(Ilustrasi doa agar bisa lupakan mantan sumber pangandaran.pikiran-rakyat.com)
Gagal move on adalah istilah yang kerap di gunakan generasi melenial saat ini apa bila belum bisa beranjak atau melupakan mantan kekasih yang dulu di cintainya dan juga mencintai dirinya.
Berbicara soal cinta memang perkara yang rumit sebab itu tanggung jawab hati, bahkan seseorang sulit untuk mengendalikannya tapi cinta itu bukan hal yang datang seenaknya ia hadir karena adanya perhatian dan kasih sayang. Cinta itu tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tidak memandang fisik serta tidak memandang status dan jabatan itulah kenapa di sebut cinta itu buta.Sebab itulah kadang kala kita sering terjebak dan sulit untuk berdamai dengan masa lalu.
Cinta itu sesuatu yang harus di perjuangkan jadi jika kamu belum bisa mencintai pasanganmu maka di situlah letak perjuangan bagaimana kamu bisa memperjuangkan pasanganmu sehingga kalian bisa saling mencintai agar kamu bisa berdamai dengan masa lalu. Terkhusus bagi yang sedang berjuang ta’aruf atau bahkan yang telah berstatus suami istri.
Rasulullah SAW pernah memberikan gambaran terkait hati “Sesungguhnya hati bani Adam yang berada di antara dua jari Dzat yang Maha Rahman itu bagaikan satu hati saja. Dia selalu mengubah ubahnya sesuai dengan kehendakNya” (HR. Al Tirmidzi).
Maksudnya adalah dari setiap kebimbang hati maka sertakanlah pertolongan dari Dzat yang Maha Rahman Sang pembolak balikan hati yakni Allah SWT.
Dalam hadis lain Rasulullah SAW meriwayatkan “Hati itu ibaratkan satu lembar bulu diatas tanah yang kosong. Ia terombang ambing sehingga mudah terbolak – balik” (HR. Ahmad)
Di lansir dari islam.nu.or.id berikut amalan amalan menurut agama islam agar kita mudah berdamai dengan masa lalu. Rasulullah SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar selalu di berikan keteguhan hati di atas agamaNya.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi” (Q.S Al – Ilmran : 8).
Artinya: “Ya Allah, zat yang mengurus seluruh hati, arahkanlah hati kami kepada ketaatan kepada Mu” (HR. Muslim)
Maka bagi kamu yang ingin di teguhkan hatinya oleh Allah SWT akibat godaan rasa cinta kepada orang yang tak pantas di cintai, ada baiknya sering membaca doa di atas.
Pada prinsipnya Rasulullah SAW tidak mengkhususkan doa tersebut pada tujuan itu, tetapi untuk semua hal yang berkenaan dengan hati yang kita sudah tak mampu mengendalikannya, maka perbanyaklah membacanya. Mudah mudah Allah menolong hambaNya yang senantiasa selalu memohon kepadanya, termasuk mengendalikan perasaan hati. Tetap yakinlah kepada Allah, Dzat yang maha membolak balikan hati, sambil terus memohon kepadaNya. Wallahu a’lam
Tersadar dari sebuah mati kecil Ternyata itu sebuah panggilan rindu Hingga ku tersadar Ternyata aku juga rindu.
Ku bentangkan serban ini Berusaha tuk mendekap dalam kensunyian Berdiri tegak laksana gunung Tuk bertemu dengan sang kekasih.
Tak ingin menjadi salah.. Dalam sebuah hubungan yang memang tak seharusnya ada.. Menjadikannya bungkam dalam segenap perasaan Memilih diam saat hati berkata ingin Sungguh… Bukan salah perasaan.
Duhai pemilik hati Kuatkan aku untuk waktu yang kau janjikan.
