KMKU-YK Lantik Pengurus Baru: Komitmen Bersinergi Wujudkan Konawe Utara yang Sejahtera dan Berkeadilan

Yogyakarta, objektif.id – Organisasi Keluarga Mahasiswa asal Konawe Utara di Yogyakarta (KMKU-YK) resmi melantik 24 pengurus baru mereka pada Minggu (3/11/2024), di Balai Kampung Sorokarsan, Yogyakarta, yang mengusung tema “Membangun Sinergitas, Meningkatkan Intelektualitas, Ikhtiar Menyongsong Konawe Utara Sejahtera dan Berkeadilan.”

Tema tersebut dimaksudkan sebagai bentuk tekad kuat organisasi untuk berkontribusi dan bersinergi dalam pembangunan Konawe Utara dengan semangat kebersamaan dan peningkatan kualitas diri.

Pelantikan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Konawe Utara di Yogyakarta untuk terlibat dalam pembangunan kampung halaman mereka, melalui berbagai program-program kegiatan yang menitikberatkan pada aspek pengembangan kepemimpinan dan kreativitas.

Program-program tersebut tidak hanya ditujukan untuk internal anggota KMKU-YK. Tetapi juga bertujuan membuka peluang kolaborasi dengan organisasi mahasiswa lainnya di Yogyakarta, dengan tujuan agar terjadi pertukaran ide, pengetahuan, dan pengalaman yang akan memperkaya wawasan mahasiswa Konawe Utara.

Sementara itu, Ketua terpilih, Azhabul Kahfi Ramadhan, dalam sambutannya mengajak seluruh anggota untuk berpartisipasi aktif dalam menjalankan visi dan misi organisasi. “Saya ingin seluruh anggota turut serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi, sehingga organisasi ini dapat menjadi wadah pembelajaran sekaligus menumbuhkan jiwa kepemimpinan di kalangan mahasiswa Konawe Utara,” ungkap Azhabul.

Hal ini penting dilakukan organisasi yang berfokus pada peningkatan kapasitas mahasiswa, agar serius berkomitmen untuk mencetak generasi muda Konawe Utara yang berdaya saing tinggib melalui program-program yang mendukung peningkatan wawasan, keterampilan, dan kepemimpinan mahasiswa guna mengembangkan potensi intelektual dan karakter anggotanya.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, Azhabul menegaskan bahwa KMKU-YK bukan hanya tempat berkumpulnya mahasiswa asal Konawe Utara, tetapi juga wadah untuk membentuk karakter, membangun solidaritas, dan memupuk semangat sosial. Melalui KMKU-YK, diharapkan para mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan yang relevan dan membangun wawasan yang lebih luas.

Sehingga Ketika kembali ke Konawe Utara nanti, para anggota diharapkan sudah memiliki kesiapan dan kapasitas untuk berkontribusi nyata bagi masyarakat setempat. “Ke depannya, kami berharap KMKU-YK bisa mempererat silaturahmi serta menjadi wadah pembentukan kualitas individu,” ujarnya.

Azhabul juga menekankan pentingnya mempererat silaturahmi di antara anggota. Ia menginginkan, KMKU-YK menjadi tempat bagi mahasiswa Konawe Utara di Yogyakarta untuk menjalin hubungan yang erat dan saling mendukung dalam mengembangkan diri. “Kami ingin KMKU-YK menjadi wadah bagi teman-teman mahasiswa untuk memperkuat ikatan kekeluargaan sekaligus membangun kualitas diri,” tambahnya.

Terjadinya acara pelantikan ini, KMKU-YK mendapat apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat Konawe Utara yang tinggal di Yogyakarta. Mereka menaruh harapan besar agar KMKU-YK terus berperan sebagai agen perubahan yang mampu mencetak generasi berdaya saing tinggi dan siap menjawab tantangan global serta kebutuhan pembangunan daerah.

Sebagai penutup, Azhabul menyampaikan bahwa organisasi ini bukan hanya tentang membangun solidaritas antar anggota, tetapi juga tentang persiapan jangka panjang untuk membangun sumberbdaya manusia Konawe Utara yang lebih maju dan berkeadilan.

Azhabul berharap agar seluruh jajaran pengurus baru KMKU-YK berkomitmen untuk membawa organisasi ke arah yang lebih baik. “Kita harus siap melangkah untuk meningkatkan bersinergi wujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat Konawe Utara, sesuai dengan visi besar yang diusung organisasi.” Harapnya.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan  

Editor: tim redaksi

UKM Pers IAIN Kendari Gelar Dialog Publik Bahas Dampak Pertambangan Nikel Terhadap Suku Bajo

Kendari, objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers IAIN Kendari gelar dialog publik dengan tema “Masa Depan Masyarakat Pulau Kabaena dan Suku Bajo Akibat dari Pertambangan Nikel” di Radar Coffee, Lepo-Lepo, pada Sabtu (21/09/2024).

Acara ini menghadirkan Wa Ode Anisa dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Nursadah, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kendari, sebagai narasumber utama. Dialog yang dimulai pukul 19.30 tersebut membahas dampak signifikan dari aktivitas pertambangan nikel di Pulau Kabaena, khususnya terhadap masyarakat Suku Bajo.

Wa Ode Anisa memaparkan bahwa regulasi yang ada sebenarnya tidak mendukung kegiatan pertambangan di Pulau Kabaena, yang memiliki luas hanya 891 km². Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pulau dengan luas kurang dari 2000 km² seharusnya tidak boleh dijadikan area tambang. Namun, kenyataannya, lebih dari 73% wilayah Pulau Kabaena telah dikuasai oleh perusahaan tambang nikel.

“Pulau Kabaena hanya memiliki luas 891 km², tetapi 73% wilayahnya sudah dikuasai oleh perusahaan tambang. Bahkan, sekitar 40% dari wilayah tersebut telah beroperasi sejak tahun 2023,” ungkap Wa Ode Anisa.

Ia menambahkan bahwa eksploitasi tambang ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, mengancam keberlangsungan hidup masyarakat lokal, terutama Suku Bajo yang sangat bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.

Suku Bajo, yang merupakan penduduk asli Pulau Kabaena, dikenal sebagai pelaut dan nelayan tradisional. Mereka sangat mengandalkan laut untuk mencari nafkah. Namun, pencemaran laut akibat aktivitas tambang telah menyulitkan mereka untuk melanjutkan tradisi menangkap ikan dengan panah tradisional. Selain itu, perubahan warna laut dari biru jernih menjadi kecoklatan akibat sedimen lumpur turut merusak ekosistem laut.

“Air laut yang dulunya biru jernih kini berubah menjadi kecoklatan dan berlumpur, membuat masyarakat sulit mencari ikan. Situasi ini sangat memprihatinkan,” tambah Wa Ode Anisa dengan nada prihatin.

Nursadah,selaku Ketua AJI Kendari, menyoroti pentingnya peran media dalam mengawal isu lingkungan dan pertambangan. Menurutnya, pemberitaan terkait dampak negatif pertambangan nikel di Pulau Kabaena perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih menyadari permasalahan yang dihadapi oleh penduduk pesisir dan pulau kecil.

“Media memiliki peran penting dalam menyuarakan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terdampak oleh aktivitas tambang ini,” kata Nursadah.

Ia juga menekankan bahwa tekanan yang sering diterima jurnalis dalam meliput isu-isu lingkungan dan pertambangan tidak boleh menjadi penghalang dalam mengungkapkan kebenaran. Menurutnya, tugas jurnalis adalah mengawasi praktik-praktik yang melanggar regulasi dan merugikan masyarakat kecil.

“Sebagai jurnalis, kita harus berani melaporkan fakta, meskipun sering kali menghadapi berbagai tantangan dan tekanan,” tegasnya.

Dalam dialog ini, para peserta turut menyuarakan kegelisahan mereka terkait masa depan Suku Bajo yang kian terancam oleh aktivitas tambang. Beberapa peserta menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah untuk menegakkan hukum dan melindungi lingkungan di Pulau Kabaena.

Dialog publik ini diakhiri dengan seruan kepada seluruh pihak, terutama pemerintah dan perusahaan tambang, untuk segera menghentikan eksploitasi berlebihan yang melanggar regulasi. Diharapkan, Pulau Kabaena dan masyarakat Suku Bajo dapat kembali hidup harmonis dengan lingkungannya tanpa terus-menerus menghadapi dampak buruk dari tambang nikel.

Penulis: Rachman Alya Ramhadan
Editor: Febry

IAIN Kendari Sepakati Normalisasi Kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan dan Persiapan KPUM di Bulan Oktober

Kendari, Objektif-id – IAIN Kendari telah menyepakati untuk melakukan normalisasi kepengurusan lembaga kemahasiswaan. Termasuk, persiapan Pemilma untuk memilih ketua dan pengurus lembaga kemahasiswaan tahun 2025 dengan dibentuknya KPUM di bulan Oktober mendatang.

Sebelumnya, Kesepakatan ini tercapai dalam rapat yang dihadiri oleh para ketua partai mahasiswa dan pimpinan kampus. Kemudian, ditetapkan dalam surat keputusan nomor: 024/KPTS/SEMA-I/IAN-KDI/IV/2024 tentang perbaikan periodesasi lembaga kemahasiswaan. Senin, (29/4/2024) lalu.

WAREK III IAIN, Sitti Fauziah mengatakan,normalisasi ini dilakukan untuk mengatasi masalah inefisiensi pada masa kepengurusan sebelumnya.

“Kami bersepakat untuk menormalisasikan kepengurusan ini agar lebih efektif, sesuai dengan tahun fiskal yang berlaku,” kata Fauziah. Kamis, (12/9/2024)

Dia juga menambahkan, bahwa kondisi ini telah lama menjadi tantangan dalam pengelolaan kegiatan mahasiswa. Dengan masa kepengurusan yang dimulai pada bulan Juli, pelaporan anggaran harus selesai pada bulan November, membuat pengurus baru tidak memiliki cukup waktu untuk menjalankan program yang berarti. Oleh karena itu, dengan kesepakatan baru, masa kepengurusan akan disesuaikan dari bulan Januari-Desember agar kegiatan organisasi lebih terstruktur.

Selain itu, Sitti Fauziah menjelaskan, dalam rapat tersebut tersepakatinya pembentukan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) pada Oktober.

“KPUM ini akan bekerja mulai dari Oktober hingga Desember, agar pada Januari nanti kita sudah memiliki pengurus baru yang dapat bekerja secara normal,” jelasnya

Lebih lanjut, ia menginstruksikan kepada seluruh pihak mendukung proses Pemilma kali ini secara aktif, dan KPUM terpilih nanti untuk lebih gencar mengedukasi mahasiswa agar partisipasi mereka dapat lebih optimal.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada KPUM untuk menyelenggarakan pemilihan yang damai dan kondusif,” tambahnya.

Sitti Fauziah berharap evaluasi menyeluruh dapat memperbaiki kekurangan pada Pemilma sebelumnya dan menghasilkan Pemilihan di tahun 2025 yang lebih baik.

“Evaluasi sangat penting, agar apa yang kurang di tahun ini bisa diperbaiki di masa mendatang,” pungkasnya

Disisi lain, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) periode 2024-2025, Apriansyah menolak untuk memberikan keterangan saat diwawancarai oleh wartawan Objektif.id terkait keputusan tersebut.

 

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Redaksi

Kartika Waode Ramaikan PBAK IAIN Kendari, Ajak Mahasiswa Gen Z Jadi Pribadi yang Berbeda

Kendari, Objektif-id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari datangkan Kartika Waode sebagai pemateri dengan tema “Personal Branding Gen Z” pada PBAK hari ke-2 di Ballroom Multimedia. Senin, (19/8/2024)

Dalam sambutannya, Kartika Waode menyampaikan bahwa di tengah kemudahan akses informasi, Gen Z yang lahir antara tahun 1997-2010 perlu membekali diri dengan personal branding yang kuat untuk menghadapi tantangan era digital.

“Mereka harus kreatif dalam menampilkan diri, mengelola konten dengan baik, dan membangun koneksi yang autentik dengan audiens,” ungkapnya

Selain itu, ia memberikan peringatan kepada Gen Z tentang potensi penyalahgunaan data pribadi di dunia maya.

“Gen Z harus sadar bahwa informasi yang kita bagikan di internet bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, lindungi diri kalian dengan menjaga privasi dan keamanan data,” tuturnya

Selain itu, Kartika juga mengajak generasi Z untuk memanfaatkan peluang yang ada di era digital.

“Manfaatkanlah momentum ini untuk membangun personal branding yang unik dan membedakan dirimu dari yang lain,” pungkasnya

 

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Andi Tendri

Dari Bumi Anoa, IAIN Kendari Sambut HUT RI ke-79 Dengan Semangat Baru

Kendari, Objektif.id – Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-79 RI, IAIN Kendari upacara di Pelataran kampus yang diikuti oleh ribuan mahasiswa baru pada, Sabtu (17/8/2024).

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan mengatakan, bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus kita jaga dan rawat, serta menghormati jasa para pahlawan dan terus membangun bangsa demi kemajuan bersama.

“Sejatinya kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat demi kemajuan bangsa,” ungkapnya

Selanjutnya, ia mengajak seluruh ASN Kementerian Agama untuk memperkuat integritas dan profesionalitas dalam menjalankan tugas serta membangun bangsa.

“Kita harus menjadi teladan dalam menjalankan tugas, memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada nilai-nilai luhur agama dan Pancasila,” tegasnya

Prof, Husain Insawan, juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar semua elemen bangsa.

“Kita akan segera memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, untuk itulah mari kita menyiapkan diri dengan akselerasi kerja yang cepat, transparan dan profesional,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Andi Tendri 

Dari PHK ke Sukses: Kisah Inspiratif Pasangan Lansia Yang Bangkit Lewat Usaha Mie Rumahan

Objektif.id – Sebuah kisah inspiratif datang dari sepasang suami istri, suaminya yang bernama La Manise (60) dan Istrinya yang kerap dipanggil Bude (52) oleh orang-orang sekitar kini sukses dalam bisnis mie rumahan yang bertempat di Btn Pesona, Jl. Salomo, Baruga, Kec. Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93116.

Awal mula perjalanan mereka dimulai sejak tahun 2021 lalu ketika sang istri terpaksa dirumahkan dari pekerjaannya di sebuah perusahaan mie akibat dampak pandemi COVID-19 yang melanda.

“Daripada menganggur di rumah, saya membeli mesin mie dan mulai berproduksi,” ungkapnya mengenai awal mula usaha mandirinya yang kini telah bertahan selama tiga tahun.

Pada awalnya, semangat untuk memulai usaha sempat terkendala oleh keterbatasan lokasi. Namun, berkat dukungan keluarga yang menawarkan lahan belakang rumah, pasangan suami istri yang telah beranak cucu tersebut akhirnya bisa mewujudkan mimpinya.

“Kami dulu mulai produksinya di rumah yang berada di Puuwatu akan tetapi akhirnya kami menyadari ruangnya terbatas, kemudian saya punya keluarga bilang datang saja di rumah sana belakang luas, dan berdirilah pabrik mie kami di sini sampai sekarang,” tuturnya

Berangkat dari pengalaman kerja yang telah bude lalui di perusahaan mie sejak tahun 1983 memberikannya modal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha. Hingga kini, menghasilkan keuntungan bersih sekitar 15 juta rupiah setiap bulannya. Berkat usahanya itulah telah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

La Manise, sang suami, turut berbagi cerita. Ia mengungkapkan bahwa modal awal usaha ini merupakan hasil dari jerih payah menabung selama bertahun-tahun. Dengan modal sekitar 100 juta rupiah yang terkumpul, mereka akhirnya bisa membeli mesin dan memulai bisnis ini.

“Modalnya itu sekitar kurang lebih 100 juta, hasil dari menyisihkan sedikit-sedikit dari gaji istri saya dulu juga pendapatan tambahan dari hasil saya kerja serabutan,” jelasnya

Ketgam: La Manise ketika proses produksi mienya. Foto: Tesa/Objektif.id

Dalam hal perpajakan, beliau mengaku bahwa usahanya belum mencapai pendapatan yang mewajibkan membayar NPWP, namun tetap mewajibkannya untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan setiap tahun.

“Kepemilikan NPWP kami belum ke tahap wajib bayar karena penghasilan kami belum mencukupi Rp 50 juta ke atas jadi, saat ini, hanya terus melapor setiap tahun,” bebernya

Selain itu, dalam hal pemasaran, suami istri itu memanfaatkan jaringan yang sudah terbangun sejak dulu ketika bude masih bekerja di perusahaan sebelumnya.

“Saya beruntung memiliki istri sepertinya yang telah berupaya tanpa lelah mempromosikan mie buatan kami kepada orang-orang,” ujarnya tersenyum

Selanjutnya, mie buatan sepasang lansia harmonis itu telah merambah ke beberapa kota di Sulawesi Tenggara, seperti Bau-Bau, Kolaka, dan Raha. Bahkan, produksi mie mereka dapat dijumpai di beberapa warung makan sekitar kota Kendari khususnya pada wilayah Baruga.

Ketekunan dan kemandirian dalam menjalankan usaha membuat mereka lebih memilih bekerja sendiri dari pada harus bekerja untuk orang lain. Meskipun demikian,

Meski demikian, mereka selalu khawatir jika ponsel tersebut hilang, karena itu berarti mereka akan kehilangan akses ke banyak pelanggannya.

Informasi tambahan, lokasi pabrik mie mereka telah tertera di google maps dan selalu mendapatkan rating tinggi yakni bintang 5 di ulasan konsumen.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

Mahasiswa KKN IAIN Kendari Sukses Meriahkan Hari Anak Nasional Dengan Lomba Kreativitas

Konawe Utara, Objektif.id – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ke-40 Mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 90 Desa Andumowu, sukses menyelenggarakan kegiatan lomba kreativitas anak. Minggu (28/7/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan sekitar pukul 13 : 00 WITA ini bertempat di gedung balai Desa Andumowu, Kec Lasolo, Kab Konawe Utara. Dengan menghadirkan Forum Anak Konawe Utara dan PHA Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Ketua Panitia, Argya Alkahfi Venur Ramadhan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan perlindungan terhadap kesejahteraan dan hak-hak anak di Indonesia.

“Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979, peringatan Hari Anak Nasional diselenggarakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang peduli dan ramah terhadap anak-anak,” tutur Argya.

Di tempat yang sama, Riska Amalia salah satu mahasiswa KKN IAIN Kendari angkatan X mengungkapkan, bahwa kegiatan ini terdiri dari berbagai lomba yang seru dan menarik, sehingga dapat membuat anak-anak meningkatkan kreativitasnya.

“Dalam kegiatan ini kita adakan beberapa lomba salah satunya lomba mewarnai, lomba angkat balok, lomba lari karung, lomba pakai celana tanpa bantuan tangan, dengan lomba rebut kursi,” Ungkapnya Riska.

Sementara itu, Kepala Desa Andumowu, Sufrin, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN IAIN Kendari dan Forum Anak Konawe Utara atas kerja sama yang terjalin dalam memperingati Hari Anak Nasional.

“Saya merasa bangga melihat anak-anak generasi penerus, khususnya di Desa kami, sangat antusias untuk mengikuti berbagai lomba ini, untuk itu, saya berpesan kepada anak-anakku sekalian agar berlomba dengan sportif, tetap semangat, dan selalu jaga kekompakan,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Izar

Pemda Wakatobi dan Bidan Merdeka Sehat Jamin Kesehatan Anak Melalui Imunisasi Polio

Waha, Objektif.id – Pemerintah Daerah Wakatobi bersama Bidan Merdeka Sehat meluncurkan program imunisasi vaksin Polio kepada anak-anak yang berada di desa Waha, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi. Kamis, (25/7/2024)

Bidan Merdeka Sehat, Susiawati mengungkapkan urgensi program ini sebagai upaya pencegahan terhadap kelumpuhan yang disebabkan oleh virus polio.

“Virus polio merupakan ancaman serius karena langsung menyerang sistem saraf manusia dan dapat menyebabkan Kelumpuhan yang bersifat permanen, Oleh karena itu, imunisasi polio menjadi langkah pencegahan yang sangat penting untuk dilakukan,” ungkapnya

Ia menambahkan, program ini ditujukan untuk anak-anak dalam rentang usia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

“Anak yang sudah berusia 8 tahun tidak bisa lagi menerima imunisasi polio, selain itu, imunisasi hanya diberikan kepada anak-anak yang dalam kondisi sehat, tanpa gejala batuk atau demam,” Sambungnya

Lanjut, Susi juga menyebutkan bahwa imunisasi akan diberikan dalam dua dosis.

“Dosis pertama diberikan sekarang, dan dosis kedua akan diberikan pada bulan Agustus, Jadi, anak-anak harus mendapatkan dua dosis untuk memastikan perlindungan yang optimal,” jelasnya

Sementara itu, Kepala Desa Waha, Suhardin mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program vaksin polio di desanya.

“Semoga anak-anak kita semua jadi sehat dan kuat, terhindar dari penyakit polio yang berbahaya,” Kata Suhardin, saat diwawancarai Objektif.id Melalui via WhatsApp pada, Jumat (26/7)

Disisi lain, salah satu mahasiswa KKN IAIN Kendari posko 6 yang juga ikut serta melancarkan kegiatan, Muhammad Al-Fandi Baskara berpendapat tentang pentingnya pemberian vaksin polio kepada anak-anak untuk tumbuh kembang mereka.

“Kalo dari saya kegiatan untuk memberi vaksin polio ke pada anak ini sangat penting karena vaksin ini berfungsi untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah terjadinya kelumpuhan agar anak dapat tumbuh berkembang sebagaimana mestinya ” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Andi Tendri

Puisi: Perjalanan Menembus Waktu

Objektif.id –

Di perjalanan menembus waktu yang tak terhingga,
Berjalan melalui lorong-lorong kenangan yang sunyi.
Mengingat masa lalu yang kini jauh terpisah,
Di antara detik-detik yang terus berlalu tanpa henti.

Di sela-sela kabut waktu yang menyelimuti langit,
Merenung tentang kehidupan yang telah terlewati.
Bagaikan melintasi sungai-sungai yang mengalir deras,
Perjalanan ini mengajarkan arti sejati tentang kehidupan.

Di balik senyum yang terukir di wajah yang semakin pudar,
Tersembunyi cerita-cerita pilu yang tak terucapkan.
Hati yang rapuh terasa hampa oleh kekosongan waktu,
Menghadapi kenyataan akan perubahan yang tak terhindarkan.

Di bawah cahaya remang yang redup di senja yang meredup,
Merenung tentang arti keberadaan dan tujuan hidup.
Pada setiap helaian waktu yang terus berputar tanpa henti,
Kita mencari makna dari setiap detik yang kita jalani.

Di sudut-sudut hati yang terluka oleh kenangan yang menghantui,
Menemukan kekuatan untuk melangkah ke depan.
Meski waktu terus berubah dan mengikis jejak-jejak,
Namun keberanian untuk terus melangkah tetap menggelora.

Di tengah gemuruh waktu yang menggemparkan jiwa yang rapuh,
Mencari ketenangan dalam pelukan waktu yang tak terbatas.
Menggenggam erat harapan dan impian di tengah badai yang mendera,
Menyadari bahwa perjalanan ini adalah bagian dari takdir kita.

Di ujung perjalanan menembus waktu yang tak terduga,
Menemukan kebenaran tentang arti sejati dari kehidupan.
Meski air mata mengalir deras mengiringi langkah-langkah,
Namun, keberanian untuk terus berjalan tetap membakar semangat kita.

Di tengah hening malam yang sunyi dan penuh dengan kerinduan,
Kita merenung tentang keberanian untuk melangkah ke depan.
Meski waktu terus berputar tanpa henti, kita tetap tegar,
Menembus waktu dengan keyakinan bahwa setiap detik berharga.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Menyongsong Kampus Moderat Melalui Seminar Nasional 

Kendari, objektif.id – Institut Agama Islam Negeri Kendari menggelar Seminar Nasional dengan mengusung tema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama di PTKIN” di Ballroom IAIN Kendari pada Kamis, (11/7/2024)

Kegiatan ini, menghadirkan para Warek I se-PTKIN Indonesia sebagai narasumber yaitu, Warek I UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbullah, M.Ag; Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag.,M.Si; Prof. Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag; serta Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag. kemudian, diikuti kurang lebih 1.000 mahasiswa aktif IAIN Kendari.

Penanggung jawab kegiatan sekaligus Warek I IAIN Kendari, Jumarddin La Fua, menyampaikan dalam sambutannya bahwa pentingnya moderasi beragama sebagai pilar harmoni dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Di era globalisasi yang penuh rintangan, moderasi beragama menjadi landasan penting untuk mewujudkan harmoni dan toleransi antar umat beragama di Indonesia,” ungkapnya

Ia juga berharap seminar ini dapat menjadi wadah diskusi yang konstruktif untuk meluruskan langkah-langkah konkrit yang dapat diimplementasikan di PTKIN masing-masing.

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari, Husain Insawan, dalam sambutannya menyoroti peran penting pendidikan dalam memperkuat pemahaman tentang moderasi beragama.

“Program pendidikan yang mencakup nilai-nilai moderasi beragama sangat penting untuk membentuk pemahaman yang mendalam di kalangan mahasiswa dan masyarakat,” tuturnya

Di sisi lain, Warek I UIN Malang sekaligus Ketua Forum Warek I PTKIN se-Indonesia Umi Sumbulah, menjelaskan bahwa moderasi keagamaan merupakan kunci utama untuk mengatasi tantangan radikalisme pada masyarakat.

“Moderasi keagamaan ibaratnya sebuah pondasi untuk memberantas radikalisme da. Juga sebagai wadah dalam membangun pemahaman masyarakat,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

HMI Komisariat Abu Ubaid IAIN Kendari Gelar Dialog Kritis, Soroti Kesenjangan Integritas dan Tantangan Harmonisasi Kampus

Kendari, objektif.id – HMI Komisariat Abu Ubaid, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menggelar dialog progresif dengan tema “Independensi Perjuangan Mahasiswa Keharusan Universal Melawan Arogansi dan Komersialisasi dilingkungan Pendidikan”.

Kegiatan ini dilaksanakan di pelataran FEBI IAIN Kendari dengan menghadirkan provokator aktivis. pada Jum’at, (05/7/2024)

Ketua HMI Komisariat Abu Ubaid, Fahmi Ilman mengatakan dialog tersebut berangkat dari adanya kesenjangan integritas di antara lembaga kemahasiswaan, institusi kampus, serta dosen dan mahasiswa di IAIN Kendari.

“Ada beberapa peristiwa yang terjadi di lingkungan kampus IAIN Kendari yang menggambarkan kesenjangan itu, dan tentu hal ini sangat disayangkan serta menjadi PR kita bersama sebagai,” Kata Fahmi saat diwawancarai melalui via WhatsApp.

Fahmi, juga berharap agar integritas kampus IAIN Kendari dapat diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang kokoh dalam ukhuwah islamiyah, serta mampu diimplementasikan oleh seluruh mahasiswa dan dosen di kampus tersebut.

Selanjutnya, Aktivis mahasiswa IAIN Kendari, Wahyudin Wahid mengungkapkan, bahwa civitas akademika kampus tidak kritis terhadap isu-isu yang merugikan banyak orang. Dia menyoroti bahwa orientasi dosen dan kampus saat ini lebih fokus pada percepatan akreditasi dan reputasi institusi daripada pengembangan pemikiran kritis mahasiswa.

“Lingkungan kampus, terdiri dari dosen dan mahasiswa yang mana dituntut untuk berpikir kritis ironisnya malah kebalikannya karena telah terjebak iming-iming dan doktrin dosen sehingga mereka terkungkung dalam ketakutan untuk menyuarakan pendapat,” ungkapnya

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya mahasiswa kritis terhadap budaya dan nilai kampus. Dan menegaskan bahwa Al-Qur’an dan hadits adalah sumber kebenaran utama dalam civitas akademika.

Selaras dengan hal tersebut, Presiden Mahasiswa IAIN Kendari, Ibnu Qoyyim menuturkan bahwa lembaga kemahasiswaan baik ditingkat fakultas maupun institut berperan penting dalam mengatasi kendala mahasiswa.

“Jika di masa depan kalian menemukan kendala di fakultas atau institut, ikuti alur penyelesaian yang tepat, laporkan kepada lembaga kemahasiswaan di tingkat fakultas terlebih dahulu, Jika tidak terselesaikan, baru beralih ke tingkat institut, Namun, kalau tidak mendapatkan solusi apapun bahkan melalui jalur alternatif maka bakar saja ini kampus,” tuturnya

Sementara itu, Koordinator BEM Se-Sultra, Ashabul Akram, membeberkan Pemantapan teknis di IAIN Kendari menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan institusi dan pentingnya kepemilikan barang dan jasa oleh kampus untuk mendukung keberlangsungan operasional kampus.

“Dalam pembahasan teknis IAIN Kendari, pemantapan fasilitas seperti aula menjadi sorotan utama, perlu digarisbawahi bahwa tanggung jawab pemantapan ini terletak pada pemerintah, jadi ini menunjukkan adanya dua aspek penting dalam pembahasan teknis, yaitu substantif dan administratif,” bebernya

Di sisi lain, Ketua Umum Oasis Sultra, Danang Saputra menjelaskan harmonisasi kampus menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan politik dan rekonsiliasi antar faksi. Dia juga menggarisbawahi pentingnya membangun solidaritas sosial untuk memperkuat ikatan emosional dalam tatanan sosial kampus.

“Kampus ini dapat dianalogikan sebagai miniatur masyarakat negara, di mana seluruh elemen, termasuk mahasiswa, profesor, dan dosen, saling berinteraksi dan berkontribusi untuk menciptakan lingkungan akademik yang harmonis,” tutupnya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Redaksi

Warek lll IAIN Kendari Bekali Ilmu Entrepreneur Bagi Mahasiswa KIP Melalui Workshop Digital Marketing

Kendari, objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar Workshop Digital Marketing untuk mahasiswa penerima KIP di gedung Aula mini perpustakaan. Pada Sabtu, (29/6/2024)

Kegiatan ini, mendatangkan dua narasumber terkemuka yang berasal dari Makassar yakni, content creator dan public speaker, Rijal Djamal, S.S.,M.Si.,CPT serta Digital Marketing PT Arrafsyah, Muh. Mujahiddin Amrullah. Workshop ini juga dihadiri oleh 250 mahasiswa penerima KIP tahun 2023.

Warek III IAIN Kendari, Sitti Fauziah, mengungkapkan program ini untuk menanggapi dari hasil data penelitian tahun 2023 yang menunjukkan mayoritas alumni PTKIN bekerja di luar latar belakang keilmuannya.

“Sebagian besar alumni beralih karir menjadi pembuat konten atau pemilik UMKM sukses, menyadari pentingnya pengetahuan pemasaran digital kepada mahasiswa, program ini bertujuan memberikan keterampilan secara mandiri dalam membuat dan memasarkan produk,” tuturnya

Lebih lanjut, dia juga berharap adanya kegiatan tersebut, dapat menjadikan mahasiswa sebagai konten kreator edukatif yang sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Kita ingin membekali mahasiswa dengan ilmu enterpreneur yang bersinergi dengan ilmu agama, sehingga ketika alumni nanti dapat menjadi agen perubahan sesungguhnya, memiliki pengetahuan agama serta kewirausahaan,” ungkapnya.

Salah satu peserta mahasiswa KIP, Wahida, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru di luar gelar.

“Workshop seperti ini sangat bermanfaat di adakan karena mahasiswa perlu keterampilan digital marketing untuk menghadapi era digital yang semakin berkembang,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Melvi Widya

Puisi: Ketetapan Kenaikan UKT, Suara Mahasiswa Yang Terpinggirkan

Objektif.id

Di kampus yang sejuta harapan,
Mahasiswa terpinggirkan, suara terlupakan.
Tetapi, mereka berteriak suara terdengar jelas,
Menentang ketetapan kenaikan UKT yang tidak adil.

Mereka adalah pelajar yang gigih,
Bekerja keras untuk masa depan mereka sendiri.
Namun, biaya pendidikan terus meningkat,
Mereka merasa terpinggirkan, suara mereka ditekan.

Suara mahasiswa terpinggirkan berkata,
“Kita tidak mampu lagi, kita putus asa.”
Namun, mereka tetap berjuang, Suara mereka terdengar jelas,
Mereka tahu bahwa perubahan bisa terjadi.

Mereka menanyakan mengapa biaya harus meningkat,
Apakah ini benar-benar diperlukan atau hanya untuk keuntungan?
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin tahu jawabannya,
Mereka tidak ingin disisihkan tanpa alasan yang jelas.

Mereka mencari solusi lain, mencari jalan keluar,
Tidak ingin biaya pendidikan menjadi beban yang berat.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dianggap dan didengar,
Mereka berharap ada perubahan yang segera terjadi.

Mereka menunjukkan rasa cintanya pada pendidikan,
Namun, biaya tinggi membuat mereka kesulitan melanjutkan.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dihargai dan didukung,
Mereka berharap pemerintah dan lembaga pendidikan mendengarkan suaranya.

Mereka tidak hanya individu, tetapi komunitas besar,
Dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin diwakili dengan adil,
Mereka berjuang demi hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Biaya tinggi bukan hanya beban finansial saja,
Tapi juga beban emosional dan psikologis bagi banyak orang.
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dihargai dan didengar dengan empati.

Mereka adalah generasi yang penuh harapan,
Tetapi biaya pendidikan membuat mereka kesulitan bernafas,
Suara mahasiswa terpinggirkan ingin dianggap prioritas, Mereka berjuang demi masa depan yang lebih cerah.

Suara mahasiswa terpinggirkan tidak akan terlupakan, mereka akan terus berteriak, suara mereka tidak akan terhenti. Mereka berharap perubahan akan segera terjadi, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dengan bahagia.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Puisi: Suara Mahasiswa Yang Kini Terdiam

Objektif.id

Di tengah hiruk pikuk kampus yang ramai,
Suara mahasiswa terdengar menggema,
Menyuarakan kebenaran dan keadilan,
Namun kini terdiam dalam keheningan.

