Pimpinan IAIN Kendari Serahkan Inventaris Lembaga Kemahasiswaan Kepada UKM Pers dan UKK Menwa

Kendari, Objektif.id – Pimpinan IAIN Kendari melakukan serah terima inventaris kelembagaan secara resmi kepada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) Resimen Mahasiswa yang berlangsung di Gedung Rektorat IAIN Kendari, Kamis (15/8/2024).

Penyerahan inventaris tersebut diserahkan langsung oleh Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan dengan didampingi langsung oleh Wakil Rektor II, Dr. Nurdin, Wakil Rektor III, Dr. Sitti Fauziah M. Serta Kabag umum, Lukman Sani, Kepada pengurus lembaga UKM Pers dan UKK Menwa.

Dalam proses penyerahan inventaris tersebut, Husain Insawan, menyampaikan bahwa mereka akan selalu memberikan dukungan penuh terhadap lembaga kemahasiswaan dengan mensupport berbagai kebutuhan fasilitasnya, sehingga dia berharap apa yang diberikan dapat dipelihara dengan baik untuk dinikmati di masa mendatang.

“Kami tentunya akan hadir bersinergi membantu lembaga kemahasiswaan dengan harapan kalau fasilitas yang sudah diberikan ini bisa dipelihara, dirawat secara baik sehingga ini bisa menjadi barang inventaris di lembaga kemahasiswaan itu sendiri dan adik-adiknya yang akan datang belakangan itu juga bisa menggunakan alat-alat tersebut,” ujar Husain.

Adapun kendala dalam pengadaan alat, Husain mengatakan bahwa keterbatasan anggaran menjadi penghambat dalam memenuhi semua kebutuhan lembaga kemahasiswaan. Namun, ia dan timnya selalu berupaya untuk mencari solusi dalam mencari sumber dana tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga kemahasiswaan.

“Walaupun dengan anggaran yang terbatas kita selalu berupaya untuk melengkapi kebutuhan lembaga kemahasiswaan agar bisa membelikan barang-barang yang dibutuhkan,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Nurdin, menambahkan bahwa serah terima inventaris ini merupakan hasil realisasi dari usulan pengadaan alat kelembagaan UKM Pers dan UKK Menwa yang sudah diajukan beberapa bulan yang lalu.

“Insyaallah, setelah melakukan proses pengadaan dengan berbagai macam prosedur akhirnya anak-anak pengurus lembaga Pers dan Menwa sudah bisa memanfaatkan apa yang menjadi fasilitas yang kalian butuhkan, yang tidak terlepas supaya kalian lebih kreatif, produktif, dan paling utama Pers ini berperan di garda terdepan dalam membantu mensosialisasikan kampus tercinta kita,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Umum UKM Pers, Alfi Yorifal, mengungkapkan rasa senang atas terpenuhinya kebutuhan inventaris yang sudah lama dinantikan. Ia juga berharap dengan dukungan fasilitas yang memadai, anggota UKM Pers dapat lebih kreatif dalam mengembangkan lembaga dan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang lebih berkualitas.

“saya sangat gembira hari ini dimana alat yang sudah lama dinantikan akhirnya diterima oleh kami UKM Pers, semoga dengan keberadaan alat baru tersebut dapat menunjang kinerja UKM Pers agar ebih baik dan produktif lagi dalam mengembangkan lembaga karena sudah di dukung dengan alat-alat yang cukup mumpuni” tutupnya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Harpan Pajar

Koordinator BEM Se-Sultra Soroti Kemendikbudristek Soal Pendidikan Tersier

Kendari,Objektif.id-Koordinator pusat (Korpus) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sulawesi Tenggara Ashabul Akram, angkat bicara ketika Kementerian Pendidikan, kebudayaaan, riset dan teknologi (Kemendikbudristek) bicara soal pendidikan tersier dalam acara penetapan UKT di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jakarta Pusat, (15/05/2024).

Melalui informasi yang didapatkan tim redaksi Objektif.id di platform media Kompas TV, bahwa pendidikan tersier yang dimaksud oleh Kemendikbudristek melalui Sekretaris Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Prof. Tjietjik Sri Tjahjandarie, adalah pendidikan setelah tingkat menengah atas yang lembaga pendidikannya berbentuk Politeknik, Akademi, Institut, dan Universitas.

Menurut Tjietjik, perguruan tinggi adalah pendidikan tersier yang sifatnya bukan wajib belajar olehnya itu soal UKT tetap diatur karena biaya diperguruan tinggi tidak bisa digratiskan.

Sehingga lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang ingin masuk perguruan tinggi sebagai pilihan dari individunya maka tanggungan UKT adalah biaya yang harus ditunaikan karena mahasiswa tidak masuk kategori wajib belajar yang mendapat pembiayaan oleh pemerintah.

