Partai Amanat Mahasiswa IAIN Kendari Diisukan Telah Dibubarkan, Ini Penjelasan Presiden Partai 

Kendari, objektif.id – Beredar isu di media sosial (medsos), Partai Amanat Mahasiswa (PANTAS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari telah resmi dinonaktifkan atau dibubarkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Objektif.id pembubaran Partai Politik Mahasiswa tersebut di unggah oleh salah satu Dewan Pendiri Organisasi (DPO) Partai Pantas pada akun Instagram permana ifann Selasa, (19/3) lalu.

Dalam unggahannya dia menuliskan, selaku Dewan Pendiri Organisasi memohon maaf kepada seluruh kader yang masih berharap Partai ini digunakan dalam pemilihan mahasiswa (PEMILMA).

Namun, berdasarkan keputusan Rapat Istimewa, DPO dan beberapa pengurus Partai memutuskan bahwa partai yang menjadi wadah aspirasi mahasiswa secara resmi tidak boleh digunakan atau berpotensi dibubarkan.

Menurutnya, saat ini partai yang telah melahirkan banyak ketua-ketua lembaga kemahasiswaan sudah tidak layak digunakan dengan alasan berbagai hal.

Sebagai penutup, dia mengucapkan terimakasih kepada seluruh kader dan simpatisan yang selama ini telah memilih dan mengawal jalannya demokrasi di lingkup Kampus IAIN Kendari.

Sementara itu, Presiden Partai Pantas, Danang Saputra saat dikonfirmasi objektif.id melalui via whatsApp pada Kamis (21/3/24) malam. Membenarkan adanya informasi tersebut.

Danang mengatakan, secara struktural partai, peran DPO Partai mempunyai andil besar di dalam Kelahiran Partai tersebut. Sehingga yang menyangkut dengan konsekuensi logis, keberlangsungan partai dan bahkan pembubaran partai merupakan hak prerogatif dari DPO Partai.

Dalam pengambilan kebijakan, tentunya mereka sudah terlebih dulu mempertimbangkan hal-hal yang kemudian akan di putuskan. Tanpa terkecuali, membubarkan Partai ini.

“Yang saya maksud adalah melalui pandangan yang secara subjektif mereka amati bahwa, partai ini sudah tidak layak untuk dijadikan kendaraan Politik pada Kontestasi Pemilma,” ujarnya

Lanjut Danang, hal itu disebabkan karena ada beberapa oknum kader Partai sudah tidak sejalan dengan apa yang menjadi cita-cita Partai untuk menjadi wadah aspirasi mahasiswa.

Namun, saat ditanya soal alasan pembubaran partai, ia secara tidak langsung menjelaskan, sebab hal tersebut sifatnya sensitif.

“Maka saya secara Pribadi tidak akan mungkin menerangkan secara lebih komprehensif perihal dinamika yang terjadi,” bebernya

Sebagai salah satu kader, lanjut Mantan Mentri Pergerakan Dewan Eksekitif Mahasiswa IAIN Kendari Periode 2022-2023 itu mengaku, tidak menginginkan adanya pembubaran partai tersebut.

“Secara pribadi tentunya saya tidak menginginkan demikian, itu yang perlu di catat. Karena mengapa, sebagai Partai yang Notabenenya berstatus Partai Besar, tiba-tiba diperhadapkan dengan isu itu, sungguh sangat disayangkan,” pungkasnya

Untuk diketahui, Partai Amanat Mahasiswa didirikan oleh Muh. Ifan Permana dan Muhammad Ivansyah pada tanggal 4 Februari 2019. Hingga saat ini  usia partai tersebut telah mencapai  5 tahun.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Pelatihan Holistik Jurnalis Muda di Kendari: Meningkatkan Keamanan dan Kesejahteraan Jurnalis Dalam Era Digital

Kendari, objektif.id – Pelatihan Holistik Jurnalis Muda, sebuah program pelatihan yang di inisiasi oleh Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), baru-baru ini diselenggarakan di Kendari. Pelatihan ini digelar di Rupa Co-Working Space & Office, pada Sabtu (09/03/2024)

Pelatihan ini, berfokus pada tiga aspek utama: keamanan fisik, digital, dan psikososial, yang semuanya penting dalam lingkungan kerja jurnalis saat ini.

Penyelenggara pelatihan dari PPMN, Rosniawanti, menggarisbawahi pentingnya pelatihan ini dalam membantu jurnalis muda untuk memahami dan menavigasi tantangan kerja mereka.

“Kita bekerja bukan hanya mempengaruhi aspek resikonya di aspek fisik saja, tapi juga tantangannya adalah soal di aspek keamanan atau digital security-nya dan aspek psikososial nya, tiga hal ini aspek fisik, aspek digital, kemudian psikososial itu punya keterkaitan satu sama lain karena soal fisik yang hari ini kita mendapati data untuk angka kekerasan yang paling mendominasi itu adalah kekerasan fisik yaitu ada 89 kasus nya,” ungkap Rosniawanti.

Lanjut, Rosniawanti menjelaskan, Pelatihan ini membahas berbagai isu, mulai dari kekerasan fisik dan digital hingga dampak psikososial dari bekerja sebagai jurnalis. Peserta diajarkan bagaimana mengidentifikasi dan meminimalisir resiko, serta bagaimana menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sosial mereka.

Seorang cek seker atau pemeriksa fakta di tempo.com, Zaenal Ishaq, mengatakan bahwa pentingnya keamanan digital dalam pekerjaan sebagai jurnalis, karena sebagian besar bekerja di platform digital.

“Bekerja di platform yang berbasis digital (internet) paling tidak sebelum serangan itu terjadi kita sudah mempunyai pengetahuan dasar, setidaknya untuk mengamankan diri mulai dari hal-hal dasar seperti bagaimana mengamankan email, dan media sosial. Ancaman sekarang, kita tau ada ancaman fisik, kekerasan fisik, ada ancaman psikis tapi dalam beberapa tahun ini yang menonjol, kasus kekerasan terhadap jurnalis itu adalah melalui platform digital,” jelas Zaenal.

Zaenal mencatat beberapa kasus serangan digital terhadap jurnalis, termasuk doksin yang dialami oleh jurnalis di Liputan 6 dan Tempo, serta serangan terhadap jurnalis di Narasi, dan dia juga berharap jurnalis dapat melindungi diri dari kasus kekerasan digital.

“Kita tidak mau kasus-kasus seperti ini terus berulang sehingga saya berharap jurnalis perlu membentengi diri dalam hal keamanan,” tutupnya.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi widya

HUT Ke-27 KPI IAIN Kendari Intens Visualisasikan Fotografi dan Videografi melalui KPI Fest

Kendari, objektif.id – Sebagai program kerja unggulan, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) bekerja sama dengan Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, menggelar KPI FEST di pelataran kampus IAIN Kendari, dari sejak tanggal 4-5 Maret 2024.

Acara ini, mengusung tema “Berkarya dengan Lensa Mendunia”, yang berfokus pada ekspresi visual melalui fotografi dan videografi, bukan hanya sekedar mengabadikan momen atau keindahan dunia, tetapi juga merupakan cara untuk mengekspresikan pandangan, tulisan, perasaan, atau pesan secara visual.

Ketua HMPS KPI IAIN Kendari, Nini Sasmita, mengatakan bahwa KPI FEST ini merupakan perayaan ulang tahun prodi KPI ke-27, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan semangat para pelajar dalam berkarya.

“Acara ini berfungsi untuk meningkatkan motivasi dan semangat berkarya, sekaligus mensosialisasikan program studi komunikasi dan penyiaran Islam kepada siswa-siswi MA, SMK, dan SMA,” Kata Sasmita, Selasa (5/3/2024)

Lanjut Sasmita berujar dengan adanya KPI FEST, maka diingatkan kembali bahwa setiap momen memiliki cerita dan keindahan tersendiri yang layak untuk diabadikan dan dibagikan kepada dunia.

Sasmita juga berharap kegiatan tersebut dapat berkelanjutan Serta bisa menjadi ladang pengembangan minat dan bakat untuk para mahasiswa maupun pelajar dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam.

“Kegiatan KPI FEST ini diharapkan dapat terus diselenggarakan tiap tahunnya bahkan lebih meriah lagi dan tentunya lebih seru,” pungkasnya

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Puisi: Misteri Malam Yang Sunyi

Objektif.id

Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersembunyi.
Menyisakan ku berdiri, dalam gelap yang membuncah di hati.
Misteri malam merayap, seiring detak jantung yang lelap.
Menari dalam pikiran, seolah menjadi tarian tanpa iringan.

Dalam diam, aku merenung, mencari makna dalam sunyi.
Menyentuh luka yang mendalam, yang tersembunyi dalam gelap malam.
Angin malam berbisik, membawa pesan yang pahit,
Mengingatkan akan rasa sakit, yang terjaga dalam tidur yang singkat.

Bulan pucat menatap, merasakan getar hati yang lelap.
Menyinari ruang hati yang gelap, oleh bayang-bayang rasa sakit.
Misteri malam menggema, seolah menjadi nyanyian tanpa nada.
Menyayat hati yang terluka, dalam keheningan yang mencekam jiwa.

Di malam yang sunyi, aku mencoba untuk bertahan…
Menahan rasa yang menggulir, seiring waktu yang terus berjalan.
Misteri malam terungkap, dalam setiap detik yang terlelap.
Menghantarkan aku pada kenangan, yang terpendam dalam hati yang hancur.

Di malam yang sunyi,,, aku menangis dalam diam…
Menyirami hati yang gersang, dengan air mata yang jatuh tanpa henti.
Misteri malam berakhir, seiring fajar yang mulai bersinar.
Menyisakan hati yang terluka, dalam sunyi yang terasa begitu nyata.

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Kapan Selesai?

Objektif.id 

Di sudut kampus yang ramai, duduk seorang mahasiswa akhir,
Mengais kenangan, merajut mimpi, dalam keheningan diri.
“Kapan selesai?” begitu pertanyaan yang sering terdengar.
Menyayat hati, meruntuhkan semangat, namun harus dihadapi dengan tegar.

Setiap hari menjadi perjuangan, tiap malam menjadi pertempuran,
Menaklukkan tugas dan deadline, dengan harapan dapat menyelesaikan.
“Kapan selesai?” suara itu kembali menggema.
Menyentak jantung, menggetarkan jiwa, namun harus tetap berjalan.

Dia berjalan di koridor waktu, menatap masa depan yang luas,
Membayangkan hari ketika dia bisa menjawab, “Akhirnya telah selesai.”
“Kapan selesai?” suara itu kembali memburu.
Menimbulkan keraguan, menumbuhkan ketakutan, namun dia tak boleh menyerah.

Dia menghadapi setiap tantangan dengan keberanian,
Menyambut setiap kesulitan dengan kegigihan, berharap suatu hari nanti bisa tersenyum.
“Kapan selesai?” suara itu kembali menyerang.
Namun dia berdiri teguh, dengan tekad yang kuat, menjawab, “Saya akan selesai.”

Dia adalah mahasiswa akhir, dengan pertanyaan yang ditakuti,
Namun dia tahu, setiap pertanyaan pasti ada jawabannya, dan dia akan menemukannya.
“Kapan selesai?” suara itu akan terus ada.
Namun, dia akan terus berjuang. Sampai suatu hari dia bisa menjawab, “Saya telah selesai, dan saya bangga dengan diri saya.”

 

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Lorong Sunyi Kampung Halaman  

Objektif.id -

Di lorong sunyi kampung halaman,
Berdiri sebuah rumah yang penuh dengan kenangan,
Tempat bermain, tempat tertawa,
Tempat menangis, tempat bercerita.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Ada rumah yang selalu ramai dan hangat,
Dengan suara-suara riang dan tawa,
Dan aroma masakan yang selalu menggoda.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan halaman yang luas,
Tempat bermain petak umpet dan galah asin,
Tempat berlari dan berkejaran hingga senja.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan pohon mangga tua,
Tempat bermain, tempat berteduh,
Tempat bercerita, dan tempat bermimpi.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan kamar yang selalu terbuka,
Tempat beristirahat, tempat bermimpi,
Tempat merindukan, dan tempat menanti.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan dapur yang selalu hangat,
Dengan aroma masakan yang selalu menggoda,
Dan cerita-cerita yang selalu menarik.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan serambi yang luas,
Tempat berkumpul, tempat bercerita,
Tempat tertawa, dan tempat berbagi.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan jendela yang selalu terbuka,
Tempat memandang, tempat merenung,
Tempat bermimpi, dan tempat menanti.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan pintu yang selalu terbuka,
Tempat masuk, tempat keluar,
Tempat datang, dan tempat pergi.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan atap yang selalu melindungi,
Tempat berteduh, tempat berlindung,
Tempat merasa aman, dan tempat merasa nyaman.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan dinding yang selalu berdiri tegak,
Tempat bersandar, tempat berpegangan,
Tempat merasa kuat, dan tempat merasa teguh.

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan lantai yang selalu bersih,
Tempat berjalan, tempat berlari,
Tempat bermain, dan tempat beristirahat. 

Di lorong sunyi kampung halaman,
Rumah dengan kenangan yang selalu abadi,
Tempat mengenang, tempat merindukan,
Tempat menanti, dan tempat kembali.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor: Melvi Widya

Pilcaleg, Ajang Bagi-Bagi Cuan

Objektif.id

Di tengah hiruk pikuk kota hingga ke pelosok desa,
Terdengar suara-suara riuh.
Pesta demokrasi telah tiba,
Pil Caleg, ajang bagi-bagi cuan...

Janji-janji manis terucap,
Harapan-harapan mulai tumbuh.
Di balik topeng dan jubah, ada wajah yang tertutup,
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan...

Suara-suara mulai berbicara,
Mereka memilih dengan hati dan jiwa.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Harapan untuk masa depan yang cerah, dan bersinar...

Kotak suara menjadi saksi bisu,
Dari pilihan rakyat yang tak terhenti,
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan memimpin tanah air kita???

Perubahan di ambang pintu,
Di tengah keramaian dan kegaduhan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Harapan untuk Indonesia yang lebih baik....

Demokrasi, suara rakyat,
Di tengah hiruk pikuk dan kebisingan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan menjadi pilihan rakyat???

Demokrasi, suara hati,
Di tengah keramaian dan kegaduhan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan memimpin negeri ini???

Demokrasi, suara keadilan,
Di tengah kebisingan dan keriuhan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan membawa perubahan???

Demokrasi, suara kebenaran,
Di tengah kegaduhan dan kegemparan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan membawa keadilan???

Demokrasi, suara kebebasan,
Di tengah keriuhan dan kegemparan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan membawa kebebasan???

Demokrasi, suara keberanian,
Di tengah kegemparan dan kegaduhan.
Pilcaleg, ajang bagi-bagi cuan,
Siapa yang akan membawa keberanian???

Harapan rakyat, harapan kita semua,
Bukan hanya kata-kata yang diucapkan.
Janji-janji yang telah dilantunkan,
Dan omong kosong yang disampaikan...

Penulis: Rachma Alya Ramadhan
Editor : Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Janji Politik, Antara Harapan Atau Petaka

Objektif.id – Di tepi pemilu, janji manis berderai,, Dari bibir caleg, berlomba-lomba memikat hati. Mereka berjanji akan membawa perubahan, Namun, apakah ini hanya mimpi di siang bolong?

Janji-janji itu terdengar begitu indah,, Seperti lagu yang merdu, membius telinga. Namun, di balik nada-nada itu, Apakah ada kebenaran, atau hanya omong kosong?

Mereka berjanji akan membangun negeri,, Membuatnya lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera. Namun, apakah mereka benar-benar peduli, Atau hanya ingin memperebutkan kursi?

Mereka berjanji akan memerangi korupsi,, Membuat sistem yang bersih dan transparan. Namun, apakah mereka benar-benar jujur, Atau hanya permainan retorika belaka?

Mereka berjanji akan memperjuangkan rakyat,, Membela hak-hak mereka, dan memberikan keadilan. Namun, apakah mereka benar-benar tulus, Atau hanya ingin mendapatkan suara?

Di tepi pemilu, janji manis berderai,, Seperti hujan yang turun, membasahi tanah. Namun, apakah hujan itu akan membawa kehidupan, Atau hanya akan membuat tanah menjadi licin?

Kita, sebagai rakyat, harus berpikir kritis,, Tidak terbuai oleh janji-janji manis. Kita harus memilih dengan bijaksana, Untuk masa depan negeri yang lebih baik.

Kita harus meminta bukti, bukan hanya janji,, Kita harus meminta tindakan, bukan hanya kata-kata. Kita harus meminta kejujuran, bukan hanya retorika, Untuk memastikan bahwa pemilu ini benar-benar adil.

Di tepi pemilu, janji manis berderai,, Namun, kita harus tetap waspada dan kritis. Karena, di balik janji-janji itu, Ada masa depan negeri yang sedang dipertaruhkan.

Jadi, mari kita dengarkan janji-janji itu,, Namun, jangan lupa untuk meminta bukti. Karena, di balik janji manis di tepi pemilu, Ada tanggung jawab yang harus kita pikul.

Jadi, mari kita pilih dengan bijaksana,, Siapa yang berhak menjadi pemimpin, Untuk memajukan tanah impian ini Bukan hanya omong kosong yang diungkapkan….

Penulis: Rachma Alya Ramadhan

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Tawa Pahit Kenangan Seseorang

Objektif.id 
Di balik tawa yang riang dan gembira, 
Ada seorang yang hatinya penuh luka. 
Dia tertawa, tapi matanya berbicara, 
Tentang rasa sakit yang tersembunyi di balik senyum.

Dia adalah penopang harapan, 
Tapi di balik senyumnya, ada duka yang mendalam. 
Dia berbagi tawa, tapi dia sendiri yang menangis, 
Menyembunyikan air mata di balik wajah yang riang.

Dia adalah mentor, guru, dan teman,
Tapi dia juga manusia, dengan hati yang bisa terluka. 
Dia berbagi pengetahuan, tapi dia sendiri belajar, 
Tentang kehidupan, cinta, dan rasa sakit yang tak terkira.

Dia adalah seseorang yang selalu ada, 
Tapi dia juga merindukan masa lalu yang telah pergi. 
Dia berbagi cerita, tapi dia sendiri merenung, 
Tentang kenangan yang telah lama berlalu.

Dia adalah pemandu, yang menunjukkan jalan, 
Tapi dia juga merasa tersesat di tengah hutan. 
Dia berbagi petunjuk, tapi dia sendiri mencari, 
Jalan pulang ke masa lalu yang telah hilang.

Dia adalah seseorang, yang selalu tersenyum, 
Tapi di balik senyumnya, ada rasa sakit yang mendalam. 
Dia berbagi tawa, tapi dia sendiri menangis, 
Menyembunyikan air mata di balik tawa yang manis.

Dia adalah pejuang, yang selalu berjuang, 
Tapi dia juga merasa lelah dan ingin beristirahat. 
Dia berbagi semangat, tapi dia sendiri merasa lemah, 
Menyembunyikan kelelahan di balik semangat yang teguh.

Dia adalah seseorang yang selalu berbagi, 
Tapi dia juga merindukan masa lalu yang telah pergi. 
Dia berbagi kenangan, tapi dia sendiri merenung, 
Tentang masa lalu yang telah lama berlalu.

Dia adalah seseorang, yang selalu memberi, 
Tapi dia juga merasa kehilangan dan ingin menerima. 
Dia berbagi kasih, tapi dia sendiri merasa sepi, 
Menyembunyikan kesepian di balik kasih yang tulus.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan 
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Di Balik Gerbang Kampus: Sebuah Awal Menanti

Objektif.id – Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Langkah pertama di tanah impian, hati berdebar kencang. Tak ada lagi seragam putih abu-abu,Kini warna-warni kehidupan kampus menghampiri…

Buku-buku tebal dan tugas yang tak pernah habis,,

Malam-malam panjang, diskusi tanpa henti. Tapi di sana juga, teman baru dan cerita,,Tawa dan tangis, suka dan duka, semua menjadi satu…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Mimpi-mimpi besar, harapan yang tak terhingga. Kini, aku bukan lagi siswa SMA, Aku adalah mahasiswa, penjelajah dunia baru…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Tantangan dan peluang, semua ada di sini. Aku siap, aku berani, aku akan maju, Karena di balik gerbang kampus, masa depanku menanti…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Aku belajar, aku tumbuh, aku bertransformasi, Dari seorang anak, menjadi seorang pemuda, Dengan semangat yang membara, dan tekad yang kuat…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Aku belajar tentang kehidupan, tentang cinta, dan tentang diri. Aku belajar untuk berjuang, untuk berkorban, dan untuk mencintai, Karena di balik gerbang kampus, aku menemukan diriku…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Aku belajar untuk berani, untuk berdiri, dan untuk berbicara. Aku belajar untuk berpikir, untuk merenung, dan untuk bertindak, Karena di balik gerbang kampus, aku menemukan suaraku…

Di balik gerbang kampus, sebuah awal menanti,,

Aku belajar untuk bermimpi, untuk berharap, dan untuk berdoa. Aku belajar untuk bersyukur, untuk berbagi, dan untuk berkasih sayang, Karena di balik gerbang kampus, aku menemukan hatiku…

Penulis: Rachma Alya Ramadhan

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Menginspirasi! Karena Kecintaan kepada Anak-Anak, Mahasiswi Ini Jadi Guru Les Privat

Kendari, Objektif.id – Dua mahasiswi cantik asal Institut Agama Islam Negeri Kendari, Novi Arlianti Amir (19) dan Melvina Nurcahyani (19), membuka jasa les privat bagi anak TK maupun SD, untuk membantu orang tua dalam mendidik anaknya.

Mahasiswi yang sekarang duduk di semester tiga ini telah membuka jasa les privat ini sekitar tiga bulan  yang dapat dibilang masih tergolong sangat kecil karena baru memulai.

Ketgam: Novi (sebelah kanan) bersama rekannya Melvina (sebelah kir). Foto: Ist.

Novi mengungkapkan, dalam proses mengajar seorang anak terdapat berbagai kesulitan yang mereka dapatkan, misalnya  anak yang mudah bosan, tidak fokus, ditambah anak zaman sekarang yang kehidupannya hanya seputar tentang gadget.

“Tantangan utama bagi kami adalah mengatasi kebosanan dan distraksi anak-anak. Kami perlu memahami karakter mereka, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, dan menciptakan media serta alat pembelajaran menarik untuk mempertahankan minat mereka. Terlebih lagi, tantangan terberat nya adalah menghadapi distraksi dari gadget,” tutur Novi pada objektif.id  melalui via WhatsApp, pada Jumat (17/11/2023).

Selain itu, Melvina juga menambahkan, untuk mengatasi kesulitan yang ada mereka menawarkan konsep pembelajaran yang menyenangkan dan pastinya disukai oleh anak-anak.

“Jadi untuk menghilangkan rasa bosan dari anak-anak, ada beragam cara. Misalnya, dalam belajar, kita sediakan konsep belajar sambil bermain untuk melatih gerak motorik dan sensorik anak,” ungkap Melvina.

Lebih lanjut, mereka juga menciptakan media pembelajaran yang menarik minat anak-anak, menjadikan pembelajaran tidak hanya menyenangkan dalam bayangan, tetapi juga dalam praktiknya. Menurut mereka, Pembelajaran menjadi lebih fokus dan intensif dengan satu atau dua murid per-sesi, serta memastikan setiap anak mendapatkan perhatian penuh.

Meskipun jurusan Ekonomi Syariah, Novi dan Melvina melihat peluang dalam membuka usaha les privat. Menurut mereka, les privat adalah bidang jasa yang minim modal. Berbeda dengan usaha produk yang memerlukan biaya besar, les privat memberikan kesempatan untuk meningkatkan wawasan melalui layanan pendidikan.

Biaya les privat yang mereka tawarkan juga terjangkau, berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 80.000 per pertemuan. Dengan demikian, mereka memastikan layanan mereka dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.

Novi dan Melvina berharap usaha les privat mereka tidak hanya membantu orang tua dalam mendidik anak-anak, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi setiap murid. Dengan pendekatan kreatif dan fokus pada kebutuhan individual, keduanya menghadirkan alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Penulis: Rachma Alya Ramadhan

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Jelang Hari Santri, IAIN Kendari Bakal Adakan EXPO Kemah Santri

Kendari, Objektif.id – Menjelang peringatan Hari Santri Institut Agama Islam Negeri Kendari bakal menyelenggarakan Expo Karya Inovasi, Porseni, dan Kemah Santri di gedung pelataran terpadu. Pada tanggal 22-26 Oktober 2023 mendatang.

Kegiatan ini, akan diikuti oleh sebanyak 30 pondok pesantren penerima bantuan inkubasi dan 109 SMA/MA se-Sulawesi Tenggara.

Wakil Rektor III IAIN Kendari Sitti Fauziah mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari edaran Dirjen Pendidikan Islam, dan seluruh PTKIN se-Indonesia menjadi host acara kegiatan tersebut.

“Kegiatan kita ada tiga, ada Expo, kemah, dan Porseni dari masing-masing peserta, dengan hadirnya SMA/MA juga disitu kita akan akomodasi supaya IAIN semakin banyak dikenal,” tutur Fauziah pada, senin (16/10).

Lanjut Fauziah, dia berharap kegiatan tersebut berjalan lancar hingga akhir serta melalui ajang sosialisasi dapat mendongkrak minat masuk mahasiswa ke IAIN Kendari.

“Kami selaku pimpinan tentunya mengharapkan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses, tak lupa juga karena kegiatan ini juga merupakan ajang sosialisasi Kendari semoga minat masuk di IAIN Kendari dapat mencapai 2.000 karena progresnya itu lebih besar di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan,” pungkasnya.

Penulis: Rahma
Editor: Melvi Widya