Ketua Dema FEBI IAIN Kendari Nilai RUU TNI Bentuk Perampasan Supremasi Sipil

Kendari, Objektif.id – Gelombang kritik terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Nomor 34 Tahun 2004 masih terus bergulir. Kali ini, suara penolakan datang dari Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Febrian, yang dengan lantang menegaskan bahwa regulasi tersebut merupakan pembajakan terhadap supremasi sipil yang berpotensi mengancam ruang demokrasi yang bukan bagian dari manifestasi kepentingan publik.

Dalam pernyataan resminya, Febrian menilai bahwa pengesahan RUU TNI menjadi Undang-undang oleh DPR RI bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Dan itu dibuktikan dengan berbagai penolakan dari berbagai elemen masyarakat yang mengkritik pasal-pasal dalam regulasi tersebut yang dinilai membuka peluang bagi TNI untuk lebih leluasa berkiprah di ranah politik dengan cara memanfaatkan ruang sipil yang dilegitimasi melalui undang-undang.

“Kami menolak hasil rancangan UU TNI ini karena tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat serta berpotensi mengganggu supremasi sipil. TNI harus tetap fokus pada tugas utama mereka dalam menjaga pertahanan negara,” tegasnya, Sabtu, 22 Maret 2025.

Dengan demikian Ini tentu sangat bertentangan pada semangat reformasi yang jelas-jelas berupaya memisahkan peran militer dari urusan sipil dalam pemerintahan. Sementara kita tahu bahwa dalam demokrasi yang sehat, supremasi sipil adalah prinsip utama yang memastikan bahwa militer tetap berada di bawah kendali institusi demokratis yang fokus pada pertahanan dan tidak memiliki otonomi dalam menentukan kebijakan publik.

Sehingga berdasarkan anomali ini publik menilai bahwa pengesahan RUU itu bukan hanya bertentangan dengan aspirasi masyarakat, tetapi juga menunjukkan kecenderungan pemerintah untuk menghidupkan kembali pola lama di mana militer memiliki peran dominan dalam kehidupan bernegara.

Oleh karena itu, kekhawatiran Febrian bukan tanpa alasan. Sebab sejarah mencatat bagaimana kelamnya pemerintahan Orde Baru (Orba) memanfaatkan kekuatan militer dalam pemerintahan untuk mengontrol hampir seluruh aspek kehidupan, menekan kebebasan sipil, dan membungkam oposisi.

Maka tak heran jika muncul ketakutan bahwa regulasi ini bisa menjadi pintu masuk bagi kembalinya praktik serupa. Padahal reformasi TNI yang dilakukan sejak 1998 sebenarnya bertujuan untuk menghapus keleluasaan militer yang kerap menjadi sumber penyalahgunaan wewenang kekuasaan dalam membungkam kemerdekaan berekspresi terhadap masyarakat sipil.

Lebih jauh, Febrian menggarisbawahi bahwa publik bukan hanya sekadar menolak, melainkan menyerukan agar dilakukan revisi komprehensif terhadap RUU TNI dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi dan aktivis. Karena menurutnya, regulasi ini harus dikaji ulang dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas agar tidak menjadi alat legitimasi bagi kepentingan kelompok tertentu.

“Mahasiswa dan masyarakat akan terus mengonsolidasikan gerakan penolakan secara kritis dalam mengawal kebijakan ini. Tak hanya itu kami juga meminta pemerintah dan DPR RI untuk membuka ruang diskusi yang lebih luas guna menghasilkan revisi yang lebih komprehensif,” ujarnya.

Pernyataan tegas dari Ketua Dema FEBI ini juga menjadi cerminan dari semakin besarnya peran mahasiswa dalam mengawal kebijakan negara. Febrian juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam jika kebijakan ini tetap berjalan tanpa perbaikan. Bahkan, ia membuka kemungkinan untuk menggelar aksi sebagai bentuk protes jika aspirasi masyarakat diabaikan.

“Kami akan terus memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia dan memastikan bahwa kepentingan serta aspirasi mereka tidak diabaikan. Jika diperlukan, kami siap menggelar aksi untuk menuntut revisi atas rancangan UU TNI ini,” pungkasnya.

RUU TNI seharusnya menjadi langkah maju dalam menjaga profesionalisme militer, bukan justru menjadi alat untuk mengembalikan dominasi militer dalam kehidupan sipil. Jika demokrasi ingin tetap berdiri tegak di negeri ini, maka supremasi sipil harus dijaga, bukan dikorbankan demi kepentingan segelintir elite yang jauh dari representasi kepentingan publik.

Editor: Harpan Pajar

Berkencan Dengan Kenangan 365 Hari

Di awal… matahari terbit membawa harapan, 365 hari di depan, penuh dengan kenangan yang belum tercipta. Setiap hari adalah goresan kuas, menciptakan kisah dalam hidup. Yang selalu membuat hampa.

Ada hari-hari yang cerah, penuh dengan warna-warna ceria, Dan ada hari-hari yang gelap, ketika langit tampaknya menangis bersama..Ada hari-hari ketika cinta memenuhi hati, membuatnya merasa seperti melayang, Dan ada hari-hari ketika hati hancur, dan dunia tampaknya runtuh.

Ada hari-hari ketika tawa mengisi udara, dan segalanya tampak sempurna, Dan ada hari-hari ketika kesedihan merasuki setiap pori, dan segalanya tampak berantakan. Tapi setiap hari, baik suka maupun duka, adalah bagian dari kenangan 365 hari. Setiap hari adalah bagian dari perjalanan, bagian dari cerita hidup.

Dan meski ada hari-hari yang sulit, yang membuatnya ingin menyerah, Aku tahu bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk memulai lagi, untuk menciptakan kembali. Karena 365 hari dalam kenangan adalah tentang perjalanan, Tentang bagaimana aku bangkit dari setiap cobaan, dan terus melukis cerita hidupku.

Ada hari-hari ketika aku merasa sendiri, ketika dunia tampaknya melawanku, Dan ada hari-hari ketika aku merasa dicintai, ketika dunia tampaknya berpihak padaku. Ada hari-hari ketika aku merasa lemah, ketika aku merasa tak berdaya, Dan ada hari-hari ketika aku merasa kuat, ketika aku merasa tak terkalahkan.

Tapi setiap hari, baik suka maupun duka, adalah bagian dari kenangan 365 hari. Setiap hari adalah bagian dari perjalanan, bagian dari cerita hidupku. Dan meski ada hari-hari yang sulit, yang membuatku ingin menyerah, Aku tahu bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk memulai lagi, untuk menciptakan kembali.

Karena 365 hari dalam kenangan adalah tentang perjalanan, Tentang bagaimana aku bangkit dari setiap cobaan, dan terus melukis cerita hidupku. Dan meski lukisan itu penuh dengan air mata dan kesedihan, Aku tahu bahwa setiap goresan kuas membawa arti, dan setiap hari membawa pelajaran.

Penulis : Ama

UKM Pers IAIN Kendari: Sukses Gelar Pameran Foto dan Workshop “Menggali Makna di Balik Lensa”

Kendari, objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers IAIN Kendari sukses menggelar Pameran Foto dan Workshop bertajuk “Menggali Makna di Balik Lensa” pada Senin, (23/12/2024). diselenggarakan di Pelataran Multimedia IAIN Kendari serta diikuti oleh mahasiswa kampus IAIN Kendari.

Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa mengenai seni fotografi dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana sebuah foto dapat menyampaikan pesan.

WAREK III IAIN Kendari, Sitti Fauzia M., M.Pd menyatakan bahwa kegiatan ini sangat menginspirasi mahasiswa. Ia menekankan bahwa pameran foto semacam ini dapat menjadi sarana edukasi yang sangat bermanfaat.

“Pameran foto luar biasa ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa IAIN, bahwa melalui gambar kita bisa mengetahui sebuah cerita dan makna yang terkandung dalam gambar tersebut,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan pentingnya kegiatan seperti ini untuk membuka wawasan mahasiswa. Ia berharap bahwa mahasiswa yang tertarik dapat bergabung dengan UKM Pers untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang fotografi dan jurnalistik.

“Saya mengajak seluruh mahasiswa yang ingin menambah ilmu tentang cara mendapatkan gambar yang benar dan menampilkan foto yang menarik untuk bergabung,” tambahnya.

Ketua Umum UKM Pers, Alfi Yorifal. Mengungkapkan bahwa pameran foto ini merupakan bagian dari program kerja UKM Pers tahun 2024. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan eksistensi UKM Pers di kalangan pewarta foto.

“Kami di UKM Pers tidak hanya menulis, tetapi juga bergerak di bidang fotografi jurnalistik. Kegiatan ini akan selalu menjadi kegiatan rutin, karena sudah terlaksana dua kali, baik tahun lalu maupun tahun ini, dengan euforia yang luar biasa,” kata Alfi.

Alfi juga berharap agar pameran foto ini dapat memotivasi anggota UKM Pers untuk terus mengasah kemampuannya.

“Harapan saya, pameran ini bisa menjadi pemantik bagi anggota UKM Pers untuk terus mengasah kemampuan mereka di bidang jurnalistik, khususnya fotografi,” tambah Alfi.

Andry Danisah, salah seorang pemateri dalam workshop, menjelaskan bahwa pameran foto seperti ini sangat penting untuk membentuk ekosistem kreatif dan kepekaan isu-isu di kalangan mahasiswa.

“Pameran seperti ini penting karena bisa membentuk ekosistem kreatif. Ini bisa membuat teman-teman di UKM Pers lebih peka terhadap isu-isu terbaru yang dapat didiskusikan,” ungkap Andry.

Andry juga mengemukakan bahwa kegiatan seperti ini perlu dilakukan lebih sering dan diperpanjang durasinya. “Harapannya, kegiatan seperti ini tidak hanya berlangsung sehari atau dua hari, tetapi bisa berlangsung selama beberapa hari dengan rangkaian acara yang lebih beragam. Misalnya, hari pertama ada diskusi tentang foto jurnalistik, dan di hari kedua membahas tantangan seorang jurnalis dalam menghadapi isu-isu terkini,” jelasnya.

Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar lebih dalam tentang teknik-teknik fotografi yang bisa digunakan dalam jurnalisme. Selain itu, peserta juga diajak untuk memahami pentingnya penggunaan kamera yang tepat serta cara mengatur gambar dengan benar.

“Kegiatan ini tidak hanya tentang mahalnya peralatan, tetapi lebih kepada bagaimana cara menggunakannya dengan baik. Meskipun kameranya mahal, jika kita tidak tahu cara menggunakannya, maka hasilnya tidak maksimal,” tambah Andry.

Kegiatan ini juga mendapatkan sambutan positif dari para peserta, yang merasa teredukasi dan termotivasi untuk meningkatkan keterampilan fotografi mereka.

Banyak mahasiswa yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka tentang dunia fotografi jurnalistik, yang selama ini mungkin belum banyak mereka ketahui.

Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan oleh UKM Pers sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang jurnalisme dan fotografi. Dengan dukungan penuh dari pihak kampus, kegiatan semacam ini bisa menjadi lebih berkembang dan membawa manfaat yang besar bagi mahasiswa IAIN Kendari ke depannya.

Pameran foto dan workshop ini berhasil menciptakan suasana yang positif dan menginspirasi, tidak hanya untuk mahasiswa UKM Pers, tetapi juga untuk seluruh mahasiswa IAIN Kendari yang tertarik untuk mendalami dunia fotografi jurnalistik.

Semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan seni dan jurnalisme di kampus.

Penulis:Rachma Alya Ramadhan
Editor: Maharani S

Menjemput Masa Depan: Seminar Bisnis Inovatif di Era Teknologi 5.0 Dorong Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa

Kendari, objektif.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Bisnis Syariah (MBS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari sukses menyelenggarakan seminar bertajuk “Nuturing Creative Minds for Economics: Membangun Rencana Bisnis Inovatif di Era Teknologi 5.0” yang dilaksanakan di Aula Laboratorium Multimedia IAIN Kendari. Acara ini dihadiri lebih dari 150 mahasiswa dan dari berbagai universitas di Kendari. Pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Seminar ini menjadi bukti nyata komitmen HMPS MBS IAIN Kendari dalam mengasah kemampuan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang tangguh dan inovatif. Diharapkan, seminar ini dapat menginspirasi para peserta untuk berani bermimpi, berinovasi, dan membangun bisnis yang sukses di masa depan.

Ketua HMPS MBS IAIN Kendari, Rabiah Al-Adawiyah Yusuf, mengungkapkan alasan di balik penyelenggaraan seminar ini.

“Kami ingin memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya merancang inovasi bisnis yang matang untuk bersaing di dunia bisnis masa depan,” ungkapnya.

Rabiah menekankan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

“Harapannya, mahasiswa dapat mengimplementasikan materi yang disampaikan dan mengembangkan nilai-nilai produk lokal agar dapat bersaing secara global,” tambah Rabiah.

Seminar ini menghadirkan narasumber inspiratif, Febriyansyah Ramadhan, Founder PT. Insan Mandiri Properti. Dalam pemaparannya, Febriyansyah menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang bisnis.

“Dalam bisnis, problem bukan hanya terjadi di dalam kegiatan, tetapi juga di luar. Semua itu harus kita maklumi,” ungkapnya.

Febriyansyah juga menyoroti bahwa seringkali, pembelajaran bisnis yang didapat tidak cukup mendalam.

“Tidak ada pembelajaran yang lahir dari kebenaran melainkan dari suatu kesalahan. Biasanya, kita harus mengalami kegagalan terlebih dahulu untuk bisa sukses,” jelasnya.

Lagi-lagi Febriyansyah mengingatkan bahwa dalam menjalani bisnis, tantangan dan kegagalan adalah hal yang wajar.

“Jangan heran jika banyak pelaku usaha yang mengalami kebangkrutan di awal. Itu adalah bagian dari proses belajar dalam berbisnis,” tegasnya.

Ia memberikan contoh sederhana: “Misalnya, ketika kita menjual barang, harga yang kita tetapkan bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Kita harus belajar dari kesalahan dan terus beradaptasi dengan kondisi pasar.”

Serta Febriyansyah menekankan bahwa pentingnya pemahaman tentang bisnis, bukan hanya hitungan untung rugi, tetapi juga memahami dinamika dan strategi dalam menjalankan bisnis.

“Bisnis bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang memahami kebutuhan pasar, membangun strategi yang tepat, dan terus beradaptasi dengan perubahan,” jelasnya.

Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para peserta, sehingga mereka dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, terutama di era teknologi 5.0.

Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta, seminar ini berhasil menjadi platform diskusi yang produktif.

“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara berkala untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merancang rencana bisnis yang inovatif,” tutup Rabiah Al-Adawiyah Yusuf.

Seminar ini menjadi bukti nyata komitmen HMPS MBS IAIN Kendari dalam mengasah kemampuan mahasiswa untuk menjadi wirausahawan yang tangguh dan inovatif. Diharapkan, seminar ini dapat menginspirasi para peserta untuk berani bermimpi, berinovasi, dan membangun bisnis yang sukses di masa depan.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan

Editor: Maharani

KMKU-YK Lantik Pengurus Baru: Komitmen Bersinergi Wujudkan Konawe Utara yang Sejahtera dan Berkeadilan

Yogyakarta, objektif.id – Organisasi Keluarga Mahasiswa asal Konawe Utara di Yogyakarta (KMKU-YK) resmi melantik 24 pengurus baru mereka pada Minggu (3/11/2024), di Balai Kampung Sorokarsan, Yogyakarta, yang mengusung tema “Membangun Sinergitas, Meningkatkan Intelektualitas, Ikhtiar Menyongsong Konawe Utara Sejahtera dan Berkeadilan.”

Tema tersebut dimaksudkan sebagai bentuk tekad kuat organisasi untuk berkontribusi dan bersinergi dalam pembangunan Konawe Utara dengan semangat kebersamaan dan peningkatan kualitas diri.

Pelantikan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Konawe Utara di Yogyakarta untuk terlibat dalam pembangunan kampung halaman mereka, melalui berbagai program-program kegiatan yang menitikberatkan pada aspek pengembangan kepemimpinan dan kreativitas.

Program-program tersebut tidak hanya ditujukan untuk internal anggota KMKU-YK. Tetapi juga bertujuan membuka peluang kolaborasi dengan organisasi mahasiswa lainnya di Yogyakarta, dengan tujuan agar terjadi pertukaran ide, pengetahuan, dan pengalaman yang akan memperkaya wawasan mahasiswa Konawe Utara.

Sementara itu, Ketua terpilih, Azhabul Kahfi Ramadhan, dalam sambutannya mengajak seluruh anggota untuk berpartisipasi aktif dalam menjalankan visi dan misi organisasi. “Saya ingin seluruh anggota turut serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi, sehingga organisasi ini dapat menjadi wadah pembelajaran sekaligus menumbuhkan jiwa kepemimpinan di kalangan mahasiswa Konawe Utara,” ungkap Azhabul.

Hal ini penting dilakukan organisasi yang berfokus pada peningkatan kapasitas mahasiswa, agar serius berkomitmen untuk mencetak generasi muda Konawe Utara yang berdaya saing tinggib melalui program-program yang mendukung peningkatan wawasan, keterampilan, dan kepemimpinan mahasiswa guna mengembangkan potensi intelektual dan karakter anggotanya.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Azhabul menegaskan bahwa KMKU-YK bukan hanya tempat berkumpulnya mahasiswa asal Konawe Utara, tetapi juga wadah untuk membentuk karakter, membangun solidaritas, dan memupuk semangat sosial. Melalui KMKU-YK, diharapkan para mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan yang relevan dan membangun wawasan yang lebih luas.

Sehingga Ketika kembali ke Konawe Utara nanti, para anggota diharapkan sudah memiliki kesiapan dan kapasitas untuk berkontribusi nyata bagi masyarakat setempat. “Ke depannya, kami berharap KMKU-YK bisa mempererat silaturahmi serta menjadi wadah pembentukan kualitas individu,” ujarnya.

Azhabul juga menekankan pentingnya mempererat silaturahmi di antara anggota. Ia menginginkan, KMKU-YK menjadi tempat bagi mahasiswa Konawe Utara di Yogyakarta untuk menjalin hubungan yang erat dan saling mendukung dalam mengembangkan diri. “Kami ingin KMKU-YK menjadi wadah bagi teman-teman mahasiswa untuk memperkuat ikatan kekeluargaan sekaligus membangun kualitas diri,” tambahnya.

Terjadinya acara pelantikan ini, KMKU-YK mendapat apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat Konawe Utara yang tinggal di Yogyakarta. Mereka menaruh harapan besar agar KMKU-YK terus berperan sebagai agen perubahan yang mampu mencetak generasi berdaya saing tinggi dan siap menjawab tantangan global serta kebutuhan pembangunan daerah.

Sebagai penutup, Azhabul menyampaikan bahwa organisasi ini bukan hanya tentang membangun solidaritas antar anggota, tetapi juga tentang persiapan jangka panjang untuk membangun sumberbdaya manusia Konawe Utara yang lebih maju dan berkeadilan.

Azhabul berharap agar seluruh jajaran pengurus baru KMKU-YK berkomitmen untuk membawa organisasi ke arah yang lebih baik. “Kita harus siap melangkah untuk meningkatkan bersinergi wujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Konawe Utara, sesuai dengan visi besar yang diusung organisasi.” Harapnya.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan  

Editor: tim redaksi

UKM Pers IAIN Kendari Gelar Dialog Publik Bahas Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Suku Bajo

Kendari, objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers IAIN Kendari gelar dialog publik dengan tema “Masa Depan Masyarakat Pulau Kabaena dan Suku Bajo Akibat dari Pertambangan Nikel” di Radar Coffee, Lepo-Lepo, pada Sabtu (21/09/2024).

Acara ini menghadirkan Wa Ode Anisa dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Nursadah, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari, sebagai narasumber utama. Dialog yang dimulai pukul 19.30 tersebut membahas dampak signifikan dari aktivitas pertambangan nikel di Pulau Kabaena, khususnya terhadap masyarakat Suku Bajo.

Wa Ode Anisa memaparkan bahwa regulasi yang ada sebenarnya tidak mendukung kegiatan pertambangan di Pulau Kabaena, yang memiliki luas hanya 891 km². Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pulau dengan luas kurang dari 2000 km² seharusnya tidak boleh dijadikan area tambang. Namun, kenyataannya, lebih dari 73% wilayah Pulau Kabaena telah dikuasai oleh perusahaan tambang nikel.

“Pulau Kabaena hanya memiliki luas 891 km², tetapi 73% wilayahnya sudah dikuasai oleh perusahaan tambang. Bahkan, sekitar 40% dari wilayah tersebut telah beroperasi sejak tahun 2023,” ungkap Wa Ode Anisa.

Ia menambahkan bahwa eksploitasi tambang ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, mengancam keberlangsungan hidup masyarakat lokal, terutama Suku Bajo yang sangat bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.

Suku Bajo, yang merupakan penduduk asli Pulau Kabaena, dikenal sebagai pelaut dan nelayan tradisional. Mereka sangat mengandalkan laut untuk mencari nafkah. Namun, pencemaran laut akibat aktivitas tambang telah menyulitkan mereka untuk melanjutkan tradisi menangkap ikan dengan panah tradisional. Selain itu, perubahan warna laut dari biru jernih menjadi kecoklatan akibat sedimen lumpur turut merusak ekosistem laut.

“Air laut yang dulunya biru jernih kini berubah menjadi kecoklatan dan berlumpur, membuat masyarakat sulit mencari ikan. Situasi ini sangat memprihatinkan,” tambah Wa Ode Anisa dengan nada prihatin.

Nursadah,selaku Ketua AJI Kendari, menyoroti pentingnya peran media dalam mengawal isu lingkungan dan pertambangan. Menurutnya, pemberitaan terkait dampak negatif pertambangan nikel di Pulau Kabaena perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih menyadari permasalahan yang dihadapi oleh penduduk pesisir dan pulau kecil.

“Media memiliki peran penting dalam menyuarakan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terdampak oleh aktivitas tambang ini,” kata Nursadah.

Ia juga menekankan bahwa tekanan yang sering diterima jurnalis dalam meliput isu-isu lingkungan dan pertambangan tidak boleh menjadi penghalang dalam mengungkapkan kebenaran. Menurutnya, tugas jurnalis adalah mengawasi praktik-praktik yang melanggar regulasi dan merugikan masyarakat kecil.

“Sebagai jurnalis, kita harus berani melaporkan fakta, meskipun sering kali menghadapi berbagai tantangan dan tekanan,” tegasnya.

Dalam dialog ini, para peserta turut menyuarakan kegelisahan mereka terkait masa depan Suku Bajo yang kian terancam oleh aktivitas tambang. Beberapa peserta menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah untuk menegakkan hukum dan melindungi lingkungan di Pulau Kabaena.

Dialog publik ini diakhiri dengan seruan kepada seluruh pihak, terutama pemerintah dan perusahaan tambang, untuk segera menghentikan eksploitasi berlebihan yang melanggar regulasi. Diharapkan, Pulau Kabaena dan masyarakat Suku Bajo dapat kembali hidup harmonis dengan lingkungannya tanpa terus-menerus menghadapi dampak buruk dari tambang nikel.

Penulis: Rachman Alya Ramhadan
Editor: Febry

IAIN Kendari Sepakati Normalisasi Kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan Persiapan KPUM di Bulan Oktober

Kendari, Objektif-id – IAIN Kendari telah menyepakati untuk melakukan normalisasi kepengurusan lembaga kemahasiswaan. Termasuk, persiapan Pemilma untuk memilih ketua dan pengurus lembaga kemahasiswaan tahun 2025 dengan dibentuknya KPUM di bulan Oktober mendatang.

Sebelumnya, Kesepakatan ini tercapai dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua partai mahasiswa dan pimpinan kampus. Kemudian, ditetapkan dalam surat keputusan nomor: 024/KPTS/SEMA-I/IAN-KDI/IV/2024 tentang perbaikan periodesasi lembaga kemahasiswaan. Senin, (29/4/2024) lalu.

WAREK III IAIN, Sitti Fauziah mengatakan,normalisasi ini dilakukan untuk mengatasi masalah inefisiensi pada masa kepengurusan sebelumnya.

“Kami bersepakat untuk menormalisasikan kepengurusan ini agar lebih efektif, sesuai dengan tahun fiskal yang berlaku,” kata Fauziah. Kamis, (12/9/2024)

Dia juga menambahkan, bahwa kondisi ini telah lama menjadi tantangan dalam pengelolaan kegiatan mahasiswa. Dengan masa kepengurusan yang dimulai pada bulan Juli, pelaporan anggaran harus selesai pada bulan November, membuat pengurus baru tidak memiliki cukup waktu untuk menjalankan program yang berarti. Oleh karena itu, dengan kesepakatan baru, masa kepengurusan akan disesuaikan dari bulan Januari-Desember agar kegiatan organisasi lebih terstruktur.

Selain itu, Sitti Fauziah menjelaskan, dalam rapat tersebut tersepakatinya pembentukan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) pada Oktober.

“KPUM ini akan bekerja mulai dari Oktober hingga Desember, agar pada Januari nanti kita sudah memiliki pengurus baru yang dapat bekerja secara normal,” jelasnya

Lebih lanjut, ia menginstruksikan kepada seluruh pihak mendukung proses Pemilma kali ini secara aktif, dan KPUM terpilih nanti untuk lebih gencar mengedukasi mahasiswa agar partisipasi mereka dapat lebih optimal.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada KPUM untuk menyelenggarakan pemilihan yang damai dan kondusif,” tambahnya.

Sitti Fauziah berharap evaluasi menyeluruh dapat memperbaiki kekurangan pada Pemilma sebelumnya dan menghasilkan Pemilihan di tahun 2025 yang lebih baik.

“Evaluasi sangat penting, agar apa yang kurang di tahun ini bisa diperbaiki di masa mendatang,” pungkasnya

Disisi lain, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) periode 2024-2025, Apriansyah menolak untuk memberikan keterangan saat diwawancarai oleh wartawan Objektif.id terkait keputusan tersebut.

 

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Redaksi

Kartika Waode Ramaikan PBAK IAIN Kendari, Ajak Mahasiswa Gen Z Jadi Pribadi yang Berbeda

Kendari, Objektif-id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari datangkan Kartika Waode sebagai pemateri dengan tema “Personal Branding Gen Z” pada PBAK hari ke-2 di Ballroom Multimedia. Senin, (19/8/2024)

Dalam sambutannya, Kartika Waode menyampaikan bahwa di tengah kemudahan akses informasi, Gen Z yang lahir antara tahun 1997-2010 perlu membekali diri dengan personal branding yang kuat untuk menghadapi tantangan era digital.

“Mereka harus kreatif dalam menampilkan diri, mengelola konten dengan baik, dan membangun koneksi yang autentik dengan audiens,” ungkapnya

Selain itu, ia memberikan peringatan kepada Gen Z tentang potensi penyalahgunaan data pribadi di dunia maya.

“Gen Z harus sadar bahwa informasi yang kita bagikan di internet bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, lindungi diri kalian dengan menjaga privasi dan keamanan data,” tuturnya

Selain itu, Kartika juga mengajak generasi Z untuk memanfaatkan peluang yang ada di era digital.

“Manfaatkanlah momentum ini untuk membangun personal branding yang unik dan membedakan dirimu dari yang lain,” pungkasnya

 

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Andi Tendri

Dari Bumi Anoa, IAIN Kendari Sambut HUT RI ke-79 Dengan Semangat Baru

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-79 RI, IAIN Kendari upacara di Pelataran kampus yang diikuti oleh ribuan mahasiswa baru pada, Sabtu (17/8/2024).

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan mengatakan, bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus kita jaga dan rawat, serta menghormati jasa para pahlawan dan terus membangun bangsa demi kemajuan bersama.

“Sejatinya kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat demi kemajuan bangsa,” ungkapnya

Selanjutnya, ia mengajak seluruh ASN Kementerian Agama untuk memperkuat integritas dan profesionalitas dalam menjalankan tugas serta membangun bangsa.

“Kita harus menjadi teladan dalam menjalankan tugas, memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada nilai-nilai luhur agama dan Pancasila,” tegasnya

Prof, Husain Insawan, juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar semua elemen bangsa.

“Kita akan segera memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, untuk itulah mari kita menyiapkan diri dengan akselerasi kerja yang cepat, transparan dan profesional,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Andi Tendri 

Dari PHK ke Sukses: Kisah Inspiratif Pasangan Lansia Yang Bangkit Lewat Usaha Mie Rumahan

Objektif.id – Sebuah kisah inspiratif datang dari sepasang suami istri, suaminya yang bernama La Manise (60) dan Istrinya yang kerap dipanggil Bude (52) oleh orang-orang sekitar kini sukses dalam bisnis mie rumahan yang bertempat di Btn Pesona, Jl. Salomo, Baruga, Kec. Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93116.

Awal mula perjalanan mereka dimulai sejak tahun 2021 lalu ketika sang istri terpaksa dirumahkan dari pekerjaannya di sebuah perusahaan mie akibat dampak pandemi COVID-19 yang melanda.

“Daripada menganggur di rumah, saya membeli mesin mie dan mulai berproduksi,” ungkapnya mengenai awal mula usaha mandirinya yang kini telah bertahan selama tiga tahun.

Pada awalnya, semangat untuk memulai usaha sempat terkendala oleh keterbatasan lokasi. Namun, berkat dukungan keluarga yang menawarkan lahan belakang rumah, pasangan suami istri yang telah beranak cucu tersebut akhirnya bisa mewujudkan mimpinya.

“Kami dulu mulai produksinya di rumah yang berada di Puuwatu akan tetapi akhirnya kami menyadari ruangnya terbatas, kemudian saya punya keluarga bilang datang saja di rumah sana belakang luas, dan berdirilah pabrik mie kami di sini sampai sekarang,” tuturnya

Berangkat dari pengalaman kerja yang telah bude lalui di perusahaan mie sejak tahun 1983 memberikannya modal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha. Hingga kini, menghasilkan keuntungan bersih sekitar 15 juta rupiah setiap bulannya. Berkat usahanya itulah telah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

La Manise, sang suami, turut berbagi cerita. Ia mengungkapkan bahwa modal awal usaha ini merupakan hasil dari jerih payah menabung selama bertahun-tahun. Dengan modal sekitar 100 juta rupiah yang terkumpul, mereka akhirnya bisa membeli mesin dan memulai bisnis ini.

“Modalnya itu sekitar kurang lebih 100 juta, hasil dari menyisihkan sedikit-sedikit dari gaji istri saya dulu juga pendapatan tambahan dari hasil saya kerja serabutan,” jelasnya

Ketgam: La Manise ketika proses produksi mienya. Foto: Tesa/Objektif.id

Dalam hal perpajakan, beliau mengaku bahwa usahanya belum mencapai pendapatan yang mewajibkan membayar NPWP, namun tetap mewajibkannya untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan setiap tahun.

“Kepemilikan NPWP kami belum ke tahap wajib bayar karena penghasilan kami belum mencukupi Rp 50 juta ke atas jadi, saat ini, hanya terus melapor setiap tahun,” bebernya

Selain itu, dalam hal pemasaran, suami istri itu memanfaatkan jaringan yang sudah terbangun sejak dulu ketika bude masih bekerja di perusahaan sebelumnya.

“Saya beruntung memiliki istri sepertinya yang telah berupaya tanpa lelah mempromosikan mie buatan kami kepada orang-orang,” ujarnya tersenyum

Selanjutnya, mie buatan sepasang lansia harmonis itu telah merambah ke beberapa kota di Sulawesi Tenggara, seperti Bau-Bau, Kolaka, dan Raha. Bahkan, produksi mie mereka dapat dijumpai di beberapa warung makan sekitar kota Kendari khususnya pada wilayah Baruga.

Ketekunan dan kemandirian dalam menjalankan usaha membuat mereka lebih memilih bekerja sendiri dari pada harus bekerja untuk orang lain. Meskipun demikian,

Meski demikian, mereka selalu khawatir jika ponsel tersebut hilang, karena itu berarti mereka akan kehilangan akses ke banyak pelanggannya.

Informasi tambahan, lokasi pabrik mie mereka telah tertera di google maps dan selalu mendapatkan rating tinggi yakni bintang 5 di ulasan konsumen.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

Mahasiswa KKN IAIN Kendari Sukses Meriahkan Hari Anak Nasional Dengan Lomba Kreativitas

Konawe Utara, Objektif.id – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ke-40 Mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 90 Desa Andumowu, sukses menyelenggarakan kegiatan lomba kreativitas anak. Minggu (28/7/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan sekitar pukul 13 : 00 WITA ini bertempat di gedung balai Desa Andumowu, Kec Lasolo, Kab Konawe Utara. Dengan menghadirkan Forum Anak Konawe Utara dan PHA Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Ketua Panitia, Argya Alkahfi Venur Ramadhan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan perlindungan terhadap kesejahteraan dan hak-hak anak di Indonesia.

“Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979, peringatan Hari Anak Nasional diselenggarakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang peduli dan ramah terhadap anak-anak,” tutur Argya.

Di tempat yang sama, Riska Amalia salah satu mahasiswa KKN IAIN Kendari angkatan X mengungkapkan, bahwa kegiatan ini terdiri dari berbagai lomba yang seru dan menarik, sehingga dapat membuat anak-anak meningkatkan kreativitasnya.

“Dalam kegiatan ini kita adakan beberapa lomba salah satunya lomba mewarnai, lomba angkat balok, lomba lari karung, lomba pakai celana tanpa bantuan tangan, dengan lomba rebut kursi,” Ungkapnya Riska.

Sementara itu, Kepala Desa Andumowu, Sufrin, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN IAIN Kendari dan Forum Anak Konawe Utara atas kerja sama yang terjalin dalam memperingati Hari Anak Nasional.

“Saya merasa bangga melihat anak-anak generasi penerus, khususnya di Desa kami, sangat antusias untuk mengikuti berbagai lomba ini, untuk itu, saya berpesan kepada anak-anakku sekalian agar berlomba dengan sportif, tetap semangat, dan selalu jaga kekompakan,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Izar

Pemda Wakatobi dan Bidan Merdeka Sehat Jamin Kesehatan Anak Melalui Imunisasi Polio

Waha, Objektif.id – Pemerintah Daerah Wakatobi bersama Bidan Merdeka Sehat meluncurkan program imunisasi vaksin Polio kepada anak-anak yang berada di desa Waha, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Kamis, (25/7/2024)

Bidan Merdeka Sehat, Susiawati mengungkapkan urgensi program ini sebagai upaya pencegahan terhadap kelumpuhan yang disebabkan oleh virus polio.

“Virus polio merupakan ancaman serius karena langsung menyerang sistem saraf manusia dan dapat menyebabkan Kelumpuhan yang bersifat permanen, Oleh karena itu, imunisasi polio menjadi langkah pencegahan yang sangat penting untuk dilakukan,” ungkapnya

Ia menambahkan, program ini ditujukan untuk anak-anak dalam rentang usia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

“Anak yang sudah berusia 8 tahun tidak bisa lagi menerima imunisasi polio, selain itu, imunisasi hanya diberikan kepada anak-anak yang dalam kondisi sehat, tanpa gejala batuk atau demam,” Sambungnya

Lanjut, Susi juga menyebutkan bahwa imunisasi akan diberikan dalam dua dosis.

“Dosis pertama diberikan sekarang, dan dosis kedua akan diberikan pada bulan Agustus, Jadi, anak-anak harus mendapatkan dua dosis untuk memastikan perlindungan yang optimal,” jelasnya

Sementara itu, Kepala Desa Waha, Suhardin mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program vaksin polio di desanya.

“Semoga anak-anak kita semua jadi sehat dan kuat, terhindar dari penyakit polio yang berbahaya,” Kata Suhardin, saat diwawancarai Objektif.id Melalui via WhatsApp pada, Jumat (26/7)

Disisi lain, salah satu mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 6 yang juga ikut serta melancarkan kegiatan, Muhammad Al-Fandi Baskara berpendapat tentang pentingnya pemberian vaksin polio kepada anak-anak untuk tumbuh kembang mereka.

“Kalo dari saya kegiatan untuk memberi vaksin polio ke pada anak ini sangat penting karena vaksin ini berfungsi untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah terjadinya kelumpuhan agar anak dapat tumbuh berkembang sebagaimana mestinya ” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Andi Tendri

Puisi: Perjalanan Menembus Waktu

Objektif.id –

Di perjalanan menembus waktu yang tak terhingga,
Berjalan melalui lorong-lorong kenangan yang sunyi.
Mengingat masa lalu yang kini jauh terpisah,
Di antara detik-detik yang terus berlalu tanpa henti.

Di sela-sela kabut waktu yang menyelimuti langit,
Merenung tentang kehidupan yang telah terlewati.
Bagaikan melintasi sungai-sungai yang mengalir deras,
Perjalanan ini mengajarkan arti sejati tentang kehidupan.

Di balik senyum yang terukir di wajah yang semakin pudar,
Tersembunyi cerita-cerita pilu yang tak terucapkan.
Hati yang rapuh terasa hampa oleh kekosongan waktu,
Menghadapi kenyataan akan perubahan yang tak terhindarkan.

Di bawah cahaya remang yang redup di senja yang meredup,
Merenung tentang arti keberadaan dan tujuan hidup.
Pada setiap helaian waktu yang terus berputar tanpa henti,
Kita mencari makna dari setiap detik yang kita jalani.

Di sudut-sudut hati yang terluka oleh kenangan yang menghantui,
Menemukan kekuatan untuk melangkah ke depan.
Meski waktu terus berubah dan mengikis jejak-jejak,
Namun keberanian untuk terus melangkah tetap menggelora.

Di tengah gemuruh waktu yang menggemparkan jiwa yang rapuh,
Mencari ketenangan dalam pelukan waktu yang tak terbatas.
Menggenggam erat harapan dan impian di tengah badai yang mendera,
Menyadari bahwa perjalanan ini adalah bagian dari takdir kita.

Di ujung perjalanan menembus waktu yang tak terduga,
Menemukan kebenaran tentang arti sejati dari kehidupan.
Meski air mata mengalir deras mengiringi langkah-langkah,
Namun, keberanian untuk terus berjalan tetap membakar semangat kita.

Di tengah hening malam yang sunyi dan penuh dengan kerinduan,
Kita merenung tentang keberanian untuk melangkah ke depan.
Meski waktu terus berputar tanpa henti, kita tetap tegar,
Menembus waktu dengan keyakinan bahwa setiap detik berharga.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Menyongsong Kampus Moderat Melalui Seminar Nasional 

Kendari, objektif.id – Institut Agama Islam Negeri Kendari menggelar Seminar Nasional dengan mengusung tema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama di PTKIN” di Ballroom IAIN Kendari pada Kamis, (11/7/2024)

Kegiatan ini, menghadirkan para Warek I se-PTKIN Indonesia sebagai narasumber yaitu, Warek I UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbullah, M.Ag; Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag.,M.Si; Prof. Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag; serta Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag. kemudian, diikuti kurang lebih 1.000 mahasiswa aktif IAIN Kendari.

Penanggung jawab kegiatan sekaligus Warek I IAIN Kendari, Jumarddin La Fua, menyampaikan dalam sambutannya bahwa pentingnya moderasi beragama sebagai pilar harmoni dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Di era globalisasi yang penuh rintangan, moderasi beragama menjadi landasan penting untuk mewujudkan harmoni dan toleransi antar umat beragama di Indonesia,” ungkapnya

Ia juga berharap seminar ini dapat menjadi wadah diskusi yang konstruktif untuk meluruskan langkah-langkah konkrit yang dapat diimplementasikan di PTKIN masing-masing.

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari, Husain Insawan, dalam sambutannya menyoroti peran penting pendidikan dalam memperkuat pemahaman tentang moderasi beragama.

“Program pendidikan yang mencakup nilai-nilai moderasi beragama sangat penting untuk membentuk pemahaman yang mendalam di kalangan mahasiswa dan masyarakat,” tuturnya

Di sisi lain, Warek I UIN Malang sekaligus Ketua Forum Warek I PTKIN se-Indonesia Umi Sumbulah, menjelaskan bahwa moderasi keagamaan merupakan kunci utama untuk mengatasi tantangan radikalisme pada masyarakat.

“Moderasi keagamaan ibaratnya sebuah pondasi untuk memberantas radikalisme da. Juga sebagai wadah dalam membangun pemahaman masyarakat,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

HMI Komisariat Abu Ubaid IAIN Kendari Gelar Dialog Kritis, Soroti Kesenjangan Integritas dan Tantangan Harmonisasi Kampus

Kendari, objektif.id – HMI Komisariat Abu Ubaid, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menggelar dialog progresif dengan tema “Independensi Perjuangan Mahasiswa Keharusan Universal Melawan Arogansi dan Komersialisasi dilingkungan Pendidikan”.

Kegiatan ini dilaksanakan di pelataran FEBI IAIN Kendari dengan menghadirkan provokator aktivis. pada Jum’at, (05/7/2024)

Ketua HMI Komisariat Abu Ubaid, Fahmi Ilman mengatakan dialog tersebut berangkat dari adanya kesenjangan integritas di antara lembaga kemahasiswaan, institusi kampus, serta dosen dan mahasiswa di IAIN Kendari.

“Ada beberapa peristiwa yang terjadi di lingkungan kampus IAIN Kendari yang menggambarkan kesenjangan itu, dan tentu hal ini sangat disayangkan serta menjadi PR kita bersama sebagai,” Kata Fahmi saat diwawancarai melalui via WhatsApp.

Fahmi, juga berharap agar integritas kampus IAIN Kendari dapat diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang kokoh dalam ukhuwah islamiyah, serta mampu diimplementasikan oleh seluruh mahasiswa dan dosen di kampus tersebut.

Selanjutnya, Aktivis mahasiswa IAIN Kendari, Wahyudin Wahid mengungkapkan, bahwa civitas akademika kampus tidak kritis terhadap isu-isu yang merugikan banyak orang. Dia menyoroti bahwa orientasi dosen dan kampus saat ini lebih fokus pada percepatan akreditasi dan reputasi institusi daripada pengembangan pemikiran kritis mahasiswa.

“Lingkungan kampus, terdiri dari dosen dan mahasiswa yang mana dituntut untuk berpikir kritis ironisnya malah kebalikannya karena telah terjebak iming-iming dan doktrin dosen sehingga mereka terkungkung dalam ketakutan untuk menyuarakan pendapat,” ungkapnya

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya mahasiswa kritis terhadap budaya dan nilai kampus. Dan menegaskan bahwa Al-Qur’an dan hadits adalah sumber kebenaran utama dalam civitas akademika.

Selaras dengan hal tersebut, Presiden Mahasiswa IAIN Kendari, Ibnu Qoyyim menuturkan bahwa lembaga kemahasiswaan baik ditingkat fakultas maupun institut berperan penting dalam mengatasi kendala mahasiswa.

“Jika di masa depan kalian menemukan kendala di fakultas atau institut, ikuti alur penyelesaian yang tepat, laporkan kepada lembaga kemahasiswaan di tingkat fakultas terlebih dahulu, Jika tidak terselesaikan, baru beralih ke tingkat institut, Namun, kalau tidak mendapatkan solusi apapun bahkan melalui jalur alternatif maka bakar saja ini kampus,” tuturnya

Sementara itu, Koordinator BEM Se-Sultra, Ashabul Akram, membeberkan Pemantapan teknis di IAIN Kendari menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan institusi dan pentingnya kepemilikan barang dan jasa oleh kampus untuk mendukung keberlangsungan operasional kampus.

“Dalam pembahasan teknis IAIN Kendari, pemantapan fasilitas seperti aula menjadi sorotan utama, perlu digarisbawahi bahwa tanggung jawab pemantapan ini terletak pada pemerintah, jadi ini menunjukkan adanya dua aspek penting dalam pembahasan teknis, yaitu substantif dan administratif,” bebernya

Di sisi lain, Ketua Umum Oasis Sultra, Danang Saputra menjelaskan harmonisasi kampus menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan politik dan rekonsiliasi antar faksi. Dia juga menggarisbawahi pentingnya membangun solidaritas sosial untuk memperkuat ikatan emosional dalam tatanan sosial kampus.

“Kampus ini dapat dianalogikan sebagai miniatur masyarakat negara, di mana seluruh elemen, termasuk mahasiswa, profesor, dan dosen, saling berinteraksi dan berkontribusi untuk menciptakan lingkungan akademik yang harmonis,” tutupnya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi