VIRAL : Negara di Ambang Krisis, Publik Terpecah oleh Skandal Artis

Objektif.id – Hari ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta sedang kacau balau dengan banyaknya masyarakat mulai dari kalangan Publik figur hingga media-media nasional serentak menyerukan tagar #kawalputusanMK serta postingan cuplikan video peringatan darurat tahun 1991 di berbagai media sosial terutama di X/Twitter ruang utama jaringan informasi.

Sebelumnya, aksi tersebut berawal dari siaran langsung rapat kerja Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) tentang draf RUU Pilkada di YouTube.

Dalam siaran rapat yang dipimpin oleh Achmad Baidowi bersama fraksi partai politik yang diwakili oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyetujui, untuk menjadikan amar putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 23 P/HUM/2024 sebagai acuan dalam menentukan batasan usia calon kepala daerah. Dengan demikian, persyaratan usia minimum yang berlaku adalah 30 tahun bagi calon gubernur dan wakil gubernur, serta 25 tahun bagi calon bupati/wali kota dan wakilnya, dihitung sejak pelantikan pasangan terpilih.

Kemudian, isu yang menjadi sorotan publik juga adalah Baleg DPR RI diduga mengabaikan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusan Nomor 60/PUU-XXII/2024 tentang partai politik atau gabungan partai politik untuk mencalonkan kepala daerah tidak lagi diwajibkan memiliki kursi di DPRD untuk dapat mengajukan calon.

Syarat yang ditetapkan adalah perolehan suara sah minimal dalam Pemilu DPRD sebelumnya, dengan persentase yang disesuaikan dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di masing-masing daerah. Semakin besar jumlah DPT, persentase suara sah minimal yang dibutuhkan semakin kecil.

Selain itu, MK juga mengatur ulang syarat usia calon kepala daerah dan wakil kepala daerah melalui putusan Nomor 70/PUU-XXII/2024. Syarat usia yang ditetapkan adalah minimal 30 tahun pada saat penetapan calon.

Sedangkan, saat rapat putusan I Baleg DPR RI di Senayan, Jakarta pada pukul 10.00-15.35 WIB tersebut menyepakati perubahan syarat ambang batas pencalonan kepala daerah melalui jalur partai politik. Kesepakatan ini tertuang dalam Daftar Inventaris Masalah (DIM) Pasal 40 UU Pilkada.

1. Partai politik yang memiliki kursi di DPRD harus meraih minimal 20% kursi atau 25% suara sah untuk mencalonkan kepala daerah.

2. Partai politik tanpa kursi DPRD Provinsi harus meraih minimal 10% hingga 6,5% suara sah untuk mencalonkan Gubernur, tergantung jumlah penduduk provinsi.

3. Partai politik tanpa kursi DPRD Kabupaten/Kota harus meraih minimal 10% hingga 6,5% suara sah untuk mencalonkan Bupati/Wali Kota, tergantung jumlah penduduk kabupaten/kota.

“Pembangkangan terhadap konstitusi itu,” Kata Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) I Dewa Gede Palguna, dikutip dari Tempo.co

Selaras dengan hal tersebut, pengajar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, menuturkan tidak ada upaya hukum lain yang bisa melawan putusan MK.

“Kalau DPR dan pemerintah merevisi tanpa berpatokan pada putusan MK, jelas itu serupa dengan pembangkangan hukum, ini berbahaya bagi demokrasi kita,” tuturnya dikutip dari Tempo.co

Sementara itu, anggota Baleg DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Ledia Hanifa Amaliah, menilai MK dalam putusannya tidak berwenang membentuk norma dan membantah adanya dugaan penganuliran putusan MK.

“MK mengembalikan kewenangan pembatalan UU ke tangan pembentuknya, yakni DPR dan pemerintah, selanjutnya kami akan melakukan revisi atau penggantian undang-undang,” tegasnya dikutip dari Tempo.co

Belum cukup 24 jam isu ini beredar, muncullah isu baru terkait skandal perselingkuhan salah satu artis selebgram Azizah Salsha yang mirisnya membuat fokus sebagian orang-orang terpecah dan memilih menjadikan hal ini sebagai perbincangan utama dengan tagar #zize.

Singkatnya, dilansir dari RadarMalang.jawapos.com bermula dari unggahan Instagram Story Rachel Vennya yang penuh makna, menampilkan foto dirinya bersama Azizah Salsha dengan latar belakang lagu “Traitor” milik Olivia Rodrigo. Unggahan ini, ditambah dengan ucapan selamat ulang tahun dan emoji ular yang ditujukan kepada Azizah, memicu spekulasi publik.

Tidak lama kemudian, bukti-bukti perselingkuhan antara Azizah dan Salim mulai bermunculan, termasuk dugaan booking kamar hotel mewah. Keterlibatan Pratama Arhan, suami Azizah, yang dikabarkan telah mengetahui hubungan gelap istrinya dengan Salim semakin memperkeruh suasana.

Puncaknya, Pratama Arhan mengunggah foto pernikahannya, sementara Azizah Salsha berusaha memberikan klarifikasi melalui Instagram Story. Isu ini menjadi viral dan melibatkan sejumlah nama selebgram lainnya, seperti Fuji, Salim, philo, dan Satria Ananta menyita perhatian publik dan memicu beragam reaksi.

@objxct, hanya orang yang lebih buruk dari SAMPAH!!! yang melakukan selingkuh…. dikutip dari laman X a.k.a Twitter 

@yusufbhactiar98, #zize ini apaan? gak penting banget. Keknya Pengalihan isu. Bajingan jangan mudah kemakan isu tai. Fokus ke #KawalPutusanMK (keburu tenggelam kaya yang udah-udah)…..dikutip dari laman X a.k.a Twitter 

Sebagai informasi, RUU Nomor 40 Pilkada akan disahkan di rapat paripurna DPR RI pada Kamis, 22 Agustus 2024. Akibat beredarnya kabar tersebut, masyarakat ramai memposting poster aksi unjuk rasa di Senayan, Jakarta di hari yang sama.

Mahasiswa KKN IAIN Kendari Ciptakan Solusi Cerdas Atasi Sampah Plastik di Desa Mola Selatan

Wakatobi, Objektif.id – Mahasiswa KKN reguler IAIN Kendari posko 35 berhasil menemukan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang menumpuk di desa Mola Selatan, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.

Para mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat sekitar Melakukan pengolahan sampah menjadi paving blok untuk jalan setapak.

Koordinator desa, Muh. Ikhsan Arrijal mengatakan penumpukan sampah di sekitar laut menjadi dasar utama para mahasiswa KKN mengambil langkah nyata dalam mengurangi limbah, sekaligus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan desa.

“Kita buktikan bahwa bersama, kita bisa mengatasi tantangan lingkungan dan membangun desa yang mandiri,” Kata Ikhsan Arrijal. Selasa (20/8/2024)

Ia juga menambahkan program ini hanya pemberian sample pemanfaatan limbah plastik menjadi paving blok kepada masyarakat desa.

Sementara itu, Kepala Desa Mola Selatan, Dadang menyambut baik niat mahasiswa KKN untuk kemajuan desa dan berencana mengembangkan bank sampah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan paving blok nantinya.

“Melalui bank sampah, kita tidak hanya membangun desa, tapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan,” pungkasnya

 

Mahasiswa Akhir Harus Tahu, Pengurangan UKT 50% Bagi Semester 13

Kendari, Objektif.id – Halo sobat mahasiswa! Baru-baru ini, Menteri Agama Republik Indonesia (RI) telah mengeluarkan surat keputusan mengenai pengurangan UKT bagi mahasiswa yang tengah menempuh kuliah pada semester 13.

Hal tersebut tertuang dalam surat  keputusan Menteri Agama RI Nomor 368 Tahun 2024 tentang Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, di mana dalam keputusan tersebut mahasiswa semester 13 dapat mengajukan pengurangan UKT.

Penurunan UKT sebesar 50 persen ini merupakan berita gembira bagi mahasiswa semester 13, karena program ini membantu meringankan beban biaya pendidikan bagi para mahasiswa yang telah menempuh studi dalam waktu yang cukup lama.

Selain itu, potongan UKT ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa semester akhir untuk segera menyelesaikan studinya.

Adapun, pengajuan pengurangan UKT dapat dilakukan dengan mendatangi bagian akademik kemahasiswaan di Universitas/Institut masing-masing.

Mahasiswa hanya harus melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, seperti fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan bukti pengambilan mata kuliah semester 13. So, tunggu apalagi segeralah melakukan pemberkasan kalian….

 

 

Penulis: Kusmawati
Editor: Andi Tendri

Kartika Waode Ramaikan PBAK IAIN Kendari, Ajak Mahasiswa Gen Z Jadi Pribadi yang Berbeda

Kendari, Objektif-id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari datangkan Kartika Waode sebagai pemateri dengan tema “Personal Branding Gen Z” pada PBAK hari ke-2 di Ballroom Multimedia. Senin, (19/8/2024)

Dalam sambutannya, Kartika Waode menyampaikan bahwa di tengah kemudahan akses informasi, Gen Z yang lahir antara tahun 1997-2010 perlu membekali diri dengan personal branding yang kuat untuk menghadapi tantangan era digital.

“Mereka harus kreatif dalam menampilkan diri, mengelola konten dengan baik, dan membangun koneksi yang autentik dengan audiens,” ungkapnya

Selain itu, ia memberikan peringatan kepada Gen Z tentang potensi penyalahgunaan data pribadi di dunia maya.

“Gen Z harus sadar bahwa informasi yang kita bagikan di internet bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, lindungi diri kalian dengan menjaga privasi dan keamanan data,” tuturnya

Selain itu, Kartika juga mengajak generasi Z untuk memanfaatkan peluang yang ada di era digital.

“Manfaatkanlah momentum ini untuk membangun personal branding yang unik dan membedakan dirimu dari yang lain,” pungkasnya

 

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Andi Tendri

Dari Bumi Anoa, IAIN Kendari Sambut HUT RI ke-79 Dengan Semangat Baru

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-79 RI, IAIN Kendari upacara di Pelataran kampus yang diikuti oleh ribuan mahasiswa baru pada, Sabtu (17/8/2024).

