Objektif.id
Beranda Sastra Cerpen Teman Di Balik Layar

Teman Di Balik Layar

Fitriani, Foto: Istimewa

Penulis: Fitriani

Di dalam ruangan yang penuh akan suara bisingan teman-teman sekelas kala itu, berbagai macam cerita yang mereka ceritakan sembari menunggu kedatangan dosen mata kuliah.

Dalam suasana kelas yang sangat ramai, berbanding terbalik dengan ku yang merasa sunyi ditengah keramaian itu.

Tak berselang lama keheninganku dipecahkan oleh suara sapaan dari seorang tak ku kenal berpakaian sederhana namun terlihat rapi dibalut dengan nikop yang ada pada wajahnya.

“Hai Salam kenal” sapaannya kala itu.

Seketika sapaan itu melenyapkan keheninganku sedari tadi, suara yang lembut menyapaku dan kubalas dengan senyuman. Itu adalah pertemuan pertama kami.

Widyan namanya, singkat dengan pribadi yang ceria dia bercadar namun kain yang membalut wajahnya tidak menutupi keceriaannya. Aku dan dia sekelas yang sama.

Di Kampus, aku tidak hanya menyibukan diriku dengan kegiatan perkuliahan tetapi juga dengan kegiatan organisasi. Widyan pun begitu, selalu aktif pada kegiatan organisasinya namun tidak mengesampingkan aktifitas kuliahnya.

Beberapa kali aku sering memperhatikan nya, jika dia belum datang di kelas sesekali aku melirik depan kelas menanti kedatangannya. Hal itu berjalan beberapa kali pertemuan saat kuliah.

Menjelang beberapa bulan setelah libur semester kami pun akhirnya berkumpul kembali dan mulai melakukan aktifitas penawaran pada kelas yang sama dan hal itu sudah kami sepakati pada semester sebelumnya.

Hingga kami mulai aktif kuliah, pada suatu kesempatan dia terpilih sebagai Wakil Wetua Tingkat pada semester ini.

Suatu ketika, aku disibukan dengan kegiatan organisasi, story Whats up ku di Penuhi dengan kegiatan-kegiatan ku hingga akhirnya ada beberapa mata kuliah tidak ku ikuti.

Pada hari itu aku tertidur dengan pulasnya hingga alarm ponsel ku yang sudah saya aktifkan pukul 04.00 WITA tidak mendengarnya, hingga pada akhirnya aku terbangun pada Pukul 10.00 WITA.

Hari itu ada dua mata kuliah yang masuk hingga akhirnya aku ikhlaskan saja dan melanjutkan tidur dengan tidak lagi membuka ponsel ku.

Pada malam hari dia membalas salah satu insta story What’s up ku dan dia bertanya

“Nia Kenapa tidak beritahu saya biar absen mu tidak ditulis alpa sama dosen,” tanya Widyan.

“Aku pikir tidak ada alasan izin untuk kegiatan ini sudah masuk konsekuensi,” jawabku dengan emot senyuman.

Akhirnya diapun menerima dan bilang pada akhir obrolan kami.

“Lain kali beritahu saya saja nanti saya akan usahakan bagaimana baik nya,” pesannya mengahiri obrolan.

“iya-iya,” ucap saya sambil terharu menjawab pesannya.

Tak disangka namun sedikit tidak percaya ternyata dia selama ini memperhatikan ku, Ku pikir hanya aku yang memperhatikannya, sambil tersenyum kami sudahi obrolan kami malam itu.

Dengan sapaan “hai” dan ucapan “salam kenal” kala itu membuatku berfikir ternyata dia datang sebagai sahabat ku.

Aku sadar, kami tidak begitu sering interaksi saat di kelas namun saling memperhatikan secara pribadi.

Ku pikir sahabat tidak selama nya dia yang selalu terlihat, sering jalan bersama, makan bersama dan lain sebagainya lain halnya dia yang selalu mendukung ku di balik layar kehidupan bilik kampus.

Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam (IAIN) Kendari, Juga Anggota Aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) serta Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat AL-Gazali.

admin

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan