluk Kendari tak hanya menyambungkan dua daratan, tapi juga menyentuh sisi emosional banyak orang. Di beberapa kejadian, tak sedikit yang datang ke jembatan ini dalam kondisi batin yang tak stabil. Menanggapi hal itu, Kapolsek Kendari menekankan pentingnya perhatian dari lingkungan sekitar terlebih peran keluarga.

“Peran lingkungan sangat penting dalam menjaga kondisi psikologis seseorang, terutama dukungan keluarga,” ucap Kepala Kepolisian Kota Kendari, Andriyas Sayor, saat ditemui di Kantor Polsek Kendari, Kamis, 12 Juni 2025

Pernyataan ini memperkuat pesan bahwa mencegah jauh lebih penting daripada menangani, dan bahwa kepedulian sosial bisa menjadi jembatan penyelamat bagi banyak jiwa.

Sebagai upaya meningkatkan keamanan di Jembatan Teluk Kendari, pemerintah tengah merancang penambahan fisik berupa pagar penghalang di sisi jalan. Struktur tambahan ini direncanakan untuk meminimalisir potensi risiko, khususnya di titik-titik rawan yang selama ini kerap dijadikan tempat singgah atau duduk oleh warga.

Sambil menunggu proses pembangunan pagar rampung, pemerintah telah mendirikan posko pengamanan sementara di sekitar area jembatan. Petugas ditempatkan untuk memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di tepi pagar, demi menjaga keselamatan bersama.

Langkah ini diambil sebagai respons atas sejumlah kejadian yang tercatat sebelumnya, sekaligus bentuk komitmen pemerintah dalam menciptakan ruang publik yang aman, tertib, dan tetap nyaman untuk dinikmati.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kesehatan jiwa sering kali terlupakan padahal di sanalah letak keseimbangan diri yang paling hakiki. Luka batin tak selalu tampak di wajah, tapi bisa membebani langkah dan melemahkan harapan. Merawat jiwa bukan hanya tugas pribadi, tapi tanggung jawab bersama: dengan saling mendengar, memahami, dan hadir bagi satu sama lain, sekalipun hanya lewat hal kecil yang tampak sepele.

Keamanan bukan sekadar soal penjagaan fisik atau aturan yang tertulis di papan larangan. Ia adalah rasa tentang betapa setiap orang bisa melangkah tanpa was-was, beristirahat tanpa curiga, dan menjalani hidup tanpa rasa takut. Dalam kehidupan bermasyarakat, keamanan adalah fondasi utama yang menopang keharmonisan. Tanpa rasa aman, kebersamaan bisa rapuh, dan kepercayaan mudah runtuh.

Ketika masyarakat saling menjaga, bukan hanya dari tindak bahaya, tapi juga dari beban batin dan tekanan sosial, di sanalah rasa aman tumbuh. Peran aparat, pemangku kebijakan, hingga warga biasa semuanya penting. Karena menjaga keamanan bukan hanya tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama. Bahwa setiap langkah kecil, dari mengingatkan hingga melindungi, memberi kontribusi besar bagi ketertiban.

Lingkungan yang sehat secara emosional lahir dari sikap peduli dan kepekaan terhadap sesama. Ketika satu orang mulai memperhatikan, yang lain akan merasa dihargai. Dan ketika perhatian menjadi kebiasaan, maka kota ini tak hanya ramai oleh suara, tapi juga hangat oleh rasa aman dan saling percaya. Ketentraman bukan soal sepi, tapi soal hati yang merasa tidak sendirian.

Maka mari bersama menjaga ruang ini rumah yang kita sebut kota agar tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga lembut dalam jiwa. Bukan sekadar membangun pagar dan pos penjagaan, tapi juga membangun empati dan ikatan sosial yang erat. Sebab damai bukan hanya mimpi, ia bisa nyata jika kita semua berjalan dalam langkah yang peduli dan sadar bahwa jiwa yang tenang adalah pondasi bagi hidup yang utuh.

Beban Psikologis Modern, Penyebab Fenomena Bunuh Diri Akibat Stres

Objektif.id – Pada masa pertumbuhan pentingnya menjaga kesehatan mental adalah satu hal yang harus menjadi bahan perhatian. Mengapa?

Karena, lingkungan yang semakin kompleks dan penuh tekanan cenderung menggiring seseorang mengalami gangguan kesehatan mental atau akrab disebut sebagai stres. Penyebab stres bisa sangat beragam dan dapat menimpa siapapun mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Berbagai reaksi yang terjadi pada tubuh saat kita mengalami stres bisa bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Keadaan ini, dapat kita kendalikan dengan menjaga mental kita tetap stabil.

Lantas apa sih sebenarnya stres itu? 

Stres adalah suatu bentuk tekanan fisik dan psikologis yang muncul saat menghadapi kondisi yang terasa berbahaya. Mudahnya, stres adalah cara tubuh memberikan tanggapan atas ancaman, tekanan, dan tuntutan yang muncul. Saat merasakan adanya ancaman, sistem saraf akan memberikan respons dengan cara merilis aliran hormon kortisol dan adrenalin. Kedua jenis hormon ini bisa memicu munculnya reaksi pada tubuh, misalnya jantung yang berdetak lebih cepat, otot tubuh terasa menegang, nafas memburu, dan tekanan darah yang mengalami peningkatan.

Istilah stress ini semakin akrab di kalangan masyarakat. Sebab, munculnya fenomena kasus bunuh diri terutama pada kalangan anak muda, karena mengalami gangguan kesehatan mental atau stres yang tidak mendapatkan penanganan dengan baik. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan stres:

Tuntutan Pekerjaan 

Beban kerja yang berat dan deadline yang padat adalah salah satu penyebab munculnya stres. Sebab, tuntutan pekerjaan yang harus selesai tepat waktu menyebabkan seseorang kurang tidur atau insomnia. Kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji dapat mengganggu stabilitas tubuh, hal itulah kadangkala menimbulkan masalah psikis karena tidak memperhatikan kondisi fisik yang kelelahan sehingga menimbulkan gejala awal penyebab stres.

Masalah Finansial 

Di zaman modern seperti sekarang, kesulitan keuangan atau ketidakpastian ekonomi dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Sebab, kemajuan pertumbuhan ekonomi yang kian meningkat pesat, sehingga masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah terkadang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal dan perawatan kesehatan.

Peningkatan harga barang dan layanan, dapat membuat biaya hidup meningkat dan menimbulkan finansial stres.

Hubungan Percintaan

Salah satu penyebab yang paling banyak adalah hubungan asmara yang dapat memicu masalah mental seperti stres. Sebab, di zaman sekarang hubungan asmara juga telah menjangkiti anak dibawah umur, yang mana mereka belum tau mana benar dan mana salah, sehingga berpotensi menyebabkan hubungan yang tidak sehat seperti, hubungan toxic, putus cinta, kekerasan, terjerat pergaulan seks bebas dan paling parah adalah munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Tuntutan keluarga

Keluarga adalah rumah pertama yang seharusnya melindungi anak dari kejamnya dunia. Namun, seringkali tuntutan dan harapan keluarga yang menyebabkan gangguan mental pada anak karena mengharapkan kesuksesan karir, akademik bahkan pasangan sesuai dengan apa yang mereka mau, tanpa memahami keinginan dan pilihan apa yang mereka harapkan. Maka dari itu, pentingnya pendekatan orang tua dan anak membangun komunikasi yang sehat agar dapat mencegah stress yang disebabkan oleh tuntutan yang berlebihan.

Lingkungan sosial

Sebagai makhluk sosial, tentunya sebagian waktu kita akan habis untuk bersosialisasi. Namun, lingkungan yang kurang baik dapat meningkatkan resiko terjadinya stres. Kehidupan sosial yang relatif maju memicu adanya perbedaan strata sosial. Sehingga, orang bersikap hanya kepada kelompoknya masing-masing.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuannya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan susah mengendalikan diri dan pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Kesehatan mental sangat penting karena akan mempengaruhi bagaimana kita berperilaku. Oleh karena itu, jagalah kesehatan mental karena dalam tubuh yang sehat terdapat Jiwa yang kuat.

Penulis: Wahida

Editor: Melvi Widya