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan mengatakan, bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus kita jaga dan rawat, serta menghormati jasa para pahlawan dan terus membangun bangsa demi kemajuan bersama.

“Sejatinya kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat demi kemajuan bangsa,” ungkapnya

Selanjutnya, ia mengajak seluruh ASN Kementerian Agama untuk memperkuat integritas dan profesionalitas dalam menjalankan tugas serta membangun bangsa.

“Kita harus menjadi teladan dalam menjalankan tugas, memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada nilai-nilai luhur agama dan Pancasila,” tegasnya

Prof, Husain Insawan, juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar semua elemen bangsa.

“Kita akan segera memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, untuk itulah mari kita menyiapkan diri dengan akselerasi kerja yang cepat, transparan dan profesional,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Andi Tendri 

IAIN Kendari Ajak Mahasiswa Baru Eksplorasi Kampus dengan AI

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri Kendari menggelar Pra Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (Pra-PBAK) di Ballroom Multimedia selama 2 hari dari tanggal 15 – 16 Agustus 2024.

Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa baru diajak untuk mengenal lebih dekat teknologi Artificial Intelligence (AI) melalui platform Metaverse yang dapat diakses melalui aplikasi spiral yang tersedia di Play Store dan App Store.

Koordinator Seksi Acara, Lily Ulfia menyampaikan, bahwa penerapan AI dalam PBAK tahun ini merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan inovasi teknologi dalam pembelajaran.

“Mahasiswa kita harus bisa beradaptasi dengan AI, sebagai sarana dan alternatif pembelajaran yang memudahkan kita meraih cita-cita dalam dunia pendidikan,” Ujarnya

Ia juga menjelaskan bahwa program ini, merupakan hasil kerja sama dengan Cyber University Muhammadiyah Yogyakarta dalam mengembangkan Peta Virtual yang memudahkan penjelajahan kampus secara virtual selama PBAK.

Sejalan dengan itu, kordinator lapangan (Korlap) La Ode Juhardin menuturkan Pra-PBAK ini dilakukan agar mahasiswa baru lebih mempersiapkan diri untuk memanfaatkan AI tidak hanya dibangku perkuliahan tetapi juga lembaga internal maupun eksternal kampus.

“Saya ingin kegiatan ini menjadi motivasi bagi mahasiswa baru untuk berorganisasi agar tidak hanya memperoleh nilai akademis tetapi juga ilmu pengetahuan non-akademis untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” pungkasnya

 

Penulis: Wahida
Editor: Redaksi 

Pimpinan IAIN Kendari Serahkan Inventaris Lembaga Kemahasiswaan Kepada UKM Pers dan UKK Menwa

Kendari, Objektif.id – Pimpinan IAIN Kendari melakukan serah terima inventaris kelembagaan secara resmi kepada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) Resimen Mahasiswa yang berlangsung di Gedung Rektorat IAIN Kendari, Kamis (15/8/2024).

Penyerahan inventaris tersebut diserahkan langsung oleh Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan dengan didampingi langsung oleh Wakil Rektor II, Dr. Nurdin, Wakil Rektor III, Dr. Sitti Fauziah M. Serta Kabag umum, Lukman Sani, Kepada pengurus lembaga UKM Pers dan UKK Menwa.

Dalam proses penyerahan inventaris tersebut, Husain Insawan, menyampaikan bahwa mereka akan selalu memberikan dukungan penuh terhadap lembaga kemahasiswaan dengan mensupport berbagai kebutuhan fasilitasnya, sehingga dia berharap apa yang diberikan dapat dipelihara dengan baik untuk dinikmati di masa mendatang.

“Kami tentunya akan hadir bersinergi membantu lembaga kemahasiswaan dengan harapan kalau fasilitas yang sudah diberikan ini bisa dipelihara, dirawat secara baik sehingga ini bisa menjadi barang inventaris di lembaga kemahasiswaan itu sendiri dan adik-adiknya yang akan datang belakangan itu juga bisa menggunakan alat-alat tersebut,” ujar Husain.

Adapun kendala dalam pengadaan alat, Husain mengatakan bahwa keterbatasan anggaran menjadi penghambat dalam memenuhi semua kebutuhan lembaga kemahasiswaan. Namun, ia dan timnya selalu berupaya untuk mencari solusi dalam mencari sumber dana tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan lembaga kemahasiswaan.

“Walaupun dengan anggaran yang terbatas kita selalu berupaya untuk melengkapi kebutuhan lembaga kemahasiswaan agar bisa membelikan barang-barang yang dibutuhkan,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Nurdin, menambahkan bahwa serah terima inventaris ini merupakan hasil realisasi dari usulan pengadaan alat kelembagaan UKM Pers dan UKK Menwa yang sudah diajukan beberapa bulan yang lalu.

“Insyaallah, setelah melakukan proses pengadaan dengan berbagai macam prosedur akhirnya anak-anak pengurus lembaga Pers dan Menwa sudah bisa memanfaatkan apa yang menjadi fasilitas yang kalian butuhkan, yang tidak terlepas supaya kalian lebih kreatif, produktif, dan paling utama Pers ini berperan di garda terdepan dalam membantu mensosialisasikan kampus tercinta kita,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Umum UKM Pers, Alfi Yorifal, mengungkapkan rasa senang atas terpenuhinya kebutuhan inventaris yang sudah lama dinantikan. Ia juga berharap dengan dukungan fasilitas yang memadai, anggota UKM Pers dapat lebih kreatif dalam mengembangkan lembaga dan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang lebih berkualitas.

“saya sangat gembira hari ini dimana alat yang sudah lama dinantikan akhirnya diterima oleh kami UKM Pers, semoga dengan keberadaan alat baru tersebut dapat menunjang kinerja UKM Pers agar ebih baik dan produktif lagi dalam mengembangkan lembaga karena sudah di dukung dengan alat-alat yang cukup mumpuni” tutupnya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Harpan Pajar

Mahasiswa KKN IAIN Kendari Semarakkan HUT RI ke-79 Dengan Berbagai Lomba di Desa Mola Nelayan Bhakti

Wakatobi, Objektif.id – dalam rangka meriahkan HUT RI ke-79, Mahasiswa KKN reguler IAIN Kendari posko 36 menyelenggarakan kegiatan lomba  bersama masyarakat Mola Nelayan Bhakti, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi.

Kegiatan yang mengusung tema “Bersama di laut, Bersatu untuk Indonesia” tersebut berlangsung selama 4 hari dari tanggal 11-14 Agustus 2024. Dengan ragam macam lomba seperti, tarik tambang perahu, dayung, makan kerupuk, rebut kursi, joget balon, lari karung, lari kelereng, memasukkan paku ke dalam botol, dan menyelam.

Febrianto, Koordinator Desa Mola Nelayan Bhakti mengatakan, kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersilaturahmi dan memperkuat rasa cinta tanah air.

“Tujuan kegiatan ini bukan hanya sekedar ajang kompetensi, tapi sebagai ajang silaturahmi, menguatkan rasa kebersamaan dan menumbuhkan jiwa nasionalisme di hati masyarakat Mola Nelayan Bhakti,” ujarnya

Ia juga, berharap agar seluruh peserta lomba bisa mengedepankan nilai-nilai sportivitas.

“Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat kebersamaan yang terus berlanjut di antara kita semua,” sambungnya

Sementara itu, Kepala Desa Mola Nelayan Bhakti, Derdi, menjelaskan bahwa acara ini adalah kesempatan untuk merayakan kemerdekaan dengan cara yang menghubungkan masyarakat dan mahasiswa dalam semangat kebersamaan.

“Dengan berbagai lomba menarik seperti lomba makan kerupuk, balap karung, dan tarik tambang, adik-adik mahasiswa KKN berhasil menciptakan suasana yang meriah dalam perayaan HUT RI di desa,” jelasnya

Lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya menciptakan suasana yang meriah, namun juga berkontribusi dalam mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan warga desa.

“Semoga kegiatan KKN di Mola Nelayan Bhakti dapat terus berlanjut dan menjadikan desa ini sebagai rujukan bagi mahasiswa KKN lainnya,” pungkasnya

 

Penulis: Nini Sasmitha
Editor: Andi Tendri

OPINI : Di Balik Label “Giveaway” Tersimpan Jutaan Tetes Keringat

Objektif.id – Dalam hiruk-pikuk dunia olahraga, tak jarang kita menyaksikan sorotan tajam media yang terkadang menyayat hati para atlet. Label “giveaway” yang disematkan begitu mudah oleh salah satu media tersohor di negeri ini, bagaikan pisau yang menusuk dalam-dalam ke relung jiwa para pejuang prestasi.

Di balik sebutan “giveaway” yang terkesan enteng itu, tersimpan jutaan tetes keringat yang bercucuran dalam latihan keras. Jam demi jam, hari demi hari, para atlet mencurahkan seluruh jiwa dan raga demi mengharumkan nama bangsa. Mereka rela meninggalkan keluarga, teman, bahkan mengorbankan masa muda demi mengejar mimpi.

Latihan fisik yang melelahkan, pola makan yang ketat, dan tekanan mental yang tinggi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang atlet. Mereka berjuang melawan rasa sakit, mengatasi kegagalan, dan terus bangkit untuk meraih prestasi terbaik. Setiap medali yang mereka raih adalah hasil dari perjuangan tanpa kenal lelah.

Namun, dengan seketika, semua perjuangan itu seakan sirna begitu saja ketika media yang terkenal dengan logo kepala elang tersebut dengan mudahnya mencap mereka sebagai “giveaway”. Padahal, setiap pertandingan memiliki dinamika yang berbeda-beda. Ada kalanya seorang atlet tampil gemilang, namun ada kalanya ia harus mengakui keunggulan lawan.

Seharusnya media lebih menghargai jerih payah para atlet yang sudah berjuang penuh untuk membanggakan Indonesia jangan malah sebaliknya mengganggap sebagai “giveaway” hasil keringat mereka.

Kita tidak bisa hanya melihat hasil akhir dari sebuah pertandingan. Di balik kemenangan dan kekalahan, terdapat cerita panjang tentang perjuangan, semangat juang, dan dedikasi yang tinggi. Para atlet adalah manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan. Mereka tidak selalu bisa tampil sempurna.

