Dualisme Kepemimpinan, Eks Ketua HMPS PGMI Rahmat : Nanti Kita Urus Secara Keluarga

Kendari, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Kendari periode 2023 – 2024 diduga memiliki dua kepemimpinan.

Hal itu ditandai dengan tersebarnya pamflet ucapan selamat di media sosial whatsApp organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah kepada Firkhad Hadi Saputra sebagai ketua HMPS PGMI periode 2024 – 2025.

Sementara itu, pada akun Instagram dema_iainkendari juga mengucapkan selamat kepada kepada orang yang berbeda yakni Muh. Yogi Alfajri atas terpilihnya sebagai ketua HMPS PGMI periode 2024 – 2025.

Dari informasi yang dihimpun tim Objektif.id, dua kepemimpinan HMPS PGMI itu bermula pada saat MUBES yang digelar di Aula FTIK IAIN Kendari pada Kamis (27/6) lalu. Dengan dua calon Ketua HMPS yakni Firkhad Hadi Saputra dan Muh. Yogi Alfajri.

Pada Mubes tersebut Firkhad Hadi Saputra memperoleh 37 suara, sementara Muh. Yogi Alfajri memperoleh 33 suara. Namun, dari pihak pengurus HMPS PGMI sebelumnya menolak hasil perhitungan mubes tersebut.

Hal itu dikarenakan terdapat indikasi kecurangan sehingga, mereka kembali mengadakan musyawarah besar di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai 2. Pada Jumat, (28/6) kemarin. Dari hasil Mubes tersebut Muh. Yogi Alfajri terpilih sebagai ketua HMPS PGMI PGMI Periode 2024 – 2025.

Saat diwawancarai tim objektif.id, Sabtu, (29/6) Muh. Yogi Alfajri membenarkan adanya isu dualisme tersebut, Dia juga membeberkan peristiwa dibalik kecurangan tersebut karena, adanya intervensi dari peserta forum yang sudah menjadi Alumni IAIN Kendari.

“Salah satu pertimbangan logisnya adalah bahwa di dalam musyawarah tersebut banyak mendapatkan intervensi dari alumni, mahasiswa di luar dari prodi PGMI, bahkan ada peserta forum yang belum berstatus mahasiswa, yang kemudian itu merusak marwah forum musyawarah” ungkapnya

Sementara itu, Demisioner Ketua HMPS PGMI periode 2023 – 2024, Rahmat mengatakan peristiwa dualisme tersebut akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

“Apapun masalah yang terjadi dalam himpunan saya insyaallah biarkan kami atasi secara kekeluargaan,” ujarnya.

Pihaknya juga mengaku akan mengadakan rapat bersama SEMA dan DEMA fakultas Fatik terkait pemecahan masalah tersebut.

Sebagai informasi, tim Objektif.id telah berupaya menghubungi pihak kedua, Firkhad Hadi Saputra namun dia tidak dapat dihubungi.

 

 

Akibat Intervensi Alumni di Forum Mubes, HMPS PGMI IAIN Kendari Kini Dualisme

Kendari, Objektif.id – Diduga salah satu alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menjadi penyebab terjadinya dualisme kepemimpinan pada Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) periode 2024 – 2025.

Sebab, pada Musyawarah Besar (MUBES) yang diselenggarakan di Aula FTIK IAIN Kendari pada Kamis (27/6) lalu, ada salah satu alumni inisial LM ikut terlibat dalam pemilihan ketua HMPS PGMI tersebut.

Dari video berdurasi 15 detik itu yang diterima tim objektif.id terlihat alumni tersebut mengenakan pakaian kaos oblong berwarna merah sedang beradu argumen dengan peserta forum lainya.

“Iya, kalian pahami dulu, refresh dulu, kalian sudah makan,” ucapnya didalam video dengan muka cemberut.

Salah satu mahasiswa PGMI, Muh. Yogi Alfajri membenarkan adanya isu dualisme dan juga intervensi dari berbagai pihak yang bukan peserta forum itu.

“Di dalam musyawarah tersebut banyak mendapatkan intervensi dari alumni, mahasiswa di luar dari prodi PGMI, bahkan ada peserta forum yang belum berstatus mahasiswa yang kemudian merusak marwah forum musyawarah, ” Kata Yogi. Sabtu, (29/6/2024).

Diketahui, dua kepemimpinan itu ditandai dengan tersebarnya pamflet ucapan selamat di media sosial whatsApp organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Tarbiyah kepada Firkhad Hadi Saputra sebagai ketua HMPS PGMI periode 2024 – 2025.

Kemudian, pada akun Instagram dema_iainkendari juga mengucapkan selamat kepada kepada orang yang berbeda yakni Muh. Yogi Alfajri atas terpilihnya sebagai ketua HMPS PGMI periode 2024 – 2025.

 

 

Warek lll IAIN Kendari Bekali Ilmu Entrepreneur Bagi Mahasiswa KIP Melalui Workshop Digital Marketing

Kendari, objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Workshop Digital Marketing untuk mahasiswa penerima KIP di gedung Aula mini perpustakaan. Pada Sabtu, (29/6/2024)

Kegiatan ini, mendatangkan dua narasumber terkemuka yang berasal dari Makassar yakni, content creator dan public speaker, Rijal Djamal, S.S.,M.Si.,CPT serta Digital Marketing PT Arrafsyah, Muh. Mujahiddin Amrullah. Workshop ini juga dihadiri oleh 250 mahasiswa penerima KIP tahun 2023.

Warek III IAIN Kendari, Sitti Fauziah, mengungkapkan program ini untuk menanggapi dari hasil data penelitian tahun 2023 yang menunjukkan mayoritas alumni PTKIN bekerja di luar latar belakang keilmuannya.

“Sebagian besar alumni beralih karir menjadi pembuat konten atau pemilik UMKM sukses, menyadari pentingnya pengetahuan pemasaran digital kepada mahasiswa, program ini bertujuan memberikan keterampilan secara mandiri dalam membuat dan memasarkan produk,” tuturnya

Lebih lanjut, dia juga berharap adanya kegiatan tersebut, dapat menjadikan mahasiswa sebagai konten kreator edukatif yang sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Kita ingin membekali mahasiswa dengan ilmu enterpreneur yang bersinergi dengan ilmu agama, sehingga ketika alumni nanti dapat menjadi agen perubahan sesungguhnya, memiliki pengetahuan agama serta kewirausahaan,” ungkapnya.

Salah satu peserta mahasiswa KIP, Wahida, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru di luar gelar.

“Workshop seperti ini sangat bermanfaat di adakan karena mahasiswa perlu keterampilan digital marketing untuk menghadapi era digital yang semakin berkembang,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Melvi Widya

Ketua Komisariat Ibnu Rusyd IAIN Kendari Soroti Tindakan Premanisme Oknum Dosen Terhadap Kader HMI

Kendari – Objektif.id, Ketua Umum HMI Komisariat Ibnu Rusyd IAIN Kendari, Al-izar angkat bicara atas perlakuan premanisme oknum dosen terhadap salah satu mahasiswa bernama Harpan Pajar sekaligus kader HMI pada, Jum’at (28/6) kemarin.

Ia juga meminta kepada pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, untuk mengevaluasi kinerja tenaga pengajar.

“Saya meminta kepada pimpinan FEBI, dalam hal ini Dekan FEBI untuk mengevaluasi tenaga pengajar di lingkup fakultasnya”. Kata Izar saat ditemui di sekretariat HMI Komisariat se-IAIN Kendari. Pada, Jumat (28/6/2024)

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) IAIN Kendari periode 2022/2023 itu, sangat menyayangkan sikap arogan dan premanisme yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut.

“Kejadian tersebut sangat di sayangkan terjadi di IAIN Kendari terlebih lagi itu dilakukan oleh dosen yang merupakan tenaga pendidik, dosen yang seharusnya menjadi mitra belajar dan diskusi Mahasiswa malah melakukan sikap premanisme tentu itu tidak mencerminkan selayaknya pengajar,” Sambungnya

Ia juga menegaskan, bahwa akan terus melakukan aksi demontrasi apabila praktik seperti itu masih terjadi dilingkungan pendidikan terkhusus di IAIN Kendari.

“Apabila tindakan arogan dan premanisme yang terjadi kepada kader HMI tidak segera diselesaikan dan kejadian seperti itu masih akan terulang maka saya akan mengonsolidasi besar-besaran untuk melakukan demonstrasi,” Tegasnya.

Selain itu, Demisioner Ketua Senat Mahasiswa IAIN Kendari, Harpan Pajar menceritakan kronologi tindakan premanisme yang dilakukan oleh salah satu oknum dosen terhadap dirinya.

