Usai Terpilih, Wahyu Jisaid Optimis Bakal Tebar Manfaat.

Reporter : Farid Ahmad T
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Nahkodai Komunitas Mahasiswa Peduli Sosial (KOMAPS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Wahyu Jisaid optimis bakal tebar manfaat.

Hal ini ia katakan usai ditetapkan sebagai Ketua Umum pada Musyawarah Besar ke-III KOMAPS IAIN Kendari.

“Saya berharap selain menjadi wadah bagi mahasiswa BPI, Komaps juga tetap konsisten dalam menebar kebermanfaatan,” ungkapnya. Minggu, (19/12/2021).

Sementara itu, Demisioner Ketua Umum KOMAPS, Nanda Ayu Puspita Sabil berharap, ketua yang terpilih ini dapat membawa Komaps  ke arah yang lebih baik lagi.

“Semoga ketua terpilih dapat menahkodai Komaps ke arah yang lebih baik dengan tujuan sesuai dengan visi misi Komaps itu sendiri,” ungkapnya.

Lanjutnya, ia percaya pada ketua yang terpilih dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada periode sebelumnya.

“Segala kekurangan yang terdapat di pengurus sebelumnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan pada pengurus selanjutnya,” harapnya

Pemilihan Mahasiswa 2021 di Undur, Ini Alasannya

Reporter : Al-izar
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – setelah di tetapkannya jadwal pemilihan mahasiswa pada pleno ke 2, ternyata di undur pada pleno ke 3 (Rabu, 24/November/2021).

Di undurnya jadwal pemilihan mahasiswa itu di karenakan adanya permasalahan terkait data mahasiswa yang akan melakukan pemilihan.

Seperti yang di katakan Amirullah selaku ketua umum komisi pemilihan umum mahasiswa (KPUM) 2021
Mengatakan bahwa mereka terkendali persoalan adanya mahasiswa yang wisuda pada tanggal 23 November 2021, dan terjadi perubahan DPT.

“Sebelumnya kami sudah tetapkan Jadwal Pemilma,Tapi tenyata ada Perubahan DPT karena adanya Wisuda pada tanggal 23 November 2021, sehingga kami terkendala dalam penentuan Jumlah Kursi Sema-I dan Sema-F, jadi kami menunggu hingga adanya Data Mahasiswa yang baru” kata Amirullah saat di wawancara (Kamis, 25/November/2021).

Tidak hanya itu pada pleno ke 3 itu sekaligus menetapkan nomor urut tiap partai.

“Sebelum pleno kami sudah mengundang Partai Politik Mahasiswa untuk hadir dalam pencabutan Nomor Urut Partai, agar dapat kami Plenokan” sambungnya.

Selain itu dalam pleno ke 3 itu juga membahas penetapan figur-figur calon yang akan menjadi pemimpin di IAIN Kendari.

“Terkait dengan Syarat Figur Calon Sema-I dan Sema-I kami mengacu pada UU Pemilma dan UU Parpolma IAIN Kendari, Sejauh ini tidak ada perubahan karena masih Relevan dengan Kondisi Institusi Saat ini” Tutupnya.

Jelang PEMILMA 2021, Lima Partai Mahasiswa Siap Bertarung

Reporter : Al Izar

Editor : Rizal Saputra

Objektif.id, kendari – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) resmi menetapkan lima Partai Politik Mahasiswa (PARPOLMA) siap bertarung pada pemilihan mahasiswa 2021.

Keputusan itu, ditetapkan pada rapat  pleno 2, di sekretariat KPUM Jumat 19-11-2021.

Ketua KPUM, Amirulah mengatakan, lima PARPOLMA yang ditetapkan pada rapat pleno Dua.

“Pada rapat pleno dua itu, lima partai yang sudah kami tetapkan akan bertarung pada pemilihan mahasiswa yakni, Partai Serikat Mahasiswa Islam (PASMI), Partai Pergerakan Demokrasi Mahasiswa Merdeka (PANDAWA), Partai amanat mahasiswa (PANTAS), Partai persatuan lintas mahasiswa (PELITA) dan Partai bintang mahasiswa (PBM),” kata Amirulah, Jumat (19/11/2021).

Dari informasi yang didapatkan Objektif.id.

Pendaftaran Partai 10-17 November 2021.

Pendaftaran Figur SEMA 19-26 November 2021.

Masa Kampanye 28 November – 6 Desember 2021.

Pemilihan SEMA 10 Desember 2021.

Debat Kandidat 22 Desember 2021.

Masa Kampanye 18-24 Desember 2021.

Pendaftaran Calon DEMA 12-15 Desember 2021.

Pemilihan DEMA 28 Desember 2021.

Kongres SEMA I dan F 30 Desember 2021.

Mubes HMPS 4 Januari 2022.

