Tanggapi Dualisme HMPS di Fasya, Ketua Dema I Ambil Sikap

 

Objektif.id, Kendari – Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari tanggapi dualisme kepemimpinan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se- Fakultas Syariah (FASYA).

Belakangan ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, digemparkan dengan sebuah fenomena kepemimpinan yang membuat ribuan mahasiswa melakukan demo besar-besaran  hingga melibatkan benturan fisik.

Hari ini, Jumat (1/4/2022) mahasiswa IAIN Kendari kembali dikejutkan dengan terjadinya dualisme kepemimpinan di tataran HMPS se-Fakultas Syariah IAIN Kendari.

Menaggapi hal itu, Ketua Dema IAIN Kendari, Hendra Setiawan mengatakan, fenomena dualisme kepengurusan HMPS ini pertama kali terjadi.

“Karna ini pertama kali kejadian di IAIN Kendari,” beber Hendra, Jumat (1/3/2022).

Lanjut, kata Hendra, Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Keluarga Besar Mahasawa (KBM) IAIN Kendari Bab VI Pasal 49, pihaknya akan mengundang Ketua Dema Fakuktas Syariah untuk dimintai keterangan.

“Dan kami dari pengurus DEMA I akan secepatnya menyelesaikan problem ini secara profesional,” ujar saudara Hendra.

Diakhir ia berpesan, fenomena yang terjadi ditataran HMPS Fasya hari ini, cukup jadikan sejarah yang tidak akan diulangi kembali serta menjadi pembelajaran untuk kita dan generasi berikutnya. Walaupun dualisme lagi trend diluar sana, kita tidak boleh mengikuti budaya tersebu karna mampu merusak kekeluargaan yang telah lama kita rawat bersama.

“Siapapun yang akan dilegalkan kedepannya tidak ada permusuhan diantara dua belah pihak, apalagi kita akan menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Bersihkan niat dan hati kita, dan mari kita berkontribusi kepada kampus tercinta kita untuk mewujudkan transformasi IAIN ke UIN Kendari,” pintah Hendra.

Repoter: Zakky Fahrizi
Editor: Rizal Saputra

 

Polemik Dualisme HMPS se-Fakultas Syariah: Ketua SEMA I Angkat Bicara

Objektif.id, Kendari –  Adanya polemik kepimpinan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, khususnya ditataran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fakultas Syari’ah (Fasya) memicu banyak persepsi dari berbagai pihak.

Ketua Senat Mahasiswa Institut (Sema I), Wahyudin Wahid, mengigatkan kepada mahasiswa IAIN Kendari terkhususnya mahasiswa Fasya untuk lebih jelih menilai mana pemimpin yang terpilih sesuai dengan prosedural dan yang tidak.

“Saya ingin sampaikan kepada teman-teman mahasiswa IAIN Kendari pada umumnya dan teman-teman mahasiswa Fakultas Syariah khususnya, untuk bisa lebih objektif lagi dalam melihat mana kemudian pemimpin yang terpilih secara demokratis dan mana kemudian pemimpin yang terpilih dengan cara penunjukan langsung,” uacapnya.

Dan yang menjadi permasalahan lanjut Wahyu, persoalan penunjukan langsung Pelaksana Tugas (PLT) sudah disalah artikan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syari’ah (DEMA F).

Katanya mereka yang dipilih secara langsung itu adalah karateker atau PLT yang kemudian karateker atau PLT itu disalah artikan oleh teman-teman bahwa sebenarnya PLT itu bertugas untuk mengadakan mubes karena telah lewat dari pada waktu yang ditentukan oleh KPUM.

“Nah, itu yang kemudian menjadi persoalan karena teman-teman di fakultas salah mengartikan apa tugas dan fungsi dari pada karateker itu sendiri. Jadi karena pemahamannya yang kurang baik, saya rasa itu juga yang kemudian mencederai daripada hak-hak demokrasi teman-teman yang ada di Fakultas Syariah” lanjutnya.

Ia juga mengatakan, bahwa penunjukan langsung ketua HMPS di nyatakan tidak sah.