“Awalnya saya tidak menyangka akan disuruh keluar dari ruang perkuliahan hanya karena tidak membawa buku tulis, Saya juga kaget sampai baju saya ditarik (dosen inisial KNS) untuk meninggalkan ruangan, padahal selama ini saya telah mengikuti segala instruksinya, dan sudah sering juga saya masuk kuliah tidak bawa buku, tapi tiba-tiba kejadian tidak mengenakan itu terjadi, saya kira itu tindakan yang tidak adil,” ungkapnya

Setelah dosen tersebut meninggalkan ruangan, Harpan berinisiatif menemui Kaprodi Ekonomi Syariah untuk melakukan klarifikasi karena dia takut nilai akademisnya cacat.

Tetapi ketika akan menemui Kaprodinya dosen inisial IMR yang kebetulan sedang bersama kaprodinya itu tiba-tiba melempar botol mineral kepada Harpan dengan gelagat ingin melakukan sentuhan fisik.

“Saat itu saya sedang mencari kaprodi saya yang kebetulan sedang berada di ruangan rapat fakultas, tetapi saat saya masuk tiba-tiba saya disuruh keluar, setelah itu saya tanya kenapa?, namun setelah pertanyaan tersebut pak IMR langsung melemparkan botol minuman ke arah saya yang untungnya kena pintu, tidak hanya itu, dia (IMR) juga berusaha mendekati saya untuk melakukan kontak fisik,” pungkasnya

 

Penulis: Isar
Editor: Tesa Ayu 

Niat Ingin Mediasi, Eks Ketua SEMA IAIN Kendari malah Dilempar Botol Minuman 

Kendari, Objektif.id – Perseteruan antara Mahasiswa dan oknum Dosen yang dianggap arogan berlanjut hingga Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang baru demisioner, Harpan Pajar mendapat Tindakan premanisme oleh salah satu oknum dosen.

Harpan mengungkapkan bahwa tindakan premanisme itu bermula saat dirinya hendak menemui Kepala Program Studi (Kaprodi) yang saat itu berada di Ruang Rapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dengan niat ingin membicarakan kejadian saat dirinya diusir dari ruangan perkuliahan, Jumat (28/06/2024).

Saat dia memasuki ruang rapat tersebut, didalam telah ada dosen yang mengusir dirinya dari ruangan Perkuliahan inisial KNS, kaprodi Esy, dan oknum dosen yang melakukan aksi premanisme inisial IMR terhadap dirinya.

“Sesudah perkuliahan berhenti, saya menuju ke tempat kaprodi Ekonomi dengan niatan ingin dimediasi oleh beliau, saat masuk di sana telah ada dosen yang menyuruh saya keluar ruangan dan dosen yang bersikap premanisme kepada saya,” bebernya.

Setelah berada didalam, Harpan menyampaikan bahwa dirinya ingin berbicara dengan kaprodi Esy, namun dia langsung diusir oleh KNS. Ketika dirinya dipersilakan keluar ia bertanya mengapa tidak boleh masuk, setelah ia bertanya, kejadian premanisme itu pun terjadi.

“Saya salam dengan sopan baru masuk, pas didalam disuruh keluar habis itu saya tanya kenapa, tapi sehabis bertanya begitu tiba-tiba saya dilempar botol minuman sama pak IMR, untung kena pintu, tidak hanya itu, dia (IMR) juga berusaha meraih posisi saya untuk melakukan kontak fisik, tetapi masih ditahan sama pak kaprodi,” ucapnya.

Atas kejadian premanisme yang menimpa dirinya, ia sangat menyayangkan banyak tuduhan beredar bahwa dirinya yang memulai kekacauan.

“Tuduhan oknum dosen-dosen yang mengatakan bahwa saya menendang pintu saat masuk di dalam ruangan rapat adalah kebohongan publik, silahkan dicek CCTV yang berada di lorong fakultas, bisa juga langsung ditanyakan kepada kaprodi Esy, bahkan ada saksi lain yang menyaksikan saya masuk dengan cara seperti apa,” pungkasnya.

Diketahui, tim Redaksi Objektif.id telah berupaya mengkonfirmasi kejadian ini kepada IMR. Namun, sampai berita ini ditayangkan IMR enggan memberikan jawaban.

