Menikmati Suasana Keindahan Alam di Desa Wisata Namu Konawe Selatan

Konsel, Objektif.id – Sulawesi Tenggara memiliki segudang potensi wisata, salah satunya adalah Desa Wisata Namu, yang terletak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Desa ini telah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun luar daerah berkat keindahan alamnya yang memukau. Laut biru nan jernih, pasir putih yang menawan, hingga fasilitas yang terus ditingkatkan menjadi daya tarik tersendiri dari desa wisata ini.

Keindahan Desa Wisata Namu tak hanya terletak pada panoramanya, tetapi juga pada taman yang berada di bibir pantai. Taman ini merupakan hasil kerja sama masyarakat setempat dengan pemerintah, sebagai bentuk pelestarian lingkungan sekaligus penyambutan bagi para wisatawan. Hasilnya, suasana pantai di Namu terasa lebih rapi, terawat, dan nyaman untuk dinikmati.

Perjalanan untuk mencapai Desa Wisata Namu, pengunjung memiliki dua pilihan jalur, yakni darat dan laut. Namun, perjalanan ke sana sangat bergantung pada kondisi cuaca. Ketika musim hujan, jalan darat cenderung sulit dilalui karena menjadi licin dan berlumpur.

Melalui jalur darat, perjalanan dimulai dari Kendari menuju Namu, dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Kendaraan roda dua maupun roda empat bisa digunakan, meski pengemudi harus berhati-hati melewati beberapa medan yang cukup menantang. Alternatif lain adalah jalur laut, yang jauh lebih singkat, hanya membutuhkan waktu sekitar tiga menit menggunakan kapal atau perahu.

Setiba di Desa Wisata Namu, wisatawan akan diminta membayar tarif masuk. Untuk kendaraan roda empat dikenakan biaya sebesar Rp 50.000 per mobil, sementara roda dua dikenakan Rp 15.000. Jalur laut juga memiliki sistem pembayaran dan pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu sebelum masuk ke desa.

Bibir pantai tempat parkir perahu para nelayan. Foto: Hajar/Objektif

Seiring berkembangnya potensi wisata Desa Namu, fasilitas di tempat ini pun semakin lengkap. Pada tahun 2019, pemerintah setempat membangun sentra kuliner yang menjadi tempat bagi masyarakat menjual berbagai makanan dan minuman. Kehadiran sentra ini tidak hanya mempermudah pengunjung mendapatkan kebutuhan, tetapi juga mendukung ekonomi warga setempat.

Bagi pengunjung yang ingin menginap, tersedia fasilitas homestay dengan tarif Rp 200.000 per malam, sudah termasuk sarapan. Setiap homestay dilengkapi dua kamar, cocok untuk keluarga maupun rombongan kecil. Selain itu, terdapat mushola, balai desa untuk pertemuan, dan tempat makan yang menunjang kenyamanan wisatawan.

Desa Wisata Namu menawarkan berbagai atraksi yang mampu memikat hati setiap pengunjung. Pantai pasir timbul dengan hamparan pasir putihnya menjadi salah satu daya tarik utama. Selain itu, wisatawan dapat menikmati keindahan air terjun Pitu Ndengga, penangkaran penyu, hingga taman di pinggir laut yang menghadirkan suasana asri nan menenangkan.

Para wisatawan sedang mencari kerang saat mengunjungi salah satu spot wisata yang ada di Desa Wisata Namu, Foto: Alfi/Objektif

Bagi pecinta aktivitas bawah laut, Namu adalah surga kecil yang wajib dikunjungi. Spot diving dan snorkeling di sini menawarkan pemandangan terumbu karang yang terjaga keasriannya. Wisatawan dapat menyaksikan beragam jenis ikan berenang di laut jernih, menciptakan pengalaman tak terlupakan. Ada pula atraksi unik seperti menombak ikan, yang menjadi salah satu kegiatan favorit wisatawan.

Pemandangan spot wisata untuk mencari kerang. Foto: Alfi/Objektif

Keindahan Desa Wisata Namu juga semakin terasa saat matahari terbit. Pemandangan mentari yang perlahan menyapa horizon memberikan kesan magis yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Seorang pengunjung, Renra Mulyawan, mengatakan, “Saya sangat menikmati setiap momen di sini, terutama saat menyaksikan matahari terbit. Jalannya memang sedikit ekstrem, tetapi semuanya terbayar dengan keindahan alamnya.”

Meski menyimpan keindahan luar biasa, Desa Wisata Namu masih memiliki beberapa tantangan yang perlu diperbaiki. Beberapa pengunjung mengeluhkan biaya masuk yang dianggap cukup mahal, terutama tambahan biaya seperti Rp 10.000 untuk setiap tenda yang didirikan. “Pengelolaan ini harus lebih tertata agar tidak menjadi pertanyaan bagi pengunjung,” ujar Muh. Ardiansyah Rahman.

Namun, hal ini tidak menyurutkan antusiasme wisatawan untuk berkunjung. Bahkan, banyak dari mereka yang mengetahui destinasi ini melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram. “Awalnya saya ragu karena melihat dari media sosial, tetapi setelah sampai di sini, saya benar-benar takjub. Pemandangannya jauh lebih indah dari yang saya bayangkan,” cerita Arsan, salah seorang pengunjung.

Dengan demikian, patut kita klaim bahwa Desa Wisata Namu merupakan salah satu surga destinasi yang tersembunyi di Sulawesi Tenggara yang menawarkan keindahan alam, keramah-tamahan masyarakat, dan berbagai hal menarik lainnya. Meski akses jalan masih menjadi kendala, pengalaman yang ditawarkan desa ini mampu menghapus segala kelelahan perjalanan.

Pantai Namu yang dipadati pepohonan kelapa, yang menjadi salah satu ikon wisata bagi para pengunjung. Foto: Hajar/Objektif

Bagi siapa pun yang mencari tempat untuk berlibur, bersantai, atau sekadar menikmati keindahan alam, Desa Wisata Namu layak menjadi pilihan utama. Dengan segala keunikannya, desa ini bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga destinasi yang memberikan kenangan tak terlupakan.

 

Penulis: Anggun
Editor: Harpan Pajar

Pemuda di Kendari Galang Dana Bantu Guru Honorer yang Dilaporkan Orang Tua Murid di Konsel

Kendari, Objektif.id – Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi “Kami Sayang Guru” melakukan aksi solidaritas penggalangan dana di Perempatan Lampu Merah MTQ Kendari, Senin (21/10/2024).

Dari pantauan Objektif.id terlihat para pemuda menggalang dana kepada para pengendara pengguna jalan roda empat maupun roda dua yang berhenti pada saat lampu merah.

Selain itu terlihat mereka bergantian menyampaikan pendapat dan kekesalannya terhadap orang tua murid yang diduga seorang polisi telah melaporkan guru honorer tersebut.

Yunus, penaggung jawab gerakan mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk membantu Ibu Supriyani, S.Pd, seorang guru honorer di SDN 4 Baito, Konawe Selatan, yang saat ini sedang menjalani proses hukum setelah dilaporkan oleh orang tua murid.

Selain kata Yunus, penggalangan dana ini juga bertujuan untuk meringankan beban Ibu Supriyani, S.Pd dan keluarga sebab pihak pelapor (orangtua murid) meminta uang damai sebesar Rp 50 juta rupiah.

“Aksi ini adalah bentuk solidaritas kami terhadap guru yang sedang menghadapi masalah hukum. Hasil dari penggalangan dana akan kami serahkan kepada pihak keluarga guru tersebut,” ujar Yunus.

Dirinya berharap, insiden yang dialami guru honorer Ibu Supriyani, S.Pd, agar mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik pada 20 Oktober 2024 kemarin.

“Presiden yang baru dilantik dapat lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan guru, mengingat peran penting guru dalam mendidik generasi bangsa,” ujarnya.

“Setiap orang di negeri ini, seberapa pun jahatnya, pernah diajar membaca dan menghitung oleh seorang guru,” tutup Yunus dengan penuh harap.

Reporter: Eklan Ariyono Putra
Editor: Red

Upaya Menciptakan Sinergi Dengan Warga Desa, Mahasiswa KKN IAIN Kendari Gelar Sosialisasi Proker

Konsel, Objektif.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari posko 45 Desa Ombu-Ombu Jaya, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Program Kerja (Proker) sekaligus perkenalan mahasiswa KKN pada Selasa, (11/07/2023).

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Ombu-Ombu Jaya dan dihadiri oleh Kepala Desa beserta aparat desa lainnya.

Koordinator Desa (Kordes) Ombu-Ombu Jaya, Elsa Alfionita mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar terbentuk koneksi yang baik antara mahasiswa KKN dan warga desa untuk memperlancar pelaksanaan program kerja yang akan dilakukan nantinya.

“Kerjasama antar semua pihak dalam hal ini sangat kami harapkan, sehingga program kami nanti dapat berjalan dengan baik dan maksimal, serta kami sangat menyadari sebaik apapun program kerja kami pasti memiliki kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran sangat kami harapkan, sebagai masukan bagi kami, agar kami bisa menjadi lebih baik,” katanya.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa masyarakat Desa Ombu-Ombu Jaya sangat antusias dan memberikan sambutan yang baik terhadap hadirnya mahasiswa KKN IAIN Kendari.

“Tanggapan masyarakat dan aparat desa yang ada menyambut dan menerima kami dengan sangat baik dan ramah, disamping itu pula mereka sangat bersyukur jika ada anak KKN yang hadir di tengah masyarakat karena desa ini dari dulu menjadi langganan KKN dari kampus yang ada di Sulawesi Tenggara,” sambungnya.

Elsa Alfionita berharap, program kerja yang nantinya akan terlaksana dapat memberikan dampak positif terhadap warga desa dan mahasiswa KKN.

“Insya Allah kami berharap program kerja yang kami buat dapat bermanfaat bagi masyarakat desa ini pada umumya dan pembelajaran bagi kami pada khususnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ombu-Ombu Jaya, Purwo juga berharap mahasiswa KKN di desa ini bisa memperlihatkan perilaku yang baik dan juga menerapkan ilmu yang bermanfaat bagi warga desa.

