TELAH
Penulis: Epiphany
Dalam ratapan ketiadaan hadirmu, telah terkoyak hati yang telah kau singgahi.
Telah terdera hati yang telah kau campakan.
Dan telah terguguk hati yang kau anggap telah ditiadakan dengan kesengajaan.
Pada malam-malam panjang, ada bayangmu datang menyongsong membawa sebuah pelita.
Pelita bermuara kasih, berwujud sebuah janji ; tertata rapi menghiasi hati.
Aku percaya lagi.
Mestinya aku sadar, ada banyak kata telah yang sebenarnya manis, tapi tak benar-benar ada.
Nyatanya, kata telah seharusnya menjadi sebuah kunci jawaban
Bukankah aku telah kau campakan? Bukankah aku, kau tiadakan tanpa kesengajaan?
Lantas mengapa kau menghampiri lagi?
Dan dengan mudahnya, aku percaya lagi.
Harusnya ini begitu sederhana, sesederhana aku percaya kembalimu adalah bahagiaku.
Tapi, nyatanya ini begitu rumit, serumit kau mengabulkan janji-janjimu.