 

Penulis: Ai
Editor: Melvi Widya

Parah, Oknum Dosen IAIN Kendari “Larang” Mahasiswa Ikuti Perkuliahan Karena Tidak Bawa Buku Tulis

Kendari, Objektif.id – Seorang mahasiswa bernama Harpan Pajar di Kampus IAIN Kendari Sultra tampak siap mengikuti perkuliahan. Namun, semangatnya harus berakhir dengan kekecewaan sebab salah satu oknum dosen inisial (KNS) mengeluarkan dirinya dari ruangan perkuliahan karena tidak membawa buku tulis.

Peristiwa yang dialami Harpan pada, Jumat (28/06/2024) sekitar Pukul 10.35 Wita itu bermula ketika dirinya hendak mengikuti mata kuliah Etika Bisnis Islam yang merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Ekonomi Syariah yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Harpan Pajar yang merupakan Demisioner Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kendari periode 2023 – 2024 mengaku, menyesalkan tindakan arogansi oknum dosen yang dilakukan pada dirinya. Sebab dirinya tidak menyangka akan disuruh keluar dari ruangan hanya karena tidak membawa buku tulis.

“Saya juga kaget sampai baju saya ditarik untuk meninggalkan ruangan, sementara selama ini semua arahannya sebagai dosen saya turuti, sudah sering saya masuk kuliah tidak bawa buku. Tapi tiba-tiba disuruh keluar hanya karena tak bawa buku tulis, saya kira itu tindakan yang tidak adil”, bebernya.

Ia juga mengungkapkan bahwa sikap oknum dosen tersebut adalah praktik otoriter, karena oknum dosen tersebut mengatakan bahwa diruang perkuliahan merupakan kelas dosen.

“Dosen yang bersangkutan juga mengatakan bahwa kelas yang ia masuki adalah kelasnya, kalau seperti itu dimana letak demokratisnya. Dan perkataan itu disaksikan oleh mahasiswa lain yang ada di kelas,” ungkapnya.

Aksi oknum dosen tersebut menuai kritik dari Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ekonomi Syariah, M. Safaruddin Asri. Ia mengatakan, jika perbuatan tersebut bagian dari pembungkaman hak akademik serta ketidakadilan yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa.

“Tidak masuk akal hanya karena tidak bawa buku baru mau di kasih keluar dari ruang kelas. Tidak adil itu. Apakah tidak bawa buku tulis mahasiswa tidak bisa mendapatkan hak akademiknya. ini kan konyol”, imbuhnya.

Sebelum berita ini diterbitkan, dosen yang bersangkutan telah dihubungi namun dosen tersebut memblokir WhatsApp dari tim Objektif.id yang ingin mengkonfirmasi peristiwa yang terjadi.

 

Penulis: Al-izar
Editor: Melvi Widya

Jelang Sehari Penutupan UM-PTKIN, Warek I IAIN Kendari Harap Kuota Camaba Terpenuhi

Kendari, Objektif.id – Sudah menghitung hari pelaksanaan UM-PTKIN dengan akan berakhir pada tanggal 29 Juni 2024. Ujian ini, terselenggara sebanyak 15 sesi yang terbagi 1 hari 3 sesi. (28/6/2024)

Warek 1 IAIN Kendari, Jumarddin La Fua memprediksi bahwa pengumuman kelulusan UM-PTKIN akan  dipublikasikan pada 8 Juli 2024 mendatang.

“Sebelum pengumuman, kami mengadakan rapat terlebih dahulu pada tanggal 5-6 Juli, Adapun untuk tahun ini IAIN Kendari akan menyediakan kuota sebanyak 2.000 orang mahasiswa baru melalui tiga jalur seleksi yaitu SPAN-PTKIN, UM-PTKIN dan Mandiri Lokal,” Kata Jumarddin saat ditemui oleh objektif.id, Kamis (27/6/2024)

Beliau juga berharap, para mahasiswa baru  tersebut dapat berkontribusi dalam mempromosikan IAIN Kendari kepada masyarakat sesuai apa yang menjadi visi misi kampus.

“IAIN Kendari sebagai salah satu kampus yang mengusung tema moderasi beragama mengharapkan mahasiswa-mahasiswa baru ini nantinya bisa berkontribusi sekaligus mempromosikan IAIN Kendari kepada Masyarakat-masyarakat yang ada di luar sana,” sambungnya

Sementara itu, salah satu camaba, Saskia Dwi Astuti dari Koeono Kec.Palangga Selatan berharap menjadi salah satu orang yang di nyatakan lulus dalam ujian tersebut.