“Wajib belajar hanya diprioritaskan untuk SD, SMP, dan SMA. Pemerintah hanya memfokuskan pembiayaan pada wajib belajar, bukan pada tertiary education”, bebernya, (15/05/2024).

Menanggapi hal ini, Ashabul memaparkan jika apa yang disampaikan pihak Kemendikbudristek merupakan kekeliruan berpikir kalau menganggap kuliah itu tidak wajib karena dianggap sifatnya bukan wajib belajar.

“Menjadi keliru Kemendikbudristek jika menilai kuliah itu tidak wajib, dalilnya karena bukan wajib belajar. padahal dari sisi ketenagakerjaan saja kita tahu bahwa dunia pekerjaan hari ini menuntut dan lebih memprioritaskan mereka yang memiliki ijasah sarjana. Ini baru dari satu sisi belum sisi lainnya”, katanya.

Ashabul juga menambahkan bahwa pendidikan tersier yang disematkan pada perguruan tinggi sejatinya telah memberikan kerugian besar terhadap perekonomian orang tua mahasiswa. Bagaimana mungkin kampus bisa melahirkan generasi emas jika negara sendiri yang menyiksa mahasiswa dengan tarif UKT begitu mahal yang akan berdampak pada pemberhentian atau pemutusan pendidikan dibangku perkuliahan.

“Kalau perguruan dikatakan sebagai pendidikan tersier yang tidak menjadi fokus pembiayaan pemerintah, sehingga itu menjadi dasar dimahalkan UKT, maka jangan kaget kalau banyak yang tidak bisa kuliah dan putus kuliah karena biaya mahal itu diamini oleh negara”, ungkapnya.

Penulis: Hajar
Editor : Tim Redaksi

Sejak Banjir Bandang, Warga Butuhkan Air Bersih

Seorang warga sedang menjemur pakaian kotor yang dipenuhi lumpur akibat banjir bandang luapan Sungai Ulu Wolo, Kecamatan Samaturu, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (23/01/2024). Sejak bencana banjir bandang diwilayah tersebut,warga mengaku butuh air bersih dari pemerintah setempat. Foto : Andika/Objectif.id

Warga sedang mencuci pakaian di air keruh dari aliran sungai Ulu Wolo akibat banjir bandang di Kecamatan Samaturu, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (23/01/2024). Sejak bencana banjir bandang diwilayah tersebut,warga mengaku butuh air bersih dari pemerintah setempat. Foto : Andika/Objectif.id

Polemik Doni Amansyah, Presma IAIN Kendari Angkat Bicara

Kendari, Objektif.Id- Polemik seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Satu Unaaha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Doni Amansyah yang gagal diberangkatkan menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional, banyak mendapat respon serius dari masyarakat.

Hal tersebut diduga karena adanya indikasi kecurangan dalam proses seleksi sehingga menyebabkan Doni Amansyah gagal untuk diberangkatkan.

Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Ashabul Akram menyatakan perasaan kecewa serta prihatin terhadap peristiwa yang dialami oleh Doni Amansyah tersebut.

“Teruntuk Gubernurku H. Ali Mazi, S.H, kami segenap keluarga besar mahasiswa IAIN Kendari turut prihatin terhadap adinda Doni Amansyah dan sangat kecewa kepada Gubernur Sultra menyoal berita yang kemudian tersebar di masyarakat mengenai gagalnya adinda Doni Amansyah ikut atau menjadi peserta Paskibraka nasional yang akan dilaksanakan di pusat,” Ujarnya, (27/07/2023).

Dia juga meminta kepada Gubernur Sulawesi Tenggara untuk turun tangan dalam menyelesaikan kasus ini sampai Doni Amansyah mendapatkan kembali haknya.

“Padahal dalam seleksi Paskibraka adinda Doni menjadi rangking satu, kami segenap keluarga besar mahasiswa IAIN Kendari meminta kepada gubernurku H. Ali Mazi, S. H, untuk segera megawal dan memberikan hak adinda Doni Amansyah yang seharusnya mejadi wakil Sultra di Paskibraka nasional pada 17 Agustus mendatang,” sambungnya.

Ashabul Akram berharap masalah ini bisa secepatnya terselesaikan agar nantinya tidak menjadi sejarah kelam bagi Paskibraka Sulawesi Tenggara.

“Kemudian bisa menyelesaikan berita yang tersebar di masyarakat mengenai Doni Amansyah, jangan sampai masalah ini menjadi catatan buruk bagi sejarah Paskibraka Sulawesi Tenggara sekaligus bumerang atau malapetaka kita bersama dikemudian hari,” tutupnya.

