Ingin kudedah aksara dalam puisimu itu, agar aku tahu adakah diksi nirmala yang lainnya.
“Katamu, Kita Abadi”
Ingin kusudahi puisi cinta darimu, ingin sekali rasanya…
Ingin kuhentikan pikiranku tentang dirimu, tentang isi di kepalaku yang terus-menerus menghantuiku
Ingin kumelupa, sampai aku tak tahu apa arti puisi cinta darimu itu
Lalu aku pun lupa bahwa ada diksi nirmala itu untukku
Katamu, kita abadi, tak lekang oleh waktu seperti penyair-penyair puisi lainnya juga seperti puisi Eyang Sapardi yang katanya, kita abadi
Namun, kenyataannya kita hanyalah temu yang bersemu dalam peluh
Yang kenyataannya, kita hanyalah sepasang jiwa yang rengkuh dalam dekap yang memburu namun, saling acuh
Kenyataan ini begitu angkara
Tapi, bukankah itu lebih baik?
Ingin kudedah aksara dalam puisimu itu, agar aku tahu adakah diksi nirmala yang lainnya
Atau adakah yang lebih dari puisi eyang Sapardi yang katanya kita abadi?
Adakah yang lebih dari itu?
Agar aku menitik di tiap bait puisi cinta darimu
Agar kuhentikan duka nestapa ini di destinasi adiwarna berbau angkara
Lalu menepi, menghilang tanpa jejak dan kebebasanku atas bayang-bayang dirimu tak sekadar sebuah diksi.
Penulis: Elf
Editor: Redaksi