Ketua Di Atas Ketua?

Objektif.id – “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati”. Ya, itulah kata seorang sastrawan terkemuka yang pernah dimiliki Indonesia bahkan dunia sekalipun. Sengaja aku dahului tulisan ini dengan kutipan kalimat eyang Pramoedya Ananta Toer, sebab secara sadar diharapkan agar supaya arah tanggung jawab mereka yang memiliki otoritas pada sebuah institusi tertentu memang harus penuh dengan penghayatan utuh atas ketulusan melaksanakan amanah, bukan kemudian penuh tipu daya disertai pencitraan yang dengan bangga masih berkoar-koar perihal semua kalangan mempunyai kesempatan yang sama dalam sistem demokrasi. Dasar omong kosong, apakah tuan-tuan ketua ini tidak malu? _Nda munafik ka begitu kanda?_ bicara di atas kaki sendiri tapi dalam pelukan orang lain.

Ironis jika pikiran itu terkungkung oleh pihak eksternal dengan kepicikan yang dijadikannya senjata utama, serta kedermawanan palsu yang menjadi tamengnya. Musti kita akui kepemimpinan hari ini sedari kampus telah begitu jauh – amat mundur dari segala tugas tanggung jawabnya sebagai manusia dan peran fungsinya mahasiswa. Dalam hal mengingatkan, kita akan menyeret para ketua lembaga kemahasiswaan disalah satu kampus dengan banyaknya anomali yang sengaja dibiarkan mengakar dan tumbuh berkembang secara terus-menerus. Ternyata isu perpanjangan jabatan serta penundaan pemilu bukan hanya terjadi di tingkat para elit negeri ini, yang implikasinya sampai merembet ke dalam kampus. Bahkan bukan hanya sekedar isu melainkan benar-benar terjadi.

Pengkajian melalui regulasi lembaga kemahasiswaan seyogyanya ada beberapa ketua lembaga yang dicopot dari jabatannya. Semisal salah satu contoh kasus ketika dari ketua-ketua yang menjabat telah hilang status kemahasiswaannya maka ia sudah harus diganti. Masih teramat banyak lagi masalah yang terjadi dalam kampus itu terkhusus ditataran lembaga kemahasiswaan politiknya.

Sejatinya para ketua lembaga kemahasiswaan di kampus tersebut baik yang berkasus maupun tidak sudah harus tergantikan lewat proses penyelenggaraan pemilihan umum mahasiswa. Disinilah letak kekeliruannya, sebab ketua lembaga tertinggi mahasiswa (katanya) belum melakukan pembentukan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM). Jangankan proses pembentukannya, dibicarakan bersama teman-teman mahasiswa saja tidak. Dengan peristiwa semacam ini timbul pertanyaan apakah ada “ketua di atas ketua”? Pertanyaan itu muncul indikatornya sederhana, kalau memang ketua tertinggi lembaga kemahasiswaan mengapa tidak berani mengambil sikap. Wajar kalau didemo karena diragukan independensinya.

Jangan takut untuk melawan pada mereka yang mencoba mengintervensi kemerdekaan berpikir serta kesadaran nurani anda. Aku yakin, organisasi ataupun yang mendidik itu baik belum tentu yang didik akan menjadi baik apa lagi yang didikannya tidak baik.

Mengkhawatirkan apa bila pola kaderisasi masih terjebak pada dogmatisme senioritas dengan basis kebenaran mutlak, itu artinya bukan mengkader tapi menternak. _”Kita nda mau ka kanda tes rasa yang ada mango-mangonya? Masa mau rasa vanilla terus”._ Saat ini perlu upaya rekonstruksi metode selain dari yang sudah ada itu. Kaku, konservatif, cenderung mengkerdilkan. Ingat ucap Sutan Syahrir Tum ” Tiap persatuan hanya akan bersifat taktis. Temporer dan karena itu insidental. Usaha-usaha untuk menyatukan secara paksa hanya akan terasa sakit, tersesat dan merusak pergerakan”.

Sampailah ke penghujung tulisan ini, saatnya mengistirahatkan tubuh dan semua yang sedang berkecamuk dalam kepala. Sebab perjuangan membutuhkan tenaga dan pikiran bukan wakanda dengan segala arahan-arahan kolonialismenya. Hati-hati semua bisa kena.

Penulis : Hajar
Editor: Redaksi

SEMA FEBI IAIN Kendari Gelar Dialog Publik

Kendari, Objektif.id – Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar kegiatan Dialog Publik di Aula Mini FEBI IAIN Kendari pada Senin (12/12/2022).

Dialog Publik kali ini mengangkat tema “Indonesia Economic Outlook 2022” yang menghadirkan dua dosen FEBI IAIN Kendari sebagai  narasumber yaitu Abdul Wahid Mangkito S.Si.,M.EI dan Lestari Daswan S.M.,M.M.

Ketua panitia kegiatan, Sultan menjelaskan bahwa tujuan diadakan kegiatan Dialog Publik ini tidak lain untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan Mahasiswa terkhususnya di bidang ekonomi.

“Tujuannya yaitu untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan kepada Mahasiswa khususnya di bidang ekonomi bahwasanya kita harus mengetahui keadaan ekonomi kita pada saat ini dan solusi apa yang harus kita perbuat untuk kedepannya,” Jelasnya.

Dia juga mengatakan, dengan diadakannya Dialog Publik ini dapat dijadikan rujukan untuk menghadapi resesi ekonomi di tahun 2023 nanti.

“Apa lagi yang katanya kita akan menghadapi resesi ekonomi pada tahun 2023 maka dengan adanya dialog ini dapat memberikan gambaran bagi kita semua dengan apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi problem tersebut,” Sambungnya.

Selaras dengan itu, Ketua SEMA FEBI IAIN Kendari, Raodatul Jannah berharap kegiatan tersebut dapat menambah wawasan dan membuka pikiran Mahasiswa terkait kondisi perekonomian indonesia dan juga untuk menghadapi resesi ekonomi di tahun 2023.

“Saya berharap dengan diadakannya dialog publik ini bisa menambah wawasan peserta terkait kondisi perekonomian indonesia saat ini dan prediksi resesi ekonomi di tahun 2023 yang kemudian bisa menghasilkan pikiran dan tindakan agar bisa survive di dunia ekonomi,” Harapnya.

Reporter: Tesa ASN
Editor : Asrina

Sang Dara Pahlawan Yang Teraniaya

Objektif.id – Joan of arc / Jeanne d’arc adalah seorang gadis muda rupawan dan pemberani yang berasal dari Prancis. Ia dikenal akan perjuangannya melawan Inggris dan Burgundy pada masa perang seratus tahun. Dari peperangan tersebut ia memperoleh gelar La Pucelle (Sang Dara/Sang Perawan). Namun sayang di akhir hayatnya ia di kambing-hitamkan oleh politik Perancis sehingga membuatnya di eksekusi mati.

BIRTH ON DAY 1412
Jeanne d’arc lahir pada tanggal 6 Januari tahun 1412 di sebuah desa kecil di Perancis bernama Domremy dari sepasang ayah dan ibu yang seorang petani sang ayah bernama Jacques d’Arc dan sang ibu bernama Isabelle Romee. Bisa dibilang desa Domremy ini adalah desa yang terpencil serta berada di tengah-tengah daerah kekuasaan Burgundy. Oleh sebab itulah, terkadang desa tersebut beberapa kali mendapatkan serangan dari Burgundy salah satunya desa itu pernah terbakar namun Jeanne dan keluarganya tetap bertahan di desa tersebut.

THE MISSION
Dalam kehidupannya Jeanne dikenal sebagai orang yang taat kepada tuhannya. Karena ketaatannya itu ia mengaku mendapatkan bisikan-bisikan yang ia percayai berasal dari tuhan selama tiga tahun berturut-turut Yang menyuruhnya mengusir inggris dari wilayah Perancis serta menobatkan Charles VII sebagai raja.

Pada tahun 1428 tepatnya di usia Jeanne yang ke-16 tahun dengan penuh tekad dan keberanian ia menghadap kepada komandan Count Robert De Baudri Court agar mengizinkannya ikut perang dengan alasan bisikan dari tuhan. Beberapa kali Jeanne ditolak dengan jawaban yang sangat menyakitkan terlebih tentang dirinya yang buta huruf. Namun, Jeanne tidak menyerah ia akhirnya mendapatkan kesempatan keduanya setelah ia membuktikan ramalannya mengenai kekalahan Perancis di pertempuran Herrings dekat kota Orleans.

Di Sepanjang tahun 1429 Jeanne telah memenangkan berbagai pertempuran di bawah kepemimpinannya. Dalam penampilannya sendiri Jeanne memotong rambutnya layaknya pria dengan pakaian zirah yang berkilau serta tak lupa panji (Bendera) yang khas yang selalu ia bawa dan di setiap pertempuran ia selalu berada di baris terdepan. Dalam pertempuran itu beberapa kali Jeanne terkena serangan anak panah lawan namun dengan gesitnya dan tak merasa sakit sedikitpun ia tetap melanjutkan pertempuran tersebut.

THE FINAL SEASON
Dalam suatu pertempuran melawan Burgundy Jeanne terjatuh dari kudanya kemudian ia ditinggal oleh pasukannya bersama pasukan lawan yang akhirnya menangkapnya. Setelah itu, ia dijual kepada pihak Inggris. Adapun raja Charles VII yang telah menjadi raja saat itu tidak memberikan bantuannya kepada Jeanne. Dalam kurungan penjara tak hentinya fitnah bertebaran dimana-mana tentang dirinya yang membuatnya dijatuhi hukuman mati. Setelah itu, ia diarak dan dibakar hidup-hidup di depan rakyat sekaligus menjadi akhir kisah sang Dara tepatnya pada tanggal 30 mei 1431 di usia ke-19 tahun. Barulah 25 tahun kemudian di tahun 1456 Jeanne d’Arc resmi dinyatakan tidak bersalah.

Pelajaran yang diambil dari kisah Jeanne ini adalah bahwa perempuan tidak harus melulu dikodratkan sebagai makhluk lemah lembut. Perempuan juga memiliki jiwa laksana ksatria dalam dirinya, apalagi dalam pandangan Tuhan kita adalah sama baik pria dan wanita yang menjadi pembeda dari itu semua hanyalah amal kita saja yang akan dibawa ke akhirat nantinya.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Redaksi

Dimana Letak Masa Mudaku?

Objektif.id – Remaja adalah orang-orang yang berusia dari usia 12-17 tahun. Masa remaja bisa dikatakan masa yang tak terlepas dari sifat hedonisme yang dimana mereka menganggap kesenangan atau bersenang-senang adalah yang terpenting dalam hidup. Untuk melengkapi itu semua mereka pun membentuk sebuah geng dalam lingkup masing-masing sekolahan.

Ironisnya dari per-Gengan tersebut justru menimbulkan banyak masalah yang menimpa dan merugikan kalangan masyarakat secara finansial dan juga berpengaruh pada psikis anak-anak yang bisa saja terdoktrin akan perilaku yang menurut remaja ini sebuah kesenangan namun nyatanya menyesatkan. Adapun tindakan merugikannya seperti aksi mabuk-mabukan di sekitaran komplek pemukiman warga, balapan liar di jalanan, hingga aksi pertikaian antar geng (tawuran) yang dilandasi oleh masalah sepele yang diperbesarkan, dan yang paling ekstrimnya adalah perilaku sesat remaja ini telah menjurus kepada tindak pidana kriminalitas.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang juga bersumber dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) selalu terjadi peningkatan tiap tahun angka tindak kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja. Tercatat yang berhasil ditangkap oleh kepolisian sebanyak 3.100 – 4.200 remaja dalam kurun waktu 2007-2009. Adapun dalam periode 2013- 2015 terkait kasus kriminalitas remaja di Indonesia tercatat 6325 – 7762 kasus.

Meski tindakan remaja ini sering merugikan orang sekitar dan bisa saja berakibat fatal kepada orang yang terkena imbasnya. Namun, tak sedikit juga orang yang membela para remaja ini dengan selalunya mengatakan “Namanya juga anak-anak mereka masih kecil”, Kata-kata tersebutlah yang sering menjadi pemicu banyaknya para remaja yang berperilaku tidak semestinya dilakukan apalagi fase remaja sudah bukan lagi berada di fase anak-anak. Menganggap sesuatu itu adalah hal yang biasa malah memberikan dampak yang besar serta tentunya dapat menurunkan eksistensi negara di skala Global.

Sungguh sia-sia lah masa muda jika dihabiskan hanya untuk bersenang-senang terlebih mayoritas dari mereka masih tinggal bersama keluarga dan juga masih dibiayai segala kebutuhannya oleh keluarga. Selain itu, ada tiga hal yang menjadi kewajiban remaja yaitu; kewajiban kepada tuhan, kewajiban kepada keluarga, dan kewajiban kepada negara. Jika kewajiban itu terlaksana maka otomatis hak pun juga akan didapatkan berupa kasih sayang dan keadilan di mata dunia.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Redaksi

HMPS ESY IAIN Kendari Gelar Kegiatan Diskusi Peluang Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Milenial

Kendari, Objektif.Id – Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah (HMPS-ESY) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar kegiatan Focus Group Discussion di Aula Mini IAIN Kendari pada Kamis, 5 Desember 2022.

Kegiatan yang mengangkat tema “Peluang Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Milenial” ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Sarlan Lario, S.E selaku direktur Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) dan juga Muh. Imran, S.E, M.Ak yang merupakan dosen FEBI IAIN Kendari.

Ketua panitia kegiatan, Hikmawati menjelaskan bahwa tujuan diadakan kegiata Focus Group Discussion ini tidak lain untuk memberi motivasi kepada mahasiswa IAIN Kendari terutama yang berasal dari FEBI agar dapat membangun bisnis ekonomi secara kreatif dan inovatif.

“Tujuan di adakan kegiatan Focus Group Discussion bermaksud agar generasi atau mahasiswa khususnya lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini bisa lebih kreatif dan inovatif  lagi dalam membuat suatu bisnis ekonomi,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang berasal dari lingkup IAIN Kendari.

“Jadi kepanitiaan yang terlibat dalam kegiatan diskusi ini kurang lebih 15 orang mungkin, terus kalau dari peserta yang ikut serta juga kurang lebih 50 orang yang hadir dalam kegiatan ini, ” sambungnya.