Reporter : Fitriani

Sudah Putuskah Urat Malu Kaum Muda?

Objektif.id – Urat malu anak muda kini sudah putus! Yap akhir-akhir ini sangat sering kita dapati pemberitaan berupa video yang beredar media sosial yang didalamnya memuat aksi-aksi tidak senonoh yang dilakukan oleh anak-anak muda. Sangat beragam kita lihat mulai dari aksi sejoli hingga wanita bercadar yang melakukan aksinya di khalayak ramai khususnya di bumi anoa kita.

Sangat miris perilaku yang di pertontonkan oleh mereka kepada orang banyak dalam hal ini masyarakat. Seakan nilai dan norma-norma yang ada sudah tidak melekat lagi pada diri mereka. Kita ketahui bersama perilaku yang dilakukan oknum-oknum seperti ini sangat merusak nilai dan norma khususnya pada kenyamanan masyarakat.

Sebagai pemuda tentunya kita lah yang akan menjadi tombak kemajuan bangsa, kitalah yang dijadikan simbol semangat pada pidato bapak proklamator kita yakni Bung Karno, cita-cita bangsa ada pada pundak-pundak gagah kita anak muda.

Namun pemuda hari ini tidak mencerminkan kewibawaan sebagai tombak cita-cita bangsa. Aksi tanpa rasa malu ini mencerminkan nihilnya pemahaman nilai-nilai agama. Seharusnya tindakan seperti ini haruslah mendapatkan sanksi tegas dari para penegak-penegak aturan yang ada pada masyarakat.

Penulis: Fitriani
Editor: Redaksi

Upaya Pencegahan Praktik P2GP, IAIN Kendari Lakukan Syuting Film Dokumenter Sekaligus Edukasi dan Sosialisasi di Desa Rambu-Rambu Jaya

Kendari, Objektif.id – United Nation Fund For Population Activities (UNFPA), Pemerintah Kanada, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), ALIMAT, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari membentuk program kerja sama dengan menggelar syuting untuk film dokumenter tentang Pencegahan Pelukaan Dan Pemotongan Genital Perempuan (P2GP) pada 6-8 Januari 2023. Selain itu, dilaksanakan pula edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat di Desa Rambu-Rambu Jaya.

Kegiatan syuting dan edukasi ini dilaksanakan di dua tempat berbeda, yang pertama, di IAIN Kendari sendiri dengan menginterview beberapa mahasiswa, Jaringan KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) IAIN Kendari, Kepala Biro Administrasi Umum Akademik dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Kendari, serta Rektor IAIN Kendari yang dalam hal ini diwakili oleh Warek 1 terkait responnya terhadap kegiatan Pencegahan Praktik Pelukaan dan Pemotongan Genitalia Perempuan (P2GP). Yang kedua, di Desa Rambu-Rambu Jaya, Konawe Selatan, dengan menyorot masyarakat setempat.

Irma Irayanti, selaku dosen IAIN Kendari, menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat di Indonesia yang melakukan praktik P2GP atau biasa dikenal dengan Sunat Perempuan yang diselenggarakan sebagai tradisi keagamaan.

“Kami memastikan masyarakat yang masih mempertahankan tradisi keagamaan ini tidak melakukan pelukaan apalagi pemotongan yang dapat membahayakan perempuan baik jangka pendek maupun jangka panjang,” Tuturnya.

Beliau juga mengatakan, kegiatan ini merupakan serangkaian dari misi KUPI untuk mencegah praktik-praktik P2GP atau Female Genital Mutilation (FGM).

“FGM ini merupakan kegiatan yang dilarang oleh WHO karena sangat berbahaya, sehingga UNFPA bersinergi untuk bergerak cepat mengedukasi masyarakat dengan menggandeng Perguruan Tinggi,” Sambungnya.

Tuturnya lebih lanjut, dari kegitan ini akan diangkat menjadi film dokumenter. Film dokumenter yang juga disponsori oleh Pemerintah Kanada ini nantinya akan disebarluaskan di media sosial UNFPA, sebagai output dari kegiatan Pencegahan P2GP, diharapkan menjadi film dokumenter yang dapat mengubah pola pikir masyarakat terkait praktik-praktik keagamaan yang berdampak bahaya terutamanya pada kalangan perempuan dan anak.

“Diharapkan masyarakat merubah paradigma berfikir terkait dengan praktik-praktik keagamaan yang dapat mendatangkan bahaya bagi perempuan dan anak. Selain itu Rasulullah tidak pernah menyunat anak perempuan beliau. Jadi, semoga kegiatan ini bernilai ibadah dan diharapkan lagi tidak adanya praktik pelukaan dan pemotongan.” Pungkasnya.

