Gempa Magnitudo 5,2 Bubarkan Mahasiswa IAIN Kendari Saat Gelar Mubes

Reporter: Harpan Pajar
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Malam ini pukul 21.27 Wita, kendari diguncang Gempa berkekuatan Magnitudo 5,2, bubarkan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari saat gelar Musyawara Besar (Mubes) Sabtu malam, (26/3/2022).

Diketahui, mahasiswa IAIN Kendari yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) sedang menyelenggarakan Musyawara Besar (Mubes) di Gedung Pusat Kegiatan Mahasawa lantai 2 tiba-tiba dikagetkan dengan adanya getaran dahsyat.

Akibat getaran tersebut puluhan mahasiswa lari pontang-panting meninggalakan forum Mubes demi menyelamatkan diri.

Elsa, salah satu peserta forum Mubes mengatakan dirinya meresa panik, jangan sampai gedung yang ditempati akan roboh.

“Satakut jangan sampai ini gedung dia roboh,” ungkap Elsa dengan raut wajah panik.

Tidak sampai disitu, lanjut Elsa, awalnya ia tidak memgetahui getaran tersebut itu gempa atau bukan, namun saat mendengar rekannya menyampaikan getaran tersebut adalah gempa sontak ia lari meninggalkan ruangan.

“Pas ada kaka yang bilang “Astaga gempa” pikiranku disitu ya Allah dia mau roboh mi ini gedung, jadi saya lari mi keluar,” bebernya.

Ditempat yang sama, lisa salah satu peserta forum, mengaku tidak panik dengan adanya getaran tersebut, namun melihat rekan-rekannya meninggalkan ruangan iapun bergegas mengikuti rekannya.

“Tadikan saya tidak tau kalau ada gempa, tiba-tiba yang lain panik berhamburan meninggalkan ruangan,  jadi saya ikut mi juga lari,” ungkap Lisa.

Gelar Mubes Ini Harapan Demisioner HMPS  Tadris Biologi Untuk Ketua Terpilih

Reporter : MFS

Editor : Elfirawati 

Objektif.id , Kendari – Musyawarah Besar (Mubes) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris biologi yang dilaksanakan di Kantor Camat Baruga pada 22 maret 2022 akhirnya berjalan dengan lancar dan sukses.

Karna adanya intruksi dari Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) untuk setiap progam studi agar segera melaksanakan mubes. Maka mahasiswa prodi tadris biologi segera membentuk kepanitiaan untuk persiapan kegiatan mubes.

Berhubung waktu yang diberikan sangat  singkat, kepanitiaan mengalami beberapa kendala dalam proses mempersiapkan Mubesnya, tetapi berkat kinerja serta kerjasama kepanitiaan kegiatan mubes

HMPS  tadris biologi berjalan dengan lancar.

Candra Ardan Fadilah, selaku Ketua Panitia memberikan tanggapan terkait kendala yang dihadapi saat mubes.

“Kegiatan ini mengalami beberapa kendala

Salah satu kendala yang dialami kepanitiaan adalah terkait pastisipasi dari mahahasiswa tadris biologi, akhirnya kepanitiaan memaparkan bagaimana pentingnya mubes untuk kemajuan HMPS program studi tadris biologi kedepanya,” ungkap candra.

Selanjutnya, demisioner Ketua Himpunan Mahasiswa (HMPS) Tadris Biologi, Muhamad Miftahur  Risqo memberikan tanggapanya terkait mubes tersebut.

“Kepanitiaan harus memperbaiki kinerjanya karna masih banyak sekali kendala dalam proses pelaksanaan mubes hari ini,” kata miftah.

Ia  juga mengungkapkan  harapannya kepada Ketua terpilih.

“Saya berharap ketua terpilih nantinya tidak hanya menjadi pajangan saja, tapi bisa menjalankan visi misinya dengan baik dan amanah,” harap Mifta.

Sementara itu, Nur Afni selaku Ketua Hmps terpilih mengatakan siap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai Ketua HMPS Tadris Biologi.

“Siap melaksanakan dan bertanggung jawab atas visi misi yang telah dipaparkan,” kata Nur.

Ditunjuk Sebagi Ketua HMPS Tadris Fisika, Bima Sakti: Harus Tunda Wisudanya Tahun Ini

Reporter: Fitriani
Editor: Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari– Usai ditunjuk sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Periode 2022-2023, Bima Sakti, harus menunda penyelesainyan Strata 1 (S1) pada tahun ini.

Hal itu disampaikan Bima Sakti, bahwa dirinya tidak menyangka akan ditunjuk sebagai Ketua HMPS oleh teman-teman.

“Perasaan saya itu campur aduk ada rasa senang dan sekaligus sedikit tidak senang karena penunjukan secara langsung dari teman-teman dan juga Kaprodi sehingga saya juga kaget tanpa ada persiapan dari pribadi sendiri tiba-tiba ditunjuk dan di sahkan pada Mubes,” ucapnya.

Amanah yang telah diberikan selama satu tahun kedepannya bukanlah hal yang mudah, namun kepercayaan rekan-rekan dan dosen sehingga amanah tersebut diterima.

“Namun berangkat dari kepercayaan teman-teman terhadap saya sehingga saya menyanggupi amanah ini untuk menjadi Ketua Umum HMPS Tadris Fisika,” bebernya.

Disisi lain, kata Bima, dengan terpilih secara aklamasi tentunya ada resiko yang harus diambilnya yakni penundaan Wisuda nya ditahun ini, namun hal itu sudah dipertimbangkan dengan matang.

“Terpilih menjadi ketua resiko yang harus saya ambil seperti mengorbankan wisuda saya ditahun ini, namun hal ini sudah saya pertimbangkan baik-baik,” Tuturnya.

Ia juga, menjelaskan mengenai langkah awal yang akan ia lakukan bakal membenahi Program kerja kepengurusan sebelumnya sekaligus memberikan inovasi baru.

Menurutnya, pada pengurusan HMPS Tradis Fisika sebelumnya masih banyak kekurangan yang perlu dibanahi, seperti Internal, kepengurusan, maupun juga hubungan antar kepengurusan dengan anggota dan juga seluruh Himpunan Mahasiswa Program Studi Tadris Fisika sendiri serta memberikan inovasi baru agar lebih baik lagi.

“Melakukan peningkatan Program- Program yang tertunda pada periode sebelumnya itu kita akan benahi, tingkatkan dan sekaligus memberikan inovasi baru,” ungkap Bima kepada tim Objektif.id, Selasa (22/3/2022).

Untuk diketahui, Bima Sakti adalah mahasiswa aktif IAIN Kendari, Program Studi Tadris Fisika semester 8.

Terpilih Sebagai Ketua HMPS PAI, Afin Khoir: Bakal Hadirkan Gebrakan Baru

Reporter: Andika
Editor: Rs

Objektif.id, Kendari – Usai terpilih sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Program Sutudi (HMPS) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Fatik) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari masa bakti 2022-2023, Afin Khoir fokus berikan terobosan baru.

“Lebih memperbaiki tatan HMPS serta menciptakan gebrakan-gebrakan baru,” ungkapnya kepada Objektif.id melalui via telepon, Minggu (20/3/2022).

Untuk itu, lanjutnya, langkah awal adalah memperbaiki tatanan kepengususan HMPS, dengan begutu bisa memberikan manfaat kepada mahasiswa IAIN Kendari maupun masyarakat.

“Untuk teman-teman pengurus HMPS kita bersama-sama perbaiki himpunan, terus memberi manfaat kepada seluruh mahasiswa,” harpapnya.

Untuk diketahuai, Musyawara Besara HMPS PAI, FATIK berlansung dua hari sejak tanggal 19-20 maret 2021 di Uditorium IAIN Kendari serta diikuti mahasiswa PAI dari angkatan 2017 – 2021.

Konflik di Konkep, Menteri Pergerakan Fakultas IAIN Kendari: Jangan Terlalu Percaya DPRD Sultra

Objektif.id, Kendari – Tragedi konflik yang terjadi di Pulau Wawonii hingga kini masih belum terselesaikan, Pasalnya Konfik bermula sejak awal tahun 2019, dimana hal itu dipicu karena masuknya Perusahaan tambang yang dinilai telah merugikan masyarakat setempat.

Hingga saat ini, masyarakat Wawonii Khususnya Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) yang notabenenya nelayan dan petani masih melakukan penolakan terhadap aktivitas PT Gema Kreasi Pratama.

Menanggapi Konflik tersebut, Menteri Pergerakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Harpan Fajar angkat bicara, ia meminta agar masyarakat tidak mudah percaya oleh Dewan perwakilan Dakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Saya menginginkan agar masyarakat tidak mudah dikelabui oleh  pihak DPRD provinsi Sultra, yang katanya ingin menyelesaikan permasalahan di Konawe Kepulauan (Konkep) yang disebabkan oleh tambang,” ungkapnya melalui keterangan tertulis. Kamis, (10/3/2022).

Jujur saya tidak ingin berburuk sangka atas atensi tuan-tuan kepada masyarakat yang berada di Konkep. Namun melihat berbagai persoalan yang ditangani terkait dengan munculnya konflik horizontal yang ditimbulkan korporasi itu sangat minim diselesaikan dengan sungguh-sungguh, sebagaimana harapan dan keinginan titik temu masyarakat terhadap kesejahteraan.

“Belajar dari pengalaman, salah satu contohnya seperti yang dialami masyarakat Kecamatan Angata tentang kerusakan ruas jalan,” ucapnya.

“Waktu itu tanggal 23 Juli 2020 pihak DPRD turun ke lokasi  pemblokiran jalan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Pada pertemuan tersebut lahirlah perjanjian tertulis bersama masyarakat agar jalan yang rusak segera diperbaiki. Namun sampai saat ini kesepakatan tertulis itu tidak kunjung terealisasikan,” tambahnya.

Lanjut, Harpan kata dia, persoalan konflik di Konkep bukan baru-baru ini saja, polemik ini sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Kalau memang DPRD ingin menjadi peneduh mengapa tidak diselesaikan di tahun-tahun kemarin? Supaya konflik berkepanjangan tidak terjadi seperti sekarang ini. Pada akhirnya berimplikasi terhadap masyarakat yang tidak tahu-menahu, yang hanya sedang memperjuangkan hak-hak mereka.

“Saya khawatir nanti masyarakat konkep akan menjadi korban eksploitasi janji-janji manis lagi oleh DPRD,” tutur Harpan.

Tidak sampai disitu, dirinya berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) khususnya DPRD Sultra agar lebih profesional dalam menjalankan amanah sebagi wakil rakyat.

“Harapan saya kepada DPRD untuk lebih bertanggung jawab dan tahu diri, kisanak sekalian kan digaji dan difasilitasi dengan uang rakyat. Apapun yang menjadi narasi dan gerak-gerak kalian, harus betul-betul berorientasi dan terkontribusi terhadap kepentingan rakyat tanpa ada kepentingan di luar daripada itu. Kawal dan jalankan perintah amanat konstitusi UUD 1945 pasal 33 ayat 3 di bumi anoa ini, jangan nanti ada maunya baru pura-pura bicara atas nama rakyat,” tutupnya.

Reporter: Rizal Saputra/ Editor: AL

Resah Dengan Aktivitas PT. GKP di Konkep, FRSBW Gelar Aksi Demonstrasi Perjuangkan Hak Rakyat

Objektif.id, Kendari– Puluhan masa aksi yang tergabung dalam Front Rakyat Sultra Bela Wawonii (FRSBW) gelar aksi demostrasi tolak aktivitas PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) di Polda Sultra, Kamis (10/3/2022).

Diketahui aksi tersebut dipicu karena aktifitas tambang PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) yang beroperasi di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra), yang dinial meresahkan warga setempat.

Jendral Lapangan (Jenlap), Jarman mengatakan penyerobotan lahan yang dilakukan PT. GKP sudah terjadi sejak awal tahun 2019 sampai sekarang.

“Sudah Lima penyerobotan lahan terjadi, dan yang terakhir terjadi pada 1- 3 maret 2022,” ungkapnya saat menyampaikan orasi.

Menurutnya, aksi penyerobotan lahan warga yang dilakukan PT. GKP tersebut telah bekerja sama dengap pihak Kepolisian, sebap dengan adanya Kepolisian di Konkep masyarakat merasah sesah.

“Dengan adanya kalian disana seluruh masyarakat di Konawe Kepulauan resah, pihak perusahaan mengandalkan kalian mamakai nama pihak kepolisian untuk menakutnakuti masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) Tayci mengatakan kondisi masyarakat yang ada Konkep, khususnya Desa Sukarela Jaya, merasa resah bahkan takut  dengan keberadaan aparat kepolisian disana.

“Warga disana menjerit, warga disana lari karna takut akan ditangkap karena telah menolak mempertahankan lahannya yang akan diserobot pihak perusahaan,” ungkap Tayci juga salahsatu Warga Desa Sukarela Jaya.

Informasi yang diterima objektif.id di lokasi, masa aksi memiliki tiga tuntutan yakni:

1. Mendesak Pemerintah Sulawesi Tenggaga agar mencabut izin usaha pertambangan (IUP) milik PT GKP yang ada di Kabupaten Konawe Kepulauan.

2. Mendesak Kapolda Sulawesi Tenggara untuk segera tarik seluruh aparat Kepolisian dari lokasi pertambangan PT GKP yang beropersai di Wawonii Tenggara.

3. Mendesak Kapolda Sultra untuk segera mencopot Kapolres Kendari yang diduga melindungi dan pro terhadap PT GKP.

Dari pantauwan objektif.id dilokasi, masa aksi mulai berdemonstrasi di Perampatan Pasar Baru Wuawua, pertigaan Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Hingga ke Kantor Polda Sultra, aksi demonstrasi diikuti oleh puluhan mahasiswa hingga aksi bakar ban juga  dilakukan.

Reporter: La Omo/Editor: AL

Nyaris DiLindas Alat Berat Hingga Pingsan, HMI Cabang Kendari Sebut itu Pelanggaran HAM

Objektif.id, Kendari – Diduga melakukan penyerobotan lahan, alat berat jenis ekskavator milik PT. Gema Kreasi Pratama (GKP) yang merupakan anak perusahaan PT Harita Group hendak beroperasi nyaris melindas emak-emak dan puluhan masyarakat Konawe Kepulauan (Konkep).

Dalam video yang beredar, puluhan orang terlibat dalam bentrok tersebut. Beberapa orang terlibat aksi saling dorong sementara lainnya berteriak histeris.

Satu unit alat berat jenis ekskavator tampak berada di tengah-tengah warga yang sedang berseteru hingga warga yang mempertahankan lahannya jatuh pingsan.

Diketahui, peristiwa itu terjadi di salah satu lahan milik prtani di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, (3/3/2022).

Terkait tindakan PT. GKP tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari angkat bicara. melalui Muh Sulhijah, selaku Mide Formature 1, menegasskan tindakan yang penyerobotan lahan secara paksa tersebut yang nyaris melindas emak-emak masuk kategori pelanggaran hak asasi manusia.

“Itu pelanggaran HAM UUD 1945 pada Pasal 28G ayat 1 dan ayat 2 itu terpampang jelas dan itu sesuai dengan tindakan tersebut,” tegas Muh Sulhijah dalam keterangan tertulisnya kepada objektif.id, Jumat, (5/3/2022).

Muh Sulhijah juga mengatakan, tindakan tersebut berpotensi menghilangkan nyawa seseorang serta merampas hak seseorang dan itu merupakan perbuatan melawan hukum.

“Ini bukan kali pertama PT. GKP melakukan hal yang demikian tercatat tercatat sudah 5 kali anak perusahaan harita grub ini melakukan tindakan penyerobotan lahan milik masyarakat,” ungkap Muh Sulhijah.

Mantan Ketua Bidang hukum dan HAM, HMI Cabang Kendari ini juga mengecam tindakan yang tidak berprikemanusian tersebut.

“Kami mengecam dan mengutuk tindakan yang tidak berperikemanusiaan tersebut ini mengambarkan bahwa tragedi tersebut merupakan wujud haramnya pemerkosaan sumber daya alam di tanah Konawe Kepulauan” ungkapnya

Lebih jauh, pemuda yang akrab disapa Sulhijah ini juga menjelaskan bahwa kehadiran pertambangan di Kabupaten Konawe Kepulauan menambah daftar panjang kasus konflik horizontal yang terjadi.

Dirinya meminta, kepada Gubernur serta Kapolda Sultra harus segera menyelesaikan persoalan tersebut.

“Gubernur Sulawesi Tenggara dan Kapolda Sultra harus bersikap jangan diam melihat persoalan ini, ini soal umat,” tegasnya.

Ia juga menegaskan, HMI Cabang Kendari tidak akan diam melihat persoalan ini dan akan turun kejalan menuntut keadilan di pulau kelapa tersebut.

Laporan: RS/Editor: AI

Tanggapi SE Menag, HMI Cabang Kendari: Profesional dan Proporsional

Reporter : Rizal Saputra
Editor : AI

Objektif.id, Kendari – Mendadak viral dikalangan masyarakat bahkan dimedia sosial, terkait pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama, Yaqud Cholil Qoumas tentang pengaturan pengeras suara di masjid menuai tanggapan dari berbagai kalangan, Senin, (28/2/22).

Menanggapai hal tersebut Mide Formature 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari, Muh Sulhijah mengungkapkan bahwa adanya surat edaran Menag itu sudah tepat.

“Kami kira itu sudah tepat adanya, sabab dalam proses peribadatan juga itu memerlukan koridor baik itu pra maupun pasca pelaksanaannya” ucapnya.

Menurutnya, surat edaran Kemenag jika dikaji secara tekstual maupun kontekstual ini tidak ada yang salah.

“Surat edaran ini lahir memberikan kekompakan kita sesama umat muslim dalam melaksanakan peribadatan agar mesjid dapat di gunakan secara profesional dan proporsional. Di sisi lain surat edaran Kemenag itu juga memberikan ketenangan dan kenyamanan antar umat beragama ” tutur mantan Ketua Bidang Hukum dan HAM HMI Cabang Kendari ini.

Ia juga mengungkapkan, sebelum aturan ini hadir, negara muslim yang lain seperti Arab Saudi, Turki dan Suriah sudah mengatur tata cara teknis penggunaan pengeras suara di mesjid dan ia menilai hal ini bukan untuk di persoalkan.

Diakhir, Muh Sulhijah berharap agar seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi dengan isu isu yang beredar dimedia sosial.

“kami mengharapkan kepada seluruh kader HMI dan masyarakat agar tidak terprovokasi terkait isu yang tidak susai dengan surat edaran tersebut” harapnya

Hal senada, juga disampaikan oleh Ketua Umum Himpunam Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Rusyd Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Zulkifli mengatakan, langkah yang dilakukan Menag sudah sesuai, namaun yang menjadi problem disini adalah cara pandang masing-masing idividunya.

“Aturan yang dikeluarkan kemenag itu tujuannya baik, hanya saja kita yang terlalu kaku dalam menilai sesuatu,” ujarnya.

Usai Terpilih Sebagai Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Enggi Indra Syahputra Optimis Bakal Lahirkan Kader Berkualitas

Reporter : Rizal Saputra
Editor : Al-Izar

Objektif.id, Kendari – Setelah terpilih sebagai Formatur atau Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari Periode 2022-2023, melalui forum Kenferensi Cabang (Konfercab) ke-XXIX, Enggi Indra Saputra Optimis bakal lahirkan kader-kader yang berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Enggi Indra Saputra setelah terlaksananya forun Konfercab ke-XXIX di Gedung Wisma Lafran Pane, Kota Kendari, Kamis (3/2/2022).

“Saya bukan sisapa-siapa tanpa adanya teman-teman sekalian, saya percaya bahwa ketika teman-teman mampu menopang saya, kita akan mampu melahirkan kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam yang berkualitas lagi,” Ucapnya saat menyampaikan sepatah kata setelah namanya terpilih sebagai ketua Umum HMI Cabang kendari.

Ket. Penyerahan hasil sidang Konfercab dari pimpinan sidang ke tim Karateker, Foto: Rizal Saputra

Hal senada juga disampaikan Mide Formatur II, Muh. Fadri Laulewulu mengatakan, dengan kepengurusan Enggi Indra Saputra periode 2022-2023 bisa merangkul serta menampung aspirasi-aspirasi dari tiap-tiap komisariat yang ada di Kota Kendari.

“Saya yakin dengan kepengurusan Enggi Indra Saputra ini mampu mengakomodir seluruh komisariat-komisariat Himpunan Mahasiswa Islam yang ada di Kota kendari ini,” kata Muh. Fadri Laulewulu.

Di tempat yang sama, Muh Zulhijah yang terpilih sebagai Mide Formatur I, juga mengajak seluruh kader HMI Cabang Kendari untuk bahu-membahu mengawal kepengurusan ini agar kedepannya lebih baik lagi.

“Mari sama-sama kita berjuang memperbaiki himpunan ini, mari sama-sama kita menata himpunan ini yang lebih baik sesuai tujuan Himpunan Mahasiswa Islam,” tuturnya.

Sementara itu, Tim Karateker yang diwakili oleh Karimul Hamid mengatakan, HMI cabang Kendari dengan Forum Konfercab yang kami laksanakan ini bersama Tim Karateker dan tiga kandidat, melahirkan 12 suara denga jumlah komisariat banyak, maka PB HMI untuk menyatukan seluh perpecahan di cabang-cabang dan Badko harus melihat dimana mayoritas dan dimana yang konstitusional.

“Harapan saya sebagai tim Karateker bersama saudara Rido adalah HMI Cabang Kendari harus menyatu, Semoga HMI Cabang Kendari bisa kembali berkiprah, membawa nama baik HMI dan mengabdi untuk umat dan Bangsa,” harapnya.

Foto bersama usai Konfercab, Foto: Rizal Saputra/Objektif.id

HMPS HTN Gelar Sosialisasi: Pentingnya Pendidikan Demokrasi Pada Pemilih Pemula

Reporter : Fitriani

Editor : Atsr

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Hukum Tata Negara (HTN) gelar sosialisasi pendidikan demokrasi pada pemilih pemula di SMAN 14 Konawe Selatan dan SMAN 13 Konawe Selatan, Senin (24/01/2022).

Kegiatan Sosialisasi ini di ikuti oleh Mahasiswa semester satu serta siswa siswi kelas tiga dan di pimpin oleh ibu Irma Irayanti S.HI., M.Pd selaku dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Beliau selaku pembina kegiatan sosialisasi mengatakan tujuan di laksanakan sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi para pemilih pemula untuk menggunakan hak suaranya.

“Pada sosialisasi pemilih pemula ini tujuannya adalah untuk mengedukasi pemilih pemula dalam hal ini anak-anak SMA yang di tahun ini mereka sudah masuk usia 17 tahun bahkan ada yang sudah pernah ikut pemilihan kepala desa”, ungkapnya.

Selain itu karena adanya kekhawatiran terkait kegiatan pemilihan yang akan datang, maka dari itu sosialisasi ini dilaksanakan.

“Indonesia akan memasuki masa-masa tahun pesta demokrasi tahun 2024 akan ada pemilihan presiden dan pemilih-pemilih pemula ini banyak sekali yang belum pernah ikut pemilihan umum karna usia mereka baru masuk 17 tahun otomatis mereka harus di edukasi dan di ajarkan bagaimana cara memilih,kemudian bagaiman menyongsong pemilu berkualitas, bagaimana menyalurkan pendapat mereka sehingga bisa menjadi pemilih yang cerdas”, jelasnya.

Kegiatan ini di buka dengan pengantar panitia pelaksana dan dari pihak sekolah dan penerimaan materi yang di bawakan oleh Ibu Irma Irayanti S.HI., M.Pd selaku Narasumber pada kegiatan tersebut.

Kemudian berlanjut dengan sesi tanya jawab dan di akhir acara untuk siswa dan siswi yang bertanya dan menjawab pertanyaan di berikan Hadiah.

5 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konfensional yang Wajib Anda Tau

Setiap orang tentu ingin memiliki masa depan yang baik. Untuk mencapainya, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan menabung.

Memiliki tabungan menjadi hal yang wajib dilakukan sebagai bentuk investasi di masa depan. Saat ini, banyak cara dan jenis yang bisa dilakukan dalam menabung, misalnya di bank.

Ada dua jenis bank yang dikenal masyarakat di Indonesia, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah merupakan perusahaan keuangan yang menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara bank konvensional, yaitu perusahaan keuangan yang menerapkan kegiatan usaha secara umum berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditentukan oleh negara.

Dari kedua bank tersebut tentu memiliki  perbedaan. Dilansir dari linkaja.id, Berikut perbedaan mendasar antara Bank Konvensional dan Bank Syariah:

1. Prinsip Pokok Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional pertama dilihat dari prinsip yang dijalankan keduanya. Ada beberapa prinsip dasar yang dijalankan baik bank syariah maupun bank konvensional, di antaranya:

a. Prinsip pertama berkaitan dengan pertumbuhan dana yang disimpan nasabah pada bank tersebut. Bank syariah tidak menerapkan sistem bunga, namun lebih menerapkan pada sistem bagi hasil. Di bank konvensional, uang biasanya bertumbuh dari bunga yang diberikan pihak bank.

b. Prinsip yang berkaitan dengan nilai. Bank syariah cenderung tidak bebas nilai. Artinya hanya berinvestasi pada usaha yang halal menurut ajaran Islam. Sedangkan, bank konvensional memegang prinsip bebas nilai. Artinya bank konvensional bebas dari nilai-nilai agama sehingga bisa menjalankan peran dan kegiatan apa saja selama menghasilkan keuntungan dan tidak melanggar aturan yang berlaku dari lembaga keuangan negara seperti OJK maupun Bank Indonesia.

c. Prinsip yang berkaitan dengan pandangan pada uang. Bank syariah menganggap uang sebagai bagian dari alat tukar, bukan sesuatu yang bisa diperdagangkan. Bank syariah lebih menganggap uang bisa ditukarkan dalam bentuk lain sesuai kebutuhan. Sementara itu, bank konvensional memberlakukan uang sebagai barang yang bisa diperdagangkan.

2. Kegiatan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Dari sisi kegiatan yang dijalankan, bank konvensional menjalankan fungsi sebagai penyedia jasa keuangan dan intermediasi atau perantara dari penabung dan peminjam seperti individu/rumah tangga, pemerintah, dan usaha.

Sedangkan bank syariah, bukan hanya sebagai penyedia layanan keuangan dan intermediasi, tapi juga menjalankan fungsi sebagai investor sosial.

3. Risiko Usaha Bank Syariah dan Bank Konvensional

Adapun perbedaan bank syariah dan bank konvensional lainnya dilihat dari risiko usaha yang diterapkan. Risiko usaha yang terdapat pada bank syariah lebih mengedepankan nilai yang dipikul bersama baik keuntungan dan kerugian antara kedua belah yaitu nasabah maupun bank.

Pada bank konvensional, pihak bank tidak mengurusi risiko yang akan muncul pada nasabahnya. Begitu pun sebaliknya, pihak nasabah juga tidak perlu mengurusi risiko yang muncul pada pihak bank tersebut.

4. Sumber Likuiditas Jangka Pendek Bank Syariah dan Bank Konvensional

Baik bank syariah maupun bank konvensional, sama-sama mendapatkan likuiditas dari dua sumber, yaitu bank sentral dalam hal ini bank Indonesia dan pasar uang. Namun, sumber pasar uangnya berbeda. Likuiditas bank syariah memiliki sumber dari pasar uang yang menerapkan nilai syariah. Lain hal dengan bank konvensional, pasar uang bebas bersumber dari mana saja.

5. Struktur Pengawas Bank Syariah dan Bank Konvensional

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang terakhir, yaitu dari struktur pengawas. Setiap bank pasti dilengkapi dengan dewan pengawas yang tersusun dalam struktur organisasi pada lembaga keuangan tersebut. Adanya pengawas pada kedua bank ini agar segala aktivitas yang dijalankan sesuai dengan fungsi serta tujuannya.

Bank syariah, memiliki struktur pengawas yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu dewan syariah nasional, dewan pengawas syariah, dan dewan komisaris. Pada bank konvensional, struktur pengawas biasanya dipegang oleh dewan komisaris.

Penulis: Abdan

Sebanyak 161 Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Kendari Mengikuti Pembekalan PPL

Reporter : Al-izar
Editor : Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Fakultas Syariah (FASYA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari melaksanakan kegiatan pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2022 di hotel Zahra, Jum’at (7/1/2022).

Kegiatan pembekalan itu mengangkat tema “Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Melalui Transformasi Pelayanan Umat Menuju Indonesia Emas Tahun 2045”.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Rektor 1 IAIN Kendari Dr, Husain Insawan M.Ag, Dekan Fakultas Syari’ah Dr. Hj. Ipandang, M.Ag, Kanwil Kemenkuham, Pengadilan Agama, Pengadilan Negeri, Polda serta para dosen pembimbing lapangan dan para peserta pembekalan dari kelompok mahasiswa.

Wakil Rektor I, Husain Insawan mengatakan, bahwa dalam melaksanakan magang atau PPl ini ada dua komponen besar yang harus diperhatikan yaitu, hard skill dan soft skill.

“Berbicara tentang hard skill itu berarti, kita bicara mengenai kompetisi. Baik itu pengetahuan, maupun keterampilan yang berjalan dan diberlakukan pada instansi tersebut kemudian dipadukan dengan kompetensi yang telah kita miliki,” katanya.

Lanjutnya, ia juga mengatakan, agar kreativitas mahasiswa yang mengikuti PPL ini harus senantiasa dibangun.

“Soft skill ini terkait dengan kreativitas mahasiswa yang melaksanakan praktek pengalaman lapangan, kreativitas harus senantiasa di bangun, harus ada inisiatif kretivitas dari mahasiswa kita,” tambahnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah, Ipandang, memberi pesan kepada mahasiswa(i) yang mengikuti PPL tersebut agar disiplin ketika di lokasi PPL masing-masing.

“Jangan menyusahkan di tempat yang dituju nanti, di Pengadilan Agama, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dan lain sebagainya. Kenapa harus seperti itu, karena ada konsekuensi nilai di situ bagaimana kedisiplinan para mahasiswa yang mengikuti PPL,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Ia juga berharap kepada seluruh mahasiswa(i) Fakultas Syari’ah agar dapat memberikan yang terbaik.

“Berikan yang terbaik dimana anda ditempatkan,” harapnya.

Pentingnya Kebersihan Pantai, HMPS PAI Gelar Bakti Sosial di Pantai Nambo

Reporeter: Fitriani
Editor: Elfirawati

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Agama Islam (PAI) gelar bakti sosial bersih-bersih di Pantai Nambo, Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kabupaten Kendari, Rabu (5/1/2022).

Dari pantauan objekjif.id dilokasi, aksi bersih-bersih pantai itu diikuti oleh mahasiswa semester satu dipimpin lansung oleh Irma Irayanti S.HI., M.Pd serta beberapa anggota Dinas Pariwisata.

Pembina Kegiatan, Irma Irayanti mangatakan, aksi bersih-bersih pantai ini merupakan bagian kecil dari nasionalisme mahasiswa atau implementasi dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

“Bersih-bersih pantai ini sebenarnya kita sedang mengajarkan kepada mahasiswa secara tidak langsung bagaimana Sustainable Development Goals (SDGs) dan bagaimana itu nilai-nilai nasionalisme, bagaimana mencintai negeri kemudian menghargai linkungan serta sadar untuk menjaganya,” kata Irma Irayanti.

Irma Irayanti, menambahkan, bahaya dari sampah jenis plastik ini antara lain pencemaran air laut yang dapat mengganggu rantai makanan dan membunuh hewan laut, pencemaran air tanah karena sampah plastik tidak mudah terurai, sehimgga target utama dari kegiatan ini adalah sampah plastic.

“Target kegiatan ini adalah sampah plastic,” tambahnya.

Dikutip dari icctf.or.id, Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan dasar pijakan Pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan berkelanjutan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan target mendesak terkait SDGs urusan ekosistem laut tersebut.

Targetnya, pada 2020 ini ada upaya mengatasi dampak merugikan tersebut guna tercipta laut yang sehat dan produktif. Serta melakukan konservasi setidaknya 10% wilayah pesisir. Sementara pada 2025 targetnya adalah mengurangi polutan laut termasuk sampah plastik.

Sementara itu, Ketua Panitia, Wahyu Dias Ramadan berharap, aksi bersih-bersih tidak hanya dilakukan pada tempat ini, akan tetapi di lingkungan masing-masing.

“Harapan saya kepada seluruh masyarakat dan mahasiswa, bukan saja kebersihan itu kita lakukan di satu tempat dalam rangka tertentu. Akan tetapi,kebersihan itu harus kita jaga dalam rangka kebersamaan dan kebersihan lingkungan kita,” tuturnya.

Hilangnya Ketua KPUM IAIN Kendari Usai Pemilma

Reporter: Rizal Saputra

Editor: Riski

Objektif.id, Kendari – Kabar Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Amirulah, telah mengilang heboh di jejaring media sosial, terutama di berbagai grub WhatsApp.

“Dicari Ketua KPUM yang telah mengilang sejak pemilma ditutup……

“Dia kemana kah ini Ketua KPUM bela…?” tulis Nandar digrub WhatsApp yang diterima objektif.id, Kamis (30/12/2021).

Salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya, mengeluhkan hingga saat ini belum ada hasil dari pemilihan kemarin.

“Padahal, itu pemilihan sudah selesaimi tapi belum ada hasilnya,” ucapnya saat diwawancarai.

Untuk diketahui, saat dikonfirmasih terpisah melalui via seluler, Ketua KPUM tidak dapat dihubungi, hingga berita ini diterbitkan.

Pentingnya Kesehatan, HMPS BPI Gelar Seminar Milenial Mental Health 

Reporter : Syafira
Editor : Rizal Saputra

Objektif.id, Kendari – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) menggelar seminar Milenial Mental Health dengan tema In Mental Health Means, di Gedung Aulamini Perpustakaan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)  Kendari, Selasa (28/12/2021).

Ketua Program Studi PBI, Ni’matuz Zuhrah mengatakan, tujuan dari seminar ini, untuk memberikan pemahaman serta selalu berpikir posistif dalam mejalankan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.

“Kegiatan ini juga bertujuan bagaimana nanti mahasiswa selalu berpikiran positif disetiap menjalankan perannya, apalagi ini sebagai mahasiswa yang kemudian sedang berada dimasa pandemi, pasca pandemi ya, masih banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Tidak hanya itu, ia berpesan untuk mahasiswa yang mengikuti seminar ini, dapat memberikan gambaran kepada masyarakat sekekilingnya khususnya mahasiswa lainnya yang tidak sempat mengikuti seminar ini.

Bahwa, setiap manusia selalu diuji dengan permasalaha, baik itu masalah dalam kehidupan maupun masalah dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai mahasiswa. Namun perlu dingat setiap masalah pasti punya sisi baik dan buruk.

“Caranya kita supaya bisa menerima keadaan diri kita dengan baik, supaya bisa mengintropeksi diri kita dengan baik dan bisa merubah itu dengan baik dengan mengambil selalu sisi positif bukan negatif,” ujarnya.

Wakil Dekan III Fakultas Ushuliddi Adab dan Dakwah (FUAD) Dr. H Iksan berpesan kepada mahasiswa yang mengikuti seminar Milenial Mental Health ini, agar menyimak baik-baik apa yang disampaikan pemateri.

“Dengarkan baik-baik apa yang disampaikan, kemudian anda merauk sebanyak-banyaknya ilmu dari ibu Nurhaerani Haebah,” ucapnya saat menyampaikan sambutan.

Sementara itu, Ketua Panitia, Wahyudi Jisaid mengungkapkan, perencanaaan kegiatan ini sudah sejak lama diperbincangkan pada tatanan pengurus. Namun hari ini baru bisa diselenggarakan.

“Persiapan untuk Kegiatan ini sebenarnya sudah lama di rencanakan tapi karena satu dan lain hal,” ungkapnya.

Lanjut Wahyudi, Besar harapannya kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini, dapat mengetahui bagaimana cara kita mengatasi masalah yang terjadi dalam diri kita.

“Setelah mengikuti kegiatan mental health ini, mahasiswa jadi tau, bagaimana sih sebenarnya cara kita mengatasi masalah dalam diri kita,” harapnya.

Sedangkan Rahma, selaku Ketua Hmps BPI, mengatakan bahwa harapan kedepannya kepada Hmps BPI agar bisa menciptakan kegiatan-kegiatan yang bisa bermanfaat bagi seluruh mahasiswa.

” Untuk harapan hmps kedepannya lagi semoga bisa menciptkaan lagi kegiatan – kegiatan yang bisa bermanfaat lagi kepada seluruh mahasiswa, bisa menjadi terobosan baru lagi kedepannya menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.