Selanjutnya dia juga berharap agar kegiatan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu baik untuk peserta maupun panitia yang ikut andil dalam kegiatan ini.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa bermanfaat dan menjadi sumber ilmu bagi peserta dan juga kepanitiaan yang hadir dalam kegiatan tadi,” Harapnya.

Penulis : Muh Arfan Sangga
Editor: Asrina

Mengangkat Tema Tentang Papalimbang, UKM Seni IAIN Kendari Gelar Pentas Kolaborasi

Kendari, Objektif.id- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar Pentas Kolaborasi Akhir Tahun yang kedua (Pekat II) pada hari Sabtu, 3 Desember 2022.

Dalam kegiatan tersebut menampilkan berbagai macam pentas seni, diantaranya teater, musik, tari dan monolog, yang diselenggarakan di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai 2 IAIN Kendari.

Ketua umun UKM Seni IAIN Kendari, Muh. Amirullah mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar para mahasiswa bisa lebih memperhatikan terhadap apa yang terjadi lingkungan sekitar, terkhususnya di lingkungan masyarakat.

“Sebenarnya tujuannya bagaimana supaya teman mahasiswa itu memperhatikan masyarakat atau bersosial lah selain bukan hanya dilingkup kampus melainkan bagaimana caranya supaya kita memperhatikan juga nilai-nilai sosial yang ada diluar melalui kesenian seperti itu mungkin,” katanya.

Dia juga mengatakan alasan diangkatnya tema papalimbang ini, di karenakan bedasarkan hasil pengamatan mereka, papalimbang mulai hilang setelah adanya jembatan teluk Kendari yang di pergunakan masyarakat untuk menyebrang.

“Nah, setelah kita turun ke sana yang bagus di angkat di sana itu ternyata isu papalimbang yang dimana papalimbang ini itu sudah mulai hilang setelah adanya jembatan teluk Kendari ini, makanya di penampilan kita ini di Pekat II mengangkat penampilan teater itu mengenai papalimbang,” sambungnya.

Dia juga berharap dengan terselenggaranya penampilan teater ini bisa membuat para mahasiswa untuk lebih peka juga terhadap hal-hal sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat luar dan bukan hanya yang terjadi di lingkup kampus saja.

“Harapan saya kalau secara pribadi lewat penampilan tadi ini semoga teman-teman kemahasiswaan itu seperti tadi yang saya katakan selalu memperhatikan yang luar jangan hanya memperhatikan apa yang ada di dalam kampus melainkan nilai-nilai sosial yang ada di luar,” harapnya.

Salah satu penonton, Disna mengatakan pentas seni yang bertemakan papalimbang ini sangat luar biasa, karena pesan dan makna yang ingin di suarakan bisa tersampaikan dengan baik kepada para panonton.

“Tanggapan saya tentang Pekat II ini yaitu yang bertema tentang papalimbang penampilan yang sangat luar biasa, makna yang ingin disampaikan tersampaikan dengan baik dan kita bisa melihat bahwasanya terkadang pemerintah bersifat egois tidak memikirkan rakyatnya yang akan kehilangan mata pencaharian,” tukasnya.

Reporter: Akmal Firdaus
Editor: Slamet

Mahasiswa IAIN Kendari Adakan Penyuluhan Tentang Bahaya Narkoba Pada Kalangan Remaja

Kendari, Objektif.id Mahasiswa program studi Ekonomi Syariah (ESY) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari adakan Penyuluhan Bahaya Narkoba untuk siswa SMP dan SMA yang ada di Sekolah Swasta Ilmiah Kendari pada Sabtu, 3 Desember 2022.

Ketua panitia kegiatan, Arya Saputra mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengedukasi tentang bahaya penggunaan narkoba di semua kalangan terutama pada kalangan remaja.

“Tujuan dari sosialisasi penyuluhan bahaya Narkoba ini yaitu untuk mengedukasi adik-adik dari semua pelajar SMA dan SMP tentang bahayanya penggunaan Narkoba di kalangan remaja dan bukan hanya di kalangan mereka tetapi di semua kalangan itu sangat berbahaya,” Katanya.

Dia juga berharap dengan diadakannya kegiatan ini para pelajar dapat menambah pemahaman terkait bahaya dari penggunaan narkoba.

“Mudah-mudahan setelah diadakannya sosialisasi ini adik-adik SMA dan SMP Ilmiah lebih memahami lagi seberapa jauh bahayanya penggunaan narkoba ini,” Sambungnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Ilmiah Kendari, Alwan S.Pd mengatakan untuk kegiatan penyuluhan tentang narkoba telah sering dilaksanakan di sekolah tersebut yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian Daerah (Polda).

“Jadi untuk penyuluhan Narkoba ini sering dilaksanakan di sekolah kami SMP dan SMA biasanya yang datang itu dari BNN kota termasuk juga dari Polda mereka datang untuk penyuluhan tentang Narkoba,” jelasnya.

