Cerdas Memilih Kosmetik

Objektif.id – Kecantikan adalah hal yang sangat subjektif dan seringkali berkaitan dengan preferensi individu. Namun, ketika berbicara soal kosmetik, keamanan harus selalu menjadi prioritas utama.

Banyak kosmetik murah yang mengandung bahan berbahaya, seperti paraben dan sodium lauryl sulfate, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, lebih baik memilih kosmetik yang aman, meskipun harganya sedikit lebih mahal.

Definisi dari kosmetik sendiri adalah
Bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia contohnya: lipstik, bedak, parfum, pasta gigi dan lain-lain.

Adapun tujuan dari adanya Kosmetik yaitu membersihkan, mengubah penampilan, melindungi tubuh dan memelihara tubuh.

Berikut ini 5 Langkah Cerdas dalan memilih kosmetik:

1. Perhatikan Kemasan

Pastikan kemasan dalam keadaan baik dan tidak rusak

2. Perhatikan Label

Label kosmetik harus mencantum : nama kosmetik, komposisi, nama dan alamat lengkap pemohon notifikasi, nama dan negara produsen (khusus untuk kosmetik import), nomot batch, ukuran, isi dan berat bersih, tanggal kadaluwarsa serta peringatan/perhatian dan keterangan lain yang dipersyaratkan.

3. Perhatikan Izin Edar

Pastikan memiliki nomor izin edar dan nomor notifikasi dari BPOM. Adapun nomor notifikasi dari BPOM ditandai dengan KODE N- KODE BENUA-11 DIGIT ANGKA.

4. Perhatikan Kegunaan dan Cara Penggunaan.

Bacalah kegunaan dan cara penggunaan sebelum menggunakan Kosmetik.

5. Perhatikan Tanggal Kadaluwarsa.

Jangan sampai kosmetik sudah melewati tanggal kadaluwarsa yang tercantum pada kemasan.

Satu hal yang paling penting agar jangan lupa untuk tidak mudah tergoda harga kosmetik yang murah dan iklan yang menggiurkan.

Penulis: Fadilah, S.Farm
Editor: Redaksi

(Mahasiswi Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Halu Oleo)

Bulan Dilautan Malam

“Bulan Dilautan Malam”

Bulan…

Dikala malam itu,aku terduduk dan terdiam
Lalu menatap pada sang langit
Sambil berkata

Ohh bulan…
(Cahaya mu) Engkau begitu terang menyinari dunia ini
Bulan…
Karena (Sinar) mu dapat memunculkan perasaan, dan pikiran yang tenang
Bulan…
Karena mu membuat ku merasa terjaga, aman tanpa ada sosok yang mengganggu

Bulan oh bulan…
Ku ucapkan terima kasih,atas sinar dan cahayamu, dunia ini lebih bermakna

Penulis: Melvi Widya

Wajib Tahu, Berikut Jadwal Tahapan Pemilu 2024

Penulis : Hajar

Melalui laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia telah merilis infografis tahapan Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan.

Sebagai warga negara yang akan menikmati momentum pesta demokrasi tentunya harus mengetahui pasti apa saja dan sudah sampai dimana tahapan pemilu yang sedang berlangsung.

Mengapa ini perlu diketahui sebab masyarakat memiliki peran penting terhadap kejelasan informasi tahapan pemilu agar bisa mengawal dan mengawasi kerja-kerja KPU dalam menghasilkan produk demokrasi yang baik.

Adapun jadwal penyelenggaraan tahapan Pemilu 2024 sebagai berikut.

  • Penyusunan peraturan KPU dari 14 Juni 2022 s.d. 14 Desember 2023.
  • Pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih dari 14 Oktober 2022 s.d. 21 Juni 2023.
  • Pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu dari 29 Juli 2022 s.d. 13 Desember 2022.
  • Penetapan peserta pemilu pada 14 Desember 2022.
  • Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan dari 14 Oktober 2022 s.d. 9 Februari 2023.
  • Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden dari 19 Oktober 2023 s.d. 25 November 2023.
  • Pencalonan Anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dari 24 April 2023 s.d. 25 November 2023.
  • Pencalonan Anggota DPD dari 6 Desember 2022 s.d. 25 November 2023.
  • Masa kampanye pemilu dari 28 November 2023 s.d. 10 Februari 2024.
  • Masa tenang dari 11 s.d. 13 Februari 2024.
  • Pemungutan suara 14 Februari 2024.
  • Penghitungan suara dari 14 s.d. 15 Februari 2024.
  • Rekapitulasi hasil penghitungan suara dari 15 Februari 2024 s.d. 20 Maret 2024.
  • Penetapan hasil pemilu tanpa permohonan perselisihan hasil Pemilu paling lambat 3 hari setelah KPU memperoleh surat pemberitahuan dari Mahkama Konstitusi (MK).
  • Penetapan hasil pemilu dengan permohonan perselisihan hasil pemilu paling lambat 3 hari pasca putusan MK.
  • Pengucapan Sumpah/Janji Presiden/Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024.
  • Pengucapan Sumpah/Janji DPR dan DPD pada 1 Oktober 2024.
  • Pengucapan Sumpah/Janji DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota disesuaikan dengan akhir masa jabatan masing-masing anggota.

Yang Tak Terlihat 

Namaku Tiara Anastasya. Ibuku telah lama meninggal saat melahirkanku, dan karena depresi ayahku pun menyusul ibu. Aku tinggal bersama nenek, namun seminggu yang lalu ia berpulang menyisakan diriku seorang.

Saat ini aku telah sampai di sekolah, tapi ada yang berbeda hari ini suasananya sangat ramai dimana para senior sedang membagi-bagikan brosur. Langsung saja aku mengunjungi salah satu senior disana lalu kemudian mengambil brosurnya yang bertuliskan “Pendaftaran Terbuka Ekskul Musik”.

Sekilas tentang Ekskul Musik. Ekskul ini merupakan salah satu ekskul yang banyak diminati karena, ekskul ini telah banyak melahirkan generasi yang berbakat dan selalu menjadi pemenang di setiap kompetisi musik yang ada hingga ke ajang internasional.

Singkat cerita, aku pun mendaftar. Setelah itu, kami digiring untuk uji keterampilan bermain musik. Kebetulan aku cukup lihai bermain gitar jadi tentunya aku lolos uji seleksi ini. Rasanya sangat senang sekali apalagi aku dapat berkenalan dengan banyak teman-teman baru yang sama-sama menyukai musik sepertiku.

Pada suatu hari, sepulang sekolah aku berniat untuk mengasah kemampuan gitarku menjadi lebih baik. Jadi, aku memutuskan ke ruang musik sebentar. Saat membuka pintu ruangan alangkah terkejutnya diriku menemukan banyaknya puntung rokok serta botol minuman yang bertebaran, ditambah salah satu seniorku yang bernama kak Aldi yang hanya selonjoran kaki di sofa yang ada di ruang musik tersebut.

“ Bersihkan, saat aku bangun aku tidak ingin melihat satupun kotoran atau tau sendiri akibatnya ”, Kata kak Aldi. Kemudian ia lanjut tidur.

Karena aku menghormatinya sebagai seniorku jadi, aku membersihkan sampah-sampah yang ada di ruangan ini. Dan setelah bersih, aku pun melanjutkan niatku datang ke tempat ini. Saking fokusnya aku tidak sadar bahwa sudah ada sepasang kaki menjulang. Dan saat aku menengok ke atas, ternyata itu adalah kak Aldi.

“ Kenapa ya kak? ”, Tanyaku heran.

“ Ritme dan tempo untuk lagu yang kau mainkan salah ”, Tegur Kak Aldi.

“ Sini aku ajarkan cara yang tepat itu gini ”, Lanjutnya. Mengambil gitar itu kemudian duduk di sampingku dan mempraktekkannya.

Di dalam kamar, saat mengerjakan tugas sekolah terlintas di pikiranku tentang kejadian tadi. Dan tiba-tiba aku teringat salah satu aturan tata-tertib yang mengatakan siswa dilarang membawa atau mengonsumsi rokok apalagi minuman keras bahkan aturan itu dibacakan dengan lantang setiap upacara bendera.

“Apa sebaiknya ku laporkan saja yang kulihat tadi? tapi aduh…aku tidak punya sesuatu untuk dijadikan barang bukti dan pasti puntung rokok dan botol minuman itu sudah diangkut oleh tukang bersih-bersih sekolah”, Ucapku bermonolog.

Di suatu hari saat berniat pulang sekolah, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Jadi, sambil menunggu hujan reda aku pun mampir ke ruang musik. Saat baru saja ingin membuka pintu aku mendengar suara-suara aneh di dalam. Karena penasaran, aku kemudian mengintip di sela-sela pintu dan apa yang kutemukan adalah sebuah pemandangan menjijikan seniorku Kak Rian dan Kak Rani. Tanpa babibu aku langsung beranjak dari tempat yang sudah ternodai itu.

Sudah berulang kali aku dapatkan kejadian seperti itu selama 3 bulan sejak aku masuk dalam Ekskul Musik ini, entah antar sesama senior maupun antar senior dan junior. Karena sudah muak, aku pun diam-diam memotret kelakuan mereka dan melaporkannya kepada pihak sekolah. Namun, yang kudapatkan sebaliknya adalah teguran bahkan mereka tidak segan-segan mengancamku jika aku melaporkan hal ini kepada pihak berwajib.

Sebenarnya ada apa dengan orang-orang di sekolah ini? mereka seakan-akan menutup-nutupi. Setelah kutelusuri alasan pihak sekolah berbuat demikian, ternyata tak bukan karena orang tua para senior Ekskul Musik ini adalah orang penting dalam pemerintahan. Semuanya menjadi masuk akal sekarang yaitu karena uang dan kekuasaan.

Semenjak kejadian itu, sudah terhitung sebulan aku tak pernah datang lagi ke ruang musik. Hari ini, aku sedang bersantai di halaman rumah sambil menikmati cemilan dan minuman dingin yang telah aku buat.

“ kriiing ”, sebuah notifikasi muncul. Tak ayal bunyinya mengejutkanku.

Aku pun meraih ponselku, dan membukanya ternyata pesan dari grup ekskul yang mengatakan untuk datang rapat persiapan tampil di pentas seni. Tapi, yang membuatku heran disini adalah kenapa tempat rapatnya di tempat karaoke, kan sungguh tidak masuk akal. Namun, karena aku berniat mengundurkan diri secara terbuka, jadi, aku pun memutuskan untuk datang ke tempat tersebut.

Saat sampai ke tempat tujuan aku langsung masuk di salah satu ruangan seperti yang tertera dalam grup sebelumnya. Di dalam ruangan tersebut yang kudapatkan hanyalah para senior laki-laki. Melihat hal itu aku memutuskan menunggu yang lain di luar ruangan saja. Saat hendak berbalik tiba-tiba aku ditarik dan kedua tanganku ditahan. Aku panik, mereka mau apakan diriku? apalagi dihadapanku sudah berdiri kak Aldi yang menatapku tajam.

“ Kak apa-apaan ini? ”, Tanyaku. Sambil berusaha melepaskan diri.

“ Pakai bertanya lagi, guys sikat dia ”, Ujar kak Aldi. Tanpa menghiraukan pertanyaanku.

Hari itu sungguh kejadian mengerikan sekaligus menjijikan yang aku alami dalam hidup ini. Kejadian dimana, harga diriku dan tubuhku rusak serta hancur berkeping-keping.

“Inilah akibatnya jika coba melawan kami”, Ujar kak Aldi. Sambil menamparku 3 kali. Lalu pergi begitu saja meninggalkanku.

Beberapa saat kemudian, dengan langkah tertatih menahan perih dan sakit akupun mulai berjalan keluar. Orang-orang sekitar hanya memandangku bahkan terkesan mengabaikan.

“Ibu, aku sudah tak sanggup lagi mereka jahat bu, mereka semua gila, bawa aku pergi dari sini bu”, Ucapku. Sambil terisak.

Saat melihat truk dari kejauhan, tanpa pikir panjang langsung saja kutabrakkan diri ini pada truk yang sedang melaju itu, dan Sebelum benar-benar menutup mata, akhirnya setelah selama 16 tahun hidup aku dapat melihat ibuku sedang tersenyum kepadaku.

“Ibu, aku datang…”, Ucapku. Sambil membalas senyumannya.

TAMAT

Penulis : Rose Nere
Editor: Redaksi

Hilangnya Jati Diri Mahasiswa Sebagai Kaum Intelektual Yang Diharapkan Masyarakat

Objektif.id – Mahasiswa!! Sebuah ucapan yang pas untuk diberikan kepada mereka yang melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi. Kata Mahasiswa itu sendiri punya artian yang dapat dengan mudah kita gambarkan. Kata Mahasiswa adalah padanan dari kata Maha yang artinya besar dan siswa adalah murid atau anak.

Kata Mahasiswa diberikan kepada mereka yang melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi sebagai bentuk apresiasi terhadap diri mereka karena dengan semangat ingin menuntut ilmu. Kata Mahasiswa sendiri menjadi pembeda ketika disandingkan dengan kata siswa atau siswi yang masih berada dalam taraf pendidikan di bangku SD, SMP, SMA , ataupun SMK.

Pembeda dari tumpukan kata antara mahasiswa dan siswa atau siswi adalah, mahasiswa ialah mereka yang telah mencapai taraf pendidikan tertinggi yang dimana materi yang diterima dan juga waktu belajar mereka menjadi lebih banyak dan juga padat.

Cenderung mahasiswa mengalami pelajaran yang sangat rumit yang bahkan tidak didapat saat masih berada di bangku SD, SMP, ataupun SMA. Selain itu, pola pikir, cara berbicara juga menjadi pembeda utama yang menjadikan mahasiswa itu berbeda dengan siswa lainya.

Pola pikir mahasiswa dituntut untuk berpikir kreatif, imajinatif dan lebih memperhatikan kehidupan sosial masyarakat yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu mahasiswa sering disebut juga sebagai kaum intelektual.

Sebagai mahasiswa tugas utamanya adalah mengejar pendidikan tinggi dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk kemakmuran masyarakat.

Namun realita yang terjadi hari ini banyak dari kalangan mahasiswa yang lupa akan tanggung jawab yang telah di bebankan oleh masyarakat kepada mereka yang sedang menyandang gelar sebagai mahasiswa. Banyak dari kalangan mahasiswa yang ketika masuk di masyarakat yang masih bersikap apatis.

Mereka yang mengaku sebagai mahasiswa namun ketika melihat problematika yang terjadi di masyarakat masih tetap diam dan tetap bersikap apatis menurut saya meraka sudah tidak ada bedanya dengan siswa(i) SMA ataupun SMK yang jenjang pendidikannya masih dibawah mereka, jangan ketika sehabis libur kuliah dan pulang ke kampung halaman lalu dengan bangganya mengaku mahasiswa akan tetapi masi tetap diam dengan problematika yang terjadi di masyarakat.

Sungguh rugi gelar mahasiswa itu di berikan kepada mereka yang ketika melihat berbagai macam problematika yang terjadi di masyarakat tapi masih tetap saja diam. Miris memang!!! Tapi inilah realita yang terjadi hari ini di kalangan mahasiswa itu sendiri.

Sungguh sangat di sayangkan mereka yang telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi namun implementasi ilmu yang mereka pelajari di kampus tidak ada sama sekali terhadap masyarakat itu sendiri. Percuma teriak-teriak mahasiswa itu agent of change, sosial of control namun ketika teriakan yang dilayangkan itu tidak memiliki implementasi di masyarakat sama saja teriakan bodoh!!!.

Jangan mengaku kaum Intelektual ketika masuk di masyarakat masih tetap mempertahankan sikap apatis akan berbagai problem yang terjadi di masyarakat, karena orientasi ilmu yang di dapatkan di kampus itu yang sesungguhnya adalah di kalangan masyarakat.

Jangan ketika pulang kampung hanya menjadi mahasiswa tonton masyarakat, minimal tidak itu kita di kasih kuliah kita bisa juga berguna di masyarakat. Karena keberhasilan di masyarakat itu adalah tujuan uatama dari sebuah pendidikan. Artinya ilmu yang kita dapatkan di bangku pendidikan implementasikanlah sebaik-baiknya ketika kita masuk di masyarakat.

Penulis : Muhammad Arya
Editor: Redaksi

Diminta Untuk Menindak KPUM, Ini Tanggapan Ketua SEMA IAIN Kendari

Kendari, Objektif.id – Polemik Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) tahun 2023 yang terus saja muncul dikarenakan ketidakpastian kapan waktu pelaksanaan pemilihan hingga dipertanyakan bagaimana tanggung jawab Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari dalam hal ini.

Ketua Sema IAIN Kendari, Wahyudin Wahid saat ditemui objektif.id, mengatakan bahwa Sema Institut memang berkewajiban untuk mengawal jalannya Pemilma di IAIN Kendari.

“Teman-teman perlu pahami bahwa sudah menjadi tugas dan kewajiban kami untuk kemudian mengawal Pemilma ini sampai selesai, sesuai dengan mekanisme yang tertuang dalam regulasi yang ada di IAIN Kendari,” Katanya, Jum’at, 12 Mei 2023.

Selain itu dia juga mengatakan bahwa tidak setuju dengan adanya tuntutan terkait pembekuan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) saat ini yang dinilai gagal dalam menjalankan Pemilma, dikarenakan hal tersebut dapat mencederai kemerdekaan demokrasi.

“Sebenarnya bukan diminta untuk dibekukan, tapi meminta untuk membentuk KPUM baru melalui tangan birokrasi karena KPUM yang saat ini dinilai tidak bertanggung jawab, yang justru hal tersebut mencederai kemerdekaan demokrasi mahasiswa itu sendiri,” Sambungnya.

Wahyudin Wahid mengatakan bahwa KPUM saat ini belum bisa dikatakan gagal dalam menjalankan Pemilma karena masih melakukan proses dalam persiapan pelaksanaannya.

“Gagal itu ketika kemudian pemilma ini tidak berlangsung. ini kan kita lihat bersama bahwa pemilihan masih dalam tahap proses pelaksanaan. Yang membuat pemilma ini molor ialah karena banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh KPUM baik itu yang berkaitan dengan websait maupun teknis pelaksanaan lainnya,” Ujarnya.

Dia juga berharap agar Pemilma tahun ini bisa cepat untuk terlaksana dan tidak ada gesekan yang terjadi sehingga dapat berjalan dengan aman dan tertib.

“Kalau harapan saya selaku ketua Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kendari, bagaimana kemudian pemilihan tahun ini bisa cepat terlaksana dengan aman, tertib tanpa ada gesekan gesekan sesama mahasiswa ataupun gesekan mahasiswa dengan birokrasi.” Pungkasnya.

Reporter: Fitrah Ardiansyah H.
Editor: Redaksi

Sempat Tidak Jelas, Pemilma IAIN Kendari 2023 Akan Tetap Dilaksanakan

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari tahun 2023 yang tak kunjung terlaksana kini telah memasuki babak baru.

Berdasarkan hasil rapat yang digelar dengan agenda pembahasan terkait polemik penyelenggaraannya, dengan menghadirkan seluruh unsur yang terlibat, dan melahirkan keputusan bahwa Pemilma IAIN Kendari tahun 2023 akan tetap dilaksanakan. Jumat, (12/5/2023)

Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) IAIN Kendari, Al-Izar mengatakan bahwa keputusan tersebut sudah merupakan kesepakatan dari seluruh partai politik mahasiswa yang akan bertarung pada Pemilma kali ini.

“Terkait kesekapatan para partai politik tetap kita lanjutkan pemilihan. Tetapi sebelum itu Kita harus adakan simulasi web dulu,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa sebelum dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilakukan proses simulasi website yang akan digunakan pada Pemilma IAIN Kendari tahun 2023 ini.

“Persoalan tahapan pemilma itu kita akan masuk pada tahapan simulasi web jadi sistem pemilihan kita nanti ini semi offline jadi makanya sebelum pemilihan kita akan adakan simulasi web,” Lanjutnya.

Al-Izar mengatakan bahwa proses pemilihan nanti akan dilakukan secara semi offline, jadi walaupun menggunakan website, para pemilih harus langsung datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk dapat melakukan pemilihan.

“Mekanisme pemilihan itu semi offline jadi tetap datang di tempat pemungutan suara. Jadi nanti teman-teman mahasiswa pemilih harus datang di TPS dan memilih tempat secara offlinenya itu datang di TPS. Untuk informasi selanjutnya nanti setelah simulasi baru ada tata cara pemilihan.” Tutupnya.

Reporter: Fitrah

Editor: Slamet

Pentingkah Organisasi Internal Yang Ada Di Kampus

Objektif.id – Organisasi internal di kampus merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan keterampilan di luar akademik. Organisasi ini juga dapat menjadi tempat untuk membangun jaringan dan mengasah kemampuan kepemimpinan.

Organisasi internal di kampus memiliki peranan yang sangat penting dalam memfasilitasi berbagai aktivitas dan kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa dan civitas akademika. Alasan mengapa organisasi internal di kampus sangat penting, yaitu :

1. Untuk Membangun Keterampilan dan Pengalaman

Organisasi internal di kampus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membangun keterampilan dan pengalaman dalam berbagai aspek, seperti kepemimpinan, pengelolaan waktu, dan kerjasama tim. Dalam organisasi, mahasiswa dapat belajar bagaimana memimpin rapat, merencanakan acara, mempersiapkan laporan keuangan, serta mengelola sumber daya manusia dan keuangan.

2. Untuk Meningkatkan Jaringan

Organisasi internal di kampus juga dapat membantu mahasiswa dalam membangun jaringan dengan teman sebaya dan profesional di luar kampus. Melalui kegiatan yang diadakan oleh organisasi, mahasiswa dapat bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan bidang pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan kesempatan untuk memperluas jaringan dan mencari peluang kerja di masa depan.

3. Untuk Mengembangkan Kreativitas

Organisasi internal di kampus juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan ide-ide baru. Dalam organisasi, mahasiswa dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta menciptakan acara dan kegiatan yang berbeda dan menarik untuk memperkaya pengalaman kampus.

4. Untuk Meningkatkan Keterlibatan Mahasiswa

Organisasi internal di kampus dapat membantu meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan kampus dan meningkatkan rasa kebersamaan dan persatuan di antara mahasiswa. Dalam organisasi, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan acara, serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan citra kampus.

5. Untuk Membantu Menyeimbangkan Kehidupan Akademik dan Non-Akademik

Organisasi internal di kampus dapat membantu mahasiswa dalam menyeimbangkan antara kehidupan akademik dan non-akademik. Dalam organisasi, mahasiswa dapat membagi waktu mereka antara kegiatan akademik dan organisasi, serta membangun keterampilan yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan akademik mereka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi internal di kampus sangat penting dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi dalam kehidupan kampus. Oleh karena itu, mahasiswa sebaiknya mempertimbangkan untuk bergabung dengan organisasi internal di kampus dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memperkaya pengalaman mereka.

Penulis : Fitrah Ardiansyah H
Editor: Redaksi

Dosen Elit, Masuk Kelas Sulit

Objektif.id Dosen adalah tenaga pendidik disuatu strata perguruan tinggi nasional/internasional. Profesi menjadi dosen adalah pekerjaan yang sangat diimpikan oleh setiap orang dan proses untuk menjadi dosen juga tidaklah mudah, kita harus memenuhi persyaratan minimal lulusan ijazah S2, harus melalui beberapa tes akademik, serta kelengkapan administrasi lainnya.

Dewasa ini, tidak elok jika kita tidak mengkritik kinerja dosen dalam proses perkuliahan. Dalam arti lain ada hubungan timbal balik, bukan hanya mahasiswa saja yang ingin dinilai dosen, tetapi kali ini mahasiswa harus berperilaku sebaliknya.

Kali ini kita akan membahas seputar dosen yang jarang masuk diperkuliahan. Sebelumnya penulis membuat opini ini berdasarkan apa yang dirasakan selama ini dan lahir dari keresahan teman-teman mahasiswa selama ini. Jadi kami meminta maaf jika ada dosen yang membaca ini, tidak lain kami hanya bertujuan menumbuhkan kesadaran dosen.

Ada beberapa alasan dan fakta klasik mengenai dosen yang jarang masuk :

1. Jadwal Kuliah Kita Pindahkan Dihari Lain Dek

Hal ini selalu menjadi permasalahan paling sering terjadi didalam dunia perkuliahan, selalu banyak mahasiswa yang sering mengeluh karena perpindahan jadwal yang tidak menentu. Disisi lain, mahasiswa ingin istirahat dihari libur tetapi terhalang dengan jadwal kuliah ini.

Perlu diketahui mahasiswa disuatu perguruan tinggi pasti berasal dari seluruh pelosok wilayah disuatu daerah, sehingga ada keinginan mahasiswa untuk pulang kekampung halaman walaupun hanya beberapa hari saja,namun keinginan itu kadang sirna akibat dosen yang sering mengubah jadwal mata perkuliahan.

2. Masuk Tidak Sesuai Jadwal Mata Kuliah.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2009 Tentang Dosen Pasal 2 berbunyi “Dosen tetap adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik
tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu”.

Hal ini sudah diatur dalam peraturan diatas undang-undang  dan menjelaskan bahwa dosen harus masuk sesuai dengan SOP yang ada, terkecuali dengan alasan yang jelas. Bagi mahasiswa ada beberapa alasan yang logis diterima jika dosen tidak masuk, yaitu alasan keluarga, kesehatan, dan pekerjaan.

Diluar dari alasan itu, berarti dosen tidak memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Didalam perkuliahan pasti ada disebut kontrak perkuliahan, didalam kontrak ini semua yang berisi kesepakatan antara dosen dan mahasiswa mengenai sistem perkuliahan semester kedepan. Alhasil, apabila dosen tidak mematuhi aturan perkuliahan berarti melanggar kode etik kampus.

3. Perkuliahan Dialihkan Ke via Zoom/Online.

Momentum seperti ini memang tidak menjadi permasalahan. Tetapi, perlu kita tinjau dengan beberapa kasus yang sering dialami mahasiswa yaitu sudah berada dikampus sesuai dengan jadwal kuliah dengan outfit yang masyaAllah, effort untuk naik kelantai atas gedung perkuliahan dengan militan, merelakan waktu dan tenaga, tetapi secara mendadak dosen memberikan informasi bahwa perkuliahan dialihkan ke via zoom/online. Hal ini yang membuat mahasiswa sering kecewa dan mematahkan harapan kami ketika sudah berada dikampus.

4. Dosen Jarang Masuk, Nilai Mahasiswa Menjadi Eror.

Sering terjadi hal seperti ini. Timbul pertanyaan yang bertanggung jawab dosen atau mahasiswa? lantas kejadian seperti ini membuat mahasiswa dirugikan, karena sulit mendapatkan transformasian ilmu dari dosen apalagi jarang bertatap muka secara seksama.

5. Dosen Keluar Kota Untuk Urusan Kampus.

Kita mahasiswa pasti mengerti akan hal ini, tetapi jika kami ditinggalkan begitu saja bagaimana potensi dan keilmuan kami. Orang yang berpacaran saja ditinggalkan dengan waktu yang lama akan menjadi rapuh, apalagi kita mahasiswa selalu ditinggalkan dosen.

6. Dosen Tidak Masuk,Tetapi Digantikan Dengan Tugas.

Maksud kami walaupun ada tugas,tetapi setelah masuk diminggu berikutnya sebaiknya dosen memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang tertinggal,agar ada refleksi didalam otak mahasiswa. Mirisnya jika tugas mahasiswa tidak diperiksa sedikitpun.

Penulis: Muh Iqbal Ramadhan
Editor: Redaksi

Kurangnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Sampah

Objektif.id – Sampah merupakan masalah lingkungan yang cukup sulit ditangani, karena banyaknya masyarakat yang kurang sadar terhadap kebersihan. Banyaknya masyarakat kurang sadar membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan penumpukan di tempat pembuangan akhir (TPA) semakin hari semakin bertambah.

Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) melaporkan sampah yang masuk ke TPA rata-rata mencapai 700 ton perhari yang berada dari berbagai daerah, terkhusus kota Kendari mencapai 260 ton sampah perharinya.

Plastik sekali pakai, seperti kantong plastik untuk belanjaan, gelas, sedotan dan botol menjadi penyumbang terbesar kedua untuk sampah plastik. Hal ini merupakan bukti bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia tentang daur ulang dan dampak lingkungan dari plastik masih sangat rendah.

Pemerintah melakukan alternatif pengurangan sampah dengan menerapkan 4R, yaitu:

– Reduce atau mengurangi sampah
– Reuse atau memakai kembali barang yang tidak sekali pakai.
– Recycle yaitu mendaur ulang barang yang sudah tidak berguna
– Replace yaitu mengganti barang sekali pakai dengan barang tahan lama dan ramah lingkungan.

Sampah yang menumpuk akibat tidak diperhatikan dapat mengganggu keindahan alam. Selain itu, tumpukan sampah ini juga dapat memunculkan bau tak sedap hingga mengganggu kesehatan setiap masyarakat yang bermukim disekitar kawasan tumpukan sampah.

Sampah inipun akan banyak menimbulkan penyakit, untuk sampah yang banyak mengandung makanan busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya bakteri, Sehingga sampah yang menumpuk di saat musim hujan akan menimbulkan wabah penyakit seperti muntaber atau diare, demam berdarah dan lain sebagainya.

Penulis: Nurwahyudillah
Editor: Redaksi

Paradigma Berpikir Mahasiswa Stroberi

Objektif.id – Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku. Paradigma adalah sebuah anggapan, pemikiran, ungkapan, ataupun kerangka berpikir daripada manusia. Tentunya paradigma ini berbicara tentang sudut pandang berbagai elemen masyarakat ataupun mahasiswa. Terkadang paradigma dapat memiliki konteks yang negatif dan positif tergantung siapa yang beropini.

Mahasiswa adalah sekumpulan orang yang mengenyam pendidikan disalah satu perguruan tinggi disuatu negara. Mahasiswa terbilang sangat penting dalam elemen kampus, karena merekalah salah satu elemen utama dalam membawa perubahan dalam kampus dengan prestasi yang mereka miliki. Maka tidak heran mahasiswa disebut Agen Of Change dalam diri mereka.

Dewasa ini, kita selalu mendengarkan istilah “Generasi Stroberi”. Melansir dari laman website Bfi, Generasi stroberi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena generasi muda saat ini dimana mereka memiliki banyak ide cemerlang dan kreativitas yang tinggi namun ketika diberi sedikit tekanan mereka menjadi mudah hancur dan lembek layaknya stroberi. Hal inilah yang menjadikan generasi sekarang terbilang miris, akibat tidak siap menerima segala preassure (tekanan).

Tentunya, ada hal menarik yang harus kita saksikan seksama terhadap paradigma berpikir mahasiswa stroberi saat ini. Penulis mengangkat tulisan ini berdasarkan hasil temuan dan riset terhadap sebagian besar mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan. Ada beberapa paradigma berpikir yang sering dikatakan oleh mahasiswa “Generasi Stroberi” ini :

1. Janganmi mau cepat selesai, sa masih betah dikampus

Paradigma ini menjadi salah satu hal yang sering kita dengarkan oleh beberapa mahasiswa, sehingga memang paradigma ini menuai pro dan kontra. Bagi mahasiswa yang pro beranggapan bahwa mereka masih ingin santai dikampus tanpa adanya beban sedikitpun, sehingga mengikuti alur perkuliahan sesuai dengan jadwalnya. Sedangkan bagi mahasiswa yang kontra akan paradigma ini menganggap bahwa hal ini tidak akan mereka inginkan karena banyak ingin menyelesaikan studi secepatnya untuk melanjutkan masa depan yang lebih cerah.

2. Menerapkan SKS (Sistem Kebut Semalam)

Sebagian besar mahasiswa 90% pasti memiliki paradigma seperti ini. Terbukti berdasarkan hasil penglihatan penulis banyak mahasiswa yang menerapkan sistem SKS ini. Mulai dari tugas powerpoint, makalah, laporan praktikum, jurnal, artikel, ataupun tugas lain yang memiliki deadline H-1 pengumpulan tugas.

3. Untuk apa kuliah, kalau ujung-ujungnya lari ditambang/menganggur

Inilah yang menjadi pemahaman yang salah bagi mahasiswa,padahal dengan kita berkuliah, diri kita akan memiliki nilai jual ketimbang orang-orang yang tidak bersekolah/berkuliah. Karena sepatutnya dengan bersekolah setinggi mungkin kita bisa menjadikan diri kita melangkah lebih jauh untuk meraih masa depan.

4. Mau kuliah untuk jadi PNS

Sebagian besar mahasiswa tujuan berkuliah pasti ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ini termasuk anggapan yang kurang tepat, karena dengan berkuliah kita bukan hanya menjadi PNS saja,tetapi banyak profesi yang bisa kita dapatkan. Misalnya, bisa membuka usaha kecil-kecilan, membangun yayasan/sekolah, bahkan bisa terjun melalui pengabdian kepada masyarakat. Ingat rejeki tergantung doa dan kerja keras.

5. Orang yang sukses adalah orang yang memiliki orang dalam

Memang tidak bisa dipungkiri kekuatan orang dalam (the power of orang dalam) menjadi sarana penting dalam menunjang karir dan pendidikan seseorang. Namun itu semua tidak selalu berlaku dikehidupan sehari-hari, terbukti banyak orang yang sukses dimulai dari nol sejak dibangku perkuliahan. Jika paradigma ini terus dikonsumsi oleh mahasiswa sampai kapan mereka akan memiliki pikiran yang maju?tentunya jalan satu-satunya adalah mahasiswa harus berpikir rasional dan mampu membaca situasi dan kondisi lapangan pekerjaan yang ada.

Penulis: Muh Iqbal Ramadhan
Editor: Redaksi

Sudah Putuskah Urat Malu Kaum Muda?

Objektif.id – Urat malu anak muda kini sudah putus! Yap akhir-akhir ini sangat sering kita dapati pemberitaan berupa video yang beredar media sosial yang didalamnya memuat aksi-aksi tidak senonoh yang dilakukan oleh anak-anak muda. Sangat beragam kita lihat mulai dari aksi sejoli hingga wanita bercadar yang melakukan aksinya di khalayak ramai khususnya di bumi anoa kita.

Sangat miris perilaku yang di pertontonkan oleh mereka kepada orang banyak dalam hal ini masyarakat. Seakan nilai dan norma-norma yang ada sudah tidak melekat lagi pada diri mereka. Kita ketahui bersama perilaku yang dilakukan oknum-oknum seperti ini sangat merusak nilai dan norma khususnya pada kenyamanan masyarakat.

Sebagai pemuda tentunya kita lah yang akan menjadi tombak kemajuan bangsa, kitalah yang dijadikan simbol semangat pada pidato bapak proklamator kita yakni Bung Karno, cita-cita bangsa ada pada pundak-pundak gagah kita anak muda.

Namun pemuda hari ini tidak mencerminkan kewibawaan sebagai tombak cita-cita bangsa. Aksi tanpa rasa malu ini mencerminkan nihilnya pemahaman nilai-nilai agama. Seharusnya tindakan seperti ini haruslah mendapatkan sanksi tegas dari para penegak-penegak aturan yang ada pada masyarakat.

Penulis: Fitriani
Editor: Redaksi

Tidak Hanya Untuk Konsumsi, Ternyata Ini Manfaat Lain Dari Buah Tomat

Objektif.id – Buah tomat merupakan jenis buah-buahan yang bisa dengan mudah kita temui di pasar, warung atau supermarket, bahkan untuk menanamnya sendiripun terbilang gampang.

Selain dikenal sebagai buah-buahan, tomat juga kerap disebut sebagai komoditas sayur-sayuran, karena selain bisa dimakan secara langsung seperti pada umumnya buah, tomat juga kerap digunakan sebagai bahan masakan.

Tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini tomat tidak hanya digunakan sebagai pelengkap untuk makanan dan masakan saja, melainkan juga bisa digunakan sebagai bahan produk kecantikan.

Manfaat tomat untuk kecantikan antara lain mengecilkan pori-pori, dan mencerahkan kulit. Selain pada wajah, tomat juga bisa mencerahkan dan memerahkan bibir secara alami, hal ini karena tomat memiliki kandungan selenium yang baik untuk kesehatan bibir.

Tomat mengandung vitamin C yang merupakan salah satu zat yang dapat merangsang produksi kolagen dalam tubuh.

Tomat adalah salah satu buah dengan beragam manfaat termasuk bagi kulit wajah, buah yang terkenal dengan rasa manis ini kaya akan vitamin dan enzim, sehingga mengkonsumsi tomat atau menggunakannya sebagai masker bisa membantu membuat wajah menjadi sehat, glowing dan mulus.

Penulis: Anisa
Editor: Redaksi

Indonesia dan Segudang Masalah Yang Datang Silih Berganti

Objektif.id – Indonesia adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara. Berbicara tentang bencana alam, negara Indonesia yang secara geografis diapit oleh empat lempeng tektonik, yakni lempeng benua Asia, benua Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik, yang dengan adanya kondisi tersebut dapat menimbulkan bencana alam berupa gempa bumi dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kegempaan yang tertinggi di dunia.

Dilansir dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
berdasarkan hasil survei Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan pertama dari 265 negara di dunia yang berpotensi terancam tsunami akibat gempa bumi.

Selain itu, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data kejadian gempa bumi dalam kurun waktu Januari – Februari 2023 telah terdapat sebanyak 30 kota di Indonesia mengalami guncangan gempa bumi dengan magnitudo > 5.0 skala richter.

Selain itu, penyebab Indonesia rawan bencana alam adalah karena Indonesia terletak di garis khatulistiwa hingga mengakibatkan indonesia memiliki curah hujan yang tinggi atau biasa disebut dengan iklim hutan hujan tropis. Jadi, tidak heran jika tiap setiap tahunnya selalu ada berita terkait banjir dan cuaca ekstrem terkhususnya di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Bekasi, Jawa Tengah, dan daerah di sekitarnya.

Dilansir dari Katadata.co.id, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sepanjang tahun 2022 tercatat sekiranya ada 3.531 peristiwa bencana alam di Indonesia. Bencana yang sering terjadi adalah banjir dengan 1.524 peristiwa dan cuaca ekstrem dengan 1.064 peristiwa. Masing-masing dari peristiwa tersebut telah memakan korban jiwa baik meninggal, hilang, maupun luka-luka sebanyak 9.623 orang, dengan kerusakan fasilitas rumah sebanyak 95.051 bangunan, dan fasilitas umum sebanyak 1.980 bangunan.

Banyaknya gunung api di indonesia, menjadikan Indonesia dijuluki negara Ring Of Fire dan hal itu setara dengan Jepang, Filipina, Malaysia dan negara kepulauan lainnya.

Potensi ancaman bahaya dari gunung api yang masih aktif salah satunya ialah Gunung Merapi Indonesia, adapun kota Magelang dan Yogyakarta merupakan kota terdekat dari Gunung Merapi tersebut. Jadi, sekalinya gunung ini meletus maka akan menimbulkan kekacauan yang besar meskipun letusannya kecil.

Dilansir dari Liputan6.com, berdasar catatan dari pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana BNPB, selama periode November 2010 Gunung Merapi meletus dahsyat dan berakibat sebanyak 277 orang meninggal di wilayah Yogyakarta dan 109 orang meninggal di wilayah Jawa Tengah. Gunung Merapi terakhir erupsi pada 10 Maret 2022, dan akan bererupsi di setiap 2-5 tahun sekali.

Bencana alam selain terjadi secara alamiah, juga dapat dipicu oleh perilaku manusia. Banyaknya plastik, polusi, limbah deterjen, limbah pabrik dan lain-lain, yang bertebaran dimana-mana, sehingga dapat menyebabkan alam menjadi rusak.

Adapun tentang peran, tidak akan terlaksana jika masyarakat dan pemerintah tidak saling bersinergi satu sama lain. Bahkan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah saja masih saling bertolak belakang pemikiran, yang satu ingin Indonesia seperti ini dan satunya lagi ingin Indonesia seperti itu, yang satu memberi dan satunya mengorupsi.

Jika masih tetap seperti ini terus apakah yakin Indonesia akan berada di tingkat keemasannya di tahun 2045 nanti, atau malah justru sebaliknya? well, semua berada pada kesadaran diri kita masing-masing dengan menginginkan Indonesia maju atau menginginkan Indonesia punah.

Penulis: Melvi Widya
Editor: Redaksi

Kematian Demokrasi dan Penghianatan Nilai-Nilai KBM di Kampus IAIN Kendari

Oleh: Rafli Tahir (Mahasiswa IAIN Kendari)

Adagium Antonio Gramsci; “The aim of education is to create autonomous and critical individuals who are capable of making their own judgments, and not simplyaccepting the judgments of others.” Artikulasi adagium diatas disambut kritis oleh Rocky Gerung bahwa sistem pendidikan kita perhari ini menghindari ketajaman argumentasi, sehingga tajamnya argumentasi dianggap tidak sopan. Secara semiotik, hal tersebut bertujuan menciptakan dominasi kekuasaan yang mutlak di tangan para dosen dan pimpinan kampus. Kultur feodal yang mendominasi lingkungan kampus membatasi kebebasan dan kemerdekaan. Sebagai laboratorium peradaban, kampus seharusnya mencetak kebenaran, kebebasan, dan kemerdekaan serta mencerdaskan generasi bangsa. Namun, kampus yang bersifat feodal justru menjadi penjara intelektual bagi mahasiswa dan aktivis intelektual. Kita harus prihatin karena saat ini kampus telah menjadi imperium-imperium kerajaan yang kebal terhadap kritikan dan gugatan warga kampus terkait kebijakan yang tidak sejalan dengan kebebasan dan kemerdekaan.

Mahasiswa di persimpangan kiri jalan dan di kiri sudut kampus sama-sama berjuang untuk menegakkan demokrasi yang sehat dan melawan rezim feodal yang kembali muncul di negara ini. Namun, kenyataannya sistem pendidikan saat ini secara tidak langsung menerapkan sistem feodal dimana kebenaran ada di tangan dosen dan kebebasan berpendapat dibatasi, sehingga memunculkan krisis kebebasan dan ketajaman argumen dianggap sebagai propaganda. Mahasiswa juga terkadang mencari kedekatan dengan dosen untuk mendapatkan nilai 4.0, bukan dengan daya berfikir kritis dan ketajaman argumen. Gerakan protes dan aksi aktivis mahasiswa juga sering dibungkam oleh pimpinan kampus, dengan menggerakan sekuriti kampus. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi yang diterapkan di kampus mungkin sudah redup bahkan mati.

Mahasiswa di IAIN Kendari harus mampu memperbaiki kekacauan yang terjadi di kampus dan melihat ruang-ruang intelektual yang ada di sekitarnya. Pemahaman demokrasi harus ditanamkan sejak dini dan intelektual harus mendahului elektabilitas dalam memimpin. Seharusnya, mahasiswa dapat mengembangkan daya berfikir kritis dan analisa yang kuat dengan mengkaji kultur kajian yang terlupakan. Kampus harus menjadi tempat yang dapat mencetak ilmu pengetahuan dengan melibatkan nalar kritis yang lebih tinggi.

Mahasiswa di IAIN Kendari harus memahami sistem pendidikan kampus yang sedang berjalan dengan jelas, terutama dalam merawat demokrasi yang sehat. Karena demokrasi yang sehat dimulai dari pendidikan demokrasi, sehingga dapat membentuk daya berpikir dan nalar yang baik bagi generasi selanjutnya. Untuk itu, KPUM dibentuk sebagai sarana aktualisasi demokrasi melalui PEMILMA di IAIN Kendari. KPUM harus memahami sistem demokrasi yang sehat agar demokrasi tidak tercoreng di kampus dan eksistensi demokrasi tetap terjaga. Meskipun kampus lain berlomba-lomba untuk menegakkan demokrasi yang sehat, sangat memalukan bahwa di kampus IAIN Kendari penerapan demokrasi sangat melenceng sehingga PEMILMA IAIN Kendari tidak dapat berjalan dengan baik.

Sebagaimana yang di ucapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, sejarah membuktikan bahwa pemerintahan diktator dan otoriter hanya sementara, sementara demokrasi adalah sistem yang lebih baik dan berkesinambungan. Namun, di kampus IAIN Kendari terlihat adanya praktik pendidikan yang otoriter dan diktator. Apakah mahasiswa IAIN Kendari akan menerimanya? Hal ini akan berdampak pada negara kita. Kampus yang independen adalah kunci kesuksesan dalam menerapkan demokrasi dalam pendidikan. Siapa yang berperan aktif dalam memperjuangkan demokrasi di kampus ini? Bukannya lembaga mahasiswa hanya berbicara tentang kelompok masing-masing yang memunculkan disparitas? Namun, yang harus terlibat dalam perjuangan demokrasi adalah seluruh elemen mahasiswa IAIN Kendari. Mereka harus menghidupkan kembali SUMPAH MAHASISWA dan menjaga semangatnya agar tetap terdengar di seluruh kampus.

Che Guevara, seorang tokoh revolusioner, pernah mengatakan bahwa demokrasi digunakan sebagai alat untuk membenarkan kediktatoran kelas eksploitasi. Namun, dikampus IAIN Kendari, manajemen yang kurang transparan dan regulasi yang tidak jelas mengakibatkan kurangnya ruang untuk didikan demokrasi dalam pelaksanaan PEMILMA. Meskipun seharusnya politik dan dinamika demokrasi menjadi topik yang menarik perhatian mahasiswa di setiap sudut kampus, atmosfer kompetisi yang seharusnya ada justru minim terwujud karena sistem pendidikan yang sudah bergeser secara hakikat. Hal ini menjadi senjata ampuh untuk mematikan semangat dan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan di kampus dan negara ini.

Mahasiswa dianggap sebagai kaum intelektual yang berpendidikan dan diharapkan sebagai agen perubahan dan pengendali, tetapi dalam kenyataannya hanya sebatas ucapan saja dan tidak terlihat dalam tindakan. Seharusnya, mahasiswa memegang teguh tujuannya dan menjaga budaya kampus, seperti perhelatan demokrasi kampus yang selalu menarik untuk dibahas. Namun, realitanya berbeda, karena miniatur dari politik praktis yang buruk di negara terlihat jelas pada PEMILMA IAIN Kendari saat ini. Kampus yang seharusnya menjadi ruang intelektual tercoreng karena ketidakpastian dari KPUM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai penyelenggara PEMILMA Tahun 2023, yang menunjukkan kelemahan mereka dalam mengelola acara tersebut. Keputusan yang sudah kadaluarsa namun PEMILMA belum terlaksana menimbulkan keraguan akan kepentingan yang terlibat di dalamnya.

Setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda, tetapi penting bagi kita untuk memastikan bahwa kepentingan tersebut dapat diterima secara universal. Fenomena di kampus IAIN Kendari menunjukkan bahwa kepentingan yang diusung saat ini telah cacat secara mental dan moral, dan ini akan menjadi hambatan di masa depan. Oleh karena itu, kelembagaan mahasiswa di setiap fakultas harus dinonaktifkan karena masa jabatan telah berakhir dan tidak produktif, seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Rektor IAIN Kendari. Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa Institut Agama Islam Negri (KBM IAIN) Kendari menyatakan bahwa SEMA I sebagai lembaga tertinggi di kampus harus menganalisis dan menegakkan demokrasi melalui pengurus KPUM yang telah dibentuk. Namun, nilai-nilai demokrasi yang sehat tidak terwujud, dan SEMA I, DEMA I, dan KPUM harus dinonaktifkan karena telah merusak nilai-nilai demokrasi. Hal yang sama berlaku untuk pelaksanaan PEMILMA, yang harus dilaksanakan secara menyeluruh oleh lembaga legislatif dan eksekutif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh KPUM IAIN Kendari, namun tidak terlaksana. Oleh karena itu, KPUM IAIN Kendari menjadi beban dan merugikan negara.

Penulis mengamati banyak fenomena yang terjadi di kampus IAIN Kendari, terutama terkait dengan kepengurusan KPUM yang tidak dapat dipercaya dalam menjalankan tugas mereka. Meskipun janji-janji manis telah diberikan oleh KPUM, termasuk tentang pelaksanaan PEMILMA, hingga saat ini belum ada kepastian terkait dengan pelaksanaannya. Penulis merasa bahwa KPUM yang telah diberi mandat pada tahun 2023 untuk memastikan keberlangsungan demokrasi di kampus, namun harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. SEMA I, DEMA I, dan KPUM harus bertanggung jawab atas keterlambatan ini, dan penulis bertanya-tanya tentang alasan di balik kegagalan tersebut. Mungkin ada kendala anggaran atau kurangnya keterampilan dalam memimpin, atau bahkan lemahnya pengawasan dari WAREK III IAIN Kendari. Apapun penyebabnya, penulis berharap bahwa tindakan yang tepat akan diambil untuk memastikan keberlangsungan demokrasi dan kepercayaan di kampus.

Analogi sederhana yang dapat disimpulkan adalah seperti sebuah hulu yang menentukan arah aliran sungai ke hilir. Apabila niat yang baik dipadukan dengan instrumen atau cara yang tepat, maka tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Namun, apabila niat yang mendasari tidak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi yang baik,maka instrumen yang digunakan juga akan seiring dengan tujuan tersebut. Akibatnya, tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme akan muncul kembali. Niat yang hanya untuk mendapatkan pengalaman atau CV yang baik tanpa disertai dengan semangat untuk berkontribusi bagi masyarakat hanya akan menghambat kemajuan dalam pembangunan kehidupan berpolitik yang bersih, baik, dan sehat.

“Seburuk apapun aturan, jika dibarengi dengan konsistensi, maka akan lebih baik daripada peraturan yang bagus tetapi sumber daya manusianya tidak menerapkannya. Kegigihanmu hari ini merupakan pesan kehormatan yang disampaikan kepada orang lain tanpa suara atau kalimat, percaya atau tidak. Tidaklah tampangmu yang membuatmu dikenang, tidaklah ucapanmu yang membuatmu bijak, tetapi gerakanmu yang membuatmu bermakna. Harapan bangsa terletak pada pundak mahasiswa yang menyadari tanggung jawab dan fungsinya. Mari kembali pada lingkaran ketidaktahuan agar dapat menjadi tahu, sehingga mahasiswa akan tetap ada. HIDUP MAHASISWA!”