Outlet Amanda Brownies ke-136 Resmi Dibuka di Kendari

Kendari, Objektif.id – Outlet Amanda Brownies yang ke-136 resmi dibuka pada Rabu, 30 Oktober 2024. Peresmian outlet ini dilakukan oleh Asisten II Setda Kota Kendari, Drs. Jahudding, M.Si., yang mewakili Pj Walikota Kendari.

Acara Grand Opening ini disambut antusiasme tinggi oleh warga Kendari, yang terlihat memadati outlet untuk menikmati promo spesial “Buy 3 Get 1 Free.” Promo menarik ini berhasil menarik perhatian banyak pengunjung yang ingin mencoba berbagai varian brownies yang ditawarkan.

Operational & Marketing Manager Amanda Brownies, Endi Yunarso, mengungkapkan keyakinannya bahwa kehadiran outlet Amanda Brownies di Kota Kendari akan memperkaya ragam kuliner. Kehadiran outlet baru ini diharapkan dapat memberikan pilihan camilan berkualitas bagi masyarakat Kendari dan sekitarnya, serta menambah variasi kuliner lokal yang semakin beragam.

Endi Yunarso menjelaskan bahwa outlet Amanda Brownies di Kendari mengusung konsep inovatif dengan menyediakan etalase khusus untuk produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Konsep ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi para pelaku UMKM di Kota Kendari untuk memasarkan produk mereka.

“Jadi kita bekerja sama dengan UMKM lokal yang ada di Kota Kendari, kami sudah menyiapkan tempat khusus untuk UMKM lokal. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan Moril kami dalam memajukan UMKM lokal khususnya yang ada di kota kendari”, tuturnya.

Kemudian, Endi Yunarso juga menerangkan bahwa seluruh karyawan di cabang Amanda Brownies Kendari merupakan warga lokal. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Amanda Brownies untuk mendukung pemberdayaan masyarakat setempat.

“Semua karyawan yang ada merupakan warga lokal yang ada di kota Kendari”, jelasnya.

Asisten II Setda Kota Kendari, Drs. Jahudding, M.Si., menyambut baik kehadiran outlet Amanda Brownies di kota ini. Ia berharap outlet baru ini tidak hanya menambah pilihan kuliner bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat.

“Mengingat Kota kendari ini dibangun bersama dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat”, pungkasnya.

Selain menyediakan berbagai varian brownies, outlet Amanda di Kendari juga dilengkapi dengan coffee shop dan pilihan roti Bread A yang proses pembuatannya dapat disaksikan langsung oleh pengunjung.

Outlet Amanda Brownies terletak di lokasi yang strategis, yaitu di Jalan Sao-Sao, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penulis: Royan Jahidul (anggota Muda)
Editor: Andi Tendri

Demi Pilkada Yang Demokratis, Ketua HMI Komisariat Ibnu Rusyd IAIN Kendari Himbau ASN Bersikap Netral

Kendari, Objektif.id – Kontestasi demokrasi saat ini tengah menghangat di seluruh pelosok negeri, termasuk di jazirah Sulawesi bagian Tenggara, yang tidak lama lagi akan memasuki musim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tahun 2024, yang tentu sangat menarik antusiasme yang tinggi kepada setiap elemen masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menyukseskan pesta demokrasi yang akan datang.

Bahwa pada pilkada tahun 2024 ini, nantinya akan melibatkan berbagai jenjang kontestasi politik, mulai dari provinsi, kabupaten, dan kota, sehingga intensitas atmosfer demokrasi terasa semakin tinggi. Apa lagi dengan ragam perkembangan politik yang setiap waktu berubah dengan begitu dinamis.

Namun dalam menyambut pesta demokrasi yang akan diselenggarakan pada 27 November mendatang, tak terkecuali Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Rusyd IAIN Kendari yang tidak hanya sekadar menyambut pesta demokrasi ini sebagai momen pemilihan pemimpin semata, akan tetapi masih senantiasa Istiqomah menyampaikan kesadaran kritisnya tentang pentingnya menjaga netralitas, terutama di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kepala desa.

Sehingga sebagai organisasi mahasiswa, HMI Komisariat Ibnu Rusyd menegaskan komitmennya untuk mengawal jalannya Pilkada 2024 agar menjadi ruang demokrasi yang sehat dan adil.

Hal itu kemudian disampaikan oleh Ketua Umum HMI Komisariat Ibnu Rusyd, Al-Izar, dalam keterangannya kepada Objektif.id yang menekankan pentingnya netralitas ASN dan kepala desa dalam Pilkada mendatang.

“Sebagai organisasi kemahasiswaan, kami tidak hanya diam mengamati dari jauh. Kami akan melakukan pemantauan dan memastikan bahwa ASN tetap menjaga netralitasnya. Ini demi memastikan bahwa Pilkada tahun 2024 berjalan sesuai asas demokrasi yang benar,” ungkap Al-Izar.

Menurutnya, ASN memegang peran vital dalam menciptakan pemilu yang demokratis dan adil. “perlu diketahui, netralitas ASN merupakan salah satu landasan utama dalam mewujudkan pemilihan dengan tetap berlandaskan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”, katanya.

Bagi Al-Izar, netralitas ASN menjadi bagian dari pilar utama dalam menciptakan suasana pemilihan yang damai. “ASN tidak boleh terlibat politik praktis, apalagi menjadi alat atau perpanjangan tangan pihak-pihak tertentu yang akan mencederai esensi dari demokrasi itu sendiri, yang nanti akan menimbulkan kegaduhan diruang publik”, ujarnya dengan tegas.

Sebagai mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) IAIN Kendari periode 2022-2023, Al-Izar menambahkan bahwa betapa pentingnya untuk memastikan proses pilkada yang adil tanpa ditunggangi kepentingan yang akan merusak prinsip-prinsip demokrasi.

Olehnya Itu, dia menginginkan agar ada keterlibatan aktif masyarakat secara kolektif, dalam memastikan Pilkada yang berintegritas. “Kami ingin ada partisipasi publik dalam mengawal pilkada ini menjadi pesta demokrasi yang sehat dan bersih dari praktik-praktik pembangkangan nilai-nilai demokrasi itu sendiri”, tambahnya.

Selain itu, Al-Izar juga menyampaikan harapannya agar semua pihak, termasuk para calon kepala daerah, tim sukses, dan simpatisan, untuk bisa saling menghormati.

Bahwa pertarungan politik bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah, tetapi bagaimana proses tersebut dapat menciptakan iklim politik yang sehat dan damai.

“Tantangan politik kita bukan soal siapa yang terpilih dan tidak , tetapi juga bagaimana kita memastikan bahwa proses demokrasi ini bisa berjalan dengan damai dengan memahami apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan”, pungkas Al-Izar.

Dengan pesan moral yang disampaikan Al-Izar tentang netralitas ASN seharusnya itu menjadi perhatian secara serius kepada seluruh masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam membangun iklim demokrasi yang bebas dari kepentingan kelompok tertentu.

