Biadab! Duka Seorang Istri Ketika Suami Menjadi Bengis

Konawe, Objektif.id – Di sebuah Rumah sederhana di Kelurahan Bose-bose, Kecamatan Wawatobi, Kabupaten Konawe, R (39) duduk di sudut ruangan dengan luka dikepala. batin dan fisiknya masih sakit ketika menceritakan kejadian memilukan yang menimpanya pada Jumat malam, 23 Januari 2025.

Malam itu, langit masih menyisakan senja ketika suara pertengkaran mulai pecah di dalam rumahnya. R, seorang ibu rumah tangga, hanya ingin meminta sedikit uang dari suaminya, MI, yang baru saja pulang dari sebuah kegiatan di Kota Kendari. Namun, permintaan itu justru berujung pada pukulan dan hinaan yang menyayat hati.

“Untuk apa saya kasih kau uang?” kata MI dengan nada tinggi, seperti yang ditirukan R.

R mencoba menjelaskan, bahwa sebagai istri, wajar baginya untuk mendapat nafkah. Namun, balasan yang ia terima sungguh tak disangka. Suaminya malah menyuruhnya mencari uang sendiri dengan cara yang menyakitkan hati, menyuruh R bekerja dengan profesi sebagai Pekerja Komersial Seks (PSK).

“Kalau kau mau pegang uang, kau jadi lonte,” kenang R dengan suara hati yang sakit.

Kata-kata itu menusuk perasaannya. Hatinya mendidih, tapi ia berusaha tetap tenang. Namun, kemarahan MI semakin menjadi. Tanpa peringatan, sebuah tinju mendarat di wajah R.

R tersentak, tubuhnya limbung. Tak puas, MI lalu mengambil kursi dari teras dan menghantamkan ke kepalanya hingga berdarah. Saat itu dunia seketika gelap bagi R dan ia langsung pingsan di tempat.

Saat tersadar, rasa sakit masih dirasa kepalanya. Namun, yang lebih menyakitkan bukan hanya luka fisik, melainkan kenyataan bahwa ini bukan pertama kalinya ia mengalami kekerasan dari lelaki yang seharusnya melindunginya.

Perbuatan suaminya bukan Kali Pertama dilakukan. Bagi R, ini bukan sekadar pertengkaran biasa dalam rumah tangga. Ia telah mengalami kekerasan serupa sebelumnya di tahun 2013 dan 2015.

Namun, saat itu, ia memilih diam, berharap suaminya berubah, dan semuanya membaik. Tapi harapan itu ternyata sia-sia. Kini, ia tak ingin lagi menyerah. R akhirnya memberanikan diri melaporkan MI ke Polsek Wawotobi, Konawe.

“Saya sudah tidak tahan lagi. Saya takut nyawa saya terancam,” katanya tegas.

Meski ada upaya damai yang ditawarkan, R menolak mentah-mentah. Baginya, ini bukan lagi soal harga diri, melainkan tentang keselamatan dirinya.

Kasus ini kini dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun, bagi R, keadilan tak hanya sekadar hukuman bagi pelaku. Ia ingin memastikan bahwa tak ada lagi perempuan yang mengalami nasib serupa, terjebak dalam ketakutan, diperlakukan sewenang-wenang oleh pasangan yang seharusnya menjadi tempat berlindung.

Di balik luka yang masih membekas di kepalanya, ada tekad yang lebih kuat. Kali ini, R tak ingin lagi diam. Kali ini, ia memilih melawan.

Sampai berita ini diterbitkan, MI belum memberikan keterangan resmi saat dihubungi tim redaksi Objektif.

Penulis: Harpan Pajar
Editor: Andi Tenri

HIPMAKAP Meminta Pemda Konawe Jangan Anak Tirikan Kecamatan Kapoiala

Konawe, Objektif.id – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Kapoiala (HIPMAKAP) meminta Pemda Kabupaten Konawe melalui Pj. Bupati Konawe Harmin Ramba untuk tidak menganaktirikan Kecamatan Kapoiala.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Madan Kurniawan selaku Ketua Umum HIPMAKAP bukan tanpa alasan, Pasalnya Kecamatan Kapoiala yang telah terbentuk selama 16 tahun lamanya tidak ada kemajuan signifikan dari segi pembangunan infrastruktur.

