Dalam Rangka Pemilu Damai 2024, Sahabat Adhyaksa Kejati Sultra Gelar Koordinasi bersama Polda Sultra dan Sultrademo

Kendari, Objektif.id – Sahabat Adhyaksa Kejati Sultra berkolaborasi bersama Pokdar Kamtibmas Polda Sultra, dan Sultrademo Pemantau Pemilu menggelar koordinasi di Mapolda Sultra pada, Rabu (15/11/2023).

Kegiatan ini bertajuk kampanye semarak keadilan pemilihan umum dengan mengangkat tema “Mitigasi Tindak Pidana Pemilu 2024, Menuju Indonesia Emas 2045”.

Ketua Umum Sahabat Adhyaksa Kejati Sultra Laode Hidayat, mengatakan acara ini merupakan wadah pemberian edukasi kepada masyarakat dan pihak penyelenggara pemilu untuk menyukseskan jalannya pesta demokrasi berkualitas dan damai sesuai dengan agenda Indonesia Emas 2045.

“Mengapa demikian karena bangsa ini ada agenda terkait Indonesia Emas 2045 dan agenda tersebut bisa kita capai apabila bangsa ini mengalami status politik yang berkualitas apa lagi kita pesta demokrasinya sekarang adalah pemilu serentak,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa fokus kegiatan ini berada pada masalah yang sering terjadi pada saat berlangsungnya pemilu maupun pasca pemilu.

“Biasanya dalam proses pemilu ataupun setelahnya terdapat banyak masalah yang timbul seperti ujaran kebencian dan money politik, nah untuk itulah kita sosialisasikan melalui edukasi agar bangsa kita cerdas secara politik,” sambungnya.

Hidayat berharap kampanye semarak keadilan ini dapat menyentuh hingga ke pelosok-pelosok desa.

“Supaya masyarakat daerah dengan masyarakat di kota itu punya pemahaman yang sama terkait materi yang kami kampanyekan,” harapnya.

Diketahui, Sahabat Adhyaksa Kejati Sultra ini akan kembali menggelar kampanye semarak keadilan di 17 kabupaten kota yang nantinya akan bekerjasama dengan Kejari dan Bawaslu masing-masing kabupaten.

Penulis: Tesa Ayu Sri Natari

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Puluhan Kader Dari 24 Cabang di Indonesia Warnai Arena Intermediate Training Tingkat Nasional HMI Cabang Kendari

Objektif.id, Kendari – HMI cabang Kendari sukses menggelar intermediate training (LK II) tingkat Nasional yang diikuti sebanyak 24 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di BPMP Sultra Jl. Di Panjaitan Kota Kendari sejak 5-12 November 2023.

24 cabang tersebut diantaranya, cabang Kendari, Kolaka, Kolaka Utara, Raha, Bau Bau, Konawe Selatan, Konawe, Makassar, Makassar Timur, Goa Raya, Luwuk Banggai, Poso, Palopo, Palu, Polewali Mandar, Gorontalo, Sorong, Jaya Pura, Samarinda, Enrekang, Mimika, Ambon, Bone, dan Limboto.

Kegiatan ini, mengusung tema “HMI Dalam Akselerasi Society 5.0 Menuju Indonesia Emas 2045” dengan memiliki 160 pendaftar yang mengikuti seleksi melalui pengiriman artikel ilmiah. Sedang, yang diluluskan hanya 63 peserta setelah melewati satu minggu masa screening test.

Ketua umum HMI cabang Kendari, Sapril berharap Intermediate Training ini mampu melahirkan kader yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan era society 5.0.

“Besar harapan kami, agar kader HMI saat ini dan kedepannya tidak hanya sebatas penonton dalam percaturan menuju Indonesia Emas 2045. Untuk itu, kita harus menyadarkan posisi kader agar bisa segera berbenah dan menyesuaikan diri dalam berpikir dan bertindak kedepannya,” harapnya.

Disisi lain ketua panitia Zuhur La Made, juga menuturkan kebahagian tersendiri karena melihat tingginya antusias dari peserta dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh HMI cabang Kendari.

“Sangat tinggi antusias dari kader, mulai dari tahapan awal kita sudah menerima ratusan artikel ilmiah sebagai syarat awal untuk mengikuti forum LK 2 ini,” tuturnya.

Dia juga berharap agar lulusan Intermediate Training ini menjadi insan yang unggul untuk menopang peradaban baik secara nasional maupun internasional, sesuai dengan tema yang telah diusung.

“Semoga setelah mereka kembali ke cabang masing-masing mampu mengimplementasikan ilmu atau pengalaman yang telah mereka dapatkan di forum ini, sehingga kita termaksud juga yang mampu menopang pembangunan bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Penulis: Maharani

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

IMPPW Sukses Melaksanakan Family Day ke-5

Kendari, Objektif.id – Ikatan Mahasiswa Pemuda Pelajar Wolo (IMPPW) Sultra melaksanakan kegiatan hari kekeluargaan (Family Day ) ke-5 di Kebun Raya Kendari, Minggu (29/10/2023).

Ketua umum IMPPW Sultra, Akbar mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan guna menjadi proses pengenalan diri dari satu sama lain antara mahasiswa pemuda dan pelajar serta alumni yang berasal dari Kecamatan Wolo.

“Family day ke-5 ini juga sebagai wadah menempuh pembelajaran dimana didalamnya terdapat materi-materi yang dibawakan oleh para senior IMPPW SULTRA kepada peserta family day ke-5,” ujarnya pada objektid.id.

Dirinya berharap, dengan adanya kegiatan ini bisa menciptakan rasa kekeluargaan yang lebih harmonis, solid, serta ber-etika antara sesama mahasiswa pemuda dan pelajar yang berasal dari Kecamatan Wolo.

Sementara itu Ketua Panitia Muh. As’ad mengatakan, kegiatan ini adalah kegiatan rutinitas tahunan yang wajib dilaksanakan oleh Dewan Pengurus IMPPW SULTRA.

“Dan kegiatan dilaksanakan dalam satu sekali setahun dan mengharapkan terlaksananya kegiatan ini dapat menumbuhkan bibit – bibit unggul yang bisa melanjutkan kepengurusan sebelumnya,” pungkasnya.

Penulis : Ikramullah

Editor : Melvi Widya

Viral, Detik-Detik Warga di Koltim Disantap Buaya

Kolaka Timur, Objektif.id – Seorang warga di Desa Pekorea, Kecamatan Aere, Kabupaten Kolaka Timur Provinsi Sulawesi Tenggara diterkam buaya pada, Minggu (15/10/2023).

Dari rekaman video berdurasi 37 detik yang diterima Objektif.id, terlihat predator berdarah dingin itu sedang mencabik-cabik kaki korban yang diketahui berinisial MZ (48) di tepi sungai.

Terdengar, warga yang merekam kejadian tersebut berteriak histeris meminta salah seorang yang disinyalir merupakan seorang perugas untuk menembak buaya tersebut.

“Tembak pak, tembak pak,” teriak warga dalam rekaman video.

Kepala Kantor Pencaharian dan Pertolongan (KPP) Kendari, Muhamad Arafah menceritakan kronologi kejadian tersebut bermula saat korban hendak menjaring ikan di Sungau Wunggulok, sekira pukul 14.15 Wita.

“Rekan korban yang menyaksikan kejadian itu langsung berteriak meminta bantuan pertolongan ke warga sekitar hingga akhirnya warga berdatangan,” ungkap Arafah.

Meski demikian lanjut Arafah, korban sudah tidak bisa deselamatkan dari cengkraman predator air tawar itu.

Diketahui, hingga saat ini Tim SAR masih melakukan penyisiran di sekitar sungai guna mencari jasad korban.

Penulis: Rizal Saputra
Editor: Wahyudin Wahid

HIPMAKAP Meminta Pemda Konawe Jangan Anak Tirikan Kecamatan Kapoiala

Konawe, Objektif.id – Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kecamatan Kapoiala (HIPMAKAP) meminta Pemda Kabupaten Konawe melalui Pj. Bupati Konawe Harmin Ramba untuk tidak menganaktirikan Kecamatan Kapoiala.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Madan Kurniawan selaku Ketua Umum HIPMAKAP bukan tanpa alasan, Pasalnya Kecamatan Kapoiala yang telah terbentuk selama 16 tahun lamanya tidak ada kemajuan signifikan dari segi pembangunan infrastruktur.

“Kurang lebih 16 Tahun Kecamatan Kapoiala di terlantarkan oleh Pemda Kabupaten Konawe. Hal itu ditandai dengan tidak adanya pembangunan infrastruktur yang signifikan, sehingga menjadikan kualitas pembangunannya di bawah rata-rata,” kata Madan dalam keterangannya, pada Sabtu (14/10/2023)

Dia juga menambahkan, Kecamatan Kapoiala merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan mega proyek PT VDNI dan PT OSS yang diharapkan mampu memberikan dampak yang positif.

Namun pada kenyataannya, perusahaan yang nyaris satu dekade beroperasi itu tidak mampu meningkatkan kesejahteraan hidup pada masyarakat Kapoiala. Hal itu, ditandai dengan banyaknya masyarakat yang terdampak penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) akibat polusi udara.

“Bukannya pembangunan infrastruktur yang meningkat, melainkan sumber penyakit yang kian meningkat setiap tahunnya akibat aktivitas dari perusahaan pertambangan tersebut,” Pungkasnya.

Hingga saat ini, belum ada solusi yang diberikan dari perusahaan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe.

Penulis: Ijah

Editor: Tesa ASN

Maraknya Curanmor di Kalangan Mahasiswa, BEM UHO Ancam Demo

Kendari, Objektif.id – Akhir-akhir ini tengah marak terjadi aksi pencurian sepeda motor di Kota Kendari, dan yang menjadi korban adalah masyarakat khususnya mahasiswa.

Merespon banyaknya keluhan yang berdatangan dari mahasiswa, Menteri Internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Haluoleo, Jafir Halim mengatakan Polresta Kota Kendari tidak serius dalam menanggapi perihal ini.

“Polresta Kota Kendari tidak serius dalam menyikapi keresahan masyarakat. Sebab, Kamtibmas Kota Kendari tidak menjalankan apa yang seharusnya mereka lakukan seperti patroli rutin secara masif di jalur-jalur yang menjadi potensi curanmor,” ungkapnya.

Jafir menegaskan agar Kapolda Sultra melakukan evaluasi terhadap kinerja Polresta Kota Kendari dalam menjalankan tugasnya agar dapat menekan tindak kriminal tersebut.

“Saya menegaskan kepada Kapolda Sulawesi Tenggara untuk mengevaluasi kinerja dari Polresta Kendari agar menjalankan tupoksinya dengan baik sehingga bisa menekan tindak kriminal tersebut,” tegasnya.

Terakhir dia menekankan kepada Kapolda Sultra untuk serius dalam menanggapi hal ini, jika tidak mereka akan menggelar aksi demonstrasi.

“Jikalau hal ini tidak di indahkan jangan salahkan saya dan kelompok mahasiswa bersatu akan mengelar aksi besar-besaran untuk menduduki Mapolda Sulawesi tenggara, untuk itu di harapkan keseriusan dan profesionalitas dari Kapolda Sultra untuk menyelesaikan persoalan ini,” tutupnya.

Reporter : Fitriani
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Propam Polda Sultra Dinilai Lambat Proses Kasus Pemukulan Mahasiswa di RS Hermina

Kendari, Objektif.id – Sejumlah mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Konsorsium Mahasiswa Bersatu kembali gelar demonstrasi di depan Markas Kepoolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (4/10/2023).

Gerakan aksi unjuk rasa ini disebabkan lambatnya pihak Propam memproses kasus dugaan pemukulan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap mahasiswa di depan Rumah Sakit Hermina Kendari pada Senin (18/9/2023), lalu.

Salah satu korban yang juga merupakan jendral lapangan dalam aksi tersebut, Rabil mengatakan bahwa tujuan aksi yang dilakukan adalah untuk mempertanyakan sudah sejauh mana proses penyidikan terkait laporan pemukulan yang masuk dari tanggal 18 September pekan lalu.

“Kedatangan kami disini hanya ingin menuntut hak sebagai korban, mempertanyakan sudah sampai di mana tahapan kasus ini”, tegasnya.

Rabil menyatakan jika dirinya sangat kecewa atas kinerja Propam Polda Sulawesi Tenggara yang diduga tidak berani menuntaskan kasus pemukulan ini. Dia menegaskan, bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan hak-haknya sebagai korban agar mendapatkan keadilan.

Senada dengan Rabil, Irjal Ridwan yang juga merupakan salah satu korban pemukulan menyampaikan kekhawatirannya saat di temui awak media. Dirinya merasa kasus ini seperti sengaja untuk tidak dituntaskan karena sudah menjelang 2 minggu laporan mereka tidak ditangani secara serius.

Sementara pihak dari anggota Propam yang menerima kedatangan masa aksi di ruangannya mengatakan laporan pemukulan tersebut baru akan dilimpahkan ke Polresta Kendari.

Menanggapi kinerja propam yang dinilai buruk, Irjal Ridwan akan melakukan konsolidasi besar-besaran untuk bertandang ke Markas Besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri) melaporkan Kadiv Propam Sultra atas dugaan melindungi anggota kepolisian yang diduga melakukan penganiayaan dan pemukulan terhadap mahasiswa.

“Akan kami pressure terus kasus ini sampai ke Mabes, tidak boleh lagi ada oknum polisi yang melanggar kode etik kepolisian sehingga tidak memakan banyak korban”, tutupnya.

Penulis: Harpan Pajar
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

HMI Cabang Kendari Soroti Usulan Wakil Ketua Komisi X DPR RI

Kendari, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kendari soroti usulan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf yang melibatkan Aparat Penegak Hukum (APH) sebagai pembina Bimbingan penyuluhan (BP) di lingkungan sekolah. (05/10/2023)

Dede Yusuf, melalui rilis kepada parlementaria (3/10) beranggapan bahwa hal ini sebagai bentuk pemberian sanksi disiplin dan guru hanya sebatas mengajar saja juga berdasarkan revisi Permendikbud nomor 46 tahun 2023 tentang Pencegahan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP).

Di sisi lain, HMI cabang Kendari melalui bidang Pembinaan Anggota (PA), Zuhur Lamade tidak sepakat akan usulan yang dilakukan Wakil Ketua Komis X DPR RI tersebut, karena menilai bahwa APH ini tidak memiliki ilmu mendasar dan hanya mencoreng nama baik Bimbingan dan Konseling (BK).

“Secara keilmuan bahwa pengusulan Babinsa sebagai guru BK tidak tepat karena tidak memiliki latar belakang keilmuan untuk berdiri di bidang itu sehingga melahirkan stigma bahwa guru BK yang seharusnya menjadi sahabat siswa justru nampak polisi di sekolah,” bebernya.

Ia juga mempertanyakan masa depan mahasiswa(i) dari lulusan Bimbingan dan Konseling (BK), juga mengharapkan pemerintah mencabut usulannya dan fokus kepada fasilitas penunjang program ke-BK-an.

“Saya pikir banyak penelitian di sekolahan oleh mahasiswa bimbingan dan konseling seharusnya menjadi rujukan dalam membangun kebijakan serta lebih baik program guru BK mendapat dukungan dari sistem karena masih banyak sekolah yang tidak memiliki ruangan konseling jadi, usulan itu saya harap tarik kembali karena ini bukan menyelesaikan masalah namun menambah masalah,” pungkasnya.

Penulis: Tesa
Editor: Melvi

Gelar Dialog Publik, Oasis Sultra Angkat Isu Kebebasan Berpendapat Keberkahan atau Petaka

Kendari, Objektif. id – Pengurus Organisasi Akademisi Mahasiswa Islam (Oasis) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan bazar dan dialog publik disalah satu warkop yang ada di Kota Kendari pada Minggu (1/10/2023), sekira pukul 21.00 Wita.

Pantauan Objektif.id, dialog yang mengusung tema “Kebebasan Berpendapat, Keberkahan atau Petaka” ini dihadiri puluhan organisasi mahasiswa lingkup Sultra. Tidak hanya itu, Terlihat pula beberapa lembaga kemahasiswaan internal kampus UHO dan IAIN Kendari.

Hadir sebagai narasumber, Ivansyah mengatakan tema yang diangkat jika dipandang dari segi perspektif demokrasi para pemimpin orde lama dan orde baru mereka berkata bahwa, kepemimpinan mereka adalah demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila tapi pada penerapannya cenderung otoriter.

Dimaksudkan otoriter, kata Ivansyah, karena segala bentuk kekuasaan dan media itu berada dalam pengendalian pusat penguasaan. Sehingga, dengan itu kurangnya kebebasan berpendapat bagi masyarakat yang tidak terlibat dalam bagian pemerintahan.

Oleh karena itu lanjut Ivansyah, kebebasan berpendapat di dalam term agama Islam itu sama sekali tidak ada paksaan.

“Kalau kita bandingkan antara keberkahan atau petaka, dia masuk dalam konteks dikeberkahan karena Allah sendiri yang mengajarkan bahwa seharusnya kita bisa bersikap, kita punya pandangan tapi pandangan dan sikap itu harus kita pertanggungjawabkan apapun konsekuensinya,” ucap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu.

Sementara itu, Ibnu Qayyim salah satu mahasiswa asal IAIN Kendari mengatakan, diera sekarang ini banyak mahasiswa sebagai penyambung suara rakyat begitu apatis serta malas pusing terhadap gerakan-gerakan kemanusiaan baik itu di lingkup kampus maupun di luar kampus.

Dirinya berharap mahasiswa hari ini yang telah dilegitimasi sebagai agent of change, ketika paham tentang sebuah ilmu pengetahuan, paham tentang hukum namun untuk tidak mendiamkan adanya beberapa problem-problem yang terjadi.

“Saya berharap kepada mahasiswa jangan menutup mulut, telinga, dan mata terhadap apa yang terjadi kedepan” pungkasnya.

Reporter : Ian Aristiawan
Editor: Rizal Saputra

Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi, Dua Mobil Tabrakan di Puncak Wolasi

Konawe Selatan, Objektif.id – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Puncak Wolasi, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Rabu (27/9/23).

Kecelakaan tersebut melibatkan satu mobil pick up putih dan satu mobil Wuling merah, diduga mobil pick up putih melaju dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan keterangan saksi mata yang sedang melintas saat insiden laka lantas ini, Hestin mengatakan kecelakaan terjadi di puncak Wolasi, pukul 11.00 siang.

“Sekitar pukul 11.00 siang tepatnya didepan Penjual jagung rebus puncaknya di wolasi, dari arah Punggaluku menuju Kendari mobil,” tutur Hestin kepada Objektif.id sesaat setelah insiden tersebut.

Lanjut, Hestin mengatakan terkait kronologi kejadian, dimana mobil pick up putih yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyalip mobil korban dan mengakibatkan mobil putih menabrak tiang spanduk.

“Mobil pick up putih menyalip mobil wuling merah yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi sehingga ia tak bisa mengendalikan mobilnya dengan baik yang menyebabkan ia menabrak tiang spanduk sehingga si pengendara mobil pick up putih terlempar di sisi kiri jalan”, lanjutnya.

Selanjutnya, dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa. Tetapi mobil wuling merah mengalami rusak parah pada bagian depan sebab disenggol oleh mobil pick up putih. Sedangkan mobil pick up putih mengalami rusak parah pada bagian depan mobil dan dua ban depan terlepas.

Lebih lanjut, Hestin mengatakan peristiwa ini telah dilaporkan oleh warga desa setempat kepada pihak berwajib.

“Sampai saat saya meninggalkan TKP Warga dengan cekatan melaporkan kejadian tersebut pada pihak yang berwajib guna menertibkan”, pungkasnya.

Penulis: Maharani
Editor: Muh. Akmal Firdaus

Fokus Urus Pemilu Abaikan Kasus HAM, KBM IAIN Kendari Minta Kapolda Sultra Tangkap Otak Pelaku Penembakan Yusuf dan Randi

Kendari, Objetif.id – Kematian Yusuf Kardawi dan Randi mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tertembak saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana alias RKUHP dan pelemahan KPK di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 26 September 2019 lalu hingga kini masih jadi misteri.

Sudah memasuki 4 tahun wafatnya dua mahasiswa itu, namun sampai saat ini belum ada titik terang dari Kapolda Sultra mengenai kasus pelanggaran hak asasi manusia ini. Sehingga Aksi unjuk rasa dari kalangan mahasiswa masih terus dilakukan guna menuntut kejelasan tentang kasus itu.

Tepat ditanggal kematian dua mahasiswa itu, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Sedarah Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari Konawe Selatan, minta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk tangkap otak pelaku penembakan Yusuf dan Randi.

Dari pantauan Objektif.id, massa aksi mulai berdemonstrasi pukul 08.00 Wita di Pelataran Kampus IAIN Kendari, pukul 10.00 Wita massa aksi menuju ke Gerbang Batas Kota Kendari – Konawe Selatan. Terlihat massa memengang spanduk yang bertuliskan “Kamu ini main tembak aja, bertobatlah”.

Terlihat massa juga melakukan aksi bakar ban dan memblokade beberapa ruas jalan sehingga mengakibatkan arus lalulintas disekitar batas kota di alihkan.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari, Ashabul Akram mengatakan, sudah 4 tahun lamanya kasus pembunuhan Yusuf dan Randi belum ada titik terang bahkan dalang pelaku pembunuhan yang merupakan oknum polisi sampai saat ini masih berkeluyuran.

“Ada satu oknum yang ditetapkan sebagai tersangka, namun sampai hari ini oknum polisi itu masih merajalela,” kata Ashabul.

Dirinya menilai, Kapolda Sultra saat ini lebih mementingkan pemilu serentak untuk pemilihan Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota DPRD ditahun 2024 mendatang ketimbang menyelesailan kasus pelanggaran HAM yang dialami Yusuf dan Randi.

Untuk itu lanjut Ashabul, pihaknya meminta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM. Meminta Kapolda harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf. Pihaknya juga meminta agar evaluasi kinerja Kapolda mengenai pelanggaran HAM serta meminta Kapolda Segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM di Sultra.

Di tempat yang sama Jendral Lapangan, Taici menegaskan, keadilan harus di terima oleh Almarhum Randi dan Yusuf walaupun mereka telah meninggal dunia. Sementara oknum-oknum polisi yang melakukan tindakan pembunuhan atau pencabutan nyawa harus ditindak lanjuti dan di selesaikan.

“Setidaknya dia di berhentikan sebagai polisi, kemudian keinginan kami pada pihak Kapolda Sultra untuk secepatnya merealisasikan dan menemukan oknum-oknum tersebut,” Ucap Taici.

Kerena lanjut Taici, tupoksi Kepolisian untuk menyelidiki masalah-masalah yang terjadi di kalangan khususnya di Kapolda Sultra itu adalah perintah undang-undang.

“Semoga wacana ini dapat segera sampai kepada Kapolda Sultra apabila kepolisian tidak menindak lanjuti, yakin dan percaya seluruh mahasiswa IAIN Kendari akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar dari pada ini.” Harap Taici.

Reporter : Febry Aidul Yandi

Editor : Redaksi

4 Remaja Tenggelam di Pantai Taipa, Satu Orang dinyatakan Meninggal Dunia

Konawe Utara, Objektif.id – Empat wisatawan remaja tenggelam di Pantai Taipa, kecamatan lembo, kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Minggu, 17 September 2023.

Kepala KPP Kendari, Muhammad Arafah mengatakan kejadian bermula ketika ke-empat remaja tersebut nekat untuk berenang ditengah cuaca yang ekstrim dengan kecepatan angin sekitar 3 – 24 knot dan tinggi gelombang mencapai 0,75 – 1,5 M. Sehingga mengakibatkan satu buah ban pelampung yang mereka tumpangi terlepas karena hantaman ombak yang membuat ke-empat remaja tersebut terseret arus.

Ke-empat remaja itu merupakan pelajar dari SMA 1 Wawotobi. Tiga di antaranya yakni Nurfadilah (16), Fahmi (16), dan Arya (16) berhasil diselamatkan oleh pengunjung sekitar.

Sementara untuk Farli (16) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah pencarian selama tiga hari oleh para tim penyelamat seperti Tim Penyelam KPP Kendari, Rescuer Unit Siaga SAR Konut, BPBD Konut, kepolisan, dan masyarakat sekitar.

Salah satu saksi, Susan (nama samaran) mengatakan korban Farli ditemukan mengapung di dekat bebatuan sekitar 100 meter barat laut dari TKP oleh warga setempat pada pukul 09.00 WITA.

“Dia muncul sendiri mayatnya dekat batu oleh warga yang sedang menyenter di pantai dan stay di pinggir pantai sambil baca doa begitu,” Ungkapnya.

Tambahnya, jenazah korban dibiarkan tetap mengapung hingga tim evakuasi datang, lalu kemudian membawa jasad tersebut ke Puskesmas Sawa Konut pada pukul 21.02 WITA.

“Sebenarnya tidak boleh kita pegang jadi dari belakang kita lihat masih utuh tapi kondisi mukanya kita tidak tahu kemudian langsung di eksekusi sama tim BPBD, Basarnas, dan lain sebagainya langsung di angkut di mobil ambulan,” Pungkasnya.

Reporter: Tesa

Editor: Akmal

Gegara Batas Tanah Dipindahkan, Seorang Pria di Konawe Tewas di Tangan Adiknya

Kendari, Objektif.id – Diduga terlibat cekcok masalah pembatas tanah yang dipindahkan, Seorang pria inisial L (48) nekat membacok kakak kandungnya inisial LU (55) hingga meninggal dunia.

Peristiwa nahas ini terjadi di Dusun III Desa Hodua, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 19 September 2023, sekira pukul 07.45 Wita di benarkan oleh Kapolsek Wawatobi, IPTU Hamsar.

Hamsar mengatakan, peristiwa ini berawal saat pelaku L (48) hendak menuju lokasi tanahnya yang terletak di Dusun III Desa Hudoa untuk melihat pembatas (besi) yang sudah tertanam.

Saat pelaku tiba di lokasi, ia melihat korban LU (55) yang merupakan kakaknya itu sudah lebih dulu berada disitu. Saat pelaku bertanya mengenai pembatas tanah (besi) yang telah berpindah kepada korban.

Tiba-tiba korban mencabut besi yang telah ditanam itu lalu kemudian memukul pelaku hingga mengenai tangan kirinya, tidak tinggal diam pelaku membalas pukulan itu menggunakan parang pada beberapa organ tubuhnya hingga korban meninggal dunia.

“Akibat penganiayaan itu korban meninggal dunia,” ujar Hamsar, Selasa (19/9/2023).

Selanjutnya, Kata Hamsar korban dievakuasi ke rumah sakit. Pihaknya juga mengamankan pelaku dan sejumlah barang bukti guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mako Polsek Wawotobi guna proses hukum lebih lanjut,” pungkasnya.

Reporter: Arfan
Editor : Melvi Widya

Milad Kohati ke-57, Ketua Kohati Cabang Kendari “Ini adalah Ajang Evaluasi”

Kendari-Objektif.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis Kohati ke-57, Kohati Cabang Kendari Gelar sharing session bersama Forhati Sulawesi Tenggara di Sekertariat HMI Cabang Kendari, Minggu, (17/09/2023), siang.

Ketua Kohati Cabang Kendari, Eci Pitriani  mengatakan, melalui acara milad dengan tema “Merawat dan Merefleksi Kiprah Kohati Menuju Perempuan yang Berdaya dan Berjaya” ini dapat menjadi media untuk mengevaluasi kerja-kerja Kohati Cabang Kendari hari ini.

“Kita ingin melihat, hari ini apa yang sudah kita perjuangkan, sebenarnya pergerakan kita itu mau kemana kedepannya, apa yang ingin kita lakukan. Apakah eksistensi Kohati hanya menjadi pilar-pilar yang hanya dipandang sebagai pelengkap HMI,” kata Eci Pitriani Sulastri dalam sambutanya.

Eci juga mengatakan, bagaimana menerangkan peran-peran kohati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta mengawal tercapainya tujuan Himpunan Mahasiswa Islam.

“Kohati HMI lahir untuk menjadi laboratorium hidup untuk perjuangan-perjuangan perempuan yang mengawal serta sesuai dengan tujuan Himpunan Mahasiswa Islam maka dari itu terbentuklah tujuan kohati yakni terwujudnya muslimah yang berkualitas insan cita, maka lewat kesempatan ini kita ingin merenung kan lewat momentum ini 57 tahun kohati didirikan,” Lanjutnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Safril Basmin mengatakan diusia yang ke 57 ini, Kohati harus bisa menjalankan peran dan fungsinya serta bisa meneruskan estafet kejayaan serta perjuangan yang pernah ditorehkan oleh senior Kohati terdahulu.

“Berkaca pada senior-senior kita terdahulu sudah banyak menciptakan perempuan-perempuan yang berdaya yang mampu kejayaan untuk umat dan bangsa,” tuturnya.

“Saya tidak meragukan lagi konsep pengkaderan dalam kohati HMI cabang kendari Sulawesi Tenggara sudah pernah mencetak ketua umum kohati PB HMI sebelumnya jadi sudah pernah ada catatan sejarah yang ditorehkan oleh Kohati HMI cabang kendari,” lanjut Safril.

Ia juga menyinggung tekait seringnya Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang marak terjadi di Sulawesi Tenggara, khusus nya di kendari dan banyak ditemukan perempuan sehingga menuntut peran-peran Kohati dalam memberikan edukasi.

“Akhir-akhir ini sering terjadi tindak pidana penjualan orang (TPPO) yang telah di usut oleh Polres kendari terakhir pada bulan Agustus lalu Polres kendari melakukan penggerebekan di hotel-hotel dsbnya. Dan itu kebanyakan adalah perempuan. Artinya bahwa hari ini ada suatu problem di tengah-tengah kita sehingga saya pikir ini bisa menjadi ruang-ruang diskusi di kohati untuk bagaimana kita bisa memberi kan penguatan-penguatan keimanan pemahaman tentang konsep-konsep dasar serta peradaban ini kita perbaiki,” bebernya.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah Forhati Sultra, Wa Ode Rulia menuturkan tantangan yang dihadapi oleh organisasi Himpunan Mahasiswa Islam hari ini adalah bagaimana menyusun strategi yang disesuaikan dengan era digitalisasi.

“Di zaman sekarang ini di era 4.0 digitalisasi yang kemudian tantangan kita juga semakin berbeda, kita sudah harus melek teknologi. Berbicara terkait perkaderan hal ini juga sudah menjadi tantangan karena kita sudah terlalu di manjakan dengan teknologi. Sehingga instruktur di zaman sekarang harus pintar-pintar menyiasati keadaan, harus pandai dalam mengatur strategi sehingga forum tidak menjadi pasif,” pungkasnya.

Reporter: Fitriani

Editor: Redaksi

Dua Pria di Kendari Terlibat Adu Mulut Hingga Berujung Penikaman

Kendari, Objektif.id – Berawal dari pesta miras, dua warga terlibat adu mulut hingga berujung aksi penikaman di Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Korban inisial MM (44) dilarikan di Rumah Sakit usai ditikam beberapa kali oleh rekannya, inisial NS (47).

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/9/23) sekitar pukul 17.15 Wita, dimana menurut keterangan saksi mata inisial KP (17) korban bersama pelaku terlibat adu mulut hingga terjadi perkelahian.

Dalam perkelahian tersebut, pelaku mengeluarkan sebilah badik, kemudian menikam korban. Akibatnya korban mengalami luka robek bagian leher sebelah kiri dan belakang terdapat dua luka robek, pinggul bagian belakang satu luka robek.

Selain itu, saksi juga melihat korban mendorong pelaku namun pelaku menarik baju korban sehingga mereka jatuh di curang kemudian mereka berdua masih melakukan duel berkelahi. Melihat peristiwa itu saksi berinisiatif datang untuk melerai namun saksi tidak bisa melerai.

“Saksi berteriak untuk minta bantuan kepada warga yang ada di sekitar tempat korban dan terlapor berkelahi kemudian korban dan terlapor sudah dapat dilerai,” terang AKP Fitrayadi dalam keterangan tulisnya yang diterima awak media.

Saat pelaku diinterogasi pihak kepolisian, NS mengaku didatangi korban MM datang menarik kerah bajunya lalu melayangkan pukulan kepadanya, kemudia dirinya membalas dengan menarik baju korban hingga sama-sama terjatuh di Curang.

Lalu dirinya mengambil sebilah badik yang disisipkan di kantongnya lalu menusuk korban secara berkali-kali yang mengenai leher korban sebelah kiri, belakang, dan pinggul korban setelah terlapor menusuk korban terlapor langsung meninggalkan korban. Setelah itu pelaku NS langsung menyerahkan dirinya di Kepolisian Sektor (Polsek) Kemaraya.

Sebagai informasi, saat ini pelaku telah diamankan di Polresta Kendari sementara korban tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggra.

Reporter: Husnianti

Editor : Redaksi