Rahasia Sukses Andriani: Kisah di Balik Gelar Wisudawan Terbaik

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali meluluskan mahasiswa terbaik dalam Wisuda ke-XIII Program Sarjana dan Magister, Rabu, 16 Oktober 2024, di Aula Ballroom Multimedia IAIN Kendari.

Wisuda ini menjadi momen penting bagi ratusan mahasiswa yang akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya, dan salah satu nama yang mencuri perhatian publik adalah Andriani.

Sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Andriani bukan hanya sekadar lulus, tetapi berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa.

Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, Andriani menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Capaian ini menjadikannya sebagai salah satu lulusan terbaik dalam wisuda kali ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Objektif.id, Andriani mengaku bahwa sejak awal masa kuliahnya, ia tidak pernah menargetkan untuk menjadi mahasiswa terbaik.

Baginya, proses belajar itu sendiri sudah menjadi kepuasan. Andriani menekankan bahwa ia lebih menikmati setiap pelajaran yang ia dapatkan, tanpa merasa harus menjadi yang terbaik di antara banyak mahasiswa.

“Saya tidak pernah berniat menjadi mahasiswa terbaik. Saya hanya suka belajar dan membaca buku. Menurut saya, jika kita tekun, hasilnya akan datang sendiri tanpa harus terlalu berharap,” ujarnya dengan rendah hati setelah prosesi wisuda.

Rupanya, upaya konstruktif Andriani dalam mengorientasikan dirinya pada pengembangan intelektual yang tidak hanya fokus pada ruang akademik perkuliahan ternyata telah membuahkan hasil yang tidak sia-sia.

Karena selain prestasi akademiknya yang gemilang, Andriani juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Sejak 2020, ia telah menjadi bagian dari kader Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers, sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan kemampuan jurnalistik mahasiswa.

Tidak hanya itu, Andriani juga pernah berkontribusi dalam Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), sebuah organisasi Lembaga Kemahasiswaan Politik di lingkungan IAIN Kendari.

Dengan mencelupkan diri dalam organisasi-organisasi tersebut, Andriani tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga di luar kelas, tetapi juga membantu dirinya dalam merajut jejaring sosial yang luas.

Disamping kepadatan jadwal akademik dan organisasi yang menyibukkan, Andriani tetap berupaya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademik dan non-akademiknya. Bahkan, ia juga merupakan penghuni Ma’had, asrama mahasiswa yang mengharuskan penghuninya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin.

“Semua kegiatan ini memang menambah kesibukan, tapi saya justru merasa terbantu karena dengan berorganisasi, saya belajar bagaimana memanajemen waktu dan menentukan skala prioritas. Ini sangat membantu saya untuk tetap fokus dalam studi sekaligus aktif dalam organisasi,” ucap Andriani yang disusul dengan senyumannya.

Dalam wawancara tersebut, Andriani juga tidak lupa membagikan tips suksesnya kepada mahasiswa lain Yang menurutnya penting. Dia menganggap bahwa yang mesti menjadi perhatian mahasiswa adalah rajin membaca buku, diskusi, dan menulis, serta mengikuti perkembangan zaman, sebagaimana tradisi kemahasiswaan yang tidak boleh mati.

“Rajin-rajinlah membaca buku, diskusi, menulis, dan selalu ikuti perkembangan berita. Dengan itu, kita akan terus memperkaya pengetahuan dan tidak ketinggalan informasi”, saran Andriani yang percaya bahwa tradisi kemahasiswaan itu adalah ruang-ruang ilmu pengetahuan yang tak terbatas dan penting bagi setiap mahasiswa.

Meski telah meraih prestasi yang membanggakan di jenjang sarjana, Andriani tidak berhenti di situ. Dia akan terus melenting mengembangkan potensi dirinya.

Salah satunya, dia sementara mempersiapkan langkah berikutnya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 di UIN Alauddin Makassar dengan fokus pada bidang yang sama, yaitu Ekonomi Syariah.

Baginya, pendidikan merupakan jalan panjang yang harus terus dilalui, terlebih dengan impiannya untuk menjadi seorang dosen. “Saya ingin menjadi dosen, dan untuk itu saya akan terus belajar,” tegas Andriani dengan penuh optimisme.

Andriani, melihat profesi dosen merupakan jalan ninjanya untuk terus berkiprah dalam berbagi ilmu dan menjadi bagian dari pengembangan generasi muda di Indonesia, khususnya dalam bidang Ekonomi Syariah yang menurutnya memiliki potensi besar dalam pembangunan ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman.

Bahwa apa yang diyakini Andriani dalam menempa dirinya didunia pendidikan itu sejalan dengan apa yang dikatakan Imam Syafi’i, ” jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus menahan perihnya kebodohan”.

Dengan prestasi akademik dan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan organisasi menjadi kombinasi yang memperkuat posisinya sebagai role model di kampus.

Sehingga Andriani, adalah salah satu contoh nyata dari sekian banyak mahasiswa bahwa kesuksesan tidak selalu harus dikejar dengan ambisi besar, melainkan dengan dedikasi, disiplin, dan kecintaan terhadap proses belajar itu sendiri.

Sebagai lulusan terbaik, Andriani kini telah menorehkan namanya dalam sejarah IAIN Kendari. Namun, lebih dari itu, ia juga telah memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya menempa diri dalam banyak kegiatan kemahasiswaan, yang tidak hanya fokus pada ruang perkuliahan saja akan tetapi dalam proses berorganisasi.

Reporter: Alisa Tri Julela (Anggota Muda)
Editor: Andi Tendri

Jadi Lulusan Terbaik IAIN Kendari, Ini Tips Fika Nurul Fadilla

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali meluluskan para wisudawan yang berkualitas dan mempuni sebagai generasi penerus bangsa.

Salah satunya Fika Nurul Fadilla mahasiswa yang berhasil lulus dengan IPK 3.92 lama studi 3 Tahun 7 bulan sehingga dinobatkan sebagai wisudawan terbaik.

Fika Nurul Fadilla dinobatkan sebagai lulusan terbaik pada acara wisuda ke IX Program Sarjana dan Magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari pada Rabu 13 Juli 2022 di salah satu hotel di Kendari.

Fika Nurul Fadilla merupakan mahasiswa Program Studi Tradis Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) IAIN Kendari angkatan 2018.

Saat ditemui Objektif.id, ia mengaku, tidak menyangka bakal dinobatkan jadi wisudawan terbaik. Sebab selama menjalani kuliahnya ia tidak pernah berharap jadi lulusan terbaik.

“Alhamdulilah saya hepi sekali karna menjadi wisudawan terbaik, alhamdulilah,” ucapnya saat ditemui usai prosesi wisuda, Rabu 13 Juli 2022.

Perempuan yang sering disapa Fika ini mengaku, sempat tidak percaya dinobatkan jadi lulusan terbaik pada acara wisuda ke IX IAIN Kendari ini.

“Bukan ekspestasi saya jadi wisudawan terbaik. Karna saya berpikir dari ratusan wisudawan atau wisudawati saya sudah pesimis tapi alhamdulilah dipercayakan untuk wisudawati terbaik,” beber wanita kelahiran Sukamukti, Kec Lalembuu, Kabupaten Konawe Selatan, 19 Agustus 1999 ini.

Dia juga mengaku, selama kuliah dirinya disibukan dengan kegiatan organisasi namun tidak pernah mengabaikan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.

“Kalau organisasi itu ada eksternal dan internal. Kalau organisasi eksternal itu ada Sultra Island Care & Kawan Inspirasi Kendari, dimana organisasi ini adalah pengabdian pada masyarakat, dimana saya juga hobi mengajar. jadi kalau hari sabtu dan minggunya saya menyempatkan untuk ikut dalam pengabdian kepada masyarakat,” benernya.

Kalau organisasi internal kampus, kata Fika dirinya bergabung di Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) dan UKM Bahasa IAIN Kendari, namun semejak proser tahapan penyusunan skripsi dirinya kurang berkontribusi pada organisasi tersebut.

“Saya anggota UKM-Pers dab juga anggota UKM Bahasa IAIN Kendari. Tapi semejak saya mulai menyusun skripsi saya tidak terlalu aktif karna saya mau fokus untuk menyelesaikan studi saya,” lanjutnya.

Menurutnya, Hal utama yang harus dipegang oleh mahasiswa, khususnya mereka yang berjuang menyelesaikan tugas akhir adalah usaha.

“Kalau tips sebenarnya harus usaha dan dekat sama dosen pembimbing,” tuturnya.

Usai menamatkan pendididikan di IAIN Kendari, Fika bercerita jika dirinya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri.

“Kalau untuk rencana kuliah, tempatnya belum pasti dimana, hanya untuk saat ini saya masih persiapan tes beasiswa Fulbright (Beasiswa Kuliah S2 di luar Negeri) tapi tahun ini insyaAllah mau persiapan untuk tes toefl,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Sholichin yang mendengarkan keinginan anaknya Fika Nurul Fadilla yang ingin melanjutkan kulianya di jenjang S2 dirinya akan mendukung.

“InsyaAllah kalau orang tua sehat siap lah untuk fika kedepannya. Adapun dia mau kuliah dimana biarlah dia yang menentukan yang penting terbaik untuk dia. Kita sebagai orang tua tetap dukung,” ucap Sholichin.

Reporter : Rizal Saputra
Editor : Amirulah