“Saya berharap agar kedatangan KKN dari IAIN kendari dapat membawa akhlak yang baik dan dapat mengimplementasikan ilmu internal dan non internal bagi masyarakat setempat,” pungkasnya.

Reporter: Dilla
Editor : Slamet Fadilah

Pemda Konsel Dituding Tak Transparan Soal Menyalurkan Bantuan Kepada Mahasiswa

Reporter: Arnina

Editor: Slamet

Kendari, Objektif.id– Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Konawe Selatan (Konsel) di tuding tak transparan soal menyerahkan bantuan biaya pendidikan non ASN kepada mahasiswa asal Konsel Tahun 2022 sebanyak 171 mahasiswa.

Salah satu mahasiswa Konsel, Salim Yusrin mengatakan, penyaluran bantuan pendidikan ini tidak tepat sasaran pasalnya tidak ada informasi yang jelas terkait bantuan ini, termasuk terkait jumlah bantuan yang diberikan.

“Bantuan ini seakan di tutupi sehingga tidak pernah di muncul kan di berita terkait pendaftaran dan lain sebagainya, serta bantuan ini juga berbeda dalam nilai yang di dapatnya, ada yang mendapat kan senilai 5 juta dan ada juga yang mendapatkan 10 juta,” kata mahasiswa asal kecamatan Angata ini.

Dia beranggapan mahasiswa yang menerima beasiswa tersebut tidak semua berasal dari kalangan orang yang kurang mampu.

“Anehnya ada mahasiswa yang mendapatkan bantuan ini sementara dia kuliah di luar Sulawesi tenggara artinya kalau sudah berbicara di perguruan tinggi diluar Sultra berarti ekonomi dari mahasiswa tersebut sudah memadai,” sambungnya.

Salim juga mengatakan bahwa tidak ada informasi yang jelas terkait adanya beasiswa ini yang dengan tiba-tiba dia melihat tersebar di grup WhatsApp.

“Saya juga kaget tiba tiba melihat informasi yang di share di via grup WhatsApp, pasalnya dia tidak pernah mendengar kabar akan adanya bantuan seperti ini,” ungkapnya.

Selain terkait beasiswa, dia juga mempertanyakan terkait janji bupati Konawe Selatan tentang pengadaan asrama yang belum jelas realisasinya sampai sekarang.

“Saya juga mempertanyakan terkait janji pak Bupati Konsel terkait asrama Konsel sampai hari ini belum ada kejelasannya.” tukasnya.

Sukses Gelar LDK Perdana, Energi Baru Untuk HIPMAL

Reporter : Dila
Editor : Rizal

Konsel, Objektif.id – Himpunan Pemuda Mahasiswa Kecamatan Laeya (HIPMAL) sukses melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) angkatan satu di berlokdi Gelora Beach, Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (20-21 Agustus 2022) ini mengusung tema: Membentuk Sikap dan Etika Kader yang Berjiwa Pemimpin, Responsif, Kompoten, bertanggung jawab serta Sadar akan perannya sebagai pemuda-pemudi Kecamatan Laeya.

Ketua Panitia Heri Danubrata mengatakan, kegiatan ini sudah dicanangkan sejak akhir tahun 2021, dan akhirnya bisa terlaksana pada tahun 2022 dengan bantuan dan kerja sama dari semua pihak yang tergabung dalam Hipmal.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dari dulu sudah kami rancang, dari akhir tahun 2021 dan alhamdulillah tahun 2022 bisa terealisasikan. Ada beberapa kendala dan lain hal, tetapi berkat bantuan dan suport dari teman-teman pengurus, senior-senior Hipmal dan stepholder yang ada di Kec. Laeya akhirnya kegiatan ini bisa berjalan dengan hikmat dan lancar,” ungkapnya, Senin 22 Agustus lalu.

Heri berharap agar kegiatan LDK yang pertama ini dapat menumbuhkan kesadaran tentang betapa pentingnya melakukan pembinaan sejak dini serta menjadikan HIPMAL sebagai wadah yang menampung aspirasi pemuda dan mahasiswa Kecamatan Laeya.

“Harapan saya mewakili teman-teman panitia, kegiatan LDK Hipmal yang pertama ini bisa menjadi contoh untuk pengurus kedepannya bahwa betapa pentingnya melakukan pembinaan sejak dini dan menjadikan Hipmal sebagai wadah yang dapat menampung aspirasi pemuda dan mahasiswa khususnya di Kec. Laeya ini” sambungnya.

Sementara itu,<span;> Khaerul Umam selaku Ketua Umum (Ketum) Hipmal juga berharap agar kegiatan LDK ini bisa menjadi ajang silaturahim sehingga dapat kembali menumbuhkan rasa kekeluargaan antara pemuda(i) Kecamatan Laeya.

“Saya harap momen LDK ini sebagai ajang silaturahim kita semua sesama pemuda mahasiswa Kec. Laeya. Mari kita meriahkan hal-hal yang belum pernah terlaksanakan sebelumnya dan semoga kekeluargaan kita bisa terawat kembali dengan hadirnya kegiatan LDK ini” harapnya.