Label “giveaway” yang disematkan oleh media tersebut tidak hanya merendahkan prestasi para atlet, tetapi juga berdampak buruk pada psikologis mereka. Bayangkan, setelah berjuang keras, mereka harus menghadapi cibiran dan cercaan dari masyarakat yang terpengaruh oleh pemberitaan media.

Sebagai masyarakat, kita seharusnya lebih bijak dalam menyikapi prestasi para atlet. Mari kita hargai setiap perjuangan mereka, tanpa memandang hasil akhir. Dukungan kita sangat berarti bagi mereka untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa.

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik. Namun, seyogyanya media menyajikan berita yang objektif, akurat, dan membangun. Jangan sampai media menjadi alat untuk menjatuhkan semangat para atlet yang telah berjuang keras untuk negara.

Mari kita bersama-sama memberikan apresiasi yang tulus kepada para atlet kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah olahraga internasional. Jangan biarkan label “giveaway” meredupkan semangat juang mereka.

Dengan adanya kejadian ini mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajarannya serta diharapkan kepada masyarakat dapat lebih menghargai perjuangan para atlet.

Sebagai informasi, media yang memicu kontroversi di tengah kehidupan damai masyarakat telah menyampaikan permintaan maaf lewat channel YouTubenya. Namun, tetap saja penulis sebagai masyarakat tetap merasa resah, karena hal seperti ini memungkinkan untuk dapat terulang kembali entah itu karena murni kelalaian semata ataupun memang ada unsur yang disengaja.

Sekali lagi melalui tulisan ini, penulis berharap media-media di kancah bumi pertiwi ini dapat lebih bijak dalam menyajikan berita khususnya di dunia olahraga.

 

Penulis: Novasari
Editor: Redaksi

VIRAL : Video Tukang Cukur Bacok Pelanggan Bikin Bulu Kuduk Merinding

Objektif.id – lagi-lagi kasus karena masalah sepele menggegerkan warganet. Terdapat sebuah video beredar di berbagai platform media sosial yang menayangkan Aksi nekat seorang tukang cukur membacok pelanggannya di Desa Keurea, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Kejadian tersebut bermula pada Kamis lalu, (8/8/2024) saat Pelaku AW (44 tahun) tersulut emosi karena hasil potongan rambutnya dikomplain oleh korban AG (29) akibat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Ketidakpuasan akan hasil potongan rambut menjadi pemicu tragedi yang memilukan. Korban, yang merasa diabaikan, nekat meminta pertanggungjawaban pelaku. Namun, alih-alih mendapatkan solusi, korban justru dihadapkan pada tindakan brutal oleh pelaku.

Akibat dari peristiwa mengenaskan tersebut, AG mengalami luka bacok yang sangat parah. Terutama di bagian dada kanan yang membutuhkan 13 jahitan dan kaki kiri yang memerlukan 18 jahitan. Tragisnya, kelingking kanannya putus dalam insiden tersebut. Hingga kini, ia masih berjuang untuk pulih di RSUD Morowali.

Kasat Reskrim Polres Morowali Iptu Agus Salim mengatakan, bahwa pertikaian tersebut sempat dihentikan oleh warga sekitar, tetapi karena pelaku masih kesal kemudian memutuskan untuk mengambil parang lalu mengejar korban sampai di pinggir jalan dan membacoknya secara brutal.

“Terjadi aksi kejar kejaran dipinggir jalan, hingga korban terjatuh dan ditebas secara membabi buta oleh pelaku,” ungkap iptu Agus dikutip dari VIVA.co.id

Agus juga menambahkan bahwa usai melakukan aksi kejinya pelaku melarikan diri dan masih dalam upaya pengejaran oleh pihak kepolisian

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk memberikan informasi sesegera mungkin apabila ada yang mengetahui keberadaan pelaku,” pungkasnya

Selain itu, banyak warganet murka dan mengecam tindakan pelaku. Mereka menganggap bahwa permasalahan tersebut tidak sepantasnya diperbesarkan hingga nyaris menghilang nyawa seseorang. Namun, tidak sedikit juga yang menjadi takut akan meningkatnya kekerasan di masyarakat serta khawatir akan keselamatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.

@Aris_K_182, di luar nalar sekali! tangkap dan penjarakan sangat berbahaya sekali orang yg kaya gini!…dikutip dari laman X a.k.a Twitter 

@yhaterus, Dunia kenapa sih? Kok makin buat takut (emoticon sedih)…dikutip dari laman X a.k.a Twitter 

 

Penulis: Wahida
Editor: Redaksi

OPINI : Berdalih Demokrasi, Kampus Justru Membungkam

Objektif.id – Pembatasan kampus terhadap hak suara mahasiswa menjadi perhatian utama. Kampus, yang seharusnya menjadi lumbung ide dan suara kritis mahasiswa, justru berubah menjadi penjara pemikiran.

Namun, dengan membatasi hak suara mahasiswa, kita telah mencabut mikrofon dari tangan mereka dan memaksa mereka menjadi penonton pasif dalam drama besar kehidupan kampus.

Membatasi hak suara membuat mahasiswa tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di kampus itu sendiri dan kemungkinan besar akan mengurangi keinginan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kampus.

Seperti dilansir Sketsaunmul.co, peristiwa yang terjadi di Universitas Indonesia (UI) Tahun 2021 lalu, jagat maya dihebohkan oleh sebuah meme kontroversial yang menampilkan sosok Presiden Joko Widodo dengan mahkota di kepala, bergelar ‘King of Lip Service’. Foto satir ini memicu badai kritik yang dahsyat, mengguncang istana dan memicu perdebatan sengit di seluruh penjuru negeri.

Komentar pedas, dukungan fanatik, hingga ancaman berbaur menjadi satu, menciptakan suasana yang memanas dan penuh ketegangan.

Banyak pihak dari berbagai kelompok oposisi juga menilai tindakan mahasiswa ini melanggar Aturan Kritik dan Berpendapat, serta bisa dituntut sesuai dengan pelanggaran UU ITE.

Di sisi lain, ada yang mengatakan bahwa hal itu sebagai upaya untuk mengungkap realita pahit Indonesia. khususnya bagaimana jerat hegemoni membungkam suara kritis mahasiswa, meredam semangat muda yang haus akan kebebasan. Ini bukan sekadar narasi, ini adalah jeritan hati yang ingin didengar.

Hal serupa juga terjadi pada tahun 2017 yang dialami Zaky Mubarok, Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Birokrat mengancam akan memulangkan Zaky ke orang tuanya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh gerakan solidaritas mahasiswa UNY yang terjadi di halaman gedung rektorat UNY beberapa waktu lalu.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menuntut beberapa poin, di antaranya transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sayangnya, aspirasi para mahasiswa ini tidak mendapatkan respon yang memadai dari pihak kampus.

Inilah dua kejadian yang terjadi di kampus terkait pembatasan hak suara, dan hal ini masih marak terjadi hingga detik ini. Dengan membatasi hak suara mahasiswa, kampus melanggar prinsip dasar dan menghalangi terciptanya lingkungan yang demokratis.

Kampus yang demokratis adalah kampus yang memberikan kebebasan berekspresi kepada mahasiswanya. Bayangkan sebuah kampus di mana mahasiswa bebas berdebat, mengkritik, dan mengajukan pertanyaan. Itulah gambaran kampus ideal. Namun, saat hak suara dibatasi, kita justru menciptakan lingkungan yang lebih menyerupai barak militer daripada rumah belajar.

Dalam hal ini, pemerintah berperan penting untuk menjamin hak setiap warga negara, termasuk mahasiswa, memiliki panggung yang sama untuk menyuarakan pendapatnya. Ketika saja pemerintah abai terhadap hak suara mahasiswa, maka kita sedang menyaksikan benih-benih otoritarianisme tumbuh subur di tanah air kita. Ini adalah ancaman serius bagi masa depan demokrasi kita.

Melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan menjadikan kampus sebagai tempat yang lebih baik untuk belajar dan berkembang. Mahasiswa bersuara, Bangsa berjaya.

 

Penulis: Novasari
Editor: Andi Tendri

Dari PHK ke Sukses: Kisah Inspiratif Pasangan Lansia Yang Bangkit Lewat Usaha Mie Rumahan

Objektif.id – Sebuah kisah inspiratif datang dari sepasang suami istri, suaminya yang bernama La Manise (60) dan Istrinya yang kerap dipanggil Bude (52) oleh orang-orang sekitar kini sukses dalam bisnis mie rumahan yang bertempat di Btn Pesona, Jl. Salomo, Baruga, Kec. Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93116.

Awal mula perjalanan mereka dimulai sejak tahun 2021 lalu ketika sang istri terpaksa dirumahkan dari pekerjaannya di sebuah perusahaan mie akibat dampak pandemi COVID-19 yang melanda.

“Daripada menganggur di rumah, saya membeli mesin mie dan mulai berproduksi,” ungkapnya mengenai awal mula usaha mandirinya yang kini telah bertahan selama tiga tahun.

Pada awalnya, semangat untuk memulai usaha sempat terkendala oleh keterbatasan lokasi. Namun, berkat dukungan keluarga yang menawarkan lahan belakang rumah, pasangan suami istri yang telah beranak cucu tersebut akhirnya bisa mewujudkan mimpinya.

“Kami dulu mulai produksinya di rumah yang berada di Puuwatu akan tetapi akhirnya kami menyadari ruangnya terbatas, kemudian saya punya keluarga bilang datang saja di rumah sana belakang luas, dan berdirilah pabrik mie kami di sini sampai sekarang,” tuturnya

Berangkat dari pengalaman kerja yang telah bude lalui di perusahaan mie sejak tahun 1983 memberikannya modal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha. Hingga kini, menghasilkan keuntungan bersih sekitar 15 juta rupiah setiap bulannya. Berkat usahanya itulah telah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

La Manise, sang suami, turut berbagi cerita. Ia mengungkapkan bahwa modal awal usaha ini merupakan hasil dari jerih payah menabung selama bertahun-tahun. Dengan modal sekitar 100 juta rupiah yang terkumpul, mereka akhirnya bisa membeli mesin dan memulai bisnis ini.

“Modalnya itu sekitar kurang lebih 100 juta, hasil dari menyisihkan sedikit-sedikit dari gaji istri saya dulu juga pendapatan tambahan dari hasil saya kerja serabutan,” jelasnya

Ketgam: La Manise ketika proses produksi mienya. Foto: Tesa/Objektif.id

Dalam hal perpajakan, beliau mengaku bahwa usahanya belum mencapai pendapatan yang mewajibkan membayar NPWP, namun tetap mewajibkannya untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan setiap tahun.

“Kepemilikan NPWP kami belum ke tahap wajib bayar karena penghasilan kami belum mencukupi Rp 50 juta ke atas jadi, saat ini, hanya terus melapor setiap tahun,” bebernya

Selain itu, dalam hal pemasaran, suami istri itu memanfaatkan jaringan yang sudah terbangun sejak dulu ketika bude masih bekerja di perusahaan sebelumnya.

“Saya beruntung memiliki istri sepertinya yang telah berupaya tanpa lelah mempromosikan mie buatan kami kepada orang-orang,” ujarnya tersenyum

Selanjutnya, mie buatan sepasang lansia harmonis itu telah merambah ke beberapa kota di Sulawesi Tenggara, seperti Bau-Bau, Kolaka, dan Raha. Bahkan, produksi mie mereka dapat dijumpai di beberapa warung makan sekitar kota Kendari khususnya pada wilayah Baruga.

Ketekunan dan kemandirian dalam menjalankan usaha membuat mereka lebih memilih bekerja sendiri dari pada harus bekerja untuk orang lain. Meskipun demikian,

Meski demikian, mereka selalu khawatir jika ponsel tersebut hilang, karena itu berarti mereka akan kehilangan akses ke banyak pelanggannya.

Informasi tambahan, lokasi pabrik mie mereka telah tertera di google maps dan selalu mendapatkan rating tinggi yakni bintang 5 di ulasan konsumen.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

VIRAL : Video Anarkis Oknum Dosen UNY Terhadap Mahasiswa Saat Orasi, Pelaku Beri Klarifikasi Mengejutkan

Objektif.id – Miris, oknum dosen yang harusnya jadi panutan bagi mahasiswanya, justru viral di media sosial. Setelah beredarnya video yang memperlihatkan tindakan tidak terpujinya dengan menyerang mahasiswa saat melakukan orasi. pada Selasa, (6/8/2024).

Dalam video live tersebut, yang diunggah oleh Akun Instagram (IG) @gardabiru.uny terlihat sekumpulan mahasiswa Negeri Yogyakarta (UNY) yang sedang berorasi terkait pesan terbuka kepada para Maba mengenai gerakan mahasiswa dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2024.

Melalui video yang beredar, saat salah satu mahasiswi yang sedang menyampaikan orasinya, tiba-tiba terjadi aksi anarkis yang kabarnya dilakukan oleh Arwan Nur Ramadhan, selaku dosen di Departemen Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY sendiri.

Dugaan lain menyebutkan, bahwa Arwan juga melakukan kekerasan fisik berupa pencekikan salah satu mahasiswa yakni, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNY Farras Raihan, telah memicu kerusuhan.

Farras memaparkan bahwa orasi yang dilakukannya merupakan kegiatan tahunan untuk menyampaikan kepada mahasiswa baru mengenai orasi kebangsaan agar menjadi garda terdepan untuk menyuarakan ketidakadilan dalam kampus.

“Mirisnya aksi yang kami lakukan mendapatkan sikap anarkis dari berbagai pihak termasuk oknum dosen yang melakukan kekerasan fisik kepada saya dan teman saya”, ungkapnya

Adapun, dalam keterangannya, Arwan menyangkal isi video yang beredar luas di media sosial. Ia menegaskan bahwa sebenarnya mahasiswa-lah yang bersikeras ingin menyampaikan orasinya, meskipun pihak keamanan dan panitia sudah melarang. Situasi ini kemudian memicu aksi dorong-mendorong antara kedua belah pihak.

“Video tersebut telah dipotong potong, kesannya pihak Kami yang mengintimidasi, memiting, padahal kami hanya ingin mengambil megaphone,” jelasnya dikutip dari detikjogja

Meskipun telah melakukan klarifikasi namun, perilakunya tetap mendapatkan cuitan dari netizen.

@tikaalfani, Selamat menikmati wajah UNY yang sesungguhnya… dikutip dari laman Instagram 

@/rgantas, Sekarang, BEM sampai dilarang terlibat di PKKMB. Berujung dengan epilog bengis ini. Maksudku, ayolah. Berubah! Pendekatan kek gini cuma bakal nyiram bensin & nyulut masalah ini kian besar & kian viral. Kasus ini cuma mempertebal rentetan rasa malu dari nama kampus yang kadang sulit diperbaiki… dikutip dari laman X a.k.a Twitter 

 

Penulis: Wahida
Editor: Redaksi

Perangi Stunting: Desa Mola Nelayan Bhakti Luncurkan Sosialisasi Pencegahan

WAKATOBI, Objektif.id – Pemerintah Desa Mola Nelayan Bhakti mengadakan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Mola Nelayan Bhakti, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sabtu (3/8/2024).

Kegiatan tersebut berlangsung sejak pukul 08.00-12.45 WITA dan dibuka langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Wakatobi. Sosialisasi ini diikuti langsung oleh Pemerintah Desa setempat, Ketua TP PKK Kabupaten Wakatobi, Tim Kesehatan Puskesmas Wangi-Wangi Selatan, Camat Wangi-Wangi Selatan, serta Mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 36.

Ketua TP PKK Wakatobi, Eliati Haliana, menjelaskan bahwa setiap daerah di Kabupaten Wakatobi memiliki tim khusus untuk menangani masalah stunting, termasuk di tingkat kecamatan.

“Tanggung jawab penanganan stunting di Desa Mola Nelayan Bhakti ada di tangan pemerintah desa setempat, sementara di tingkat kabupaten, ibu Wakil Bupati yang memimpin,” ungkap Eliati

Selanjutnya, Ketua TP PKK Kabupaten Wakatobi juga menuturkan, bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Desa Mola Nelayan Bhakti. Dana desa digunakan untuk melaksanakan acara ini, yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting. Data terbaru menunjukkan bahwa ada 14 kasus anak mengalami stunting di desa ini berdasarkan pengukuran pada Juni 2024.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, kita harus bersinergi untuk menurunkan angka stunting,” tegasnya.

Suasana kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Stunting. Foto : Ist

Sementara itu, Derdi, Kepala Desa Mola Nelayan Bhakti menjelaskan, berdasarkan data yang diterima, jumlah kasus stunting di desa mereka meningkat dari delapan menjadi empat belas kasus dalam setahun.

“Kami memutuskan untuk mengadakan sosialisasi ini sebagai langkah awal untuk pencegahan dan penanganan stunting,” katanya

Kepala Desa Mola Nelayan Bhakti juga berharap bahwa dengan adanya sosialisasi ini, kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.

“Kami berharap masyarakat Desa Mola Nelayan Bhakti semakin sadar akan pentingnya kesehatan lingkungan dan kesehatan secara umum. Dengan begitu, angka stunting di desa ini bisa menurun dan masalah ini bisa diatasi,” harapnya

Acara sosialisasi ini juga melibatkan mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 36, yang turut berperan aktif dalam penyebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat. Kehadiran mereka diharapkan dapat menambah semangat dan dukungan bagi program pencegahan stunting di desa tersebut.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan masalah stunting yang merupakan salah satu isu kesehatan utama dapat tertangani dengan baik. Kerja sama antara pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, serta partisipasi aktif dari masyarakat dan mahasiswa menjadi kunci sukses dalam upaya penanganan stunting di Desa Mola Nelayan Bhakti.

Reporter: Nini Sasmitha

Editor: Andi Tendri

Antusiasme Masyarakat dalam Pembuatan Semi Hidroponik dari Bambu dan Limbah Plastik Bersama Mahasiswa KKN IAIN Kendari

Wakatobi, Objektif.id – Mahasiswa kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2024 , Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari posko 37 Desa Kabita melaksanakan salah satu program kerja pembuatan semi hidroponik dengan memanfaatkan bambu, limbah botol dan aqua gelas plastik bersama masyarakat dan aparat desa kabita. Sabtu (03/08/2024).

 

Dengan adanya kegiatan ini masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan yang di adakan oleh mahasiswa KKN IAIN Kendari di Desa Kabita karena dengan adanya kegiatan ini bisa menambah pengalaman masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan tanaman sayur-sayuran.

 

Kordinator desa (kordes), Inong, mengatakan kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi bersama masyarakat.

 

“Kegiatan tersebut selain memberikan pemahaman kepada masyarakat sekaligus sebagai salah satu strategi untuk mempererat tali silaturahmi bersama masyarakat,” ujarnya

 

Kepala Desa Kabita, La Ode Bahlur, mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang di adakan oleh mahasiswa KKN IAIN Kendari dalam memanfaatkan bambu dan limbah botol plastik.

 

“Saya sangat mengapresiasi inisiatif para mahasiswa KKN IAIN Kendari dan masyarakat dalam mengembangkan sistem hidroponik memanfaatkan bambu dan limbah botol plastik. Ini adalah langkah yang sangat inovatif dan tepat guna, terutama dalam kondisi saat ini di mana kita perlu mencari solusi untuk meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 

Dia juga berharap program ini dapat terus dikembangkan dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.

 

“Harapan saya program ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penjualan hasil panen hidroponik. Saya juga berharap kerjasama antara mahasiswa KKN dan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik sehingga program ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi desa kita.”

 

Selain itu salah satu masyarakat Desa Kabita, Ibu Musiati, mengatakan adanya kegiatan ini sangat bermanfaat dan dapat membantu mengurangi sampah plastik di laut.

 

“Kegiatan ini sangat berguna bagi masyarakat karena bisa mengubah limbah plastik yang tidak terpakai menjadi sesuatu yang bermanfaat. Selain itu, hal ini juga membantu mengurangi sampah plastik yang dibuang ke laut.” tuturnya

 

Reporter: Nini Sasmitha

Editor: Andi Tendri