HMPS HKI Bendung Maraknya Laju Pernikahan Dini Melalui Seminar Tiga Perspektif

[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]

Kendari, Objektif.id – Seakan tidak ada ujungnya, masalah pernikahan dini adalah masalah serius yang berkaitan dengan pelanggaran hak anak. Data menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 9 anak perempuan menikah dan memiliki anak sebelum mencapai usia 18 tahun. Oleh karena itu, upaya pencegahan perkawinan anak adalah hal yang sangat penting.

Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2023 lalu. Indonesia menempati peringkat empat dalam perkawinan anak global dengan jumlah kasus sebanyak 25,53 juta. Sehingga hal tersebut menarik perhatian dari berbagai sektor salah satunya Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Pada Sabtu pagi (02/11/2024) di Aula Laboratorium Multimedia IAIN Kendari, HMPS HKI menggelar seminar pernikahan dengan mengusung tema “Menunda Pernikahan di Kalangan Profesional Muda Kajian Perspektif Psikologi, Ekonomi dan Sosial”. Seminar ini menarik perhatian puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di Kampus IAIN Kendari.

Tema yang dipilih bukan tanpa sebab, hal itu diungkapkan oleh Alda Yanti sebagai Ketua Panitia dalam kegiatan tersebut. Ia mengatakan isu maraknya pernikahan dini kini merupakan masalah yang sangat krusial di kalangan anak muda yang sampai saat ini tidak menuai solusinya.

Dengan diadakannya kegiatan ini juga bisa menjadi wadah mahasiswa Hukum Keluarga Islam dalam mengekspresikan keresahan mereka terhadap kasus-kasus yang terjadi dalam rumah tangga, seperti penceraian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering ditemui baik didunia maya maupun dikehidupan sehari-hari.

“Melalui seminar ini kami berharap, kepada semua khalayak umum, baik itu ank SD, SMP, SMA, serta seluruh jenjang studi, mempunyai pengetahuan mengenai pernikahan, yang sekarang menjadi fokus utama kami sebagai mahasiswa hukum keluarga Islam” ujar Alda.

Hadir sebagai narasumber, Drs. Mustafah.M.A yang merupakan Wakil Ketua Pengadilan Agama Kota Kendari mengaku, kagum melihat antusias para mahasiswa yang turut terlibat dari awal menyampaikan materi hingga akhir. Rasa kagum itu bertambah saat lontaran pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa yang seakan tak ada habisnya.

“Acara ini saya rasa sangat penting bagi mahasiswa apalagi acara yang di adakan hari ini, sangat luar biasa, antusiasme dari peserta dilihat dari sejak saya buka materi sampai dengan terkahir. Bahkan banyak pertanyaan yang tidak saya jawab, bukan tidak saya jawab tapi tidak sempat saya jawab karena waktu yang terbatas. ini menunjukan bahwa mereka benar-benar memperhatikan terkait materi yang saya jelaskan tadi” ucapnya kagum.

Harapannya melalui edukasi pernikahan yang di tujukan Kepada khususnya khalayak muda atau calon -calon orang yang punya pasangan, memiliki pengetahuan mengenai tantangan ataupun ancaman berupa ekonomi ,sosial dan psikologi, serta memiliki pemikiran yang matang sebelum memutuskan untuk melakukan pernikahan.

“Harapan saya terhadap profesional muda, terutama dikalangan mahasiswa ,agar kegiatan seperti ini tidak sampai di sini saja.apa yang disampaikan tadi tidak hanya terbatas terhadap keinginan untuk melaksanakan.

Yang terpenting adalah bagaimana ilmu yang mereka dapatkan bisa menjadi modal bagi mahasiswa dalam mempersiapkan dirinya dalam menghadapi rumah tangga,dalam rangka membangun sebuah keluarga yang baik dan benar” ujarnya dengan penuh optimisme.

Reporter : Khaerunnisa (anggota muda)

Editor : Redaksi Objektif

Kerja Sama Dengan PT Vale, Mahasiswa KKN Tanam 100 Pohon di Luwu Timur 

Luwu Timur, Objektif.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berasal dari UIN Alauddin Makassar, IAIN Kendari, dan IAIN Bone telah melaksanakan program penanaman pohon di Desa Baruga, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Rabu, (9/10/2024).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kerja (Proker) yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Lingkungan, PT Vale, Camat Kabupaten Malili, aparat TNI Angkatan Laut dan Darat, serta perangkat desa setempat.

Dalam kegiatan ini, tiga jenis pohon ditanam: pohon cemara, pohon minyak kayu putih, dan pohon dengeng. PT Vale turut berkontribusi dengan menyumbangkan 100 bibit pohon kepada mahasiswa KKN.

Salah satu anggota kelompok KKN, Resti Dewi Lestari, menekankan bahwa kegiatan penanaman pohon ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi program kerja, tetapi juga untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat melalui upaya penghijauan dan pelestarian lingkungan.

PT Vale, melalui External Relation Officer Abdul Rauf Deang, mengapresiasi kegiatan kolaborasi ini dengan IAIN Kendari dan institusi lainnya sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam.