Pemateri di kegiatan tersebut, Dokter Fahreza Fajar Muharam mengatakan bahwa dia cukup terkesan dan mengapresiasi para mahasiswa yang memiliki rasa kepedulian terhadap generasi penerus bangsa dengan mengadakan sosialisasi penyuluhan bahaya narkoba.

“Pada materi kali ini cukup berkesan saya mengapresiasi teman-teman mahasiswa dari IAIN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam karena ada kepedulian maksudnya tanggung jawab kepada generasi penurus jadi kita melakukan penyuluhan kepada bahaya tentang Narkoba ini,” Tukasnya.

Reporter: Tesa ASN
Editor: Slamet

Ada Apa Dengan Begal?

Objektif.id – Begal merupakan salah satu tindak kejahatan kriminal  jalanan yang mengancam, membajak, merampas/mencuri, serta membunuh orang tidak bersalah yang ditemuinya. pembegal biasanya beraksi pada tengah malam hari sementara di siang hari di tempat-tempat yang sepi dan aksinya selalu dilakukan bertim baik itu dua orang maupun lebih dari itu sudah selayaknya pemain sepak bola.

Para begal ini sudah sangat meresahkan masyarakat sehingga membuat sebagian orang takut untuk keluar rumah pada malam hari dan tak sedikitpun juga orang masih berani untuk keluar malam entah karena kebutuhan mendesak ataupun hal-hal lainnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data statistik kriminalitas di Indonesia salah satunya melalui pendekatan ruang lingkup kewilayahan tercatat dalam kurun waktu tahun 2011-2018, jenis kejadian pencurian merupakan kejahatan yang paling banyak terjadi pada Desa/Kelurahan di Indonesia Jumlahnya mencapai lebih dari >36%-45%. Melalui pendekatan survei korban dalam periode tahun 2019-2020 tercatat korban yang berhasil melaporkan tindak kejahatan kepada pihak hukum masih relatif rendah. Pada tahun 2019 persentasenya sebesar 22,19% kemudian di tahun 2020 mengalami peningkatan sedikit menjadi 23,46%.

Dari sekian banyak pelaku Pembegalan yang disiarkan di media baik itu melalui internet ataupun berita di Tv. Sangat disayangkan bahwa pelakunya masih remaja di bawah umur hal ini tak terlepas dari pergaulan mereka yang salah arah. Jadi, tak mengherankan para pelaku begal yang ditangkap akan menangis dan meminta ampun layaknya balita yang ketahuan merusak barang orang tuanya. Karena pikiran mereka dicekoki Ajaran menganggap pegang senjata dan melakukan kejahatan adalah hal yang keren. Namun, nyatanya mental mereka masih sangatlah lemah untuk berhadapan langsung kepada aparat hukum.

Pembahasan tentang begal ini tak akan pernah habisnya layaknya sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang mencapai ribuan episode. Teruntuk para orang tua diluar sana mulai sejak dini ajarilah anak-anak kalian tentang pemahaman akan kehidupan sebenarnya dibalik dinding rumah. Karena, hidup bukan hanya tentang sisi terangnya saja sebaliknya hidup juga ada sisi gelapnya.

Adapun orang yang menganggap dirinya tak diperhatikan tetaplah gunakan akal dan hatimu untuk berpikir kritis dan kedepan akan keadaan sesulit apapun itu. Satu hal yang perlu diingat bahwa tuhan akan selalu ada bersamamu dan memperhatikan dirimu.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Redaksi

Mahasiswa Pascasarjana IAIN Kendari Raih Penghargaan Guru Berdedikasi Tingkat Nasional

Kendari, Objektif.id – Banyus, salah satu mahasiswa Pascasarjana IAIN Kendari, berhasil meraih penghargaan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Berdedikasi Jenjang SD Tingkat Nasional  pada momen penganugerahan Guru PAI Berprestasi dan Berdedikasi pada hari guru nasional yang  diselenggarakan oleh Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI), Kamis 24 November 2022.

Pada kegiatan tersebut terdapat 274 partisipan yang melewati seleksi ajang anugerah tingkat nasional ini, yang berasal dari para GPAI TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Pengawas.

Direktur PAI Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI), Amrullah  mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan kepada para guru didalam lingkup kementerian agama sebagai motivasi untuk terus meningkatkan pemahaman mereka terhadap moderasi beragama, sehingga nantinya hal tersebut dapat dengan mudah diterapkan kepada para peserta didiknya.

“Penghargaan ini sebagai dorongan kepada seluruh guru untuk terus berusaha mengembangkan nilai-nilai agama sesuai bingkai moderasi beragama,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulawesi Tenggara (Sultra), Zainal Mustamin menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian yang telah diraih Banyus dan berharap pencapaian tersebut dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugasnya.

“Saya sangat mengapresiasi ada yang mendapat penghargaan di lingkungan Kementrian Agama. Semoga apa yang didapat pada penganugerahan kemarin dapat diterapkan dalam setiap tugas yang diembannya,” ujarnya.

Sementara itu, Banyus mengatakan dirinya sangat bersyukur dengan prestasi yang telah diraih dan percaya bahwa guru PAI di Sulawesi Tenggara juga bisa memberikan dampak yang besar dalam skala nasional.

“Pastinya saya bersyukur sekali dengan pencapaian ini. Melalui pencapaian ini saya percaya bahwa Guru PAI Sultra juga telah mampu memberikan kontribusi besar bagi bangsa,” ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp.

Reporter : Asrina
Editor : Slamet

Ada Kompor Dibalik Konten

Objektif.id – Di zaman serba teknologi ini kita sudah tak asing lagi dengan yang namanya seorang Content Creator yang menyebarkan sebuah informasi di berbagai platform media sosial seperti Instagram,Facebook,Twitter dan TIktok yang paling sering banyak menjadi penyedia informasi dari mancanegara.

Adapun konten-konten yang mereka bagikan biasanya berkaitan dengan suatu keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi maupun pada masa lampau. Konten tersebut juga menyajikan suatu hal yang menimbulkan perspektif publik yang beraneka macam baik itu positif maupun negatif terhadap hal tersebut. Di sepanjang tahun 2021 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi telah terdapat sekitar 650 konten yang memuat radikalisme. Sementara di tahun ini, menjelang pemilu tahun 2024 Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (BAWASLU-RI) telah menerima laporan terkait konten propaganda politik sebanyak 5.103 konten.

Dalam sebuah peristiwa yang tidak mengenakan yang dilakukan sebut saja “Oknum-Oknum”. Melihat hal tersebut para pengonten ini kemudian menyebarkan informasi kepada khalayak umum dengan bumbu-bumbu propaganda. Mereka menyebar informasi atas tindakan tak terpuji yang dilakukan oleh beberapa “Oknum” malah dibalik dengan mengatasnamakan secara keseluruhan masyarakat ada dalam peristiwa tersebut. Hal ini tentu saja memberikan asumsi publik yang negatif kepada penduduk yang ada dalam suatu kewilayahan yang dimuat dan tentunya akan berdampak dengan memburuknya reputasi Wilayah itu.

Sungguh sangat kasihan para orang-orang tak bersalah ini yang terkena imbasnya dan dicap dengan kata-kata negatif oleh publik hanya karena kesalahan seorang atau beberapa “Oknum” ditambah dengan pengomporan yang dilakukan oleh para pengonten tersebut.

Untuk itulah Warga Internet (Netizen) sebagai penggiat sosial media jangan mudah termakan dengan isu propaganda yang tersebar di berbagai platform media sosial yang ada. Perlu adanya sifat mengkritisi sebuah informasi yang tersebar jangan hanya karena ramai diperbincangkan di media sosial kemudian mengambil kesimpulan sendiri, biasa apa yang sedang ramai itu belum tentu fakta yang sebenarnya. Cerdas dan cermatlah dalam berinternet.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Redaksi

Usaha Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa, MBS IAIN Kendari Gelar Pelatihan Kewirausahaan

Kendari, Objektif.id- Program studi Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar kegiatan pelatihan kewirausahaan, yang dilaksanakan di aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Kendari pada tanggal 26-27 November 2022.

Ketua Program Studi (Kaprodi) MBS IAIN Kendari, Dr. Suman Anselah, SE, M.Si, mengatakan peserta pada kegiatan ini adalah para mahasiswa dari Prodi MBS sendiri dan juga dari Institut Sains Teknologi dan Kesehatan (ISTEK) Aisyiyah Kendari.

“Ya, peserta dari kegiatan ini terdiri dari internal kampus yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari yaitu program studi Manajemen Bisnis Syariah dan diikuti oleh kampus lain yaitu mahasiswa dari ISTEK,” katanya.

Dia juga menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan pelatihan ini untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa, terkhusus di jurusan baru yaitu MBS, agar mereka bisa menjadi wirausahawan yang berkulitas kedepannya.

“Tujuan diadakannya pelatihan kewirausahaan ini kepada mahasiswa yaitu untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan atau seorang pelaku entrepreneurship sedini mungkin dengan memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya di sekitar baik itu sumberdaya yang dimiliki sendiri maupun sumberdaya modal yang dimiliki, sehingga bisa menjadi seorang pengusaha muda disaat sekarang ini,” jelasnya.

Dia juga berharap kepada mahasiswa ketika lulus nantinya, mereka tidak hanya berpikir untuk menjadi karyawan saja, tetapi juga bisa menjadi seorang yang menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang banyak.

“Harapannya tentunya mahasiswa bukan saja menjadi bercita-cita menjadi seorang karyawan, tetapi harus menciptakan pekerjaan. Sehingga kedepannya itu bukan sebagai sarjana pencari kerja tapi dia menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadi bos di usahanya sendiri.” harapnya.

Reporter : Akmal Firdaus
Editor : Slamet

Mengusung Tema Keberagaman, UKM Bahasa IAIN Kendari Rayakan Milad Yang Ke 5 Tahun

Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari rayakan milad yang ke-5 tahun yang dilaksanakan di gedung Auditorium IAIN Kendari dengan mengusung tema “Wonderland”, pada Sabtu, 20 November 2022.

Tema yang diusung pada milad tahun ini terinspirasi dari banyaknya ragam bahasa daerah yang terdapat di Indonesia, terbukti dari berbagai macam baju adat yang digunakan oleh anggota UKM Bahasa disepanjang acara yang  melambangkan keberagaman suku dan bahasa.

Sekertaris panitia kegiatan, Defi Anriani menjelaskan untuk kegiatan milad kali ini, terdapat beberapa rangkaian kegiatan pendukung yang di selenggarakan setiap Minggu menuju acara puncak, seperti kegiatan by plastik, ayo dolanan, maupun kegiatan Talkshow.

“Dan milad ini melewati berbagai tahap, dari tahap by plastik, ayo dolanan, dan talkshow, itu memerlukan banyak sekali rutinitas yang tiap mingguan, untuk mencapai berhasilnya kegiatan hari ini” jelasnya.

Selanjutnya dia juga berharap melalui tema yang diangkat pada kegiatan ini dapat membuat orang-orang paham bahwasanya bahasa bukan hanya sebagai penguasaan ilmu, melainkan juga sebagai media dalam bersosialisasi.

“Nah disini kita ingin menunjukkan sama orang-orang bahwa bahasa itu tidak hanya untuk penguasaan ilmu tapi untuk sosialisasi juga kepada orang lain” sambungnya.

Ketua umum UKM Bahasa IAIN Kendari, Maya Amalia Syakina berharap agar UKM Bahasa kedepannya memiliki anggota yang berkualitas serta berprestasi yang kelak mampu membanggakan kampus IAIN Kendari.

“Untuk harapanya semoga UKM bahasa lebih baik kedepannya, lebih berkualitas dan memiliki anggota yang lebih berprestasi dan juga tentunya bisa membanggakan IAIN Kendari sebagai rumah utama dari UKM bahasa” harapnya.

Reporter : Putri Patricia
Editor : Asrina 

Dampak Kericuhan Demonstrasi Terkait Pembangunan Asrama Mahasiswa, Kini Berujung Ke Kantor Polisi

Kendari, Objektif.id – Setelah aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari pada Rabu, 23 November lalu, kini berlanjut pada pelaporan di Polsek Baruga.

Presma IAIN Kendari, Hendra Setiawan mengatakan setelah kejadian tindak represif yang dilakukan keamanan kampus dan mengeluarkan perkataan yang tidak senonoh kepada para mahasiswa pada aksi tersebut yang mereka anggap sebagai penghinaan.

“Setelah kejadian tindak represif keamanan kampus dan juga mengeluarkan kata yang tak senonoh di kampus PTKIN satu-satunya di provinsi Sultra ini membuat teman-teman masa aksi dan saya sebagai pimpinan mahasiswa merasa keberatan dan kami laporkan sebagai penghinaan,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan pihak kampus harus segera memutuskan kontrak dengan pihak penyedia jasa yakni PT. Satya Perkasa Mandiri, karena mereka menilai hal ini mencoreng nama baik IAIN Kendari.

“Saya selaku presiden mahasiswa meminta kepada Ibunda Rektor tercinta untuk sesegara mungkin memutuskan kontrak dengan pihak penyedia jasa yakni PT. Satya Perkasa Mandiri, karna mencoreng nama baik kampus” tuturnya

Hendra juga mengecam kepada oknum yang terlibat dalam proses pembangunan asrama mahasiswa IAIN Kendari untuk tidak bermain-main, dan meninjau kembali dokumen yang dinilai cacat administrasi, agar bisa sesuai dengan standar prosedural yang ada.

“Dan saya juga sangat mengecam seluruh oknum yang ingin bermain-main dalam proses pembangunan Rusunawa IAIN Kendari, karna seperti yang kita ketahui bahwa tidak adanya transparansi penggelolaan bahkan dokumen yang mahasiswa dapat itu kami anggap sangat cacat. Untuk itu saya mendesak suluruh stakeholder yang berkaitan dengan pembagunan Rusunawa untuk meninjau ulang kembali dokumen dan merelevankan apa yang terjadi dilapangan,” pungkasnya.

Dia menghimbau kepada seluruh mahasiswa dan juga masyarakat yang terdampak akibat pembangunan untuk sama-sama menyuarakan permasalahan tersebut.

“Saya juga menghimbau kepada seluruh Mahasiswa dan juga Masyarakat yang terdampak akibat pembangunan untuk sama-sama nantinya menyuarakan atas kekeliruan pembangunan tersebut.” imbaunya.

Dia juga meminta kepada pihak kontraktor pembangunan yang mereka anggap sudah mengetahui kejanggalan yang terjadi untuk segera menghentikan proses pembangunan asrama mahasiswa IAIN Kendari tersebut.

“Terkhusus kontraktor pembangunan yang telah mengetahui kejanggalan pembangunan tersebut akan tetapi tetap melakukan proses pembangunan, agar segera menghentikan proses pembangunan atau akan mendapatkan kosekuensinya tersendiri.” Tukasnya.

Reporter: Fitri
Editor : Slamet 

Upaya Mengedukasi Tentang Lembaga Legislatif Mahasiswa, Sema Fuad IAIN Kendari Gelar Seminar

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai lembaga legislatif, Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan seminar legislatif yang bertemakan “Peran Mahasiswa dan Lembaga Legislatif dalam Pengambilan Kebijakan Publik” pada Kamis, 24 November 2022

Kegiatan yang digelar di Aula Mini Perpustakaan IAIN Kendari ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Imanuddin S.Pd selaku Wakil Ketua DPRD Konawe Kepulauan dan Irhas Saputra S.Pd yang merupakan Ketua Sema IAIN Kendari Periode 2019-2020.

Ketua Sema FUAD, Wahyudi menjelaskan bahwa tujuan diadakan seminar ini agar dapat memberikan penguatan kepada para peserta terkait peran mahasiswa dan lembaga legislatif dalam pengambilan kebijakan publik.

“Kegiatan ini perlu untuk memberikan penguatan kepada kita bahwa selain lembaga legislatif mahasiswa juga memegang peranan pada pengambilan kebijakan  publik dalam hal ini dapat memengaruhi walaupun bukan pada forum resmi” ungkapnya.

Selaras dengan itu, ketua panitia kegiatan, Riska Ariani menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan ini yaitu untuk menguatkan salah satu peran mahasiswa sebagai agen of control.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menguatkan kembali salah satu peran mahasiswa yaitu sebagai agen of control dalam masyarakat” tuturnya.

Dia juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta yang hadir.

“Harapan kami terlaksananya kegiatan ini yaitu dapat memberikan manfaat kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa FUAD terkait peran mahasiswa sebagai salah satu agen of control.” Harapnya.

Reporter : Fitrah Ardiansyah
Editor: Asrina

Kala Massa Beraksi, Security Pun Bertindak

Objektif.id – Dalam sebuah aksi demonstrasi sering adanya sebutan Massa Aksi dalam peristiwa tersebut. Massa aksi disini adalah sekelompok orang yang dibawah pemandu Koordinator Lapangan (Korlap) menyerukan seruan pergerakan terhadap sebuah birokrasi institusi tertinggi yang dinilai tidak kompeten atau hal-hal kritik lainnya.

Jika ada massa maka pasti ada Aparat Keamanan/Security yang bertugas mengamankan dan mengendalikan massa agar tidak melakukan aksi anarkisme atau pengrusakan terhadap fasilitas sarana dan prasarana negara. Namun beribu sayang, banyak dari sejumlah aparat keamanan ini tega melakukan tindakan aniaya/asusila terhadap sejumlah massa hingga memicu adanya korban dalam aksi demonstrasi tersebut.

Dilansir dari beberapa Media Massa, sudah banyak kasus sebut saja “Oknum-Oknum” aparat keamanan yang melakukan tindakan represif terkhususnya dalam lingkup kampus oleh Security kampus. Paling banyaknya tindakan yang dilakukan adalah aksi pemukulan yang sampai nyaris dibawa ke Rumah Sakit (RS), dan baru-baru ini yang sedang viral meneriakkan massa aksi dengan kata-kata tak pantas.

Adapun, alasan aparat keamanan ini melakukan tindakan tersebut adalah katanya untuk membubarkan Massa Aksi yang berkerumun. Bahkan paling seringnya pada saat Massa ini melakukan aksi bakar Ban. Aksi bakar Ban selain sebagai simbolik kemarahan Massa terhadap institusi tertinggi juga aksi ini sudah biasa ditemukan dalam setiap gerakan Demonstrasi, namun kenapa para Security ini malah menghalangi massa melakukan aksi bakar Ban tersebut? Bukankah sama saja mengatakan bahwa mereka tidak mengijinkan Massa ini untuk menyuarakan aspirasinya? Aksi bakar ban sendiri, bukanlah merupakan suatu tindakan anarkisme tetapi hanya sebuah simbolik semata dalam hal demonstrasi.

Semoga untuk kedepannya para Aparat Keamanan ini selain menjalankan tugasnya, yakni mengamankan serta mengendalikan situasi dan kondisi pada saat Demonstrasi juga perlunya adanya pemahaman terkait situasi dan kondisi pada saat Demonstrasi. Hal ini perlu dilakukan agar terhindarnya sikap represif yang berlebihan oleh Aparat Keamanan begitupun sebaliknya untuk mencegah tindakan anarkisme yang dilakukan massa aksi.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Slamet