Saat aku memutuskan mencintaimu,
Aku kan memilih menjauh,
Bukan karena tak cinta,
Hanya saja..
Aku ingin menjagamu
Menjagamu dari perasaan yang mungkin saja menjebak,
Perasaanku terlalu dalam,
Untuk jiwaku yang begitu lemah,
Aku sadari,
Mungkin saja kan melukai mu,
Namun sungguh,
Aku letih,
Membawa rindu sendirian,
Di sini,
Bertemankan sepi..
Terjebak dalam rasa
Yang seharusnya tak ada,
Neraka begitu panas,
Berat tuk melaluinya,
Diriku yang lemah
Tak bisa aku menentang
Akan rasa yang datang,
Kupanjatkan doa
Padanya maha cinta
Agar dipertemukannya kita
Dalam kehalalan yang indah.
Kendari, PersKampusBiru.com – Institiut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari bersama Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal gelar kembali vaksinasi tahap satu Gelombang ke II. pada 13 September 2021 mendatang.
Hal itu, disampaikan oleh Wakil Rektor III, Dr. H. Herman, M.Pd.Iia mengatakan, pada tanggal 13 September 2021 akan dilaksanakan vaksinasi tahap satu gelombang ke-II, di Aula Mini Perpustakaaan IAIN Kendari.
“Rencana hari senin depan ini pada tanggal 13 september di Aula Mini Perpustakaaan” uangkap Wakil Rektor III, rabu (9/9/2021).
(Ketgam: Suasana hearing masa aksi bersama masa aksi. Foto: Rizal)
Reporter: Rizal Saputra
Editor: Elfirawati
Kendari, PersKampusBiru.com – Belasan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Melawan (Kawan) mengelar aksi damai dengan berbagai tuntutan kepada pihak Birokrasi Kampus.
Dari pantauan PersKampusBiru.com, demonstrasi yang digelar Kawan tersebut dilakukan di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendari hingga menuju ke Gedung Rektorat, Kamis, 9 September 2021.
Belasan mahasiswa itu menutut dengan adanya pendistribusian paket kuota internet bagi mahasiswa yang mengikuti proses perkulihan online. Selain itu, vaksinasi jangan jadikan sebagai syarat utama kuliah tatap muka, dan ketiga Pihak Birokrasi dapat mengevaluasi kinerja lembaga kemahasiswaan.
Jendral lapangan, Harpan Fajar mengatakan bahwa pihak kampus kini menjadikan sertifikat vaksin menjadi syarat bagi mahasiswa untuk melaksanakan perkuliahan secara tatap muka. Sehingga hal tersebut menua kritik dari kalangan mahasiswa.
”Kemudian persoalan vaksinasi yang baru-baru ini telah diadakan oleh pihak IAIN Kendari bersama Polda Sultra menuai kritik dari pihak mahasiswa, sebab pihak kampus menjadikan vaksinasi sebagai syarat wajib bagi mahasiswa agar bisa melakukan pembelajaran tatap muka,” ucap Harpan saat melakukan hearing bersama Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan.
Menurut mahasiwa semester tiga ini, bahwa vaksinasi bukanlah syarat wajib bagi peserta didik untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka. Kecuali tenaga pendidik, sebagai mana instruksi Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim ketika rapat kerja bersama komisi X DPR-RI.
“Bahkan di dalam surat keputusan 4 menteri dan surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam terkait proses pembelajaran tatap muka tidak ada satu katapun di dalam surat tersebut mengatakan bahwa vaksinasi menjadi syarat wajib peserta didik untuk mengikuti pembelajaran tatap muka” tuturnya.
Tak hanya itu, pihak Rektorat IAIN Kendari juga harus segera merealisasikan paket kuota internet sesuai dengan ketetapan dan pernyataan Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas ketika menjadi narasumber webinar peresmian lanjutan bantuan kuota.
“Bahwa dalam menunjang sistem pembelajaran secara online terlebih lagi di masa Covid-19 maka Kementerian Agama mengalokasikan anggaran sebesar Rp 479 miliar untuk mendukung kebutuhan bantuan paket kuota internet peserta didik dan tenaga pendidik selama tiga bulan, yaitu September, Oktober, dan November,” paparnya.
