Oleh : Elfirawati
Ini aku, perempuan itu
Perempuan nirguna itu
Bukankah itu panggilanmu untukku, manusia sempurna?
Ini aku, manusia angkuh
Perempuan ini ringkih, tubuhnya sudah terkulai
Kau mau lihat?
Lihatlah ini! Lihatlah itu!
Ah! Bukannya kau manusia antipati?
Hingga perkataanku tak pernah kau pedulikan
Maukah kuberi tahu sesuatu?
Kau berhasil! Sangat berhasil
Tubuhnya sekarang habis ia gerogoti
Ia lukai hingga habis
Ini aku, perempuan gila itu!
Kau senang, wahai manusia sempurna?
Kau bahagia?
Selamat kalau begitu!
Apa kau tak mau mengucapkan kata terakhirmu sebelum aku habis menyayat diriku sendiri?
Ayolah, manusia sempurna!
Aku akan selalu mendengarmu
Apakah detikmu akan habis jika bom waktu di dalam kepalaku mulai meledak?
Kau tak tahu isi di kepalaku?
Ah! Lagi-lagi kau antipati
Bukannya kau yang menciptakan ini, mahkluk paling sempurna?
Isi di kepalaku itu sedetik saja mampu memusnahkanku
“Dasar manusia bodoh!”
“Perempuan jelek!”
“Lihatlah otakmu! Menjijikan!”
“Perempuan tak berguna!”
“Kau manusia?”
“Manusia sepertimu tak begini. Hahaha”
“Perempuan lemah!”
Sudahkah kau tahu itu manusia sempurna?
Perkataanmu memanglah rakitan bom paling ampuh untuk menghancurkan dunia kecilku
Duniaku gelap, bukan?
Kau menikmatinya? Kau puas?
Ini aku, perempuan gila itu
Detik demi detik
Ia akan habis
Dilahap oleh isi kepalanya sendiri
Dimusnakan oleh bom waktu yang sudah kau rakit dengan perkataanmu
Bersabarlah. Tunggulah aku
Aku tak lama lagi
Jangan khawatir, manusia sempurna
Duniamu tak akan runtuhkan?