“Saya berharap setelah ini, bisa memberikan kabar baik dengan dinyatakannya saya lulus agar bisa bersandingan dengan sepupu saya yang kuliah di kampus ini,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, hasil ujian jalur SPAN-PTKIN telah diumumkan pada (02/4/). Sedangkan untuk jalur Mandiri Lokal masih tahap pendaftaran yang dilaksanakan dari tanggal 26 April – 13 Juli 2024.

 

Penulis: Novasari 
Editor: Tesa Ayu 

1.065 Peserta Ikut Tes SSE UM-PTKIN di IAIN Kendari 

Kendari, objektif.id – Sebanyak 1.065 peserta mengikuti Seleksi Sistem Elektronik (SSE) Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) di lab komputer IAIN Kendari yang berlangsung dari tanggal 24-29 Juni 2024.

SSE UM-PTKIN merupakan salah satu cara bagi calon mahasiswa baru untuk memasuki dunia kampus dengan mengikuti ujian seleksi sistem elektronik berbasis komputer yang diselenggarakan secara serentak di seluruh PTKIN di seluruh Indonesia.

Warek I IAIN Kendari, Jumarddin La Fua, menyambut hangat para peserta ujian dengan menyediakan tiga ruangan untuk tiga sesi setiap hari.

“Dari 1.065 peserta ujian SSE UM-PTKIN tersebut nantinya akan dibagi menjadi tiga sesi setiap hari, dengan tiga ruang ujian yang telah disiapkan yang masing-masing dapat menampung sekitar 20 hingga 28 peserta,” ungkapnya

Lanjut, Jumarddin berpesan, agar peserta mematuhi tata tertib dan tata cara selama mengikuti pelaksanaan ujian SSE UM-PTKIN di IAIN Kendari.

“Peserta yang tidak mematuhi tata tertib dan tata cara mengikuti ujian SSE UM-PTKIN akan mendapat teguran dua kali melalui aplikasi ujian, Jika teguran tidak diindahkan, maka peserta akan didiskualifikasi dan dinyatakan gugur,” tegasnya

Salah satu peserta ujian calon mahasiswa baru IAIN Kendari asal Bombana, Hamka, mengungkapkan bahwa dirinya sangat optimis akan diterima di kampus tersebut, sebab ia sudah giat belajar untuk mengikuti ujian SSE UM-PTKIN ini.

“Saya berharap, semoga bisa lulus pada ujian seleksi ini, Karena IAIN Kendari merupakan salah satu kampus yang saya minati di Sultra,” pungkasnya.

 

Penulis: Andika
Editor: Melvi Widya

Sukses Gelar MUBES, Muhammad Fadli Hasmi Kini Nahkodai HMPS KPI

Kendari, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari sukses menyelenggarakan Musyawarah Besar (MUBES) pergantian Kepengurusan HMPS KPI periode 2023-2024.

Mubes yang merupakan kegiatan rutin ini, dilakukan setiap tahun untuk pergantian kepengurusan itu berlangsung pada Minggu (23 Juni 2024) di Ruangan Lab KPI Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif KPI.

Ketua HMPS KPI terpilih periode 2024-2025 Muhammad Fadli Hasmi mengaku, usai dirinya terpilih akan menjadikan Lembaga sebagai wadah untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa khususnya mahasiswa KPI dan memberikan kenyamanan di masyarakat serta menumbuhkan rasa kekeluargaan di lingkup HMPS KPI.

Sementara itu, demisioner Ketua HMPS KPI periode 2023-2024 Nini Sasmitha, berharap Ketua HMPS KPI yang terpilih di mubes kali ini bisa mewujudkan visi dan misinya dengan baik dan dapat melanjutkan kegiatan kegiatan HMPS KPI sebelumnya.

“Semoga ketua HMPS terpilih di mubes kali ini semoga bisa mewujudkan visi dan misinya dengan baik dan dapat melanjutkan kegiatan kegiatan kepengurusan HMPS KPI sebelumnya” ungkapnya.

Penulis: Nita Aprilia
Editor: Melvi Widya

Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan, Kohati Cabang Kendari Gelar Sharing Sessions

Kendari, objektif.id – Korps HMI-Wati (Kohati) cabang Kendari mengadakan sharing session dengan mengusung tema, Tangguh Membangun Daerah. Yang bertempat di Wisma Lafran Pane Sekretariat HMI Cabang Kendari, pada Jumat (21/06/2024).

Dimana kegiatan ini dipandu langsung oleh Nur Hayatul Islamia Hasari selaku moderator dengan pemateri Betty Epsilon Idroos selaku komisioner KPU RI periode 2022-2027, dan juga pernah menjabat sebagai ketua umum kohati PB HMI periode 2006-2008.

Kegiatan ini mengangkat beberapa topik penting dan relevan dengan peningkatan kesejahteraan, serta hubungan antar masyarakat khususnya bagi perempuan.

Betty Epsilon Idroos, dalam materinya menyampaikan menjadi seorang perempuan hebat ada 4 peran yang harus disiapkan sejak dini.

“Ada 4 peran yang harus disiapkan dan dijalani oleh perempuan hebat: Menjadi anak terbaik, Menjadi istri dan menantu terbaik, Menjadi orang tua terbaik, Menjadi anggota masyarakat yang baik,”Kata Betty saat penyampaian materinya.

Ia juga menyampaikan harapannya agar kader-kader kohati lebih hebat dari pada dirinya.

“Saya berharap agar adik-adik pantang menyerah, dan selalu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi,” Sambungnya.

Sementara itu, ketua Kohati Cabang Kendari, Ecy Pitriani Sulastri berharap, semoga dengan adanya kegiatan ini bisa berdampak baik terhadap sudut pandang perempuan terutama dalam dunia politik.

“kita perempuan tidak bisa dibatasi oleh siapapun kita bisa masuk dalam ranah apapun itu,” Pungkasnya.

 

Penulis: Maharani
Editor: Melvi Widya

Gelar Pelatihan, IAIN Kendari Komitmen Wujudkan Kampus Bebas Kekerasan Seksual

Kendari, Objektif.id – Kekerasan seksual merupakan perilaku merendahkan seseorang, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik dan kerap terjadi dimana saja. Kampus yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk menuntut ilmu, nyatanya tidak terlepas dari berbagai perilaku kekerasan seksual.

Menanggapi hal tersebut, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Kendari. Menggelar pelatihan bertajuk “Pendampingan Penanganan dan Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus ” di gedung Aula Mini IAIN Kendari yang telah berlangsung sejak tanggal 19-20 Juni 2024.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Komisioner Komnas Perempuan jakarta Prof. Hj. Alimatul qibtiyah, M.Si., MA., Ph.D dan kedua, Konsultan kesehatan Reproduksi Gender dan Pendidikan Dr. Sartiah Yusran, M.Ed., Ph.D serta diikuti oleh seluruh mahasiswa IAIN Kendari.

Kapus Studi Gender dan Anak, Nur Hasanah Safei, M.Pd mengatakan, pelatihan ini sangat perlu dilakukan melihat semakin marak terjadinya kasus kekerasan seksual.

“Semoga dengan pelatihan ini, mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran bagaimana cara menangani peristiwa pelecehan seksual,” ungkapnya Kamis, (20/6/2024)

Komisioner Komnas Perempuan Jakarta, Alimatul menjelaskan, Sejak disahkannya UU No. 12 Tahun 2022 mengenai Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Sebaliknya kasus kekerasan seksual masih banyak terjadi bahkan dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup drastis.

“Menjadi perhatian utama pimpinan untuk segara membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual atau Satgas PPKS agar para korban memiliki tempat yang tepat untuk melapor,” jelasnya

Alimatul juga menegaskan, edukasi pendidikan seksual harus menyentuh semua lapisan masyarakat untuk meminimalisasi terjadinya kekerasan seksual.

Sementara itu, Konsultan Kesehatan Reproduksi Gender, Sartiah berpendapat, bahwa kemanusiaan era sekarang telah mengalami degradasi oleh karena itu, penanganan dan pencegahan kekerasan seksual sangat penting dan harus diterapkan sedini mungkin.

“Kita akan kehilangan generasi berkualitas dimasa depan kalau kekerasan seksual ini dibiarkan,” pungkasnya

 

Penulis: Wahida
Editor: Tesa Ayu

Kader HMI IAIN Kendari Tolak Izin Usaha Pertambangan untuk Ormas Keagamaan

Kendari, objektif.id -Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) IAIN Kendari melakukan aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari – Konawe Selatan, Rabu (19/6/2024).

Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2024 tentang perubahan atas PP No 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Koordinator Lapangan Muhammad Arya, menilai kebijakan yang diambil pemerintah dengan mengeluarkan PP No 96 Tahun 2021 untuk Izin Usaha Pertambangan untuk Ormas Keagamaan nantinya akan merugikan masyarakat.

“Kami menilai bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah hari ini sangat sangat krusial dan akibatnya akan merugikan masyarakat,” ungkap Arya.

Selain tuntutan membatalkan pemberian izin usaha pertambangan ormas agama, dirinya menyoroti kebijakan terkait Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) yang dinilai akan merugikan negara.

Dengan tegas, mahasiswa Ekonomi Syariah itu meminta agar pemerintah mendengarkan suara mahasiswa dan rakyat dan memperhatikan keadilan dalam setiap kebijakan yang diambil.

Dirinya berharap pemerintah dapat merespons tuntutan mereka dengan bijaksana dan memperhatikan kepentingan masyarakat secara menyeluruh.

“Agar pemerintah lebih jeli lagi melihat dan membuat kebijakan di masyarakat yang imbasnya itu harus bertujuan kepada kemakmuran masyarakat kita,” tutupnya.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Red

Pentingnya Google Earth Dalam Penentuan Arah Kiblat

Objektif.id – Google earth telah menjadi alat yang sangat penting dalam banyak aspek kehidupan modern. Termasuk dalam menentukan arah kiblat bagi umat muslim diseluruh dunia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa google earth sangat berguna, dalam hal ini:

1. Akurasi dan Presisi 

Google earth menyediakan peta global yang sangat akurat, termasuk informasi detail tentang lokasi geografis dimana pun. Hal ini memungkinkan umat muslim untuk menemukan arah kiblat dengan presisi yang tinggi, terutama di tempat-tempat yang tidak memiliki akses yang mudah ke informasi lokal atau infrastruktur untuk menentukan kiblat secara langsung.

2. Aksesibilitas Universal

Google earth dapat diakses secara luas melalui perangkat komputer dan ponsel cerdas, ini memungkinkan siapapun, di mana pun mereka berada, untuk menentukan arah kiblat dengan mudah hanya dengan menggunakan aplikasi atau versi web google earth. Aksesibilitas ini sangat bermanfaat bagi musafir atau mereka yang tinggal di daerah yang tidak memiliki referensi lokal yang cukup untuk menentukan kiblat.

3. Penggunaan Yang Mudah

Antarmuka google earth dirancang untuk mudah digunakan, bahkan bagi pengguna yang kurang berpengalaman dalam navigasi atau penggunaan teknologi. Pengguna dapat dengan cepat memasukkan koordinat atau nama tempat untuk menemukan arah kiblat dengan beberapa klik.

4. Fleksibilitas Dalam Menentukan Lokasi 

Google earth tidak hanya memberikan informasi tentang arah kiblat di lokasi saat ini, tetapi juga memungkinkan pengguna untuk menelusuri dan menemukan arah kiblat di berbagai lokasi di seluruh dunia. Ini sangat bermanfaat untuk perencanaan perjalanan atau kegiatan di tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

5. Integrasi Dengan Teknologi Lain

Beberapa aplikasi dan situs web islam yang berkaitan dengan waktu shalat atau panduan keagamaan telah mengintegrasikan fungsi google earth untuk menunjukan arah kiblat secara langsung kepada pengguna mereka. Hal ini meningkatkan kenyamanan dan ketepatan dalam menentukan arah kiblat dalam konteks kegiatan keagamaan sehari-hari.

Dengan demikian, google earth telah membuktikan dirinya sebagai alat yang sangat berguna dan efektif dalam membantu umat muslim di seluruh dunia menentukan arah kiblat dengan mudah, akurat, dan tepat waktu.

 

Penulis: Adenis sastrawan S.Hi., M.H & Madiarto
Editor: Melvi Widya

Pemda Wakatobi Lakukan Monitoring dan Evaluasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Merdeka Belajar di Kampus IAIN Kendari

Kendari, objektif.id – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wakatobi melakukan monitoring dan evaluasi bagi mahasiswa penerima beasiswa merdeka belajar asal Wakatobi di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Kegiatan yang berlansung di Aula Mini IAIN Kendari pada Senin 10 Juni 2024 itu dihadiri oleh, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Wakatobi Nurmasi, S.Pd.,MM, Kepala Sub Bagian Layanan Akademik pada Bagian Umum dan Layanan Akademik Biro AUAK Sakri, S.Si. dan puluhan mahasiswa  asal Wakatobi.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Wakatobi Nurmasi, S.Pd.,MM, mengatakan kampus IAIN ini merupakan salah satu kampus yang sudah melakukan MoU dengan pemerintah Kabupaten Wakatobi. Sehingga pihak pengelola beasiswa ini melakukan pengawasan, monitoring terhadap mahasiswa asal Wakatobi yang Kuliah di IAIN Kendari.

“Selain itu, kami memberi penguatan kepada mahasiswa Wakatobi yang ada di IAIN ini untuk belajar lebih efektif. Harapan kita (Pemerintah Daerah) bahwa dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat berkontribusi lagi kepada kabupaten Wakatobi setelah melakukan studi” ujarnya.

Nurmasi mengungkapkan, anggaran yang digelontorkan Pemda Wakatobi di Tahun 2023 untuk beasiswa hampir mencapai 3 Miliar Rupiah. Hal itu merupakan salah satu program unggulan bupati Wakatobi Haliana di bidang pendidikan dan ini merupakan bukti keseriusan beliau yang begitu besar untuk membantu meringankan beban mahasiswa.

Kepala Sub Bagian Layanan Akademik pada Bagian Umum dan Layanan Akademik Biro AUAK Sakri, S.Si. mengaku kegiatan ini sangat baik untuk mahasiswa IAIN Kendari dan ini pemerintah daerah Wakatobi memberikan bantuan kepada mahasiswa IAIN Kendari yang berasal dari WAKATOBI dan berdomisili di Wakatobi.

Salah satu mahasiswa IAIN Kendari, Wa Aisya mengatakan, meski kegiatan ini merupakan pertemuan perdana antara Penerima Beasiswa dan Pengurus Beasiswa namun ini sangat membantu. Selain membantu, giat ini juga memberikan informasi kepada adik-adik mengetahui biasiswa tersebut.

Reporetr: Muliyono
Editor : Redaksi

Kabid PTKP HMI Komisariat FKIP UHO Soroti Isu Kriminalisasi Aktivis, Komersialisasi Pendidikan dan Tapera

Kendari, objektif.id – Kabid Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan pemuda (PTKP) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), komisariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO), soroti isu kriminalisasi aktivis, komersialisasi pendidikan serta Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Pada Minggu (9/6/2024).

Ikhram, menyampaikan kekecewaannya mengenai sistem hukum pemerintahan Indonesia saat ini, masih terdapat banyak tindakan kriminalisasi pada aktivis, serta terhalangnya ruangan ekspresif masyarakat yang seharusnya difasilitasi oleh Negara.

“Berangkat dari pasal 28 E ayat (3) UUD 1945 tentang setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat, namun fakta lapangannya tidak sesuai dengan bunyi undang-undang tersebut, masih terdapat banyak kejadian kriminalisasi aktivis dibeberapa daerah di Indonesia serta tidak adanya ruang berekspresi di lingkup penduduk sipil yang seharusnya negara mampu memfasilitasi cakupan kebebasan mengeluarkan pendapat di muka umum itu,” kata Ikhram saat dihubungi melalui via WhatsApp, Minggu (9/6/2024)

Ia juga menambahkan, pemerintah harus lebih memperhatikan mengenai revisi UU ITE.

“Dengan adanya revisi undang-undang yang mengancam pembelaan hak asasi manusia, seperti UU ITE harus lebih dipertimbangkan,” tegasnya

Selain itu, kekecewaan Ikhram kian bertambah dikarenakan komersialisasi pendidikan semakin merajalela pada dunia pendidikan.

“Komersialisasi pendidikan yang tidak lagi melihat kebutuhan lembaga pendidikan, banyak lembaga pendidikan yang hanya mementingkan keuntungan pribadi dengan menaikkan biaya tanpa memerhatikan sarana dan prasarana untuk pengembangan pendidikan yang lebih baik, yang harusnya lembaga pendidikan hari ini lebih fokus pada pelayanan pendidikan dan prasarana yang manfaatnya lebih besar untuk semua kalangan,” tuturnya

Tidak selesai dari itu, Ikhram kembali dibuat geram dengan adanya peraturan baru mengenai Tapera yang sangat membebani para pekerja, dimana peraturan ini langsung ditetapkan oleh presiden Joko Widodo pada (20/5) lalu di istana kepresidenan.

“Keluarnya kebijakan Tapera pasal 15 PP nomor 21 tahun 2024 , sebuah kebijakan berupa penyimpanan dimana setiap pekerja dengan gaji diatas upah minimum harus membayar 3% dari gaji nya, menjadi hal yang cukup membebani para pekerja terlebih belum ada titik kejelasan dari Tapera itu sendiri,” pungkasnya

Penulis: Maharani
Editor: Melvi Widya