5 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konfensional yang Wajib Anda Tau

Setiap orang tentu ingin memiliki masa depan yang baik. Untuk mencapainya, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan menabung.

Memiliki tabungan menjadi hal yang wajib dilakukan sebagai bentuk investasi di masa depan. Saat ini, banyak cara dan jenis yang bisa dilakukan dalam menabung, misalnya di bank.

Ada dua jenis bank yang dikenal masyarakat di Indonesia, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah merupakan perusahaan keuangan yang menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara bank konvensional, yaitu perusahaan keuangan yang menerapkan kegiatan usaha secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditentukan oleh negara.

Dari kedua bank tersebut tentu memiliki  perbedaan. Dilansir dari linkaja.id, Berikut perbedaan mendasar antara Bank Konvensional dan Bank Syariah:

1. Prinsip Pokok Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional pertama dilihat dari prinsip yang dijalankan keduanya. Ada beberapa prinsip dasar yang dijalankan baik bank syariah maupun bank konvensional, di antaranya:

a. Prinsip pertama berkaitan dengan pertumbuhan dana yang disimpan nasabah pada bank tersebut. Bank syariah tidak menerapkan sistem bunga, namun lebih menerapkan pada sistem bagi hasil. Di bank konvensional, uang biasanya bertumbuh dari bunga yang diberikan pihak bank.

b. Prinsip yang berkaitan dengan nilai. Bank syariah cenderung tidak bebas nilai. Artinya hanya berinvestasi pada usaha yang halal menurut ajaran Islam. Sedangkan, bank konvensional memegang prinsip bebas nilai. Artinya bank konvensional bebas dari nilai-nilai agama sehingga bisa menjalankan peran dan kegiatan apa saja selama menghasilkan keuntungan dan tidak melanggar aturan yang berlaku dari lembaga keuangan negara seperti OJK maupun Bank Indonesia.

c. Prinsip yang berkaitan dengan pandangan pada uang. Bank syariah menganggap uang sebagai bagian dari alat tukar, bukan sesuatu yang bisa diperdagangkan. Bank syariah lebih menganggap uang bisa ditukarkan dalam bentuk lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, bank konvensional memberlakukan uang sebagai barang yang bisa diperdagangkan.

2. Kegiatan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Dari sisi kegiatan yang dijalankan, bank konvensional menjalankan fungsi sebagai penyedia jasa keuangan dan intermediasi atau perantara dari penabung dan peminjam seperti individu/rumah tangga, pemerintah, dan usaha.

Sedangkan bank syariah, bukan hanya sebagai penyedia layanan keuangan dan intermediasi, tapi juga menjalankan fungsi sebagai investor sosial.

3. Risiko Usaha Bank Syariah dan Bank Konvensional

Adapun perbedaan bank syariah dan bank konvensional lainnya dilihat dari risiko usaha yang diterapkan. Risiko usaha yang terdapat pada bank syariah lebih mengedepankan nilai yang dipikul bersama baik keuntungan dan kerugian antara kedua belah yaitu nasabah maupun bank.

Pada bank konvensional, pihak bank tidak mengurusi risiko yang akan muncul pada nasabahnya. Begitu pun sebaliknya, pihak nasabah juga tidak perlu mengurusi risiko yang muncul pada pihak bank tersebut.

4. Sumber Likuiditas Jangka Pendek Bank Syariah dan Bank Konvensional

Baik bank syariah maupun bank konvensional, sama-sama mendapatkan likuiditas dari dua sumber, yaitu bank sentral dalam hal ini bank Indonesia dan pasar uang. Namun, sumber pasar uangnya berbeda. Likuiditas bank syariah memiliki sumber dari pasar uang yang menerapkan nilai syariah. Lain hal dengan bank konvensional, pasar uang bebas bersumber dari mana saja.

5. Struktur Pengawas Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang terakhir, yaitu dari struktur pengawas. Setiap bank pasti dilengkapi dengan dewan pengawas yang tersusun dalam struktur organisasi pada lembaga keuangan tersebut. Adanya pengawas pada kedua bank ini agar segala aktivitas yang dijalankan sesuai dengan fungsi serta tujuannya.

Bank syariah, memiliki struktur pengawas yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu dewan syariah nasional, dewan pengawas syariah, dan dewan komisaris. Pada bank konvensional, struktur pengawas biasanya dipegang oleh dewan komisaris.

Penulis: Abdan

Pasca Kompetisi, Saatnya Rekonsiliasi dan Berkolaborasi

Penulis: PH

Sepertinya kita paling gampang sekali melibatkan bawaan perasaan (baperan) untuk hal-hal yang mestinya bisa diselesaikan dengan bawaan candaan (bacaan).

Kira-kira 2900 tahun yang lalu atau sekitar abad ke 5 sebelum masehi demokrasi itu adanya di Pasar, tempat orang berdebat namanya Agora. Nah Agora itu tempatnya di IAIN sekarang, dimana kita mempersoalkan segala kebijakan kampus dan lembaga kemahasiswaan melalui pertengkaran pikiran tentang semua hal, konsep serta gagasan tiap-tiap pemangkuh jabatan. Dan itu hal yang biasa-biasa saja, tidak perlu lagi ada tendensi maupun sentimen politik, toh pesta demokrasi juga sudah selesai.

Disadari atau tidak, sejatinya kita tidak kekurangan para intelektual hanya saja kita kekurangan kesadaran kritis yang kemudian itu berimplikasi buruk terhadap konstruk tatanan sosial antar sesama kita yang telah diikat oleh akar persatuan para moyang.

Aku kira, perihal momentum pesta demokrasi itu sudah usai, dewasan ini seharusnya kita turut ambil bagian dengan berperan bukan baperan. Ihwal kontestasi kemarin itu hanya satu tahunan saja, tidak ada yang perlu kita ribet-ributkan dengan cara memecah belah ikatan persaudaraan yang telah lama terpatri dalam sanubari.

Kebanyakan kasus terkadang semesta akan selalu menuntun harapan untuk mendahului kenyataan. Demikian juga, dari berbagai tragedi yang dialami dalam setiap lembar kehidupan manusia harapan selalu diluluh lantakkan oleh kenyataan. Namun, apakah dengan demikian harapan itu akan berhenti sebab kegagalan ataupun kekalahan pada kontestasi tahun ini?

Aku atau siapapun yang mondar-mandir menguji jalan pikiran kekuasaan lembaga kemahasiswaan dengan cara bercakap-cakap sebagai kaum intelektual maka harus tetap menjaga eksistensi kejernihan pikirannya, agar supaya kita tidak terkontaminasi dengan sikap kekuasaan yang kadang kala cenderung terhadap pembusukkan moralitas.