Usai Mengikuti Benchmark Kota Kreatif di Bali, Tujuh Pelaku Usaha di Sultra Prodaknya Masuk Katalog Unggulan Tahun 2022

Kendari, Objektif.id Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pariwisata memberikan apresiasi kepada tujuh orang pelaku usaha ekonomi kreatif di Sulawesi Tenggara dengan memasukan usaha mereka kedalam katalog prodak unggulan tahun 2022.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Parawisata Sultra, Syamsinar disalah satu hotel di Kendari usai membuka kegiatan.

Syamsinar menerangkan apresiasi itu bukan tanpa alasan, pasalnya ketujuh para pelaku usaha ekonomi kreatif tersebut telah mengikuti kegiatan Benchmark Kota Kreatif di Provinsi Bali pada tanggal 6-10 November 2022 lalu.

Kegiatan itu merupakan study tiru terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Pulau Dewata Tersebut. Dengan tujuan mampu dikembangkan usai pulang ke daerah.

“Seperti kita meniru orang yang telah sukses lebih dulu, jadi kita study tiru orang yang lebih sukses namun ketika kita kembali kedaerah kita aplikasikan berdasarkan kemampuan dan potensi yang kita miliki,” ujar Syamsinar, pada Jumat (18/11/2022).

Dalam momentum tersebut, terdapat lima lokasi khusus yang menjadi rujukan study tiru, dan itu berdasarkan fokus usaha dari para pelaku usaha yang terlibat.

“Jadi lokusnya ada lima tempat, karena kita membawa pelaku usaha yang punya potensi unggulan coklat, potensi unggulan bambu, potensi unggulan kain tenun, potensi unggulan seni pertunjukan, dan desa wisata,” tutur Syamsinar.

Adapun usai dari kegiatan tersebut, kata Syamsinar, Dinas Pariwisata tidak melepas begitu saja. Pihaknya terus melakukan proses pembinaan kepada para pelaku usaha sehingga mampu menghasilkan prodak yang berkualitas.

“Pembinaanya seperti kita mengikut sertakan mereka di Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan juga Sosialisasi Akses Permodalan,” bebernya.

Dirinya berharap para pelaku usaha bisa belajar agar dapat meningkatkan kualitas seperti prodak Bali, terisi pengetahuan HKI nya dan kemudian terfasilitasi akses terhadap permodalan.

“Kita harapkan mereka juga menjadi agen penting dan agen perubahan ekonomi kreatif di mereka punya daerah masing-masing,” pungkasnya.

Reporter: Muh. Sulhijah

Diksarmil Gabungan Tahun 2022 Ditutup, 43 Anggota Baru Menwa Sultra Resmi Dilantik

Reporter : Ode Fazril
Editor: Slamet

Kendari, Objektif.id- Sebanyak 43 peserta di lantik menjadi anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Sulawesi Tenggara dalam upacara penutupan Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) Gabungan ke-XXX yang bertempat di halaman Universitas Nahdatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) pada Jum’at, 14 Oktober 2022.

Diksarmil gabungan Kali ini diikuti oleh 7 perguruan tinggi yang ada di Sulawesi Tenggara, diantaranya Unusra, Universitas Halu Oleo (UHO), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), dan dua kampus lainnya yang berasal dari Kota Raha.

Diksarmil ini berlangsung selama 12 hari yang dilaksanakan di dua tempat, yakni di kampus UHO dan kemudian dilanjutkan di Yonif 725 Waroagi. Adapun Menwa 242 Jihad Chakti IAIN Kendari mengirimkan 8 pesertanya untuk mengikuti pendidikan ini.

Komandan Satuan Menwa 242 Jihad Chakti IAIN Kendari, Taufik Hidayat mengucapkan selamat kepada remaja anggota baru yang telah menyelesaikan pendidikan

“Selamat kepada remaja Menwa atau anggota baru yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dasar gabungan angkatan ke-XXX” katanya kepada Objektif.id.

Dia juga mengatakan bahwa masih banyak pendidikan yang harus dilalui oleh para anggota dari Menwa, yang berguna untuk meningkatkan kualitas mereka sebagai seorang Resimen Mahasiswa.

“Di dalam menwa masih banyak pendidikan-pendidikan lanjutan yang dapat menunjang karir serta untuk menambah ilmu dalam kelembagaan,” sambungnya.

Taufik Hidayat berharap kepada pihak kampus IAIN Kendari agar bisa selalu berkolaborasi dengan Menwa untuk bisa menjaga kondusifitas keamanan di dalam kampus IAIN Kendari sendiri.

“Saya mengharapkan kepada pihak birokrasi agar menwa dapat selalu berkolaborasi terutama dalam hal menjaga stabilitas dan keamanan dalam area kampus IAIN Kendari.” Harapnya.