Objektif.id
Beranda INTERPRETASI Opini Paradoks Asmara Pelajar dan Urgensinya

Paradoks Asmara Pelajar dan Urgensinya

Ilustrasi

Oleh: IH

Kujunjung perempuan tinggi-tinggi…
Aku bersimpuh dihadapan mereka,
Dan layaknya tiap pemuja sejati,
aku merasa diriku tak layak di hadapan objek yang kupuja. (NIKOLA TESLA)

Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga begitulah untaian kalimat dari lagu yang termuat dalam syair lagu bang haji Rhoma irama. Namun sebagian orang menafsirkan kata cinta dan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata menjadi dengan cinta kita rusak taman berbunga itu. Pelajar menjadi Aktor utama setiap sinopsis Cinta yang berujung malapetaka. Berdasarkan data, banyak pelajar di luar sana yang mengalami hamil di luar nikah, akibat dari menjalin asmara di momen yang belum tepat . Menurut data Komnas perempuan jumlah perempuan yang dispensasi perkawinan anak meningkat 7 kali lipat sejak 2016. Total permohonan dispensasi pada 2021 mencapai 59.709 . Hemat penulis sebagian anak muda Indonesia, menikah hanya modal cinta, nafsu. Dan kurangnya pemahaman definisi cinta secara universal, cinta di maknai hanya pada pasangan semata. Cinta identik dengan Seks. Itulah mispersepsi tentang cinta.

Opini ini bermaksud untuk menguraikan dan menjelaskan tentang Kontroversi dan pelajar yang menjalin asmara secara tidak sah di mata hukum dan agama, serta apa urgensi nya. Pelajar yang dimaksud Mahasiswa, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menegah Pertama (SMP). Sedangkan Asmara menurut KBBI adalah perasaan senang kepada lawan jenis.

Cinta Dan Fitra Manusia.

Rasaya kurang elok jika tak membahas asmara namun kita membicarakan cinta. Sebab cinta dan asmara satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan. Sejarah mencatat awal mula manusia berbuat dosa, dan manusia mendapat sanksi oleh tuhanya atas perbuatan tersebut adalah dampak dari menuruti hawa nafsunya yang didorong atas nama cinta. Dalam perspektif agama samawi kejatuhan manusia di muka bumi ini di awali dari cinta. Adam dan Hawa dua sosok yang sedang jatuh cinta menikmati Surya-Nya. Adam Mengikuti langkah Iblis atas dasar perintah kekasihnya Hawa. Cinta menjadi pokok dan sumber masalah jika salah di pahami dan di aplikasikan dalam kehidupan nyata. Banyak pandangan para ahli tentang cinta namun penulis lebih sependapat dengan Ibnu Qayyim bahwa cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan sesuatu melainkan menambah kabur atau tidak jelas berarti definisinya adalah cinta itu sendiri

Dalam buku The Art Of Loving karya Erich Fromm mengklasifikasikan 5 objek cinta
yaitu :Cinta persaudaraan: cinta terhadap sesama manusia, cinta terhadap orang miskin, menderita, terancam. cinta keibuan: hakikat cinta keibuan adalah pemeliharaan dan pertumbuhan anak, dan keharusan untuk keterpisahan berbeda pada cinta erotis, dua orang yang berpisah menjadi satu dalam keibuan dua orang yang bersatu lalu berpisah. Cinta erotis: mendambakan peleburan, penyatuan dengan pribadi lain serta eksulisif, tidak universal, mudah terpedaya oleh keinginan seksual serta berawal dari impresi jatuh cinta, runtuhnya batas diantara dua orang yang semula asing, selanjutnnya yang asing itu menjadi intim . Cinta diri: cintailah sesamamu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri menunjukan bahwa sebelum mencintai sesama harus punya cinta terhadap diri sendiri. Adapun Cinta Tuhan seperti kebutuhan akan keteropisahan,dambaan akan pengalaman penyatuan, anugrah dan inayah, yang kemudian disebut manusia iman.

Cinta yang dipahami oleh sebagian anak muda adalah tentang cinta erotis. Cinta lawan jenis (Heteroseksual). Ataupun sesama jenis (guy, lesbian).