Kekuasaan adalah suatu hal yang sangat berpotensi menimbulkan kedamaian di tengah keributan sekaligus kekacauan di tengah keheningan. Membumikan gagasan demi kemaslahatan khalayak ramai itu tidak mesti berada didalam kekuasaan teman. Kalau semua memiliki niat membangun lembaga kemahasiswaan mari sama-sama berkolaborasi dengan menanggalkan segala ego dan jiwa primitif kita pasca kompetisi. Kini, bukan lagi saatnya kita berkutat pada hal-hal yang pakem. Sebab ada tugas besar yang mestinya diselesaikan bersama, kita harus sungguh-sungguh menumbuhkan hasrat kesadaran, bahwa saat ini kita telah mengalami ketidakpercayaan yang luar biasa di antara kita. Seolah-olah kita tengah menguatkan tesis yang mengatakan salah satu Symptoom (gejala) paling menonjol hari-hari ini adalah meningkatnya prevalensi baru yang bersifat individualisme bukan lagi sosial-horizontal.

Mari percayakan kepada mereka yang terpilih mengemban amanah dari ribuan aspirasi mahasiswa. Kepercayaan adalah by-product yang sangat penting dari norma-norma sosial kooperatif yang memunculkan sosial justice.

Jika sesama mahasiswa diandalkan untuk tetap menjaga komitmen, norma-norma saling menolong, dan menghindari perilaku oportunistik, maka berbagai kelompok akan terbentuk secara lebih cepat, dan kelompok yang terbentuk itu akan mampu mencapai tujuan – tujuan bersama secara lebih efisien.

Kini dibutuhkan rasa saling percaya diantara kita. Meminjam apa yang dikatakan filsuf politik terkemuka abad ke-20, Hannah Arendt (The Human Condition, 1958) menyatakan, bahwa ada dua sifat utama dari tindakan manusia: unpredictabel dan irreversible. Artinya, setiap tindakan yang dilakukan manusia dalam ruang publik tidak bisa diramalkan dan tidak bisa diulangi dari nol. Untuk mengurangi yang unpredictable manusia memerlukan janji. Dan janji ini tentu bukan janji yang diucapkan oleh juru kampanye untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya. tetapi, janji yang keluar dari hati nurani kemanusiaan kita, dimana setelah berjanji seseorang harus berupaya secara sungguh-sungguh untuk menepatinya. Dan untuk menanggulangi yang irreversible adalah dengan pengampunan. Kita tahu bahwa tidak ada seorangpun yang tidak pernah melakukan kesalahan. Artinya, kita harus memberi kesempatan dan membantu mereka melalui jalan pikiran untuk memperbaiki kesalahannya. Bahkan Hannah Arendt sendiri yang keturunan Yahudi bersedia memaafkan Martin Heidegger yang menjadi salah satu tokoh propaganda Nazi atas tindakannya di masa kekuasaan Hitler.

Namun, dalam upaya memaafkan kita tidak boleh meninggalkan prinsip kesadaran kritis. Artinya, kritik harus selalu tiba mendahului pujian bukan malah sebaliknya. Sebab berkolaborasi tanpa ada kritik ibarat mencintai tapi tidak memiliki. Dua hal kolaborasi dan kritik itu tidak bersifat dikotomis, melainkan dialektis. Dengan demikian, kita bisa membangun kembali struktur sosial bermahasiswa yang hancur akibat rasa saling tidak percaya dan baperan dengan membina kembali rasa saling percaya, kejujuran, kearifan, kesediaan untuk saling memaafkan sebagai indikator dari national building persaudaraan kita.

Sesama mahasiswa, aku hanya ingin mengajak kawan semua untuk selalu merendahkan sentimen, meninggikan argumen. Mari menjadi pemimpin tanpa harus menjadi pimpinan yang selalu cenderung pada tabiat-tabiat demoralisasi. Silahkan implementasikan narasi-narasi kalian yang berkarakter untuk lembaga kemahasiswaan. Aku yakin, dengan argumen konstruktif kita akan memberikan kontribusi pikiran yang lebih konkret untuk lembaga kemahasiswaan. Tidak selalu harus kita tunggu hari-hari panjang kinerja para juru selamat ini (ketua-ketua terpilih). Bahkan satu hari pasca dilantik kita sudah bisa melakukan transaksi gagasan melalui kritikkan.

Berkolaborasi itu bukan perihal bersekongkol bersama pemangku jabatan, tetapi bagaimana kita menegur pikiran kebijakan mereka dengan selalu memberikan sumbangsi ide dan gagasan demi lembaga kemahasiswaan yang berkemajuan.

Apakah kalian hanya akan berkoar saja? Tanpa aksi yang nyata? Apa sampai disini saja kulminasi harapan kalian yang gagal? Apa kalian terima di cap sebagai pecundang? Jika tidak, bangkitlah untuk bergerak. Tapi ingat, “bergerak yang penting, bukan yang penting bergerak” artinya bumikan narasi hingga aksi yang di perhitungkan, tidak dengan gerak asal-asalan.

PH adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Pecinta Kopi.

Cegah Kejahatan Perbankan, Ini yang Harus Dilakukan Nasabah

Kejahatan perbankan atau bisanya disebut fraud banking merupakan kejahatan yang dilakukan terkait dengan industri perbankan, baik lembaga, perangkat, dan produk perbankan, yang bisa melibatkan pihak perbankan maupun nasabahnya, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.

kejahatan perbankan dapat diartikan sebagai “tindak pidana di bidang perbankan” yang dalam pengertian ini mencakup segala perbuatan yang melanggar hukum yang ada kaitannya dengan bisnis perbankan.

Perbankan adalah industri yang menangani uang tunai, kredit, dan transaksi keuangan lainnya. Bank menyediakan tempat yang aman untuk menyimpan uang tunai dan kredit ekstra dan bank menawarkan rekening tabungan, sertifikat setoran, serta rekening giro. Bank menggunakan simpanan ini untuk memberikan pinjaman.

Nah, saat ini ada berbagai macam bentuk kejahatan digital yang bisa terjadi di masyarakat. Tapi, setidaknya ada tiga kejahatan digital yang paling sering terjadi dan harus kita waspadai yakni:

1. Card Skimming

Card skimming adalah tindakan pencurian data kartu ATM/debit dengan cara menyalin (membaca atau menyimpan) informasi yang terdapat pada strip magnetis secara ilegal.

Untuk menyalin informasi pada strip magnetis tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pembaca kartu (card skimmer) yang ditempatkan pada slot kartu di mesin ATM/debit atau bahkan mesin Electronic Data Capture (EDC) saat kamu berbelanja menggunakan kartu debit atau kredit.

2. Phishing

Pelaku phishing menggunakan saluran internet banking untuk mendapatkan data dari kartu kredit kamu. Phishing adalah tindakan meminta (memancing) pengguna komputer untuk mengungkapkan informasi rahasia dengan cara mengirimkan pesan penting palsu, dapat berupa email, website, atau komunikasi elektronik lainnya.

Saking pesannya tampak seperti sungguhan dan biasanya diikuti dengan ancaman, pengguna seringkali terjebak dengan mengirimkan informasi personal sensitif seperti, user ID, password/PIN, nomor kartu kredit, masa berlaku kartu kredit, dan Card Verification Value (CVV). Kode CVV ini biasanya berupa 3 angka terpisah yang terletak dibalik kartu ATM/debit atau kartu kredit kalian.

3. Carding

Kejahatan digital juga merembet ke channel e-commerce. Carding adalah suatu aktivitas belanja secara online dengan menggunakan data kartu debit atau kredit yang diperoleh secara ilegal.

Dibandingkan dengan kejahatan lain, carding relatif mudah dilakukan sebab tidak membutuhkan kartu fisik dan hanya mengandalkan data dari kartu debit/kredit yang ingin disasar.

Sekali oknum tersebut mendapatkan semua data kita mulai dari nomor kartu, tanggal expired, masa berlaku, CCV, limit kartu dan informasi lainnya, maka pelaku akan menggunakan data tersebut untuk melakukan transaksi belanja online dan tagihan keuangannya akan ditanggung oleh korban.

Beberapa waktu lalu marak terjadi kejahatan perbankan di tengah-tengah kita. Salah satu tindak kejahatan yang terungkap adalah skimming, alias pembobolan data dan dana nasabah dengan memasang alat skimmer pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Perbankan pun melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah tindak kejahatan tersebut, antara lain dengan meningkatkan fitur keamanan pada mesin ATM. Hal lain yang dilakukan adalah dengan mengganti kartu debet yang selama ini dilengkapi pita magnetik (magnetic stripe) ke kartu debet yang dilengkapi dengan cip.

Penggunaan cip dinilai efektif menurunkan risiko skimming. Sebab, pelaku skimming dengan mudah membobol data nasabah yang tersimpan dalam kartu yang dilengkapi pita magnetik. Namun demikian, nasabah pun dipandang memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya kejahatan perbankan.

Kejahatan perbankan juga memiliki banyak jenisnya, seperti menggunakan data kartu kredit palsu untuk belanja yang sempat membuat negara Indonesia masuk daftar hitam penerbit kartu kredit, pemalsuan data kependudukan untuk menguras rekening korban, hingga penggunaan rekening bank bodong dengan KTP aspal guna menampung data untuk kejahatan digital seperti toko online penipu, penipuan menang undian dan sejenisnya.

Faktanya, banyak kebocoran data dihasilkan dari social engineering dengan menipu psikologis korban untuk membeberkan data sebagai faktor utama penyebab seringnya data kecolongan. Di perbankan, pada umumnya tidak terjadi kebocoran data karena sistemnya yang sudah proven atau sulit untuk dibobol.

Karena bank sejatinya sudah aman, lantas kebocoran data ini memiliki 2 kemungkinan penyebab, yakni kebocoran dari platform digital lainnya, dan kecerobohan dari masyarakat itu sendiri yang memberikan data kepada oknum, seperti yang baru-baru ini terjadi pada fitur Instastory yang berisi ajakan untuk meng-upload foto KTP dan data diri penting lainnya.

Namun, tenang saja sebab ada lima cara agar terhindar dari kejahatan bank yaitu :

1. Selalu jaga kerahasiaan PIN ATM ataupun internet banking

2. Jangan beritahukan kode OTP, termasuk pada orang yang mengaku sebagai pihak bank

3. Jangan mudah percaya pada orang asing yang menawarkan membantu transaksi lewat ATM

4. Jangan memberitahukan nomor CVV pada siapapun

5. Segera blokir kartu ATM yang hilang ataupun tertelan

Penulis: Ana Widia Ningsi

Berkunjung Ke Wakatobi, Nyesal Jika Tidak Kunjungi Pantai Wambuliga

Reporter: Syafira
Editot: Rizal Saputra

Objektif.id, Wakatobi – Menikmati udara segar memang bisa bikin rileks, apalagi untuk melepaskan rasa lelah setelah beraktivitas. Pantai Wambuliga mungkin tempat pilihan untuk anda bersama kerabat atau keuarga yang ingin berekreasi.

Pantai Wambuliga ini berlokasi di Kelurahan Sombu, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pantai Wambuliga merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan di Wakatobi. Tidak hanya menarik wisatawan lokal bahkan banyak juga wisatawan luar daerah hingga mancanegara untuk memilih destinasi wisata ini untuk berlibur.

Tentu saja hal ini tidak lepas dari keindahan pembangunan dan penataan di kawasan pantai untuk menambah daya tarik dan kenyamanan bagi para pengunjung.

Selain pembangunan serta penataan keindahan tempat, Pantai ini juga juga menawarkan pemandangam indah saat terbit dan terbenamnya matahari.

Pantai ini juga sering dijadikan sebagai objek untuk mengadakan pergelaran seni tari khas wakatobi, seperti Tarian Hesurabi.

Untuk diketahui Pantai Wambuliga juga dilengkapi dengan anjungan, gazebo, ayunan, kantin, fasilitas untuk berenang serta toilet.

Rahman, Salah satu pengunjung Pantai Wambuliga, mengungkapkan Pantai Wambuliga adalah tempat yang sering dijadikan tepat untuk berkumpul bersama keluarga.

“Pantai wambuliga itu salah satu pantai yang selalu saya jadikan objek untuk selalu berekreasi dengan kumpul-kumpul dengan keluarga,” ungkap Rahman, salah satu warga Desa Sombo, Rabu (12/1/2022).

Lebih lanjut, Rahman mengatakan, selain tempatnya indah pantainya juga bersih serta mudah untuk dijangkau oleh kendaraan.

“Selain karena pantainya yang bersih, lokasinya juga mudah untuk dijangkau oleh kendaraan apapun,” lanjut Rahman.

Ditempat yang sama Fika, yang merupakan salahsatu pengunjung asal Desa Lesa’a, menjelaskan untuk mencapai Pantai Wambuliga, hanya membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 10 menit menggunakan kendaraan bermotor.

“Waktu yang bisa saya tempuh untuk mengunjungi pantai wambuliga kurang lebih 10 menit dengan jarak 7 km, dengan menggunakan kendaraan bermotor,” ujarnya.

Sedangkan Irna, yang merupakan Wisatawan luar daerah Wakatobi mengatakan bahwa, ia sangat bersyukur bisa berkunjung di pantai Wambuliga ini yang indah dengan pasir putihnya.

“Saya saat itu pertama kali diajak oleh teman saya untuk mengunjungi Pantai Wambuliga, akhirnya saya ikut dan ketika saya sampai di sana hal yang pertama saya rasakan adalah kenyamanan dan mata saya selalu tertuju dengan keindahan pasir putihnya,” kata Irna.

Ia berharap, para pengunjung serta masyarakat setempat agar selalu menjaga kebersihan pantai tersebut.

“Semoga warga setempat dan para pengunjung pantai wambuliga bisa bersama-sama menjaga kebersihan pantai wambuliga ,” harapnya.

Destinasi Pantai Tawatawaro di Kolono, Cocok Banget Untuk Anak Instagram

Objektif.id, KONAWE SELATAN – Wisata pantai menjadi alternatif bagi Anda yang ingin liburan menikmati pemandangan hamparan laut biru. Ada banyak jenis pantai yang eksotis untuk dijelajahi. Salah satunya Pantai Tawatawaro.

Destinasi wisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Padahal tempatnya sangat indah dan asri, bisa menjadi pilihan terbaik untuk menghabiskan liburan, dan akan sangat cantik ketika difoto dan diunggah ke Instagram.

Pantai Tawatawaro ini terletak di Desa Amolengu, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Untuk sampai tempat ini, anda perlu menempuh jarak 93 kilometer dari Kota Kendari dengan waktu sekitar 2 jam perjalanan.

Pantai ini memiliki pasir putih dengan air laut yang jernih, sekitaran pantai dipenuhi pohon kelapa dan pohon lain yang menambah kesan alaminya. Garis pantainya cukup panjang yakni sekitar 800 meter.

Pasir dipantai ini sangat halus. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir akan menginjak karang atau bebatuan tajam. Selain itu, Air lautnya yang jernih memudahkan pengunjung untuk melihat ikan, bintang laut, hingga bulu babi.

Akses jalan yang ditempuh memang belum bagus, jalanannya banyak yang berlobang, berkelok-kelok, kiri kanan jalan terdapat jurang yang langsung terhubung dengan laut. Serta lorong area pantai terbilang sempit dan dikelilingi oleh hutan.

Belum lagi saat musim hujan tiba, jalanan akan sangat licin dan becek sehingga akan sangat berbahaya jika berkendara dengan tidak hati-hati.

Tetapi pengunjung tetap bisa menikmati perjalanannya. Karena sepanjang jalan anda akan disuguhkan dengan pemandangan perkebunan cabai, laut lepas, dan hutan yang masih asri.

Untuk masuk ke area wisata, pengunjung harus membayar biaya masuk sebesar Rp.10.000 untuk sepeda motor, dan Rp.15.000 hingga Rp.20.000 untuk mobil. Wisata pantai ini terbagi menjadi dua area. Area pertama di kelola oleh BumDes, sedangkan area kedua dikelola oleh masyarakat setempat.

Selama menikmati liburan di pantai tersebut, pengunjung akan ditemani oleh seorang petugas yang akan memperkanalkan seluk-beluk pantai. Di pantai ini juga terdapat tanjung yang bukitnya bisa menjadi spot menarik untuk mengambil foto dan menikmati pemandangan dari atas bukit.

Sedangkan fasilitas yang disediakan adalah penyewaan ban. Selain itu juga disediakan WC umum. Pengunjung juga bisa menikmati air kelapa muda.

Di pantai ini tidak terdapat penjual makanan. Maka dari itu pengunjung harus membawa bekal sendiri dari rumah.   Suasana pantai yang sepi karena jauh dari pemukiman penduduk bisa membuat pengunjung menikmati liburannya dengan tenang.

Salah satu pengunjung pantai Tawatawaro, Erdin mengatakan bahwa wisata pantai ini sangat indah. Jika pemerintah memperbaiki akses jalan, lalu menambah fasilitas di pantai, maka wisata pantai Tawatawaro ini akan sangat terkenal dan ramai pengunjung.

“Sebenarnya pantai ini sangat indah. Lautnya masih bersih. Pemerintah setempat hanya perlu memperbaiki akses jalan, dan menambah fasilitas pantai. Saya yakin pantai ini akan sangat ramai,” ungkapnya, Kamis, 14 Januari 2022.

Erdin juga menambahkan bahwa di pantai ini, diwaktu-waktu tertentu, pengunjung bisa melihat kapal ferri dari pelabuhan Amolengu yang akan menuju ke pelabuhan Labuan atau dari pelabuhan Labuan menuju pelabuhan Amolengu.

Jarak wisata pantai ini dengan pelabuhan Amolengu tidak terlalu jauh. Jika menggunakan sepeda motor maka waktu yang dibutuhkan adalah setengah jam untuk sampai di lokasi pantai ini.

Biasanya dihari libur, tempat wisata ini akan ramai oleh pengunjung dari daerah sekitaran Amolengua, namun terkadang ada juga pengunjung dari daerah lain.

Pengunjung yang datangpun sangat memperhatikan kebersihan pantai. Pasalnya, setiap 10-20 meter di setiap pohon kelapa pasti selalu diletakkan plastik untuk membuang sampah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan pengunjung benar-benar menjaga kebersihan pantai.

Sesuai perkataan petugas yang selalu menemani pengunjung, bahwa setiap pengunjung yang membakar ikan di pantai, harus membersihkan sendiri sampah bakarannya lalu bisa pulang.

“Pengunjung bisa bakar-bakar ikan disini,tapi sebelum pulang harus bersihkan dulu sampah bakarannya,” jelasnya.

Di pantai ini juga terdapat satu rumah model loteng yang cukup besar, biasanya disewakan untuk pengunjung yang datang dan mau menginap.

Pantai ini akan menjadi destinasi wisata yang menjanjikan jika pemerintah bisa mengelola serta memperbaiki akses jalan dan menambah fasilitas pantai.  Penduduk setempat bisa menjadikan wisata pantai ini sebagai lahan pendapatan.

Laporan: Elsa Alfionita/Editor: Adh

Pantai Matahora di Wakatobi Menyimpan Sejuta Keindahan 

Objektif.id, WAKATOBI – Pantai Matahora bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisata saat berkunjung di Kabupaten Wakatobi. Pantai ini terletak di Desa Matahora, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebagai salah satu destinsai wisata di Waktobi, Pantai ini juga menawarkan keindahan tersendiri yang tentunya tidak akan mengecewakan.

Selain memiliki hamparan pasir putih, di tempat wisata ini dapat melakukan diving, dengan spot pemandangan bawah laut yang sangat menawan.

Tidak hanya memiliki pasir putih dan keindahan bawah laut yang menawan, di Pantai Matohara juga tersedia spot Tebing Batu Karang, jika berada di atas tebing serasa tenang dan damai.

Pantai Matohara ini sangat cocok untuk mandi dan berenang di laut, selain itu kamu juga bisa bersantai menikmati sejuknya anging, bermain pasir, bermain voli serta belari-lari disekitaran pantai.

Pulau Matahora yang terpisah dengan pulau Wangi-Wangi. Untuk sampai di pulau ini, menggunakan tranportasi laut (Perahu) hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.

Salah satu pengunjung yang merupakan warga Desa Pongo, Jida mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk bisa sampai ke Jembatan Pelangi Matahora, yang merupakan tempat sandar perahu untuk mengantar para pengunjung tersebut memerlukan waktu kurang lebih sekitar 30 menit dari tempat tinggalnya dengan menggunakan kendaraan roda dua.

“Kemudian waktu yang saya dan teman-teman saya butuhkan dari Jembatan Pelangi menuju Pantai Matahora kurang lebih 10 menit, dengan menggunakan perahu, ongkosnya juga relatif murah,” uangkapnya, Kamis 13 Januari 2022

Sementara itu, Agus salah satu pengunjung lokal yang berdomisili di Kecamatan Wangi-wangi, mengatakan bahwa dirinya tidak pernah merasa bosan untuk selalu datang mengunjungi Pantai Matahora.

“Matahora Pulaunya keren, pasirnya menggunung, pulaunya juga keren, sebelah timur dikelilingi tebing karang di sebelah barat pulau dipenuhi pasir putih, itu pulau unik menurutku saking uniknya mi itu saya tidak pernah bosan ke sana, daya tariknya luar biasa,” ucapnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan Pantai Matahora ini akan lebih keren lagi jika di kelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah.

“Keren lagi kalo Pemerintah Daerah bisa turun tangan untuk mengelola dengan baik Pantai yang indah itu,” lanjutnya.

Laporan: Syafira/Editor: Rizal Saputra 

 

 

Liburan Sambil Belajar, Kunjungi Distinasi Wisata Liya Togo Peninggalan Kerjaan Buton di Wakatobi

Reporter: Azliza

Editor: Adh

Objektif.id, KENDARI – Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dikenal hingga ke mancanegara, bagaimana tidak, Wakatobi memiliki banyak keindahan terutama dibawah laut yang terdapat ratusan jenis terumbu karang dan ribuan spesies ikan.

Selain wisata bawah laut di Wakatobi, terdapat juga wisata yang sangat bersejarah tepatnya di desa Liya Togo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan yang memiliki pesona kebudayaan dan situs peninggalan bersejarah.

Untuk mengunjungi desa Liya Togo yang menjadi Peninggalan Kerajaan Buton, dimana hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota.

Pada saat memasuki gerbang masuk kita akan melihat rumah-rumah penduduk dan masyarakat yang sedang beraktivitas disana.

Desa Liya Togo merupakan salah satu desa wisata yang di dalamnya terdapat benteng yang bersejarah peninggalan kerajaan Buton di Wakatobi.

“Daya tarik wisata yang ditawarkan desa wisata Liya Togo yaitu wisata sejarah berupa benteng peninggalan Kesultanan Buton yang terdiri dari 3 lapis antara lain Baruga, Masjid Tua, serta kuburan tokoh adat,” jelas Pemandu Wisata Liya Togo, Samlia (26), Sabtu, (21/8/2021).

Didalam kawasan benteng tersebut, pengunjung bisa melihat sebuah masjid tua bernama Masjid Mubarok yang dibangun pada tahun 1546.

Namanya juga dikenal masyarakat sebagai Masjid Keraton Liya. Dibagian kiri masjid ini terdapat pemakaman yang cukup lebar dan ciri khasnya adalah barisan batu karang yang ditanam ke tanah.

Area disekitar keraton dikelilingi pagar batu dan bunga kamboja. Selain keberadaan masjid, di kawasan desa juga ada baruga yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk bermusyawarah.

 

Menjumpai Pesona Indahnya Pantai Gelora Beach di Konsel

Laporan: Dila Lestari Sri Wulandari

Editor: Adh

Objektif.id, KENDARI – Gelora Beach menjadi salah satu destinasi favorite masyarakat Konawe Selatan (Konsel), khususnya masyarakat Kecamatan Laeya. Pantai ini terletak di Desa Torobulu, Kecamatan Laeya, Kabupaten (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebelumnya, distinasi pantai tersebut, bernama Pantai Torobulu, hingga memasuki Tahun 2022, telah berganti menjadi Gelora Beach yang diresmikan langsung Bupati Konsel, Surunuddin Dangga.Lebih lanjut, untuk mengunjungi pantai tersebut, hanya perlu menempuh jarak 23,8 kilometer dari Kelurahan Punggaluku dengan waktu sekitar 41 menit menggunakan mobil dan 38 menit menggunakan sepeda motor.

Sepanjang perjalanan menuju Desa Torobulu, pengunjung akan melewati beberapa desa dengan jalan yang berkelok-kelok namun disuguhi pemandangan hutan, bukit dan padang rumput yang indah.

Saat memasuki Desa Torobulu, pemandangan pertama yang terlihat adalah gunung bekas galian tambang, rumah-rumah warga, sekolah serta kantor-kantor desa. Warga desa yang berprofesi sebagai nelayan dan pedagang juga akan mudah ditemukan disini.

Semakin mendekati pantai, pengunjung akan melihat rumah-rumah warga yang kebanyakan model loteng karena berada di pinggiran pantai, serta pemandangan pohon bakau di pinggir jalan.

Untuk masuk ke dalam wisata pantai, pengunjung harus kembali menempuh perjalanan melewati lorong di dalam hutan. Biasanya pengunjung harus membayar biaya masuk sebesar Rp.10.000 untuk motor dan Rp.25.000 untuk mobil di hari libur. Sedangkan hari biasa tidak di kenakan biaya masuk.

Warga yang bertugas untuk mengambil upah akan berjaga didepan gerbang atau lorong menuju pantai. Pengunjung bisa memilih memarkirkan kendaraannya di area parkiran pelabuhan atau tetap membawa masuk menuju area pantai. Selain itu akan banyak penjual makanan ringan yang menawarkan jualannya didepan lorong.

Saat memasuki lorong, pengunjung akan menemukan beberapa rumah warga dan warung-warung kecil. Lalu saat sudah semakin menyusuri lorong, pengunjung akan melewati hutan dengan jalan yang kecil, yang mana jika musim hujan tiba, lorong itu akan sangat becek dan susah untuk dilewati kendaraan.

Saat sampai di area pantai, kelelahan pengunjung selama perjalanan akan terbayarkan saat melihat pemandangan pantai yang indah, gazebo yang berjejer rapi, pepohonan, dan beberapa bukit.

Untuk gazebo sendiri, fasilitas itu belum lama dibangun. Pemerintah sengaja menambah fasilitas berupa gazebo agar semakin menarik minat pengunjung. Selain itu agar pengunjung bisa lebih nyaman beristirahat saat berlibur di pantai Torobulu.

Banyaknya pepohonan yang tumbuh disekitaran pantai, menjadi nilai tambah bagi pantai itu sendiri. Karena selain menjadi rindang, pohon-pohon itu membuat pantai tidak terlalu panas dan bisa menjadi tempat berlindung bagi pengunjung dari panas terik matahari.

Disana juga disediakan penyewaan ban. Salah satu warga Desa Torobulu, Ardi mengatakan bahwa ketika pantai sedang ramai biasanya akan disediakan juga penyewaan perahu. Selain itu penjual makanan juga akan memenuhi area pantai.

“Kalau hari libur atau pantai lagi ramai, biasanya pengunjung bisa menyewa perahu,” ucapnya, Minggu, 9 Januari 2022.

Ardi juga mengungkapkan bahwa baru-baru ini telah disediakan fasilitas banana boat dan tentu saja ini menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk berkunjung di Pantai Torobulu.

Dalam beberapa waktu ini, Pemerintah setempat kian giat dalam membenahi pantai. Buktinya pantai Gelora Beach semakin bersih, wargapun semakin paham akan pentingnya kebersihan pantai.

Tentu saja semua itu akan berefek baik bagi pantai utamanya dalam menarik minat wisatawan.

Bisa dilihat saat hari libur, pantai ini akan dibanjiri pengunjung dari berbagai daerah di Kabupaten Konawe Selatan. Biasanya pengunjung yang datang adalah satu keluarga, mereka kadang membawa makanan dari rumah, tikar, serta peralatan lainnya untuk menunjang liburan mereka.

Selah satu pengunjung di Pantai Gelora Beach, Elsa Alfionita salah mengatakan bahwa jarak pantai yang lumayan dekat dan mudah dijangkau, serta adanya penambahan fasilitas gazebo menjadi alasan ia dan keluarga memilih Pantai Gelora Beach sebagai destinasi liburan.

“Jaraknya lumayan dekat dengan rumah saya, makanya saya sekeluarga memilih pantai ini untuk liburan. Selain itu, sudah ada penambahan gazebo jadi saya ingin melihat sekaligus menikmati fasilitasnya,” ungkapnya.

Selain itu, di area pantai ini terdapat dua bukit yang tidak terlalu tinggi yang tepat berada dipinggiran pantai. Pengunjung biasanya akan naik di bukit itu, untuk sekedar menikmati pemandangan atau untuk mengambil foto. Ada juga gunung yang berada disisi lain pantai dan terdapat goa di atasnya.

Warga Desa Torobulu berharap, dengan daya tarik pantai Torobulu dan penambahan beberapa fasilitas serta kebersihan pantai yang terjaga, dapat semakin menarik minta wisatawan di luar Desa Torobulu untuk datang berkunjung dan hal ini diharapkan bisa menjadi pendapatan tambaham bagi warga setempat.

Pemerintah setempat juga akan semakin giat dalam mempromosikan wisata pantai ini, dan kedepannya akan semakin banyak dibangun dan disediakan berbagai fasilitas yang bisa membuat pantai ini menjadi semakin menarik.

Cafe dan Resto di Atas Batu Karang, Kunjungi ‘Nua Indah’ di Wakatobi

Reporter: Syafirah/Editor: Adh

Objektif.id, KENDARI – Banyak kafe kekinian yang muncul dengan konsep yang unik, contohnya wisata kuliner yang hanya dipisahkan oleh jembatan kayu dengan Pulau Wangi-Wangi.

Ada satu tempat wisata yang sudah cukup lama. Dimana kafe tersebut diberikan nama Nua Indah yang mengkolaborasikan wisata kuliner dan wisata alam, yang berada di Jalan Poros Sombu Bandara, Desa Sombu, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sultra.

Nua Indah merupakan salah satu resto yang paling banyak diminati para pengunjung dari berbagai daerah. Bagaimana tidak, letaknya  yang strategis dan unik, sehingga mudah dijangkau.

Pengelola Nua Indah, Halmi mengatakan sebelum diberi nama Nua Indah, tempat ini sering berganti-ganti nama. Dan telah berdiri dari tahun 2005.

“Nua Indah awal berdirinya tahun 2005 kurang lebih terus pada tahun 2015 dikontrak oleh Wasabi, san mengganti nama Wasabi Nya, nah pada tahun 2019 Wasabi telah melepas kontrak sejak awal tahun 2019, dan sejak 2020 Januari kembali menjadi Nua Indah,” kata Halmi, Minggu, 9 Januari 2022.

Tempat ini juga menyediakan berbagai macam makanan khas Wakatobi, seperti Sup Ikan Parende, Ikan Bakar colo-colo, Tuna steak dan Tuna Sashimi. Rasanya yang enak membuat para pengunjung tidak bosan datang ke tempat ini.

Selain makanan, Nua Indah ini juga menyediakan berbagai fasilitas lengkap, seperti villa, tempat khusus untuk berfoto, dan tempat duduk khusus untuk menikmati senja. Sehingga membuat para pengunjung merasa nyaman selama berada di tempat tersebut.

 

“Harapan kedepannya Nua Indah smoga Pemerintah Daerah khususnya dispar mensupport dari segi promosi agar Nua Indah menjadi prioritas wisatawan Lokal, Nusantara maupun Mancanegara nantinya. Terhadap Pengelolaan dan pengembangan Nua Indah pun harus ditingkatkan lagi dari segi Management Pelayanan,” kata halmi.

Kafe yang begitu Indah sekilas tampak seperti pulau karang kecil berada di tengah lautan. Namun jika kita lihat dengan lebih teliti lagi, sebenarnya Nua Indah ini adalah sebuah restoran dan rumah makan yang berdiri diatas pulau karang kecil.

Salah satu pengunjung Nua Indah, Jida yang merupakan warga dari desa Pongo, menjelaskan untuk mencapai kafe tersebut, waktu yang ditempuh kurang lebih 10 menit.

“Waktu yang bisa saya tempuh menuju Nua Indah kurang lebih 10 menit dengan jarak 4 km, dengan menggunakan kendaraan bermotor,” ujarnya.

Selain itu, para pengunjung Nua Indah selalu menjadikan tempat ini sebagai objek untuk menikmati pemandangan sunset di sore hari. Dengan menikmati hidangan yang disediakan di tempat ini.

Salah satu pengunjung diluar desa Sombu, Yoan mengatakan, pihaknya merekomendasikan tempat ini bagi para remaja atau kalangan orang tua yang suka dengan pemandangan senja.

“Jadi kalau untuk saya. Saya sangat merekomendasikan Nua Indah, bagi remaja atau kalangan orang tua yang suka sekali  dengan pemandangan senja itu kita bisa dapatkan di Nua itu sendiri karena kita bisa langsung berpapasan dengan senja dan tempatnya juga strategis, kita bisa melihat bibir karang atau pun pantai dan Lumba-lumba juga kadang sering bermunculan di perbatasan karang yang ada di Nua Indah,” ungkapnya.

 

Pantai Kramat Beach Pesona Baru Pulau Taliabu

Repotrer: Fitriani

Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Pulau Taliabu memiliki keindahan pantai yang sungguh menakjubkan.

Nah, ada lokasi wisata baru bernama Kramat Beach yang berada di Desa Kramat, Kecamatan Taliabu Barat, kini ramai dikunjungi warga. Wisata yang tergolong belum lama itu dibuka oleh salah satu warga Desa Kramat,

Dimana tempat wisata yang satu ini lebih tepatnya terletak di ujung Desa, di Dusun IV atau masyarakat biasa menyebutnya dengan Dusun Kelapa I dikarenakan di dusun itu terdapat banyak kelapa yang tumbuh.

Tak kurang dari 20 menit perjalanan darat, anda akan tiba dilokasi ini. Keindahan pantai dan laut yang terpadu dalam satu pandangan yang bisa membuat suasana hati menjadi lebih tenang terkadang menjadi target pelepas penat di kala lelah bekerja.

Air laut yang jernih dan di tembah dengan kilauan pasir putih yang jika terkena paparan sinar matahari menjadi terlihat begitu segar untuk menyebur.

Salah satu pengunjung pantai Keramat Beach, Putri yang merupakan warga asli desa Keramat, dimana waktu yang ditempuh untuk sampai pada pantai kurang lebih 20 menit.

“Lama waktu yang saya tempuh kurang lebih 10 menit dari Pelabuhan Feri. Dengan jarak 2 km dengan jalan yang poros,” ucapnya, Minggu, 8 Januari 2022.

Sementra salah satu pengunjung diluar desa, Andi mengatakan waktu tempuh yang dia lalui dengan juga jarak 12 Kilometer dengan waktu 30 menit.

“Kalau mulai start dari Gedung Hemung Sia-sia dulu atau biasa di sebut gendung kuning oleh masyarakat setempat bisa di tempuh dengan jarak 12 Km. Dengan waktu 30 menit,” ujarnya.

Terlebih Ketika sampai di pantai tersebut, anda telah disambut dengan pasir putih yang sangat menarik. Selain pantai anda juga dapat menikmati berbagai menu-menu makanan yang di sajikan oleh berbagai kedai seperti bakso, soto, gorengan dengan minuman air kelapa.

Terdapat beberapa sarana yang di sediakan oleh pemilikkedai seperti Ayunan dan beberapa tempat yang cocok untuk mengambil gambar. Terkadang terlihat air pasang menjadikan kramat beach menjadi lebih menarik.

Sebanyak 161 Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Kendari Mengikuti Pembekalan PPL

Reporter : Al-izar
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Fakultas Syariah (FASYA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari melaksanakan kegiatan pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2022 di hotel Zahra, Jum’at (7/1/2022).

Kegiatan pembekalan itu mengangkat tema “Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Melalui Transformasi Pelayanan Umat Menuju Indonesia Emas Tahun 2045”.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Rektor 1 IAIN Kendari Dr, Husain Insawan M.Ag, Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Hj. Ipandang, M.Ag, Kanwil Kemenkuham, Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri, Polda serta para dosen pembimbing lapangan dan para peserta pembekalan dari kelompok mahasiswa.

Wakil Rektor I, Husain Insawan mengatakan, bahwa dalam melaksanakan magang atau PPl ini ada dua komponen besar yang harus diperhatikan yaitu, hard skill dan soft skill.

“Berbicara tentang hard skill itu berarti, kita bicara mengenai kompetisi. Baik itu pengetahuan, maupun keterampilan yang berjalan dan diberlakukan pada instansi tersebut kemudian dipadukan dengan kompetensi yang telah kita miliki,” katanya.

Lanjutnya, ia juga mengatakan, agar kreativitas mahasiswa yang mengikuti PPL ini harus senantiasa dibangun.

“Soft skill ini terkait dengan kreativitas mahasiswa yang melaksanakan praktek pengalaman lapangan, kreativitas harus senantiasa di bangun, harus ada inisiatif kretivitas dari mahasiswa kita,” tambahnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah, Ipandang, memberi pesan kepada mahasiswa(i) yang mengikuti PPL tersebut agar disiplin ketika di lokasi PPL masing-masing.

“Jangan menyusahkan di tempat yang dituju nanti, di Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dan lain sebagainya. Kenapa harus seperti itu, karena ada konsekuensi nilai di situ bagaimana kedisiplinan para mahasiswa yang mengikuti PPL,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Ia juga berharap kepada seluruh mahasiswa(i) Fakultas Syari’ah agar dapat memberikan yang terbaik.

“Berikan yang terbaik dimana anda ditempatkan,” harapnya.

Korelasi Mahasiswa Dalam Hukum Perbankan Syariah

Penulis: Afdan

Bicara “Islam” Tidak dapat dipungkiri masih ada stigma yang berkembang pada masyarakat dalam memahaminya secara parsial yang diwujudkan dalam bentuk ritualisme kendaraan untuk mendekatkan diri kepada Allah semata dan mengasumsikan Islam tidak ada kaitannya dengan dunia perbankan, pasar modal, asuraanisi dan deposito, giro, transaksi export-impor, dan sebagainya.

Bahkan ada anggapan Islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya dana ketentuan syariah. Ini bentuk pandangan sempit karena tidak memahami islam secara kaffah.

Menurut penulis, agama Islam bukan hanya agama yang memberikan ajaran-ajaran untuk mempersiapkan manusia bagi kehidupan akhirat atau kehidupan kerohanian belaka, melainkan ajaran Islam juga bagaimana mengimplementasikan hubungan manusia dengan manusia (Muamalah) serta mendorong manusia optimis dengan hidupnya sekarang yang bersifat material dan positif.

Islam adalah suatu cara hidup  yang bernuansa universal jika dipahami secara utuh dan totalitas mengamalkan ajarannya, sehingga sadar atau tidak sistem ekonomi akan tumbuh dan berkembang dengan baik bila landasannya bertumpu pada nilai dan prinsip syariah. Ketika diimplementasikan dalam aspek bisnis dan transaksi ekonomi.

Namun kenyataanya dan disayangkan perkembangan bank syariah di Indonesia terkesan agak lambat karena kurang dikelola secara profesional. Kurang berkembangnya bank syariah terletak pada umatnya sendiri karena masih ada umat Islam belum paham ekonomi Islam atau pun tidak mempraktikkannya dalam bertransaksi bisnis dan keuangan sehari-hari, merasa takut menjadi miskin.

Artinya bahwa, paradigma itulah yang membuat bangsa ini mengalami degdradasi baik itu dari sisi kelembagaan, keilmuan, serta kemajuan pola pikir masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, saatnya masyarakat untuk membuka mata dan merubah cara pandang terhadap bank syariah sebagai alternatif untuk ditumbuh kembangkan dalam dunia perbankan Indonesia saat ini.

Hukum Perbankan Syariah

Dilansir dari, bantuan hukum-sbm.com hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan.

Prinsip-prinsip syariah itulah yang kemudian menjadi pijakan awal dalam bermuamalah, baik pada hubungan secara inividu, kelompok, ataupun hubungan secara kelembagaan.

Peran Mahasiswa

Salah satu sumber daya manusia yang cukup besar potensinya yaitu mahasiswa,
dimana mahasiswa punya tanggung jawab besar sebagai pembawa perubahan.

Mahasiswa yang memiliki beberapa karakter khas dalam berbagai bidangnya tentu menjadi salah satu hal yang berpeluang besar untuk dapat berperan aktif dalam membawa perubahan salah satunya di lembaga perbankan syariah di Indonesia.

Pertama, mahasiswa memiliki jiwa kreativitas dan inovasi yang sangat tinggi khususnya familiar dalam mengakses teknologi atau sosial media. Kemudahan tersebut dapat menjadi salah satu peluang peran mahasiswa dalam mempromosikan produk-produk bank syariah sampai ke penjuru negeri dan mendorong pertumbuhan perbankan syariah baik dari sisi digitalnya.

Kedua, peranan mahaswa dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah juga dapat dilakukan melalui seminar-seminar ekonomi syariah yang mana pemahaman ekonomi syariah terhadap mahasiswa. Adanya mahasiswa yang teredukasi ekonomi syariah akan memberikan dampak yang besar dalam berbagai bidang sektor ekonomi syariah, khususnya perbankan. Sehingga mahasiswa dapat mensosialisasikan hal ini ke keluarga, masyarakat atau komunitas-komunitas yang ada di lingkungan di sekitar.

Ketiga, penyelarasan produk-produk perbankan syariah dengan mahasiswa sehingga masyarakat dapat melek dengan ekonomi syariah. Misalnya, model tabungan syariah untuk milenial yang lebih mengedepankan pemahaman pelarangan riba atau tidak ada bunga tetapi bagi hasil.

Mahasiswa dapat menjadi pelopor untuk perkebangan perbankan syariah di masa depan, hal ini harus dibarengi dengan pemahaman literasi ekonomi syariah sejak dini yang akan memberikan efek yang besar bagi masyarakat. Sehingga perbankan syariah di Indonesia dapat bersaing di taraf internasional.

Penulis adalah salahsatu mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi Ekonomi dan Bisnis Islam.

Pentingnya Kebersihan Pantai, HMPS PAI Gelar Bakti Sosial di Pantai Nambo

Reporeter: Fitriani
Editor: Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Agama Islam (PAI) gelar bakti sosial bersih-bersih di Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kabupaten Kendari, Rabu (5/1/2022).

Dari pantauan objekjif.id dilokasi, aksi bersih-bersih pantai itu diikuti oleh mahasiswa semester satu dipimpin lansung oleh Irma Irayanti S.HI., M.Pd serta beberapa anggota Dinas Pariwisata.

Pembina Kegiatan, Irma Irayanti mangatakan, aksi bersih-bersih pantai ini merupakan bagian kecil dari nasionalisme mahasiswa atau implementasi dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

“Bersih-bersih pantai ini sebenarnya kita sedang mengajarkan kepada mahasiswa secara tidak langsung bagaimana Sustainable Development Goals (SDGs) dan bagaimana itu nilai-nilai nasionalisme, bagaimana mencintai negeri kemudian menghargai linkungan serta sadar untuk menjaganya,” kata Irma Irayanti.

Irma Irayanti, menambahkan, bahaya dari sampah jenis plastik ini antara lain pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut, pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai, sehimgga target utama dari kegiatan ini adalah sampah plastic.

“Target kegiatan ini adalah sampah plastic,” tambahnya.

Dikutip dari icctf.or.id, Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan dasar pijakan Pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan berkelanjutan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan target mendesak terkait SDGs urusan ekosistem laut tersebut.

Targetnya, pada 2020 ini ada upaya mengatasi dampak merugikan tersebut guna tercipta laut yang sehat dan produktif. Serta melakukan konservasi setidaknya 10% wilayah pesisir. Sementara pada 2025 targetnya adalah mengurangi polutan laut termasuk sampah plastik.

Sementara itu, Ketua Panitia, Wahyu Dias Ramadan berharap, aksi bersih-bersih tidak hanya dilakukan pada tempat ini, akan tetapi di lingkungan masing-masing.

“Harapan saya kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa, bukan saja kebersihan itu kita lakukan di satu tempat dalam rangka tertentu. Akan tetapi,kebersihan itu harus kita jaga dalam rangka kebersamaan dan kebersihan lingkungan kita,” tuturnya.

Hilangnya Ketua KPUM IAIN Kendari Usai Pemilma

Reporter: Rizal Saputra

Editor: Riski

Objektif.id, Kendari – Kabar Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Amirulah, telah mengilang heboh di jejaring media sosial, terutama di berbagai grub WhatsApp.

“Dicari Ketua KPUM yang telah mengilang sejak pemilma ditutup……

“Dia kemana kah ini Ketua KPUM bela…?” tulis Nandar digrub WhatsApp yang diterima objektif.id, Kamis (30/12/2021).

Salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, mengeluhkan hingga saat ini belum ada hasil dari pemilihan kemarin.

“Padahal, itu pemilihan sudah selesaimi tapi belum ada hasilnya,” ucapnya saat diwawancarai.

Untuk diketahui, saat dikonfirmasih terpisah melalui via seluler, Ketua KPUM tidak dapat dihubungi, hingga berita ini diterbitkan.

Mencuri Raden Saleh

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sebuah film terbaru yang akan dirilis beberapa bulan kedepan, yaitu film yang berjudul “Mencuri Raden Saleh”.

Film Mencuri Raden Saleh ini merupakan film garapan rumah produksi Visinema Pictures, yang di sutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, dan film ini juga di isi oleh sederet aktor-aktor muda dan berbakat Indonesia.

Film ini bergenre Acrion Crime dan memiliki jalan cerita yang anti mainstream dari kebanyakan film lainnya. Film ini menceritakan tentang 6 anak muda yang akan melakukan sebuah aksi pencurian di istana negara, dan barang yang akan mereka curi di istana tersebut adalah sebuah lukisan yang memiliki nilai yang sangat mahal, yaitu lukisan karya Raden Saleh.

Lukisan karya Raden Saleh yang dimaksud dalam film ini adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro yang dibuat pada tahun 1857.

Adapun aktor-aktor yang terdapat di film ini diantaranya adalah Iqbaal Ramadhan yang berperan sebagai Piko (The Forger), Angga Yunanda sebagai Ucup (The Hacker), Aghniny Haque sebagai Sarah (The Brute), Umay Shahab sebagai Gofar (The Handyman), Ari Irham sebagai Tuktuk (The Driver), dan Rachel Amanda sebagai Fella (The Negotiator). Keenam anak muda ini didalam film ini merupakan satu tim yang masing-masing mempunyai peran penting dalam misi untuk mencuri lukisan berharga tersebut.

Angga Dwimas Sasongko selaku sutradara mengatakan alasan munculnya ide membuat film ini adalah pada saat dia berdiskusi dengan seseorang pada tahun 2018 di Jogja kala itu. Hingga akhirnya setelah melewati proses yang panjang, mulai digarap lah film Mencuri Raden Saleh pada tahun 2021 dan melibatkan 6 orang aktor muda di dalamnya.

Film ini merupakan karya produksi terbesar dari Visinema Pictures, dan tentunya film ini akan banyak dipenuhi dengan adegan aksi yang menarik, mulai dari aksi pencurian hingga kejar-kejaran. Film ini kabarnya akan dirilis pada akhir tahun 2022 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Sedikit informasi tentang Raden Saleh, dia terkenal sebagai seorang pelukis modern pertama di Indonesia, dengan nama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman.

Dia dianugerahi sebagai pahlawan nasional karena berhasil memberikan gambaran baru terkait peristiwa penghianatan pihak Belanda terhadap pangeran Diponegoro yang mengakhiri perang Jawa pada tahun 1830.

Pemerintahan Hindia Belanda menarasikan peristiwa tersebut didalam lukisan karya Nicolaas Pieneman (1835) yang berjudul Penyerahan Diri Diponegoro dan didalam lukisan tersebut, Pienam Menggambarkan pangeran Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah.

Dan pada tahun 1957, Raden Saleh melukis kembali peristiwa ini yang diberi judul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” dan dia menggambarkan Pangeran Diponegoro dengan raut wajah tegas dan menahan amarah.