Kerab Jadi Korban Berita Medsos, Bergerakpun Keperluan Medsos: Mahasiswa Yang Terprovokasi Sehingga Tak Mendapatkan Solusi

Penulis : Irga Ranca’bana.

Halo para intelektual dan masyarakat Indonesia, saya Irga menyapa semogah hati ini baik-baik dan puasanya lancar yaa!

Irga ingin bercerita soal aksi demontrasi serta kejanggalan dan yang aneh di Negara kita ini.

11 April 2022 adalah salah satu bukti sejarah bagi mahasiswa Indonesia yang bergabung berbagai Aliansi gabungan BEM Dan SENAT/MPM yang jarang di post oleh beberapa media nasional.

Sejak periode ke-2 bapak presiden Jokowi Dodo bersama dengan bapak Ma’ruf Amin sering banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat masyarakat hampir tidak mempercayai lagi kepemimpinan beliau.

Bagaimana tidak mulai dari impor ekspor pangan, tenaga kerja asing, infrastruktur, harga bahan pokok, pemindahan ibu kota yang baru-baru ini, Minyak goreng yang tiba-tiba langkah, kelangkaan bahan bakar minyak yang bersubsidi, naiknya harga bahan bakar minyak non Subsidi serta kenaikan Pajak Pertambahan Nilai naik 11%.

Sehingga, masyarakat sejagat raya Indonesia menjerit atas kejadian yang menimpa bangsa Indonesia saat ini. Menurut survey 65% masyarakat enggan menyuarakan akibat ketakutan, bagaimana mereka tidak takut berbagai macam sumber serta pengalaman masyarakat yang menyuarakan penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap masyarakat akan di jadikan bulan-bulanan (Target) untuk di bungkam dan diintimidasi.

Hal serupa, bisa kita lihat pada beberapa para aktivis Hak Asasi Manusia. Seperti Haris Azhar dan Faria, Ruslan Buton Bahkan Habib yang di incar bahkan dibuatkan Undang-undang agar mereka bersalah dan atas dasar melawan negara dan membuat kegaduhan di tengah Masyarakat.

Ditambah lagi saat kampanye presiden terpilih saat ini hampir menghianati janji-janjinya yang lagi-lagi membuat rakyat merasa sesal yang mendalam namun semua itu tak ada gunanya.

Saat inipun banyak berita yang hampir menggiring untuk menyalahkan bahkan tidak menyalahkan sekalipun pemerintahan hari ini, sehingga di publik tercipta sebuah asumsi belaka berdasarkan giringan berita tersebut, yang saat ini menjadi konsumsi bagi kami sehingga hampir termakan dengan fikiran dari masing-masing penafsiran.

Pada tanggal 7 April 2022 kelompok BEM se-Indonesia melakukan konsolidasi Akbar terhadap Bem-bem di setiap wilayah untuk melakukan Aksi demontrasi pada tanggal 11 April 2022 secara serentak, Namun ajakan tersebut tidak diindahkan oleh salah satu BEM ternama di salah-satu Universitas. Menolak ajakan tersebut karena mereka memandang ada hal yang belum terselesaikan di tingkat pemikiran pemimpin lembaga (BEM), sehingga BEM tersebut menunda ajakan tersebut.

Irga kembali melihat aksi 11 April kemarin, itu hanya bagian dari propokasi belaka (Solidaritas) bukan aksi kesadaran (Pemikiran dan narasi), Bagaimna tidak ciri khas seorang mahasiswa itu adalah pemikiran yang inteltual, kajian hukum harus jelas, sebab akibat, tuntutan harus melahirkan apa.? Jika terabaikan mau gimana? (Saya nyakin itu tdk ada dalam aksi kemarin) terkhusus di wilayah Sultra.

Aneh tapi nyata, salah satu Presiden Mahasiswa tidak mengetahui pokok permasalahan yang mereka tuntut, kata Yasonna H. Laoly Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam sebuah acara tv pada tahun 2019.

“Saya juga dulu Aktifis jalanan, dulu kalau kami ingin demo maka yang kita lakukan mengkaji dulu persoalan yang ada sehingga melahirkan tuntutan yang kita inginkan, serang heheheh (tertawa) mohon maaf kalian hanya terpropokasi oleh oknum tertentu nyatanya ungkap tadi setelah host memberikan anda kesempatan berbicara ternyata tidak tau ternyata apa-apa, kalian ini BEM di undang di sini untuk bicara data bukan omong kosong,” kata mantan Menteri Hukum dan HAM di Kabinet Kerja 2014-2019.

Yang lebih aneh salah satu tuntutan mahasiswa adalah menolak presiden 3 periode atau penundaan pilkada serentak. Padahal soal 3 periode itu sudah selasai diskusinya di tataran DPR RI dan pemerintah. menurut data dan survey, menyuarakan hal yang tidak jelas asal usulnya membuat kawan-kawan rugi, kata senior saya “Sekarang Ade-ade atau petinggi lembaga Jago Tapi substantif kosong, Di nasional banyak Hae aktor intelektual yang desain dan tumpangi itu isu-isu,” ucapnya kala itu.

Dengan demikian, isu yang begitu cepat tersampaikan di telingah serta di mata mahasiswa dan masyarakat pada umumnya begitu cepat dan membakar semangat teman-teman mahasiswa sehingga apapun desain isu tersebut tak terpedulikan oleh mahasiswa yang pasti mahasiswa ikut berpartisipasi dalam aksi Akbar tersebut.

Namun disayangkan, prilaku sebagian mahasiswa bersikap prontal dan anarkis dalam proses penyaluran aspirasi padahal dalam undung-undang kita tidak ada himbauan ataupun kewajiban bagi orang yang menyalurkan aspiranya harus merusak, anarkis, prontal, dan bertingkah preman. Sehingga banyak kejadian yang tidak diinginkan oleh pendemo maupun pihak keamanan dan pemerintah.

Ada juga poster buatan mahasiswa (i) yang tidak baik di pandang sebagai masyarakat intelektual, bertuliskan (Dari pada BBM naik mending ayang yang naik #69, Jangan minta 3 Ronde 2 ronde aja udah ngos-ngosan, Mending 3 Ronde di ranjang dari pada 3 periode).

Nauzubillah bahkan sebagian mahasiswa membela hal tersebut dengan dalil mereka rela panas-panasan ketimbang yang kritik tidak turun di jalan, padahal dalam Asas fiqih mengatakan Bersekutu dengan jahat, jahat pula hukumnya.

Padahal kerab aktivis perempuan membela atau menyuarakan tetang pelecehan seksual di kalangan perempuan, agar semua perempuan bisa dihargai dan di jaga lantas gimana dengan mahasiswi yang memegang poster tersebut.