Sebagai makhluk tuhan yang di ciptakan dengan kesempurnaan di antara makhluk ciptaan di bumi lainya, dengan standard paripurna atas ciptaan itu adalah akal, akal inilah kemudian yang menafsirkan atas persepsi yang ia lihat dari realitas kehidupan ini . maka dalam konteks cinta perasaanlah yang menghadirkan cinta. Akal hanyalah pemicu dalam menghadirkan cinta, peran hati atau perasaan sangat besar sehingga tidak salah kemudian pepatah mengatakan “cinta datangnya dari mana, dari mata turun ke hati”

Perempuan Adalah Malapetaka

Jika kita membaca cerita metafor seperti yang di gambarkan manusia pertama kali melakukan dosa pertama dengan menerima konsekuensi atas perbuatan itu lalu nabi adam di usir dari surga dan diturunkan ke bumi. Skenario itu perempuan berperan penting proses turunya manusia di bumi. Maka seandainya perempuan siti hawa dapat menolak ajakan Adam yang berasal dari skema politisasi iblis untuk memakan buah khuldi, mungkin saja manusia hari ini masih berada di surga-Nya. Namun sekali lagi cerita itu hanyalah metafor dan penganalogian. Nah menurut hemat penulis di sini awal mula perempuan menjadi malapetaka. Pada sisi lain bible juga berbicara tentang perempuan kaitanya dengan sejarah Hawa (eva) sebagai sosok yang merayu adam untuk berbuat dosa . Bahkan dalam perspektif hukum setiap kejahatan perempuan terdapat peran di belakangnya.

Lanjut, Dalam konteks seorang pelajar penulis menganggap perempuan itu sebuah malapetaka, penghambat. jika berbicara ingin mengembangkan setiap potensi diri kita dan berproses di kampus/sekolah. Akan menjadi masaalah di kemudian hari apa bila pacar kita ini mengintervensi untuk membagi meluangkan waktu kita. Bagaimana rumitnya mendapat pacar yang posesif, selalu mempertanyakan keadaan kita di setiap saat. Juga ada hubungan yang sifatnya hanyalah candaan dan mempermainkan perasaan.Penulis mempelajari pada setiap lembaga kampus yang menduduki ketua-ketua lembaga kemahasiswaan, mahasiswa berprestasi di akademik dan non akademik, mempunyai karya adalah mereka yang fokus mengasah diri, mengembangkan potensi diri dan mengexplore bakat mereka, dan tentunya mereka bukan penganut paham bucinisme.

Bagi seorang pelajar, Pisau analisis kita sehingga perempuan tidak menjadi malapetaka dalam meraih cita cita, maka perempuan harus posisikan dia, apakah ia sesuatu yang mendesak atau penting jika status nya seorang pelajar. Juga, menempatkan perempuan dalam konteks asmara apakah ia sesuatu hal mendesak atau penting. Di mulai pertanyaan sederhana ini membaca opini ini penting atau mendesak? Tentunya membaca adalah hal yang penting namun tidak mendesak. Membaca dapat kita jadwalkan di waktu yang lain, dan boleh kita jadwalkan di setiap waktu kosong kita.Kondisi dimana aktivitas tersebut kita kategorikan mendesak, yaitu jika kita tidak melakukan aktivitas tersebut mempunyai konskuensi logis yang tak dapat di ulangi lagi” contohnya seorang pekerja pemadam kebakaran, dan menjenguk orang tua yang sedang sekarat.

Perempuan apakah mendesak atau penting jika statusnya pelajar?
Berangkat dari kerangka berfikir di atas maka asmara bukanlah hal yang mendesak bagi seorang pelajar. Artinya pada fase ini, sebagai pelajar masih dapat kita ulangi pada momen momen tertentu dalam mencari pasangan asmara kita.

Satu keharusan bagi pelajar untuk menyelesaikan misi yang diberikan oleh orang tuanya sebagai harapan keluarga.
Begitu pula perempuan laki-laki bukanlah sesuatu yang mendesak namun penting untuk disuruh-suruh dan manfaatkan tenaga mereka yang kuat.
Di sisi lain perempuan tidak selamanya menjadi malapetaka itu hanya oknum hawa saja sebab manusia di ciptakan begitu sempurna oleh sang pencipta. Namun jika perempuan adalah sumber masaalah. Penulis sepakat.!

Menggugat Asmara Pelajar

Seperti di jelaskan di awal cinta adalah fitra manusia sehingga sulit untuk di pisahkan dari kehidupan kita. bukan bermaksud untuk menjadi anti terhadap dunia kasmaran, namun harus di kurangi, mengefesienkan waktu yang ada untuk memahami dan mempersiapkan diri menjemput Cinta Sejati, bukan menghilangkan cinta dari kehidupan ini. Sebab segala sesuatu diciptakan didunia didasari atas nama cinta. Ingatlah ketika kita lahir di dunia ini adalah hasil kerja sama dari orang tua kita yang saling mencintai dengan cinta yang tulus dan ikhlas. Asmara yang berlandaskan Nilai kemanusiaan dan Kehormatan.

Mirisnya, Asmara yang yang kita lihat adalah asmara yang melahirkan aborsi, asmara menciptakan kemiskinan, asmara yang disahkan secara paksa dispensasi KUA, nyata adalah kecerobohan, asmara yang melahirkan kebencian. Ironinya sepotong kata cinta dapat memperkosa perempuan. Kita tidak lagi melihat asmara seperti di gambarkan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, Asmara Romeo Juliet, Qais dan Layla.

Realitas hari ini kampus dijadikan wadah kontak jodoh. Dari berbagai sudut Penjuru wilayah, kampung, suku, ras, agama, terhimpun di dalam kampus. Tidak jarang terjalin hubungan asmara praktis kurun waktu 4 tahun itu dan cinta di obral dengan kalimat sebagai penyemangat, alasan di lontarkan : batu loncatan, sampingan, hiburan, lebih mengerikan tempat makan bagi laki-laki perokok mati sambung. Rokonya surya. Hingga puncaknya simulasi pernikahan yaitu kawin mawin. Namun Ketika telah berakhir Kaleidoskop perkuliahan kurun waktu 4 tahun maka tibalah masa berakhirnya asmara yang palsu itu. Puncaknya adalah Perpisahan dan kehilangan. Masing-masing sepasang kekasih hilang kontak, putus komunikasi sadar bahwa kehidupan ini bukan hanya persoalan lendir, klimaks, namun jauh lebih penting dari itu adalah kebahagian orang tua, adik, dan meniti karir menata masa depan yang cemerlang. Kampus di jadikan sandiwara asmara untuk menunda perpisahan.

Dalam diri manusia diumur 18-25 adalah proses pencarian jati diri kita dan mengembangkan potensi diri kita. Ketika asmara merasuki di kehidupan seorang pelajar, harus dipahami ada dikotomi konsentrasi antara cinta dan cita-cita lebih dulu mana yang diprioritaskan. Munafik jika dapat berjalan dengan seirama dalam konteks pelajar.

Juga,Terlalu Naif bagi setiap kalangan mahasiswa (i) membenarkan argumentasi mereka bahwa dengan menjalin hubungan asmara yang tak terhormat (berpacaran) akan menjadi penyemangat (Dorongan Motivasi belajar) kita dalam menjalani aktivitas kampus. Dampak negatifnya adalah ketika putus maka mereka semangat bermahasiswa mereka kurang bahkan galau berhari-hari hanya persoalan romantisme.

Itulah mengapa para ulama islam dan filsuf barat jarang yang ingin melakukan hubungan asmara dengan ikatan yang sah (Nikah). Deretan nama seperti Imam Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, Imam An-Nawawi, Isaac Newton, Immanuel Kant, Spinoza, David Hume,Nicholas Copernicus. Kemungkinan besar mengurus rumah tangga akan menyumbat daya kritis dan dapat menyebabkan minim karya di tengah kesibukan mengurus istri, anak, sandang pangan dan papan. Asumsi penulis jatuh cinta adalah kehilangan daya berpikir kritis, kondisi akal dijadikan babu oleh perasaan demi memikirkan masa depan bersama yang abstrak. Orang jatuh cinta membuat seseorang bodoh. Sosok yang dicintainya mendominasi dalam pikiran akal sehatnya.Jatuh cinta pada seseorang dapat lahirkan cinta namun lebih besar melahirkan kebencian. Aneh tapi sulit dirasionalisasi, logika tak mampu menguraikan. Sehingga jatuh cinta kepada pasangan itu satu kekonyolan yang nikmat dan bahagia. Lebih tepatnya cinta itu gila. Gila dimana kondisi akal sehat hilang. Pelajar mengalami gejala kegilaan ringan akibat cinta yang disebut galau dan bucin (budaknya Cinta). Maka jatuh cinta bagi menyandang status pelajar hanyalah menambah masaalah dari masaalah yang bertumpuk-tumpuk.

