Puisi: Ketetapan Kenaikan UKT, Suara Mahasiswa Yang Terpinggirkan

Objektif.id

Di kampus yang sejuta harapan,
Mahasiswa terpinggirkan, suara terlupakan.
Tetapi, mereka berteriak suara terdengar jelas,
Menentang ketetapan kenaikan UKT yang tidak adil.

Mereka adalah pelajar yang gigih,
Bekerja keras untuk masa depan mereka sendiri.
Namun, biaya pendidikan terus meningkat,
Mereka merasa terpinggirkan, suara mereka ditekan.

Suara mahasiswa terpinggirkan berkata,
“Kita tidak mampu lagi, kita putus asa.”
Namun, mereka tetap berjuang, Suara mereka terdengar jelas,
Mereka tahu bahwa perubahan bisa terjadi.

Mereka menanyakan mengapa biaya harus meningkat,
Apakah ini benar-benar diperlukan atau hanya untuk keuntungan?
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin tahu jawabannya,
Mereka tidak ingin disisihkan tanpa alasan yang jelas.

Mereka mencari solusi lain, mencari jalan keluar,
Tidak ingin biaya pendidikan menjadi beban yang berat.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dianggap dan didengar,
Mereka berharap ada perubahan yang segera terjadi.

Mereka menunjukkan rasa cintanya pada pendidikan,
Namun, biaya tinggi membuat mereka kesulitan melanjutkan.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dihargai dan didukung,
Mereka berharap pemerintah dan lembaga pendidikan mendengarkan suaranya.

Mereka tidak hanya individu, tetapi komunitas besar,
Dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin diwakili dengan adil,
Mereka berjuang demi hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Biaya tinggi bukan hanya beban finansial saja,
Tapi juga beban emosional dan psikologis bagi banyak orang.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dihargai dan didengar dengan empati.

Mereka adalah generasi yang penuh harapan,
Tetapi biaya pendidikan membuat mereka kesulitan bernafas,
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dianggap prioritas, Mereka berjuang demi masa depan yang lebih cerah.

Suara mahasiswa terpinggirkan tidak akan terlupakan, mereka akan terus berteriak, suara mereka tidak akan terhenti. Mereka berharap perubahan akan segera terjadi, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dengan bahagia.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Mahasiswa MBS IAIN Kendari Keluhkan UKT Selangit

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa program studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Keluhkan penetapan uang kuliah tunggal (UKT) yang terbilang cukup tinggi.

Salah satu mahasiswi yang enggan disebutkan namanya mengaku, mengeluhkan UKT yang dinilai terlalu tinggi. Padahal prodi itu terbilang baru di Kampus.

“MBS yang baru berjalan 2 tahun sudah naik yg awal mulanya 1.700 menjadi Rp 2 juta” kata Nunung, Senin (2/10/23).

“UKT Rp 2 juta itu sangat berat sekali, kita ini pendatang atau perantau ke kota orang biaya hidup yang dibutuhkan cukup tinggi untuk tinggal di kota yang besar ini,” sambungnya.

Dia menuturkan, bahwa tidak menutup kemungkinan di tahun selanjutnya UKT MBS ini akan mengalami peningkatan seperti dari tahun sebelumnya.

Sebelum berita ini ditayangkan, awak media sudah berupaya mengkonfirmasi kepada Warek II bidang keuangan Nurdin belum memberikan keterangan.

Reporter: Kusmawati
Editor: Melvi Widya