OPINI : Di Balik Label “Giveaway” Tersimpan Jutaan Tetes Keringat

Objektif.id – Dalam hiruk-pikuk dunia olahraga, tak jarang kita menyaksikan sorotan tajam media yang terkadang menyayat hati para atlet. Label “giveaway” yang disematkan begitu mudah oleh salah satu media tersohor di negeri ini, bagaikan pisau yang menusuk dalam-dalam ke relung jiwa para pejuang prestasi.

Di balik sebutan “giveaway” yang terkesan enteng itu, tersimpan jutaan tetes keringat yang bercucuran dalam latihan keras. Jam demi jam, hari demi hari, para atlet mencurahkan seluruh jiwa dan raga demi mengharumkan nama bangsa. Mereka rela meninggalkan keluarga, teman, bahkan mengorbankan masa muda demi mengejar mimpi.

Latihan fisik yang melelahkan, pola makan yang ketat, dan tekanan mental yang tinggi adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang atlet. Mereka berjuang melawan rasa sakit, mengatasi kegagalan, dan terus bangkit untuk meraih prestasi terbaik. Setiap medali yang mereka raih adalah hasil dari perjuangan tanpa kenal lelah.

Namun, dengan seketika, semua perjuangan itu seakan sirna begitu saja ketika media yang terkenal dengan logo kepala elang tersebut dengan mudahnya mencap mereka sebagai “giveaway”. Padahal, setiap pertandingan memiliki dinamika yang berbeda-beda. Ada kalanya seorang atlet tampil gemilang, namun ada kalanya ia harus mengakui keunggulan lawan.

Seharusnya media lebih menghargai jerih payah para atlet yang sudah berjuang penuh untuk membanggakan Indonesia jangan malah sebaliknya mengganggap sebagai “giveaway” hasil keringat mereka.

Kita tidak bisa hanya melihat hasil akhir dari sebuah pertandingan. Di balik kemenangan dan kekalahan, terdapat cerita panjang tentang perjuangan, semangat juang, dan dedikasi yang tinggi. Para atlet adalah manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan. Mereka tidak selalu bisa tampil sempurna.

Label “giveaway” yang disematkan oleh media tersebut tidak hanya merendahkan prestasi para atlet, tetapi juga berdampak buruk pada psikologis mereka. Bayangkan, setelah berjuang keras, mereka harus menghadapi cibiran dan cercaan dari masyarakat yang terpengaruh oleh pemberitaan media.

Sebagai masyarakat, kita seharusnya lebih bijak dalam menyikapi prestasi para atlet. Mari kita hargai setiap perjuangan mereka, tanpa memandang hasil akhir. Dukungan kita sangat berarti bagi mereka untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa.

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik. Namun, seyogyanya media menyajikan berita yang objektif, akurat, dan membangun. Jangan sampai media menjadi alat untuk menjatuhkan semangat para atlet yang telah berjuang keras untuk negara.

Mari kita bersama-sama memberikan apresiasi yang tulus kepada para atlet kita. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah olahraga internasional. Jangan biarkan label “giveaway” meredupkan semangat juang mereka.

Dengan adanya kejadian ini mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajarannya serta diharapkan kepada masyarakat dapat lebih menghargai perjuangan para atlet.

Sebagai informasi, media yang memicu kontroversi di tengah kehidupan damai masyarakat telah menyampaikan permintaan maaf lewat channel YouTubenya. Namun, tetap saja penulis sebagai masyarakat tetap merasa resah, karena hal seperti ini memungkinkan untuk dapat terulang kembali entah itu karena murni kelalaian semata ataupun memang ada unsur yang disengaja.

Sekali lagi melalui tulisan ini, penulis berharap media-media di kancah bumi pertiwi ini dapat lebih bijak dalam menyajikan berita khususnya di dunia olahraga.

 

Penulis: Novasari
Editor: Redaksi

OPINI : Berdalih Demokrasi, Kampus Justru Membungkam

Objektif.id – Pembatasan kampus terhadap hak suara mahasiswa menjadi perhatian utama. Kampus, yang seharusnya menjadi lumbung ide dan suara kritis mahasiswa, justru berubah menjadi penjara pemikiran.

Namun, dengan membatasi hak suara mahasiswa, kita telah mencabut mikrofon dari tangan mereka dan memaksa mereka menjadi penonton pasif dalam drama besar kehidupan kampus.

Membatasi hak suara membuat mahasiswa tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di kampus itu sendiri dan kemungkinan besar akan mengurangi keinginan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kampus.

Seperti dilansir Sketsaunmul.co, peristiwa yang terjadi di Universitas Indonesia (UI) Tahun 2021 lalu, jagat maya dihebohkan oleh sebuah meme kontroversial yang menampilkan sosok Presiden Joko Widodo dengan mahkota di kepala, bergelar ‘King of Lip Service’. Foto satir ini memicu badai kritik yang dahsyat, mengguncang istana dan memicu perdebatan sengit di seluruh penjuru negeri.

Komentar pedas, dukungan fanatik, hingga ancaman berbaur menjadi satu, menciptakan suasana yang memanas dan penuh ketegangan.

Banyak pihak dari berbagai kelompok oposisi juga menilai tindakan mahasiswa ini melanggar Aturan Kritik dan Berpendapat, serta bisa dituntut sesuai dengan pelanggaran UU ITE.

Di sisi lain, ada yang mengatakan bahwa hal itu sebagai upaya untuk mengungkap realita pahit Indonesia. khususnya bagaimana jerat hegemoni membungkam suara kritis mahasiswa, meredam semangat muda yang haus akan kebebasan. Ini bukan sekadar narasi, ini adalah jeritan hati yang ingin didengar.

Hal serupa juga terjadi pada tahun 2017 yang dialami Zaky Mubarok, Ketua BEM Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Birokrat mengancam akan memulangkan Zaky ke orang tuanya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh gerakan solidaritas mahasiswa UNY yang terjadi di halaman gedung rektorat UNY beberapa waktu lalu.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menuntut beberapa poin, di antaranya transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sayangnya, aspirasi para mahasiswa ini tidak mendapatkan respon yang memadai dari pihak kampus.

Inilah dua kejadian yang terjadi di kampus terkait pembatasan hak suara, dan hal ini masih marak terjadi hingga detik ini. Dengan membatasi hak suara mahasiswa, kampus melanggar prinsip dasar dan menghalangi terciptanya lingkungan yang demokratis.

Kampus yang demokratis adalah kampus yang memberikan kebebasan berekspresi kepada mahasiswanya. Bayangkan sebuah kampus di mana mahasiswa bebas berdebat, mengkritik, dan mengajukan pertanyaan. Itulah gambaran kampus ideal. Namun, saat hak suara dibatasi, kita justru menciptakan lingkungan yang lebih menyerupai barak militer daripada rumah belajar.

Dalam hal ini, pemerintah berperan penting untuk menjamin hak setiap warga negara, termasuk mahasiswa, memiliki panggung yang sama untuk menyuarakan pendapatnya. Ketika saja pemerintah abai terhadap hak suara mahasiswa, maka kita sedang menyaksikan benih-benih otoritarianisme tumbuh subur di tanah air kita. Ini adalah ancaman serius bagi masa depan demokrasi kita.

Melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan menjadikan kampus sebagai tempat yang lebih baik untuk belajar dan berkembang. Mahasiswa bersuara, Bangsa berjaya.

 

Penulis: Novasari
Editor: Andi Tendri

OPINI : Dilema Kasih Sayang Yang Hilang

Objektif.id – dewasa ini, berita tentang orang tua yang tega meninggalkan anak-anaknya sendiri semakin sering kita dengar . Hati nurani kita terusik melihat betapa besarnya penderitaan yang dialami anak-anak akibat pengabaian orang tuanya.

Penelantaran anak dapat memiliki dampak yang besar dan merugikan bagi mereka terutama dalam pembentukan fisik ,mental, serta emosional anak itu sendiri. Selain itu, anak yang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya dapat memicu trauma yang mendalam dan membuat ia kesulitan bersosialisasi.

Dilansir dari detik.com Akibat tidak memberikan nafkah kepada keempat anaknya setelah bercerai, seorang nelayan HA (44) dari Aceh Timur ditangkap polisi atas laporan mantan istrinya SA. Berdasarkan laporan dari sang mantan istri hal ini telah dilakukan HA selama bertahun-tahun.

Nah, itulah salah satu contoh miris perilaku orang tua yang tidak bertanggungjawab. Seharusnya sebagai orang tua memiliki peran penting untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka dengan baik, memberikan Pendidikan yang layak dan mereka pantas untuk dicintai serta dihargai. Betapa pedihnya hati anak-anak yang seharusnya merasakan kasih sayang seorang ibu dan ayah, justru ditinggalkan begitu saja dalam kehampaan.

Kejadian seperti ini merupakan bagian dari pelanggaran kepada hak-hak anak yang sudah di jamin oleh aturan hukum serta kesepakatan bersama. Namun, tindakan penelantaran ini adalah bukti nyata bahwa perjanjian itu seringkali dilanggar.

Sebagai masyarakat, kita juga perlu memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membantu meminimalisasi angka penelantaran anak. Jika perlu kita wujudkan lingkungan yang damai untuk mendukung perkembangan anak dengan memberikan bantuan yang cukup kepada anak-anak yang rentan.

Adapun, faktor ekonomilah yang seringkali memicu beberapa kasus penelantaran anak. Orang tua yang kesulitan ekonomi membutuhkan lebih dari sekadar belas kasihan. Mereka membutuhkan dukungan nyata dalam bentuk bantuan finansial, pendidikan, dan layanan sosial. Dengan begitu, kita dapat mencegah terjadinya penelantaran anak dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Lewat tulisan ini sekali lagi saya tekankan bahwa penelantaran adalah kejahatan terhadap kemanusiaan apapun dan siapapun yang melakukannya sungguh dapat penulis katakan ia adalah manusia tercela.

Sudah saatnya para orang tua membuka mata dan hati. Jangan biarkan anak-anak menjadi korban keegoisan kalian. Mari perbaiki kesalahan yang telah kalian lakukan, karena luka yang timbul akibat penelantaran tidak mudah sembuh.

Sayangilah anak kalian, dengan begitu Tuhan juga bakalan sayang terhadap kalian, karena kalian telah bertanggungjawab menjalankan amanah yang Tuhan berikan.

 

 

Penulis: Novasari 
Editor: Redaksi

Kelestarian Lingkungan Desa Sama Subur Diambang Jurang Akibat Aktivitas PT OSS, Ketua SEMA FASYAH IAIN Kendari Angkat Bicara

Motui, Objektif.id – Ketua SEMA Fakultas Syariah (FASYAH) IAIN Kendari Muhammad Ikbal menyoroti dampak kerusakan lingkungan dari aktivitas PT Obsidian Stainless Steel (OSS) terhadap masyarakat Desa Sama Subur, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara. Pada, Selasa (23/7/2024)

Sebelumnya, PT Obsidian Stainless Steel adalah anak perusahaan dari Xiangyu Group dan Delong Group, yang bergerak dalam bidang peleburan nikel dan pembuatan baja tahan karat yang berpusat di DKI Jakarta dan tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara.

Ikbal mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak negatif yang timbul akibat perusahaan tersebut. Dengan banyaknya warga Desa Sama Subur yang datang berkeluh kesah kepadanya.

“Kebetulan saat ini saya sedang melakukan program KKN reguler ke Desa Sama Subur dan ternyata selama berada di tempat ini banyak masyarakat mengeluhkan tentang aktivitas PT OSS yang menyebabkan tempat budidaya ikan mereka tercemar terlebih mereka mayoritas bekerja sebagai petambak ikan,” ungkapnya

Lanjut, ia juga menyerukan agar pihak PT OSS segera melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam hal ini Corporate Social Responbility (CSR). Jika tidak, maka akan dikenai sanksi sesuai dengan UUPT No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat (3) Jo PP No. 47 Tahun 2012 yang berbunyi “perseroan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Ketgam: Kondisi perairan sungai warga Desa Sama Subur saat ini. Foto: Ist.

Selain itu, Ikbal juga meminta dengan tegas kepada pimpinan DPRD Kabupaten Konut untuk segera mencarikan solusi masyarakat melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP).

“Kemarin, saya mengunjungi kantor DPRD kabupaten Konawe Utara atas izin dari kepala Desa dan Ketua BPD untuk mewakili aspirasi seluruh masyarakat namun, setibanya di sana, tidak ada satupun anggota DPRD yang hadir, oleh karena itu, saya titipkan surat permintaan RDP ini ke KTU,” tuturnya

Sementara itu, Salah satu warga setempat, Abdul Waris membenarkan bahwa semenjak adanya PT OSS ini kualitas ikan mereka mengalami penurunan yang signifikan.

“Dampaknya sungguh merugikan kami, yang mana pertumbuhan ikan budidaya kami menjadi tidak seperti dulu lagi,” jelasnya

Ketgam: Kondisi tempat budidaya ikan warga Desa Sama Subur saat ini. Foto: Ist.

Di sisi lain, Kepala Bagian Tata Usaha (KTU) DPRD Kabupaten Konut, Hasbullah, akan memberikan informasi lanjutan terkait surat rekomendasi yang diberikan.

“Ketika sudah ada keputusan dari pimpinan mengenai ketetapan waktu untuk RDP, maka saya akan segera menginformasikan karena ini merupakan masalah yang serius,” pungkasnya

 

Penulis: Novasari
Editor: Redaksi

Kontingen IAIN Kendari Cetak Prestasi, Boyong 8 Medali di POROS INTIM 

Kendari, Objektif id – Kontingen IAIN Kendari berhasil menorehkan prestasi dengan membawa pulang delapan medali dari 11 cabang lomba di Pekan Olahraga, Riset, dan Ornamen Seni Indonesia Timur (POROS INTIM) ke-III PTKIN se-Indonesia Timur.

Warek III IAIN Kendari, Sitti Fauziah mengatakan, bahwa perolehan medali tersebut diumumkan saat penutupan POROS INTIM ke-III di auditorium UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat.

“Alhamdulillah, para mahasiswa kita berhasil meraih delapan medali dengan dua medali emas, tiga medali perak, dan tiga medali perunggu,” Kata Fauziah. Rabu, (10/7/2024)

Ia juga, menjelaskan bahwa dua kategori kompetisi, yaitu musabaqah hifzhil qur’an 20 juz putra dan karya tulis ilmiah putra, berhasil meraih medali emas. Tiga cabang kompetisi lainnya, yaitu musabaqah tilawatil quran putra, pop solo islami putri, dan musabaqah hifzhil qur’an 10 juz putri, menghasilkan medali perak.

Adapun, medali perunggu berhasil di bawa pulang dari kompetisi musabaqah tilawatil quran putri, pop solo islami putra, dan musabaqah qira’atul qutub putra.

Lanjut, Fauziah mengungkapkan, cabang lomba musabaqah hifzhil qur’an dan karya tulis ilmiah menunjukkan keunggulan IAIN Kendari dalam hafalan Al-Qur’an.

“Hal ini dapat memperkuat reputasi kampus kita sebagai kampus Islam negeri yang unggul di kawasan bumi Anoa,” pungkasnya

Di sisi lain, pada kategori lomba yaitu, musabaqah hifzhil qur’an 10 juz putra dan kaligrafi putra memperoleh juara harapan.

 

Penulis: Novasari
Editor: Redaksi

Jelang Sehari Penutupan UM-PTKIN, Warek I IAIN Kendari Harap Kuota Camaba Terpenuhi

Kendari, Objektif.id – Sudah menghitung hari pelaksanaan UM-PTKIN dengan akan berakhir pada tanggal 29 Juni 2024. Ujian ini, terselenggara sebanyak 15 sesi yang terbagi 1 hari 3 sesi. (28/6/2024)

Warek 1 IAIN Kendari, Jumarddin La Fua memprediksi bahwa pengumuman kelulusan UM-PTKIN akan  dipublikasikan pada 8 Juli 2024 mendatang.

“Sebelum pengumuman, kami mengadakan rapat terlebih dahulu pada tanggal 5-6 Juli, Adapun untuk tahun ini IAIN Kendari akan menyediakan kuota sebanyak 2.000 orang mahasiswa baru melalui tiga jalur seleksi yaitu SPAN-PTKIN, UM-PTKIN dan Mandiri Lokal,” Kata Jumarddin saat ditemui oleh objektif.id, Kamis (27/6/2024)

Beliau juga berharap, para mahasiswa baru  tersebut dapat berkontribusi dalam mempromosikan IAIN Kendari kepada masyarakat sesuai apa yang menjadi visi misi kampus.

“IAIN Kendari sebagai salah satu kampus yang mengusung tema moderasi beragama mengharapkan mahasiswa-mahasiswa baru ini nantinya bisa berkontribusi sekaligus mempromosikan IAIN Kendari kepada Masyarakat-masyarakat yang ada di luar sana,” sambungnya

Sementara itu, salah satu camaba, Saskia Dwi Astuti dari Koeono Kec.Palangga Selatan berharap menjadi salah satu orang yang di nyatakan lulus dalam ujian tersebut.

“Saya berharap setelah ini, bisa memberikan kabar baik dengan dinyatakannya saya lulus agar bisa bersandingan dengan sepupu saya yang kuliah di kampus ini,” pungkasnya.

Sebelumnya diketahui, hasil ujian jalur SPAN-PTKIN telah diumumkan pada (02/4/). Sedangkan untuk jalur Mandiri Lokal masih tahap pendaftaran yang dilaksanakan dari tanggal 26 April – 13 Juli 2024.

 

Penulis: Novasari 
Editor: Tesa Ayu 

Larikan Tanggung Jawab, 22 Anggota SEMA-I Dipecat 

Kendari, Objektif.id – Sebanyak 22 Anggota Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Kendari secara resmi dicabut status keanggotaannya, setelah dianggap tidak mampu melaksanakan tugas sesuai dengan amanah yang diberikan. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor : 019/KPTS/SEMA-I/IAIN-KDI/XII/2023.

Adapun nama-nama yang di pecat dari delegasi Pelita yakni, Muh. Audi aqsa, Asri Ainun, Riski Hidayatullah, Alim, Riski Putri Wahdania, dan Silvi Anggraini. Dari partai pantas, terdapat M.Ikbal, Isnan, Rahma Afifah Abu, Fahrun. Pandawa Rahmatian. Sementara itu, dari partai PPM meliputi Azar, Alam jaya, Abdullah Nurrahmansya. Pasmi yaitu Wildan Wiqaldi. W, Erit Rudin, Muh Asgar, Rahmadin Nur, Aditya Rafly Ramadhan, Ahmad Fauzan. Sedangkan, Dari UKK-Menwa, Riska dan UKM-Kewirausahaan, Nurhijah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Parpolma Pantas, Danang Saputra sepakat dengan apa yang dilakukan ketua SEMA-I sebagaimana aturan main organisasi. Serta hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi mereka untuk menyiapkan delegasi yang berkualitas.

“Perihal langkah konkret yang dilakukan oleh Ketua SEMA Institut dalam mencabut status keanggotaannya sudah tepat mulai dari pemberian SP 1, SP 2 hingga kepada status keanggotaan yang sudah dicabut,” kata Danang saat diwawancarai via chat pada Sabtu,(09/12/2023).

Ketgam: Ketua Partai Politik Mahasiswa Pantas, Danang Saputra. Foto: Ist.

Dia juga memaparkan bahwa beberapa alasan delegasinya masuk dalam SK tersebut, dan demi mempertahankan nama baik partai, mereka akan kembali mengusulkan delegasinya yang lain untuk duduk di kursi SEMA-I.

“Ada beberapa alasan secara pribadi dari kader mungkin sudah dalam penyelesaian Studi dan ketidakaktifan sebagai Mahasiswa IAIN Kendari, sehingga langkah preventif yang saya lakukan yaitu dengan menyiapkan kader sebagai pengganti sesuai dengan porsi kursi yang terkena sanksi, dan itu sudah saya lakukan,” sambungnya.

Selaras dengan pandangan tersebut, Ketua Parpolma Pelita, Muhammad Hisbullah mengungkapkan langkah yang dilakukan ketua SEMA-I sudah tepat untuk menyelamatkan marwah lembaga. Meskipun begitu, mereka telah berupaya menjadikan delegasi aktif dalam kelembagaan, namun ternyata ada kesibukan dan tanggung jawab lain yang lebih di utamakan.

Ketgam: Ketua Partai Politik Mahasiswa Pelita, Muhammad Hisbullah. Foto: Ist.

“Barangkali ada kesibukan dan tanggung jawab lain yang lebih penting sehingga tugas sebagai senator tidak bisa mereka jalankan dengan maksimal,” pungkasnya.

Penulis: Novasari

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

5 Tips Menghemat Air Pada Saat Musim Panas

Objektif.id – Datangnya musim panas membuat sebagian masyarakat merasa kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya, karena kurangnya stok air di musim panas membuat banyak masyarakat mengeluh mengenai hal tersebut. Pastinya setiap individu perlu banget dong adanya air.

Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut tidak perlu terburu-buru membeli peralatan baru, coba lakukan dulu tips sederhana ini, supaya bisa menghemat air kamu dengan baik.

1. Kurangi Mandi yang Cukup Lama

Siapa nih kalau mandi lama banget, merasakan kenikmatan guyuran air di gayung memang enak tapi jangan berlebihan. Cobalah kurangi durasi mandi kamu, supaya airnya tidak cepat habis dengan menghemat kamu bisa menggunakan air tersebut dengan hal yang lain.

2. Matikan Keran Saat Tidak Terpakai 

Tips selanjutnya adalah matikan keran saat tidak terpakai. Nah, untuk kamu yang suka lupa matiin keran sebaiknya kurangi deh kebiasaan itu karena hal tersebut dapat mengurangi air kamu, jadi hentikan air kamu kalau sudah tidak terpakai.

3. Simpan Air untuk Melakukan Hal-Hal yang lain

Tips yang ini bagus kamu lakukan supaya tidak kesulitan dalam mencari air apabila kamu lagi kehabisan air, kamu bisa menyimpannya di tempat-tempat wadah seperti baskom, ember dan lain sebagainya. Selain itu, kamu juga bisa menampung air hujan yang banyak dengan memakai tempat air yang besar (tong).

4. Pakailah Air Secukupnya Ketika Memasak 

Nah, teman-teman yang suka masak jangan sampe air kamu habis hanya gara-gara untuk memasak. Cobalah gunakan air secukupnya pada saat  memasak, dan apabila sedang merebus sesuatu jangan lupa tutup panci kamu supaya cepat masak, selain cepat masak ini juga bisa membantu kamu dalam penghematan air.

5. Siram tanaman di Waktu yang Tepat 

Teruntuk pencinta bunga, sering-sering merhatiin bunga kamu. Cobalah biasakan siram bunga tepat waktu sehingga tidak mudah layu ataupun kering. Hal tersebut bisa membuat bunga kamu tahan lama. Saat melakukan penyiraman usahakan fokus ke akar tanaman, lakukan hal ini berulang agar semua akar bunga bisa kena air secukupnya.

Inilah 5 tips menghemat air saat musim panas semoga kamu bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Novasari

Editor: Melvi Widya

7 Tips Mengatur Waktu ala Anak Kampus

Objektif.id – Bagi para generasi muda yang aktif saat ini, pastinya tidak terlepas dari berbagai aktivitas dan kesibukan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui bahwa Kegiatan mahasiswa tergolong padat, sehingga kita sebagai mahasiswa terkadang kewalahan dalam mengatur jadwal.

Nah untuk itu, penulis kasih 7 tips nih biar kamu bisa mengatur waktu kamu dengan baik.

1. Mengatur Jadwal

Mengatur jadwal juga salah satu kunci mengatur waktu kita dengan baik. Karena dengan itu kita bisa melihat jadwal-jadwal apa saja yang akan dilaksanakan besok. Nah, kamu juga bisa loh menulis jadwal kamu di buku ataupun kalender.

2. Prioritaskan Tugas

Kita sebagai mahasiswa pastinya tidak jauh-jauh dari tugas. Olehnya itu, kamu harus memperhatikan tugas-tugas kamu sehingga tidak tertinggal, terutama yang terlebih dahulu deadline.

3. Hindari Penundaan Tugas

Sebagian besar mahasiswa sering menunda-nunda tugas, sehingga tugas tersebut tidak menumpuk dan banyak, apalagi sudah deadline kamu akan keteteran nantinya. Jadi, usahakan tugas tersebut jadi secepatnya supaya kamu bisa melakukan aktivitas yang lainnya teman-teman.

4. Buat Perkiraan Waktu

Target waktu kamu nih sobat ngampus, perkirakan waktu-waktu kamu untuk menyelesaikan tugas, hal ini bisa membantu kamu dalam penyelesaian tugas serta tidak memperlambat tugas dan bisa selesai dengan tepat waktu.

5. Jangan Mengerjakan Sekaligus

Tips yang satu ini lebih menarik, usahakan dalam penyelesaian tugas tersebut fokus pada tugas yang ingin di kerjakan terlebih dahulu, karena bekerja sekaligus dapat membuat kamu tidak fokus dan pusing pastinya.

6. Istirahat yang Cukup 

Padatnya kegiatan mahasiswa sehingga lupa untuk beristirahat serta secara tak sadar bahwa yang kamu lakukan tersebut bisa membuat diri kamu gampang lelah dan drop. Cobalah berikan tubuhmu istirahat yang cukup meskipun hanya sejenak, hal ini bisa membantu kamu meningkatkan energi dan bisa semangat lagi.

7. Jauhi yang Bisa Menggangu Kamu Dalam Belajar 

Tips yang selanjutnya adalah jauhi yang Menggangu kamu. Jauhkan alat-alat yang bisa membuat kamu tidak konsentrasi dalam belajar dengan mematikan ponsel atau menonaktifkan notifikasi dan lain sebagainya. Ini akan membantu kita agar tetap fokus dalam mengefisiensikan waktu.

Itulah 7 tips mengatur waktu ala anak kampus. Jangan sia-siakan waktu kamu pergunakan dengan baik. Semoga bermanfaat have a nice day.

Penulis: Novasari 

Editor: Melvi Widya

Beri Efek Jera! Ketua SEMA IAIN Kendari Surati Anggota Yang Tidak Menjalankan Amanah

Kendari, Objektif.id – Ketua Senat Mahasiswa Institut Agama lslam Negeri Kendari beri sanksi berupa Surat Peringatan (SP) kepada masing-masing delegasi partai politik mahasiswa yang tergabung dalam struktur organisasi keanggotaan.

Sebelumnya, ketua SEMA I telah memberikan SP 1 pada (6/11), karena tidak diindahkan diberikan kembali SP 2 dalam surat tersebut terdapat 7 Delegasi PELITA, 7 PANTAS, 2 PANDAWA, 3 PPM, 6 PASMI, dan 3 Delegasi UKK-UKM yakni Menwa, Dakwah, serta Kewirausahaan.

Ketua SEMA I Harpan pajar, mengatakan bahwa pemberian SP itu berangkat dari ketidakaktifan anggota yang terdelegasi baik dari parpolma maupun UKK-UKM sesuai dengan aturan KBM pasal 47 terkait dengan sanksi-sanksi yang di berikan kepada anggota senat mahasiswa.

“Tujuan di keluarkan SP tersebut supaya ada perhatian dan efek jera kepada setiap anggota senat mahasiswa yang tidak aktif berkontribusi dalam melaksanakan tanggung jawab dan amanah yang telah di berikan,” kata Harpan saat ditemui langsung oleh Objektif.id (13/11/2023).

Dia juga mengungkapkan, jika surat peringatan telah mencapai SP 3 maka akan ada pergantian delegasi anggota SEMA melalui mekanisme PAW.

“Kalau sampai 7 hari surat dari SEMA masuk ke partai itu tidak direspon maka, kursi anggota SEMA dari partai dianggap kosong,” pungkasnya.

Penulis: Novasari

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Keluhkan Stok Buku Sedikit, ini Tanggapan Kepala Perpustakaan IAIN Kendari

Kendari, objektif.id – perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Kendari merupakan jantung dari pada kampus itu sendiri. Namun, yang tidak terduga ialah beberapa pengunjung keluhkan stok buku yang tidak lengkap.

Salah satu pengunjung, Suhra mengatakan bahwa perpustakaan IAIN Kendari kurang upgrade dalam penyediaan buku.

“Tergantung buku apa yang kita cari biasa ada biasa tidak ada,” ungkap Suhra saat ditemui oleh Objektif.id pada Selasa, (17/10/2023).

Menanggapi hal itu, kepala perpustakaan IAIN Kendari Moh. Safrudin mengungkapkan bahwa setiap tahun ada pengupdetan buku.

“Dalam dua tahun ini belum diupdate karena anggaran belum mencukupi apalagi sekarang kami beralih ke sistem digital dimana akan lebih memfokuskan untuk penyediaan e-book dan jurnal online,” bebernya.

Lanjut Safrudin, sementara untuk buku lama tidak di kemana-manakan. Adapun, perpustakaan IAIN Kendari berencana memperbaiki profil dengan pengadaan lapak baca elektronik.

“Buku lama itu apabila ada yang robek diperbaiki ke pengolahan buku, karena kami lebih fokus ke elektronik makanya perpus mengusulkan ke pimpinan untuk penambahan komputer,” pungkasnya.

Untuk diketahui, hingga saat ini perpustakaan IAIN Kendari telah memiliki buku sebanyak 15.000 unit serta jurnal-jurnal yang terindeks Scopus, yang dapat di akses melalui website perpustakaan.iainkendari.ac.id.

Penulis: Novasari
Editor: Melvi Widya

Politik kuasa media

Objektif.id – Dunia politik memang selalu beriringan dengan kehidupan sosial. Dari lingkup terkecil saja misalnya dalam bermasyarakat tak bisa dilepaskan dari apa yang disebut politik.

Buku yang berjudul Politik Kuasa Media yang ditulis oleh Noam Chomsky, ia sebagai pemikir terkemuka yang independen dan memiliki kemampuan analitis yang sangat tajam dalam bukunya membahas mengenai bagaimana pengaruh media digunakan dalam dunia politik.

Salah satunya saat media digunakan sebagai propaganda untuk membuat bahkan menggiring opini massa. Hal ini dikarenakan, siapapun yang dapat membangun citra yang baik maka akan mendapatkan kepercayaan dari publik untuk melaksanakan segala tugas dan kepentingan publik. Buku ini juga memberikan pemahaman kepada pembaca yakni informasi yang disajikan oleh media masaa adalah hasil dari pekerja media di meja redaksi.

Dalam buku aslinya yang berjudul “The Spektakuler Achievement Of Propaganda”, memuat mengenai sejarah media massa yang dipergunakan untuk melawan,mengatur, dan menguasai opini publik. Seperti yang terjadi pada saat pemerintahan Adolf Hiltler, ia menggunakan media sebagai alat untuk melakukan propaganda pada perang dunia dua dan hal serupa juga pernah dilakukan Presiden Amerika Serikat seperti, W. Wilson, saat memenangkan pemilihan umum pada tahun 1916.

Dalam waktu enam bulan W. Wilson berhasil menarik simpati warga Amerika dan pada saat perang antara Amerika dan Vietnam, masyarakat mampu dipengaruhi oleh media yang akhirnya berdampak terhadap masyarakat yang tadinya sangat anti perang tetapi berbalik menjadi masyarakat pemuja perang. yang berhasil melancarkan propaganda amerika itu creel commitee.

Kemudian industri humas melahirkan rekayasa opini,rekayasa opini menjadi hal fundamental didalam propaganda karena propaganda salah satu tugasnya yaitu mengontrol publik. Dalam pembahasan rekayasa opini ini amerika serikat membuat definisi demokrasinya sendiri jika sebagian masyarakat ikut berpartisipasi aktif didalam organisasi baik itu sosial politik, maka itu disebut sebagai kesalahan demokrasi atau bukan demokrasi sehingga sewaktu-waktu di amerika terjadi krisis demokrasi dari krisis itu lahirlah juga yang disebut Vietnam sindrom.

Dalam buku ini disebutkan jika anda menginginkan sebuah masyarakat kekerasan yang menggunakan kekuatannya ke seluruh dunia untuk mencapai tujuan yang diinginkan para elit lokal, apresiasi terhadap segala yang berbau peperangan harus di tumbuhkan. Dan semua halangan harus disingkirkan. Itulalah yang dimaksud dengan Vietnam sindrom.

Pada bagian terakhir Buku ini, Noam Chomsky membahas perang teluk yang terjadi di negara Irak. Amerika mendukung Irak ketika itu untuk memerangi lawannya dan pada akhirnya Amerika Serikat berperang dengan Irak. Padahal Saddam Husein yang telah lama menjadi kawannya namun pada akhirnya menjadi lawan, ini disebabkan oleh Amerika yang selalu menciptakan parade para musuh.

Melalui buku ini kita bisa belajar bahwa ketika kita seorang simpatisan ataupun pendukung para tokoh publik bukan berarti kita tidak bisa mengkritisinya, sampaikan Jika itu ada kesalahan.

Penulis: Noam Chomsky
Judul buku: Politik Kuasa Media
Judul asli: The Spektakuler Achievement Of Propaganda
Jumlah halaman: x + 51 hlm
Penerbit: jalan baru
Tahun tertib: cetakan ke 3 Januari 2017

Penulis: Novasari
Editor: Harpan Pajar

Saatnya Introspeksi

Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.

 

Selalu saja terulang hal yang sama saat ingin produktif. Namun, sayang seribu sayang nyatanya hanya menjadi wacana. Ketika melihat jam dinding dipagi hari ternyata sudah pukul 07.20 menit dan itu menandakan kuliah sisa 10 menit lagi dimulai. Seketika aku langsung beranjak dari atas kasur sekret yang penuh dengan air liur senior -senior, kemudian aku bersiap-siap untuk mandi dan tanpa sarapan berangkat ke kampus. Saat tiba di kampus aku langsung bergegas menuju kelas dan seperti biasa, terlambat lagi.

“Permisi Pak boleh masuk?” ucapku kepada dosen.

“Silahkan masuk, tapi kamu sudah dinyatakan alpa pada mata kuliah bapak pagi ini.” Jawab dosen dengan raut wajah kusut seperti tisu bekas menyeka ingus.

Mendengar jawaban seperti itu aku hanya bisa terdiam dengan wajah muram. Bahkan sepanjang kelas berlangsung hingga berakhir aku hanya merenung menyesali perbuatan yang selalu saja buang waktu dan tidak konsisten terhadap apa yang sedang dijalani.

Selesai mata kuliah aku kemudian menuju ruang tunggu fakultas merenung sampai tersadar bahwa salah satu faktor kebiasaan buruk itu terjadi ialah selama ini lingkungan pergaulanku dikelilingi dengan orang-orang yang tidak menghargai waktu sehingga hal tersebut membawa aku terjerumus kedalam ruang inkonsisten.

“Aaa,,,,kenapa sih hidup tuh bisa secape ini,”
Teriakku penuh kesal.

Mendengar teriakanku seketika seorang senior yang hendak masuk ruang kelas menghampiriku lalu bertanya, “Kamu kenapa apakah ada masalah?” ucapnya dengan penuh keheranan.

“Ngga papa kak, saya hanya bersedih.” Kataku dengan wajah lesu.

Masih penasaran dengan jawaban yang diberikan, ia terus memaksa agar aku menceritakan apa yang sedang terjadi pada diriku.

“Ayo dek cerita saja sama kakak masalah apa yang kamu alami.”

Dengan nada yang menekan dan penuh paksaan, akhirnya aku menceritakan kepadanya tentang masalah yang menimpaku. Setelah menyimak detail yang kujelaskan ia kemudian menyemangati sekaligus memberikan motivasi kepadaku.

“Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.”

Setelah dialog singkat tersebut aku meniatkan dalam hati dan akan serius belajar disiplin menata waktu dengan baik agar bisa konsisten disetiap hari dan selamanya. Sebab selain kata senior tadi John C.Maxwell juga mengatakan, disiplin kecil yang di ulang dengan konsisten setiap hari mengarah pada pencapaian besar yang diperoleh secara perlahan seiring berjalannya waktu.

Dengan demikian, poinnya adalah jadikan semua kesalahan sebagai pembelajaran untuk kedepannya agar supaya tidak ada lagi kesalahan yang sama terjadi secara berulang-ulang.

Sekian dari penulis, semoga ada hikmah yang bisa dipetik oleh para pembaca melalui kesederhanaan cerpen ini.

Penulis : Novasari
Editor : Hajar