masalah diantaranya menurunkan daya kognitif pada pelajar, Contoh yang lebih Reel dalam masyarakat kita jika hafalan tak kuat maka mereka mengatakan “ susah juga kalau sudah berkeluarga banyak beban fikiran, susahmi untuk menghafal, mulai turun daya ingatan ta”. Ini pemikiran ikatan yang sah dimata agama dan hukum. Bagaimana dengan asmara pelajar yang tak sah (pacaran) namun selalu mengahantui was-was dan ketakutan akan menimbulkan abrasi ilmu pengetahuan pada diri seorang pelajar. lupa dan lenyap ilmu pengetahuan itu pada akhirnya.

Kemudian jika status mahasiswa yang minim karya dan prestasi menjalani hubungan pacaran boleh jadi Skiripsinya pun ia sulit untuk selesaikan lalu memutuskan Resepsi. Tentunya dampak yang didapatkan oleh seorang pelajar ketika menjalin hubungan pacaran secara garis besar: pengekangan dan hilangnya kemerdekaan pribadi, prestasi menurun, tuduhan berzina, pergaulan terbatas, waktu dan uang terbuang sia-sia, tekanan batin.

Penulis ingin menggugat asmara dari para pelajar (Mahasiswa, sma, smp) itu. Asmara pelajar yang dilakukan dalam bentuk perilaku pacaran, tentu menjadi hal yang wajar jika pegangan tangan, ciuman, healing di gunung, dilaut,puncaknya berhubungan seks dan efek negatifnya dari semua itu bagi pelajar yang notabenenya sedang meggeluti pendidikan akan mengalami dikotomi pikiran dan waktu maka konsentrasi minat belajar akan menurun fase mereka jauh dari makna sebagai harapan keluarga, bangsa dan Negara.
.

Pada binatang, Hewan jantan akan melakukan segala cara memikat hewan betinanya agar bisa kawin kawin. Contohnya burung Cendrawasih jantan akan memamerkan bulu cantik nya dengan tujuan menarik perhatian burung cenderawasih betina lalu kawin mawin. Pada manusia pun demikian, motivasi sebagian mahasiswa untuk bisa menyelesaikan skripsi agar segera resepsi. yaitu menikah dengan orang yang dicintainya, kadang kala syarat untuk diterima adalah dengan menyelesaikan studi sebagai daya tarik kepada keluarga salah satunya. Maka untuk memperjuangkan cinta agar bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai nya,ia harus menyelesaikan studi Sarjana. sadar atau tidak sadar dorongan hasrat seksual (Menikah lalu kawin) akan menjadi motivasi dalam menyelesaikan studi.Bagaimana pun dengan menikah rasa penasaran mendalam terhadap pasangan akan terkuak. Beda halnya jika pasangan pelajar telah melakukan hubungan intim (Bercinta) dengan pasangan nya, sulit untuk mengkonversikan menjadi semangat dalam menyelesaikan studi. Hilanglah semangat meraih cita-cita karena bercinta telah kita lalui. Sebaliknya, proses penyelesaian studi selesai bagi yang menjalani asmara berharap putus dengan pasangan nya sebab rasa penasaran itu telah lama ia rasakan dan temukan. Agak mirip dengan binatang, namun bercinta sebelum cita-cita diraih lebih binatang dari binatang.

Sebagian besar orang menganggap fungsi pacaran adalah sebuah bentuk rekreasi, orang yang berpacaran akan menikmatinya dan menganggap pacaran sebagai sumber kesenangan dan rekreasi. Sebuah penelitian menunjukan responden laki-laki lebih memaknai fungsi pacaran sebagai sumber kesenangan dibanding perempuan. Istilah cinta main-main memiliki presentasi lebih tinggi laki-laki dibanding perempuan. Hal ini menunjukan bahwasanya laki-laki lebih memaknai pacaran dengan sumber kesenangan, sedangka, perempuan lebih memaknai pacaran dengan pencarian status.

Tragedi asmara yang lebih mengerikan pada tingkat perguruan tinggi ditataran kampus adalah Senior berkarat menjalin pacarnisasi dengan junior (perempuan) kampusnya ataupun sesama organisasi, umumnya junior yang polos nan suci dengan niat belajar ke senior tersebut yang di anggap mampu membuka cakrawala wawasan berpikirnya sesuai cita-cita keinginan luhurnya, namun takdir berkata lain senior tipe demikian menafsirkan bukan hanya wawasan yang ia buka namun selangkangan pun akan didekonstruksi, lagi-lagi dibalut sepotong kata suci yaitu CINTA. Demikianlah cinta seringkali terlafadzkan agar cumbu-mesra dapat terealisasikan.

Miskonsepsi Pacaran.

Pacaran sebagai praktik sosial merupakan fenomena baru muncul pada belakangan ini.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia telah memiliki budaya tersendiri sebelum Pra-pernikahan. Di Sulawesi tenggara perkawinan adat suku tolaki dimana ada prosesi atas insiatif secara kolektif secara ideal dan normative dilakukan bagian dari prosesi perkawinan yang disebut tahap metiro yang bermakna mengintip, meninjau calon istri. jika kita mencoba memaknai prosesi ini mempunyai kemiripan pacaran (Pra-pernikahan) sebagai mana belum terkontaminasi oleh modernisasi.

Begitu pula pada masyarakat melayu kuno mempunyai kebudayaan tersendiri dalam melangsungkan pra-pernikahan. Pacaran diambil dari kata Pacar. Tumbuhan daun pacar. Pacaran adalah suatu kondisi yang menerangkan bahwa sudah adanya itikad menuju jenjang yang lebih serius antara sepasang laki-laki dan perempuan yang kelak menjadi pasangan sah secara agama maupun Negara. Keduaya ditandai pada jari tangan mereka dengan olahan daun pacar berwarna merah. Dengan tanda kode yang berada tangan sepasang mereka guna memudahkan dilingkungan mereka bahwa sedang pacaran. Lanjut, sang lelaki akan diberikan waktu 3 bulan untuk mempersiapkan diri, belajar ilmu pernikahan, wawasan membina rumah tangga, mencari materi dll.

Istilah pacaran, muncul pada zaman revolusi industri. Dalam buku the whole art Sopan Courtship:Or ladies & Gentlmen’s Love Letter Writer membahas tentang tips membuat surat cinta pada pacar, terbit tahun 1849 dan diketahui menjadi buku pertama denan teman ini. Buku ini menjelaskan secara pasti bahwa tujuan pacaran adalah persiapan pernikahan.

Pada tahub 1920-an pacaran terbentuk dari fungsi utamanya adalah untuk memilih dan mendapatkan seseorang pasangan, sebelum periode ini pacaran hanya bertujuan untuk menyeleksi pasangan, dan pacaran diawasi oleh ketat orang tua, yang sepenuhnya mengendalikan kebersamaan setiap relasi hetereoseksual .

Penulis berpendapat bahwa Pacaran hanyalah metode dalam mengetahui identitas pasangan kita secara Lahiriah. Pendekatan Pra-Pernikahan. Mengetahui karakter, pola pikir, serta asal usul nasab keturunan si pasangan kita.

Pergeseran makna pacaran sangatlah tajam. Pada era modern ini, pacaran menjadi sebuah tradisi pada memasuki usia remaja dan terus dilakukan secara berulang-ulang. SMP punya pacar, SMA punya pacar, Kuliah Play Boy/play girls.

pacaran zaman dulu telah memiliki aturan main sebelum menuju hari H pernikahan dengan tujuan terciptanya keluarga yang bahagia serta mempunyai turunan yang diidamkan. Hal ini jika diibaratkan pada sistem pemilu, KPU telah menetapkan waktu berdasarkan kesepakatan bersama sebagaimana aturan yang ada untuk mencoblos pasangan calon. Begitu pula dalam pernikahan si laki laki mencoblos sesuai aturan waktu yang telah ditentukan, beda halnya zaman sekarang si laki-laki mencoblos sebelum hari H dan bukan atas kesepakatan bersama. Akibatnya menikah bulan januari melahirkan dibulan juli, sebab mengambil panjar memang. Artinya pernikahan tak dapat tercipta keluarga yang harmonis sebab menyalahi aturan main yang ada.

Pacaran zaman sekarang bertolak belakang dengan zaman dulu. Zaman dulu pacaran biasanya hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup dalam rangka mempersiapkan diri ke jenjang pernikahan dalam waktu dekat dan didalamnya terdapat rambu-rambu sosial sehingga terlihat bernilai dan terhormat dihadapan masyarakat . Sedangkan, zaman sekarang pacaran dilakukan secara berulang-ulang dan waktunya belum ditentukan serta dilakukan secara bebas tanpa adanya rambu-rambu sosial dan terlihat tak bermoral dihadapan masyrakat bahkan diusir oleh masyarakat jika kedapatan pacaran.

Tepatnya pacaran zaman sekarang semacam gaya hidup. Pacaran bukan hanya dilakukan oleh orang yang belum menikah namun sepasang kekasih yang menjalin hubungan asmara secara gelap tetap disebut pacaran.

Tidak seperti dulu pacaran adalah pengenalan pra-nikah didalamnya terdapat bimbingan wawasan keilmuan perkawinan sebagai modal mengarungi bahtera rumah tangga . Akan tetapi pacaran saat ini hanya sebatas pengenalan intim pasangan tanpa adanya upaya menetapkan waktu ke jenjang pernikahan sertaa tak ada bimbingan dari siapa pun belajar secara otodidak tentang pernikahan sehingga putus di tengah jalan. Sekalipun lanjut ke tahap pernikahan biasanya cerai disebabkan kurangnya pemahaman membina rumah tangga yang baik.

Jadi di era ini, pacaran berfungsi melabeli sepasang pelajar yang sedang menjalin asmara mencari kesenangan palsu dan belum dipastikan menuju jenjang pernikahan serta membutuhkan waktu yang lama sampai ke jenjang ke pernikahan bahkan tidak sampai pada jenjang pernikahan. Contoh:Pacaran yang dilakukan oleh anak SMP sama sekali tidak seperti pacaran makna sesungguhnya karena pacaran mereka tidak mempunyai hubungan dengan pernikahan. Dari kacamata agama islam pacaran sesuatu yang haram, di benci oleh pemuka agama karena tidak diajarkan dalam Islam. Taa’ruf adalah metode pra-nikah sesuai ajaran islam. Apa pun namanya entah itu pacaran dan taaruf tergantung siapa yang menjalinya ataupun individunya. Apakah ia telah bersikap dewasa dan punya batasan dalam mengenali sesama jenisnya.

Remaja hari in memahami pacaran dilatar belakangi oleh rasa penasaran yang tinggi terhadap organ lawan jenis dan bertujuan dapat merasakan hubungan seksual. Serta pacaran menjadi lifestyle oleh sebab itu kurang dianggap gaul jika tak mempunyai pacar.

Mencari Titik Temu

Perspektif penulis, tidah mencari pembenaran atau menyalahkan kepada pelajar baik tingkat SMP, SMA, atau tingkat perguruan tingggi untuk mengenal cinta. Yang salah adalah bercinta (berhubungan badan) tanpa ikatan yang sah di mata agama dan Negara. Bagi pelajar fokuslah untuk meraih cita-cita, cinta akan mengikut dengan sendiri nya.Jika telah terhormat status dan kedudukan anda. Di era ini perempuan sangatlah materialis. Karna dunia yang mendefiniskan cantik haruslah glowing, badan di lumuri dengan perhiasan yang mahal. Yang perlu dipahami perbedaan laki-laki dan perempuan, laki laki jika telah mendapatkan harta berlimpah mereka mencari perempuan, sebaliknya perempuan jika banyak materi dia tak lagi membutuhkan seorang laki-laki. Tamparan keras bagi kita seorang lelaki bahwa definisi kemandirian perempuan dan lelaki itu berbeda. Maka tepat jika seorang pelajar mengahbiskan waktunya, memeras keringatnya, untuk dapat sukses mempunyai status dan kedudukan yang terhormat dan bermanfaat di masyarakat.

Seorang pelajar yang sedang fokus pada keilmuan harus mempunyai pantangan, pantangan diantaranya adalah perempuan. Sebab nasihat ulama Imam Bisyrun Al-Hafi yang di nukil oleh Imam Ali al-Qari dalam kitabnya “Al-Mashnu’ fi Ma’rifah Al-Hadis Al-Maudlu’ bahwa
Ilmu akan tersiakan di dalam selangkangan wanita. Berbeda dengan jargon masyhur dari Imam As-Suyuthi sendiri;”Ilmu akan hidup di antara selangkangan wanita.”
Yang Jelas tipu daya wanita sangatlah dahsyat. (Q.s.Yusuf: 28) Silahkan anda cari Tafsiran tersebut.

