Saatnya Introspeksi

Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.

 

Selalu saja terulang hal yang sama saat ingin produktif. Namun, sayang seribu sayang nyatanya hanya menjadi wacana. Ketika melihat jam dinding dipagi hari ternyata sudah pukul 07.20 menit dan itu menandakan kuliah sisa 10 menit lagi dimulai. Seketika aku langsung beranjak dari atas kasur sekret yang penuh dengan air liur senior -senior, kemudian aku bersiap-siap untuk mandi dan tanpa sarapan berangkat ke kampus. Saat tiba di kampus aku langsung bergegas menuju kelas dan seperti biasa, terlambat lagi.

“Permisi Pak boleh masuk?” ucapku kepada dosen.

“Silahkan masuk, tapi kamu sudah dinyatakan alpa pada mata kuliah bapak pagi ini.” Jawab dosen dengan raut wajah kusut seperti tisu bekas menyeka ingus.

Mendengar jawaban seperti itu aku hanya bisa terdiam dengan wajah muram. Bahkan sepanjang kelas berlangsung hingga berakhir aku hanya merenung menyesali perbuatan yang selalu saja buang waktu dan tidak konsisten terhadap apa yang sedang dijalani.

Selesai mata kuliah aku kemudian menuju ruang tunggu fakultas merenung sampai tersadar bahwa salah satu faktor kebiasaan buruk itu terjadi ialah selama ini lingkungan pergaulanku dikelilingi dengan orang-orang yang tidak menghargai waktu sehingga hal tersebut membawa aku terjerumus kedalam ruang inkonsisten.

“Aaa,,,,kenapa sih hidup tuh bisa secape ini,”
Teriakku penuh kesal.

Mendengar teriakanku seketika seorang senior yang hendak masuk ruang kelas menghampiriku lalu bertanya, “Kamu kenapa apakah ada masalah?” ucapnya dengan penuh keheranan.

“Ngga papa kak, saya hanya bersedih.” Kataku dengan wajah lesu.

Masih penasaran dengan jawaban yang diberikan, ia terus memaksa agar aku menceritakan apa yang sedang terjadi pada diriku.

“Ayo dek cerita saja sama kakak masalah apa yang kamu alami.”

Dengan nada yang menekan dan penuh paksaan, akhirnya aku menceritakan kepadanya tentang masalah yang menimpaku. Setelah menyimak detail yang kujelaskan ia kemudian menyemangati sekaligus memberikan motivasi kepadaku.

“Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.”

Setelah dialog singkat tersebut aku meniatkan dalam hati dan akan serius belajar disiplin menata waktu dengan baik agar bisa konsisten disetiap hari dan selamanya. Sebab selain kata senior tadi John C.Maxwell juga mengatakan, disiplin kecil yang di ulang dengan konsisten setiap hari mengarah pada pencapaian besar yang diperoleh secara perlahan seiring berjalannya waktu.

Dengan demikian, poinnya adalah jadikan semua kesalahan sebagai pembelajaran untuk kedepannya agar supaya tidak ada lagi kesalahan yang sama terjadi secara berulang-ulang.

Sekian dari penulis, semoga ada hikmah yang bisa dipetik oleh para pembaca melalui kesederhanaan cerpen ini.

Penulis : Novasari
Editor : Hajar