“Kurang lebih 16 Tahun Kecamatan Kapoiala di terlantarkan oleh Pemda Kabupaten Konawe. Hal itu ditandai dengan tidak adanya pembangunan infrastruktur yang signifikan, sehingga menjadikan kualitas pembangunannya di bawah rata-rata,” kata Madan dalam keterangannya, pada Sabtu (14/10/2023)

Dia juga menambahkan, Kecamatan Kapoiala merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan mega proyek PT VDNI dan PT OSS yang diharapkan mampu memberikan dampak yang positif.

Namun pada kenyataannya, perusahaan yang nyaris satu dekade beroperasi itu tidak mampu meningkatkan kesejahteraan hidup pada masyarakat Kapoiala. Hal itu, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang terdampak penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) akibat polusi udara.

“Bukannya pembangunan infrastruktur yang meningkat, melainkan sumber penyakit yang kian meningkat setiap tahunnya akibat aktivitas dari perusahaan pertambangan tersebut,” Pungkasnya.

Hingga saat ini, belum ada solusi yang diberikan dari perusahaan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe.

Penulis: Ijah

Editor: Tesa ASN

Melalui Karang Taruna Pemuda Desa Lamendora Konawe Komitmen Kawal Kemajuan Desa

Konawe, Objektif.id – Sebagai upaya menyatukan komitmen kepemudaan dalam ruang gerak sosial kemasyarakat puluhan generasi muda Desa Lamendora menggelar Musyawarah Warga ke 1 Karang Taruna Desa Lamendora, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, pada Sabtu (3/5/2023).

Kegiatan mengangkat tema “Generasi Muda Bersatu untuk Desa Lamendora yang lebih Maju” dihidiri oleh Pemerintah Kecamatan Kapoiala, Pemerintah Desa Lamendora, BPD Desa Lamendora, Babhinkamtimas Desa Lamendora, apat Desa Lamendora, Tokoh Masyarakat dan seluruh pemuda Desa Lamendora.

Ketua Panitia Panji Nurrahman dalam laporannya menetangkan inisiasi pembentukan karang ini sebagai salahsatu upaya untuk memberikan ruang aktialisasi dari setiap potensi pemuda yang berada di Desa Lamendora.

“Di Desa Lamendora ini banyak pemuda yang memiliki potensi mulai dari olahraga, kesenian, keagamaan, otomotif dan masih banyak lagi. Sehingga potensi-potensi itu yang harus di berikan wadahnya,” ujarnya.

Ia percaya maju dan tidaknya suatu desa itu semua dari kualitas sumber daya manusianya sehingga penting kiranya seluruh stacholder bisa memberikan suport atas kerja dan karya-karya nyata yang akan dilakukan kedepannya..

Ketua BPD Desa Lamendora H. Tale dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiasi yang dilakukan genersi muda Desa Lamendora.

Menurutnya harus kerjasama yang mesti dilakukan kedepannya dan apa bila ada kesalahan harus didiskusikan bersama untuk memikirkan bagaimana benarnya agar. karang taruna itu kuat dan kokoh

“Kita berikan ruang untuk anak muda dan kita ini orang tua tinggal mendorong. Dan upayakan agar selalu bertanya kalau ada sesuatu yang tidak kalian setujui,” tuturnya.

Tak lupa dirinya memberikan suport agar segenap anggota Karang Taruna Desa Lamendora untuk senantiasa bekerja dengan baik.

“Kita ini InsyaAllah kami tetap berada di belakang, kita bantu bukan hanya bidang tenaga sekalipun itu bidang keuangan,” tandasnya.

Senada dengan itu Kepala Desa Lamendora Jurnlin menyampaikan akan selalu mendukung setiap kerja dan karya kepemudaan Desa Lamendora.

Sebab menurutnya pemuda merupakan ujung tombak dari kemajuan Desa Lamendora “kalau mau baik desa lamendora tergantung dari pemudanya,” tandasnya.

Repoter : RS
Editor: Redaksi