Sehingga, hal itulah yang membuat landasan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi, karena seharusnya pendistibusian paket kuota itu telah berjalan mengingat waktu penyalurannya dari bulan September hingga November.
“Tetapi sampai hari ini sudah mau memasuki pertengahan bulan September belum juga ada SMS yang membuat mahasiswa tersenyum,” ujarnya.
Semantara itu, Wakil Rektor, III Dr. Herman, M.Pd.I mengatakan bahwa sesuai dengan surat edaran dari dirjen, bisa di sesuikan dengan kondisi wilayahnya untuk melaksanakan perkulihan dengan tatap muka dan adapun tetap terlaksananya perkulihan Offline itu tergantung dengan dosen masing-masing.
“Bahwa surat edaran dengan dirjen itu, kita melihat dari kondisi wilayah masing-masing. Kalau level satu dua itu boleh tatap muka 50 persen. Kalau level tiga dan empat bisah melaksanakan kuliah tatap muka 25 persen, tatapi lagi-lagi kalau ini terlaksana ini tergantung dari dosennya juga,” kata Herman saat di temui oleh masa aksi.
Lanjut Herman, terkait permasalahan di wajibkannya vaksin untuk para mahasiswa, ia mengatakan bahwa di surat edaran tidak adan namanya kewajiban, jika ada mahasiwa yang tidak mau vaksin silahkan.
“Kita sudah aplod pengumuman pendaftaran vaksin itu, dengan tidak ada namanya suatu kewajiban, terserah anda kalau merasa bahwa tidak ada masalah ji kalau sya nda divaksin ya silahkan” ujarnya
“Kaitannya dengan perkukiahan Waktu itu kita rapat bersama dosen-dosen yang bersangkutan, kalau umpanya anak-anak belum vaksin ya terserah dosennya apakah mau memasukan kalian kuliah didalam ruangan atau tidak itu tergantung hak otoritas dosen yang bersangkutan dosen masing-masing,” lanjutnya.
Lebih lanjut, terkait permasalan kuota internet ia mengatakan, itu sudah di tanggani oleh Rektor dan tinggal menunggu saja untuk pendistribuaannya.
“Kebetulan kemarin sudah ditandatangani oleh Rektor dan sudah dikirim. Sekarang tinggal kita menunggu pendistribusian dari dirjen. Kalau dulu anggaranyakan di transfer direkeningnya kita, sekarang langsung, jadi kalau untuk sekarang mereka hanya minta nomor hp dari fakultas yang valid dan mereka yang akan transfer langsung,” tutupnya.
(Ilustrasi doa agar bisa lupakan mantan sumber pangandaran.pikiran-rakyat.com)
Gagal move on adalah istilah yang kerap di gunakan generasi melenial saat ini apa bila belum bisa beranjak atau melupakan mantan kekasih yang dulu di cintainya dan juga mencintai dirinya.
Berbicara soal cinta memang perkara yang rumit sebab itu tanggung jawab hati, bahkan seseorang sulit untuk mengendalikannya tapi cinta itu bukan hal yang datang seenaknya ia hadir karena adanya perhatian dan kasih sayang. Cinta itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak memandang fisik serta tidak memandang status dan jabatan itulah kenapa di sebut cinta itu buta.Sebab itulah kadang kala kita sering terjebak dan sulit untuk berdamai dengan masa lalu.
Cinta itu sesuatu yang harus di perjuangkan jadi jika kamu belum bisa mencintai pasanganmu maka di situlah letak perjuangan bagaimana kamu bisa memperjuangkan pasanganmu sehingga kalian bisa saling mencintai agar kamu bisa berdamai dengan masa lalu. Terkhusus bagi yang sedang berjuang ta’aruf atau bahkan yang telah berstatus suami istri.
Rasulullah SAW pernah memberikan gambaran terkait hati “Sesungguhnya hati bani Adam yang berada di antara dua jari Dzat yang Maha Rahman itu bagaikan satu hati saja. Dia selalu mengubah ubahnya sesuai dengan kehendakNya” (HR. Al Tirmidzi).
Maksudnya adalah dari setiap kebimbang hati maka sertakanlah pertolongan dari Dzat yang Maha Rahman Sang pembolak balikan hati yakni Allah SWT.
Dalam hadis lain Rasulullah SAW meriwayatkan “Hati itu ibaratkan satu lembar bulu diatas tanah yang kosong. Ia terombang ambing sehingga mudah terbolak – balik” (HR. Ahmad)
Di lansir dari islam.nu.or.id berikut amalan amalan menurut agama islam agar kita mudah berdamai dengan masa lalu. Rasulullah SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu di berikan keteguhan hati di atas agamaNya.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi” (Q.S Al – Ilmran : 8).
Artinya: “Ya Allah, zat yang mengurus seluruh hati, arahkanlah hati kami kepada ketaatan kepada Mu” (HR. Muslim)
Maka bagi kamu yang ingin di teguhkan hatinya oleh Allah SWT akibat godaan rasa cinta kepada orang yang tak pantas di cintai, ada baiknya sering membaca doa di atas.
Pada prinsipnya Rasulullah SAW tidak mengkhususkan doa tersebut pada tujuan itu, tetapi untuk semua hal yang berkenaan dengan hati yang kita sudah tak mampu mengendalikannya, maka perbanyaklah membacanya. Mudah mudah Allah menolong hambaNya yang senantiasa selalu memohon kepadanya, termasuk mengendalikan perasaan hati. Tetap yakinlah kepada Allah, Dzat yang maha membolak balikan hati, sambil terus memohon kepadaNya. Wallahu a’lam
Tersadar dari sebuah mati kecil Ternyata itu sebuah panggilan rindu Hingga ku tersadar Ternyata aku juga rindu.
Ku bentangkan serban ini Berusaha tuk mendekap dalam kensunyian Berdiri tegak laksana gunung Tuk bertemu dengan sang kekasih.
Tak ingin menjadi salah.. Dalam sebuah hubungan yang memang tak seharusnya ada.. Menjadikannya bungkam dalam segenap perasaan Memilih diam saat hati berkata ingin Sungguh… Bukan salah perasaan.
Duhai pemilik hati Kuatkan aku untuk waktu yang kau janjikan.
(Foto bersama Ketua LPM Aksara STAI Pandanaran Yogakarta, Tengah Ketua LPM Aksara, Bersama Ketua Umun UKM-Pers IAIN Kedari M.Ilham Pranata dan pengurus yang lain) Foto : Dokumentasi Amir
Repoter : Al-izar Editor : Rizal Saputra
Kendari,PersKampusBiru.com-Ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aksara STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta, melakukan kunjugan ke UKM-Pers IAIN kendari kunjungan tersebut disambut baik oleh pengurus dan anggota UKM Pers IAIN Kendari, Kamis (2/9/2021).
Dari analisa wartawan perskampusbiru.com kunjungan tersebut berlangsungsung dari pukul13 : 30 wita sampai 17 : 30 wita
Iqroma selaku Ketua LPM STAI Sunan Pandanaran Yoyagkarta mengungkapkan alasan kunjugannya untuk saling bersilahturahmi kepada teman-teman pers mahasiswa IAIN Kendari, mebagungun relasi, berdiskusi terkait pengelolaan organisasi dan sekaligus membicarakan tentang pentingnya litersi digital.
“Kunjugan saya saat ini untuk bersilahturahmi dengan teman pers mahasiswa di IAIN Kendari Dan sekaligus membicarakan tentang pentingnya membagun litersi digital di situsi saat ini” ungkapnya
Ia juga sangat berterima kasih karena teman teman pers mahasiswa IAIN Kendari dengan hangat dan penuh antusias
Mahasiswi semester tujuh itu juga berharap hubungan antara LPM Aksara dan UKM Pers IAIN Kendari bisa saling suport khususnya dibidang jurnalistik, literasi dan sastra
“kami berharap kedepannya bisa saling mensuport dan mendukung dalam pengembangkan pers mahasiswa” harapnya
Semantara itu ketua umum UKM-Pers IAIN kendari M. Ilham Pranata sangat mengapresiasi dari kunjungan tersebut sebab kunjungan tersebut di samping menambah relasi baru juga bisa saling meningkatkan kualitas sumber daya manusia
“bersyukur dan semoga kedepannya bisa terjalin kerjasama sesama pers mahasiswa untuk mengembangkan eksitensi pers mahasiswa dalam lingkup kampus di Indonesia” tuturnya.
(Suasana saat pelaksanaan vaksinasi tahap satu di Aulamini Perpustakaan IAIN Kendari. Foto: Rizal)
Reporter : R. Saputra Editor : Al-Izar
Kendari, PersKampusBiru.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (POLDA SULTRA) menggelar program vaksinasi COVID-19 tahap satu, bagi mahasiswa (IAIN) Kendari.
Kegiatan berlansung pukul 08.00 WITA di gedung Aula pertpustakaan IAIN Kendari, kamis (2/9/2021).
Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd, mengatakan bahwah Mahasiswa itu tidak masuk kategori takut untuk di vaksin dan sudah menyakini bahwa kesehatan itu penting.
“Selama ini kan banyak masyarakat yang meragukan, ketakutan ketakutan dengan vaksin ini,ada efek samping dan sebagainya. Nah dengan begini kan berarti mereka sudah hilang dari presepsi itu, dari dugaan negatif itu yang dipengaruhi dengan medsos itu yang sengaja mengumbar berita-berita yang mencemaskan masyarakat. Oleh kaerena itu mahasiswa tidak masuk kategori yang takut terhadap vaksin itu” kata Rektor, kamis (2/9/2021).
Senada dengan hal itu Supervisor Garai III Polda SULTRA, Dr. Rima Anggraini Asbar, mengatakan animo serta kesadaran bahaya vaksin itu sangat tinggi.
“Alhamdulilah animo mahasiswanya bagus, antusianya tinggi sekali untuk vasin” kata Dokter, kamis (2/9/2021).
Tidak hanya itu, dia juga berharap kepada mahasiwa yang sudah melaksanakan vaksinasi agar selalu menjaga protokol kesehatan.
“untuk yang sudah mendapatkan vaksin tetap menjaga protokol kesehatan, istrahat yang cukup, makannya harus bergizi dan kemudian banyak minum air putih”
“bila ada keluhan setelah vaksinasi ini, biasanya keluhan yang terjadi setelah faksinasi ini, sakit kepala, demam, sakit uluhati.Tetapi tidak usah khawatir karna, hal-itu adalah wajar pasca vaksinasi. Artinya apa berarti sudah ada proses pembentukan antibodi, respon imun sudah dimulai,”
Diakhir Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad berharap setelah diadakannya vaksin ini semoga kita sudah bisa melaksanakan kuliah secara ofline.
“kita harap dengan vaksin ini, nanti kita melaksanakan kita melaksananakan proses pembelajaran sevara ofline dengan tetap mengikuti panduan dari pusat” harap Rektor.
Populer akhir-akhir ini selain isu politik, korupsi, dan isu sosial lainnya adalah persoalan pendidikan. Sebab menteri pendidikan Nadiem Makarim akan melaksanakan pembelajaran tatap muka secara bertahap dimasa pandemi covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dengan adanya Pandemi hari ini Yang berdampak negatif mempengaruhi segala aktivitas kehidupan kita baik dari segi perekonomian, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. membuat kita dalam keterbelakangan moral sosial.
Terlebih lagi sistem pembelajaran hari ini mengalami penurunan yang sangat signifikan untuk melanjutkan amanat UUD 1945 dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya pendidikan atas Pandemi ini membuat intensitas kualitas paradigma peserta didik mengalami kejumudan untuk meningkatkan intelektualitas dalam berfikir secara produktif.
Bukan sesuatu yang tabu lagi ihwal menurunnya militansi belajar peserta didik atas eksistensi Pandemi ini dengan diterapkannya pembelajaran secara online, sehingga mengakibatkan daya nalar kritis serta analisis peserta didik Mengalami penurunan secara drastis. Mengapa demikian, karena penerapan pembelajaran seperti itu tidak akan efisien untuk membentuk insan akademis yang berkualitas di dalam diri peserta didik. Hal seperti inilah yang semakin menggiring kita dalam keterkungkungan berfikir.
Dan diketahui bersama bahwa tidak semua peserta didik yang berada di pelosok desa mempunyai jaringan atau sinyal dengan baik untuk mengikuti pembelajaran secara online, terlebih lagi persoalan pemenuhan dan kebutuhan kuota internet yang setiap saat tidak bisa dipenuhi oleh orang tua karena mengalami defisit perekonomian atas Pandemi hari ini. Mo gila saya eeee
Anomali tersebut tentu menjadi prioritas pemerintah untuk mencarikan solusinya terkhusus di bidang pendidikan. syukur Alhamdulillah, menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim mampu membaca situasi pembelajaran yang membosankan itu dengan cara akan menerapkan kebijakan pembelajaran secara tatap muka.
Jadi stop mi ko demo-demo menuntut belajar tatap muka, tapi tidak masalah ji sebenarnya kalau demo karena sudah kewajiban negara memang untuk menjadi fasilitator dalam menyediakan sistem pembelajaran yang efektif sebagaimana amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang menjadi masalah itu ketika sudah tatap muka baru masih malas ji juga ko belajar.
Namun yang akan menjadi bahan diskusi kita adalah seperti apa sistem pembelajaran yang akan diterapkan nantinya ? Sebab transisi belajar online menuju offline itu hanya persoalan teknis saja saudara. Takutnya pola yang dipakai masih menggunakan cara-cara yang lama. Cara-cara lama yang dimaksud disini yaitu situasi pengajaran yang lebih menonjolkan peranan tenaga pendidik dengan anggapan bahwa pekerjaan mereka tidak lebih hanya sekedar menuangkan air kedalam gelas kosong. Sehingga mengakibatkan peserta didik lebih bersifat pasif dan hanya menerima apa yang disuguhkan oleh tenaga pendidik tanpa ada pertengkaran intelektual diantara keduanya.
Belajar itu lebih dari sekedar mengingat. Bagi peserta didik untuk dapat benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus belajar memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergaul dengan ide-ide. Sehingga tugas pendidikan tidak dikonotasikan hanya sekedar menuangkan sejumlah informasi kedalam benak peserta didik, tetapi mengusahakan agar konsep-konsep penting yang sangat berguna tertanam kuat dalam benak peserta didik. Bahkan untuk persoalan kurikulum itu tidak sepenuhnya direncanakan dan disusun sendiri oleh tenaga pendidik tetapi harus melibatkan peserta didik itu sendiri, karena peserta didiklah yang mengerti betul apa yang menjadi kebutuhannya untuk meningkatkan pengembangan diri. Itu yang tidak ada di dalam sistem pendidikan kita saudaraku….
pandangan terhadap sekolahpun atau kampus sebagai alat transformasi pendidikan sudah mendapat banyak kritik, salah satunya adalah Paulo freire. Beliau mengatakan bahwa sekolah dan kampus selama ini hanya menjadi alat “penjinakan”, yang memanipulasi peserta didik agar mereka dapat diperalat untuk melayani kepentingan kelompok yang berkuasa. Bahkan tidak jarang sekolah dan kampus yang dibayar mahal hanya mampu melahirkan generasi yang jago nge-game dan poles wajah. Pertanda bahwa memang ada yang rusak di sistem pendidikan kita.
Tidakkah di abad ke-20 telah terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran dalam menanggulangi krisis terkait pendidikan. Diyakini bahwa tanpa ada upaya-upaya penanggulangan Secara cepat dan tepat, dikhawatirkan akan terjadi pembodohan masal pada bangsa Indonesia yang pada gilirannya akan mengakibatkan apa yang sering disebut sebagai “hilangnya satu generasi”. Tentunya kita tidak rela untuk melihat generasi bangsa ini mengalami degradasi intelektual !!! Tentu tidak sodara.
Di sini (abad 20) Salah satu tokoh yang sungguh mengagumkan adalah ki hadjar Dewantoro. Betapa rumusan ki Hadjar Dewantoro telah jauh mencakup ke depan. Ki Hadjar Dewantoro adalah seorang futuris. Beliau telah melihat bahwa hak-hak asasi manusia dan kehidupan global abad 21 merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan. Sehingga pendidikan tidak terlepas dari upaya untuk kerja sama dengan seluruh stakeholder guna meningkatkan derajat manusia. Dengan kata lain hak-hak asasi manusia dan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
PANDANGAN KI HADJAR DEWANTORO
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin. Kemerdekaan yang dimaksud Ki Hadjar Dewantoro terdiri dari tiga macam, yaitu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri. Pendidikan merupakan hak semua warga negara, tidak membedakan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Ki Hadjar Dewantoro juga menegaskan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam tumbuh dan berkembangnya peserta didik. Salah satu pikiran Ki Hadjar Dewantoro tentang pendidikan di wujudkan dalam bentuk taman siswa.
TAMAN SISWA
Taman siswa didirikan 03 Juli, 1922. Taman sisiwa merupakan badan perguruan yang sudah diselaraskan dengan kepentingan bangsa dan negara. Lahirnya taman siswa juga diilhami oleh model pendidikan penjajahan yang tidak menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia waktu itu. Menurutnya pendidikan zaman penjajahan memiliki ciri perintah, hukuman, dan ketertiban. Seperti pola kaderisasi para wakanda ya… Hehehehheeh becanda kanda.
Model pendekatan pendidikan seperti itu menurut Ki Hadjar Dewantoro merupakan salah satu perkosaan terhadap kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak heran apabila hasil pendidikan penjajahan waktu itu melahirkan anak dengan Budi pekerti yang rusak sebagai akibat dari anak yang hidup di bawah paksaan dan hukuman, yang biasanya tidak setimpal dengan kesalahannya. Apabila telah dewasa, mereka tidak akan mampu bekerja kalau tidak dipaksa atau kalau tidak ada perintah.
Pendidikan pada taman siswa tidak menggunakan pendekatan paksaan. Dasar pendidikan yang dipergunakan adalah momong (merawat), among ( memberi contoh), Dan ngemong ( proses untuk mengamati). Dalam pelaksanaannya lebih kepada membimbing dan memimpin peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, sehingga peran tenaga pendidik sebagai pendamping dan orang yang membantu harus mengarahkan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya. Tanpa ada paksaan sama sekali.
Agar sekolah, dan kampus bisa menjawab kritik ataupun permasalahan sistem pendidikan kita, tentu saja sekolah dan kampus harus menunjukkan bahwa belajar bukan hanya proses transformasi dari tenaga pendidik ke peserta didik, tetapi juga upaya pengembangan potensi peserta didik berdasarkan atas kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Salah satu yang harus dilakukan tenaga pendidik adalah melakukan reformasi di dalam cara mengajar kepada peserta didik dengan menggunakan metode belajar humanistik.
BELAJAR HUMANISTIK
Teori belajar ini berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang di cita-citakan, serta tentang proses belajarnya yang paling ideal. Pelopor dari teori belajar humanistik adalah Jurgen Habermas. Proses belajar ideal menurut Jurgen yaitu proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri, maksudnya adalah mampu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri secara optimal. Tapi bagaimana kita mau pake metode humanistik kalau pendidiknya selalu merasa paling benar, di debat sedikit sama peserta didik langsung meposodo (baper). Popado (fuck)
Dalam pelaksanaan teori humanistik ini, materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak yang akan belajar maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Penulis berpendapat bahwa teori belajar humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar peserta didik pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan untuk mencapai tujuannya.
Hal tersebut tentu akan dapat membantu pendidik dalam menentukan komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan, penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta pengembangan alat evaluasi ke arah pembentukkan karakter peserta didik.
Sa cuman mo bilang, kegiatan pembelajaran tahap demi tahap secara ketat, sebagaimana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dinyatakan secara eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan ditentukan sendiri oleh pendidik, mungkin saja berguna bagi pendidik tetapi tidak berarti bagi peserta didik. Olehnya itu, agar proses belajar lebih bermakna bagi peserta didik maka diperlukan keterlibatan penuh dari peserta didik itu sendiri, sehingga peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang berharga dan efektif.
Kendari, PersKampusBiru.com – Pentingnya menjaga ekosistem alam. Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) gelar diskusi flim dokumenter, jumat (27/8/202).
Kegiatan diskusi flim dokumenter yang berjudul “SEMES7A” di laksanakan di pelataran kantor UKM-Pers, dimulai pukul 20. 00 – 23-00 WITA.
Ketua Umum UKM-Pers M. Ilham Pranata mengatakan, tujuan diakan diskusi flim ini, agar dapat mengambil hikma dari flim semensta yang ditayangkan.
“Adapun tujuan dengan di adakan diskusi film ini yaitu agar teman2 dapat mengambil pelajaran dam hikmah dari film semesta ini,” kata M Ilham, jumat, (27/8/2021).
Pemantik dalam diskusi flim dokumenter Muh. Sulhijah mengatakan, ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari flim dokumenter ini.
“Pertama, indonesia dengan berbagai Suku Budaya dan Agama, punya cara atau metode masing-masing untuk menjaga alam. Kedua, menjaga alam tudak musti harus persoalan yanag besara dulu, minimal tidak pada hal-hal yang kecil. ketiga hutan adalah ibu sedangkan air adalah darah, karna hutan adalah ibu air adalah dara maka harus kita jaga,” ungkap M. Sulhijah saap memulai diskusi jumat, (27/8/2021).
Muh. Sulhijah melajutkan, “untuk menjaga alam tidak musti dari hal-hal yang besar saja akan tetapi hal-hal yang kecil juga perlu”.
Dia berharap diskususi-diskusi seperti ini harus tetap dilaksanakan. “Diskusi seperti ini akan menjadi hal yang kemudian kita istikomakkan, mungkin seminggu sekali atau dua minggu sekali itu penting,” harap Muh Sulhijah.
Di akhir dia berpesan diskusi ini tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi harus sampai pada tahap implementasi.
“Untuk pengurus UKM-Pers bahwa diskusi ini tidak hanya berhenti di sini tetapi harus sampai pada taham implementasi, minimal kita tidak membuang sampah semabarang” tutup.
(Ketgam: suasana nonton bersama di pelataran kantor UKM-Pers. Foto: Amir)
Reporter : Andika Editor : Muh. Aksan
Kendari, PersKampusBiru.com – Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar nonton bersama dan Diskusi Film, sabtu (21/8/2021)
Kegiatan itu dilaksanakan di Taman Literasi UKM-Pers IAIN Kendari, pukul 20:00 hingga pukul 01:35 WITA .
Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum UKM -Pers, Al-Izar menyampaikan bahwa, tujuan diadakannya diskusi Flim berjudul Bumi Manusia, iyalah menjadi wadah belajar serta untuk menambah wawasan teman-teman khususnya Anggota UKM-Pers.
“Tujuan film Bumi Manusia ini, supaya ada media belajar atau diskusi untuk teman-teman Anggota UKM-pers IAIN kendari dalam menambah wawasan,” kata Al-izar minggu, (21/8/2021).
Pemantik dalam diskusi flim, Dedi Hardianto mengatakan, karakter generasi sekarang ini minat baca bukunya kurang.
“karakter generasi sekarang ini kan sudah malas membaca,” kata dia saat diwawancarai, sabtu (21/8/201).
Lanjut dia dengan menonton dan mendiskusikan flim seperti ini akan lebih baik. Tapi alangkah lebih baaiknya harus membaca bukunya.
“Menonton film itu lalu mendiskusikannya akan lebih mudah ketimbang membaca buku, tapi karena menonton itu akan memotong jalan cerita, jadi supaya lebih tertarik lagi dan bagus lagi kita harus membaca buku juga, jadi harus imbangi antara membaca dan menonton film nya,” tambahnya
Senada dengan itu, salah satu peserta diskusi flim “Bumi Manusia” Ismail Fathar Makka mengatakan, dalam flim tidak menceritakan full itu artinya sutradara mengarahkan kita untuk membaca bukunya.
“Film ini tidak tuntas itu artinya sutradara menginginkan kita untuk membaca bukunya tersebut”. ungkapnya saat berdisk.
Diakhir Dedi Hardianto selaku pemantik mengharapkan kegiatan-kegiatan seperti ini harus dilestaraikan apalagi generasi sekarang sudah malas membaca buku.
“Kegiatan begini harus tetap ditumbuhkan dan dilestarikan karena wadah belajar itu ada beberapa macam selain Membaca buku dan juga menonton film.” harapnya.