Mereka yang dulu berani bersuara,
Kini terpaksa menahan langkahnya,
Dibungkam oleh ketakutan dan intimidasi,
Suara mahasiswa yang kini terdiam.

Mereka yang dulu berani menantang kebijakan,
Kini merajut kedamaian dalam diam,
Jejak langkah mereka menggema di lorong kampus,
Menyisakan cerita perjuangan yang abadi.

Namun, janganlah terlena dalam kesunyian.
Karena api perjuangan takkan pernah padam,
Suara mahasiswa akan kembali berkumandang
Menyuarakan kebenaran dan harapan.

Meski terdiam, namun semangat tak pernah padam.
Mereka tetap berjuang dalam diam,
Menyusun strategi dan rencana baru,
Suara mahasiswa yang tetap bersemangat.

Dalam keheningan, ada kekuatan yang tersimpan.
Suara mahasiswa yang terdiam bukanlah kekalahan,
Melainkan persiapan untuk bangkit kembali,
Menggelegar dengan semangat yang menggema.

Biarkan waktu menjadi saksi bisu,
Suara mahasiswa yang kini terdiam akan kembali bersuara.
Menggema di sudut-sudut kampus dan jalan raya,
Menjadi corong kebenaran dan perubahan.

Janganlah terpaku pada keheningan ini,
Suara mahasiswa akan terus mengalun,
Menyuarakan aspirasi dan cita-cita,
Menggetarkan hati dan menyadarkan jiwa.

Karena, suara mahasiswa adalah harapan.
Cahaya di tengah kegelapan,
Teruslah berjuang, jangan pernah berhenti,
Suara mahasiswa takkan pernah terdiam selamanya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Menggali Sejarah Politik Kaum Muda Lewat ALDERA

Objektif.id – Buku “ALDERA Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999” adalah sebuah karya yang merekam perlawanan terhadap rezim otoritarianisme Orde baru pada awal 1990-an hingga kejatuhan Soeharto. Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) ini memainkan peran penting dalam interaksi perlawanan atas rezim tersebut.

Buku ini ditulis oleh Teddy Wibisono, Nanang Pujalaksana, dan Rahadi T. Wiratama. Buku ini dibuka dengan mengisahkan epos yang sering kali dibahas dalam pergerakan kemahasiswaan. Ini mencerminkan bagaimana gerakan politik kaum muda memiliki peran penting dalam sejarah politik Indonesia.

Ada tujuh bagian yang secara berurutan menjelaskan tentang latar belakang, sepak terjang, hingga tujuan berdirinya organisasi yang diberi nama ALDERA. Dengan struktur ini, pembaca bisa mendapatkan gambaran yang lengkap dan mendalam tentang pergerakan ALDERA.

Pada bagian awal, buku ini menjelaskan latar belakang berdirinya ALDERA yang merupakan respons terhadap kondisi politik dan sosial pada era tersebut. Organisasi ini berperan penting dalam mendorong perubahan dan memperjuangkan demokrasi di Indonesia.

Bagian selanjutnya, buku ini menjelaskan tentang sepak terjang ALDERA. Bagian ini membahas berbagai aksi dan inisiatif yang dilakukan oleh ALDERA dalam perjuangannya melawan rezim otoritarian, ini memberikan gambaran tentang bagaimana ALDERA bergerak dan berjuang dalam situasi yang sulit.

Bagian ketiga, buku ini membahas tentang tujuan berdirinya ALDERA. Adapun bagian ini penting untuk dipahami apa yang menjadi tujuan dan harapan dari pergerakannya, ini juga memberikan gambaran tentang visi dan misi dari ALDERA.

Selanjutnya, buku ini juga membahas tentang berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh ALDERA dalam perjuangannya, yang memberikan gambaran tentang bagaimana dalam proses perjuangan ini tidaklah mudah dan penuh dengan tantangan.

Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang berbagai strategi dan taktik yang digunakan oleh ALDERA dalam perjuangannya. Ini memberikan gambaran tentang bagaimana ALDERA beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi berbagai tantangan.

Dalam buku ini, menyoroti berbagai prestasi dan pencapaian yang telah diraih oleh ALDERA dalam perjuangannya, dan memberikan gambaran tentang bagaimana perjuangan ini telah menghasilkan perubahan yang signifikan.

Pada bagian akhir, buku ini memberikan kesimpulan dan refleksi tentang pergerakan ALDERA. Bagian ini sangat penting untuk dipahami yang bagaimana pergerakan ini dilihat dan dinilai dalam konteks sejarah politik Indonesia.

Secara keseluruhan, buku ini memberikan gambaran yang mendalam dan detail tentang pergerakan politik kaum muda pada era 1990-an. Buku ini juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah politik Indonesia, khususnya pada periode tersebut.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya