Pentingnya Kesehatan, HMPS BPI Gelar Seminar Milenial Mental Health 

Reporter : Syafira
Editor : Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) menggelar seminar Milenial Mental Health dengan tema In Mental Health Means, di Gedung Aulamini Perpustakaan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)  Kendari, Selasa (28/12/2021).

Ketua Program Studi PBI, Ni’matuz Zuhrah mengatakan, tujuan dari seminar ini, untuk memberikan pemahaman serta selalu berpikir posistif dalam mejalankan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.

“Kegiatan ini juga bertujuan bagaimana nanti mahasiswa selalu berpikiran positif disetiap menjalankan perannya, apalagi ini sebagai mahasiswa yang kemudian sedang berada dimasa pandemi, pasca pandemi ya, masih banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Tidak hanya itu, ia berpesan untuk mahasiswa yang mengikuti seminar ini, dapat memberikan gambaran kepada masyarakat sekekilingnya khususnya mahasiswa lainnya yang tidak sempat mengikuti seminar ini.

Bahwa, setiap manusia selalu diuji dengan permasalaha, baik itu masalah dalam kehidupan maupun masalah dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai mahasiswa. Namun perlu dingat setiap masalah pasti punya sisi baik dan buruk.

“Caranya kita supaya bisa menerima keadaan diri kita dengan baik, supaya bisa mengintropeksi diri kita dengan baik dan bisa merubah itu dengan baik dengan mengambil selalu sisi positif bukan negatif,” ujarnya.

Wakil Dekan III Fakultas Ushuliddi Adab dan Dakwah (FUAD) Dr. H Iksan berpesan kepada mahasiswa yang mengikuti seminar Milenial Mental Health ini, agar menyimak baik-baik apa yang disampaikan pemateri.

“Dengarkan baik-baik apa yang disampaikan, kemudian anda merauk sebanyak-banyaknya ilmu dari ibu Nurhaerani Haebah,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Sementara itu, Ketua Panitia, Wahyudi Jisaid mengungkapkan, perencanaaan kegiatan ini sudah sejak lama diperbincangkan pada tatanan pengurus. Namun hari ini baru bisa diselenggarakan.

“Persiapan untuk Kegiatan ini sebenarnya sudah lama di rencanakan tapi karena satu dan lain hal,” ungkapnya.

Lanjut Wahyudi, Besar harapannya kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini, dapat mengetahui bagaimana cara kita mengatasi masalah yang terjadi dalam diri kita.

“Setelah mengikuti kegiatan mental health ini, mahasiswa jadi tau, bagaimana sih sebenarnya cara kita mengatasi masalah dalam diri kita,” harapnya.

Sedangkan Rahma, selaku Ketua Hmps BPI, mengatakan bahwa harapan kedepannya kepada Hmps BPI agar bisa menciptakan kegiatan-kegiatan yang bisa bermanfaat bagi seluruh mahasiswa.

” Untuk harapan hmps kedepannya lagi semoga bisa menciptkaan lagi kegiatan – kegiatan yang bisa bermanfaat lagi kepada seluruh mahasiswa, bisa menjadi terobosan baru lagi kedepannya menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.

Adakan Kelas Literasi, UKM-Pers IAIN Kendari Hadirkan Penulis Sekaligus Stand Up Comedian

Reporter : Elfirawati

Editor : Al-izar

Objektif.id., Kendari — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari adakan Kelas Literasi bagi Anggota Muda UKM-Pers Angkatan XXI.

Kelas literasi adalah kegiatan mengenal dunia literasi sebagai upaya menarik minat dan menumbuhkan budaya baca dan tulis bagi anggota muda UKM Pers IAIN Kendari.

Kelas literasi tersebut akan berlangsung selama tiga minggu di mana kelasnya terbagi menjadi literasi fiksi, literasi jurnalistik, dan literasi ilmiah. Setidaknya, terdapat delapan sub materi dalam kelas literasi itu. Beberapa materi tersebut di diantaranya ; Teknik Penulisan Cerpen, Teknik Penulisan Novel, Teknik Penulisan Artikel, Teknik Penulisan Jurnal, Teknik Penulisan Essay, Teknik Penulisan Berita, Teknik Penulisan Opini, dan Teknik Penulisan Picture.

Ketua Umum UKM-Pers, M. Ilham Pranata mengatakan, bahwa kegiatan tersebut diadakan untuk mengenalkan dunia literasi kepada anggota muda sebagai upaya untuk menumbuhkan ketertarikan dan minat baca dan tulis.

“Iya, jadi kegiatan ini kami adakan agar adik-adik bisa lebih mengenal tentang dunia literasi dan juga menumbuhkan minat baca dan tulis mereka. Juga sekaligus untuk melihat kemampuan adik-adik ini di mana letak ketertarikan dan juga kemampuan mereka agar kami bisa memfokuskan mereka di bidang literasi yang mereka tekuni, ” jelasnya. Minggu, (26/12/2001).

Kelas literasi ini sudah berlangsung dua hari dan akan diadakan setiap sabtu dan minggu selama tiga minggu berturut-turut.

Menariknya, pemateri yang dihadirkan dalam kelas literasi fiksi “Teknik Penulisan Novel” tersebut adalah Yusuf Idris Wilo seorang penulis sekaligus Stand Up Comedian.

Beberapa karyanya telah diterbitkan, berikut ini karya-karya Yusuf diantaranya ; Is This Love? (Novel), Lembah Lelaki (Kumpulan Puisi), Lantai 2 (Kumpulan Cerpen), Cinta Yang Candu (Novelet), dan Latihan Melupakan (Life Style).

Yusuf mengungkapkan, bahwa ia juga tak hanya sibuk menulis akan tetapi, ia juga aktif mengisi kelas-kelas kepenulisan di kota Kendari.

“Iya, selain menjadi Penulis dan Stand-Up Comedian saya juga aktif mengisi kelas-kelas kepenulisan di kota Kendari,” ungkap Yusuf.

Ia juga mengungkapkan, bahwa akan menggelar sebuah projek diberi nama Writer Laboratory.

“Jadi, projeknya itu Writer Laboratory yang rencananya akan diadakan bulan Januari nanti dan projek ini akan terbuka untuk umum,” ungkap Yusuf.

Sebagai informasi, Writer Laboratory adalah sebuah kelas kepenulisan yang nantinya akan digelar bulan Januari nanti. Namun, Projek Writer Laboratory ini akan berbeda dengan kelas-kelas kepenulisan pada umumnya. Karena konsep yang akan digunakan Yusuf jauh berbeda dan tentunya menarik diikuti. Projek baru Yusuf ini sangat menarik untuk diikuti bagi teman-teman yang tertarik dan ingin terjun di dunia tulis-menulis.

Upaya Mempererat Silaturahmi, HMPS MPI Mengadakan Bina Akrab

Reporter : Rheka Vandita

Editor : Al-izar

Objektif.id, Konawe – Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (HMPS MPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar bina akrab.

Kegiatan yang tema Management Running Maze itu digelar di Permandian Toronipa Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, pada tanggal 26 Desember 2021.

Ketua Panitia, Alya Lidya Zahira menjelaskan, tujuan dari kegiatan Bina Akrab dengan tema Management Running Maze ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan antara mahasiswa dengan alumni MPI yang ada di IAIN Kendari.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mempererat tali persaudaraan, tali rasa kekeluargaan antara program studi manajemen pendidikan Islam mulai dari alumni, senior angkatan 2017 sampai 2021 dan kalau bisa ya dengan dosen juga,” ungkapnya.

Di tempat yang sama salah satu peserta, Meri Patmawati menuturkan, setelah mengikuti kegiatan bina akrab tersebut dia lebih mengenal yang mana senior dan mana yang junior.

“Dengan adanya kegiatan ini, saya lebih mengenal teman-teman seangkatan saya, kemudian saya dapat mengenal mana yang senior mana yg junior, karena pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.” tutupnya.

Upaya Melanjutkan Ragenerasi, UKK Mahiscita IAIN Kendari Gelar Mubes

Reporter : Asrinawati Aziza

Editot : Rizal Saputra

Objektif.Id, Kendari – Mahasiswa Islam Pencinta Alam (Mahiscita) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Musyawarah Besar (Mubes) ke XXIV di Gedung Auditorium IAIN Kendari, pada 25-26 Desember 2021.

Ketua Panitia, Abdul Rahmat mengatakan, Mubes kali ini mengangkat tema Mewujudkan Regeneritas Kepemimpinan Yang Berintegritas Demi Kejayaan Mahiscita IAIN Kendari.

Menurutnya, tema yang diusung pada mubes ke-24 ini adalah langkah untuk mendorong UKK Mahiscita agar lebih baik lagi.

“Tema ini akan lebih mendorong MAHISCITA kedepannya selalu memenuhi standar-standar yang diharapkan,” Tutur Rahmat saat menyampaikan laporan Ketua Panitia.

Ditempat yang sama, Wakil Rektor III, Herman, berpesan pada calon ketua mahiscita, agar menerima hasil keputusan dari Mubes ini.

“Saya berpesan bahwa silahkan melakukan musyawarah yang tentunya para kandidat ini mencalonkan diri pasti yang namanya siap kalah dan siap menang, oleh karena itu siapapun dia kalau menang mari kita dukung bersama-sama. Jangan terjadi bentrok, jangan terjadi saling singgung menyinggung,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Sementara itu, Atas nama Ketua Mahiscita, Intan Nurmainah, berharap siapapun peminpin yang akan terpilih nantinya mampu menciptakan generasi-generasi yang bertanggung jawab mewujudkan cita-cita Mahiscita IAIN Kendari.

“Mampu menciptakan generasi-generasi yang hebat berintegritas dan berkualitas dalam segala bidang, mampu melahirkan pemimpin yang mampu bertanggung jawab sehingga dapat mewujudkan cita-cita MAHISCITA IAIN Kendari,” Harap Intan Nurmainah.

Diduga Oknum Dosen Ikut Campur Proses Pemilma, Ini Tanggapan Warek III IAIN Kendari

Reporter: Lisa
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Diduga salah satu oknum Dosen terindikasi ikut bermain kotor pada proses Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Kamis (24/12/2021).

Hal itu dikatakan oleh Ketua Sema I, Sarman, pada pemilihan yang baru saja dilaksanakan, banyak masalah-masalah pada saat pemilihan.

“Bagaimana tidak, pada saat akses sia mahasiswa baru. Sementer Satu khusus satu tidak bisa masuk dan memilih,” ucap sarman.

Anehnya, sehari sebelum dilaksanakannya pemilihan, untuk mahasiwa baru angkatan 2021, tidak bisa login di akun sia mereka.

Menurutnya, hal tersebut adalah ulah salah oknum dosen yang sedang mencoba memenangkan salah satu Parpolma.

“Kenapa timbul kecurigaan dan indikasi ada yang bermain karena posisinya hanya semester satu dan satu hari sebelum pemilihan sia semester satu tidak bisa di akses nanti tadi sekitar jam 8 baru bisa,” tuturnya.

Hal itu menuai tanggapan dari Wakil Rektor III, Herman, iya mengatakan, hal tersebut belum tentu betul benar adanya.

“Itukan sebenarnya tidak faktual, itu hanya opini apa bukti apabila ada dosen yang terlibat seperti itu, itu hanya dugaan-dugaan,” ungkapnya.

Lagi, Pemilma IAIN Kendari Diduga Alami Indikasi Kecurangan

Reporter : Fadli

Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari — Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari diwarnai aksi kericuhan hal tersebut diduga adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan dari pihak birokrasi kampus.

Lagi-lagi Pemilma IAIN Kendari diduga alami indikasi kecurangan. Sama seperti Pemilma sebelumnya, Pemilma tahun ini juga diduga alami indikasi kecurangan.

Pemilma tahun ini berakhir ricuh, dikarenakan aplikasi yang digunakan mahasiswa(i) angkatan tahun 2021 untuk memilih calon SEMA Institut dan SEMA Fakultas mengalami error.

Beberapa Ketua Partai menganggap adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan yang dilakukan pihak birokrasi IAIN Kendari guna menjegal Parpolma lain.

Oleh karena itu, para pimpinan setiap Parpolma menggerakan masa aksi untuk menggeruduk Gedung Rektorat kampus IAIN Kendari guna menuntut dan meminta kejelasan dari adanya indikasi kecurangan Pemilma tahun ini.

Harpan Pajar, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) pada aksi demo hari ini, mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan mahasiswa guna menuntut kejelasan dari adanya indikasi kecurangan dalam pemilma IAIN kendari.

“Aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa IAIN kendari kali ini, karena mahasiswa menggap Pemilma tahun ini terindikasi adanya kecurangan yang dilakukan Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD ) IAIN Kendari,” ungkap Harpan.

Sementara itu, Ketua Senat mahasiswa ( SEMA ) IAIN kendari, Sarman Al-Ausy menanggapi aksi demo mahasiswa pada hari ini.

“Saya tidak berpihak pada parpolma manapun, saya selaku ketua SEMA IAIN Kendari saya harus menengahi setiap permasalahan yang dialami mahasiswa IAIN kendari,” kata Sarman.

Lanjutnya, Sarman berharap agar pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Pemilma kali ini.

“Tentunya harapan saya agar kiranya pihak pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Kali ini, agar kiranya tidak terjadi lagi di kemudian hari. Saya juga menghimbau agar pihak dosen dan pihak birokrasi tidak campur tangan dan tidak mengintervensi mahasiswa dalam pemilma,” tutup Sarman.

Pemilma IAIN Kendari Diundur, Ini Alasannya

Reporter : Dila Lestari
Editor : Elfirawati

Objektif.id Kendari – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Institut Agama Islam Negeri Kendari mengundur  Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilma) Institut

Sejak pagi mahasiswa IAIN Kendari sudah memenuhi Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah disiapkan oleh KPUM di beberapa tempat yang tersebar di seluruh fakultas serta auditorium.

Namun, saat berlangsungnya Pemilma mahasiswa (i) angkatan tahun 2021 tidak bisa mengakses dan memilih di laman SIA IAIN Kendari. Hal tersebut memicu reaksi dari mahasiswa untuk melakukan aksi demo di depan Gedung Rektorat IAIN Kendari.

Aksi yang sempat diwarnai  kericuhan tersebut akhirnya berhasil mereda setelah pihak birokrasi turun dan mengadakan mediasi dengan mahasiswa.

Pihak Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD), Wahyu menjelaskan, bahwa kendala yang dialami saat pemilma  dikarenakan kurangnya sosialisasi saat proses simulasi.

“Sosialisasi saat simulasi masih kurang, tidak sampai sepuluh orang yang uji coba sistemnya,” kata Wahyu saat mediasi. Kamis, (23/12/2021).

Ia juga menambahkan, bahwa feedback dari pengguna dalam hal ini mahasiswa sangat perlu dilakukan agar bisa menguji sistem yang nantinya akan digunakan.

“Dalam mengembangkan sistemnya, kita perlu feedback dari pengguna dan saat digunakan secara riil baru ketahuan ada kendala,” tambahnya.

Akibat adanya  kendala tersebut pihak birokrasi serta KPUM  berdiskusi bersama mahasiswa memutuskan dan menyepakati untuk menunda pemilma dan memperbaiki sistem yang akan digunakan.

Wakil Rektor III, Dr.H. Herman, M.Pd.I mengatakan, bahwa Pemilma akan ditunda.

“Pemilma kami tunda hingga minggu depan, tapi itu belum pasti karna KPUM dan semua ketua partai akan melakukan rapat dahulu,” kata Herman.

Hal tersebut selaras dengan Ketua KPUM, Amirullah, ia mengatakan bahwa pihaknya bersama ketua-ketua partai akan menyelenggarakan rapat untuk penetapan hari Pemilma nanti.

“Untuk penetapan hari pemilihan nanti, pihak KPUM akan menyelenggarakan rapat bersama ketua-ketua partai terlebih dahulu. Nanti kita buat rapat tersendiri antara KPUM dan Parpolma,” tuturnya.

Ini Pesan Warek III, Dr. H. Herman M.Pd.I Pada Pemilma IAIN Kendari

Reporter: Syafirah

Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Pesan Wakil Rektor III, Dr.H. Herman M.Pd.I Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Pada Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) yang melibatkan seluruh mahasiswa, Kamis, (24/12/2021).

Ia mengatakan, pemilihan Senat Mahasiswa Fakultas (Sema F) dan Senat Mahasiswa Institut (Sema I) adalah salah satu langka mengembangkan kampus ini.

“Siapapun yang terpilih itulah yang menjadi corong kita untuk mensosialisasikan lembaga kita ini, karena Institut kita ini adalah salah satu lembaga Islam yang ada di Sulawesi tenggara,” kata Herman.

Lanjut Herman, kata dia dalam pemilihan ini sama-sama menjaga keamanan dan ketertipan sehingga bisa menimbulkan rasa aman.

“Ya, tidak ada istilah saling adu jotos yang jelasnya mari kita bersama-sama mahasiswa dan seluruh sivitas akademika menjaga kondusivitas kampus kita, keamanan kampus kita, kedamaian kampus kita, agar supaya betul-betul kampus kita menjadi, ya harapan-harapan, menjadi dambaan – dambaan seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara,” lanjutnya.

Ia berharap, siapapun yang nantinya terpilih bisa nantinya bisa membawa marwah kampus IAIN Kendari menjadi harapan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara.

“Tentunya harapan kami kampus ini dambaan – dambaan seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara,” harapnya.

Paradoks Cinta!

Seperti biasa perempuan itu hanya menghabiskan waktu malamnya di Kedai Gerbang Akademik, selalu menyendiri menikmati secangkir Thai Tea di hadapannya.

Demikianlah, ia hampir tak punya aktivitas lain selain menyendiri dengan menikmati secangkir thai tea setiap malamnya.

Semua bukan tanpa sebab, ia dahulu dikenal sebagai perempuan humoris dan aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan saat duduk di bangku perkuliahan. Kini, ia diterpa badai kekecewaan, kosong dan tersuruk dalam dunia hitam. Ia menjadi korban persaksian cicak tentang noda darah di bilik kamar berukuran empat kali enam miliknya.

“Aku berangkat dulu. Doakan sukses senantiasa membersamai anakmu,” percakapan di rusuk rumah bersama Ibunda, diakhiri tanda pamit hijrah ke kota.

Sofia demikianlah panggilan akrab perempuan itu. Semua yang tahu pasti mengenalnya Muslimah yang taat. Sebab, dahulu tubuhnya dihijabi jubah dan jilbab besar.

Ia menyelesaikan studinya seperti mahasiswi lain, hal yang membedakan adalah ia meninggalkan luka dan kekecewaan. Korban retorika cinta aktivis sayap kiri. Hal itulah yang membuatnya selalu menyendiri dan merenung, ditambah lagi tak ada penyesalan pada Tuhan dari lelaki itu setelah bercinta dengannya.

“boleh aku duduk disini?,” sebuah suara tiba-tiba menyapa.

“boleh silahkan,” jawabnya dengan tatapan tanda tanya.

Setelah beberapa saat berbasa basi perbincangan keduanya pun mulai cair.

“beberapa malam belakangan, saya perhatikan selalu menyendiri,” lanjut sapanya berusaha akrab.

Sofia bercerita soal masa lalunya. Mungkin ia sudah terbawa suasana hingga tak sadar menceritakan semuanya.

“terus usahamu untuk meminta pertanggung jawaban sampai disitu saja?,” tanya Sahra dengan rasa penasaran yang makin dalam.

Sahra, adalah nama lelaki yang menyapanya, ia adalah mahasiswa angkatan 2014 berstatus DO dari kampusnya, ia adalah aktivis kiri yang selalu berdemonstrasi tentang ketidakadilan di kampusnya. Mungkin, karena itu ia di DO.

“saat ini saya hanya pasrah pada kata terserah. Sebab, ketika tabu usai diguratkan di atas tubuhku yang rapuh yang tersisa dalam mulut rasaku hanya luka sakit yang mengiris,” curhat Sofia

“hidup tak selalu soal kehampaan dan rasa kosong yang tak pernah bisa disibak. Hidup tak selalu kosong seperti lorong kegelapan yang tak ada jalan keluarnya,” patuah Sahra.

“bukan soal itu, ada hal lain yang memaksa saya untuk menyerah. Lihat saja pesan WA darinya,” tegas Sofia.

“saya telah menikah karena dijodohkan. Jangan ganggu saya lagi dan maaf tak sempat memberi undangan. Dan saya rasa itulah yang terbaik untuk saya,” seperti itulah pesan singkat WA dari lelaki yang telah mencicipi tubuhnya yang tenggelam tanpa sisa dalam pori-pori kulitnya.

Tanpa terasa arloji telah menunjukkan pukul 02.00, keduanya bergegas untuk pulang.

“saya antar pulang ya…” tawarnya.

“boleh, lagian malam semakin larut,” angguk Sofia menerima tawaran Sahra.

Sejak saat itu, keduanya menjadi lebih akrab dan sering berdiskusi tentang berbagai hal hingga larut malam di kos milik Sofia.

Hingga suatu ketika, ransangan aneh kembali hinggap pada lepah-lepah kulit perempuan itu. Matanya memandangi redup langit-langit kamar tanpa kedip. Saat Sahra berhasil mencuri perhatiannya dalam keadaan berdempetan.

“bawa aku terbang untuk melupakan diri sendiri, lupakan aku dengan masa laluku,” gumamnya sebelum sepanjang malam itu ia kembali terjaga dalam aib, dalam tabu, seperti saat pertama kali ia mendapatkan tanda memar merah di bagian dada.

Paginya, ia kembali merasakan kehampaan, rasa kosong yang tak pernah tersibak. Seolah hidup hanya sederetan kekosongan diantara lorong kegelapan yang tak ada jalan keluarnya.

“Semua lelaki sama saja, mereka aktivis kiri adalah penguasa filsafat, pemeran retorika cinta untuk kenikmatan sesaat. Paradoks cinta, berkhotbah meminjam nama cinta demi kenikmatan sesat namun implementasi yang dijalankan demikian pula, keseringan membuat setan menertawai. Barangkali perempuan juga seperti itu, sebab sejak tubuhku pertama kali tak berkain dan tubuhku terbuka digerayangi secara superbebas, aku berjajanji untuk tidak mengulanginya. Namun, baru beberapa saat Sahra menginjakan kaki di kosku cumbu dan cubit-mencubit antar mulut itu kembali terjadi. Iman dan nalarku kembali terlukai, barangkali perempuan memang hiburan untuk laki-laki sesuai eksistensi penciptaan yang kupahami. Hawa diciptakan saat Adam merasa galau dan butuh pasangan untuk menghibur dirinya,” tulisnya setelah mengambil kertas dan sebilah pena.

Arunika benar-benar telah pergi. Dan hari itu ia telah mati rasa dengan lelaki. Barangkali begitrulah tabu, selalu menagih seorang pendosa untuk terus melakukan hal yang serupa dan mengulanginya lagi dalam bentuk serupa. Lupa, sejatinya perempuan adalah emansipasi, bukan bahan pelacurnisasi pada keringat asin yang dicicipi secara sukarela, tanpa kompensasi cinta. Dan lupa cinta yang sebenar-benarnya adalah cinta kepada Ilahi.

Penulis: HDS

Lima Parpolma, Siap Berlaga Pada Pemilma IAIN Kendari

Reporter : Nining Hastuti A

Editor : Elfirawati

Objektif.id., Kendari – Lima Partai Politik Mahasiswa (Parpolma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari siap berlaga pada Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) periode 2021-2022.

Ketua KPUM, Amirullah menjelaskan bahwa, ada lima Partai yang mencalonkan diri dan sudah diperiksa sudah lolos verifikasi berkas dan sampai saat ini belum ada pengurangan dan juga penambahan terkait kelima Partai tersebut.

“Diantara lima Partai yang siap bertarung ialah; Partai Bintang Mahasiswa (PBM), Partai Pergerakan Demokrasi Mahasiswa Merdeka (PANDAWA), Partai Serikat Mahasiswa Islam (PASMI), Partai Persatuan Lintas Mahasiswa (PELITA) dan Partai Amanat Mahasiswa (PANTAS),” kata Amir. Selasa, (21/12/2021).

Lanjutnya, ia berharap agar kelima Parpolma ini dapat bertarung secara sportif.

“Harapannya, teman-teman Parpolma ini dapat bertarung secara sportif dan selanjutnya, ketika terpilih menjadi Ketua atau menjadi perwakilan mahasiswa, Senat Mahasiswa (SEMA) bisa menjalankan fungsinya sebagaimana yang telah dikampanyekan dan sebagaimana visi misi dari partai politik itu sendiri,” tutup Amir.

 

Peduli Korban Bencana Semeru, HMPS IQT Salurkan Bantuan

Reporter : Slamet Fadillah
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQT) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menyalurkan bantuan hasil penggalangan dana kepada Lembaga Amil Zakat Nasional (LANAZ) Inisiatif Zakat Indonesia Sulawesi Tenggara (IZI SULTRA) untuk diberikan kepada korban erupsi gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Penggalangan dana tersebut dilakukan pada tanggal 7-12 Desember 2021 di beberapa titik di kota Kendari. Bantuan yang berhasil terkumpul sebanyak Rp. 6.961.000,00.

Koordinator Lapangan (Korlap), Rifdal mengatakan alasan dilakukannya kegiatan ini yaitu sebagai bentuk empati dan wujud dari nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an.

“Aksi galang dana ini merupakan wujud empati dari mahasiswa IQT IAIN Kendari terhadap korban bencana alam yang menimpa masyarakat Lumajang dan ini juga merupakan wujud dari nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an untuk saling membantu terhadap sodara-sodara kita yang tertimpa musibah,” katanya. Selasa, (21/12/2021).

Rifdal berharap bantuan yang disalurkan ini bisa meringankan beban para korban bencana gunung Semeru.

“Semoga dengan dana yang digalang ini dapat meringankan beban korban erupsi gunung Semeru,” harapnya.

Ketua HMPS IQT, Abdul Rahman mengucapkan rasa terima kasihnya kepada warga kota Kendari dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penggalangan dana tersebut.

“Ucapan terimakasih yang mendalam kepada seluruh warga kota Kendari yang telah dengan Ikhlas menitipkan donasinya kepada mahasiswa IQT IAIN Kendari yang melakukan penggalangan dana. Selain itu, ucapan terimakasih juga kepada seluruh mahasiswa IQT wabilkhusus angkatan 2021 yang memberikan waktu dan tenaganya dalam aksi galang dana ini,” ucap Abdul.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Perwakilan Lanaz Izi Sultra, Rian Nurayati, berharap semoga kegiatan seperti ini bisa terus ada dan bisa menumbuhkan rasa empati dan jiwa sosial di semua kalangan.

“Dana yang sudah dikumpulkan oleh adik-adik, akan kami salurkan untuk donasi dana duka bencana alam semeru melalui tim Inisiatif Zakat Indonesia yang sudah ada disana yang turun langsung membantu korban yang terdampak. Semoga kegiatan penggalangan dana seperti ini bisa terus ada, menginspirasi adik-adik mahasiswa lainnya juga menumbuhkan rasa empati dan jiwa sosial untuk semua kalangan,” tukasnya.

Pemilihan SEMA Bakal Resmi Digelar Esok Hari

Reporter : Fitriani
Editor : Elfirawati

Objectif.id, Kendari – Pemilihan Umun Mahasiswa (Pemilma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari bakal resmi digelar esok hari.

Pemilihan tahun ini berbeda dengan pelaksanaan Pemilma di tahun sebelumnya, di mana menggunakan metode daring, kali ini pelaksanaan Pemilma menggunakan metode offline.

Amirullah, selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) mengatakan, bahwa Pemilma bakal resmi digelar pada tanggal 23 Desember 2021.

“Pemilihan mahasiswa akan kami laksanakan pada tanggal 23 Desember 2021 untuk Pemilihan Senat Mahasiswa Institut dan Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA I dan SEMA F),” kata Amirullah. Selasa, (21/12/2021)

Amir juga mengatakan, bahwa penyelenggaraan Pemilma telah disediakan sepuluh Tempat Pemungutan Suara (TPS)

“Diselenggarakannya ada sepuluh TPS yang kami sediakan di gedung terpadu IAIN Kendari yaitu, terdiri dari empat TPS di Tarbiyah, dua TPS di Febi, dua TPS di Syariah dan dua TPS di Fuad,” jelasnya.

Lanjutnya, ia membeberkan langkah-langkah metode offline menggunakan Evort Electronic Voting.

“Kalau metode pemilihannya diselenggarakan secara Ofline dengan menggunakan Evort Electronic Voting dengan cara yang pertama, teman-teman pemilih datang ke TPS kedua, menunjukkan identitas kepada PPS untuk kemudian di verifikasi oleh tim PPS dan teman-teman pemilih bisa langsung login di menu SIA masuk ke menu Pemilma. Setelah login, teman-teman pemilih akan diberikan token dari PPS untuk mengakses menu pemilma. Setelah itu, teman- teman bisa memilih dan setelah memilih teman-teman bisa log out dan bisa langsung meninggalkan tempat pemilihan,” beber Amir.

Sementara itu, untuk persiapan Pemilma telah disiapkan oleh tim Panitia Pemungutan Suara (PPS) Amir mengatakan, bahwa segala persiapan Pemilma telah dirampungkan oleh tim PPS.

“Terkait persiapan ruangan sudah kami siapkan, pengamanan kemudian TPS juga ada sepuluh TPS yang kami siapkan dengan Websitenya dan tempat perhitungan nya itu sudah siap juga,” ungkapnya.

Harapan besar juga tak luput ia berikan kepada para peserta pemilih dalam hal ini mahasiswa(i) agar bisa berkontribusi menyalurkan suaranya kepada calon kandidat SEMA yang dianggap bisa memimpin.

“Saya berharap kepada mahasiswa agar bisa berkontribusi menyalurkan suaranya kepada orang-orang yang mereka anggap mampu bisa memimpin IAIN Kendari, karena pimpinan-pimpinan lembaga kemahasiswaan ini seluruhnya adalah hasil dari suara teman-teman mahasiswa dan mahasiswa jangan golput,” tutur Amir.

Pejuang Tak Kenal Lelah

Salah satu ibadah teragung di dalam islam setelah mentauhidkan Allah SWT adalah berbakti kepada kedua orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan ajaran Islam yang tinggi dan mulia. Tidak hanya itu, berbakti kepada kedua orang tua juga merupakan pondasi dan asas seorang hamba meraih ridho Allah SWT.

Dia juga bentuk manifestasi syukur kepada Allah SWT sekaligus kepada manusia. Iman dan islam seseorang tidak akan sempurna jika tidak diringi dengan berbakti kepada kedua orang tua.

“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya” (HR. Ahmad).

Penegasan kata “Paling Baik” di atas seakan-akan ingin menunjukkan kepada kita akan pentingnya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.

Melalui hadis ini juga  Rasulullah SAW, mengingatkan kepada umatnya termasuk kita agar jangan menyia-nyiakan kebaktian kita kepada orang tua. Mereka adalah jalan termudah agar kita bisa masuk ke surga Allah. Namun meskipun demikian, masih ada saja dari sebagian kita yang abai dengan ini.

Masih ingatkah kita, detik-detik ketika kita akan terlahir. seorang ibu rela bertaruh nyawa hanya demi melihat kita merasakan keindahan dunia.

Ibu yang tak pernah mengeluh menggendong kita kemana mana bahkan sejak kita berada dalam kandungan. Ibu yang mengajarkan kita berjalan dari mulai proses merangkak, berdiri hingga kita mampu berjalan dengan sempurna.

Ibu yang pertama kali mengajarkan kita bicara, ibu yang memandikan kita setiap hari, ibu yang menyuapi kita dengan tepat waktu sekalipun tanpa kita minta karena khawatir anaknya jatuh sakit, ibu yang rela terjaga ketika kita tertidur karena harus menyusui kita, ibu yang memeluk kita ketika kita menangis karena terjatuh.

Masih ingat dengan sosok laki-laki tangguh yang disebut dengan nama ayah. Ayah seakan tak pernah lelah mencukupi segala kebutuhan untuk kita anaknya, bekerja dari pagi hingga malam hari dan tak jarang dari pagi hingga pagi lagi, terkadang semalaman tidak tidur.

Ayah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kita anaknya, berapa pun biayanya. Dari mulai biaya persalinan, perlengkapan bayi, susu formula. Saat kita mulai menginjak usia 5 tahun biaya yang harus dikeluarkan ayah pun semakin besar karena ditambah lagi dengan biaya pendidikan.

Maka jangan sia – siakan kesempatan bersama orang tua, selagi mereka masih ada. Bersyukurlah karena itu kamu masih nemiliki kesempatan meraih surga dengan mereka.

Penulis: Syafira Damayanty
Mahasiswa asal Wakatobi, suka baca novel.

Ganyang Kampus Islam Dosen Mesum

Di dalam surat kabar aku membaca pemberitaan bahwa salah satu oknum dosen kampus Agama Islam Ngeri (AIN) terciduk melancarkan aksi rudapaksa terhadap mahasiswinya. Sungguh sangat memilukan sekaligus memalukan, seorang perempuan yang melahirkan peradaban ditempatkan begitu hina dan dipandang seolah-olah hanya sebagai pemuas nafsu birahi sang oknum dosen yang mungkin sudah cabul sejak dalam kandungan.

Kepentingan untuk membicarakan perempuan dalam kontruksi gender maupun keberadaannya di ruang publik sesungguhnya tidak mudah. Prosesnya panjang sebab bangunan mitosnya telah terlampau kokoh dan mapan. Terkadang, perempuan yang ingin membicarakan pengalaman ketubuhan dan pikirannya itu seperti sedang berbicara kepada sebuah tembok yang keras kepala. Jangankan direspons, seringkali ia tidak didengar. Kalaupun didengar, ia ditertawakan, lalu dilekati label-label baru yang tentu saja bersifat merendahkan. Bahkan menelisik rentetan peristiwa kasus pelecehan seksual akhir – akhir ini yang terjadi dilingkungan kampus, adagium tentang mari “Mendengar Keluh Kesah Untuk Mahasiswi” berubah menjadi mari “Berbicara Penuh Desah Untuk Dicicipi”. Dasar oknum dosen bajingan, binatang jalang!

Teman-teman mahasiswi harus sadar bahwa maraknya ritual “bercocok tanam” dalam dunia seksualitas di area kampus itu tidak terlepas dari sikap ketidakberdayaan kalian untuk melawan. Kalian masih selalu berkutat pada hal-hal materialistis yang sejatinya itu adalah intimidasi upaya melupakan eksistensi kehormatan jati diri kalian sebagai perempuan. Kamu terlalu takut untuk melawan saudari, kamu rela menggadaikan tubuhmu hanya demi nilai mata kuliah dari oknum dosen biadab yang akan merobek – robek kehormatanmu. Terlalu receh harga tubuhmu jika hanya dihadiahkan dengan secuil nilai. Kalaupun demikian, lebih baik jadi pelacur saja, toh harga tubuhmu akan lebih mahal dari sekadar nilai yang diberikan oleh dosen biadabmu.

Aku ingin mengajak kepada seluruh srikandi-srikandi mudah yang membaca tulisan ini agar kiranya kalian jangan pernah malu ataupun takut untuk mengungkap kekerasan seksual di lingkup kampus, baik itu kampus khusus agama Islam maupun yang umum. Kita ketahui bersama terkadang pihak birokrasi kampus tidak jarang memperlambat penyelesaian kasus pelecehan seksual bahkan cenderung melindungi para pelaku dosen mesum. Namun, tentunya jika saudariku semua tak sedikitpun gentar untuk berontak membunuh tabiat bengis kebinatangan seorang oknum dosen seperti yang dijelaskan di atas niscaya gerakan perlawananmu akan berimplikasi terhadap orientasi kebaikan kepada mahasiswi di seluruh kampus Indonesia.

Aku kira nona sekalian telah banyak belajar dari berbagai kejadian kekerasan seksual yang terus menerus terjadi di kampus Islam kita ini. Olehnya itu, tentu sudah tak ada lagi keraguan untuk melakukan perlawanan. Apakah kalian rela tubuhmu itu dinilai hanya dengan secuil nilai dalam ruang perkuliahan? Berhentilah memberikan pujian terhadap kampus maupun oknum dosen yang tak pernah peduli dengan kejahatan seksual. Kalaupun mereka empati paling hanya secara tekstual saja. Pun kalau diselesaikan kasus pelecehannya itu tidak terlepas dari peran gelombang masa aksi yang selalu konsisten melawan kelaliman itu. Tapi sangat ironi ketika para nona yang diperjuangkan haknya sebagian banyak cuman tinggal duduk meratap perjuangan itu sambil memoles wajah dengan bedak yang ujung-ujungnya akan jadi korban budak seks bagi para dosen bejat lagi.

Yang melahirkan dan merawat peradaban harus pandai membaca tindak-tanduk kebiadaban yang ingin merusak selangkanganmu. Kalian jangan mau hanya dijadikan sebagai objek seksual saja, tetapi berusahalah untuk memberikan afirmasi bahwa kalian adalah rival intelektual yang tak pernah kehilangan mental untuk melawan penindasan secara total!

Sesungguhnya kalian pasti merasa aneh dengan tempat perkuliahan kalian selama ini, sebab begitu kontras nama kampus dengan kejadian kekerasan seksual yang dilakukan oleh beberapa oknum dosen. Mengapa tidak, nama yang dikemas dan tersematkan pada kampusmu seakan begitu rapi, bersih, bahkan terlihat “suci”. Padahal isinya tak lebih seperti tempat sampah yang begitu busuk sehingga mengundang ribuan lalat untuk datang menghirup dan menikmati bau busuk itu. Entah siapa yang menjadi lalat ataupun sampahnya.

Berbagai rentetan tragedi asusila, kampusmu itu seperti tempat binatang yang berperadaban. Jika ditelisik lebih jauh sebenarnya peradaban kampusmu hanyalah sebuah selimut, hanyalah selembar kain yang dipakai untuk menutupi peristiwa naas itu, supaya oknum dosen cabulmu tidak benar-benar terlihat seperti binatang. Terlebih lagi, kalau pelakunya adalah Sanak famili para petinggi birokrasi kampus yang sedang mabuk akan pencitraan dan jabatan. Wuih, keren. Semakin aku ingin mengolok-olok mereka. Hahahahhahah

Hey nona, kalian harus sadar bahwa pemikiran perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa ini begitu besar. Salah satunya adalah Gayatri Rajapatni istri Raden Wijaya, raja pertama Majapahit (1293-1309). Namun, ini bukan semata beliau seorang permaisuri yang bijak dan diagungkan, melainkan peran penting Gayatri Rajapatni untuk negeri ini. Mampu merajut cita – cita Nusantara dan pemikiran soal kebhinekaan. Hasil penelitian bertajuk “Jejak Doktrin Bhinneka di Bumi Tulungagung”, yang dilakukan oleh Institute For Javanese Islam Research (IJIR), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung, serta Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung bahwa Buah pemikiran tentang visi penyatuan Nusantara dan kebhinekaan yang disempurnakan oleh Gayatri itulah yang akhirnya menjadi semboyan bangsa ini, yang tertulis apik pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Ya betul, Bhinneka Tunggal Ika.

Sekilas kisah pemikiran seorang perempuan yang dijelaskan di atas mungkin sudah bisa mengsugesti kawan-kawan mahasiswi, agar bisa membuktikan kepada khalayak ramai bahwa kalian adalah kaum intelektual bukan hanya sekedar mahasiswi yang menjadi penerima jasa seksual. Mulai dari sekarang, prioritaskan dulu isi kepalamu nona, kalau hanya sekedar cantik banci di Thailand mungkin lebih cantik dari kamu. Mari sejenak buka kesadaranmu cantik, jika kampus tidak pernah serius mengatasi kasus pelecehan seksual maka tentunya itu adalah titik gerak perjuangan kalian dalam membongkar kebusukan kampus yang bersembunyi di balik kemunafikan.

Tidak peduli seberapa besar intimidasi dosen cabul kepada kalian, selama analisis kritismu masih hidup maka itulah yang menafasi gerak perlawanan atas tindakan kesewenang-wenangan itu. Sebab aku percaya bahwa kalian adalah srikandi-srikandi hebat yang tak akan pernah patuh dan tunduk seperti budak. Sesungguhnya kamu mampu dengan perlawanan atas kekerasan seksual yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi terhadap dirimu. Olehnya itu, sekali lagi aku memohon agar kalian tidak gentar dan takut dalam memerangi kebiadaban yang sudah seringkali terjadi.

Mungkin aku hanya sebagian kecil dari gelombang yang berisik ketika ada kasus-kasus pelecehan seksual di kampus. Tetapi yang harus paling berisik di sini adalah kalian para mahasiswi yang tidak hanya bersembunyi dibalik topeng bedakmu itu. Seharusnya kalianlah yang menjadi lokomotif penggerak dari setiap kasus asusila yang terjadi, bukan kemudian menyembunyikan kasus tak senonoh ketika kalian tahu bahwa itu benar-benar terjadi. Percuma jadi bunga nan indah tetapi dikelilingi oleh semak-semak belukar. Oii cantik, berusahalah untuk selalu melakukan perlawanan terhadap kedzaliman sebab selalu ada harapan yang harus kalian perjuangkan! Melalui gorong-gorong penghianatan kampus dan dosen kurang ajar yang mesum.

Ingin aku akhiri tetapi bukan dengan kata selamat berpisah, melainkan sampai ketemu lagi! Ya, sampai ketemu lagi dalam tulisan – tulisan yang akan lebih menohok mengolok-olok birokrasi kampus dan dosen yang tak pernah pro atas pemenuhan hak-hak mahasiswa(i). Jika kemudian ada pihak yang tersinggung dengan hasil imajinasi yang aku tuangkan dalam tulisan ini, memang sulit kiranya untuk meyakinkan lalat bahwa bunga lebih indah daripada sampah.

Penulis : Hajar

Suka menegur pikiran menggunakan satir dengan metofor sederhana.

Hukum Perbankan Syariah

Kata hukum (al-hukm) secara bahasa bermakna menetapkan atau memutuskan sesuatu, sedangkan pengertian hukum secara terminologi berarti menetapkan hukum terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dalam perihal ini berarti penetapan hukum yang berkaitan dengan perbankan.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Pengertian bank adalah berupa badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Pasal 1 angka 2).

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1).

Bank syariah terdiri dari dua kata, bank yang berarti suatu lebaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak. Kata syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum Islam.

Penggabungan kedua kata yang dimaksud menjadi, “Bank Syariah.” Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak bank uang berlebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum islam.

Selain itu, Bank Syariah biasa disebut Islamic Banking, yaitu suatu sistem operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), apekulasi (maisir) dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar).

Menurut Ensiklopedia, Bank Islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Jadi pengertian hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan.

Gagasan awal Perbankan Syariah adalah ingin membebaskan diri dari mekanisme bunga, atau nonribawi. Mula-mula pembentukan Bank Islam di Indonesia sendiri khususnya banyak menimbulkan keraguan. Hal tersebut muncul mengingat anggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga adalah sesuatu yang mustahil dan tidak lazim. Namun demikian, ekonomi syariah, walaupun dapat dikembangkan oleh masyarakat sendiri. Namun tetap membutuhkan legislatif, yang berarti formalisasi syariat Islam menjadi hukum positif, dengan demikian dibutuhkan juga perjuangan politik untuk menegakkan syariat Islam di bidang ekonomi, khususnya dalam bidang Perbankan.

Usaha pemerintah untuk mengembangkan bidang usaha asuransi ini juga tampak, misalnya dengan mengeluarkan berbagai peraturan tentang perizinan usaha perusahaan asuransi jiwa, tata cara perizinan usaha dan pemenuhan deposito perusahaan-perusahaan asuransi kerugian, pengawasan atas usaha perasuransian dan sebagainya.

Berdasarkan keadaan perekonomian Indonesia pada saat ini yaitu dalam bidang asuransi, umat Islam tertarik dengan institusi perekonomian yang membawa mereka maju di dunia modern ini, asalkan selaras dengan semangat agama dan prinsip Hukum Islam. Tetapi persoalan yang hangat dibicarakan di dunia Islam dewasa ini mengenai halal atau haramnya asuransi itu sendiri.

Di tengah-tengah perkembangan asuransi di Indonesia, masih tersisa adanya kesan negatif bahwa asuransi konvensional itu hanya mau menerima premi tapi ketika terjadi musibah, perusahaan asuransi tidak mau membayar klaim. Walau memang sebenarnya alasan tersebut masuk akal, tidak mudah untuk membayar klaim, karena asuransi adalah pengelola dana milik bersama dan tidak sembarang memberikan uang kepada seorang nasabah yang mengajukan klaim tanpa terlebih dahulu menyelidikinya.

Penulis: Elsa Alfionita
Mahasiswa, suka jalan-jalan.