Objektif.id
Beranda INTERPRETASI Resensi Novel Gadis Jakarta: Menggambarkan Kembali Sejarah Konflik Sosial Politik

Novel Gadis Jakarta: Menggambarkan Kembali Sejarah Konflik Sosial Politik

Ketgam: Buku “Gadis Jakarta” oleh Najib Kaelani. Foto: Ai

Objektif.id – Peristiwa berdarah yang tak terlupakan. Kalimat itulah yang patut aku sematkan dalam novel Gadis Jakarta.

Novel Gadis Jakarta yang ditulis oleh Najib Kaelani menceritakan tentang konflik sosial di Indonesia. Di dalam novel ini, ada beberapa tokoh penting dari partai politik yang ingin mengubah ideologi negara menjadi sosialisme dengan kepemimpinan mereka sendiri. Namun, upaya tersebut berhasil dicegah oleh seorang pahlawan revolusioner.

Dalam cerita ini, kita dapat melihat bagaimana politik dan ideologi bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat. Konflik antara kelompok-kelompok politik juga sering terjadi di dunia nyata dan dapat membawa dampak besar pada kehidupan orang-orang biasa.

Dikisahkan seorang petinggi partai yang dipengaruhi oleh filsafat marxisme selalu berdebat dengan istrinya yang memiliki sudut pandang berbeda tentang ideologi.

Pada saat seorang pemimpin partai menghadiri pertemuan cabang di Jakarta, ia melihat dan mendengarkan seorang gadis yang memberikan pidato. Pidatonya membahas tentang penyimpangan ideologi yang dipelopori oleh beberapa tokoh partai yang dianggap bertentangan dengan akidah. Hal ini sangat mempengaruhi orang-orang yang hadir pada pertemuan tersebut. Gadis itu berhasil menarik perhatian banyak orang karena isinya yang kontroversial.

Gadis yang berpidato tersebut bernama Fatimah dan ayahnya Muhammad Idris yang merupakan tokoh Masyumi.

Perlu diketahui masifnya gerakan kaum reaksioner ingin menyebarkan ajaran sosialisme karena mereka menganggap pemerintah hanya doyan omong kosong dan tidak perhatian terhadap rakyat, melainkan membiarkan kelaparan serta penderitaan bersahabat dengan rakyat.

Setelah hari itu Fatimah berpidato ia berfirasat akan terjadi sesuatu yang buruk terlebih lagi ayahnya tidak ada kabar. Benar saja ayah Fatimah diculik dan interogasi oleh kaum reaksioner yaitu penentang gerakan pembaharuan dan kontra revolusi.

Meskipun ayah Fatimah diculik akan tetapi ia berhasil diselamatkan oleh seorang polisi yang bernama Anang walaupun ia harus mengorbankan dirinya tertembak mati.

Kemudian kekasih Fatimah yaitu Abu Hasan, dilaporkan kepada aparat penegak hukum karena ia mencetak selebaran poster dan menyampaikan orasi agitatif untuk menghina petinggi partai yang mempelopori pemberontakan kaum reaksioner.

Pemberontakan kaum reaksioner banyak menewaskan puluhan ribu jiwa warga sipil yang memang telah menjadi sasaran kelompok partai dalam membuat huru-hara dan ketidakstabilan sosial dan keamanan.

Namun dengan demikian para pahlawan revolusioner berhasil menangkap pelaku pemberontakan sekaligus mengepung wilayah kota untuk mencegah konflik itu tidak meluas. Akibat genosida yang disebabkan oleh kaum reaksioner maka pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memboikot pergerakan dan penyebaran ideologi sosialisme yang bertentangan dengan akidah.

Novel Gadis Jakarta adalah sebuah cerita yang menyimpan sejarah dalam kisahnya yang luar biasa dan tak terlupakan. Dalam novel ini, ada kelompok orang yang disebut kaum reaksioner dan kaum revolusioner. Kaum revolusioner ingin mencegah penyebaran ajaran tokoh partai pelopor pemberontakan yang dianggap melenceng dari akidah.

Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa kadang-kadang ada perbedaan pendapat antara kelompok orang tentang suatu hal tertentu. Ada yang setuju dengan pandangan seseorang, namun juga ada yang tidak setuju karena berbeda keyakinan atau sudut pandang. Namun demikian, penting bagi kita untuk tetap menghargai perbedaan tersebut dan mencari jalan tengah agar tidak terjadi konflik.

Melalui novel ini, penulis berusaha untuk menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas negara dan menentukan arah masa depannya. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk selalu memperhatikan perkembangan politik dan ikut serta dalam proses demokrasi agar suara kita didengar dan hak-hak kita dilindungi.

Penulis: Najib Kaelani
Judul buku: Gadis Jakarta
Judul asli: A’dzrau Jakarta
Alih bahasa: Pahrurroji Muhammad Bukhori
Jumlah halaman : ix + 224
Penerbit : NAVILA
Tahun terbit : Cetakan ke 2, Juli 2001

Penulis: Muhamad Ali Mufti
Editor: Hajar

“Penulis Merupakan Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari”

Muh. Ali Mufti

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *