HMPS IAT IAIN Kendari Motivasi Mahasiswa Lanjutkan Jenjang Pendidikan Melalui Seminar Beasiswa LPDP

Kendari, Objektif.id— Suasana Seminar di Aula Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah(FUAD) tampak ramai didatangi oleh Mahasiswa yang antusias mengikuti kegiatan seminar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Pada sabtu siang, 21 Juni 2025, yang mengusung tema: “Menjemput Mimpi, Membangun Negeri: Strategi Sukses Meraih Beasiswa LPDP.” Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya membekali mahasiswa dengan wawasan serta strategi konkret untuk mendapatkan beasiswa prestisius dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Seminar ini menghadirkan Safril, sebagai  narasumber yang telah berpengalaman dan sukses mendapatkan beasiswa LPDP, yang akan membagikan langsung kisah, kiat, serta tantangan dalam proses seleksi hingga menjalani studi lanjutan melalui skema beasiswa tersebut.

Acara ini dipandu oleh Riyan Ade Nugraha sebagai moderator, dan Nadya Mutmainna Thamrin sebagai MC, yang keduanya merupakan mahasiswa aktif dari program studi yang sama.

Dengan semangat membangun negeri melalui pendidikan, seminar ini diharapkan dapat menjadi ruang motivasi sekaligus bimbingan praktis bagi para peserta. HMPS IAT menegaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari komitmen mereka dalam menciptakan atmosfer akademik yang progresif dan produktif dalam mendukung mahasiswa menapaki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pelajar Indonesia yang bercita-cita melanjutkan studi S2 atau S3, baik di dalam negeri maupun luar negeri, maka kamu wajib mengenal beasiswa LPDP program unggulan dari Kementerian Keuangan. Sebagai salah satu beasiswa paling banyak diminati, LPDP memberikan dukungan penuh bagi pendidikan pascasarjana. Mulai dari biaya kuliah hingga tunjangan hidup bulanan, termasuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, transportasi, asuransi, dan lain sebagainya, semuanya ditanggung.

Beasiswa LPDP merupakan inisiatif dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang menyediakan pembiayaan penuh untuk jenjang pascasarjana, baik di dalam maupun luar negeri. Program ini menjadi dambaan banyak pelajar karena cakupannya yang komprehensif.

Safril menjelaskan bahwa LPDP tidak memprioritaskan kampus tertentu dalam proses seleksi penerima beasiswa. “Selama kampus tujuan memenuhi syarat dan standar yang ditetapkan oleh LPDP, baik di dalam maupun luar negeri, maka setiap pelamar memiliki peluang yang sama besar,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa yang menjadi fokus utama adalah kesiapan individu baik dari segi akademik, komitmen pengabdian, hingga kelayakan rencana studi.

Tujuan utama LPDP adalah mencetak pemimpin profesional masa depan yang berdaya saing tinggi serta berkomitmen kuat pada kemajuan bangsa. LPDP tak hanya mendukung pendidikan, tapi juga mendorong lahirnya inovator, pemimpin, dan agen perubahan yang mampu membawa dampak nyata bagi Indonesia.

Beasiswa LPDP kerap menjadi pintu emas yang dinanti generasi muda Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri. Program yang dikelola oleh Kementerian Keuangan ini tak hanya menawarkan pendanaan penuh, tetapi juga simbol meritokrasi bahwa siapa pun yang memiliki kompetensi, visi, dan integritas, berhak mendapat dukungan negara untuk menuntut ilmu di kampus-kampus terbaik dunia.

Namun, semangat itu baru-baru ini mendapat sorotan tajam dari publik. Kabar mengenai diterimanya Mutiara Annisa Baswedan, putri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagai penerima beasiswa LPDP untuk program magister di Harvard University, memicu perdebatan luas di ruang publik. Warganet mempertanyakan objektivitas proses seleksi LPDP, memunculkan dugaan adanya keistimewaan sosial-politik yang menyusup dalam sistem seleksi yang seharusnya transparan dan berbasis prestasi.

Meski begitu, pihak LPDP menyampaikan semua proses telah sesuai prosedur, dan Mutiara dinilai layak dari sisi akademik maupun personal statement. Namun di sisi lain, banyak yang menilai bahwa kasus ini mencerminkan persoalan lebih besar yaitu bagaimana persepsi publik terhadap keadilan dalam distribusi sumber daya negara, terutama dalam konteks beasiswa bergengsi yang dananya bersumber dari APBN.

Menanggapi polemik yang berkembang, Dede Shalihin Rabil, atau biasa disapa Abil, selaku ketua HMPS IAT menjelaskan, beasiswa yang diterima Mutiara Baswedan adalah sesuatu yang patut dihargai, bukan dicurigai. “Ini adalah sesuatu yang memang harus kita terima sebagai bagian dari prinsip meritokrasi. LPDP menilai berdasarkan kapasitas, bukan latar belakang keluarga atau status sosial. Selama proses seleksi berjalan objektif dan transparan, maka siapa pun berhak mendapatkan kesempatan yang sama,” ujarnya.

Melalui seminar ini, HMPS IAT IAIN Kendari berharap dapat menumbuhkan semangat juang  dan kesiapan intelektual mahasiswa dalam meraih peluang beasiswa, khususnya LPDP. Kegiatan ini tidak hanya memberikan informasi teknis, tetapi juga menggugah kesadaran bahwa pendidikan tinggi bukan semata tentang prestise, melainkan tentang kontribusi nyata bagi bangsa. Dengan akses dan bimbingan yang tepat, mahasiswa dari berbagai penjuru daerah memiliki peluang yang sama untuk melangkah lebih jauh dan membawa perubahan positif bagi Indonesia.

Presma IAIN Kendari Diduga Lakukan Pungli Dana Lembaga Kemahasiswaan, Pengurus HMPS Geram

Kendari, Objektif.id – Presiden Mahasiswa (Presma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Ibnu Qoyyim, diduga melakukan praktik pungutan liar (pungli) dengan memotong anggaran lembaga kemahasiswaan yang dialokasikan untuk Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Dugaan pungli ini memicu protes dari sejumlah pengurus HMPS yang merasa hak-hak mereka sebagai lembaga kemahasiswaan dirampas secara sepihak.

Informasi yang dihimpun tim objektif.id menyebutkan bahwa beberapa HMPS, termasuk HMPS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), HMPS Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan HMPS lainnya, mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp 200.000 dari total dana Rp 10.000.000 yang seharusnya mereka terima.

Ketua HMPS KPI, Fadli, menyatakan kecewa dengan pemotongan tersebut, yang ia nilai sebagai pungutan liar dengan dalih biaya administrasi.

Fadli menegaskan bahwa dana yang seharusnya diterima sebesar Rp 10.000.000, namun hanya diberikan Rp 9.800.000.

“Pada saat itu Presiden Mahasiswa Ibnu Qoyyim yang dia berikan itu sebanyak Rp. 9.800.000 saat itu saya kaget, dan saya tanya sisanya (Rp. 200.000). itu kemana lalu dia jawab ‘sisanya itu seperti HMPS lainnya uang tersebut masuk sebagai pajak atau biaya admin’,” ujar Fadli, saat dihubungi tim objektif.id, Minggu (13/10/2024).

Senada dengan itu, Ketua HMPS BPI, Mulki Alwali, juga mengkritik pemotongan dana yang ia nilai tidak wajar. Ia menegaskan bahwa pemotongan sebesar Rp 200.000 tanpa alasan yang jelas terindikasi sebagai pungli.

“Untuk alasan dipotongnya anggaran untuk biaya admin dan saya rasa untuk potongan 200.000 terlalu besar jumlahnya,” ujarnya.

Sumber lain dari HMPS PGMI, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengungkapkan hal serupa. Dana yang diterima hanya Rp 9.800.000 dengan alasan pemotongan untuk biaya administrasi, namun tanpa penjelasan rinci.

Ironisnya, Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Kendari, Jihad Alriyadi mengaku tidak mengetahui adanya pungli ini.

Jihad mengungkapkan dirinya pernah mengkonfirmasi isu tersebut dan mempertanyakan kebenarannya tetapi Ibnu Qoyyim menolak mengakui adanya pemotongan anggaran.

“Kemarin saya sudah telfon Presma dia tidak mengaku juga saya tanya siapa yang lakukan pemotongan anggaran HMPS, DEMA, SEMA dia tidak mengaku tapi malah dia suruh saya untuk cari juga siapa pelakunya,” ungkapnya.

Upaya tim Objektif.id untuk mengonfirmasi langsung kepada Presma Ibnu Qoyyim belum membuahkan hasil, karena tidak ada respons melalui telepon, WhatsApp, maupun kunjungan langsung ke kantor DEMA-I.

Dugaan pungli dalam pengelolaan dana kemahasiswaan ini menambah catatan buruk terkait transparansi dan akuntabilitas DEMA IAIN Kendari.

Aksi pungli semacam ini tidak hanya merugikan HMPS, tetapi juga mengikis kepercayaan mahasiswa terhadap lembaga tertinggi kampus yang seharusnya membela hak-hak mahasiswa.

Reporter : Faiz (anggota muda)

Editor : Redaksi

Peduli Antar Sesama, HMPS MPI Berbagi Paket Sembako

Reporter: Arnina

Editor: Slamet

Konawe, Objektif.id– Himpunan Mahasiswa Program Studi, Manajemen Pendidikan Islam (HMPS-MPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari salurkan paket sembako di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Minggu 2 Oktober 2022.

Kegiatan ini melibatkan seluruh pengurus HMPS dan mahasiswa MPI yang dilaksanakan pada dua tempat di kecamatan Soropia, yakni di desa Telaga Biru dan Kelurahan Toronipa.

Dalam bakti sosial ini, mereka membagikan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan yang ada di dua desa tersebut, yakni logistik berupa beras, Indomie, gula dan juga minyak goreng.

Ketua Panitia kegiatan, Muhtarom mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk menggugah empati teman-teman mahasiswa agar selalu peduli dengan lingkungan sekitar yang membutuhkan.

“Tujuan dengan adanya kegiatan bansos ini supaya mahasiswa mempunyai rasa peduli terhadap orang yang membutuhkan, khususnya yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat  memenuhi kebutuhannya dengan layak,” kata Muhtarom kepada Objektif.id

Dia berharap apa yang mereka berikan saat ini bisa memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat yang menerimanya.

“Harapannya bansos berupa sembako yang di berikan dapat bermanfaat dan berdampak langsung oleh masyarakat,” Harapnya

Senada dengan itu, Ketua HMPS MPI, Salim Yusrin juga berharap bantuan yang telah di berikan oleh HMPS MPI bisa bermanfaat di masyarakat, dan kedepannya mereka bisa melakukan hal yang sama dan dengan skala yang lebih besar lagi.

“Harapan saya yakni semoga yang kami bagikan dapat bermanfaat untuk masyarakat yang menerima, semoga ke depannya lebih banyak lagi yang kami berikan kepada masyarakat yang membutuhkan.” Tukasnya.