Siapkan Legislator Masa depan, SEMA FEBI IAIN Kendari Adakan Sekolah Parlemen

 

(Gambar : Situasi kegiatan Sekolah Parlemen) 

Reporter : Ilham

Editor : Elfira

Kendari, Pers – Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mengadakan Sekolah Parlemen dengan mengangkat tema  “Menciptakan Legislator Muda yang demokratis dan solutif demi tercapainya parlemen kampus yang berkemajuan”, di Hotel Srikandi.

Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak legislator muda masa depan yang mempunyai jiwa demokratis dan mampu memberikan solusi terhadap setiap masalah yang ada.

“Lembaga Legislatif khususnya dalam pandangan mahasiswa masih perlu di dalami. Mahasiswa hari ini masih banyak yang tidak tau apa fungsi sebenarnya dari lembagas legislatif, yang ditau hanyalah bagaimana caranya membuat kegiatan sebanyak mungkin. SEMA Febi dalam hal ini hadir memberikan solusi dengan mengadakan sekolah parlemen” ujar ketua SEMA FEBI, Alvrianto”

Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh pengurus lembaga legislatif IAIN Kendari, tetapi juga dari luar IAIN. 

“Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa perwakilan lembaga legislatif dari luar kampus, seperti UHO dan UMK. Bahkan kami juga melibatkan lembaga eksekutif lingkup IAIN, dalam hal ini DEMA dan HMPS” sambung Alvrianto.

Rizal, mahasiswa Fakultas Syariah selaku peserta sangat mengapresiasi program kerja SEMA FEBI yang mengadakan Sekolah Parlemen ini.

“Kegiatan yang dilakukan oleh SEMA FEBI ini merupakan kegiatan yang integratif. Dari kegiatan ini, wawasan kita diperluas tentang bagaimana cara kita sebagai mahasiswa dapat menjalankan tugas kita sebagai dewan perwakilan mahasiswa atau senat mahasiswa dalam membangun lingkungan kampus yang aktif dan dan disegani oleh mahasiswa yang diwakilkan setiap hak-haknya”, Tutupnya.

Tagih Janji Rektor Terkait Dugaan Pelecehan, Mahasiswa IAIN Kendari Gelar Demonstrasi

 

Reporter : Wahyudin

Editor : Cut Tari 

IAIN KENDARI — Aliansi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali menggelar demonstrasi di Pelataran Gedung Rektorat IAIN Kendari. Senin, (21/12/2020).

Aksi demontrasi yang berlangsung sejak pukul 09.00 Wita itu dalam rangka menagih janji Rektor IAIN Kendari terkait penyelesaian kasus dugaan pelecehan oleh oknum dosen terhadap mahasiswi IAIN Kendari. 

Harpan Pajar, selaku korlap aksi  mengatakan, bahwa aksi tersebut dalam rangka memperjelas penyelesaian dugaan pelecehan yang sebelumnya telah dibentuk tim kode etik oleh pihak birokrasi IAIN Kendari untuk menyelesaikan kasus tersebut.

“Dimana  tim kode etik diberi waktu 30 hari masa kerja sejak terbentuknya, untuk mengusut tuntas kasus pelecehan atau tindak asusila tersebut,” kata Harpan. 

Namun dalam prosesnya, tim kode etik tidak dapat memenuhi harapan para demonstran untuk memberikan  putusan terkait kasus tersebut hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Menanggapi hal itu, Wakil Rektor III IAIN Kendari mengungkapkan, bahwa terkait penyelesaian dugaan kasus pelecehan, tim kode etik fakultas  yang sebelumnya dibentuk oleh Rektor IAIN Kendari telah bekerja sesuai prosedur dan pedoman yang berlaku. Dimana tim kode etik tersebut  telah bekerja untuk mengumpulkan data dan bukti selama masa kerja yang ditentukan.

“Setelah bekerja mengumpulkan data dan bukti, keluarlah putusan terkait kasus itu,” ungkapnya. 

Selanjutnya, Wakil Rektor III IAIN Kendari menjelaskan, bahwa dari putusan itu tim kode etik kemudian memberi waktu atau kesempatan kepada oknum terduga selama tujuh hari untuk melakukan banding.

“Diberi kesempatan tujuh hari, karena oknum memiliki hak apakah keberatan atau tidak. Jika keberatan atau banding akan ada sidang lanjutan untuk melahirkan keputusan baru, tetapi jika tidak maka putusan itulah yang berlaku,” jelasnya.

Atas proses penyelesaian yang sementara di tempuh oleh pihak IAIN Kendari,  Wakil Rektor III IAIN Kendari berharap, agar seluruh mahasiswa bersabar menunggu proses atau langkah yang sementara dilakukan.

“Saya harap agar bersabar, karena sudah seperti inilah prosedurnya,” tutupnya.

(gambar: situasi demonstrasi) 

TELAH

 

(Ilustrasi) 

Penulis: Epiphany 

Dalam ratapan ketiadaan hadirmu, telah terkoyak hati yang telah kau singgahi. 

Telah terdera hati yang telah kau campakan. 

Dan telah terguguk hati yang kau anggap telah ditiadakan dengan kesengajaan.

 

Pada malam-malam panjang, ada bayangmu datang menyongsong membawa sebuah pelita. 

Pelita bermuara kasih, berwujud sebuah janji ; tertata rapi menghiasi hati. 

Aku percaya lagi. 

Mestinya aku sadar, ada banyak kata telah yang sebenarnya manis, tapi tak benar-benar ada. 

Nyatanya, kata telah seharusnya menjadi sebuah kunci jawaban

Bukankah aku telah kau campakan? Bukankah aku, kau tiadakan tanpa kesengajaan? 

Lantas mengapa kau menghampiri lagi? 

Dan dengan mudahnya, aku percaya lagi. 

Harusnya ini begitu sederhana, sesederhana aku percaya kembalimu adalah bahagiaku.

Tapi, nyatanya ini begitu rumit, serumit kau mengabulkan janji-janjimu.