Objektif.id –
Siapa yang lebih angkuh dari pujangga yang menolak tunduk terhadap cinta?
Dirimu, yang belum sadar bahwa kesendirian adalah kesombongan yang nyata, karena beranggapan semua bisa diselesaikan tanpa melibatkan elemen lain.
Apakah benar semua asmara berawal dari hubungan yang tidak mesra?
Mengapa kita tidak berhenti dari huru-hara perasaan, kemudian menyusun batu bata rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah.
Ibarat lukisan, dirimu indah dipandang dari sudut manapun.
Aku selalu ingin memandang mu berulang kali.
Tapi sayang, aku berhenti sebab ada satu sudut dimana aku tak ada dalam pandanganmu.
Kita adalah dua orang yang baik, yang mungkin belum cocok.
Namun yang pasti, tujuan cinta harus bahagia bagaimanapun jalannya, termasuk menikah ataupun berpisah.
Rumit tapi aku mencintaimu.
Kisah kita itu seperti mawar, memiliki keindahan sekaligus bisa menimbulkan luka.
Diantara banyak hari untuk menjelajah, Kemana rindumu hari ini mengarah?
Bahkan jika rindumu tak menemukan arah pada diriku, maka izinkan hamba yang penuh dosa ini abadi menjelajah dalam kenanganmu.
Panjang umur ketulusan.
Penulis: Hajar
Editor: Melvi Widya