Pelantikan Pengurus Lembaga Kemahasiswaan 10 Januari 2022

 

Pengurus LPS HI Fakultas Syariah, Resmi Dilantik

 Reporter : Andika
Editor : Omo

Kendari, Objektif.id – Dalam meningkatkan kualitas kader Lembaga Peradilan Semu Hukum Islam (LPS HI) menyelenggarakan Pelantikan dan Rapat Kerjar di Laboratorium Peradilan Semu, Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Kendari. Selasa, (5/10/2021).

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 6 Oktober 2021 dengan mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Kader  Yang Produktik Dalam Mengembangkan  LPS HI”.

Puspita selaku ketua panitia  mengatakan, bahwa dalam mengembangkan LPS HI sebagai langka  awal dalam meningkatatkan kualitas kader yang produktif.

“Perlunya meningkatkan kualitas kader  yang produktif  sehingga bisa berdiskusi dan lain sebagainya untuk  kemudian dengan bekal kader yang berkualitas  sehingga mampu  mengembang LPS HI ini menjadi lembaga yang lebih baik kedepannya,” kata Puspita.

Senada dengan itu Ketua LPS HI Fakultas Syariah Jeklin Dermawan, mengatakan dalam sambutannya, Bahwa, dalam kegiatan ini semoga menjadi langkah awal yang kemudian akan mengkualitas kita sebagai mahasiswa dan kemudian  mengkualitaskan kita sebagai kader-kader dari LPS HI Fukultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

“Semoga seluruh pengurus dan anggota dapat bekerja sebagai satu sistem yang saling melengkapi,” kata jekling

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil  Dekan III (WADEK III) Fakultas Syariah
Asrianto zainal, S.H, M.Hum. Berharap,  dengan adanya LPS HI ini bisa membuat mahasiswa Fakultas Syariah mahir dalam bidang hukum karena meraka akan dibina dalam lembaga ini.

“Dengan adanya LPS HI ini para mahasiswa Syariah akan mahir berpraktek di pengadilan, karena nantinya mereka akan dibimbing oleh pembina-pembina yang lahir dibidangnya,” harapnya.

Sultra Darurat HAM! Mahasiswa IAIN Kendari Inginkan 26 September Jadi Hari Nasional

(Suasana demonstrasi di pelataran Kampus IAIN )

Reporter : Renaldi
Editor : Rizal Saputra

Kendari, PerskampusBiru.com – Peringati tewasnya Yusuf dan Randi 26 September 2019 silam, Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang tergabung dalam Koalisi Mahasiwa Melawan (Kawan)  gelar aksi damai dengan berbagai tuntutan, Senin (27/9/2021).

Demonstrasi yang digelar Koalisi Mahasiswa Melawan (Kawan) tersebut, dilakukan di pelantaran Gedung Terpadu IAIN Kendari hingga menuju ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra).

Koordinator Lapangan (Korlap) Abdan dalam orasinya menyampaikan beberapa tuntutan yaitu: Pertama, Mendesak polda untuk segera menguak  siapa dalang dari pembunuhan tersebut. Kedua, kami menuntut kepada bapak DPR bahwa tanggal 26 September ini harus menjadi peringatan nasional yang setara dengan matinya munir. Ketiga, Polda dan Polri harus menjaga kaptimnas dalam mengawal demokrasi.

Di tempat yang sama Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Al-Gazali, Iwan Husain mengatakan, tujuan dari gerakan yang kami bagun hari ini menuntut keadilan atas wafatnya saudara kami Yusuf dan Randi, yang sampai hari ini belun ada kejelasan.

“hari ini, kita memperingati hari tertembaknya Yusuf dan Randy itu adalah matinya keadilan di negeri ini.  Maka yg kami lakukan gerakan ini bukan hanya untuk sekedar berteriak tapi untuk menuntut keadilan sampai hari ini siapakah dalang pembunuhan 26 september,” kata Iwan, senin (27/9/2021).

Menurutnya, Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara hari ini darurat akan Hak Asasi Manusia sebap kebebasan berpendapat  didalam Republik Indonesia itu tidak di jamin lagi dalam UUD.

“Penegak hukum sejatinya polisi itu adalah mereka  yang harus menegakkan UU yang senantiasa mengawal kebebasan berpendapat. Tapi realitas hari ini, mereka selalu membubarkan masa aksi bahkan pada 26 september hari ini, kita memperingati hari tertembaknya Yusuf dan Randy itu adalah matinya keadilan di negeri ini,” ungkapnya.

Senada dengan hal itu, Wakil Presma IAIN Kendari Hendra Setiawan menilai Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra) sebagai penegak hukum sudah lalai dalam menjalankan tugasnya.

“Aksi ini, Sebagaimana mestinya kita menginginkan hak dan keadilan yaitu  untuk teman-teman, Kapolda Sultra karena seperti kita lihat tidak melakukan sebagaimana tugasnya,” ujarnya.

Diakhir Korlap berharap, mahasiswa jangan bersikap masa bodoh terhadap persoalan gerakan yang kami bagun hari ini.

“Harapan saya kepada mahasiswa hari ini, jangan terlalu bersifat apatis ketika ada pergerakan-pergerakan, apa lagi pergerakan yang kami bangun adalah aksi moral aksi kemanusiaan karena pada dasarnya IAIN selalu berada dibagian depan ketika ada masalah-masalah diluar kampus.” Tutupnya.

Secerah Harapan Di Bawah Timbunan Penderitaan

 

(Harpan Pajar. Foto: Istimewa)

Sulawesi Tenggara, sebuah pulau bagian tenggara Sulawesi diantara 18.306 pulau dalam wilayah geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kaya akan adat istiadat budaya, potensi sumber manusia yang mumpuni, dan sumber daya alam yang begitu melimpah sehingga menjadi salah satu tempat strategis bahkan surganya para investor melakukan investasi. Beribu kota, Kendari terletak tak jauh dari kampung halamanku Desa Lalonggombu, Kecamatan Andoolo, Konawe Selatan.

Ada sesuatu yang kontras terlihat disana. Sebelum memasuki Kendari, kita akan disuguhi pemandangan pemukiman kumuh di sepanjang jalan. Kemudian pemandangan itu berubah menjadi rumah-rumah besar dan gedung setengah pencakar langit. Situasinya begitu senjang. Cara termudah melihat kesenjangan dari provinsi berkembang adalah dengan melihat ibu kotanya atau setidaknya daerah-daerah yang menjadi sentral industrial.

Sulawesi Tenggara tampak sebuah kota yang gelisah dalam bangunan yang rapuh. Rumah-rumah warganya begitu senjang. Ada yang hanya terbuat dari bambu dianyam sudah tak layak pakai, tapi ada yang tinggi menjulang membelah langit. Jika kita memasuki rongga-rongga perkampungan kumuhnya, Sulawesi Tenggara, serupa muara dari sungai yang baru saja dilanda banjir bandang. Kumuh dan tak terurus, tempat menumpuknya segala sisa-sisa barang dan manusia yang diseret banjir dari perkampungan-perkampungan pedesaan bumi anoaku.

Orang-orangnya hiper agresif mereka saling sikut demi sesuap nasi, itu adalah sebuah preferensi sebagai bentuk defensif untuk bertahan hidup melewati kemelaratan dan dan penderitaan oleh angkara murka penguasa. Jika suatu saat terjadi konfrontasi yang besar aku tidak tahu apakah tubuh kecilku ini bisa selamat dari sana. Haruskah konflik antar saudara sebangsa dibenarkan untuk tujuan tertentu, katakanlah itu keadilan ? Jika pun boleh, apakah ia harus berbentuk perang ?

Sementara itu, jika kita melihat kantung-kantung kemewahan ditengah-tengahnya, Sulawesi tenggara adalah sebuah ballroom untuk pesta bersama gadis-gadis seksi dengan kue-kue dan minuman mahal. Percakapan gelak tawa, dentingan suara gelas, dan jeritan suara gadis yang mencapai puncak klimaksnya di atas kasur empuk, menyembunyikan suara-suara tangisan kemiskinan di luar sana. Hamparan karpetnya pun menyembunyikan butiran debu yang terinjak-injak dan tak kasat mata di bawahnya. Debu itu adalah aku dan orang-orang yang bukan bagian dari pesta itu.

Memasuki ruangan tersebut, bekal rekaman kemiskinan desa telah mengasingkanku. Aku tahu karena kakakku yang mempunyai teman para investor asing kadang mengajakku ke acara-acara perusahaannya. Olehnya aku sering diajak mengikuti pesta orang-orang “beradab” itu. Akupun dikenalkan terhadap kolega teman kakakku, Mereka terbata-bata bicara dalam bahasa tanpa kebohongan, dan aku tak tahu satu kosa kata pun yang diucapkan, mereka gagal meyakinkanku untuk menyukai permainan mereka.

Aku bukan anti asing, karena banyak juga pahlawanku adalah orang asing seperti yang berada di buku 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Lagi-lagi bayangan sahabat-sahabat kecilku yang tak bisa sekolah di TK mengejar-ngejarku. Sebuah kutukan Cartesian masih melekat pada dunia pendidikan kami semua tanpa kami menyadarinya. Sialnya, pemerintah yang suka memberi perintah itupun tak kunjung berbuat apapun untuk menolong mereka. Mungkin menjadi sedikit saja seperti pahlawan-pahlawan dibuku 100 tokoh dunia itu, rasanya tidak terlalu buruk untuk anak – anak dipelosok pedesaan yang tanpa dosa menjadi korban dari keserakahan penguasa.

Mencampur-campur secuil terhadap Seokarno, sepotong Tan Malaka, Seutas Marx, maupun sepenggal Thomas Jefferson sudah cukuplah untuk bisa membagi-bagi “wikoro” (olahan makanan yang terbuat dari ubi hutan) untuk anak-anak desa agar tidak mati kelaparan karena kemiskinan. Mungkin aku juga perlu mencampurkan mereka semua adonan newton, Einstein, Marie currie dan Thomas Edison untuk memastikan sains fisika dan kimia bermanfaat bagi anak-anak dusun itu.

Entah bagaimana mimpi-mimpi itu akan terjadi. Penguasa tidak pernah menginginkan matahari kembar di atas langit kekuasaannya. Selama berkuasa, dia tidak akan pernah membiarkan para oposisi hidup. Orang-orang yang selalu mengkritik pemerintah (mengancam popularitasnya), penguasa cenderung akan menyingkirkan dengan cara-cara tidak demokratis bahkan berujung tragis.

Hei! penguasa yang dilegitimasi secara konstitusional oleh rakyat  Bumi anoa. Tegakkan hukum diatas sumpahmu, lihat itu banyak raut petani yang tak lagi tersenyum lega. Apa kau dengar? jangan tutup telingamu, jangan kau pejamkan matamu. Apa kabar tanah kelahiranku, yang penuh dengan intrik, banyak drama layaknya sinetron berepisode lama.

Lihat itu banyak parade penganggur yang tampak murung, suara yang kalian kantongi seolah mati tertimbun kubur. Ada sampah diatas sumpah, mereka bersantai sambil memegang lembaran, berseragam elegan dengan atribut pemerintah, memoles citra melemahkan kepekaan.

Pemangku jabatan, inikah hadiah dari kotak kardus bergembok baja? Bagaimana nasib jelata. Sudahlah anggarkan saja untuk bangun ibukota, pendidikan, dan kesejahteraan rakyat. Jangan bicara perihal kemakmuran, lihat disana ada kerusuhan sebab nasi mereka telah dicuri. Kemana perikemanusiaan adil dan beradab, Kemana ? Ditengah bencana rela begadang demi agenda pengusaha. Entah mengapa kelakuan mereka tak lebih dari anak TK. Jago retorika dan pandai bersandiwara. Bangsa sudah merdeka mengapa larut dalam sistem berduka.

Pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara cenderung masih berkonotasi terhadap pengaturan yang bernuansa kekuasaan bukan pelayanan. Dalam buku teori dan analisis politik pemerintahan yang ditulis oleh inu kencana syafiie mengatakan bahwa Antara kekuasaan dan pelayanan harus diseimbangkan. Pelayanan yang tidak baik dan benar akan beresiko dekadensi moral sedangkan kekuasaan yang sewenang-wenang akan beresiko tirani. Sehingga bisa kita terjemahkan bahwa Pelayanan hendaknya memiliki unsur yaitu membuat masyarakat semakin puas, mutunya semakin membaik, lapangan kerja semakin terbuka lebar, dan estimasi pengerjaan administrasi publik yang efektif. Kekuasaan hendaknya ditujukan bagi pengaturan pemerintah, yang pada hakikatnya bertugas sebagai pengajak kebaikan dan mencegah terjadinya kebatilan. Untuk itulah ada berbagai departemen dan lembaga non departemen di bawah eksekutif. Seperti polisi, kejaksaan (untuk antisipasi keburukan) dan semacamnya. Sedangkan transmigrasi, sosial, agama, pendidikan (untuk mengarahkan rakyat kearah kebaikan), dan masih banyak lagi lembaga yang sangat berperan aktif dalam upaya menjaga stabilitas ketertiban masyarakat.

Seharusnya penguasa tanah lulo hari ini sadar diri dengan anomali dalam pemerintahannya.  penyebab utama sering terjadi konflik vertikal maupun horizontal adalah kesenjangan dan kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin, jadi bukan sama sekali pertentangan antar agama, ras, dan etnis. Ya, walaupun sering digiring menuju isu sara oleh para elit yang mempunyai kepentingan pribadi.

Mangkraknya roda pemerintahan yang sudah tidak sesuai lagi dengan amanat konstitusi dan harapan masyarakat Sulawesi tenggara karena ada indikasi perilaku birokrasi yang impersonal (membedakan orang/pilih kasih). Berdasarkan kekerabatan (koncoisme), sanak keluarga (nepotisme), sehingga memacetkan jalannya pelaksanaan birokrasi yang bersih, disiplin, sistematis, dan hirarkis. Karena muncul pihak yang memotong jalur menuju puncak pimpinan. Munculnya krisis kepercayaan karena eksekutif yang diberi mandat oleh rakyat mengurus pemerintahan tidak bisa mengurus dengan efektif, begitu juga legislatif yang seharusnya mengatur peraturan tidak bisa mengatur. Bahkan terjadi kolusi antara eksekutif dan legislatif dengan pedagang yang dilindungi perdagangannya, korupsi sebagai usaha penggelapan pelaksanaan  uang negara, dekadensi moral para pejabat serta tidak berjalannya hukum sebagaimana mestinya karena pihak yudikatif berada di bawah kontrol eksekutif. Monopoli perdagangan juga terjadi dari anak pejabat Sehingga terjadi penjajahan dari anak negeri terhadap negerinya sendiri, kendati bila pihak asing luar negeri ikut serta membenahi dituding sebagai imperialisme modern yang berdalih liberalisme. Hilangnya unsur pelayanan dan transparansi terhadap masyarakat dari pemerintah sebagai abdi masyarakat karena tingginya harga tiap pengurusan seperti SIM, KTP, dan lain-lain. Lamanya pengerjaan pelayanan publik bagi yang tidak mempunyai uang pelicin. Itulah hal kompleks terjadinya konflik masyarakat.

Aku menyerukan adanya dialog untuk menjamin rasa keadilan dan kesetaraan dalam merawat kebebasan berpendapat hak setiap masyarakat. Tanpa itu semua di Sulawesi tenggara akan terjadi genosida yang hanya akan menambah catatan buruk pemerintah. Kesejahteraan ekonomi rakyat pun harus dijamin dengan cara mengakhiri  monopoli kekuasaan yang berlindung dibalik layar tabir kepalsuan. Cabang-cabang produksi untuk kesejahteraan rakyat harus dikelola oleh pemerintah dengan benar dan bersih, dimana persaingan usaha juga harus dijamin keadilannya, sehingga tidak menimbulkan korupsi yang mengorbankan banyak umat.

Kenapa tidak pemerintah Sulawesi Tenggara bercermin kepada Provinsi tetangganya Sulawesi Tengah dalam menyelesaikan berbagai problem yang memberdayakan sumber manusianya. Pemerintah Sulawesi Tengah melakukan dialog yang sangat signifikan untuk menyadarkan berbagai golongan atau kelompok kemasyarakatan bahwa semua memiliki potensi yang sama besarnya untuk mengalami konflik sosial. Dengan adanya kesadaran tersebut, diharapkan satu dengan lainnya bahu membahu mencegah timbulnya konflik sejak dini yang disebabkan oleh kemiskinan dan keserakahan penguasa. Cara-cara yang terstruktur, konsisten, dan aktif merangkul berbagai kalangan baik masyarakat, aparat kepolisian dan militer, organisasi sosial masyarakat, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, serta organisasi keagamaan, guna mendapatkan masukkan-masukkan dalam setiap upaya pencegahan konflik.

 
Merekalah yang sangat fundamental berada pada ranah akar rumput (grass root) dan memahami akar konflik. Pencegahan konflik dan kesenjangan sosial yang tepat sasaran pada akhirnya akan lebih menjamin rasa keamanan, kenyamanan, juga kesetaraan masyarakat.

Penulis: Harpan Pajar

Koalisi Raksasa di Arena Pemilma IAIN Kendari 2020

 Reporter : Aprillia

Editor : Rain

KENDARI, SKB – Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) IAIN Kendari menjadi sorotan mahasiswa dalam beberapa pekan terakhir ini.

Berbagai spekulasi politik yang muncul meningkatkan suhu politik mahasiswa di IAIN Kendari. Salah satu isu yang muncul terkait kabar koalisi Partai Persatuan Lintas Mahasiswa (Pelita) dan Partai Amanat Mahasiswa (Pantas).

Sebelum KPUM IAIN Kendari menetapkan hasil Pemilma SEMA I dan F pada tanggal 29 September 2020. Dikabarkan bahwa Partai Persatuan Lintas Mahasiswa (Pelita) di wakili oleh Sekretarisnya telah datang untuk melamar Partai Amanat Mahasiswa (Pantas) .

“Perihal berkoalisi itu memang seperti itu adanya, historisnya itu pada tanggal 27 teman-teman Pelita di wakili sekretarisnya menyampaikan niat baiknya untuk berkoalisi bersama kami meskipun memang posisinya kalau kita lihat suara mereka lebih unggul dari pada kita tapi mereka datang untuk berkoalisi bersama kami dan dengan beberapa pertimbangan tentunya diskusi yang alot juga sehingga pada tanggal 29 September 2020 kemarin kami bersepakat untuk berkoalisi dalam Pemilihan Mahasiswa ini” ucap Taufik Hidayat, Ketua Umum Partai Amanat Mahasiswa. Kendari,Rabu,(30/09/2020)

Disamping itu pula Taufik Hidayat selaku Ketua Umum Partai Amanat Mahasiswa dengan berbagai pertimbangan mengharapkan dengan adanya keputusan untuk berkoalisi ini dapat saling menguntungkan dan tidak ada pihak yang di rugikan.

“Yang menjadi pertimbangan adalah ketika kita memutuskan untuk menerima tawaran koalisi adalah tentu bicara masalah pembagian artinya kenapa kita saling bersepakat karena keputusan yang kita bangun itu saling menguntungkan tidak ada yang di rugikan dalam hal ini begitu sehingga kami memutuskan untuk sama-sama bersepakat untuk kemudian berkoalisi bersama.” ucap Taufik Hidayat.

“Kemudian harapan saya kedepannya semoga dengan koalisi ini kita bisa saling mempererat silaturahmi dan juga untuk saling mendukung saling mendorong untuk kemajuan Lembaga Kemahasiswaan yang lebih baik lagi tentunya mungkin itu saja dari saya. Singkatnya bagitulah.”tutupnya Taufik Hidayat.

Saat di konfirmasi pada tanggal 1 Oktober 2020, Partai Pelita membenarkan bahwa dengan berbagai pertimbangan serta diskusi yang di lakukan bersama Partai Amanat Mahasiswa (Pantas) kemudian sepakat untuk berkoalisi dalam Pemilihan Mahasiswa.

KPUM Tetapkan Hasil Sidang Perolehan Suara Pemilihan Sema I dan Sema F

Reporter : Arini Triana S.W.

Editor : Rain

KENDARI, SKB – Setelah melangsungkan Pemilihan Sema pada tanggal 21-22 Desember 2020, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) menetapkan hasil sidang perolehan suara pemilihan Sema I dan Sema F.

Hasil perolehan suara Sema I dan Sema F ditetapkan pada tanggal 30 September 2020 dalam sidang KPUM yang dilangsungkan di kantor KPUM IAIN Kendari.

Disiarkan langsung dari akun facebook Pers IAIN Kendari bahwa sidang penetapan perolehan suara berjalan lancar tanpa ada kendala. Perolehan suara terbanyak diraih oleh Partai Persatuan Lintas Mahasiswa (Pelita) disusul Partai Amanat Mahasiswa (Pantas).

“Perolehan suara terbanyak diraih partai pelita 1259 suara, kemudian disusul oleh partai amanat mahasiswa 962 suara dan selanjutnya dari partai pasmi dengan capaian 419 suara (dan partai Pandawa 29 suara) dengan total pemilih sebanyak 2669 mahasiswa,” ucap Beni Putra Lamanggga, Ketua KPUM IAIN Kendari. Rabu, (30/9/2020)

Seyogyanya setelah penetapan perolehan suara pemilihan Sema maka akan diadakan kongres, akan tetapi karena beberapa hal maka KPUM memutuskan untuk melangsungkan pemilihan Dema terlebih dulu. Dalam pemilihan Dema Institut nantinya, dari total empat partai hanya dua partai yang bisa maju berkontestasi yakin Partai Pelita dan Partai Pantas.

“Dua partai ini mencapai ambang batas yang kemudian mereka akan melanjutkan bekontestasi dalam pemilihan dewan mahasiswa institut,” ujar Beni.

Beni kemudian menutup dengan wawancara dengan harapan seluruh pihak yang terlibat dalam Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Daring IAIN Kendari dapat saling membersamai dan membesarkan nama institut.

“Mari kita saling bersinergi, saling merangkul, saling membersamai, saling membesarkan yang kemudian kita membawa nama IAIN Kendari menjadi lebih baik lagi dalam hal kepemimpinan kelembagan karena mahasiswa tentunya dalam hal ini kepemimpinannya adalah cerminan hari esok dan mendatang,” tutupnya, Beni.

KPUM IAIN Kendari Diintimidasi Sejumlah OTK

Kendari, Objektif.id – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mendapat intimidasi dari sejumlah Oknum Tak Dikenal (OTK).

Diketahui sejumlah OTK dengan mengenakan masker dan tutup kepala mendatangi Gedung Laboratorium IAIN Kendari yang sedang digunakan untuk melangsungkan pemilma daring dan sempat mengancam penjaga Lab akan merusak alat berupa komputer apabila pemilma tidak dibatalkan.

“Jadi, ceritanya toh kak. Tadi waktu jam istrahat sekitar jam 1 lewat. Sa di lab, sa tiga orang. Nda lama datangmi tiga orang da cari Ka Beny, ‘mana mi ketuanya?’ Terus katanya da ancam itu penjaga lab. Da bilang, kalo tidak dibatalkan ini saya mau kasih rusak alat, da bilang begitu. Untung itu preman da tidak tandai Ka Beny karena tadi katanya Ka Beny da baku papasan ji juga. Tapi nda di tahan, kayanya ini preman orang suruhan,” beber MH saat ditanyai awak suarakampusbiru. Kamis, (24/09/2020)

MH menambahkan bahwa saat hendak pergi sholat, dirinya mendapat pesan singkat dari Ketua KPUM untuk mengamankan diri.

“Dia masuk chatnya Ka Beny di grup, da bilang kalian amankan diri masing-masing mereka banyak ini di belakang. Som pi sholat, tapi pas di pertengahan jalan sa berubah pikiran, sa penasaran, apa mi yang terjadi. Sa kembali mi lagi (di Lab). Sa liat mi orang bicara akhirnya, ditendang itu meja. Pokoknya da (preman) bersih keras ini supaya di batalkan ini pemilma,” tutur MH.

Beny Putra Lamangga, selaku Ketua KPUM angkat bicara terkait hal ini. Dirinya mengatakan, bahwa bukan hanya pihaknya saja yang mendapat ancaman. Namun, Warek III pun turut mendapat ancaman dari OTK.

“Malam kemarin saya dapat kabar angin bahwa akan ada seperti hal itu dan terkonfirmasi bahwa Pak Warek III pun mendapat ancaman melalui via WhatsApp,” ungkap Beny saat ditanyai awak suarakampusbiru. Kamis, (25/09/2020).

Beny menambahkan bahwa pihaknya menduga dalang dari tindakan tidak etik ini adalah parpolma.

“Satu partai yang terindikasi mengancam , namun saya tidak bisa sampai kan secara terang partai nya,” jelas Beny.

Melihat keamanan KPUM dan fasilitas kampus berada dalam bahaya Beni berharap seluruh mahaiswa saling memahami dan saling bekerja sama untuk menyukseskan Pemilma Daring IAIN Kendari.

“Saya perlu sampaikan kepada seluruh mahasiswa bahwa penyelenggaraan ini harus kita saling memahami, karena ketakutan kami adalah keamanan kpum dan itu hal yang paling pokok,” tukasnya, Beni.

Reporter : Rain
Editor : Cut Tari

KPUM IAIN Kendari Nyatakan Pemilihan Tanggal 21 September 2020 Sah

Reporter : Cut Tari
Editor : Rain

KENDARI, SKB — Munculnya keluhan bahwa ada indikasi kecurangan yang dilaporkan oleh PARPOLMA dan Mahasiswa dalam pemilihan SEMA tanggal 21 September 2020 mengakibatkan KPUM memilih menghentikan pemilihan pada tanggal tersebut.

Beny Putra Lamangga, selaku Ketua KPUM mengatakan sebenarnya proses PEMILMA yang tengah berlangsung kemarin tidak bisa dihentikan.

“Sebenarnya proses pemilihan kemarin tidak bisa dihentikan apabila KPUM mengambil ketegasan atau bertahan terhadap apa yang KPUM anggap keharusan,” beber Beny saat ditanyai via WhatsApp. Selasa, (22/09/2020)

Hanya saja pihaknya memilih menghentikan sementara demi menanggapi keluhan yang ada. KPUM kemudian menggelar rapat dengar pendapat bersama PARPOLMA.

“KPUM kembali membijaksanai keempat PARPOLMA yang merasa dirugikan untuk kemudian mengadakan pertemuan dengar pendapat dan KPUM memfasilitasi,” katanya, Beny.

Pada rapat dengar pendapat tersebut KPUM memumutuskan bahwa pemilihan tanggal 21 September 2020 dinyatakan sah yang kemudian pemilihan akan dilanjutkan pada tanggal 24 hingga 25 september 2020.

“Pemilihan tanggal 21 September 2020 dinyatakan sah. Pemilihan akan di lanjutkan tanggal 24     September 2020,” ujar Beny.

Selanjutnya, bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam PEMILMA SEMA pada tanggal 21 September 2020 diminta untuk memberikan kelengkapan data laporan perihal akun siakad mahasiswa yang telah digunakan memilih oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Yang merasa dirugikan silahkan melampirkan administrasi dan bukti di lengkapi data mahasiswa yang kemudian akan di verfikasi dan diberikan hak pilihnya kembali,” tukasnya, Beny.

Ada Indikasi Kecurangan, KPUM IAIN KDI Nonaktifkan PEMILMA

 

Reporter : Rain

Editor : Cut Tari

KENDARI, SKB – Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari dinonaktifkan.

Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan dari Partai Politik Mahasiswa (Parpolma) saat pemilma berlangsung. Beny Putra Lamangga, selaku Ketua KPUM angkat bicara terkait hal ini.

“Mohon maaf untuk sementara waktu pemilma dinonaktifkan untuk menjawab daripada  keluhan parpolma. Sampai menemukan kesimpulan dari rapat parpolma, KPUM dan pihak TIPD menyoal keluhan mahasiswa,” jelas Beny saat diwawancarai awak suarakampusbiru via whatsapp. Senin, (21/09/2020).

Beny juga turut menanggapi terkait kecurangan saat pemilma tengah berlangsung.

“Adanya indikator dari Parpolma dan mahasiswa yang mengatakan bahwa akun sia telah dibobol. Nah, indikator ini kemungkinan besar adanya perubahan atau pengambilan akun sia yang belum mengubah passwordnya,” ungkap Beny.

Beny juga menjelaskan bahwa pihak KPUM  telah menyampaikan bahwa semua mahasiswa harus mengubah password akun sia masing-masing.

“Nah, kami dari KPUM telah menyampaikan dan bahkan ini saran dari empat parpolma bahwa semua mahasiswa harus mengubah password masing-masing karena, beberapa angkatan dari angkatan 2016-2019 mempunyai kode masing-masing,” tambahnya.

Selain itu, Beny juga menuturkan bahwa keluhan tersebut menjadi mengada-ngada dan mengganggu proses penyelenggaraan pemilma.

“Ini bukan tuduhan, kemungkinan besar ketakutan kami adalah jangan sampai mahasiswa itu yang memilih sendiri dan kemudian  menscreenshot dan membuat story. Lalu melaporkan hal yang tidak sesuai bahwa mereka telah di hack, ternyata mereka sendiri yang memilih kemudian melaporkan gambar yang tidak benar,” tuturnya.

Beny juga mengatakan bahwa pihak KPUM akan memfasilitasi parpolma untuk membicarakan hal tersebut. Akan tetapi, pihaknya hanya akan memfasilitasi dan tidak mengintervensi suara tersebut.

“Nah, untuk itu kami akan  adakan pertemuan rapat untuk menyoal, untuk menjawab keluhan-keluhan dari mahasiswa parpolma dan untuk itu kami tunda dan nonaktifkan pemilma ini dan kemudian akan dilanjutkan bila telah mendapatkan kesimpulan dari teman-teman pengurus parpolma,” kata Beny.

Pemilihan SEMA Resmi Digelar Hari Ini

Reporter : Cut Tari

Edotor    : Bojes

KENDARI, SKB-Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Daring Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari resmi digelar hari ini.

Setelah mengalami lima kali kemunduran jadwal pemilma, maka pihak Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM)  resmi menggelar pemilihan Sema pada hari ini.

Beny Putra Lamangga, selaku Ketua KPUM memberikan tanggapannya saat ditanyai awak suarakampusbiru via WhatsApp, dirinya mengatakan bahwa pemilihan Sema – I dan Sema – F siap untuk di laksanakan.

“Iya, benar. Sesuai dengan komitmen dan wawancara sebelumnya, bahwa hari  ini  adalah jadwal final dan dimaksimalkan untuk itu sesuai jadwal atas perubahan kelima pemilihan Sema I dan sema F dilaksanakan hari ini,” ungkapnya. Senin, (21/09/2020)

Beny juga menjelaskan bahwa saksi partai untuk memantau jalannya pemilihan hari ini dihadirkan per satu orang utusan dari setiap Partai Politik Mahasiswa (Parpolma).

“Saksi dari parpolma kami hadirkan per satu orang untuk tiap-tiap partai politik mahasiswa. Yang mana pada saat pemilihan berbasis daring berjalan mereka berada dalam satu ruangan bersama dengan kami,” jelasnya.

Beny juga mengatakan, bahwa hari ini waktu pemilihan akan digelar dua kali di jam yang telah ditentukan.

“Adapun waktu pemilihannya yaitu, di mulai dari pukul 08:30 (wita) sampai dengan 10:30 (wita) dan dilanjutkan pada pukul 13:30 (wita) sampai 15:30 (wita),” kata Beny.

Sementara itu, pemilma akan dilanjutkan esok hari yang disesuaikan dengan waktu hari ini. Namun, tentunya dengan melihat presentasi suara di hari pemilihan pertama.

“Apabila presentasi suara pada pemilihan pertama telah mewakili dari jumlah suara keselurahan mahasiswa di tiap-tiap dapil, maka KPUM akan menutup Pemilma Sema Ian sema F dan bilamana belum mencapai, maka hari berikutnya tetap dilaksanakan secara on going sesuai dengan instruksi KPUM,” tutup Beny.

KPUM Undur Kembali Pemilma, Ini Alasannya

Reporter : Cut Tari
Editor : Bojes
KENDARI, SKB — Untuk kelima kalinya, Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali mengundur jadwal Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) daring.
Bukan tanpa alasan, pasalnya saat ditanyai awak suarakampusbiru, Beni Putra Lamangga, selaku Ketua KPUM mengatakan bahwa pihak KPUM bersama pihak birokrasi dan Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) kembali mengundur jadwal pemilma demi kelancaran efektivitas pemilma berbasis daring.
“Berdasarkan hasil dan kesimpulan rapat KPUM  bersama birokrasi dan TIPD  serta demi kelancaran dan efektivitas pemilma berbasis daring ini. Maka kami KPUM  kembali memindahkan jadwal pemilma dan kami finalkan sekaligus memaksimalkan yaitu, pada hari Senin tanggal 21-22 September 2020,” jelasnya. Selasa, (15/09/2020)
Beni juga menyampaikan permohonan maafnya terkait pengunduran jadwal pemilma.
“Untuk itu saya sampaikan dan sekaligus permohonan maaf bahwa jadwal perubahan keempat menyoal pemilma SEMA I dan SEMA F tertanggal 16-17 September 2020,” ungkapnya.
Adapun yang menjadi kendala pengunduran jadwal pemilma dikarenakan dalam sistem belum dipisahkanya pemilihan SEMA – I dan SEMA – F.
“KPUM telah selesai menginput data calon figur dari masing masing Partai. Namun, dalam sistem belum dipisahkan untuk pemilih SEMA I dan SEMA F,” tambahnya.
Beni juga menjelaskan, bahwa dirinya sebenarnya sudah lama menginginkan pemilma segera terlaksana. Bahkan jauh sebelum pandemi covid-19. Namun, karena beberapa kendala harapan itu sukar diwujudkan.
“Maka tentunya saya selaku KPUM mengharapkan kepada seluruh mahasiswa dan pengurus partai politik mahasiswa untuk bersabar mengingat pemilma daring ini tidak segampang buka WA. Telah banyak saya bijaksanai kepada parpolma dan figur terkait dengan beberapa syarat yang saya berikan kebijkan agar bisa berkontestasi, maka fitback nya itu perlu, kita sama sama memaklumi,” tutupnya.