Kehidupan yang palsu ini, sebagi pelajar sulit untuk mengidentifikasi perasaan yang serius dari seseorang. Laki dan perempuan sama saja suka mengotori makna cinta dengan menjalani hubungan yang palsu sering kali mengutarakan cinta untuk mempermainkan perasaan seseorang. Menurut hemat penulis kita harus dapat membedakan agar dapat terhindar dari hubungan asmara yang sia-sia. Apalagi bagi kalangan pelajar, mendapatkan kenyamanan dari sosok lawan jenis sangatlah sering kita temui. Kenyamanan itu bukanlah parameter utama dari memilih pasangan sehingga dilanjutkan pada tahap keseriusan. Pengakuan perasaan seseorang kita temukan di balut dengan retorika yang melululantahkan perasaan. Namun secara substansi semuanya hanyalah rayuan yang sifatnya dongeng semata.

Perbanyak referensi tentang pendidikan seks di mulai dari lingkunga keluarga, bergaul pada lingkungan yang sehat, aktif pada kegiatan tertentu, mengenal definisi cinta dengan baik dan benar,
serta teruntuk kaum adam, walaupun tabiat seorang lelaki libido seks lebih kuat dibanding dengan perempun sebab pria punya dorongan untuk melestarikan spesiesnya haruslah akal selalu tetap siaga dibanding dorongan hawa nafsu seksual. Artinya menumpahkan hasrat dorongan seksual kepada lawan jenis harus pada posisi yang mulia dan terhormat, sebab itulah yang membedakan kita dengan binatang.

Indonesia darurat pendidikan sex sehingga dampaknya Sex bebas merajalela. Pendidikan seks bagi pelajar harus senantiasa di bicarakan dimulai pada lingkungan keluarga, juga pada lingkungan pendidikan dititik beratkan namun jangan berharap tentang pendidikan seks sebab lembaga pendidikan formal kita masih menganggap hal yang tabu beda halnya pada lingkungan keluarga. Kedua orang tua harus mendiskusikan ke anak laki-laki dan perempuan. Masyarakat Indonesia masih menganggap membicarakan seks dikhalayak ramai adalah hal paradoks. Apakah enggan membicarakan sex karena kita menjadi bagian dari pelaku dan mempunyai pengalaman yang gelap terhadap sex? Munafik. namun memahami seks sesuatu yang suci. Demikian pula tulisan ini harus menembus isi kepala bagi setiap pelajar yang kesadaranya kurang tentang urgensi Asmara bagi pelajar.

Mahasiswi Perempuan harus dibekali pada pemahaman feminisme radikal, sehingga ini bekal dalam menjalani aktivitas akademisi di kampus ± selama 4 tahun. Penulis berasumsi masuk ke organisasi seperti Himpunan mahasiswa Islam perempuan akan dibekali senjata ampuh yang dimiliki buaya darat spesies predator seks yaitu Retorika dan Filsafat cinta pemahaman titik kelemahan perempuan. Cinta palsu sangatlah alergi dengan Rasionalitas Kritis, serta membungkam lelaki jika perempuan lebih lihai dalam memahami filsafat cinta. Dengan memahami kelemahan perempuan ada yang ada pada dirinya kemungkinan besar tidak terjebak pada Instrumen Irama cinta palsu yang dimainkan oleh laki-laki hiyperseks dan Nafsuan.

Penulis pernah ditanya “perempuan seperti bagaimana istri tipekal yang anda cari? Saya jawab perempuan cerdas pandai beretorika sehingga ketika saya bersama dia bukan hanya jadi suami takut istri tapi jadi filsuf sejati serangkaian sinopsis percintaan kami akan diselengi Dialetika seperti konsep Filsuf Hegel. auuw meledak….

Penutup,Perempuan telah diberikan 9 nafsu, dan satu akal. Sedangkan pria diberikan 9 akal dan satu nafsu. (Rabiatul Al-Adawiyah) Pahami renungi dan maknai terdapat pelajaran

Penulis merupakan Penganut Paham Maskulinitas Radikal.

Tim Redaksi

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *