Lagi, Pemilma IAIN Kendari Diduga Alami Indikasi Kecurangan
Reporter : Fadli
Editor : Elfirawati
Objektif.id, Kendari — Gedung Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari diwarnai aksi kericuhan hal tersebut diduga adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan dari pihak birokrasi kampus.
Lagi-lagi Pemilma IAIN Kendari diduga alami indikasi kecurangan. Sama seperti Pemilma sebelumnya, Pemilma tahun ini juga diduga alami indikasi kecurangan.
Pemilma tahun ini berakhir ricuh, dikarenakan aplikasi yang digunakan mahasiswa(i) angkatan tahun 2021 untuk memilih calon SEMA Institut dan SEMA Fakultas mengalami error.
Beberapa Ketua Partai menganggap adanya indikasi kecurangan dan unsur kesengajaan yang dilakukan pihak birokrasi IAIN Kendari guna menjegal Parpolma lain.
Oleh karena itu, para pimpinan setiap Parpolma menggerakan masa aksi untuk menggeruduk Gedung Rektorat kampus IAIN Kendari guna menuntut dan meminta kejelasan dari adanya indikasi kecurangan Pemilma tahun ini.
Harpan Pajar, selaku Koordinator Lapangan (Korlap) pada aksi demo hari ini, mengatakan bahwa aksi tersebut dilakukan mahasiswa guna menuntut kejelasan dari adanya indikasi kecurangan dalam pemilma IAIN kendari.
“Aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa IAIN kendari kali ini, karena mahasiswa menggap Pemilma tahun ini terindikasi adanya kecurangan yang dilakukan Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD ) IAIN Kendari,” ungkap Harpan.
Sementara itu, Ketua Senat mahasiswa ( SEMA ) IAIN kendari, Sarman Al-Ausy menanggapi aksi demo mahasiswa pada hari ini.
“Saya tidak berpihak pada parpolma manapun, saya selaku ketua SEMA IAIN Kendari saya harus menengahi setiap permasalahan yang dialami mahasiswa IAIN kendari,” kata Sarman.
Lanjutnya, Sarman berharap agar pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Pemilma kali ini.
“Tentunya harapan saya agar kiranya pihak pihak TIPD memperbaiki kembali permasalahan Kali ini, agar kiranya tidak terjadi lagi di kemudian hari. Saya juga menghimbau agar pihak dosen dan pihak birokrasi tidak campur tangan dan tidak mengintervensi mahasiswa dalam pemilma,” tutup Sarman.