Dengan demikian ungkapan tulisan saya sebagai masyarakat biasa, tetap memberi hormat terhadap mahasiswa(i) yang telah berjuang di atas jalan duniawi meski tidak banyak bisa berjuang mempertahakan puasanya. Heheheh.

Semogah perjuangan teman-teman mahasiswa ketua-ketua lembaga yg konon, di beri kekuatan dan kecerdasan yang biak agar bisa menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi sesamanya.

Kolaka, 12 April 2022
Pukul, 12:46 WITA

Pengurus HMPS FATIK Resmi Dilantik

Reporter : Enggar Dwi Pratiwi
Editor : Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari masa bakti 2022-2023 resmi dilantik.

Dari pantauan Objektif.id pengurus HMPS yang dilantik terdiri dari HMPS Pendidikan Agama Islam, HMPS Bahasa Arab, HMPS Menejemen Pendidikan Islam, HMPS Bahasa Inggris, HMPS Pendidikan Guru Madrasa Iftidaya, Pendidikan Anak Usia Dini, HMPS Matematika, HMPS Fisika, HMPS Ilmu Pengetahuan Alam dan HMPS Biologi.

Suasana pelantikan HMPS FATIK masa bakti 2022-2023.

Dalam agenda pelantikan yang digelar, Sabtu (9/4/2022) di Auditorium IAIN Kendari, dengan mengusung tema Rekonstruksi Lembaga HMPS Lingkup FTIK Dalam Mencapai Keunggulan Sumber Daya Manusia FTIK Tanpa Batas.

Ketua Panitia Pelantikan, Gugun Rifaldi mengungkapkan, tema ini bertujuan agar lingkup HMPS FTIK dapat mencapai keunggulan Sumber Daya Manusia.

“Maksud dan tujuan tema ini diharapkan dapat melahirkan ataupun memperbaiki kembali SDM dilingkup HMPS FTIK untuk mencapai keunggulan Sumber Daya Manusianya,” ungkapnya.

Nampak atas Suasana pelantikan HMPS FATIK masa bakti 2022-2023.

Sementara itu, Fitrah Wardana selaku Ketua DEMA FTIK berharap HMPS FTIK dapat menjadi pengembangan kompetensi akademik maupun non akademik mahasiswa.

“HMPS lingkup FTIK dapat menjadi wadah dalam hal pengembangan potensi teman-teman Mahasiswa di prodi baik dari Akademik maupun Non Akademik,” lanjutnya.

Dirinya berharap, pada momen pelantikan serentak ini dapat terbangun hubungan harmonis serta menjadi mitra bersama antara DEMA dan Fakultas.

“Selain itu harapan kami pada moment pelantikan serentak ini semoga terbangun hubungan yang harmonis dan dapat menjadi mitra yang baik bersama DEMA dan Fakultas dalam berbagai hal program kerja dan lain-lain,” harapnya.

Untuk itu, ia memberikan pemahaman mengenai jalur-jalur koordinasi dalam belembaga demi mencapai FTIK yang unggul.

“Saya Juga memberikan mereka pemahaman mengenai jalur-jalur koordinasi dalam berlembaga Di badan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sehingga kami dapat mengkontrol teman-teman di HMPS dengan maksud demi mencapai FTIK yang Unggul,” tutupnya.

Suasana foto bersama selepasa Pelantikan.

Ketua Dema Fasya Tidak Mengindahkan Dua Surat Panggilan Dari SEMA I

Objektif.id, Kendari – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Kendari tidak mengindahkan surat panggilan II oleh Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kendari. (Kamis, 07 April 2022)

Saat ditemui jurnalis Objektif.id, Ketua Senat Mahasiswa Wahyudin Wahid mengatakan bahwa surat gugatan Aliansi Mahasiswa Fakultas Syariah Bersatu masuk pada tanggal 04 April 2022 dan telah mengadakan sidang pembacaan Gugatan dan pembelaan pada tanggal 06 April 2022.

“Jadi surat gugatan teman-teman syariah itu masuk pada hari senin 04 April 2022 kemudian setelah melakukan pengkajian gugatan di internal SEMA-I maka kami mengeluarkan surat panggilan I untuk kedua belah pihak untuk hadir di kantor SEMA-I dengan agenda pembacaan Gugatan dan pembelaan pada hari rabu 06 April 2022.

Dari pantauan jurnalis Objektif.id melihat bahwa dalam sidang pembacaan gugatan dan pembelaan itu hanya dihadiri oleh pihak penggugat.

Wahyu menambahkan bahwa pada hari ini telah mengeluarkan surat panggilan II untuk Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah.

“Karena kemarin surat panggilan I tidak diindahkan oleh Ketua DEMA FASYA, maka hari ini kami mengeluarkan Surat Panggilan II dan itupun belum di indahkan. Tambahnya.

Saat dihubungi via WhatsApp, Wakil Ketua I Ahmad Reski mengatakan bahwa menurutnya ketua DEMA FASYA tidak serius dalam menyelesaikan problematika yang ada di Fakultas Syariah.

“Ketua Dema Fasya tidak ada keseriusan untuk menyelesaikan masalah yang ada di fakultas syari’ah tersebut, buktinya sudah 2 kali di kami surati tidak juga di indahkan” ungkapnya saat di hubungi melalui via WhatsApp

Ia juga menegaskan ketika surat panggilan ke 3 tidak juga di indahkan maka pihaknya akan segera melakukan Pleno

“Saya juga menegaskan ketika surat panggilan ke 3 tidak juga tanggapi oleh ketua Dema Fasya, maka kami akan langsung segera melakukan sidang pleno,” tegasnya.

Reporter : Al-Izar
Editor : Elfirawati

Goresan Aksaraku

Penulis: Elsa Alfionita

Aku teringat saat-saat dimana kau megingatkanku pada banyak hal. Tentang perjuangan, tentang kebersamaan, tentang menahan amarah bahkan tentang asmara. Namun semua itu tinggallah kenangan.

Jika bisa! aku ingin memohon pada pemilik waktu agar memperpanjang waktu kebersamaan kita.

Tapi itu tidak mungkin, hal itu hanya sekedar khayalan bodohku yang takkan pernah terwujudkan.

Karna nyatanya waktu itu akan segera tiba, masa kita akan segera mengambil jalan kehidupan masing-masing.

Namanya Prisil, dia adalah sahabat bahkan sudah ku anggap sebagai keluarga dekat sewaktu merantau ilmu di Kota orang.

Kami sama-sama tinggal di satu kontrakan namun berbeda kamar. kurun waktu kurang lebih 2 tahun.

Hidup sebagai perantau bukanlah hal yang mudah apa lagi status kami sebagai mahasiswi.

Prisil yang kukenal bukanlah sosok yang lemah. Disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa kadang-kadang meluangkan waktunya menyamar jadi babu saat jam kuliah usai disalah satu rumah makan yang tidak jauh dari kampus. Dan saya sendiri menyibukakan diri dengan pencetakan gelas mugg.

Perjuangannya selama diperantauan cukup panjang, hingga Tuhan mempertemukannya dengan sosok laki-laki yang saat ini menjadi pendamping hidupnya.

Ia diberikan kesempatan untuk lebih dulu dari saya menjadi ratu sehari dipanggung pelaminan.

Tapi tak apalah kata orang Jodoh itu bukan perkara cepat atau lambat, tapi perkara siap dan sudah sesuai ketetapan Allah SWT.

Minggu dua puluh enam Desember adalah momen resmi ia melepas masa lajangnya dan juga momen ucapan selamat tinggal buat para mantannya.

Saat setelah menyelesaikan rukun nikah, sang calon suami menerima tantangan terakhir dari sang penghulu untuk membacakan surah pilihan, mulai dari surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas dan disimpulkan langsung dari pendengar “Ohh iman toude” yang artinya “Ternyata seorang imam”.

Beda halnya saat ijab qobul, yang sedikit tersendak-sendak yang ditambah dengan suara dari tamu undangan, “jangan gerogi santai saja” dan di dooble dengan lirik yang lebih keras “saaaaaaahhhhhhhhhhhh”

Tapi sebenarnya ada yang lebih mengunggah hati saya ketika mendengar kata “Sah” yaitu kata perpisahan yang spontan terbesit di pikiranku, mungkin disini tidak akan sama lagi hari-hari yang akan kami lewati seperti sedia kala. fikir saya.

Untuk semua kebersamaan, untuk hubungan persahabatan yang engkau tawarkan kepadaku.

Aku berharap suatu saat waktu akan berbaik hati lagi untuk mempertemukan kita.

Yang terakhir saya ucapkan baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.

Dan semoga menjadi keluarga yang sakinah, warahma dan mawaddah. amin allahuma amin.

Penulis adalah mahasiswi aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, juga anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers).

Teman Di Balik Layar

Penulis: Fitriani

Di dalam ruangan yang penuh akan suara bisingan teman-teman sekelas kala itu, berbagai macam cerita yang mereka ceritakan sembari menunggu kedatangan dosen mata kuliah.

Dalam suasana kelas yang sangat ramai, berbanding terbalik dengan ku yang merasa sunyi ditengah keramaian itu.

Tak berselang lama keheninganku dipecahkan oleh suara sapaan dari seorang tak ku kenal berpakaian sederhana namun terlihat rapi dibalut dengan nikop yang ada pada wajahnya.

“Hai Salam kenal” sapaannya kala itu.

Seketika sapaan itu melenyapkan keheninganku sedari tadi, suara yang lembut menyapaku dan kubalas dengan senyuman. Itu adalah pertemuan pertama kami.

Widyan namanya, singkat dengan pribadi yang ceria dia bercadar namun kain yang membalut wajahnya tidak menutupi keceriaannya. Aku dan dia sekelas yang sama.

Di Kampus, aku tidak hanya menyibukan diriku dengan kegiatan perkuliahan tetapi juga dengan kegiatan organisasi. Widyan pun begitu, selalu aktif pada kegiatan organisasinya namun tidak mengesampingkan aktifitas kuliahnya.

Beberapa kali aku sering memperhatikan nya, jika dia belum datang di kelas sesekali aku melirik depan kelas menanti kedatangannya. Hal itu berjalan beberapa kali pertemuan saat kuliah.

Menjelang beberapa bulan setelah libur semester kami pun akhirnya berkumpul kembali dan mulai melakukan aktifitas penawaran pada kelas yang sama dan hal itu sudah kami sepakati pada semester sebelumnya.

Hingga kami mulai aktif kuliah, pada suatu kesempatan dia terpilih sebagai Wakil Wetua Tingkat pada semester ini.

Suatu ketika, aku disibukan dengan kegiatan organisasi, story Whats up ku di Penuhi dengan kegiatan-kegiatan ku hingga akhirnya ada beberapa mata kuliah tidak ku ikuti.

Pada hari itu aku tertidur dengan pulasnya hingga alarm ponsel ku yang sudah saya aktifkan pukul 04.00 WITA tidak mendengarnya, hingga pada akhirnya aku terbangun pada Pukul 10.00 WITA.

Hari itu ada dua mata kuliah yang masuk hingga akhirnya aku ikhlaskan saja dan melanjutkan tidur dengan tidak lagi membuka ponsel ku.

Pada malam hari dia membalas salah satu insta story What’s up ku dan dia bertanya

“Nia Kenapa tidak beritahu saya biar absen mu tidak ditulis alpa sama dosen,” tanya Widyan.

“Aku pikir tidak ada alasan izin untuk kegiatan ini sudah masuk konsekuensi,” jawabku dengan emot senyuman.

Akhirnya diapun menerima dan bilang pada akhir obrolan kami.

“Lain kali beritahu saya saja nanti saya akan usahakan bagaimana baik nya,” pesannya mengahiri obrolan.

“iya-iya,” ucap saya sambil terharu menjawab pesannya.

Tak disangka namun sedikit tidak percaya ternyata dia selama ini memperhatikan ku, Ku pikir hanya aku yang memperhatikannya, sambil tersenyum kami sudahi obrolan kami malam itu.

Dengan sapaan “hai” dan ucapan “salam kenal” kala itu membuatku berfikir ternyata dia datang sebagai sahabat ku.

Aku sadar, kami tidak begitu sering interaksi saat di kelas namun saling memperhatikan secara pribadi.

Ku pikir sahabat tidak selama nya dia yang selalu terlihat, sering jalan bersama, makan bersama dan lain sebagainya lain halnya dia yang selalu mendukung ku di balik layar kehidupan bilik kampus.

Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam (IAIN) Kendari, Juga Anggota Aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) serta Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat AL-Gazali.

Tanggapi Dualisme HMPS di Fasya, Ketua Dema I Ambil Sikap

 

Objektif.id, Kendari – Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari tanggapi dualisme kepemimpinan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se- Fakultas Syariah (FASYA).

Belakangan ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, digemparkan dengan sebuah fenomena kepemimpinan yang membuat ribuan mahasiswa melakukan demo besar-besaran  hingga melibatkan benturan fisik.

Hari ini, Jumat (1/4/2022) mahasiswa IAIN Kendari kembali dikejutkan dengan terjadinya dualisme kepemimpinan di tataran HMPS se-Fakultas Syariah IAIN Kendari.

Menaggapi hal itu, Ketua Dema IAIN Kendari, Hendra Setiawan mengatakan, fenomena dualisme kepengurusan HMPS ini pertama kali terjadi.

“Karna ini pertama kali kejadian di IAIN Kendari,” beber Hendra, Jumat (1/3/2022).

Lanjut, kata Hendra, Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Keluarga Besar Mahasawa (KBM) IAIN Kendari Bab VI Pasal 49, pihaknya akan mengundang Ketua Dema Fakuktas Syariah untuk dimintai keterangan.

“Dan kami dari pengurus DEMA I akan secepatnya menyelesaikan problem ini secara profesional,” ujar saudara Hendra.

Diakhir ia berpesan, fenomena yang terjadi ditataran HMPS Fasya hari ini, cukup jadikan sejarah yang tidak akan diulangi kembali serta menjadi pembelajaran untuk kita dan generasi berikutnya. Walaupun dualisme lagi trend diluar sana, kita tidak boleh mengikuti budaya tersebu karna mampu merusak kekeluargaan yang telah lama kita rawat bersama.

“Siapapun yang akan dilegalkan kedepannya tidak ada permusuhan diantara dua belah pihak, apalagi kita akan menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Bersihkan niat dan hati kita, dan mari kita berkontribusi kepada kampus tercinta kita untuk mewujudkan transformasi IAIN ke UIN Kendari,” pintah Hendra.

Repoter: Zakky Fahrizi
Editor: Rizal Saputra

 

Polemik Dualisme HMPS se-Fakultas Syariah: Ketua SEMA I Angkat Bicara

Objektif.id, Kendari –  Adanya polemik kepimpinan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, khususnya ditataran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fakultas Syari’ah (Fasya) memicu banyak persepsi dari berbagai pihak.

Ketua Senat Mahasiswa Institut (Sema I), Wahyudin Wahid, mengigatkan kepada mahasiswa IAIN Kendari terkhususnya mahasiswa Fasya untuk lebih jelih menilai mana pemimpin yang terpilih sesuai dengan prosedural dan yang tidak.

“Saya ingin sampaikan kepada teman-teman mahasiswa IAIN Kendari pada umumnya dan teman-teman mahasiswa Fakultas Syariah khususnya, untuk bisa lebih objektif lagi dalam melihat mana kemudian pemimpin yang terpilih secara demokratis dan mana kemudian pemimpin yang terpilih dengan cara penunjukan langsung,” uacapnya.

Dan yang menjadi permasalahan lanjut Wahyu, persoalan penunjukan langsung Pelaksana Tugas (PLT) sudah disalah artikan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syari’ah (DEMA F).

Katanya mereka yang dipilih secara langsung itu adalah karateker atau PLT yang kemudian karateker atau PLT itu disalah artikan oleh teman-teman bahwa sebenarnya PLT itu bertugas untuk mengadakan mubes karena telah lewat dari pada waktu yang ditentukan oleh KPUM.

“Nah, itu yang kemudian menjadi persoalan karena teman-teman di fakultas salah mengartikan apa tugas dan fungsi dari pada karateker itu sendiri. Jadi karena pemahamannya yang kurang baik, saya rasa itu juga yang kemudian mencederai daripada hak-hak demokrasi teman-teman yang ada di Fakultas Syariah” lanjutnya.

Ia juga mengatakan, bahwa penunjukan langsung ketua HMPS di nyatakan tidak sah.

“Landasan mereka untuk menunjuk langsung ketua HMPS itu saya nyatakan tidak sah. karena KBM fakultas itu tidak ada di dalam hirarki perundang-undangan KBM IAIN KENDARI. Ungkapnya

Wahyu menegaskan, KBM Fakultas itu tidak ada dan hanya ada AD/ART Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, serta harus disetujui oleh Senat Mahasiswa

“Jadi, secara tegas saya katakan bahwa KBM Fakultas itu tidak ada, yang ada itu anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, itupun harus di setujui oleh Senat Mahasiswa sebelum diberlakukan” tegasnya

Reporter : Rekha Fandita
Editor : Al-Izar

 

Rindu Tak Tersampaikan

 

Penulis: Syafira Damayanti

Nostalgia mengantarku pada rindu, lalu merengkuh erat bayangmu, menikmati belaian kasihmu yang perlahan menjadi abu-abu. aku masih belum percaya, bahwa engkau sudah benar-benar tiada. tidak terasa lima tahun kepergianmu, senyum manismu, gema tawamu dan suara beratmu semuanya masih terasa nyata, bahkan sampai detik ini aku masih berharap kalau ini hanya mimpi.

Dua hari lagi akan memasuki bulan ramadhan, namun tidak seperti hari-hari biasanya, ketika bulan puasa tiba, mama selalu mengajakku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli bahan-bahan dapur untuk dimasak bersama-sama.

Seketika rindu sosok yang selalu memanggil namaku dengan sebutan “anak mungil”  seketika rindu sosok selalu membangunkan dispertiga malam untuk melaksanakan sholat bersama-sama. Seketika rindu sosok yang selalu membuatkan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.

Andai saja waktu dapat bisa ku putar kembali. jika bisa mengubah banyak hal, aku mugkin akan mengambil kesempatan itu.

Dulu, aku selalu berpikir seiring dengan bejalannya waktu rasa rinduku kepadamu akan mulai pudar. Namun semua persepsiku salah, lagi-lagi kata rindu ternyata ia tak perlu pulang untuk sampai ke rumah. Ia juga tak perlu datang untuk mengemas gundah. Ia juga tak perlu lantang untuk didengar indah. hanya perlu aku dan dirimu.

Aku juga sudah mencoba bernegosiasi menylam kata sepakat untuk berdamai dengan hatiku, pada relung yang disebut dengan rindu. Namun lagi-lagi melupakanmu bukan tentang melangkah untuk pergi, melainkan ada candu yang tak terobati.

Dahulu Ibu selalu mengatakan kepadaku
“Kamu harus jadi sosok yang kuat nak, dan tidak mudah putus asa”
sekarang aku tahu mengapa Ibu selalu mengatakan kepadaku untuk menjadi sosok yang kuat. Karena aku tahu bahwa suatu hari nanti, aku akan membutuhkan kekuatan untuk menanggung kehilanganmu.

Pintahku, jika kerinduan hanya bisa diobati dengan pertemuan maka satu yang kuharapkan, semoga kita dipertemukan.

Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, juga anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers).

 

Dualisme Ketua HMPS di Fakultas Syariah, Citra Buruk Kader Hukum 

 

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se-Fakultas Syariah (Fasya) kini terbagi menjadi dua.

Diketahui Fakultas Syariah memiliki tiga Program Studi (Prodi) yaitu Hukum Tata Negara (HTN), Hukum Ekonomi Islam (HES) dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Dimana setiap Prodi memiliki Himpunan masing-masing yang disebut HMPS.

Baru-baru ini ribuan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, dihebohkan dengan polemik pemilihan Ketua HMPS se-Fasya, dimana masing-masing Prodi memiliki dua Ketua HMPS.

HMPS Hukum Tata Negara diketuai oleh La Ode Rahmat Fagil dan Rahmadi Nur.

HMPS Hukum Perdata Islam dipimpin oleh Muhammad Rizal Rizki dan Ibnu Qoyyim.

HMPS Hukum Ekonomi Islam di nahkodahi oleh Andi Nuraeni dan Muh. Taufik Hidayat.

Salah satu mahasiswa IAIN Kendari yang enggan disebutkan namanya  mengatakan, polemik yang terjadi di Fakultas syariah khususnya pemilihan Ketua HMPS tersebut merupakan citra buruk buat kader fakultas Hukum.

“Sifat egois memang ada disitu, sifat serakah juga, sehingga dengan kedua sifat itu nekat mi ambil kesimpulan,” uangkapnya, Jumat (1/4/2022).

Semestinya kader-hukum lah yang mampu memberikan contoh yang baik pada fakultas-fakultas lain, tapi ini mereka sendiri yang memberikan contoh yang buruk.

“Seharusnya mereka berikan contoh yang baik buat fakultas yang lain,” tutupnya.

Reporter: Rizal Saputra

Editor: Al-Izar

 

GenBI Komisariat IAIN Kendari Gelar Grand Lunching Bedah Buku dan Sosialisasi QRIS

Reporter: Syafira Damayanti
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Generasi Baru Indonesia  (GenBI) Komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Grand Lounching Bedah Buku Kewirausahaan Syariah dan Sosialisasi QRIS di Gedung Auditorium IAIN Kendari, Kamis (31/3/2022).

Ketua Genbi Sultra Komisariat IAIN Kendari, Dina Nurhaliza mengatakan, awalnya kegiatan ini, bukan beda buku Kewirausahaan Syariah. Tetapi ada satu buku yang merupakan program kerja (Proker) sebelumnya yaitu buku tentang pertambangan.

Hanya saja, setiap Proker tersebut disodorkan kepada pihak Bank Indonesia tidak pernah diterima, sehingga bedah buku Pertambangan diganti dengan Kewirausahaan Syariah.

Bedah buku yang dirangkaikan dengan sosialilasi Qris ini merupakan langkah awal membentuk generasi muda serta paham akan fungsi dan tanggungjawabnya sebagai penerus bangsa.

“Kemudian kami rangkaikan  dengan sosialisasi QRIS karena sebetulnya di Genbi itu ada tiga  peran yang pertama, sebagai frontliner itu kayak kita dapat menyampaikan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia salah satunya adalah tentang Qris. Kemudian yang disampaikan juga oleh Bapak Taufik sebagai Agent of chance membawa perubahan dan yang terakhir yaitu sebagai conleader atau menjadi pemimpin,” uangkap Dina Nurhaliza, Kamis (31/3/2022).

Lanjut, kata Dina, pada kegiatan ini pihaknya mengundang beberapa lembaga Genbi Komisariat yang ada di Sultra.

“Kami juga mengundang beberapa lembaga yaitu dari komisariat USN, Unidayan, UHO dan STIE 66. Namun karena Unidayan dan USN jauh dari kota kendari maka yang hadir adalah dari Genbi UHO dan Genbi Stie 66,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Kemudian Abdullah berharap melalui forum Grand Lounching Bedah Buku Kewirausahaan Syariah dan Sosialisasi QRIS, mahasiswa bisa melihat peluang-peluang bisnis kedepannya serta menggunakan Qris dengan baik dan bijak.

“Besar harapan saya untuk mahasiswa itu ketika mereka keluar selesai dari kegiatan ini mereka lebih  memahami apa itu kewirausahaan syariah dan melihat peluang-peluang bisnis apa ke kedepannya mengenai Kewirausahaan Syariah. Kemudian dari rangkaian kegiatan tadi kan Qris sebagai kemudahan untuk bertransaksi. Nah jadi harapannya kami dengan adanya sosialisasi itu dalam menjalankan bisnis mahasiswa-mahasiswa dapat bertransaksi  menggunakan Qris dengan baik dan bijak,” harapnya.

 

Puluhan Mahasiswa IAIN Kendari Demo Tolak Pelantikan Ketua HMPS se-Fasya

Objektif.id, Kendari- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) kendari
gelar aksi tolak Pelantikan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) se- Fakultas Syariah yang tidak sesuai dengan prosedur. Rabu(30/03/2022).

Aksi demonstrasi yang di mulai dari pukul 08.30 WITA di pelataran dan menuju ke Fakultas Syariah hingga berakhir didepan Rektorat.

Muhammad Masyhur massa selaku koordinator lapangan (korlap) 1 mengatakan, bahwa, mereka menilai pelantikan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi yang dilakukan langsung oleh Dewan eksekutif mahasiswa fakultas syari’ah itu tidak sesuai dengan prosedural hukum yang ada di IAIN Kendari.

“Kami dari Aliansi Mahasiswa Bersatu menggelar aksi pada kesempatan kali ini terkait pelantikan yang akan di lakukan oleh dewan eksekutif mahasiswa fakultas syariah kepada ketua HMPS yang di pilih langsung oleh dewan Eksekutif Mahasiswa yang kami nilai itu tidak sesuai dengan amanah prodak – prodak Hukum yang ada di institut Agama Islam Negeri Kendari” kata mashyur..

Ia pun menilai bahwa yang dasar mereka untuk tetap melantik ketua HMPS itu sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Padahal persoalan mubes HMPS itu masih kewenangan penuh oleh pengurus HMPS periode 2021 dengan saling berkoordininasi pihak KPUM.

“Yang menjadi dasar mereka itu sudah sesuai dengan AD/ART yang Itu pun tidak jelas sampai hari ini yang mana jadi itu yang kami persoalkan jadi persoalan forum mubes hari ini itu masih wewenang HMPS itu sendiri berkoordinir dengan ketua KPUM dan Pihak KPUM itu sendiri masih sepenuhnya hingga kemudian mereka beranggapan bahwa KPUM ini sudah habis masa Jabatan nya
Namun jika di cek kembali pemilihan Dema ini apakah sudah habis masa jabatan atau belum” Lanjutnya.

Saat mediasi berlangsung di gedung Auditorium yang di hadiri langsung oleh wakil dekan 3 fakultas syari’ah, ketua senat institut, ketua Dema institut dan juga ketua Sema, Dema fakultas syari’ah untuk memenuhi permintaan masa aksi.

Saat hearing tersebut dengan perdebatan yang panjang antara kedua belah pihak dan tidak menemukan titik tengah, Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah, Asrianto Zainal, memberikan saran untuk melakukan mubes yang sesuai dengan prosedur, namun jika kedua belah pihak masih sama-sama tidak ingin menerima maka ia akan membekukan anggaran ketiga HMPS.

“Saran dari saya adalah kita kembalikan saja pada mekanisme yang ada biarkan mubes ini yang kemudian di tunjuk kepanitian secara tersendiri karena kalau kita biarkan masing-masing HMPS buat Kepanitiaan sendiri maka hal ini akan melahirkan dua pendapat yang berbeda maka dari itu saya saran kan Kepanitiaanya satu saja yang kemudian menjalankan tugas memastikan mubes terlaksana dengan Kepanitiaan dari DEMA,” tegas Wadek  III Fakultas Syari’ah, saat hearing.

Reporter : Fitriani
Editor : Al-izar

Cinta adalah Seni?

Penulis : Syafira Damayanti

Cinta adalah seni? Berarti cinta butuh pengetahuan dan upaya. Ataukah cinta itu suatu sensasi nyaman, yang kita alami semata karena adanya kesempatan, yang hanya orang beruntung saja yang “jatuh cinta”? Sedikit dari jumlah orang menggunakan premis yang pertama, sementara mayoritas orang zaman sekarang pasti lebih meyakini premis kedua.

Bukannya orang tak percaya bahwa cinta itu penting. Mereka mendambakan cinta, bahkan mereka saksikan banyak sekali film tentang kisah cinta, yang bahagia tak bahagia, mereka dengarkan ratusan lagu tentang cinta, tapi nyaris tak berpikir bahwa cinta perlu dipelajari.

Ada beberapa premis, baik tunggal maupun gabungan, yang mendasari dan cenderung membenarkan mengapa orang bersikap ganjil seperti ini.

Banyak orang beranggapan bahwa soal cinta yang terpenting adalah dicintai, bukannya mencintai, bukannya kapasitas seseorang untuk mencintai. Disini bagi mereka adalah bagaiamana agar dicintai, bagaimana pantas dicintai.

Dalam mengejar tujuan ini mereka menempuh beberapa cara. Pertama , biasanya dipakai oleh laki-laki, adalah dengan menjadi sukses, menjadi seberkuasa dan sekaya mungkin. Cara lain biasanya dipakai oleh perempuan, adalah dengan membuat dirinya menarik, dengan cara merawat tubuh, pakaian, dll. Cara lain supaya terlihat menarik, dipakai baik oleh laki-laki maupun perempuan, adalah dengan bersikap menyenangkan, berbicara menarik, sopan, suka menolong dan lugu.

Faktor ini berkaitan erat dengan karakteristik utama budaya kontemporer. kebudayaan kita seluruhnya berdasar pada hasrat membeli, pada gagasan tentang pertukaran yang saling menguntungkan. sikap ini bahwa mencintai itu mudah berlanjut menjadi gagasan lazim tentang cinta meskipun banyak bukti sebaliknya. Hampir tidak ada tindakan dan usaha, yang di awali dengan harapan dengan ekspetasi sebesar itu, dan sering gagal melebihi cinta. Dalam hal lain, mereka akan bersemangat mencari tahualasan mereka gagal, lalu belajar supaya lebih baik atau mereka akan menyerah adalah mustahil, tampaknya ada satu cara tepat untuk mengatasi kegagalan cinta, memeriksa sebab-sebab kegagalan ini dan melanjutkan studi tentang arti cinta.

Lantas, langkah-langkah apa yang dibutuhkan untuk belajar seni? proses belajar seni dapat dibagi menjadi dua bagian: Pertama  menguasai teori. Kedua menguasai terapan.

Beberapa penyebab sikap ini berakar dalam perkembangan masyarakat modern, salahsatunya adalah perubahan besar yang terjadi pada abad 20 terkait memilih “obyek cinta”. Di mana pada zaman victoria, seperti banyak kebudayaan tradisional lainnya, cinta bukanlah pengalaman pribadi spontan yang membawa pada pernikahan. Sebaliknya, pernikahan diikat oleh persetujuan-baik oleh keluarga masing-masing atau makelar pernikahan, atau tanpa bantuan perantara semacama itu (dalam budaya bugis makassar dikatakan sebagai “silarian” yang mana sangat tidak di sukai oleh orang bugis makassar). Pernikahan diputuskan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sosial, dan cinta diharapkan tumbuh setelah menikah.

Pada beberapa generasi terakhir, konsep cinta romantis telah diterima hampir di seluruh dunia barat. Di amerika, meskipun masih ada yang mempertimbangkan bentuk konvensional, tapi banyak orang mencari “Cinta romantis”, mencari pengalaman cinta persona yang akan membawa pada pernikahan. Konsep baru tentang kebebasan dalam cinta ini jelas telah memperbesar pentingnya obyek cinta, yang bertentangan dengan fungsi cinta.

Maka dua orang jatuh cinta saat mereka merasa telah menemukan obyek terbaik yang tersedia di pasar, mengingat keterbatasan nilai tukar mereka sendiri, sering kali seperti membeli real estate, memainkan peran besar dalam tawar menawar ini. Dalam kebudayaan di mana orientasi dagang berlaku, di mana kesuksesan materi bernilai luar biasa, tak mengejutkan bahwa relasi cinta manusia mengikuti pola pertukaran sama, yaitu pola yang menguasai komoditas dan pasar tenaga kerja.

Penulis adalah mahasiswa aktif IAIN Kendari, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Fatik), anggota aktif UKM-Pers IAIN Kendari dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Rusyd.

Mengikhlaskan

Penulis: Asrinawati Azizah

Malam itu, digelapnya malam yang membungkus bumi seorang gadis bernama Rizky Anandita hanya bisa terdiam kaku menatap wajah pucat pasi dan kaku sang Ibu. Dirasakannya tangan kekar yang memeluknya dari belakang beserta bisikan dengan suara bergetar dari sang ayah.

“kamu kuat nak, Allah lebih sayang Ibu. Ikhlaskan yah nak” bisik sang ayah.

Setelah mendengar bisikan sang ayah maka Luruh lah air mata yang sedari tadi ditahan gadis berumur 16 tahun itu, hancurlah tembok pertahanan yang ia bangun untuk tidak mempercayai Malaikat Tanpa Sayap nya telah tiada. Ibu yang selama ini merawat dan menyayanginya dengan sepenuh hati telah pergi ke pangkuan sang Ilahi. Rasanya dunia seperti runtuh seketika.Ia terduduk diatas dinginnya lantai, meraung dengan penuh rasa sakit yang menggerogoti hatinya.

Setelah sekian lama menangis Dita mencoba mendekati tubuh kaku sang Ibu mengelus wajahnya serta mengecup seluruh penjuru wajah sang malaikat tanpa sayap nya dengan menahan isakan dari mulut kecilnya. Ia berbisik di telinga sang Ibu.

“Do’akan Dita untuk ikhlas Bu, Dita sayang Ibu”

Setelah prosesi pemakaman Dita duduk terdiam menatap Nisan sang ibu, di dalam benaknya terus berpikir. Bagaimana ia dapat melanjutkan hidupnya tanpa sosok ibu di sampingnya? siapa yang akan menghibur ayahnya setelah lelah bekerja nantinya? siapa yang akan menguatkan nya ketika dirinya sedang ditimpa masalah?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam benaknya sampai dirasakannya tepukan pada pundaknya. Ternyata tepukan itu berasal dari sang ayah, ditatapnya sang ayah yang tidak kalah berantakan dengannya. Mata yang sembab serta bibir yang pucat pasi, Ayah tersenyum dan ikut bergabung bersama Dita mengamati batu nisan sang ibu.

Lama terdiam dalam kebisuan, ayah membuka suara

“Nak, kamu harus tetap kuat. Tetap kuat dan tegar untuk ayah karena kalau kamu juga menyerah alasan ayah untuk bertahan Apalagi.”

Dita tertegun dengan kata-kata yang diucapkan sang ayah hatinya Terasa dihimpit Batu yang sangat besar dan matanya terasa berkabut akibat Bendungan air mata yang siap bobol mengaliri pipi mulusnya. Sedetik kemudian Dita berhambur ke pelukan sang ayah menumpahkan Seluruh Rasa sesak di dada.

” In Syaa Allah Dita kuat Ayah. Jadi Ayah juga harus kuat.” tutur Dita dengan isakan.

“Iya sayang. Yang terpenting kamu harus ikhlas nak, ibu pasti sedih kalau kamu belum ikhlas menerima kepergiannya”

Dita hanya bisa menjawab perktaan ayah dengan anggukan dan makin mempererat pelukannya pada tubuh sang ayah.

Hari-hari terus berlalu, Jujur dalam melewati hari-harinya bukan hal mudah untuk Dita lewati apalagi ketika ia berada di rumah. Karena di setiap sudut rumah tersimpan begitu banyak memori indah yang di lewati bersama ibunya.

Ketika malam menyapa dan orang rumah telah terlelap di ruangan kecil bercahaya tamaram, Dita duduk terdiam di atas tempat tidur kecilnya. Hal ini terjadi lagi, saat-saat dimana ia merindukan sang malaikat tanpa sayap nya. Dita beranjak dari duduknya, diambilnya daster lusuh kesayangan sang Ibu dari dalam lemari. Dipeluknya daster itu erat-erat. Isakan-isakan kecil mulai mengalun keluar dari bibir mungilnya. Ia terisak ditengah gelap malam tanpa seorang pun yang tahu.

Lama-kelamaan Dita mulai dapat mengiklaskan kepergian sang Ibu. Ia menjalani hari-harinya dengan senyuman melanjutkan sekolahnya menghabiskan waktu Bersama sang ayah dan merajut cita-cita yang ingin Ia capai untuk membanggakan orang tuanya.

Suatu hari, setelah pulang sekolah Ayah mengajak Dita berziarah ke makam sang Ibu. Sesampainya disana ia menuangkan rasa rindunya lewat panjatan do’a untuk sang Ibu. Melihat putrinya yang mulai menitikkan airmata Ayah segera membawa tubuh mungil itu dalam pelukannya.

“Dita sudah ikhlas bukan?” tanya Ayah

“iya yah, Dita sudah ikhlas” Jawab Dita sambil tersenyum.

Dilepaskan pelukan sang Ayah, lalu ia menatap batu nisan Ibunya sembari berkata dalam hati “Bu, mengikhlaskan kepergian mu memang tidak mudah, tapi aku harus melakukan nya agar kaupun tenang di pangkuan sang ilahi. agar Ayah juga bisa tetap kuat dalam menjalani hari-hari tanpa ibu. Tunggu Dita dan Ayah di atas sana ya Bu. In Syaa Allah, jika Allah mengizinkan kita akan di persatukan di dalam surganya kelak. Dita pulang dulu Bu.”

Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, juga anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers).

Perempuan Pemimpin

Penulis: Dila Lestari

Di masa sekarang, perempuan tidak lagi menjadi kaum terbelakang yang dianggap lemah dan terkungkung dalam aturan dan stigma kuno di masyarakat. Sepertinya perempuan hanya boleh menjadi Ibu rumah tangga (IRT), perempuan hanya bisa mengurus suami dan anak, serta batasan-batasan lain yang membuat perempuan tidak bisa mengeksplor potensi dirinya.

Salah satu Pahlawan Nasional Perempuan mengatakan “Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.” kata Raden Ajeng Kartini..

Pendidikan mampu menjadikan perempuan melek akan dunia luar. Tidak terbatas hanya pada mematuhi budaya bawaan leluhur yang melekat di daerahnya atau negaranya. Tapi lebih jauh perempuan mampu mengkritisi apa yang dihadapi karena kecerdasan yang dimiliki.

Indonesia sendiri menduduki peringkat keempat yang memiliki pemimpin perempuan terbanyak di dunia dengan persentase sebanyak 37%. Membuktikan bahwa perempuan-perempuan di Indonesia sudah memiliki pikiran yang lebih maju, berani dan tidak lagi terkungkung pada batasan-batasan yang ada di masyarakat.

Sejarah mencatat Indonesia pernah dipimpin oleh seorang Presiden wanita yaitu itu Megawati Soekaernoputri, dimana ia merupakan adan dari Soekarno. Megawati Soekaernoputri dikenal sebagai sosok perempuan kuat dalam dunia politik Indonesia.

Putri sulung Soekarno ini memulai kariernya sebagai Ketua umum PDI. Pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia ke-8 bersama Gus Dur. Kemudian statusnya naik menjadi Presiden RI ke-5, menjadikannya sebagai Presiden wanita pertama di Indonesia.

Kepemimpinan perempuan sudah mendapat banyak respon positif saat ini. Oknum-oknum yang mengatakan kodrat perempuan bukan untuk memimpin sudah mulai teredukasi terutama dengan adanya gerakan-gerakan kesetaraan gender.

Dengan banyaknya dukungan dan gerakan menuju kesetaraan gender seharusnya tidak ada lagi larangan ataupun batasan bagi perempuan untuk berkarya dan memimpin di berbagai aspek kehidupan.

Terkait kepemimpinan, Islam tidak melarang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin. Bahkan dalam perspektif agama Islam pun, inti dari ajaran Islam itu sendiri tidak membeda-bedakan derajat seseorang berdasarkan jenis kelamin.

Dalam surah Al-Baqarah ayat 30 Allh berkata “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Ayat tersebut menjelaskan semua manusia itu sama, yaitu menjadi khalifah dan menciptakan kemaslahatan di muka bumi. Disisi lain, Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.”

Seorang pemimpin yang memimpin manusia akan bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka semua, seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas kepemimpinannya,” (HR Muslim 3408).

Hadits itu menjelaskan tugas dan kewajiban semua manusia sama, yaitu menjadi seorang pemimpin.

Jika melihat sejarah, pemimpin perempuan Islam sudah ada sejak dulu. mengingat kepemimpinan perempuan memiliki andil penting di dalam sejarah perkembangan Islam. Mereka menjadi contoh pemimpin yang menampilkan sisi kemanusiaan di tengah masyarakat zaman kegelapan (Jahiliyah) di jazirah Arab yang berusaha melenyapkan kehadiran perempuan dari muka bumi ini. Para perempuan pemimpin ini punya mental baja karena harus bertahan di tengah lingkungan yang sangat patriarkal dan menempatkan perempuan sebagai manusia hina yang tak bernilai.

Perempuan pemimpin dalam sejarah Islam juga hadir dalam berbagai bidang, mulai dari perekonomian sampai dengan pendidikan.

Di masa Rasulullah, ada Khadijah Al-Kubra yang merupakan saudagar kaya. Sebelum menjalani biduk rumah tangga dengan Nabi Muhammad, ia adalah perempuan mandiri yang memimpin perusahaan besar peninggalan sang ayah di Makkah. Di saat banyak orang tua memilih membunuh anak perempuan karena dianggap aib, ayah Khadijah, Khuwailid, dan ibunya, Fatima, sudah punya pemikiran lebih maju. Mereka mengajari Khadijah bisnis sejak kecil, tak heran jika ia piawai dalam menjalankan usaha keluarga sepeninggal sang ayah.

Namanya tersohor di kalangan suku mayoritas Quraish dan disegani banyak pihak. Di tangan Khadijah, bisnis sang ayah maju pesat berkat keterampilan, integritas, dan keluhuran budinya.

Kemudian ada Aisyah, intelektual muslimah dan pemimpin perempuan Islam. Ia merupakan istri sekaligus orang yang paling dipercaya Nabi, berwawasan luas, berotak brilian, kritis, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Setelah Nabi Muhammad wafat, Aisyah menjadi orang yang dipercaya memimpin komunitas Muslim di jazirah Arab. Dari Aisyah pula banyak tercetak intelektual-intelektual yang berpengaruh besar dalam Islam. Ia punya dedikasi besar menyebarkan Islam yang inklusif.

Aisyah dikenal sebagai orang pertama yang membuka sekolah dari rumahnya pada masa itu. Baik perempuan maupun laki-laki bisa ikut serta, tidak peduli latar belakang mereka. Aisyah juga menyediakan program beasiswa bagi mereka yang mau belajar bersungguh-sungguh. Bahkan tokoh-tokoh besar dalam Islam banyak yang belajar terlebih dahulu dari Aisyah

Selanjutnya Fatima Al-Fihri pendiri Universitas pertama di dunia. Fatima dengan adiknya Mariam menggunakan harta peninggalan sang ayah untuk membangun masjid. Fatima punya pemikiran yang sangat revolusioner, dengan menjadikan masjid yang kemudian diberi nama Al-Qarrawiyyin.

Di bawah kepemimpinannya, Al-Qarrawiyin berkembang pesat hanya dalam beberapa dekade saja. Banyak orang yang berbondong-bondong untuk menimba ilmu ke sana. Masjid Al-Qarrawiyyin pun beralih fungsi menjadi institusi pendidikan, sebagai universitas pertama di Maroko dan pusat pendidikan terutama bagi komunitas muslim, bahkan hingga sekarang masih beroperasi. Sebagai institusi besar, Al-Qarrawiyyin telah mencetak berbagai profesi, mulai sastrawan, astronom, dokter, fisikawan, aktivis kemanusiaan dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, tak hanya terbatas pada muslim, Al-Qarrawiyin juga menerima mahasiswa dari berbagai latar belakang.

Al-Qurrawiyin pun diakui oleh United Nations Educational Scietific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai universitas pertama dan tertua di dunia. Sejak 2017, Tunisia memberikan penghargaan Fatima Al-Fihri untuk mengapresiasi para perempuan di bidang pendidikan, dan mendorong para perempuan agar lebih berani menggapai cita-citanya.

Dalam perkembangannya, wanita juga tumbuh dan berkembang untuk menjadi seorang pemimpin yang kompeten. Bukan hanya sekadar jadi pemimpin biasa, beberapa diantaranya bahkan menancapkan eksistensinya dengan menjadi pemimpin negara dan memberikan kesan serta menorehkan namanya sebagai pemimpin wanita paling terkenal di dunia.

Dila Lestari adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, juga anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers).

Gempa Magnitudo 5,2 Bubarkan Mahasiswa IAIN Kendari Saat Gelar Mubes

Reporter: Harpan Pajar
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Malam ini pukul 21.27 Wita, kendari diguncang Gempa berkekuatan Magnitudo 5,2, bubarkan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari saat gelar Musyawara Besar (Mubes) Sabtu malam, (26/3/2022).

Diketahui, mahasiswa IAIN Kendari yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) sedang menyelenggarakan Musyawara Besar (Mubes) di Gedung Pusat Kegiatan Mahasawa lantai 2 tiba-tiba dikagetkan dengan adanya getaran dahsyat.

Akibat getaran tersebut puluhan mahasiswa lari pontang-panting meninggalakan forum Mubes demi menyelamatkan diri.

Elsa, salah satu peserta forum Mubes mengatakan dirinya meresa panik, jangan sampai gedung yang ditempati akan roboh.

“Satakut jangan sampai ini gedung dia roboh,” ungkap Elsa dengan raut wajah panik.

Tidak sampai disitu, lanjut Elsa, awalnya ia tidak memgetahui getaran tersebut itu gempa atau bukan, namun saat mendengar rekannya menyampaikan getaran tersebut adalah gempa sontak ia lari meninggalkan ruangan.

“Pas ada kaka yang bilang “Astaga gempa” pikiranku disitu ya Allah dia mau roboh mi ini gedung, jadi saya lari mi keluar,” bebernya.

Ditempat yang sama, lisa salah satu peserta forum, mengaku tidak panik dengan adanya getaran tersebut, namun melihat rekan-rekannya meninggalkan ruangan iapun bergegas mengikuti rekannya.

“Tadikan saya tidak tau kalau ada gempa, tiba-tiba yang lain panik berhamburan meninggalkan ruangan,  jadi saya ikut mi juga lari,” ungkap Lisa.