Penulis: Hajar86 & Aulia Permata Ashar/anggota muda
Editor: Tim redaksi

Simposium Demokrasi dan Politik oleh SEMA Syariah IAIN Kendari: Membangun Nalar Kritis Mahasiswa

Kendari, Objektif.id – Suasana berbeda terasa di Aula Mini Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari pada Senin (28/10/2024). Pagi itu, lebih dari 150 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kendari tampak antusias menghadiri Simposium Hukum, Demokrasi, dan Politik yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Syariah IAIN Kendari.

Para peserta yang hadir berasal dari beberapa kampus di Kendari, seperti Universitas Halu Oleo, Universitas Muhammadiyah, Universitas Sulawesi Tenggara, dan STIE 66.

Bahwa kehadiran mereka tidak hanya untuk mendengarkan, tetapi juga berpartisipasi dalam diskusi yang bertujuan menajamkan nalar kritis sebagai pemilih muda, yang nantinya akan menjadi generasi penting dalam dinamika politik yang terus berkembang.

Pada simposium kali ini Sema Syariah mengangkat tema “Restorasi Demokrasi: Eksistensi Kedaulatan Rakyat dalam Menentukan Arah Sulawesi Tenggara.” Tema ini dianggap sangat relevan dengan Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November mendatang, yang mana pemilih muda akan memainkan peran penting dalam menentukan pemimpin yang membawa aspirasi masyarakat luas.

Selain antusiasme dari mahasiswa, simposium ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Kamaruddin, Dekan Fakultas Syariah, yang menyampaikan pentingnya kegiatan semacam ini dalam situasi demokrasi yang kian dinamis.

Menurutnya, restorasi demokrasi adalah hal yang perlu untuk dipahami oleh mahasiswa agar mereka tidak hanya cerdas dalam teori tetapi juga bijak dalam praktik politik nyata.

“Mahasiswa diharapkan memahami demokrasi secara komprehensif, terutama dalam menghadapi pemilihan serentak yang akan datang,” tegas Prof. Kamaruddin, yang menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Sementara itu, ditempat yang sama Muhammad Ikbal, sebagai Ketua Sema Fakultas Syariah, menjelaskan bahwa acara ini bukan sekadar kegiatan akademik biasa. Baginya, simposium ini adalah wadah untuk mengajak mahasiswa lebih kritis dalam melihat realitas politik, terutama ketika mereka akan menggunakan hak pilihnya.

“Sebagai masyarakat, kita harus bijak dalam memilih pemimpin yang bisa membawa Sultra ke arah yang lebih sejahtera. Menggunakan hak politik secara baik dan benar sangat penting,” kata Ikbal, penuh semangat.

Dalam kegiatan ini para peserta juga merasakan manfaat terutama dalam menambah pemahaman mereka tentang demokrasi menjelang pemilihan serentak pada November mendatang.

Hal itu disampaikan oleh Fiqih, sebagai mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Kendari, dia mengungkapkan bahwa simposium ini memberikan wawasan baru yang sangat relevan dengan konteks pilkada.

“Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat. Materi yang disampaikan membuat kami lebih jeli dalam memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan pada pilkada serentak nanti,” katanya dengan penuh semangat.

Harapannya, mahasiswa tidak hanya mampu menjadi pemilih yang cerdas, tetapi juga agen perubahan dalam kehidupan politik yang lebih sehat dan bertanggung jawab di masa depan.

Dengan adanya simposium ini semoga bukan hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga memantik kesadaran kritis di kalangan mahasiswa Kendari, tapi juga sebagai jembatan bagi mahasiswa untuk belajar memahami demokrasi yang sesungguhnya di tengah hiruk-pikuk politik yang kadang membingungkan.

Penulis: Aril Saputra & Indra Rajid (anggota muda)
Editor: Andi Tendri

Edukasi Pemilih Muda Lewat Layar Lebar: KPU Kendari Gelar Nobar “Tepati Janji” di IAIN Kendari

Kendari, Objektif.id – Pada Senin sore (28/10/2024), suasana di Aula Lab Multimedia Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari berbeda dari biasanya. Sebab puluhan mahasiswa dari berbagai program studi tampak antusias memadati kegiatan nonton bareng (nobar) yang diinisiasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kendari.

Selain mahasiswa, kegiatan nobar film yang berjudul “Tepati Janji” ini dihadiri juga oleh tokoh-tokoh penting kampus, seperti Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag., dan Wakil Rektor III Dr. Sitti Fauziah, M.S.Pd.I., M.Pd.

Film ini dipilih bukan tanpa alasan, Karena menurut Kahar Taba, salah satu anggota KPU Kota Kendari, bahwa film “Tepati Janji” menjadi penting sebagai bahan evaluasi kepemimpinan sebagaimana dengan tema yang diangkat pada film ini, yaitu komitmen seorang pemimpin dalam menunaikan janji kepada masyarakat.

Sehingga film tersebut menjadi sebuah refleksi kesadaran kritis kepada para pemimpin dan masyarakat tentang bagaimana mengawal dan mempertanggungjawabkan amanah yang telah diberikan kepada pemimpin agar terlaksana sesuai dengan apa yang dicita-citakan bersama.

“Melalui film ini, kami berharap mahasiswa bisa mengawal kepentingan publik sesuai dengan tujuan yang telah disepakati bersama, serta memahami nilai penting dari sebuah kepemimpinan yang berintegritas dan bertanggungjawab,” ujar Kahar.

Baginya, kegiatan nobar ini adalah bagian dari program sosialisasi yang ditujukan untuk memperluas wawasan pemilih muda mengenai esensi demokrasi agar supaya pandai memilah sebelum memilih setiap calon pemimpin yang akan berkontestasi nantinya.

“Tujuan kami, agar mereka bisa memahami apa itu Pilkada dan nilai-nilai demokrasi yang terkandung didalamnya, agar mereka mampu melihat visi serta misi pasangan calon yang akan bertarung nanti,” katanya dengan penuh optimisme.

Harapannya adalah, dengan kehadiran mahasiswa yang ditandai melalui estimasi masa yang tidak sedikit, semoga mereka datang bukan hanya sekadar untuk menonton film, tetapi diluar daripada itu diharapkan mereka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa itu demokrasi.

Sementara itu, salah satu peserta nobar, Sherly Afriani, mahasiswa Program Pendidikan Ekonomi Syariah, merasakan manfaat dari kegiatan ini. Ia mengaku banyak belajar tentang cara memilih pemimpin yang tepat dari film tersebut.

“Film tadi sangat menarik, banyak pelajaran yang bisa diambil, terutama tentang bagaimana kita bisa memilih pemimpin yang benar-benar punya komitmen untuk memimpin ke arah yang lebih baik,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sherly juga menyampaikan harapannya agar Pilkada mendatang dapat melahirkan sosok pemimpin yang memprioritaskan kepentingan rakyat, khususnya di Sulawesi Tenggara. “Semoga pemimpin yang terpilih nanti bisa bekerja lebih baik lagi dari pemimpin-pemimpin sebelumnya,” tambahnya dengan penuh harapan.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan bagi mahasiswa. Lebih dari itu, nobar film “Tepati Janji” harus menjadi medium efektif untuk merangkul dan mendidik pemilih muda tentang pentingnya kesadaran terhadap partisipasi politik.

Bahwa di tengah perkembangan politik yang semakin dinamis, langkah KPU Kota Kendari dalam memberikan edukasi nilai-nilai demokrasi melalui nobar film “Tepati Janji” semoga dapat menumbuhkan kesadaran politik yang lebih luas dikalangan generasi muda, yang kelak akan menjadi penentu masa depan demokrasi bangsa.

Penulis: Khaerunnisa

Editor: Tim redaksi

Kenangan di Kampus Biru

Di sebuah kampus yang terletak di pinggiran kota, ada banyak gedung-gedung megah berwarna biru yang menjadi simbol kebanggaan para mahasiswanya. Kampus ini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan hidup banyak orang. Di sinilah cerita tentang dimulai.

Siti adalah seorang mahasiswa baru yang penuh semangat. Di hari pertama kuliah, ia merasa malu dan sedikit takut. Saat memasuki aula besar untuk perkenalan, pandangannya tertuju pada seorang pemuda bernama Joan. Joan adalah seorang kakak senior yang terkenal ramah dan selalu membantu mahasiswa baru. Siti pun terpesona dengan senyumnya yang hangat.

Setelah acara perkenalan, Siti memberanikan diri untuk mendekati Joan dan bertanya tentang kegiatan di kampus. Joan pun dengan sabar menjelaskan berbagai organisasi dan acara yang ada. Dan dari situlah, mereka mulai sering bertemu dan berbagi cerita serta pengalaman.

Seiring berjalannya waktu, Siti dan Joan semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama di perpustakaan, belajar, hingga mengikuti berbagai kegiatan kampus. Siti merasa nyaman dengan Joan, seolah-olah mereka sudah berteman sejak lama.

Suatu saat di siang hari, mereka duduk di taman kampus sambil menikmati angin yang sepoi-sepoi, Joan mengungkapkan harapannya untuk mengikuti kompetisi debat tingkat nasional. Siti pun mendukungnya dan berjanji akan membantunya berlatih.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Joan mengalami kesulitan dalam persiapan kompetisi karena tekanan dari berbagai pihak. Ia merasa putus asa dan hampir menyerah. Melihat sahabatnya dalam keadaan seperti itu, Siti pun berusaha memberikan semangat.

“Joan, ingatlah mengapa kamu memulai ini. Kamu memiliki bakat luar biasa! Ayo kita latih bersama,” kata Siti dengan penuh keyakinan. Dari situ, mereka mulai berlatih lebih intensif. Siti membantu Joan merumuskan argumen dan mengasah keterampilan berbicaranya. Dengan kerja keras dan dukungan satu sama lain, mereka berhasil melewati masa-masa sulit tersebut.

Hari kompetisi pun tiba. Siti mendampingi Joan ke lokasi dengan penuh harapan. Saat giliran Joan untuk tampil, jantung Siti berdegup kencang. Namun, saat Joan mulai berbicara, semua rasa cemas itu sirna. Ia tampil percaya diri dan berhasil memukau juri dengan penampilannya.

Ketika pengumuman pemenang diumumkan, Siti tidak bisa menahan air mata bahagia saat nama Joan disebut sebagai juara pertama. Mereka berpelukan di tengah sorakan teman-teman lainnya.

Setelah kompetisi itu, hubungan Siti dan Joan semakin erat. Mereka terus bersama dan saling mendukung, melewati suka duka kehidupan kampus hingga akhirnya lulus dengan prestasi gemilang. Momen-momen indah di kampus biru itu akan selalu dikenang sebagai bagian terpenting dalam hidup mereka.

Siti menyadari bahwa kampus bukan hanya tempat untuk belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga tempat untuk membangun persahabatan sejati dan menghadapi tantangan hidup bersama orang-orang yang kita cintai.

Kampus biru itu kini menjadi lebih dari sekadar gedung-gedung megah, baginya itu adalah rumah dimana kenangan indah yang akan selalu tersimpan dalam hati Siti dan Joan selamanya. Setiap sudut kampus menyimpan cerita-cerita yang tak terlupakan tempat di mana mimpi dimulai dan persahabatan terjalin erat.

Penulis : ysna

PGRI Kecamatan Ranometo Barat Gelar Aksi Damai, Minta Hakim PN Andoolo Vonis Bebas Ibu Supriani Guru Honorer yang Dituduh Aniaya Siswanya

Konsel, Objektif.id – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Ranometo Barat, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) gelar aksi damai mendukung Supriani S.Pd salah satu guru honerer di SD Negeri 4 Baito yang dituduh melakukan penganiayaan terhadap siswanya.

Aksi damai yang digelar di SD Negeri 2 Ranometo Barat itu melibatkan puluhan guru yang berasal dari 10 sekolah SDN yang ada di Kecamatan Ranometo Barat.

Koordinator Lapangan (Korlap) Gunawan SP.d mengatakan, esensi dari gerakan aksi damai ini adalah salah satu bentuk dukungan serta pengawalan kasus yang dialami oleh ibu Supriani S.Pd yang saat ini ditangani oleh Pengadilan Negeri Andoolo.

Dalam aksi damai itu lanjut, Gunawan ada tiga pion pernyataan sikap, yang pertama Mengecam dan mengutuk tindakan orang tua siswa sebagai pelapor yang telah melaporkan ibu Supriani SP.d kepada pihak kepolisian yang diduga merupakan tindakan kriminalisasi hukum.

“Yang ke dua, kami juga meminta hakim yang memimpin sidang peradilan ibu Supriani SP.d untuk memberikan vonis bebas tanpa sayarat,” ujar Gunawan, Rabu (23/10/2024).

Lanjut Gunawan pihaknya juga meminta perlindungan hukum yang jelas terhadap guru yang menjalankan tugasnya sebagimana yang tertuang dalam undang-undang dasar.

Ditempat yang sama, Ketua PGRI Kecamatan Ranometo Barat Tatat SP.d, MM, mengatakan, sebelum kasus ini dilimpahkan di Pengadilan Negeri Andoolo seharusnya kasus ini ditangani oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia.

“Harapan kami kasus ini diusut tuntas kalau memang dia (Ibu Supriani S.Pd) bersalah harus tegakan. Terapi harus ditangani dulu oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) tidak lansung ke Pengadilan,”

Hal itu berdasarkan Nota Kesepahaman PGRI dengan POLRI yang tertuang melalui No. 606/Um/PB/XXII/2022- Nomor: NK/26/VIII/2022. Tentang Perlindungan Profesi Guru.

“Bahwa guru itu tidak bisa dipidana tetapi harus dibina oleh Dewan Kehormatan Guru baik itu ditingkat kabupaten, ditingkat Provinsi maupun ditingkat Pusat,” bebernya.

Reporter : Rizal

Editor: Asran

Pemuda di Kendari Galang Dana Bantu Guru Honorer yang Dilaporkan Orang Tua Murid di Konsel

Kendari, Objektif.id – Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi “Kami Sayang Guru” melakukan aksi solidaritas penggalangan dana di Perempatan Lampu Merah MTQ Kendari, Senin (21/10/2024).

Dari pantauan Objektif.id terlihat para pemuda menggalang dana kepada para pengendara pengguna jalan roda empat maupun roda dua yang berhenti pada saat lampu merah.

Selain itu terlihat mereka bergantian menyampaikan pendapat dan kekesalannya terhadap orang tua murid yang diduga seorang polisi telah melaporkan guru honorer tersebut.

Yunus, penaggung jawab gerakan mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk membantu Ibu Supriyani, S.Pd, seorang guru honorer di SDN 4 Baito, Konawe Selatan, yang saat ini sedang menjalani proses hukum setelah dilaporkan oleh orang tua murid.

Selain kata Yunus, penggalangan dana ini juga bertujuan untuk meringankan beban Ibu Supriyani, S.Pd dan keluarga sebab pihak pelapor (orangtua murid) meminta uang damai sebesar Rp 50 juta rupiah.

“Aksi ini adalah bentuk solidaritas kami terhadap guru yang sedang menghadapi masalah hukum. Hasil dari penggalangan dana akan kami serahkan kepada pihak keluarga guru tersebut,” ujar Yunus.

Dirinya berharap, insiden yang dialami guru honorer Ibu Supriyani, S.Pd, agar mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik pada 20 Oktober 2024 kemarin.

“Presiden yang baru dilantik dapat lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan guru, mengingat peran penting guru dalam mendidik generasi bangsa,” ujarnya.

“Setiap orang di negeri ini, seberapa pun jahatnya, pernah diajar membaca dan menghitung oleh seorang guru,” tutup Yunus dengan penuh harap.

Reporter: Eklan Ariyono Putra
Editor: Red

Tanggapan Mahasiswa Terkait Dugaan Pungli Presma IAIN Kendari

Kendari, Objektif.id – Sorotan Kepada Presiden Mahasiswa Insitut Agama Negeri (IAIN) Kendari Ibnu Qoyyim dalam menahkodai Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari seakan tak ada habisnya.

Bagaimana tidak, sampai hari ini persoalan yang diduga terjadi akibat kelalaian Presiden Mahasiswa tak kunjung mendapatkan titik terang.

Hal itu kini menjadi perbincangan baik itu kalangan birokrasi, dosen-dosen, para alumni hingga dikalangan mahasiswa.

Kali ini tim objektif.id merangkum respon mahasiswa terhadap kelalaian yang dilakukan Presisden Mahasiswa saat ini.

1. Robin, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2024

Hal ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Ini contoh buruk yang bisa merusak etika mahasiswa, mereka (mahasiswa) bisa terpengaruh dan berpikir bahwa korupsi adalah hal yang biasa.

2. Mayang Nur Faizah, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2023.

Seharusnya (Ketua DEMA-I) tidak melakukan hal tersebut, karena memang dalam hukumnya pungli itu tidak boleh dilakukan. Konsekuensinya mungkin bisa diserahkan kepada pihak yang berwajib dan harus di hukum sesuai apa yang dilakukan.

3. Rahmad, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2022

Ini praktek yang cukup mencederai lembaga di IAIN terutama lembaga kemahasiswaan dan ini lingkupnya masih mahasiswa belum sampai ke panel yang lebih tinggi ke negara menurut saya perlu dicek kembali masalahnya.

Kembali lagi ke institusi ke Rektor menanggapi kasus tersebut. Jika benar Ketua DEMA-I melakukan pungli terutama pemerasan terhadap lembaga-lembaga yang ada dibawahnya saya rasa harus dapat hukuman yang berat karena itu sudah termasuk praktek korupsi.

4. Onces Saputra, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2020

Saya sangat menyayangkan, kalaupun hal ini terjadi dan harus cepat diurus tuntas karena biar bagaimanapun ini menjadi pelajaran bagi junior-junior kita.

Untuk hal ini dipecat, karena ini sesuatu yang sangat disayangkan sangat tidak pantas seorang pemimpin, dia ini seharusnya jadi figur yang harus dicontoh. kalau misalnya hal ini betul terjadi harus ada pencopotan dari presma itu sendiri.

5. Rabil mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) angkatan 2020

Saya sebagai mahasiswa sangat kecewa dengan adanya oknum seperti itu dan dipercayai sebagai pemimpin di kalangan mahasiswa institut agama islam negeri kendari karena pemimpin presma ini adalah kiblat daripada seluruh mahasiswa iain kendari itu sendiri.

6. Atri, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Angkatan 2023

Menurut saya harus diberikan dulu peringatan atau Surat Peringatan (SP) 1 atau lebih Efektif  Mungkin Di Pecat saja Dari Jabatannya.

7. Lilis Siliambona, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Angkatan 2022

Menurut saya, untuk sangsi  yang harus diberhentikan dari jabatannya. Karena menurut saya orang seperti itu tidak pantas memiliki jabatan.

8. Wahyudin Wahid (nama samara) mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Angkatan 2022

Menurut saya, hal itu sangat tidak mencerminkan sebagai Presma melakukan pungli apa lagi kita sebagai kampus Islam melakukan hal yang jelas-jelas dilarang oleh Islam yaitu korupsi.

Hukuman yang bagus menurut saya itu adalah diberhentikan saja dari jabatannya sebagai presma IAIN kendari.

9. CA mahasiswa Fakultas Syariah (FASYA)

Anak hukum tapi tidak mencerminkan hukum, tidak mencerminkan aturan yang ada. Sanksinya yaitu pencabutan SK karena dia seharusnya menjadi contoh yang baik bukan memberi contoh yang buruk.

Hingga saat ini, pihak IAIN Kendari belum memberikan tanggapan resmi mengenai kasus tersebut. Namun, para mahasiswa berharap pihak kampus akan segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan sanksi yang setimpal kepada Presma jika terbukti melakukan pungli.

Penulis : Angkatan Muda UKM Pers IAIN Kendari

Diduga Terjadi Persekongkolan Jahat Soal Pungli Presma, Kantor Sema Dema IAIN Kendari Disegel

Kendari, Objektif.id – Pada siang hari yang cerah, tanggal 18 Oktober 2024, suasana di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mendadak berubah tegang.

Sekelompok mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Peduli Kebijakan Kampus (Amuk), melakukan aksi demontrasi yang dimulai dari gedung Rektorat, hingga menuju ke area kantor Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) untuk melakukan penyegelan.

Aksi dan penyegelan ini merupakan puncak dari kemarahan dan kekecewaan yang membara akibat dugaan pungutan liar (pungli) yang melibatkan Presiden Mahasiswa (Presma), yang dinilai tidak ditangani dengan serius oleh Ketua SEMA, Apriansyah.

Mahasiswa yang terlibat dalam aksi itu merasa bahwa Apriansyah telah gagal menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengawas lembaga kemahasiswaan. Alih-alih mengambil tindakan tegas, Apriansyah terlihat diam, seolah menutup mata terhadap tindakan Presma yang merugikan hak-hak kemahasiswaan sekaligus membuat citra kampus menjadi buruk.

Kecurigaan semakin meningkat ketika diketahui bahwa Apriansyah dan Presma berasal dari partai mahasiswa yang sama, Partai Integritas Mahasiswa (Pintas).

Di partai tersebut, Presma menjabat sebagai ketua, sementara Apriansyah mengisi posisi sekretaris jenderal. Hubungan yang begitu dekat ini menimbulkan dugaan kuat adanya kolusi antara keduanya.

Aliansi Peduli Kebijakan merasa bahwa dugaan kolusi ini tidak hanya melanggar etika, tetapi juga mencederai moralitas kepemimpinan di lingkungan kemahasiswaan. Mereka menilai, seharusnya para pemimpin organisasi mahasiswa menjaga integritas, transparansi, serta profesionalisme dalam menjalankan amanah yang telah diberikan.

Di tengah kerumunan aksi, Idul, seorang mahasiswa yang menjadi koordinator lapangan, dengan lantang berbicara di hadapan peserta aksi.

“Ini bukan sekadar soal penyegelan ruangan,” katanya dengan tegas. “Ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap lembaga kemahasiswaan yang sudah tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka seharusnya menjadi pengawas, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.”

Dengan penuh emosi, Idul melanjutkan bahwa lembaga kemahasiswaan yang semestinya menjadi corong suara mahasiswa kini tidak lagi bisa diandalkan.

“Kami menuntut mereka bertindak sesuai aturan yang berlaku. Dugaan pungli ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tambahnya, sembari meneriakan “hidup mahasiswa, panjang umur perlawanan”.

Kejadian ini sontak menarik perhatian pihak rektorat. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dalam tanggapannya, menyebutkan bahwa tindakan dugaan pungli yang dilakukan oleh Presma sangat bertentangan dengan regulasi yang ada baik secara institusi internal IAIN maupun secara perundang-undangan.

“Kami di rektorat sangat menyesalkan kejadian ini,” ujarnya. “Pungli bukan hanya melanggar aturan kampus, tapi juga hukum pidana. Kami minta SEMA segera mengusut kasus ini dan mengambil tindakan tegas. Jika benar terbukti, sanksi harus dijatuhkan tanpa pandang bulu”, tegasnya dengan menunjukkan ekspresi yang serius.

Namun, sampai sore hari, kantor Sema dan Dema masih tertutup tanpa tanda-tanda kehidupan dari dalamnya. Upaya Tim Objektif untuk menghubungi Apriansyah dan Presma tak membuahkan hasil.

Kasus ini tidak hanya menjadi perbincangan hangat di kampus, tetapi juga membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang pentingnya transparansi dan tanggung jawab di dalam lembaga kemahasiswaan.

Peristiwa ini mesti menjadi catatan penting ditengah hiruk-pikuk aktivitas akademik, mahasiswa kini harus secara kritis menyadari bahwa kepemimpinan di organisasi mereka tidak sekadar tentang program atau kegiatan, tetapi juga soal menjaga amanah, integritas, dan nama baik institusi yang mereka cintai.

Penulis: Hajar86 dan Nurminal Faizin/anggota muda
Editor: Tim Redaksi

Penuh Kehangatan, Mahasiswa KKN Gelar Ramah Tamah di Desa Balambano

Luwu timur, Objektif.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dan Kerjasama Posko 90 Desa Balambano, Sulawesi Selatan, menggelar acara ramah tamah yang berlangsung meriah pada Kamis, 17/10/2024.

Acara yang diadakan di kantor Desa Balambano ini merupakan wujud syukur dan terima kasih dari mahasiswa KKN kepada aparat desa dan masyarakat setempat atas dukungan mereka selama program KKN berlangsung.

Acara ramah tamah tersebut tampak sangat meriah dan penuh kehangatan, terutama dengan kehadiran Istri Kepala Desa, perangkat desa, serta tokoh-tokoh masyarakat seperti Babinkamtibmas, Babinsa, ibu-ibu PKK, anggota Karang Taruna, remaja masjid, serta warga sekitar.

Kehadiran Ibu Sahri selaku ibu posko yang telah mendampingi mahasiswa selama program KKN tentunya menambah keakraban dan menunjukkan betapa pentingnya peran semua pihak dalam keberhasilan kegiatan KKN ini.

Dalam sambutannya, Istri Kepala Desa menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan di Desa Balambano selama program KKN berlangsung. Beliau menekankan bahwa kehadiran mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan antara pihak desa dan dunia pendidikan.

“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam membantu dan memberikan kontribusinya selama 40 hari. Kami berharap ilmu dan pengalaman yang didapatkan bisa bermanfaat bagi kalian di masa depan”, ujar Istri Kepala Desa.

Selain itu, Istri Kepala Desa juga memohon maaf jika selama berlangsungnya program KKN terdapat perbuatan atau perlakuan yang kurang berkenan dari pihak desa.

“Kami juga memohon maaf kepada adik-adik apabila ada kesalahan yang kami perbuat selama kalian berada di sini”, sambungnya.

Kemudian, Aswar selaku Koordinator Desa yang mewakili para mahasiswa, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh masyarakat Desa Balambano. Ia mengungkapkan penghargaan atas penerimaan hangat dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN.

Aswar juga menegaskan bahwa keberhasilan kegiatan KKN ini tidak lepas dari kerja sama dan dukungan penuh dari masyarakat, dan berharap agar hasil dari program-program tersebut dapat memberikan manfaat bagi desa ke depannya.

“Saya selaku koordinator desa mewakili teman-teman KKN mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Desa Balambano yang telah menerima kami dan juga mendukung seluruh program yang kami laksanakan. Kami juga memohon maaf apabila dalam pelaksanaan program yang kami laksanakan masih banyak kekurangan, baik dari segi program yang belum maksimal maupun dari sikap kami yang mungkin kurang berkenan”, tutur Aswar dalam sambutannya.

Pasha, dalam pembacaan pesan dan kesannya, mengungkapkan betapa berkesannya pengalaman KKN di Desa Balambano bagi para mahasiswa. Ia menggambarkan kehangatan dan keramahan masyarakat yang membuat mereka merasa seperti keluarga sendiri.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Kepala Desa, perangkat desa, ibu-ibu PKK, Karang Taruna, remaja masjid, seluruh warga, serta Om dan Tante Mama Sasmia, tempat mereka tinggal selama KKN, yang senantiasa memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Pasha menekankan betapa pengalaman ini akan selalu dikenang oleh seluruh mahasiswa.

Acara ramah tamah ini juga dimeriahkan dengan penampilan hiburan berupa tarian daerah, menambah kehangatan suasana perpisahan. Momen ini dipenuhi dengan tawa, keakraban, dan haru, menciptakan kenangan yang mendalam bagi semua yang hadir. Banyak warga yang berharap agar para mahasiswa bisa kembali berkunjung ke Desa Balambano di masa mendatang.

Reporter: Nita Aprilia
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Dinilai Abaikan Keluarga Wisudawan: Pelayanan Buruk, Kebahagiaan Terenggut?

Kendari, Objektif .id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kali ini menggelar wisuda di dalam kampus, yang akan terselenggara selama,Rabu – kamis, 16 – 17 Oktober 2024. Namun, pada wisuda kali ini alih-alih menjadi kebanggaan secara kolektif bagi keluarga wisudawan nyatanya justru menimbulkan kekecewaan.

Sebab Wisuda, yang semestinya menjadi momen sukacita bagi seluruh keluarga, malah dinilai buruk karena minimnya fasilitas yang disediakan, dalam hal ini tidak adanya monitor luar gedung pelaksanaan wisuda.

Wisuda ke XIII ini digelar di Gedung Ballroom Multimedia IAIN Kendari, yang kemudian dalam prosesi pelaksanaannya dibayang-bayangi oleh satu masalah krusial: keterbatasan kapasitas ruang yang sempit membuat pihak kampus dengan ringan tangan membatasi jumlah pendamping wisudawan hanya dua orang.

Umumnya, memang hanya orang tua yang diizinkan masuk, sementara sanak saudara lainnya, yang juga ingin berbagi momen penting ini, terpaksa menunggu di luar dengan hati gelisah.

Akan tetapi karena tidak adanya layar monitor yang disediakan diluar, pihak Keluarga merasa kecewa karena mereka yang selama ini mendukung perjuangan akademik para wisudawan kini dipaksa menelan kenyataan pahit: tidak semua bisa menyaksikan langsung puncak perjuangan tersebut.

Seperti yang disampaikan salah satu sanak keluarga wisudawan, Wahyuni, yang dengan antusias ingin menyaksikan langsung wisuda kerabatnya, namun dia kecewa berat. “Wisuda ini momen yang sangat penting, tapi kami tidak diberi kesempatan melihatnya. Kenapa tidak ada layar monitor di luar ruangan? Di kampus lain mereka menyediakan, tapi di sini? Tidak ada!”, ungkapnya dengan nada kecewa, Rabu (16/10/2024).

Padahal wisuda bukan sekadar seremonial akademik; bagi sanak keluarga, ini adalah momen kebahagiaan yang seharusnya bisa dirasakan bersama. Namun, kampus seakan lupa bahwa wisuda adalah lebih dari sekadar pengumuman kelulusan.

Senada dengan itu, Aditya Radika juga merasakan kekecewaan serupa. Dia tidak bisa masuk untuk melihat istrinya diwisuda, ia merasa dipinggirkan di saat yang seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. “Wisuda adalah momen tak tergantikan, terutama bagi kami yang punya pasangan. Ini sangat mengecewakan, seolah kami tak dianggap,” keluhnya dengan raut wajah yang kehilangan semangat.

Seharusnya, solusi sederhana seperti menempatkan monitor di luar ruangan dapat menjadi jembatan bagi sanak kerabat yang terpaksa menunggu. Tetapi, sayangnya, itu pun luput dari perhatian pihak kampus. Tidak adanya monitor membuat keluarga yang menunggu di luar hanya bisa menebak-nebak apa yang sedang terjadi di dalam, kehilangan momen yang mungkin tak akan terulang seumur hidup.

Dengan keluhan tersebut, semakin memperlihatkan betapa abainya IAIN Kendari dalam memahami esensi dari wisuda sebagai perayaan bersama. Seperti tidak tersedianya monitor sebagaimana yang dikeluhkan oleh sanak keluarga wisudawan.

Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Pascasarjana IAIN Kendari hanya bisa menyatakan bahwa masalah ini sudah “dibahas”. Sebuah jawaban yang dingin dan klise, ketika kebahagiaan keluarga dipertaruhkan, apa cukup sekadar pembahasan tanpa tindakan nyata? Sebab telah dibahas dalam rapat sebelumnya, soal mengenai perlengkapan monitor untuk menayangkan prosesi wisuda.

Akan tetapi pernyataan terkait pembahasan penyediaan monitor itu, justru berbanding terbalik dengan keluhan sanak keluarga serta fakta yang terjadi di lapangan. Bahwa memang tidak ada monitor yang tersedia.

Sementara itu, panitia perlengkapan, yang menolak disebut namanya, dengan gamblang menyatakan bahwa mereka hanya bekerja dengan apa yang disediakan.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas pelayanan wisuda yang dinilai gagal oleh keluarga wisudawan? Siapa yang akan memastikan bahwa di masa depan, keluarga para wisudawan sudah bisa menikmati fasilitas yang memadai tanpa ada keluhan lagi?

Meski begitu, panitia mencoba meyakinkan jika pihak kampus menyampaikan bahwa di masa mendatang, fasilitas akan diperbaiki.

“Bukan hanya monitor, Insya Allah ke depannya juga akan disediakan tempat khusus bagi keluarga agar mereka bisa menyaksikan prosesi wisuda secara langsung,” ujar perwakilan panitia dengan kata-kata yang semoga tidak terdengar hanya sebagai penghiburan belaka atau tepatnya sebagai bahasa penenang.

Apakah janji tersebut akan ditepati? Atau ini hanya sekadar janji kosong untuk meredam gelombang kekecewaan? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, momen berharga bagi keluarga para wisudawan kali ini tidak mereka rasakan karena tidak menyaksikan prosesinya secara langsung. Tentu ini harus menjadi atensi secara khusus bagi pihak kampus.

Penulis: Hajar86 dan Dimas/Anggota muda
Editor: Andi Tendri

Rahasia Sukses Andriani: Kisah di Balik Gelar Wisudawan Terbaik

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali meluluskan mahasiswa terbaik dalam Wisuda ke-XIII Program Sarjana dan Magister, Rabu, 16 Oktober 2024, di Aula Ballroom Multimedia IAIN Kendari.

Wisuda ini menjadi momen penting bagi ratusan mahasiswa yang akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya, dan salah satu nama yang mencuri perhatian publik adalah Andriani.

Sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Andriani bukan hanya sekadar lulus, tetapi berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa.

Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, Andriani menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Capaian ini menjadikannya sebagai salah satu lulusan terbaik dalam wisuda kali ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Objektif.id, Andriani mengaku bahwa sejak awal masa kuliahnya, ia tidak pernah menargetkan untuk menjadi mahasiswa terbaik.

Baginya, proses belajar itu sendiri sudah menjadi kepuasan. Andriani menekankan bahwa ia lebih menikmati setiap pelajaran yang ia dapatkan, tanpa merasa harus menjadi yang terbaik di antara banyak mahasiswa.

“Saya tidak pernah berniat menjadi mahasiswa terbaik. Saya hanya suka belajar dan membaca buku. Menurut saya, jika kita tekun, hasilnya akan datang sendiri tanpa harus terlalu berharap,” ujarnya dengan rendah hati setelah prosesi wisuda.

Rupanya, upaya konstruktif Andriani dalam mengorientasikan dirinya pada pengembangan intelektual yang tidak hanya fokus pada ruang akademik perkuliahan ternyata telah membuahkan hasil yang tidak sia-sia.

Karena selain prestasi akademiknya yang gemilang, Andriani juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Sejak 2020, ia telah menjadi bagian dari kader Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers, sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan kemampuan jurnalistik mahasiswa.

Tidak hanya itu, Andriani juga pernah berkontribusi dalam Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), sebuah organisasi Lembaga Kemahasiswaan Politik di lingkungan IAIN Kendari.

Dengan mencelupkan diri dalam organisasi-organisasi tersebut, Andriani tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga di luar kelas, tetapi juga membantu dirinya dalam merajut jejaring sosial yang luas.

Disamping kepadatan jadwal akademik dan organisasi yang menyibukkan, Andriani tetap berupaya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademik dan non-akademiknya. Bahkan, ia juga merupakan penghuni Ma’had, asrama mahasiswa yang mengharuskan penghuninya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin.

“Semua kegiatan ini memang menambah kesibukan, tapi saya justru merasa terbantu karena dengan berorganisasi, saya belajar bagaimana memanajemen waktu dan menentukan skala prioritas. Ini sangat membantu saya untuk tetap fokus dalam studi sekaligus aktif dalam organisasi,” ucap Andriani yang disusul dengan senyumannya.

Dalam wawancara tersebut, Andriani juga tidak lupa membagikan tips suksesnya kepada mahasiswa lain Yang menurutnya penting. Dia menganggap bahwa yang mesti menjadi perhatian mahasiswa adalah rajin membaca buku, diskusi, dan menulis, serta mengikuti perkembangan zaman, sebagaimana tradisi kemahasiswaan yang tidak boleh mati.

“Rajin-rajinlah membaca buku, diskusi, menulis, dan selalu ikuti perkembangan berita. Dengan itu, kita akan terus memperkaya pengetahuan dan tidak ketinggalan informasi”, saran Andriani yang percaya bahwa tradisi kemahasiswaan itu adalah ruang-ruang ilmu pengetahuan yang tak terbatas dan penting bagi setiap mahasiswa.

Meski telah meraih prestasi yang membanggakan di jenjang sarjana, Andriani tidak berhenti di situ. Dia akan terus melenting mengembangkan potensi dirinya.

Salah satunya, dia sementara mempersiapkan langkah berikutnya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 di UIN Alauddin Makassar dengan fokus pada bidang yang sama, yaitu Ekonomi Syariah.

Baginya, pendidikan merupakan jalan panjang yang harus terus dilalui, terlebih dengan impiannya untuk menjadi seorang dosen. “Saya ingin menjadi dosen, dan untuk itu saya akan terus belajar,” tegas Andriani dengan penuh optimisme.

Andriani, melihat profesi dosen merupakan jalan ninjanya untuk terus berkiprah dalam berbagi ilmu dan menjadi bagian dari pengembangan generasi muda di Indonesia, khususnya dalam bidang Ekonomi Syariah yang menurutnya memiliki potensi besar dalam pembangunan ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman.

Bahwa apa yang diyakini Andriani dalam menempa dirinya didunia pendidikan itu sejalan dengan apa yang dikatakan Imam Syafi’i, ” jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus menahan perihnya kebodohan”.

Dengan prestasi akademik dan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan organisasi menjadi kombinasi yang memperkuat posisinya sebagai role model di kampus.

Sehingga Andriani, adalah salah satu contoh nyata dari sekian banyak mahasiswa bahwa kesuksesan tidak selalu harus dikejar dengan ambisi besar, melainkan dengan dedikasi, disiplin, dan kecintaan terhadap proses belajar itu sendiri.

Sebagai lulusan terbaik, Andriani kini telah menorehkan namanya dalam sejarah IAIN Kendari. Namun, lebih dari itu, ia juga telah memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya menempa diri dalam banyak kegiatan kemahasiswaan, yang tidak hanya fokus pada ruang perkuliahan saja akan tetapi dalam proses berorganisasi.

Reporter: Alisa Tri Julela (Anggota Muda)
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Resmi Wisudakan 1.001 Mahasiswa Program Sarjana dan Pascasarjana

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali menyelenggarakan Wisuda yang ke-XIII untuk program sarjana dan pascasarjana, dimana sebanyak 1.001 mahasiswa resmi diwisuda.

Momentum wisuda ini menandai pencapaian penting yang tidak hanya dirasakan bagi para lulusan saja, tetapi juga bagi keluarga serta civitas akademika IAIN Kendari yang terus berkomitmen untuk mencetak generasi intelektual penerus bangsa yang siap berkontribusi terhadap masyarakat.

Prosesi wisuda tahun ini berlangsung di Gedung Ballroom Laboratorium Multimedia IAIN Kendari, yang akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, yakni pada Rabu dan Kamis, 16-17 Oktober 2024.

Dalam sambutannya yang penuh harap, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan, M.Ag., mengungkapkan kebanggaannya terhadap para wisudawan dan wisudawati. Ia menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan mereka karena telah berhasil menyelesaikan studi yang penuh tantangan. Menurut Prof. Husain, pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru untuk mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh selama menempuh pendidikan.

“Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi bekal utama dalam perjalanan karier di dunia kerja. Kami berharap, para lulusan IAIN Kendari dapat membawa dampak positif di tengah masyarakat, serta menjadi contoh bagi generasi muda lainnya,” ungkapnya dengan penuh harapan.

Ia juga menambahkan, tantangan dunia kerja dan masyarakat saat ini semakin kompleks, dan oleh karena itu para lulusan dituntut untuk memiliki kecakapan, adaptabilitas, serta integritas yang tinggi.

“Kami yakin, lulusan IAIN Kendari tidak hanya mampu bersaing di dunia kerja, tetapi juga menjadi pelopor dalam berbagai sektor, baik di pemerintahan, swasta, maupun lembaga-lembaga sosial,” tambahnya.

Prof. Husain juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam suksesnya acara wisuda ini, termasuk panitia penyelenggara, dosen, tenaga kependidikan, serta keluarga para wisudawan yang telah mendukung proses pendidikan dari awal hingga akhir.

Tidak lupa juga ia menyampaikan kebanggaan atas Kehadiran para tamu undangan, mulai dari pejabat lokal hingga tokoh-tokoh masyarakat yang sangat memberikan makna tersendiri bagi acara yang penuh khidmat ini.

Pada wisuda kali ini, IAIN Kendari mengukuhkan 934 lulusan dari program sarjana dan 67 lulusan dari program pascasarjana. Berikut adalah rincian lengkap lulusan berdasarkan fakultas untuk program sarjana dan pascasarjana:

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK): 546 lulusan
Fakultas Syariah (FASYA): 96 lulusan
Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD): 76 lulusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI): 216 lulusan
Program Pascasarjana: 67 lulusan

Dengan bertambahnya 1.001 lulusan baru ini, total alumni IAIN Kendari secara keseluruhan, termasuk sejak masa ketika masih berstatus sebagai Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kendari, kini telah mencapai 22.927 orang.

Selain itu, sejak peralihan status dari STAIN menjadi IAIN pada tahun 2014, jumlah lulusan IAIN Kendari telah mencapai 5.934 orang. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa IAIN Kendari terus berkembang sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam yang terpercaya di Sulawesi Tenggara.

Dalam acara ini, Andriani Tendri, yang merupakan mahasiswa program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dinobatkan sebagai wisudawan yang berhasil meraih prestasi akademik tertinggi tingkat institut untuk program sarjana, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, yang menyelesaikan masa studinya dalam waktu yang relatif singkat, yakni 3 tahun 6 bulan.

Sementara itu, Miranti Junia Dawanti Putri, dinobatkan sebagai wisudawati terbaik tingkat institut untuk program pascasarjana. Ia menyelesaikan studinya di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dalam waktu 1 tahun 9 bulan dengan IPK 3,98, predikat cum laude.

Penulis: Siti Nurminal Faizin dan Yusnia Fajriati (Anggota Muda)
Editor: Tim Redaksi

Momentum Wisuda IAIN Kendari 2024: Peluang Bisnis Buket yang Menjanjikan

Kendari, objektif.id – Wisuda ke-XIII Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang digelar pada tahun 2024 menjadi ajang yang dinanti-nantikan tidak hanya oleh para wisudawan, tetapi juga oleh pedagang buket yang hadir memanfaatkan kesempatan ini.

Pada Rabu (16/10/2024), suasana perayaan terlihat semakin meriah dengan hadirnya deretan pedagang buket di sepanjang gerbang kampus, memberikan warna tersendiri pada prosesi yang sarat makna ini.

Antusiasme para pedagang terlihat dari persiapan mereka sejak pagi hari. Pantauan Objektif. id, menunjukkan bahwa para pedagang menata dagangan mereka dengan penuh perhatian dan kreatifitas, mengemas buket-buket dengan cantik untuk menarik minat pengunjung.

Pilihan buket yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti bunga tunggal (single flower), hingga buket eksklusif yang dihiasi dengan boneka besar dan rangkaian bunga mewah. Harga yang dipatok juga cukup bervariasi, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp100.000, membuatnya dapat dijangkau oleh berbagai kalangan tamu.

Ningsih, seorang pedagang buket yang sudah berjualan sejak pagi buta, mengungkapkan bahwa persiapan dimulai sejak pukul 04.00 subuh. “Kami sudah mulai mempersiapkan dari dini hari. Sampai saat ini, alhamdulillah hasil penjualan kami sudah mencapai sekitar Rp600.000,” ujarnya dengan penuh semangat.

Menurutnya, momen wisuda seperti ini selalu memberikan keuntungan yang cukup signifikan, terutama karena tingginya permintaan dari tamu dan keluarga wisudawan yang ingin memberikan hadiah spesial kepada para lulusan.

Tidak hanya Ningsih, Sri, pedagang lainnya, juga merasakan dampak positif dari momentum wisuda ini. Ia menjelaskan bahwa jenis buket yang dijualnya cukup beragam, mulai dari setangkai bunga sederhana hingga rangkaian bunga premium. “Kami menyesuaikan dengan selera konsumen.

Ada yang memilih buket sederhana, tapi banyak juga yang tertarik dengan buket besar yang dihias boneka atau bunga impor,” jelas Sri. Menurutnya, inovasi dalam mengemas produk menjadi kunci untuk menarik minat pembeli di tengah persaingan yang semakin ketat.

Buket wisuda kini bukan hanya sekedar hadiah, tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi yang menyemarakkan momen bersejarah bagi para wisudawan. Setiap tahun, para pedagang buket melihat peningkatan dalam hal permintaan dan variasi produk yang ditawarkan.

Bahkan, banyak dari mereka yang mengaku mulai merencanakan bisnis ini jauh-jauh hari sebelum acara wisuda digelar. Fenomena ini menandakan bahwa bisnis buket telah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan, terutama di momen-momen perayaan akademik seperti wisuda.

Selain itu, inovasi yang terus dilakukan oleh para pedagang juga menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya menjual buket bunga, tetapi juga kombinasi buket dengan barang-barang lain seperti boneka, cokelat, dan hadiah-hadiah kecil lainnya.

yang semakin menambah nilai estetika dan sentimental dari buket tersebut. Produk-produk ini disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik dari segi harga maupun desain, sehingga mampu menarik minat lebih banyak pembeli.

Peluang bisnis buket wisuda tidak hanya menguntungkan bagi para pedagang musiman, tetapi juga bagi mereka yang sudah menggeluti bisnis bunga secara profesional. Setiap tahunnya, permintaan akan buket wisuda terus meningkat, dan hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki prospek yang cerah di masa depan.

Dengan adanya acara-acara besar seperti wisuda, pesta pernikahan, atau perayaan lainnya, para pedagang buket terus berinovasi untuk menyediakan produk-produk yang sesuai dengan tren dan keinginan pasar.

Lebih jauh lagi, kehadiran para pedagang buket di setiap prosesi wisuda juga memperkuat kesan betapa pentingnya momen ini bagi seluruh pihak yang terlibat.

Wisuda bukan hanya menjadi simbol kelulusan, tetapi juga menjadi peluang untuk mempererat hubungan sosial antara keluarga, teman, dan para pedagang yang secara tidak langsung berperan dalam memeriahkan acara tersebut.

Pada akhirnya, momentum wisuda IAIN Kendari 2024 tidak hanya menjadi perayaan akademik, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Di tengah persaingan yang ketat, inovasi dan kreativitas menjadi kunci utama bagi para pedagang buket untuk terus berkembang dan memanfaatkan setiap momen penting seperti ini.

Tradisi wisuda yang terus berlanjut dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa bisnis buket akan selalu memiliki tempat di hati masyarakat, memberikan peluang yang menjanjikan di masa mendatang.

Penulis: Aulia Permata Ashar (Anggota muda)
Editor: Tim Redaksi

Mandulnya Menajemen Anggaran DEMA IAIN Kendari: Bendahara Umum Hanya Jadi Nama Pajangan

Kendari, Objektif.id – Masalah transparansi dalam pengelolaan anggaran di Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali menjadi sorotan.

Belum usai masalah anggaran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) yang diduga pungli. Kali ini, beredar informasi bahwa Ketua Dema IAIN Kendari, Ibnu Qoyyim tidak memberikan kuasa kepada Bendahara Umum Irna untuk memegang anggaran.

Isu itu, mencuat dari pernyataan salah seorang pengurus DEMA-I yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa Bendahara Umum, yang seharusnya memegang kendali atas anggaran lembaga, justru tidak pernah diberikan akses untuk mengelola dana.

“Iya betul Presma (Ibnu Qoyyim) sendiri yang sampaikan kepada kami pada saat rapat pengurus pada Minggu (13/10) lalu” ujar salah satu pengurus kepada awak media, Selasa (15/10).

Ketua DEMA-I, Ibnu Qoyyim, mengakui adanya “kecacatan” dalam internal pengurus DEMA. Ia mengonfirmasi bahwa ia memang tidak memberikan wewenang kepada bendahara untuk memegang anggaran.

“Memang betul saya tidak memberikan anggaran kepada bendahara, dan ini memang salah satu kecacatan yang terjadi di internal kami,” kata Ibnu Qoyyim tanpa ragu.

Namun, Ibnu berdalih bahwa setiap proses pengeluaran anggaran selalu dilaporkan kepada bendahara. Ia juga menegaskan bahwa anggaran akan diberikan pada saat kegiatan tertentu saja.

“Setiap kegiatan, saya laporkan pengeluaran dan pemasukan kepada bendahara. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, hal ini sudah biasa terjadi,” tambahnya.

Konyolnya, Ibnu membeberkan terkait anggaran yang tidak di pegang oleh bendahara akan ia berikan ketika akan di laksanakan kegiatan.

“Terkait itu akan kita berikan nanti pada saat kegiatan selanjutnya dan anggaran tersebut tidak akan saya sentuh,” pungkasnya, Minggu (13/10).

Repoter: Anggun (Anggota Muda)

Editor: Redaksi