Pengadilan Negeri Andoolo Vonis Lepas Dua warga Torobulu Yang Dikriminalisasi PT. WIN

Kendari, Objektif.id– Selasa 01 Oktober 2024, Pengadilan Negeri (PN) Andoolo memvonis lepas 2 warga Torobulu yang sebelumnya didakwa dan dikriminalisasi oleh perusahaan PT. WIN. Keputusan ini menjadi kemenangan bagi masyarakat Torobulu yang selama 1 tahun melakukan upaya perlawanan melalui jalur-jalur hukum akibat tindakan kesewenang-wenangan dari pihak perusahaan.

Setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti yang dihadirkan, Nursinah, Ketua Hakim yang memimpin persidangan berkesimpulan bahwa perbuatan terdakwa tidak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Oleh karena itu, terdakwa dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuntutan hukum.

“Terdakwa telah dinyatakan terbukti melakukan perbuatan sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum, akan tetapi perbuatan tersebut tidak dapat dipidana karna secara hukum memiliki alasan yang benar dan oleh karnanya terdakwa harus dilepas dari segala tuntutan hukum”, tutur Majelis Hakim.

Lanjut, Majelis Hakim juga secara tegas mengatakan bahwa perbuatan bapak Andi Firmansyah dan ibu Haslilin bukanlah tindak pidana, Majelis Hakim kemudian dengan tegas memutuskan melepaskan terdakwa bapak Andi Firmansyah dan Ibu Haslilin dari segala tuntutan hukum.

“Menyatakan terdakwa Andi Firmansyah bin Marhaban Daeng Pasele alias bapanya Sahra dan ibu Haslilin, tersebut di atas terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan tetapi bukan merupakan perbuatan pidana, oleh karena itu melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum, memulihkan hak terdakwa dengan kemampuan kedudukan harkat dan martabatnya”, sambung Majelis Hakim.

Di tempat yang sama kuasa hukum Andi Firmansyah dan Haslilin menegaskan, bahwa secara konstitusional apa yang dilakukan masyarakat Torobulu telah tertuang dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009, yang menjamin hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, dan warga berhak memperjuangkan hak tersebut.

Selain itu, selaku kuasa hukum terdakwa, Muh. Ansar menyampaikan bahwa ketika jaksa penuntut umum melakukan upaya kasasi maka dia akan tetap bersama rakyat untuk melakukan perlawanan hukum.

“Terkait dengan ini kan putusannya, putusan lepas, jadi prosesnya menurut hukum itu jaksa kemungkinan akan melakukan upaya kasasi tetapi perlu kami tegaskan bahwa kami siap kembali untuk bersama masyrakat melakukan perlawanan hukum terhadap upaya kasasi yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum, dan sampai dimanapun kami akan tetap melindungi serta membela hak-hak dari warga”, ungkapnya.

Reporter: Kusma
Editor: Maharani. S

Mahasiswa Akhir Harus Tahu, Pengurangan UKT 50% Bagi Semester 13

Kendari, Objektif.id – Halo sobat mahasiswa! Baru-baru ini, Menteri Agama Republik Indonesia (RI) telah mengeluarkan surat keputusan mengenai pengurangan UKT bagi mahasiswa yang tengah menempuh kuliah pada semester 13.

Hal tersebut tertuang dalam surat  keputusan Menteri Agama RI Nomor 368 Tahun 2024 tentang Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, di mana dalam keputusan tersebut mahasiswa semester 13 dapat mengajukan pengurangan UKT.

Penurunan UKT sebesar 50 persen ini merupakan berita gembira bagi mahasiswa semester 13, karena program ini membantu meringankan beban biaya pendidikan bagi para mahasiswa yang telah menempuh studi dalam waktu yang cukup lama.

Selain itu, potongan UKT ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa semester akhir untuk segera menyelesaikan studinya.

Adapun, pengajuan pengurangan UKT dapat dilakukan dengan mendatangi bagian akademik kemahasiswaan di Universitas/Institut masing-masing.

Mahasiswa hanya harus melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, seperti fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan bukti pengambilan mata kuliah semester 13. So, tunggu apalagi segeralah melakukan pemberkasan kalian….

 

 

Penulis: Kusmawati
Editor: Andi Tendri

Begadang Dengan Penuh Gaya: Tips & Trik Begadang Secara Produktif

Objektif.id – Di zaman yang serba sibuk ini, begadang kerap menjadi pilihan untuk menyelesaikan berbagai tugas. Namun, begadang tidak selalu harus menjadi beban. Dengan beberapa strategi yang tepat, begadang bisa menjadi cara menjalani hidup yang produktif dan menyenangkan. Berikut ini beberapa tips & trik untuk menikmati larut malam:

1. Jadwalkan dengan bijak: Identifikasi prioritas dan buat jadwal kegiatan yang realistis. Jangan terlalu memaksakan diri untuk menyelesaikan semuanya dalam satu malam.

2. Tetap Sehat: Pastikan anda tetap waspada dan segar dengan menjaga asupan nutrisi seimbang, minum air putih yang cukup, dan melakukan peregangan saat larut malam.

3. Ciptakan Suasana Nyaman: Siapkan lingkungan kerja yang kondusif dengan pencahayaan yang memadai, musik yang menenangkan, dan sediakan camilan sehat untuk menemani anda.

4. Memanfaatkan Teknologi: Gunakan aplikasi atau perangkat yang dapat membantu anda tetap fokus, seperti pengatur waktu, pengelola tugas, atau pemutar musik.

5. Jangan Lupa Istirahat: Gabungkan kerja dan istirahat. Beristirahat sejenak untuk bersantai, seperti berjalan-jalan atau melakukan aktivitas menyenangkan.

6. Latih Disiplin Diri: Hindari godaan yang mungkin mengalihkan perhatian anda, seperti media sosial atau acara TV. Berkomitmen pada apa yang ingin anda capai.

Dengan mengikuti tips & trik di atas, begadang tidak lagi menjadi beban, melainkan cara menjalani hidup yang produktif dan menyenangkan. Semoga beruntung!

 

Penulis: Kusma
Editor: Tendri

Suara Hati di Kota besar

Objektif.id – Di sebuah kota besar yang penuh dengan gemerlap dan kehidupan yang serba cepat, ada seorang pria bernama Aman. Aman adalah seorang penulis dengan magnum opus tentang kritik sosial. Ketika dia masih muda, dia melihat banyak ketidakadilan dan kekurangan dalam sistem sosial yang ada di kota ini. Dia berusaha untuk menyampaikan pesan-pesannya melalui tulisan-tulisannya.

Namun, kebanyakan orang hanya melihat Aman sebagai tokoh kontroversial dan tidak ada yang menganggapnya serius. Mereka lebih suka memandang Aman sebagai sosok aneh yang hanya mencari sensasi semata. Meskipun orang-orang tahu ada kebenaran dalam kata-kata Aman, mereka lebih memilih mengabaikan daripada bertindak untuk mengubah keadaan.

Setiap hari, Aman berkeliaran di jalan-jalan kota besar ini. Dia melihat anak-anak jalanan yang kelaparan, pekerja bawah tanah yang lelah, dan keluarga miskin yang berjuang untuk bertahan hidup. Aman menghadapinya dengan perasaan yang campur aduk. Dia merasa kesedihan yang mendalam dan juga kemarahan yang tak terkendali.

Suatu hari, Aman melihat sebuah aksi pementasan teater di pusat kota. Aksi panggung ini menggambarkan sebuah keluarga miskin yang berjuang untuk mengatasi ancaman dari pihak industri besar yang ingin merebut tanah mereka. Aman terinspirasi oleh keberanian para pemain teater ini dan menyadari bahwa dia perlu menemukan cara baru untuk menyampaikan pesan kritisnya kepada masyarakat.

Aman kemudian memutuskan untuk memulai aksi protes yang dramatis. Dia menyewa megafon dan berdiri di tengah-tengah jalan utama di kota. Mengenakan kostum sepertinya adalah keberanian yang baru ia temukan. Dia mulai berteriak tentang ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial yang ada di kota ini. Banyak orang yang mengelilinginya, tapi sebagian besar hanya tertawa dan menganggapnya sebagai hiburan semata.

Namun, ada beberapa orang yang menyadari ketulusan dan kebenaran dari kata-kata Aman. Mereka mulai bergabung dengannya, dan kerumunan yang semakin besar mulai mengerubungi mereka. Mereka mulai menyuarakan tuntutan mereka untuk perubahan sosial.

Tak lama kemudian, media mulai meliput aksi protes Aman. Pesan yang ingin dia sampaikan akhirnya terdengar oleh masyarakat yang lebih luas. Orang-orang mulai mempertanyakan keadaan sosial yang ada, dan gerakan protes semakin meluas.

Aman menyadari bahwa ia telah mencapai tujuannya. Meskipun awalnya ia dianggap sebagai orang aneh, dia telah mampu mengubah pandangan dan menyadarkan banyak orang akan masalah sosial yang ada. Tidak hanya itu, ia mampu mendapatkan dukungan dan keterlibatan dari aktivis sosial lainnya, akhirnya terbentuklah gerakan yang bertujuan untuk membawa perubahan positif.

Cerita Aman mengingatkan kita bahwa untuk membuat perubahan dalam masyarakat, kita perlu berani menyuarakan kritik sosial. Meskipun awalnya kita mungkin diabaikan atau dianggap aneh, ketulusan dan kebenaran kita akan mencapai orang-orang yang benar-benar peduli dan bersedia berjuang bersama untuk mengatasi ketidakadilan sosial. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan dan membawa keadilan bagi semua orang.

Penulis: Kusmawati

Editor: Melvi Widya

Melodi Terakhir

Objektif.id – Pagi itu, langit cerah memancarkan sinar matahari yang menyapa desa kecil di pegunungan. Di sebuah rumah kecil di pinggiran desa, hidup seorang anak bernama Melodi. Melodi adalah gadis berusia 8 tahun yang memiliki bakat dalam bermusik. Ia memiliki suara yang indah dan mampu memainkan berbagai alat musik.

Suatu hari, Melodi mendengar kabar bahwa akan diadakan sebuah festival musik di kota besar. Atas dorongan teman-temannya, ia pun memutuskan untuk mengikuti audisi. Dengan tekun, Melodi berlatih menyanyi setiap hari dan memperbaiki keterampilannya memainkan alat musik.

Hari audisi pun tiba. Melodi tampil dengan penuh semangat dan berbakat. Namun, di tengah penampilannya, terdengar suara aneh yang berasal dari dalam tubuhnya. Suaranya yang indah tiba-tiba pecah dan tidak mampu mengeluarkan nada yang benar. Melodi merasa sangat malu dan kecewa, ia ingin lari dari panggung tersebut.

Setelah audisi, Melodi kembali ke rumah dengan perasaan sedih. Ia merasa kehilangan masa depannya dalam dunia musik. Namun, sang ibu datang menghampiri dengan senyuman lembut. Ibu Melodi memberikan sebuah cermin ajaib kepada anaknya.

“Ayahmu dulu juga seorang musisi hebat,” kata ibunya. “Cermin ini adalah warisan dari ayahmu, cermin ini akan menunjukkan kekuatanmu sebagai musisi. Pandanglah dirimu di dalam cermin ini dan dengarkan suara paling dalam hati.”

Melodi mengambil cermin itu dan mulai memandangi dirinya. Ia mendengarkan suara hatinya, yang mengingatkannya pada cinta dan semangatnya dalam bermusik. Dalam hati Melodi, terdapat keyakinan bahwa ia tidak boleh menyerah.

Beberapa minggu berlalu dan kabar tiba-tiba datang menghampiri. Melodi mendapatkan undangan untuk tampil dalam konser akhir festival musik internasional. Suara indahnya yang kerap terngiang di telinga para juri membuat mereka tidak bisa melupakan Melodi.

Pada malam konser, Melodi menaiki panggung dengan percaya diri. Ia memandangi cermin ajaib itu sekali lagi dan mengenang pesan sang ibu. Begitu ia mulai bernyanyi, suaranya menyentuh setiap jiwa yang mendengarkan. Musik yang ia mainkan diiringi oleh lantunan suara ajaibnya. Ia menciptakan harmoni indah yang terdengar sampai ke penghujung kota.

Penonton terpesona melihat penampilan Melodi. Mereka terhanyut dalam melodi yang ia ciptakan dan terkagum-kagum dengan keberanian dan semangatnya. Akhirnya, saat Melodi menyelesaikan lagu terakhirnya, sorak-sorai gemuruh dari penonton memenuhi ruangan.

“Pemenangnya adalah Melodi!” seru sang juri dengan bangga.

Melodi tersenyum bahagia, ia berhasil melampaui kegagalannya di audisi dan mencapai mimpi terbesarnya. Di balik panggung, Melodi mengucapkan terima kasih kepada cermin ajaib dan lantunan suaranya yang penuh semangat. Meskipun menghadapi kesulitan, Melodi tidak menyerah dan berhasil mengelilingi dunia dengan musiknya yang indah.

Akhirnya, Melodi menyadari bahwa tak ada mimpi yang terlalu besar jika tidak memiliki semangat dan keberanian untuk menghadapinya. Ia mengerti bahwa dalam dirinya terdapat kekuatan yang tidak bisa dimatikan oleh kegagalan. Melodi membuktikan bahwa sukses adalah hasil dari ketekunan, keyakinan, dan cinta yang ia miliki dalam bermusik.

Dalam cerita ini, Melodi adalah contoh seorang individu yang menghadapi kegagalan dan kehilangan, tetapi membangun kembali mimpi dan semangatnya. Cerita ini menggambarkan betapa pentingnya memperjuangkan impian kita dan tetap teguh dalam keyakinan diri.

Penulis: Kusmawati

Editor: Melvi Widya

Keindahan Alam Semesta

Objektif.id – Keindahan alam semesta begitu memukau,, Langit nan luas begitu bercahaya,, Bintang-bintang gemerlap di angkasa,, Menyaksikan semesta dalam jarak dekapan tangan….

Dari awan putih hingga hijau daun pepohonan,, Berpadu dalam warna keindahan,, Semesta mencurangi dunia dengan ketenangan,, Menyisakan hati yang lapang untuk meditasi….

Puncak gunung yang menelan jiwa,, Lautan biru yang tercipta oleh cinta,, Semua terungkap dalam tampilan ilahi,, Menjahit jalan bagi siapa saja untuk belajar….

Tak ada yang sama di bawah cakrawala,, Hanya keindahan yang menjaga kita bersama-sama,, Kita merasakan lembutnya embun pagi dan kebahagiaan,, Melalui sesuatu yang indah dan penuh rahasia….

Semesta menyaksikan betapa keindahan yang ada di dunia,, Melalui keajaiban yang terus diperlihatkan,, Kita menyadari bahwa kita hanya bagian kecil dari keindahan ini,, Yang berarti kita harus meresapi agar kita bisa mengapresiasi semesta….

Penulis: Nana

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Kita, Takdir yang Mempertemukan

Objektif.id – Suasana kampus begitu ramai saat hari pertama perkuliahan. Di antara ribuan mahasiswa yang bergegas menuju gedung perkuliahan, ada dua mahasiswa yang tak sengaja bertabrakan di tengah jalan. Mereka saling meminta maaf dengan wajah yang canggung. Pandangan mereka bertemu, dan dalam detik itu pula takdir mempertemukan mereka.

Siapa sangka, mahasiswa laki-laki yang bertubuh tinggi dan berambut hitam lurus itu ternyata bernama Farhan. Sedangkan mahasiswi perempuan itu mendadak jantungnya berdebar tidak karuan yang bernama Aisyah. Mereka sama-sama mahasiswa baru yang memiliki impian besar untuk masa depan mereka.

Mereka memiliki jadwal perkuliahan yang serupa di beberapa mata kuliah. Karena itu, mereka mulai akrab satu sama lain. Mereka sering bertemu di ruang kuliah, perpustakaan, atau di antara anak tangga saat menuju kelas. Percakapan demi percakapan memperkuat rasa kebersamaan mereka.

Waktu berlalu begitu cepat, sudah satu tahun mereka menjadi teman sekaligus sahabat. Farhan dan Aisyah sudah saling mengenal satu sama lain begitu dalam. Mereka saling mendukung di saat sedang down, meraut senyum di saat sedang senang, dan menatap yakin di saat keduanya meragukan kemampuan mereka sendiri.

Namun, pada suatu malam yang hujan, takdir membawa mereka ke momen yang menentukan. Farhan pergi ke kafe tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar, dan Aisyah pun sudah menantinya di meja biasa mereka duduk. Namun, Farhan terlambat. Ia terjatuh dari sepedanya, dan mengalami patah tangan.

Aisyah yang merasa cemas tak bisa menahan diri dan segera berlari ke jalan untuk mencari keberadaan Farhan. Ia menemukan Farhan yang tergeletak di atas jalan.

Aisyah menangis dengan air mata campur hujan, ia memberinya harapan dan mengatakan, “Kau tidak perlu khawatir, Farhan. Aku di sini untukmu, kita bisa mengatasi ini bersama.”

Mereka tersenyum setelah melalui perjalanan panjang yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Farhan bertanya kepada Aisyah, apakah ia telah menjadi kekasihnya selama ini.

Aisyah menatap Farhan dengan tegas dan menjawab, “Kita adalah takdir yang saling mempertemukan, Farhan. Lebih daripada sekadar kekasih, kita adalah sahabat sejati yang saling menguatkan dan memperjuangkan mimpi kita.”

Setelah perjalanan yang penuh liku dan ujian, Farhan dan Aisyah lulus dengan predikat terbaik dan meraih impian mereka masing-masing. Mereka mengikat janji untuk terus melangkah bersama, melewati setiap rintangan, dan meraih semua yang mereka impikan dengan tulus dan saling mendukung.

Cinta mereka tak sekadar tentang asmara, tetapi juga tentang ikatan yang kuat sebagai sahabat. Mereka percaya, takdir mempertemukan mereka untuk membantu satu sama lain tumbuh dan berkembang, serta menjadi sosok yang selalu ada di saat bahagia maupun duka. Kehadiran mereka saling melengkapi dan memberi semangat untuk melangkah maju.

Akhir kisah ini bukanlah tentang kesempurnaan hidup mereka, tetapi tentang ketulusan dalam berbagi dan mengasihi. Farhan dan Aisyah adalah bukti hidup bahwa persahabatan sejati bisa menjadi kekuatan yang tak tergoyahkan dalam menghadapi semua perjalanan hidupnya.

Penulis: Nana

Editor: Melvi Widya

Jejak Perjuangan Pekerja Batu Bata: Mengukir Keberanian dan Kebangkitan

Kendari, Objektif.id – Sebuah kisah inspiratif datang dari dunia pembakaran batu bata merah, seorang pekerja bernama Iman telah menjelma menjadi sosok pekerja yang berdedikasi meski usianya telah mencapai 40 tahun.

Dalam tiga tahun terakhir, Iman telah menjalani pekerjaan sebagai pembuat batu bata dengan penuh semangat. Setiap hari, dia memulai hari dengan bangun pagi dan baru pulang saat senja menjelang. Pekerjaannya tidak hanya mencakup proses mencetak batu bata, melainkan juga melibatkan tahapan kritis seperti pengumpulan dan persiapan batu bata sebelum proses pembakaran.

Proses mencetak batu bata dimulai setiap pagi, kadang-kadang dihentikan untuk istirahat makan siang di rumah, dan dilanjutkan jika masih ada lumpur yang perlu diolah.

“Kalau mencetak itu dari pagi terus istirahat, makan siang pulang di rumah dulu, habis itu kembali lagi kalau masih ada sisa lumpur,” ungkap Iman.

Namun, jadwal Iman tidak pernah pasti dan selalu tergantung pada jumlah batu bata yang harus dicetak. Sebagai contoh, mencetak seribu biji batu bata ukuran satu kubik bisa memakan waktu dari pagi hingga sore. Pendapatan yang dia dapatkan sebesar Rp140.000 per kubik batu bata, dengan mempertimbangkan biaya ongkos bakar.

Ketgam: Tampak depan gubuk dimana Iman membuat batu bata merah. Foto: Kusmawati/Objektif.id

Biaya ongkos bakar dihitung berdasarkan jumlah mulut api yang digunakan. Jika menggunakan satu mulut api, biayanya Rp250.000, dan jika menggunakan dua mulut api, biayanya Rp500.000 hingga batu bata matang. Proses pembakaran sendiri memakan waktu yang cukup lama.

“Saya mulai dari jam 05.00 subuh bisa sampai hari Selasa baru selesai,” kata Iman pada Minggu, (26/11/2023).

Iman bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga seorang ayah dari tiga anak, dengan yang termuda berusia 4 tahun. Meskipun awalnya mengeluh karena lelah, Iman terus memotivasi dirinya untuk mencari nafkah demi keluarganya. Peran istri Iman juga penting, yang biasanya turut membantu dalam proses pencetakan batu bata, meskipun tergantung pada situasi dan kondisi lingkungan kerja.

Tidak setiap hari satu kubik batu bata bisa dicetak, terkadang hanya 700 biji batu bata. Ada juga momen ketika bangsal harus terisi penuh, memaksa pembuatan batu bata berhenti untuk beberapa hari guna menunggu permukaan tanah kering, karena batu bata dalam keadaan basah akan menyerap air dan harus melakukan pengawasan saat proses pembakaran.

Iman, dengan segala upaya keras dan dedikasinya, tetap bersemangat untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Pekerjaan membuat batu bata mungkin tidak mudah, tetapi Iman tetap bertahan dan menjalaninya dengan tekun. Semoga perjuangan Pak Iman mendapatkan hasil yang baik bagi keluarganya dan dirinya, menjadi inspirasi banyak orang yang menghadapi tantangan serupa.

Penulis: Kusmawati

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Dialog Interaktif Mukernas PPMI Soroti Isu Keberagaman

Makassar, Objektif.id– Kegiatan Mukernas PPMI XV gelar dialog interaktif dengan mengangkat tema keberagaman di gedung pertemuan alumni UnHas pada Jumat, (17/11/2023).

Kegiatan ini, melibatkan peserta dari berbagai perwakilan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers se-Indonesia sekaligus juga menghadirkan narasumber nasional Yuni Pulungan dari organisasi Serikat jurnalis untuk keberagaman (SeJuK).

Dalam diskusi tersebut, Yuni menyampaikan bahwa isu keberagaman sangat penting untuk dibicarakan secara serius apalagi di negara seperti Indonesia yang heterogen. karena praktek-praktek di lapangan masih banyak terjadi orang yang tidak bisa menerima perbedaan.

“Jadi sebenarnya isu keberagaman terkhusus di negara kita sangat penting dibahas tentang bagaimana orang lain bisa menerima perbedaan agar tidak terjadi situasi yang buruk kepada orang-orang yang identitasnya rentan tidak mendapat ruang nyaman dalam kehidupan masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan kalau pers mahasiswa harus mengambil peran besar dalam peliputan soal isu keberagaman karena posisinya jauh lebih fleksibel dibanding Pers profesional. Pers kampus ini adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat krusial karna mereka secara kesibukan masih leluasa, dan punya semangat untuk belajar dalam hal ini menulis isu yang sensitif seperti isu keberagaman.

Di tempat yang sama ketua umum LPM Equilibrium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Madha (UGM) Hayfaza Nayottama Auliarachim, mengatakan jika materi diskusi isu keberagaman sangat menarik perspektif yang bisa menjadi bekal untuk pers mahasiswa melakukan liputan kepada orang-orang yang marginalisasi, kekerasan seksual, dan rasisme.

Ia berharap semoga peserta yang hadir pada kegiatan Mukernas PPMI bisa menerapkan apa yang telah di diskusikan bersama dengan narasumber dan pers mahasiswa lainnya.

“teman-teman yang datang semua disini terutama pas balik ke LPM masing-masing bisa mencoba terapkan, saya yakin yang pers kita itu bisa benar-benar praktis buat nangkap isu marginalisasi yang ada di sekitar kita dan isu-isu keberagaman,” pungkasnya.

Penulis: Kusmawati

Editor: Melvi widya

Kesepian Ditinggal Anak Berkeluarga, Pria Asal Konsel Ini Rela Mengais Sampah Demi Bertahan Hidup

Kendari, Objektif.id – Sandri (52) berawal dari kesepian karena tujuh anak kandungnya sudah berkeluarga. Memilih meninggalkan kampung halaman demi mengais rezeki di Ibu Kota Provinsi.

Awalnya pria asal Konawe Selatan ini mencari rupiah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, karena ajakan sanak saudara yang juga mengadu nasib di kawasan tersebut.

Dirinya mengaku, awal tinggal di kawasan itu, sempat merasa tidak nyaman, sebab kondisi lingkungan di kampung jauh berbeda dengan kondisi tempat tinggalnya saat ini.

“Hampir satu minggu saya muntah terus gara-gara saya injak muntahnya sapi,” ujarnya saat ditemui awak media objektif.id, Jumat (21/10/2023).

Di sebuah gubuk berdinding papan yang berdampingan dengan tumpukan sampah, Sandri mencoba bertahan hidup dengan segala keterbatasannya. Mengelola dan mengumpulkan ulang sampah bekas sudah menjadi aktivitas sehari-hari dan ini telah ia lakoni selama tujuh tahun lamanya.

Meski pekerjaan yang ditekuninya ini hanya mengolah dan mengumpulkan sampah bekas, penghasilan yang Sandri dapatkan pun tidak main-main.

“Saya berangkat pergi mencari sampah itu biasa mulai dari jam 6 pagi sampai malam, habis itu kita jual di pemasok sesuai dengan ukuran sampah dan Alhamdulillah penghasilan dalam seminggu bisa mencapai 2 juta rupiah,” pungkasnya.

Penulis: Kusmawati 

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

UKT MBS IAIN Kendari Selangit, Ini Penjelasan Kaprodi

Kendari, Objektif.id – Kepala Program Studi (Kaprodi) Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) Institut Agama Islam Negeri Kendari, Miftahul Rahman beberkan alasan tingginya uang kuliah tunggal prodi MBS.

Miftahul Rahman mengatakan, dalam pemilihan UKT itu tentunya bukan pihak prodi yang menentukan. Dalam pemilihan ukt itu tentunya berhubungan dengan kenapa prodi ini dibentuk dimana menejemen itu berdasarkan data mahasiswa.

“Manajemen itu sebagai prodi unggulan, prodi yang paling diminati dimana pun,” kata Mifta, Selasa (10/10/2023) lalu.

Lanjut Mifta, UKT MBS angkatan 2022 Rp 1 juta 7 ratus, sementara angkatan 2023 pihak pimpinan menaikkan menjadi Rp 2 juta.

“Tidak ada penurunan berdasarkan data semester angkatan pertama 76 mahasiswa, angkatan 23 mengalami kenaikan yang signifikan sekitar 20% menjadi 109 mahasiswa” ungkapnya.

Menurutnya Mifta hal ini bertolak belakang dibandingkan dengan penerimaan mahasiswa prodi lain, seperti prodi Ekonomi Syariah (ESY) yang dulunya 156 turun menjadi 130, Perbankan Syariah (PBS) turun.

“Maka dari itu MBS seharusnya cuma dua kelas tapi kita menerima tiga kelas, ESY itu lima kelas turun jadi empat kelas. Manajemen itu bisa dikatakan tinggi,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Rektor II Bidang Keuangan Nurdin, enggan memberikan keterangan mengenai UKT MBS yang terbilang cukup tinggi.

Penulis : Kusmawati
Editor : Melvi Widya

Mahasiswa MBS IAIN Kendari Keluhkan UKT Selangit

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa program studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Keluhkan penetapan uang kuliah tunggal (UKT) yang terbilang cukup tinggi.

Salah satu mahasiswi yang enggan disebutkan namanya mengaku, mengeluhkan UKT yang dinilai terlalu tinggi. Padahal prodi itu terbilang baru di Kampus.

“MBS yang baru berjalan 2 tahun sudah naik yg awal mulanya 1.700 menjadi Rp 2 juta” kata Nunung, Senin (2/10/23).

“UKT Rp 2 juta itu sangat berat sekali, kita ini pendatang atau perantau ke kota orang biaya hidup yang dibutuhkan cukup tinggi untuk tinggal di kota yang besar ini,” sambungnya.

Dia menuturkan, bahwa tidak menutup kemungkinan di tahun selanjutnya UKT MBS ini akan mengalami peningkatan seperti dari tahun sebelumnya.

Sebelum berita ini ditayangkan, awak media sudah berupaya mengkonfirmasi kepada Warek II bidang keuangan Nurdin belum memberikan keterangan.

Reporter: Kusmawati
Editor: Melvi Widya