“Tentunya kita mengapresiasi yah teman-teman adik-adik mahasiswa dari IAIN Kendari jauh-jauh datang ke bumi batara guru terkhusus di wilayah pemberdayaan PT vale dan berkolaborasi dengan beberapa kampus yang ada Sulawesi Selatan seperti IAIN Palopo, UIN Alaudin Makassar, IAIN Bone. Kemudian agenda penanaman pohon atau agenda hijau seperti ini luar biasa”, pungkasnya.

Abdul Rauf Deang juga menegaskan bahwa kerja sama ini akan terus berlanjut selama orientasinya tetap fokus pada lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam.

“Tentu kita akan selalu membuka diri apalagi hal-hal kebaikan seperti ini, hal-hal yang orientasinya kepada lingkungan, sumber daya alam, karena memang visi misi PT Vale bagaimana kehidupan yang berkelanjutan”, sambungnya.

Reporter: Nita Aprilia 

Editor: Andi Tendri

Pemilma IAIN Kendari Sempat Tertunda, Ini Masalahnya

Kendari, Objektif.id – Pemilihan Anggota Senat Mahasiswa (Sema) IAIN Kendari yang direncanakan pada 2 Mei 2024 ditunda.

Hal itu disebabkan karena belum rampungnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) mahasiswa.

Selan itu, berkas syarat calon figur Sema untuk periode 2024 – 2025 yang didaftarkan oleh partai politik mahasiswa juga belum lengkap.

Dua masalah mengakibatkan penundaan pemilihan hingga 20 Mei 2024 mendatang. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Muh. Adriansyah.

“Kendala muncul terkait akomodasi dan daftar pemilih tetap yang belum lengkap, menyebabkan penundaan acara,” ujarnya Senin (06/05/2024).

Adapun penundaan pemilihan itu, kata Adriansyah sudah disampaikan kepada para ketua-ketua partai politik mahasiswa IAIN Kendari dan telah disepakati bersama.

Menanggapi keterlambatan pemilma Ketua Umum Partai Pembaharu Mahasiswa (PPM) Alam Jaya, mengaku tidak keberatan dengan keputusan yang dilakukan oleh Ketua KPUM.

“Tentu kami tidak terlalu bermasalah dengan hal ini karena proses ini sudah dimulai kembali,” Ungkapnya.

Sementara itu Ketua Umum Partai Aspirasi Mahasiswa (PATRI) La Ode Muh. Suprianton, menyatakan bahwa mereka mengikut pada KPUM, apapun yang menjadi keputusan KPUM berarti itu demi kebaikan seluruh partai.

“Jangan sampai ada permainan-permainan yang tidak kami ketahui, tapi sekarang kami masih berfikir positif,” bebernya.

Dirinya menegaskan, jika dalam tahapan pemilihan ditemukan ada kendala yang merugikan para partai, pihaknya akan melakukan gugatan.

“kami dari partai Patri terus terang kalau ada kendala merugikan bagi partai kami akan menggugat, tapi kami tau bahwa KPUM menunda pemilma demi kebaikan partai-partai lain,” tutupnya.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor : Hajar

Style Sexy Alluring Menjamur di Kampus IAIN Kendari

Kendari objektif.id – Beberapa mahasiswi merasa tidak percaya diri untuk ke kampus dengan style yang tidak mengikuti trend sekarang. Gaya penampilan yang dipilih seorang mahasiswi juga dapat dikatakan sebagai cerminan tentang sifat, karakteristik, kepribadian dan juga selera dari mahaiswi tersebut.

Style sexy alluring, misalnya, style yang identik dengan kesan agresif dan juga sensual ini banyak diikuti oleh para mahasiswi. Mahasiswi yang menyukai gaya berpakaian ini cenderung orang yang senang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.

Oleh karena itu, busana dengan tipe stretch dan press bodi biasanya lebih dipilih oleh mereka yang menyukai style sexy alluring. Untuk itu jangan heran jika anda menemukan model berbapakaian seperti ini di kampus.

Untuk pemilihan warnanya, penyuka gaya berpakaian tersebut biasanya menggunakan tipe warna yang gelap dan mewah. Misalnya warna-warna seperti gold, hitam, ungu, merah dan lain sebagainya.

Di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara, style sexy alluring yang mengarah pada style ala kebarat-baratan ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Gaya berpakaian ala kebarat-baratan itu menarik banyak perhatian oleh mahasiswi lainya. Ada yang pro namun tidak sedikit yang kontra.

“Kita dianjurkan untuk menutup bukan membungkus,” kata Santi (nama disamarkan) salah satu mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam kepada objektif.id pada Senin (2/10/2023).

Kata Santi, beberapa mahasiswi yang di kampus yang saat ini tempat ia menimba ilmu agama sudah tidak memperlakukan budaya Indonesia, melainkan sudah mengadopsi budaya kebarat-baratan yang diperlihatkan dengan cara mereka berpakaian.

Padahal jika ditelisik kampus IAIN Kendari ini merupakan kampus agama. Kampus yang memberikan pemahaman tentang nilai-nilai moral serta, kampus yang menekankan pembinaan kepribadian muslim yakni pembinaan akhlak al karimah.

“Inikan kampus agama tidak bisa pake rok terbela apalagi ketat. Hal itu tidak mencerminkan kampus institut, dan itu termasuk kode etik karena kita ini datang bukan fashion show, kita datang menuntut ilmu yang berkah, untuk mendapat keberkahan tersebut harus dengan cara yang sopan,” ujarnya.

Menurut Santi, seharusnya para mahasiswi yang kerap mengenakan style sexy alluring itu, bisa menempatkan dirinya saat memakai pakaian ketat itu.

“Seharusnya mereka tau menempatkan diri, di mana mereka harus berpakaian ketat, dan di mana mereka harus berpakaian tertutup,” tuturnya.

Nurlia mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah hal tersebut tidak mencerminkan mahasiswi IAIN Kendari, seharusnya kampus Islam itu pakaiannya lebih sopan dan tidak ketat ,dan mereka seharusnya tau menepatkan diri mereka di mana harus berpakaian seperti itu.

“Untuk itu kalau belum bisa berpakaian yang bagus mulai sekarang harus di ubah dan biasakan karena ini sudah menjadi pilihan mereka,” ucap Nurlia.

Dwi Nurhalimah mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah mengatakan gaya berpakaian ketat, mengumbar lekuk tubuh dan memamerkan aurat itu tidak mencerminkan mahasiswi IAIN Kendari.

“Saya pribadi tidak sepakat, karena kita itu kuliah di Institut Agama Islam Negeri Kendari. Tentunya kita sebagai mahasiswa islam, kita kan sudah diajari untuk menutup aurat,” ujar Dwi Nurhalimah, Selasa (3/10/2023).

“Apa yang kita pakai atau apa yang kita gunakan itu mencerminkan bagaimana diri kita. jadi selayaknya kita sebagai wanita muslimah bagaimanalah kita berpakaian sesuai dengan aturan,” sambungnya.

Rektor IAIN Kendari Husain Insawan saat dikonfirmasi awak media mengenai cara berpakaian style yang identik dengan kesan agresif itu, dirinya mengatakan bahwa itu tergantung cara pandang saja.

Beliau melanjutkan bahwa dalam mazhab fiqih ada juga banyak pandangan yang berbeda-beda mengenai cara berpakaian. Beda cara pandang mazhab Maliki demikian pula cara pandang mazhab Hanafi.

“Hanafi jauh lebih berat ketimbang maliki, sehingga kalaupun mereka menggunakan pakaian perspektif Maliki itu kurang pas, jadi dia (mahasiswi) mungkin dia menggunakan mazhab Hanafi.

Saat ditanya soal aturan kode etik mahasiswa mengenai larangan menggunakan pakaian ketat hingga lekuk tubuhnya menonjol, dirinya mengatakan itu fungsi lembaga kemahasiswaan yang sering berinteraksi dengan para mahasiswi.

“Harusnya mensosialisasikan peraturan tata tertib kemahasiswaan yang berlaku bagi mahasiswa IAIN. Itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mereka untuk melakukan sosialisasi itu dan menjadi tanggung jawab bersama,” bebernya.

Penulis: Novasari
Editor: Rizal Saputra

Upaya Menciptakan Sinergi Positif di Kecamatan Palangga, Mahasiswa KKN IAIN Kendari Gelar Dialog Publik 

Konawe Selatan, Objektif.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan, menyelenggarakan dialog publik dengan mengusung tema “Harmoni Dalam Bercengkrama: Sinergi Pemerintahan, Kepolisian, dan Agama Dalam Membangun Masyarakat Berbudaya”, pada Selasa, 15 Agustus 2023.

Narasumber yang dihadirkan dalam dialog publik ini diantaranya adalah Dr. Sahlul, SE., M.Si selaku kepala badan pendapatan daerah, Iptu Nyoman Sugiana, SH selaku Kapolsek Kecamatan Palangga, dan Junaida, QH., S.Sos. I., MH Selaku kepala KUA Kecamatan Palangga.

Kegiatan ini diselenggarakan di wisata permandian Apolu Valley dan juga di hadiri oleh para tokoh masyarakat, tokoh agama, aparatur daerah, dan mahasiswa KKN IAIN Kendari se-Kecamatan Palangga.

Mahasiswa KKN Kordinator Kecamatan (Korcam) Palangga, Apriansyah mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk membangun kesepahaman dan harmonisasi antara masyarakat dan unsur-unsur pemerintahan yang ada di Kecamatan Palangga.

“Tujuan dari kegiatan dialog publik ini adalah untuk merangsang pemahaman, komunikasi, dan kolaborasi antara pemerintahan, kepolisian, dan agama dalam konteks membangun masyarakat berbudaya. Dialog publik dapat membantu membangun kesepahaman bersama, mengatasi perbedaan, dan mencari solusi bersama untuk meningkatkan harmoni, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Selain itu dia juga berharap agar kedepannya dapat saling tercipta koneksi yang baik dari semua pihak pemangku kepentingan yang ada di Kecamatan Palangga untuk menciptakan lingkungan bermasyarakat yang lebih baik lagi.

“Melalui dialog ini, diharapkan semua pihak dapat berkontribusi secara positif untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik dan berkembang. Terjalinya kerjasama yang lebih efektif dan harmonis antara pemerintahan, kepolisian, dan agama. Dengan sinergi yang lebih baik, diharapkan dapat meningkatkan tingkat keamanan dan kesejahteraan masyarakat dalam konteks budaya yang beragam,” harapnya.

Di samping itu, Camat Palangga, Muh. Syahrullah mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini bisa untuk menjadi wadah komunikasi yang baik terkait problematika yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.

“Seperti yang di katakan pak dokter bahwa prinsip-prinsip god goverment harus di aplikasikan oleh kita sebagai aparatur pemerintah dan kemudian dari masyarakat juga dengan dialog ini dapat menjadikan ruang-ruang komunikasi untuk membahas terkait masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat baik itu terkait pemerintah, kepolisian maupun agama,” jelasnya.

Selain itu dia juga mengapresiasi mahasiswa KKN IAIN Kendari yang telah sukses menyelenggarakan kegiatan ini dan kehadirannya dapat memberikan kesan yang positif terhadap masyarakat Kecamatan Palangga secara umum.

“Saya selaku Camat Palangga mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan apresiasi kepada adik-adik yang telah sukses dalam melaksanakan kegiatan ini dan banyak apresiasi dari masyarakat setempat bahwasanya mahasiswa KKN IAIN Kendari ini terkhusus di Kecamatan Palangga memiliki pengaruh positif terhadap masyarakat serta tidak ada kegiatan dari adik-adik yang memicu adanya gangguan Kamtibnas yaitu aman, damai dan dalam suasana kekeluargaan,” Tutupnya.

Reporter : Andi Ardian Dwi Rahmat

Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam IAIN Kendari Gelar Program Desa Binaan

Kendari, Objektif.id – Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar program Desa Binaan di desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe pada sabtu, (17/7/2023).

Kegiatan ini diawali dengan diadakannya Fokus Grub Discussion (FGD) dan akan dilanjutkan dengan kegiatan pemetaan masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa mulai dari orang tua maupun anak-anak yang berasal dari 3 dusun yang ada di desa Tapulaga.

Kegiatan ini tidak hanya di ikuti oleh Dosen, Mahasiswa ataupun Masyarakat saja, akan tetapi semua Anggota Pemerintah Desa dan Tokoh-Tokoh Masyarakat yang ada di sana juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kaprodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Dr. Ni’matuz Zuhraj Lc., M.Th.I mengatakan kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu yang dimiliki ke masyarakat, agar masyarakat dapat merasakan manfaat dari adanya  program studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

“Kegiatan ini diselenggarakan bertujuan untuk mahasiswa bisa mengimplementasikan ilmunya ke masyarakat dan Desa itu juga bisa merasakan manfaat dari keberadaan program studi” katanya.

Dia juga berharap agar kedepannya mahasiswa mampu melanjutkan kegiatan ini dan mereka juga mampu untuk mengurus kegiatan ini dengan baik.

“Harapan saya kedepannga mahasiswa dapat melanjutkan kegiatan Desa binaan ini, dan mahasiswa juga dapat meng-handle kegiatan tersebut” harapnya

Selain itu, Kepala Desa Tapulaga,
Bapak Marhabang mengungkapkan rasa antusiasmenya dengan adanya kegiatan Desa binaan ini.

“Alhamdulillah dek Saya sebagai perwakilan kepala desa pemerintah masyarakat Tapulaga saya sangat antusias dalam rangka  masuknya Desa binaan dari fakultas STAIN apalagi menyangkut di bidang keagamaan yaitu saya ucapkan terima kasih banyak atas partisipasi ibu-ibu dosen apalagi khususnya nanti dari adik-adik mahasiswa saya sangat antusias untuk bekerjasama di desa binaan ini.” Ungkapnya.

Reporter : Mulki Alwali
Editor : Rina

Upaya Meningkatkan Kinerja Pengurus, UKM Seni IAIN Kendari Gelar Upgrading dan Rapat Kerja

Galeri

Galeri ini berisi 1 foto.

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka meningkatkan kinerja kepengurusan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan Upgrading dan Rapat Kerja (Raker) ke-XXIII dengan mengusung tema “Kinerja Yang Produktif, Hasilkan Karya Inovatif” pada Kamis, 1 Juni 2023. … Lanjutkan membaca

Upaya Tingkatkan Kompetensi, UKM-Pers IAIN Kendari Kirim Anggota Untuk Magang

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi anggotanya, Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan kegiatan magang di salah satu media online, Sultrademo.co pada hari Rabu, 24 Mei 2023.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja tahunan dan akan diikuti oleh 6 anggota UKM-Pers IAIN Kendari dalam jangka waktu satu bulan kedepan.

Salah satu peserta magang, Tessa menuturkan perasaan antusiasnya dalam mengikuti kegiatan tersebut.

“Perasaan saya waktu perkenalan magang awalnya merasa tegang tapi setelah melakukan perkenalan saya lebih merasa santai karena mungkin disinilah tempat kita belajar tentang dunia jurnalistik lebih mendalam,” Ungkapnya.

Selain itu, Direktur Utama Media Sultrademo.co, Suprin mengatakan bahwa kegiatan magang ini merupakan momentum penting bagi para anggota UKM-Pers IAIN Kendari untuk dapat belajar mengenai cara kerja jurnalistik yang baik.

“Magang kali ini merupakan momentum yang penting agar kiranya teman-teman bisa belajar bagaimana pentingnya memahami kerja-kerja jurnalistik, yang kedua bahwa wartawan itu sedikit tahu tapi banyak artinya apa kita harus tahu segala macam hal sekalipun itu tidak spesifik,” katanya.

Ketua Umum UKM-Pers IAIN Kendari, Andika berharap para perserta magang tahun ini dapat menjaga nama baik organisasi dan mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang bisa diterapkan pada organisasi kedepannya.

“Bisa menjaga nama baik organisasi selama magang dan selamat berkerja semoga bisa menghasilkan karya-karya atau tulisan dengan bertambahnya wawasan, skill, dan kemampuan supaya ketika selesai dari magang skill itu bisa diterapkan dalam UKM-Pers itu sendiri,” Harapnya.

Reporter : Melvi Widya
Editor: Asrina

Lihatlah Dirimu : Siapa Normal, Siapa Gila?

Objektif.id – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) biasanya berada di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) namun, tak jarang juga berkeliaran bebas di pinggir-pinggir jalanan. Kenapa bisa ODGJ ini berkeliaran bebas tanpa pengawasan? well, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa istilah ODGJ masih sangat tabu untuk dibicarakan di masyarakat Indonesia yang mayoritas masih menganut kepercayaan leluhur mereka. Misalnya, jika membicarakan isu Mental Health/Kesehatan Mental sering dipandang sebelah mata dan bahkan selalu dikaitkan dengan hal-hal supranatural sehingga dalam proses pengobatannya pun cenderung didiagnosis sendiri kemudian mempercayakannya kepada ahli dukun dan pemuka agama di daerah setempat.

Kenapa pengidap ODGJ tidak dibawa ke RSJ? karena pertama, Malu, dengan membawa si pengidap ini ke RSJ sering diasumsikan bahwa hal ini merupakan tindakan yang memalukan yang tentunya berakibat diketahui orang lain. Dan kedua, Expensive/Mahal, biaya rujuk ke RSJ terbilang cukup mahal bahkan untuk sekedar berkonsultasi kepada pihak kesehatan profesional seperti Psikiater tidak tanggung-tanggung biayanya minimal dari ratusan ribu rupiah – jutaan ribu rupiah. Mungkin jika yang mengalami peristiwa seperti ini adalah orang dari kalangan kelas atas tentu saja mereka akan mendapatkan pengobatan yang mumpuni. Namun, apa jadinya jika yang mengalaminya orang dari kalangan kelas menengah kebawah? tidak lain ada pilihan selain menjalani pengobatan non-medis atau secara tradisional.

Kembali ke pertanyaan pertama, penyebab dari ODGJ ini berkeliaran bebas di jalanan tanpa adanya pengawasan. Hal ini terjadi karena timbulnya kekhawatiran yang berlebihan dari pihak keluarga terkait, mereka tak jarang melakukan tindakan yang terbilang ekstrem dengan mengurung pengidap ODGJ ini di sebuah kamar, di gudang, dan ruangan lainnya yang jauh dari jangkauan orang luar. Di dalam ruangan inilah bukannya diberikan obat agar sembuh malah dijadikan tak ayalnya seorang tahanan kriminal kelas kakap yang dirantai dan dipasung. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam kurun waktu 2019-2022 tercatat sekiranya ada 18.077 pengidap ODGJ yang dipasung.

Ternyata tindakan tersebut juga dilakukan oleh orang-orang profesional dibidangnya. Beberapa RSJ di seluruh dunia dalam menangani pasien ODGJ dalam hal ini pasien yang tiba-tiba mengamuk mereka akan membiusnya kemudian, pasien tersebut dimasukkan ke sebuah ruangan yang mirip seperti sel penjara setelah itu mereka akan meninggalkan pasien tersebut begitu saja dalam posisi terikat. Tindakan ini biasa disebut dengan pengisolasian. Jadi, tidak mengherankan jika ada sebuah berita yang menayangkan pasien RSJ yang kabur dan akhirnya mereka berkeliaran bebas di jalanan.

Di jalan pun para ODGJ ini juga tidak merasa aman. Sebuah proyek dari Standing Committee On Public Health Center For Indonesian Medical Students’ Activities (SCOPH CIMSA) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) melakukan kegiatan di 2019 lalu, salah satunya dengan melakukan Social Experiment akan respon masyarakat jika berpapasan dengan ODGJ di jalanan. Dalam Social Experiment tersebut mengungkapkan bahwa ternyata ada berbagai macam bentuk reaksi dari orang-orang saat berpapasan dengan ODGJ ada yang hanya sekedar mengabaikan, memaki, mengejek, mengusir, merasa kasihan namun tidak melakukan apa-apa dan bahkan ada yang sampai melakukan tindakan kekerasan kepada ODGJ ini.

Sungguh sangat miris sekali jika menjadi penyandang ODGJ, hidup namun tidak merasa hidup. Jauh di alam bawah sadar mereka, mereka merasa kesakitan dan tersiksa. Mereka juga ingin hidup bebas, ingin disayangi, ingin dipedulikan, ingin dicintai layaknya sebagaimana manusia. Perlu diketahui bahwa mayoritas ODGJ dulunya seperti orang lain pada umumnya dan karena suatu hal lah yang membuat mereka kemudian mengidap ODGJ. Jadi, ayo!! teman-teman kita membangun kesadaran diri siapa yang benar-benar layak dimanusiakan.

Penulis : Tesa. ASN
Editor: Redaksi

Tenggelamnya Literatur Generasi Muda

Objektif.id – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Literasi terbagi dalam tiga artian yakni; kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. jadi, dapat disimpulkan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan melalui menulis dan membaca.

Setiap tanggal 8 September diperingati hari Literasi Internasional (ILD) yang juga biasa dikenal dengan perayaan hari Aksara Internasional. Sebuah studi Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) di tahun 2021 merilis kemampuan membaca indonesia berada di urutan 73 dengan skor 371 dari 78 negara yang tersurvey. Sementara pada tingkat pelajar berusia 15 tahun Indonesia berada jauh dibawah rata-rata dengan skor 487. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Indonesia Nadiem Makarim bahkan mengatakan bahwa selama 20 tahun terakhir indonesia mengalami krisis pembelajaran akan literasi terutama dalam hal membaca dan sains.

Meskipun, tingkat literasi baca tulis indonesia rendah ternyata tingkat literasi digital indonesia menurut Kementerian Komunikasi Dan Informatika (Kemkominfo) indeks literasi digital indonesia berada diurutan 3,49 dari 5,00 dan hal ini termasuk dalam kategori sedang. Jadi, dapat dikatakan Indonesia lebih condong ke arah Digitalisasi.

Nah, teman-teman sebenarnya apa sih yang menyebabkan literasi membaca Di Indonesia dikategorikan rendah dan menjadi dari 10 negara terbawah dengan literasi ter-rendah terutama pada Generasi Muda? ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi itu semua antara lain sebagai berikut :

Faktor Pribadi

Literasi harus dilakukan dimulai dari diri sendiri yaitu sejak dini, akan tetapi gagasan ini akan sia-sia jika anak tidak memiliki niatan dan motivasi untuk memulainya. Nah, disinilah peran orang tua dan keluarga lainnya sangat penting untuk mendorong kesadaran anak dalam mengembangkan minat literasinya dalam hal ini membaca dan menulis. Ajarilah anak menulis dan membaca mulai dari huruf demi huruf dan kata demi kata serta jauhkan anak dari jangkauan benda-benda yang dapat memecah fokus anak dalam mengembangkan literasinya.

Faktor Lingkungan Sosial 

Selain pengaruh internal keluarga ternyata rendahnya minat literasi di Indonesia  dipengaruhi faktor eksternal dalam hal ini adalah pergaulan bebas pada lingkungan sosial anak yang tentunya hal ini berakibat buruk pada pendidikan dan prestasi belajar anak. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bahwa jumlah anak yang putus sekolah pada tahun ajaran 2020/2021 yakni sebanyak 83,7 ribu di seluruh Indonesia.

Hubungan literasi dan pendidikan sangat erat kaitannya kenapa? karena, proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi seseorang. jadi, baik para orang tua, masyarakat, serta guru-guru di sekolah perlu adanya sikap kepedulian terhadap lingkungan sosial anak dengan cara memberikan edukasi dan pengawasan akan dampak dari pergaulan bebas yang dapat merusak citra masa depan anak.

Faktor Sarana/Fasilitas

Satu lagi yang menjadi penyebab rendahnya minat literasi di indonesia yakni, Minimnya sarana yang tersedia untuk membantu mengembangkan literasi generasi muda. Berdasarkan data dari Kemendikbud tentang jumlah dan persentase kondisi perpustakaan di 34 provinsi Indonesia tercatat sebanyak 34.19% sekolah di Indonesia belum memiliki perpustakaan. Meskipun, sekolah tersebut menyediakan perpustakaan namun banyak hal ternyata yang menjadi penghambat anak-anak untuk berkunjung keperpustakaan tersebut seperti; proses peminjaman yang dipersulit, koleksi buku yang terbatas, dan tidak adanya perawatan yang mumpuni terhadap buku-buku tersebut dan hanya dibiarkan menjadi makanan para rayap saja.

Sebagai Generasi muda tentunya kita sudah pada tahu peran kita adalah sebagai agen perubahan, agen pembangunan, agen kontrol sosial dan lain sebagainya dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya masa depan yang sejahtera. Namun, kembali lagi pilihan berada ditangan kalian masing-masing dan juga yang perlu diingat setiap pilihan memiliki resiko dan tanggungan tersendiri. Now, what is your choice?

Penulis : Tesa. ASN
Editor: Redaksi

Upaya Penerapan Tri Bina Pramuka, UKK Racana IAIN Kendari Lakukan Kemah Kerja Nyata

Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Khusus (UKK) Racana Sultan Qaimuddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Kemah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sawapudo, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe pada 24-31 Desember 2022.

Kegiatan ini mengangkat tema “Melahirkan Generasi, Mengabdikan Diri Berlandaskan Tri Satya dan Dasa Dharma” dan melaksanakan dua program kerja inti, yang pertama yaitu program kerja fisik berupa bakti sosial pemasangan tapal batas desa dan yang kedua yaitu program kerja non fisik yakni berupa pelatihan pengelolaan bank sampah, pelatihan istinja dan pelatihan pengurusan jenazah.

Selain itu, kegiatan ini juga diisi oleh perlombaan-perlombaan yang diikuti oleh anak-anak dari Desa Sawapudo sendiri, diantaranya ialah lomba balap karung, balap kelereng, masukan paku dalam botol, dan penyaluran Al-Qur’an.

Ketua Dewan Racana IAIN Kendari, Rizal mengatakan Kegiatan Kemah Kerja Nyata (KKN) ini berbasis pengabdian masyarakat dengan tujuan untuk melatih para kader Racana IAIN Kendari dalam mengimplementasikan Tri Bina Pramuka serta pembekalan untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sesungguhnya kedepan.

“Melatih dan Memberikan bekal kepada kader-kader muda UKK Racana IAIN Kendari untuk bisa mengimplementasikan Tri Bina Pramuka ada bina satuan, bina diri, dan di poin ketiga yaitu bina masyarakat jatuh kepada kegiatan kita disini kita mau lihat bagaimana caranya kita bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga pada saat teman-teman melakukan kuliah kerja nyata atau KKN teman-teman itu sudah ada bekal yang dimiliki untuk menjemput kegiatan yang nantinya akan dihadapi,” Katanya.

Dia juga berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan  pengetahuan serta kemampuan para kader Racana IAIN Kendari menjadi lebih baik lagi sesuai dengan prinsip Pramuka.

“Harapan saya semoga kegiatan ini bukan kegiatan pertama dan terakhir untuk lingkup internal Racana, yang kedua semoga dengan adanya kegiatan ini pengetahuan dan pengalaman Dasa Dharma dan Tri Satya mampu dilaksanakan dengan baik sesuai pola pembinaan yang ada di gerakan pramuka yaitu bina satuan, bina diri, dan bina masyarakat dan yang terakhir, semoga kegiatan ini  dapat disalurkan untuk para kader yang nantinya akan bergabung di internal Racana,” Harapnya.

Reporter: Tesa ASN
Editor: Slamet

Antara Ilmu Dan Adab

Objektif.id – Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun dengan baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Sedangkan Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti. Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Para ahli bahasa juga kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu.

Jika ilmu tidaklah beriringan dgn adab maka kepintaran pun tidak ada artinya.

Ilmu bisa saja menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain karena tidak didampingi dengan adab.

Kita juga harus memahami peran penting menanamkan adab pada proses pengembangan karakter mahasiswa yang baik, karena di era saat ini adab dan karakter mulai pudar oleh perkembangan zaman. Banyak mahasiswa yang mengabaikan betapa pentingnya adab dan karakter dalam dunia pendidikan.

Mengutip dari buku Antologi Hadist Tarbawi oleh Tejo Waskito, adab sangat diperlukan dalam dunia pendidikan terutama bagi mahasiswa agar ia mampu memahami, menerapkan dan mengimplementasikan hal positif dan menjadi pribadi yang baik.

kita bisa menyimpulkan bahwasanya mempunyai sedikit adab itu lebih penting dan dibutuhkan daripada mempunyai banyak ilmu pengetahuan. Karena orang yang berilmu belum tentu beradab, tetapi jika orang yang memiliki adab sudah pasti berilmu. Dan tingkatan adab lebih tinggi dari ilmu.

Penulis: Ikram
Editor: Redaksi

Upaya Membangun Jiwa Entrepreneur, UKM Kewirausahaan IAIN Kendari Gelar Festival Kewirausahaan

Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kewirausahaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Festival Kewirausahaan dengan tema “Membangun Jiwa Entrepreneur Dengan Upaya Menciptakan Peluang Bisnis Di Era Modern” pada Rabu (28/12/2022).

Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Srikandi Jl. Di Panjaitan No. 339, Lepo-Lepo, Kendari, ini  menghadirkan beberapa pemateri diantaranya adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia (HIPTI), Rusmin Abdul Gani, S.E, Ketua Forum UMKM-IKM Sultra, Dr. H. Abdul Hakim S.E.,MS, serta Ketua HIPMI BPC Konawe Selatan, Dirga Mubarak.

Ketua Panitia Kegiatan, Arjun Fadrianto mengatakan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk landasan motivasi para generasi muda bangsa dalam menciptakan sebuah karya yang inovatif dan kreatif.

“Bagaimana anak-anak muda bisa menciptakan inovasi yang kreatif di era sekarang yang serba canggih dan memadai, nah dengan adanya teknologi tersebut kita sebagai anak muda bangsa inovasi apa yang harus kita buat,” Katanya.

Ketua Umum UKM Kewirausahaan IAIN Kendari, Mahda Firani menuturkan bahwa kegiatan ini adalah sebagai langkah untuk melatih dan mengembangkan jiwa berwirausaha generasi muda, tak terkecuali para mahasiswa.

“Sesuai dengan tema kita yaitu untuk melatih jiwa kewirausahawan kita supaya lebih mandiri dan dapat mengembangkan kemampuan untuk berwirausaha,” Tuturnya.

Selain itu, Pembina UKM Kewirausahaan, Ahmad Zainul berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para usahawan muda dalam upaya untuk menciptakan ruang kewirausahaan.

“Dengan event ini untuk membantu teman-teman calon usahawan muda dalam hal ini mahasiswa untuk menjembatangi terciptanya ruang-ruang didalamnya,” Pungkasnya.

Sisi-sisi Kelam Negara Kita

Objektif.id – Manusia adalah makhluk sosial yang bertempat tinggal di suatu kewilayahan yang disebut dengan Negara. Menurut Prof. Miriam Budiardjo, Negara merupakan organisasi yang ada di suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap suatu golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan dari kehidupan tersebut. Dibalik kemakmuran dari sebuah negara pasti memiliki cerita kelam tersendiri yaitu, sebagai berikut.

Kesenjangan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok namun, di dalam negara nyatanya terbagi dalam dua kubu satunya berada di kelompok orang-orang terpandang dan satunya lagi berada di kelompok orang-orang tersisihkan.

Dapat kita lihat sendiri terdapat celah yang besar dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat kelas atas selalunya dipandang baik dimata dunia sebaliknya, masyarakat kelas bawah dipandang buruk di mata dunia. Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF) dilihat dari pendapatan perkapita negara (PDB) adapun negara termiskin di dunia mayoritas berada di benua Afrika. Cuman data yang ada namun gerakan sosial itu tak ada jikalaupun ada hanya segelintir orang saja yang peduli dari milyaran manusia di dunia ini dengan betul akan nasib penduduk dari negara tersebut. Hal ini terjadi tak jauh dari permainan politik. Indonesia yang merupakan negara dengan tingkat toleransi yang tinggi namun, pada kenyataannya tidak demikian orang-orang kelas atas selalu dipermudah urusannya entah itu dalam dunia pekerjaan ataupun dalam dunia pendidikan. Lebih disayangkan juga para kalangan kelas atas ini menganggap bahwa kalangan kelas bawah adalah beban negara yang hidup karena hasil subsidi.

Kekuasaan Oligarki

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu. Adapun Negara yang memakai sistem pemerintahan oligarki yaitu; Rusia, Cina, Iran, Korea Utara dan lain-lain.

Indonesia adalah negara yang sistem pemerintahannya bersifat demokrasi namun, berbanding terbalik dengan fakta dilapangan yang mana pemerintahan indonesia sama halnya dengan pemerintahan oligarki. hal ini telah terbuktikan sejak masa pemerintahan Ir. Soekarno lebih tepatnya di era Demokrasi Terpimpin, menuju pada masa pemerintahan Ir. Soeharto dengan membentuk sistem pemerintahan oligarki yang bersifat otoriter, dan sekarang berlanjut lagi di era reformasi dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang sudah jauh dari kodratnya artinya segala aturan/kebijakan yang dibentuk telah menyeleweng dari Pancasila dan UUD 1945. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Pancasila dan UUD 1945 sejatinya adalah patokan daripada aturan/kebijakan/hukum itu sendiri.

Di penghujung Bab terakhir ini, keadilan di dunia ini telah dirusak oleh para oknum Oligarki dan parahnya lagi rakyat pun juga ikut rusak karena tingkah masa bodo masyarakat akan sebuah kebijakan/aturan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan. Selain itu juga, meskipun telah menyadari hal janggal tersebut namun, tak ada sedikitpun gerakan persatuan yang dilakukan oleh masyarakat untuk sebuah perubahan yang hakiki.

Penulis : Tesa ASN
Editor: Redaksi

HMPS ESY IAIN Kendari Gelar Kegiatan Diskusi Peluang Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Milenial

Kendari, Objektif.Id – Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah (HMPS-ESY) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar kegiatan Focus Group Discussion di Aula Mini IAIN Kendari pada Kamis, 5 Desember 2022.

Kegiatan yang mengangkat tema “Peluang Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Milenial” ini menghadirkan dua pemateri, yaitu Sarlan Lario, S.E selaku direktur Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) dan juga Muh. Imran, S.E, M.Ak yang merupakan dosen FEBI IAIN Kendari.

Ketua panitia kegiatan, Hikmawati menjelaskan bahwa tujuan diadakan kegiata Focus Group Discussion ini tidak lain untuk memberi motivasi kepada mahasiswa IAIN Kendari terutama yang berasal dari FEBI agar dapat membangun bisnis ekonomi secara kreatif dan inovatif.

“Tujuan di adakan kegiatan Focus Group Discussion bermaksud agar generasi atau mahasiswa khususnya lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini bisa lebih kreatif dan inovatif  lagi dalam membuat suatu bisnis ekonomi,” jelasnya.

Dia juga mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang berasal dari lingkup IAIN Kendari.

“Jadi kepanitiaan yang terlibat dalam kegiatan diskusi ini kurang lebih 15 orang mungkin, terus kalau dari peserta yang ikut serta juga kurang lebih 50 orang yang hadir dalam kegiatan ini, ” sambungnya.

Selanjutnya dia juga berharap agar kegiatan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu baik untuk peserta maupun panitia yang ikut andil dalam kegiatan ini.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa bermanfaat dan menjadi sumber ilmu bagi peserta dan juga kepanitiaan yang hadir dalam kegiatan tadi,” Harapnya.

Penulis : Muh Arfan Sangga
Editor: Asrina