“Landasan mereka untuk menunjuk langsung ketua HMPS itu saya nyatakan tidak sah. karena KBM fakultas itu tidak ada di dalam hirarki perundang-undangan KBM IAIN KENDARI. Ungkapnya

Wahyu menegaskan, KBM Fakultas itu tidak ada dan hanya ada AD/ART Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, serta harus disetujui oleh Senat Mahasiswa

“Jadi, secara tegas saya katakan bahwa KBM Fakultas itu tidak ada, yang ada itu anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, itupun harus di setujui oleh Senat Mahasiswa sebelum diberlakukan” tegasnya

Reporter : Rekha Fandita
Editor : Al-Izar

 

Dualisme Ketua HMPS di Fakultas Syariah, Citra Buruk Kader Hukum 

 

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se-Fakultas Syariah (Fasya) kini terbagi menjadi dua.

Diketahui Fakultas Syariah memiliki tiga Program Studi (Prodi) yaitu Hukum Tata Negara (HTN), Hukum Ekonomi Islam (HES) dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Dimana setiap Prodi memiliki Himpunan masing-masing yang disebut HMPS.

Baru-baru ini ribuan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, dihebohkan dengan polemik pemilihan Ketua HMPS se-Fasya, dimana masing-masing Prodi memiliki dua Ketua HMPS.

HMPS Hukum Tata Negara diketuai oleh La Ode Rahmat Fagil dan Rahmadi Nur.

HMPS Hukum Perdata Islam dipimpin oleh Muhammad Rizal Rizki dan Ibnu Qoyyim.

HMPS Hukum Ekonomi Islam di nahkodahi oleh Andi Nuraeni dan Muh. Taufik Hidayat.

Salah satu mahasiswa IAIN Kendari yang enggan disebutkan namanya  mengatakan, polemik yang terjadi di Fakultas syariah khususnya pemilihan Ketua HMPS tersebut merupakan citra buruk buat kader fakultas Hukum.

“Sifat egois memang ada disitu, sifat serakah juga, sehingga dengan kedua sifat itu nekat mi ambil kesimpulan,” uangkapnya, Jumat (1/4/2022).

Semestinya kader-hukum lah yang mampu memberikan contoh yang baik pada fakultas-fakultas lain, tapi ini mereka sendiri yang memberikan contoh yang buruk.

“Seharusnya mereka berikan contoh yang baik buat fakultas yang lain,” tutupnya.

Reporter: Rizal Saputra

Editor: Al-Izar

 

Puluhan Mahasiswa IAIN Kendari Demo Tolak Pelantikan Ketua HMPS se-Fasya

Objektif.id, Kendari- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) kendari
gelar aksi tolak Pelantikan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se- Fakultas Syariah yang tidak sesuai dengan prosedur. Rabu(30/03/2022).

Aksi demonstrasi yang di mulai dari pukul 08.30 WITA di pelataran dan menuju ke Fakultas Syariah hingga berakhir didepan Rektorat.

Muhammad Masyhur massa selaku koordinator lapangan (korlap) 1 mengatakan, bahwa, mereka menilai pelantikan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi yang dilakukan langsung oleh Dewan eksekutif mahasiswa fakultas syari’ah itu tidak sesuai dengan prosedural hukum yang ada di IAIN Kendari.

“Kami dari Aliansi Mahasiswa Bersatu menggelar aksi pada kesempatan kali ini terkait pelantikan yang akan di lakukan oleh dewan eksekutif mahasiswa fakultas syariah kepada ketua HMPS yang di pilih langsung oleh dewan Eksekutif Mahasiswa yang kami nilai itu tidak sesuai dengan amanah prodak – prodak Hukum yang ada di institut Agama Islam Negeri Kendari” kata mashyur..

Ia pun menilai bahwa yang dasar mereka untuk tetap melantik ketua HMPS itu sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Padahal persoalan mubes HMPS itu masih kewenangan penuh oleh pengurus HMPS periode 2021 dengan saling berkoordininasi pihak KPUM.

“Yang menjadi dasar mereka itu sudah sesuai dengan AD/ART yang Itu pun tidak jelas sampai hari ini yang mana jadi itu yang kami persoalkan jadi persoalan forum mubes hari ini itu masih wewenang HMPS itu sendiri berkoordinir dengan ketua KPUM dan Pihak KPUM itu sendiri masih sepenuhnya hingga kemudian mereka beranggapan bahwa KPUM ini sudah habis masa Jabatan nya
Namun jika di cek kembali pemilihan Dema ini apakah sudah habis masa jabatan atau belum” Lanjutnya.

Saat mediasi berlangsung di gedung Auditorium yang di hadiri langsung oleh wakil dekan 3 fakultas syari’ah, ketua senat institut, ketua Dema institut dan juga ketua Sema, Dema fakultas syari’ah untuk memenuhi permintaan masa aksi.

Saat hearing tersebut dengan perdebatan yang panjang antara kedua belah pihak dan tidak menemukan titik tengah, Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah, Asrianto Zainal, memberikan saran untuk melakukan mubes yang sesuai dengan prosedur, namun jika kedua belah pihak masih sama-sama tidak ingin menerima maka ia akan membekukan anggaran ketiga HMPS.

“Saran dari saya adalah kita kembalikan saja pada mekanisme yang ada biarkan mubes ini yang kemudian di tunjuk kepanitian secara tersendiri karena kalau kita biarkan masing-masing HMPS buat Kepanitiaan sendiri maka hal ini akan melahirkan dua pendapat yang berbeda maka dari itu saya saran kan Kepanitiaanya satu saja yang kemudian menjalankan tugas memastikan mubes terlaksana dengan Kepanitiaan dari DEMA,” tegas Wadek  III Fakultas Syari’ah, saat hearing.

Reporter : Fitriani
Editor : Al-izar

Konflik di Konkep, Menteri Pergerakan Fakultas IAIN Kendari: Jangan Terlalu Percaya DPRD Sultra

Objektif.id, Kendari – Tragedi konflik yang terjadi di Pulau Wawonii hingga kini masih belum terselesaikan, Pasalnya Konfik bermula sejak awal tahun 2019, dimana hal itu dipicu karena masuknya Perusahaan tambang yang dinilai telah merugikan masyarakat setempat.

Hingga saat ini, masyarakat Wawonii Khususnya Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang notabenenya nelayan dan petani masih melakukan penolakan terhadap aktivitas PT Gema Kreasi Pratama.

Menanggapi Konflik tersebut, Menteri Pergerakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Harpan Fajar angkat bicara, ia meminta agar masyarakat tidak mudah percaya oleh Dewan perwakilan Dakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Saya menginginkan agar masyarakat tidak mudah dikelabui oleh  pihak DPRD provinsi Sultra, yang katanya ingin menyelesaikan permasalahan di Konawe Kepulauan (Konkep) yang disebabkan oleh tambang,” ungkapnya melalui keterangan tertulis. Kamis, (10/3/2022).

Jujur saya tidak ingin berburuk sangka atas atensi tuan-tuan kepada masyarakat yang berada di Konkep. Namun melihat berbagai persoalan yang ditangani terkait dengan munculnya konflik horizontal yang ditimbulkan korporasi itu sangat minim diselesaikan dengan sungguh-sungguh, sebagaimana harapan dan keinginan titik temu masyarakat terhadap kesejahteraan.

“Belajar dari pengalaman, salah satu contohnya seperti yang dialami masyarakat Kecamatan Angata tentang kerusakan ruas jalan,” ucapnya.

“Waktu itu tanggal 23 Juli 2020 pihak DPRD turun ke lokasi  pemblokiran jalan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Pada pertemuan tersebut lahirlah perjanjian tertulis bersama masyarakat agar jalan yang rusak segera diperbaiki. Namun sampai saat ini kesepakatan tertulis itu tidak kunjung terealisasikan,” tambahnya.

Lanjut, Harpan kata dia, persoalan konflik di Konkep bukan baru-baru ini saja, polemik ini sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Kalau memang DPRD ingin menjadi peneduh mengapa tidak diselesaikan di tahun-tahun kemarin? Supaya konflik berkepanjangan tidak terjadi seperti sekarang ini. Pada akhirnya berimplikasi terhadap masyarakat yang tidak tahu-menahu, yang hanya sedang memperjuangkan hak-hak mereka.

“Saya khawatir nanti masyarakat konkep akan menjadi korban eksploitasi janji-janji manis lagi oleh DPRD,” tutur Harpan.

Tidak sampai disitu, dirinya berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) khususnya DPRD Sultra agar lebih profesional dalam menjalankan amanah sebagi wakil rakyat.

“Harapan saya kepada DPRD untuk lebih bertanggung jawab dan tahu diri, kisanak sekalian kan digaji dan difasilitasi dengan uang rakyat. Apapun yang menjadi narasi dan gerak-gerak kalian, harus betul-betul berorientasi dan terkontribusi terhadap kepentingan rakyat tanpa ada kepentingan di luar daripada itu. Kawal dan jalankan perintah amanat konstitusi UUD 1945 pasal 33 ayat 3 di bumi anoa ini, jangan nanti ada maunya baru pura-pura bicara atas nama rakyat,” tutupnya.

Reporter: Rizal Saputra/ Editor: AL

Resah Dengan Aktivitas PT. GKP di Konkep, FRSBW Gelar Aksi Demonstrasi Perjuangkan Hak Rakyat

Objektif.id, Kendari– Puluhan masa aksi yang tergabung dalam Front Rakyat Sultra Bela Wawonii (FRSBW) gelar aksi demostrasi tolak aktivitas PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) di Polda Sultra, Kamis (10/3/2022).

Diketahui aksi tersebut dipicu karena aktifitas tambang PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) yang beroperasi di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra), yang dinial meresahkan warga setempat.

Jendral Lapangan (Jenlap), Jarman mengatakan penyerobotan lahan yang dilakukan PT. GKP sudah terjadi sejak awal tahun 2019 sampai sekarang.

“Sudah Lima penyerobotan lahan terjadi, dan yang terakhir terjadi pada 1- 3 maret 2022,” ungkapnya saat menyampaikan orasi.

Menurutnya, aksi penyerobotan lahan warga yang dilakukan PT. GKP tersebut telah bekerja sama dengap pihak Kepolisian, sebap dengan adanya Kepolisian di Konkep masyarakat merasah sesah.

“Dengan adanya kalian disana seluruh masyarakat di Konawe Kepulauan resah, pihak perusahaan mengandalkan kalian mamakai nama pihak kepolisian untuk menakutnakuti masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) Tayci mengatakan kondisi masyarakat yang ada Konkep, khususnya Desa Sukarela Jaya, merasa resah bahkan takut  dengan keberadaan aparat kepolisian disana.

“Warga disana menjerit, warga disana lari karna takut akan ditangkap karena telah menolak mempertahankan lahannya yang akan diserobot pihak perusahaan,” ungkap Tayci juga salahsatu Warga Desa Sukarela Jaya.

Informasi yang diterima objektif.id di lokasi, masa aksi memiliki tiga tuntutan yakni:

1. Mendesak Pemerintah Sulawesi Tenggaga agar mencabut izin usaha pertambangan (IUP) milik PT GKP yang ada di Kabupaten Konawe Kepulauan.

2. Mendesak Kapolda Sulawesi Tenggara untuk segera tarik seluruh aparat Kepolisian dari lokasi pertambangan PT GKP yang beropersai di Wawonii Tenggara.

3. Mendesak Kapolda Sultra untuk segera mencopot Kapolres Kendari yang diduga melindungi dan pro terhadap PT GKP.

Dari pantauwan objektif.id dilokasi, masa aksi mulai berdemonstrasi di Perampatan Pasar Baru Wuawua, pertigaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Hingga ke Kantor Polda Sultra, aksi demonstrasi diikuti oleh puluhan mahasiswa hingga aksi bakar ban juga  dilakukan.

Reporter: La Omo/Editor: AL

Nyaris DiLindas Alat Berat Hingga Pingsan, HMI Cabang Kendari Sebut itu Pelanggaran HAM

Objektif.id, Kendari – Diduga melakukan penyerobotan lahan, alat berat jenis ekskavator milik PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) yang merupakan anak perusahaan PT Harita Group hendak beroperasi nyaris melindas emak-emak dan puluhan masyarakat Konawe Kepulauan (Konkep).

Dalam video yang beredar, puluhan orang terlibat dalam bentrok tersebut. Beberapa orang terlibat aksi saling dorong sementara lainnya berteriak histeris.

Satu unit alat berat jenis ekskavator tampak berada di tengah-tengah warga yang sedang berseteru hingga warga yang mempertahankan lahannya jatuh pingsan.

Diketahui, peristiwa itu terjadi di salah satu lahan milik prtani di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, (3/3/2022).

Terkait tindakan PT. GKP tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari angkat bicara. melalui Muh Sulhijah, selaku Mide Formature 1, menegasskan tindakan yang penyerobotan lahan secara paksa tersebut yang nyaris melindas emak-emak masuk kategori pelanggaran hak asasi manusia.

“Itu pelanggaran HAM UUD 1945 pada Pasal 28G ayat 1 dan ayat 2 itu terpampang jelas dan itu sesuai dengan tindakan tersebut,” tegas Muh Sulhijah dalam keterangan tertulisnya kepada objektif.id, Jumat, (5/3/2022).

Muh Sulhijah juga mengatakan, tindakan tersebut berpotensi menghilangkan nyawa seseorang serta merampas hak seseorang dan itu merupakan perbuatan melawan hukum.

“Ini bukan kali pertama PT. GKP melakukan hal yang demikian tercatat tercatat sudah 5 kali anak perusahaan harita grub ini melakukan tindakan penyerobotan lahan milik masyarakat,” ungkap Muh Sulhijah.

Mantan Ketua Bidang hukum dan HAM, HMI Cabang Kendari ini juga mengecam tindakan yang tidak berprikemanusian tersebut.

“Kami mengecam dan mengutuk tindakan yang tidak berperikemanusiaan tersebut ini mengambarkan bahwa tragedi tersebut merupakan wujud haramnya pemerkosaan sumber daya alam di tanah Konawe Kepulauan” ungkapnya

Lebih jauh, pemuda yang akrab disapa Sulhijah ini juga menjelaskan bahwa kehadiran pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan menambah daftar panjang kasus konflik horizontal yang terjadi.

Dirinya meminta, kepada Gubernur serta Kapolda Sultra harus segera menyelesaikan persoalan tersebut.

“Gubernur Sulawesi Tenggara dan Kapolda Sultra harus bersikap jangan diam melihat persoalan ini, ini soal umat,” tegasnya.

Ia juga menegaskan, HMI Cabang Kendari tidak akan diam melihat persoalan ini dan akan turun kejalan menuntut keadilan di pulau kelapa tersebut.

Laporan: RS/Editor: AI

Tanggapi SE Menag, HMI Cabang Kendari: Profesional dan Proporsional

Reporter : Rizal Saputra
Editor : AI

Objektif.id, Kendari – Mendadak viral dikalangan masyarakat bahkan dimedia sosial, terkait pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama, Yaqud Cholil Qoumas tentang pengaturan pengeras suara di masjid menuai tanggapan dari berbagai kalangan, Senin, (28/2/22).

Menanggapai hal tersebut Mide Formature 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari, Muh Sulhijah mengungkapkan bahwa adanya surat edaran Menag itu sudah tepat.

“Kami kira itu sudah tepat adanya, sabab dalam proses peribadatan juga itu memerlukan koridor baik itu pra maupun pasca pelaksanaannya” ucapnya.

Menurutnya, surat edaran Kemenag jika dikaji secara tekstual maupun kontekstual ini tidak ada yang salah.

“Surat edaran ini lahir memberikan kekompakan kita sesama umat muslim dalam melaksanakan peribadatan agar mesjid dapat di gunakan secara profesional dan proporsional. Di sisi lain surat edaran Kemenag itu juga memberikan ketenangan dan kenyamanan antar umat beragama ” tutur mantan Ketua Bidang Hukum dan HAM HMI Cabang Kendari ini.

Ia juga mengungkapkan, sebelum aturan ini hadir, negara muslim yang lain seperti Arab Saudi, Turki dan Suriah sudah mengatur tata cara teknis penggunaan pengeras suara di mesjid dan ia menilai hal ini bukan untuk di persoalkan.

Diakhir, Muh Sulhijah berharap agar seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu isu yang beredar dimedia sosial.

“kami mengharapkan kepada seluruh kader HMI dan masyarakat agar tidak terprovokasi terkait isu yang tidak susai dengan surat edaran tersebut” harapnya

Hal senada, juga disampaikan oleh Ketua Umum Himpunam Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Rusyd Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Zulkifli mengatakan, langkah yang dilakukan Menag sudah sesuai, namaun yang menjadi problem disini adalah cara pandang masing-masing idividunya.

“Aturan yang dikeluarkan kemenag itu tujuannya baik, hanya saja kita yang terlalu kaku dalam menilai sesuatu,” ujarnya.

Hilangnya Ketua KPUM IAIN Kendari Usai Pemilma

Reporter: Rizal Saputra

Editor: Riski

Objektif.id, Kendari – Kabar Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Amirulah, telah mengilang heboh di jejaring media sosial, terutama di berbagai grub WhatsApp.

“Dicari Ketua KPUM yang telah mengilang sejak pemilma ditutup……

“Dia kemana kah ini Ketua KPUM bela…?” tulis Nandar digrub WhatsApp yang diterima objektif.id, Kamis (30/12/2021).

Salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, mengeluhkan hingga saat ini belum ada hasil dari pemilihan kemarin.

“Padahal, itu pemilihan sudah selesaimi tapi belum ada hasilnya,” ucapnya saat diwawancarai.

Untuk diketahui, saat dikonfirmasih terpisah melalui via seluler, Ketua KPUM tidak dapat dihubungi, hingga berita ini diterbitkan.

Diduga Oknum Dosen Ikut Campur Proses Pemilma, Ini Tanggapan Warek III IAIN Kendari

Reporter: Lisa
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Diduga salah satu oknum Dosen terindikasi ikut bermain kotor pada proses Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Kamis (24/12/2021).

Hal itu dikatakan oleh Ketua Sema I, Sarman, pada pemilihan yang baru saja dilaksanakan, banyak masalah-masalah pada saat pemilihan.

“Bagaimana tidak, pada saat akses sia mahasiswa baru. Sementer Satu khusus satu tidak bisa masuk dan memilih,” ucap sarman.

Anehnya, sehari sebelum dilaksanakannya pemilihan, untuk mahasiwa baru angkatan 2021, tidak bisa login di akun sia mereka.

Menurutnya, hal tersebut adalah ulah salah oknum dosen yang sedang mencoba memenangkan salah satu Parpolma.

“Kenapa timbul kecurigaan dan indikasi ada yang bermain karena posisinya hanya semester satu dan satu hari sebelum pemilihan sia semester satu tidak bisa di akses nanti tadi sekitar jam 8 baru bisa,” tuturnya.

Hal itu menuai tanggapan dari Wakil Rektor III, Herman, iya mengatakan, hal tersebut belum tentu betul benar adanya.

“Itukan sebenarnya tidak faktual, itu hanya opini apa bukti apabila ada dosen yang terlibat seperti itu, itu hanya dugaan-dugaan,” ungkapnya.

Lagi, Pemilma IAIN Kendari Diduga Alami Indikasi Kecurangan

Reporter : Fadli

Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari — Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari diwarnai aksi kericuhan hal tersebut diduga adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan dari pihak birokrasi kampus.

Lagi-lagi Pemilma IAIN Kendari diduga alami indikasi kecurangan. Sama seperti Pemilma sebelumnya, Pemilma tahun ini juga diduga alami indikasi kecurangan.

Pemilma tahun ini berakhir ricuh, dikarenakan aplikasi yang digunakan mahasiswa(i) angkatan tahun 2021 untuk memilih calon SEMA Institut dan SEMA Fakultas mengalami error.

Beberapa Ketua Partai menganggap adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan yang dilakukan pihak birokrasi IAIN Kendari guna menjegal Parpolma lain.

Oleh karena itu, para pimpinan setiap Parpolma menggerakan masa aksi untuk menggeruduk Gedung Rektorat kampus IAIN Kendari guna menuntut dan meminta kejelasan dari adanya indikasi kecurangan Pemilma tahun ini.

Harpan Pajar, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) pada aksi demo hari ini, mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan mahasiswa guna menuntut kejelasan dari adanya indikasi kecurangan dalam pemilma IAIN kendari.

“Aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa IAIN kendari kali ini, karena mahasiswa menggap Pemilma tahun ini terindikasi adanya kecurangan yang dilakukan Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD ) IAIN Kendari,” ungkap Harpan.

Sementara itu, Ketua Senat mahasiswa ( SEMA ) IAIN kendari, Sarman Al-Ausy menanggapi aksi demo mahasiswa pada hari ini.

“Saya tidak berpihak pada parpolma manapun, saya selaku ketua SEMA IAIN Kendari saya harus menengahi setiap permasalahan yang dialami mahasiswa IAIN kendari,” kata Sarman.

Lanjutnya, Sarman berharap agar pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Pemilma kali ini.

“Tentunya harapan saya agar kiranya pihak pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Kali ini, agar kiranya tidak terjadi lagi di kemudian hari. Saya juga menghimbau agar pihak dosen dan pihak birokrasi tidak campur tangan dan tidak mengintervensi mahasiswa dalam pemilma,” tutup Sarman.

Pemilma IAIN Kendari Diundur, Ini Alasannya

Reporter : Dila Lestari
Editor : Elfirawati

Objektif.id Kendari – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Institut Agama Islam Negeri Kendari mengundur  Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Institut

Sejak pagi mahasiswa IAIN Kendari sudah memenuhi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah disiapkan oleh KPUM di beberapa tempat yang tersebar di seluruh fakultas serta auditorium.

Namun, saat berlangsungnya Pemilma mahasiswa (i) angkatan tahun 2021 tidak bisa mengakses dan memilih di laman SIA IAIN Kendari. Hal tersebut memicu reaksi dari mahasiswa untuk melakukan aksi demo di depan Gedung Rektorat IAIN Kendari.

Aksi yang sempat diwarnai  kericuhan tersebut akhirnya berhasil mereda setelah pihak birokrasi turun dan mengadakan mediasi dengan mahasiswa.

Pihak Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD), Wahyu menjelaskan, bahwa kendala yang dialami saat pemilma  dikarenakan kurangnya sosialisasi saat proses simulasi.

“Sosialisasi saat simulasi masih kurang, tidak sampai sepuluh orang yang uji coba sistemnya,” kata Wahyu saat mediasi. Kamis, (23/12/2021).

Ia juga menambahkan, bahwa feedback dari pengguna dalam hal ini mahasiswa sangat perlu dilakukan agar bisa menguji sistem yang nantinya akan digunakan.

“Dalam mengembangkan sistemnya, kita perlu feedback dari pengguna dan saat digunakan secara riil baru ketahuan ada kendala,” tambahnya.

Akibat adanya  kendala tersebut pihak birokrasi serta KPUM  berdiskusi bersama mahasiswa memutuskan dan menyepakati untuk menunda pemilma dan memperbaiki sistem yang akan digunakan.

Wakil Rektor III, Dr.H. Herman, M.Pd.I mengatakan, bahwa Pemilma akan ditunda.

“Pemilma kami tunda hingga minggu depan, tapi itu belum pasti karna KPUM dan semua ketua partai akan melakukan rapat dahulu,” kata Herman.

Hal tersebut selaras dengan Ketua KPUM, Amirullah, ia mengatakan bahwa pihaknya bersama ketua-ketua partai akan menyelenggarakan rapat untuk penetapan hari Pemilma nanti.

“Untuk penetapan hari pemilihan nanti, pihak KPUM akan menyelenggarakan rapat bersama ketua-ketua partai terlebih dahulu. Nanti kita buat rapat tersendiri antara KPUM dan Parpolma,” tuturnya.

Kasus Percobaan Pemerkosaan, Mahasiswa IAIN Kendari Minta Segera Diselesaikan

Reporter : Slamet Fadilah
Editor : Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi, Manajemen Pendidikan Islam (HMPS-MPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar aksi demonstrasi menuntut kasus percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa terhadap mahasiswi MPI segera ditindak lanjuti, Kamis, (25/11/2021).

Koodinator Lapangan (Korlap) La Ode Marjono, mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh salah satu oknum mahasiswa tersebut tidak boleh dibiarkan, apalagi kampus kita berlatar belakang Islam.

“kita sebagai kampus yang berlatar belakang Islam tidak seharusnya membiarkan hal seperti itu” kata Marjono Kamis (25/11/2021).

Lanjut Marjono, dia meminta pihak Birokrasi untuk segera mengambil langkah untuk menyelesaikan kasus tersebut.

“Tuntutan kami yang pertama yaitu menuntut kepada pihak rektorat dan juga dekan fakultas tarbiyah untuk menindaklanjuti dan tidak diam terkait kasus percobaan pemerkosaan yang di lakukan oleh salah satu oknum mahasiswa terhadap salah satu mahasiswi MPI,” tegasnya.

Senada dengan Itu, Ketua Prodi MPI, Badarwan mengatakan, persoalan seperti ini harus di selesaikan dengan cepat karena menyangkut persoalan moralitas.

“Menurut saya respon itu harus cepat, tidak perlu kita harus menunggu bagaimana keputusan pihak kepolisian. Karena background nya kita ini adalah Lembaga pendidikan Islam, persoalan-persoalan sosial apalagi persoalan moral yang berhubungan dengan mahasiswa itu harus di respon dengan cepat dan tidak perlu menunggu keputusan secara hukum karena itu akan lama dan bisa dilakukan beriringan” uangkapnya saat melakukan hearing bersama masa aksi.

Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Fatik), Masdin mengatakan bahwa pihak fakultas akan menindaklanjuti kasus ini dan akan mempersiapkan sanksi akademik kepada pelaku sesuai dengan kode etik yang ada.

“Kami sudah Menindaklanjuti kasus ini walaupun ini merupakan tindakan kriminal murni, tapi kami dari pihak fakultas sudah melibatkan diri untuk menyelesaikan kasus ini. Selanjutnya akan kami tindaklanjuti pada tingkat fakultas untuk melakukan persiapan untuk memberikan sangsi akademik sesuai dengan kode etik yang ada, dan yang terakhir saya mohon semoga kasus ini tidak menimbulkan sekat-sekat antar prodi karena ini merupakan kasus personal” kata Masdin.

Pemilihan Mahasiswa 2021 di Undur, Ini Alasannya

Reporter : Al-izar
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – setelah di tetapkannya jadwal pemilihan mahasiswa pada pleno ke 2, ternyata di undur pada pleno ke 3 (Rabu, 24/November/2021).

Di undurnya jadwal pemilihan mahasiswa itu di karenakan adanya permasalahan terkait data mahasiswa yang akan melakukan pemilihan.

Seperti yang di katakan Amirullah selaku ketua umum komisi pemilihan umum mahasiswa (KPUM) 2021
Mengatakan bahwa mereka terkendali persoalan adanya mahasiswa yang wisuda pada tanggal 23 November 2021, dan terjadi perubahan DPT.

“Sebelumnya kami sudah tetapkan Jadwal Pemilma,Tapi tenyata ada Perubahan DPT karena adanya Wisuda pada tanggal 23 November 2021, sehingga kami terkendala dalam penentuan Jumlah Kursi Sema-I dan Sema-F, jadi kami menunggu hingga adanya Data Mahasiswa yang baru” kata Amirullah saat di wawancara (Kamis, 25/November/2021).

Tidak hanya itu pada pleno ke 3 itu sekaligus menetapkan nomor urut tiap partai.

“Sebelum pleno kami sudah mengundang Partai Politik Mahasiswa untuk hadir dalam pencabutan Nomor Urut Partai, agar dapat kami Plenokan” sambungnya.

Selain itu dalam pleno ke 3 itu juga membahas penetapan figur-figur calon yang akan menjadi pemimpin di IAIN Kendari.

“Terkait dengan Syarat Figur Calon Sema-I dan Sema-I kami mengacu pada UU Pemilma dan UU Parpolma IAIN Kendari, Sejauh ini tidak ada perubahan karena masih Relevan dengan Kondisi Institusi Saat ini” Tutupnya.

Tidak Pro Mahasiswa, Ketua Sema IAIN Kendari Minta Copot Kasubbag TU

Objektif.id, KENDARI – Dinilai tidak pernah mendukung lembaga kemahasiswaan, Ketua Senat Mahasiswa (Sema) Institut IAIN Kendari, Sarman Al-Usy angkat bicara soal lembaga kemahasiswaan yang selalu dipersulit dalam proses peminjaman.

“Lembaga kemahasiswaan selalu dipersulit diputar kiri kanan pada saat proses pengurusan peminjaman dan lain sebagainya, sementara kita ketahui kegiatan-kegiatan lembaga kemahasiswaan juga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi positif khususnya akreditasi kampus,” ungkap Sarman, Minggu, 21 November 2021.

Lanjut, dirinya meminta Rektor IAIN Kendari untuk bertindak, dimana, kampus IAIN Kendari yang tidak lama lagi bertransofmasi menjadi UIN, justru menyayangkan sikap Kasubbag TU Humas dan Rumah Tangga IAIN Kendari yang membidangi proses peminjaman fasilitas yang sudah tidak profesional dalam melayani mahasiswa.

Menurutnya, lembaga kemahasiswaan IAIN Kendari merupakan bagian dari wadah pengembangan mahasiswa dalam mendukung peningkatan akreditasi kampus. Namun, pihak birokrasi hampir tidak pernah mendukung lembaga kemahasiswaan, buktinya selalu dipersulitnya segala bentuk peminjaman.

“Mewakili seluruh lembaga kemahasiswaan baik ekstra intra khusunya lembaga yang kemudian itu punya hak untuk menuntut, meminta kepada Rektor IAIN Kendari untuk copot Kasubbag TU Humas dan Rumah tangga IAIN Kendari,” tegasnya.

Dimana selama ini, bahwa orang yang diberikan tugas dalam mengurusi peminjam fasilitas, selalunya tidak profesional. Sarman menambahkan bahawa Birokrasi IAIN Kendari lebih mementingkan kepentingan segelintir oknum dari pada kepentingan lembaga kemahasiswaan.

“Kasubbag TU Humas dan Rumah tangga IAIN Kendari yang membidangi dalam proses peminjaman fasilitas tidak profesional dalam melayani mahasiswa. Mahasiswa hari ini yang selalu dipersulit meminjam untuk digunakan kegiatan-kegiatan, ketika lembaga kemahasiswaan meminjam fasilitas harus ada jaminan KTP, tidak lama lagi mahasiswa disuruh sewa gedung dan kursi,” tambahnya.

Laporan : Al-izar
Editor : Rizal Saputra