(Foto bersama Ketua LPM Aksara STAI Pandanaran Yogakarta, Tengah Ketua LPM Aksara, Bersama Ketua Umun UKM-Pers IAIN Kedari M.Ilham Pranata dan pengurus yang lain) Foto : Dokumentasi Amir
Repoter : Al-izar Editor : Rizal Saputra
Kendari,PersKampusBiru.com-Ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aksara STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta, melakukan kunjugan ke UKM-Pers IAIN kendari kunjungan tersebut disambut baik oleh pengurus dan anggota UKM Pers IAIN Kendari, Kamis (2/9/2021).
Dari analisa wartawan perskampusbiru.com kunjungan tersebut berlangsungsung dari pukul13 : 30 wita sampai 17 : 30 wita
Iqroma selaku Ketua LPM STAI Sunan Pandanaran Yoyagkarta mengungkapkan alasan kunjugannya untuk saling bersilahturahmi kepada teman-teman pers mahasiswa IAIN Kendari, mebagungun relasi, berdiskusi terkait pengelolaan organisasi dan sekaligus membicarakan tentang pentingnya litersi digital.
“Kunjugan saya saat ini untuk bersilahturahmi dengan teman pers mahasiswa di IAIN Kendari Dan sekaligus membicarakan tentang pentingnya membagun litersi digital di situsi saat ini” ungkapnya
Ia juga sangat berterima kasih karena teman teman pers mahasiswa IAIN Kendari dengan hangat dan penuh antusias
Mahasiswi semester tujuh itu juga berharap hubungan antara LPM Aksara dan UKM Pers IAIN Kendari bisa saling suport khususnya dibidang jurnalistik, literasi dan sastra
“kami berharap kedepannya bisa saling mensuport dan mendukung dalam pengembangkan pers mahasiswa” harapnya
Semantara itu ketua umum UKM-Pers IAIN kendari M. Ilham Pranata sangat mengapresiasi dari kunjungan tersebut sebab kunjungan tersebut di samping menambah relasi baru juga bisa saling meningkatkan kualitas sumber daya manusia
“bersyukur dan semoga kedepannya bisa terjalin kerjasama sesama pers mahasiswa untuk mengembangkan eksitensi pers mahasiswa dalam lingkup kampus di Indonesia” tuturnya.
(Suasana saat pelaksanaan vaksinasi tahap satu di Aulamini Perpustakaan IAIN Kendari. Foto: Rizal)
Reporter : R. Saputra Editor : Al-Izar
Kendari, PersKampusBiru.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (POLDA SULTRA) menggelar program vaksinasi COVID-19 tahap satu, bagi mahasiswa (IAIN) Kendari.
Kegiatan berlansung pukul 08.00 WITA di gedung Aula pertpustakaan IAIN Kendari, kamis (2/9/2021).
Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd, mengatakan bahwah Mahasiswa itu tidak masuk kategori takut untuk di vaksin dan sudah menyakini bahwa kesehatan itu penting.
“Selama ini kan banyak masyarakat yang meragukan, ketakutan ketakutan dengan vaksin ini,ada efek samping dan sebagainya. Nah dengan begini kan berarti mereka sudah hilang dari presepsi itu, dari dugaan negatif itu yang dipengaruhi dengan medsos itu yang sengaja mengumbar berita-berita yang mencemaskan masyarakat. Oleh kaerena itu mahasiswa tidak masuk kategori yang takut terhadap vaksin itu” kata Rektor, kamis (2/9/2021).
Senada dengan hal itu Supervisor Garai III Polda SULTRA, Dr. Rima Anggraini Asbar, mengatakan animo serta kesadaran bahaya vaksin itu sangat tinggi.
“Alhamdulilah animo mahasiswanya bagus, antusianya tinggi sekali untuk vasin” kata Dokter, kamis (2/9/2021).
Tidak hanya itu, dia juga berharap kepada mahasiwa yang sudah melaksanakan vaksinasi agar selalu menjaga protokol kesehatan.
“untuk yang sudah mendapatkan vaksin tetap menjaga protokol kesehatan, istrahat yang cukup, makannya harus bergizi dan kemudian banyak minum air putih”
“bila ada keluhan setelah vaksinasi ini, biasanya keluhan yang terjadi setelah faksinasi ini, sakit kepala, demam, sakit uluhati.Tetapi tidak usah khawatir karna, hal-itu adalah wajar pasca vaksinasi. Artinya apa berarti sudah ada proses pembentukan antibodi, respon imun sudah dimulai,”
Diakhir Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad berharap setelah diadakannya vaksin ini semoga kita sudah bisa melaksanakan kuliah secara ofline.
“kita harap dengan vaksin ini, nanti kita melaksanakan kita melaksananakan proses pembelajaran sevara ofline dengan tetap mengikuti panduan dari pusat” harap Rektor.
Populer akhir-akhir ini selain isu politik, korupsi, dan isu sosial lainnya adalah persoalan pendidikan. Sebab menteri pendidikan Nadiem Makarim akan melaksanakan pembelajaran tatap muka secara bertahap dimasa pandemi covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Dengan adanya Pandemi hari ini Yang berdampak negatif mempengaruhi segala aktivitas kehidupan kita baik dari segi perekonomian, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. membuat kita dalam keterbelakangan moral sosial.
Terlebih lagi sistem pembelajaran hari ini mengalami penurunan yang sangat signifikan untuk melanjutkan amanat UUD 1945 dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya pendidikan atas Pandemi ini membuat intensitas kualitas paradigma peserta didik mengalami kejumudan untuk meningkatkan intelektualitas dalam berfikir secara produktif.
Bukan sesuatu yang tabu lagi ihwal menurunnya militansi belajar peserta didik atas eksistensi Pandemi ini dengan diterapkannya pembelajaran secara online, sehingga mengakibatkan daya nalar kritis serta analisis peserta didik Mengalami penurunan secara drastis. Mengapa demikian, karena penerapan pembelajaran seperti itu tidak akan efisien untuk membentuk insan akademis yang berkualitas di dalam diri peserta didik. Hal seperti inilah yang semakin menggiring kita dalam keterkungkungan berfikir.
Dan diketahui bersama bahwa tidak semua peserta didik yang berada di pelosok desa mempunyai jaringan atau sinyal dengan baik untuk mengikuti pembelajaran secara online, terlebih lagi persoalan pemenuhan dan kebutuhan kuota internet yang setiap saat tidak bisa dipenuhi oleh orang tua karena mengalami defisit perekonomian atas Pandemi hari ini. Mo gila saya eeee
Anomali tersebut tentu menjadi prioritas pemerintah untuk mencarikan solusinya terkhusus di bidang pendidikan. syukur Alhamdulillah, menteri pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim mampu membaca situasi pembelajaran yang membosankan itu dengan cara akan menerapkan kebijakan pembelajaran secara tatap muka.
Jadi stop mi ko demo-demo menuntut belajar tatap muka, tapi tidak masalah ji sebenarnya kalau demo karena sudah kewajiban negara memang untuk menjadi fasilitator dalam menyediakan sistem pembelajaran yang efektif sebagaimana amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang menjadi masalah itu ketika sudah tatap muka baru masih malas ji juga ko belajar.
Namun yang akan menjadi bahan diskusi kita adalah seperti apa sistem pembelajaran yang akan diterapkan nantinya ? Sebab transisi belajar online menuju offline itu hanya persoalan teknis saja saudara. Takutnya pola yang dipakai masih menggunakan cara-cara yang lama. Cara-cara lama yang dimaksud disini yaitu situasi pengajaran yang lebih menonjolkan peranan tenaga pendidik dengan anggapan bahwa pekerjaan mereka tidak lebih hanya sekedar menuangkan air kedalam gelas kosong. Sehingga mengakibatkan peserta didik lebih bersifat pasif dan hanya menerima apa yang disuguhkan oleh tenaga pendidik tanpa ada pertengkaran intelektual diantara keduanya.
Belajar itu lebih dari sekedar mengingat. Bagi peserta didik untuk dapat benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus belajar memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri, dan selalu bergaul dengan ide-ide. Sehingga tugas pendidikan tidak dikonotasikan hanya sekedar menuangkan sejumlah informasi kedalam benak peserta didik, tetapi mengusahakan agar konsep-konsep penting yang sangat berguna tertanam kuat dalam benak peserta didik. Bahkan untuk persoalan kurikulum itu tidak sepenuhnya direncanakan dan disusun sendiri oleh tenaga pendidik tetapi harus melibatkan peserta didik itu sendiri, karena peserta didiklah yang mengerti betul apa yang menjadi kebutuhannya untuk meningkatkan pengembangan diri. Itu yang tidak ada di dalam sistem pendidikan kita saudaraku….
pandangan terhadap sekolahpun atau kampus sebagai alat transformasi pendidikan sudah mendapat banyak kritik, salah satunya adalah Paulo freire. Beliau mengatakan bahwa sekolah dan kampus selama ini hanya menjadi alat “penjinakan”, yang memanipulasi peserta didik agar mereka dapat diperalat untuk melayani kepentingan kelompok yang berkuasa. Bahkan tidak jarang sekolah dan kampus yang dibayar mahal hanya mampu melahirkan generasi yang jago nge-game dan poles wajah. Pertanda bahwa memang ada yang rusak di sistem pendidikan kita.
Tidakkah di abad ke-20 telah terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran dalam menanggulangi krisis terkait pendidikan. Diyakini bahwa tanpa ada upaya-upaya penanggulangan Secara cepat dan tepat, dikhawatirkan akan terjadi pembodohan masal pada bangsa Indonesia yang pada gilirannya akan mengakibatkan apa yang sering disebut sebagai “hilangnya satu generasi”. Tentunya kita tidak rela untuk melihat generasi bangsa ini mengalami degradasi intelektual !!! Tentu tidak sodara.
Di sini (abad 20) Salah satu tokoh yang sungguh mengagumkan adalah ki hadjar Dewantoro. Betapa rumusan ki Hadjar Dewantoro telah jauh mencakup ke depan. Ki Hadjar Dewantoro adalah seorang futuris. Beliau telah melihat bahwa hak-hak asasi manusia dan kehidupan global abad 21 merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan. Sehingga pendidikan tidak terlepas dari upaya untuk kerja sama dengan seluruh stakeholder guna meningkatkan derajat manusia. Dengan kata lain hak-hak asasi manusia dan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
PANDANGAN KI HADJAR DEWANTORO
Pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia dalam arti bahwa menjadi manusia yang mandiri, agar tidak tergantung kepada orang lain baik lahir ataupun batin. Kemerdekaan yang dimaksud Ki Hadjar Dewantoro terdiri dari tiga macam, yaitu berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri. Pendidikan merupakan hak semua warga negara, tidak membedakan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Ki Hadjar Dewantoro juga menegaskan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam tumbuh dan berkembangnya peserta didik. Salah satu pikiran Ki Hadjar Dewantoro tentang pendidikan di wujudkan dalam bentuk taman siswa.
TAMAN SISWA
Taman siswa didirikan 03 Juli, 1922. Taman sisiwa merupakan badan perguruan yang sudah diselaraskan dengan kepentingan bangsa dan negara. Lahirnya taman siswa juga diilhami oleh model pendidikan penjajahan yang tidak menyelesaikan persoalan peningkatan kualitas sumber daya manusia waktu itu. Menurutnya pendidikan zaman penjajahan memiliki ciri perintah, hukuman, dan ketertiban. Seperti pola kaderisasi para wakanda ya… Hehehehheeh becanda kanda.
Model pendekatan pendidikan seperti itu menurut Ki Hadjar Dewantoro merupakan salah satu perkosaan terhadap kehidupan batin anak-anak. Oleh karena itu, tidak heran apabila hasil pendidikan penjajahan waktu itu melahirkan anak dengan Budi pekerti yang rusak sebagai akibat dari anak yang hidup di bawah paksaan dan hukuman, yang biasanya tidak setimpal dengan kesalahannya. Apabila telah dewasa, mereka tidak akan mampu bekerja kalau tidak dipaksa atau kalau tidak ada perintah.
Pendidikan pada taman siswa tidak menggunakan pendekatan paksaan. Dasar pendidikan yang dipergunakan adalah momong (merawat), among ( memberi contoh), Dan ngemong ( proses untuk mengamati). Dalam pelaksanaannya lebih kepada membimbing dan memimpin peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, sehingga peran tenaga pendidik sebagai pendamping dan orang yang membantu harus mengarahkan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya. Tanpa ada paksaan sama sekali.
Agar sekolah, dan kampus bisa menjawab kritik ataupun permasalahan sistem pendidikan kita, tentu saja sekolah dan kampus harus menunjukkan bahwa belajar bukan hanya proses transformasi dari tenaga pendidik ke peserta didik, tetapi juga upaya pengembangan potensi peserta didik berdasarkan atas kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Salah satu yang harus dilakukan tenaga pendidik adalah melakukan reformasi di dalam cara mengajar kepada peserta didik dengan menggunakan metode belajar humanistik.
BELAJAR HUMANISTIK
Teori belajar ini berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang di cita-citakan, serta tentang proses belajarnya yang paling ideal. Pelopor dari teori belajar humanistik adalah Jurgen Habermas. Proses belajar ideal menurut Jurgen yaitu proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri, maksudnya adalah mampu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri secara optimal. Tapi bagaimana kita mau pake metode humanistik kalau pendidiknya selalu merasa paling benar, di debat sedikit sama peserta didik langsung meposodo (baper). Popado (fuck)
Dalam pelaksanaan teori humanistik ini, materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak yang akan belajar maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Penulis berpendapat bahwa teori belajar humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar peserta didik pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan untuk mencapai tujuannya.
Hal tersebut tentu akan dapat membantu pendidik dalam menentukan komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan, penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta pengembangan alat evaluasi ke arah pembentukkan karakter peserta didik.
Sa cuman mo bilang, kegiatan pembelajaran tahap demi tahap secara ketat, sebagaimana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dinyatakan secara eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan ditentukan sendiri oleh pendidik, mungkin saja berguna bagi pendidik tetapi tidak berarti bagi peserta didik. Olehnya itu, agar proses belajar lebih bermakna bagi peserta didik maka diperlukan keterlibatan penuh dari peserta didik itu sendiri, sehingga peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang berharga dan efektif.
Kendari, PersKampusBiru.com – Pentingnya menjaga ekosistem alam. Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) gelar diskusi flim dokumenter, jumat (27/8/202).
Kegiatan diskusi flim dokumenter yang berjudul “SEMES7A” di laksanakan di pelataran kantor UKM-Pers, dimulai pukul 20. 00 – 23-00 WITA.
Ketua Umum UKM-Pers M. Ilham Pranata mengatakan, tujuan diakan diskusi flim ini, agar dapat mengambil hikma dari flim semensta yang ditayangkan.
“Adapun tujuan dengan di adakan diskusi film ini yaitu agar teman2 dapat mengambil pelajaran dam hikmah dari film semesta ini,” kata M Ilham, jumat, (27/8/2021).
Pemantik dalam diskusi flim dokumenter Muh. Sulhijah mengatakan, ada tiga poin penting yang bisa kita ambil dari flim dokumenter ini.
“Pertama, indonesia dengan berbagai Suku Budaya dan Agama, punya cara atau metode masing-masing untuk menjaga alam. Kedua, menjaga alam tudak musti harus persoalan yanag besara dulu, minimal tidak pada hal-hal yang kecil. ketiga hutan adalah ibu sedangkan air adalah darah, karna hutan adalah ibu air adalah dara maka harus kita jaga,” ungkap M. Sulhijah saap memulai diskusi jumat, (27/8/2021).
Muh. Sulhijah melajutkan, “untuk menjaga alam tidak musti dari hal-hal yang besar saja akan tetapi hal-hal yang kecil juga perlu”.
Dia berharap diskususi-diskusi seperti ini harus tetap dilaksanakan. “Diskusi seperti ini akan menjadi hal yang kemudian kita istikomakkan, mungkin seminggu sekali atau dua minggu sekali itu penting,” harap Muh Sulhijah.
Di akhir dia berpesan diskusi ini tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi harus sampai pada tahap implementasi.
“Untuk pengurus UKM-Pers bahwa diskusi ini tidak hanya berhenti di sini tetapi harus sampai pada taham implementasi, minimal kita tidak membuang sampah semabarang” tutup.
(Ketgam: suasana nonton bersama di pelataran kantor UKM-Pers. Foto: Amir)
Reporter : Andika Editor : Muh. Aksan
Kendari, PersKampusBiru.com – Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar nonton bersama dan Diskusi Film, sabtu (21/8/2021)
Kegiatan itu dilaksanakan di Taman Literasi UKM-Pers IAIN Kendari, pukul 20:00 hingga pukul 01:35 WITA .
Pelaksana Tugas (PLT) Ketua Umum UKM -Pers, Al-Izar menyampaikan bahwa, tujuan diadakannya diskusi Flim berjudul Bumi Manusia, iyalah menjadi wadah belajar serta untuk menambah wawasan teman-teman khususnya Anggota UKM-Pers.
“Tujuan film Bumi Manusia ini, supaya ada media belajar atau diskusi untuk teman-teman Anggota UKM-pers IAIN kendari dalam menambah wawasan,” kata Al-izar minggu, (21/8/2021).
Pemantik dalam diskusi flim, Dedi Hardianto mengatakan, karakter generasi sekarang ini minat baca bukunya kurang.
“karakter generasi sekarang ini kan sudah malas membaca,” kata dia saat diwawancarai, sabtu (21/8/201).
Lanjut dia dengan menonton dan mendiskusikan flim seperti ini akan lebih baik. Tapi alangkah lebih baaiknya harus membaca bukunya.
“Menonton film itu lalu mendiskusikannya akan lebih mudah ketimbang membaca buku, tapi karena menonton itu akan memotong jalan cerita, jadi supaya lebih tertarik lagi dan bagus lagi kita harus membaca buku juga, jadi harus imbangi antara membaca dan menonton film nya,” tambahnya
Senada dengan itu, salah satu peserta diskusi flim “Bumi Manusia” Ismail Fathar Makka mengatakan, dalam flim tidak menceritakan full itu artinya sutradara mengarahkan kita untuk membaca bukunya.
“Film ini tidak tuntas itu artinya sutradara menginginkan kita untuk membaca bukunya tersebut”. ungkapnya saat berdisk.
Diakhir Dedi Hardianto selaku pemantik mengharapkan kegiatan-kegiatan seperti ini harus dilestaraikan apalagi generasi sekarang sudah malas membaca buku.
“Kegiatan begini harus tetap ditumbuhkan dan dilestarikan karena wadah belajar itu ada beberapa macam selain Membaca buku dan juga menonton film.” harapnya.
Kendari, perskampusbiru.com – Dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, Unit Kegiatan Mahasiswa Seni (UKM-Seni) Gelar Pentas Seni, Selasa (17/8/2021).
Dari pantauan perskampusbiru.com di lokasi, Kegiatan mulai dilakukan 20:30 sampai 22:00 WITA, dengan beragam tampilan-tampilan diantaranya Musikalisasi Puisi, Tari Kreasi, Mix Berkibarlah Benderaku, Penayangan Video Visual, Puisi Musikal, Pembacaan Puisi, Penayangan Vidoe Karya dan Video Dukumenter Perjalanan UKM-Seni.
Ketua Pelaksana Kegiatan Aditia Furqansyah mengatakan, Tema yang diangkat dalam kegiatan Pentas seni ini iyalah “Merdeka Berkarya” Kegiatan ini, kita konsepkan untuk mengenang para pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia.
“Kita konsep untuk mengenang para pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia,” kata Aditia Furqansyah saat ditemui wartawan kampusbiru.com
Lanjut dia, Tidak hanya itu Pentas Seni kali ini sebagai bentuk kritikan kami atas beberapa kebijakan-kebijakan Pemerintah selama 76 tahun Indonesia merdeka.
“Untuk mengkritik beberapa kebijakan-kebijakan Pemetintah selama 76 tahun merdeka,” ungkapnya.
Di akhir Aditia Furqansya berharap dengan adanya kegiatan pentas seni kali ini bisa membangun sprit anak muda agar selalu berkarya.
“Beberapa karya-karya kami yang telah kami tampilkan bisa merefleksi terus membangun spirit untuk anak-anak muda agar selalu berkarya” harap Aditia Furqansya.
Editor: Al-Izar Kendari, PersKampusBiru.com – setelah berakhir hari ini 13 Agustus 2021, pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari buka kembali Pembayara UKT tahap II, 18 sampai 28 Agustus 2021.
Hal itu dilakukan karena masih banyak mahasiswa yang belum melakukan pembayaran UKT.
“Namun setelah dipresentasi masih sekitar 30% mahasiswa yang belum menyelesaikan pembayaran SPP/UKT atau terlambat bayar” dikutip dari surat Wakil Rektor II, nomor: 0002/R.2/HM.00/08/2021, perihal Penyampaian Pembayaran UKT Mahasiswa. Jumat (13/08/2021).
Lebih lanjut, Pembayaran SPP/UKT Tahap II dimulai pada tanggal 18 sampai dengan 28 Agustus 2021 pada Bank Syariah Indonesia (BSI) Kendari.
Alwan Aprilianto salah satu mahasiswa IAIN Kendari yang terlambat membayar UKT merasa bersyukur atas perpanjangan pembayaran UKT Tahap Dua ini.
“Alhamdulilah masih ada perpanjangan,” ugkap Alwan saat diwawancarai lewat via telepon, jumat 13 Agustus 2021.
Lanjut Alwan Aprilianto dia mengatakan kalau tidak apa perpanjangan pembayaran UKT kemungkinan besar urusan-urusan kita dikampus akan tertunda, apalagi mahasiswa semester akhir.
“Syukurlah, Kalau tidak ada perpanjangan mungkin segala kegiatan dikampus pasti akan tertunda apalagi untuk mahasiswa semester akhir.” Kata Alwan.
Kendari,Perskampusbiru.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari akan melaksanakan pengenalan budaya akademik (PBAK) secara virtual atau online.
PBAK online tersebut akan di mulai dari tanggal 13-15 Agustus 2021 dengan tema.
“Membentuk akademisi unggul, moderat, dan empati untuk kemanusiaan,” waktu pelaksanaan PBAK online 07:30 Wita di via zoom dan live streaming di YouTube.
Sebelum pelaksanaan PBAK online mahasiswa baru (Maba) di harapkan untuk mengisi pendaftaran terlebih dahulu. di https://bit.ly/RegPBAK2021.
Yang dimana pendaftarannya dari 9-12 Agustus 2021.
Untuk informasi lebih lanjut mungkin bisa menghubungi
Kendari,Perskampusbirum.com- Beberapa mahasiswa yang tergabung dalam konsorsium mahasiswa menggugat, kembali melakukan aksi demonstrasi menolak pelaksanaan PBAK secara online, selasa (10/8/2021).
Aksi yang dilakukan di depan auditorium itu berlangsung dari pukul 08:00 hingga 10:00 WITA.
Ilham salah satu masa aksi mengatakan dalam orasinya bahwa PBAK tahun 2020 kemarin tidak ada output yang didapatkan bagi para mahasiswa apa lagi untuk Maba tahun 2021
“Kami mahasiswa angkatan 2020 yang melaksanakan PBAK online Tidak ada output sama sekali yang kami dapatkan Apa lagi mahasiswa baru untuk tahun ini,” kata Ilham dalam orasinya.
Sementara itu, Ashabul Akram selaku penanggung jawab aksi mengatakan, berapa alasan mereka menolak pengenalan budaya akademik secara online di antaranya mahasiswa tidak akan mendapatkan output bagi mahasiswa dan PBAK tidak akan terlaksana secara efisien seperti tahun 2020.
“Alasan pertama PBAK secara online tidak mendapatkan output terhadap mahasiswa angkatan 2021 yang kedua PBAK secara online tidak bisa terlaksana secara efisien kita bisa melihat di tahun 2020 ada live streaming di YouTube bahwa diksi atau narasi yang di keluarkan komentar yang di keluarkan oleh mahasiswa baru sama sekali tidak etis tidak mencerminkan sebagai mahasiswa” kata ashabul saat di temui wartawan perskampusbiru.com.
Lanjut Ashabul dia menilai bahwa kegiatan aktivitas yang di lakukan oleh rektor IAIN Kendari itu tidak secara online melainkan secara offline, yang seharusnya di lakukan secara online seperti surat keputusan rektor IAIN Kendari.
“Sesuai dari keputusan dari rektor IAIN Kendari bahwa seluruh kegiatan aktivitas yang di laksanakan di institut agama Islam negeri IAIN Kendari dilaksanakan secara online namun nyatanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh rektor IAIN Kendari bisa kita lihat sendiri secara fakta dan nyata bahwa mereka melaksanakan secara offline,” Tambahnya.
Masa aksi lain Afdal mengatakan kenapa tidak mengadakan PBAK offline secara fakultas atau prodi kalau memang tidak bisa secara institut.
“Kalau tidak bisa melakukan PBAK offline secara institut maka kenapa tidak secara fakultas, kalau memang tidak bisa secara fakultas, kenapa tidak secara prodi”. kata Afdal.
(Suasana demonstrasi di depan Rektorat. Foto: Rizal)
Reporter: Rizal Saputra Editor: Al-Izar
Kendari, perskampusbiru.com – Beberapa mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Kebijakan Kampus, gelar demonstrasi menolak perkuliahan secara Offline dimasa pandemi COVID-19, selasa (10/8/2021).
Dari pantauan perskampusbiru.com di lokasi, Masa aksi mulai berdemonstrasi pukul 09:00 hingga 12:30 Wita. di pelataran gedung terpadu hingga ke gedung rektorat IAIN Kendari.
Fahril Asyiraf Aknur selaku Koordinator Lapangan (KORLAP) satu mengatakan, aturan dari pemerintah, pelaksanaan perkuliahan harus dilaksanakan secara Daring dengan menggunakan media-media yang tersedia.
“Perintah dari pemerintah itu sendiri bahkan dari Rektor itu sendiri, kuliah secara online, menggunakan media-media untuk menunjang kuliah online itu sendiri,” kata korlap satu saat menyampaikan orasinya.
Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di lapangan, faktanya masih ada oknum dosen yang melaksanakan perkuliahan secara offline.
“Tapi faktanya di lapangan itu ada kemudian dosen yang melaksanakan perkuliahan secara offline,” lanjutnya.
Senada dengan Fahril Asyiraf Aknur.
Muhammad Masyu Masa selaku KORLAP dua mengatakan, Kementerian Agama tidak pernah mengizinkan perkuliahan dilaksanakan secara offline.
“IAIN Kendari berada dibawah naungan Kementeran Agama, dan Kementrian Agama tidak pernah mengeluarkan atau mengizinkan perkuliahan secara offline,” ungkapnya.
Dia juga mempertanyakan aktifitas perkuliahan yang dilaksanakan secara blended campuran online dan ofline.
“Minggu lalu kita kuliah secara online, satu minggu kedepannya kulian secara offline. Apa dasarnya hingga dosen-dosen melakukan hal tersebut”. Tanya Muhamad Mansyur Masa saat melakukan hearing kepada warek satu dan tiga.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan masa aksi yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Lebijakan Kampus.
Wakil Rektor I Husain Insawan mejelaskan.
“Surat edaran rektor itu belum dicabut, masih menggunakan sistem Daring. Tetapi perlu diingat bahwa sudah keluar surat keputusan bersama empat menteri yaitu mentri yakni menteri Agama, mentri pendidikan dan kebudayaan, kementria pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi dan kementerian dalam negeri,”
Penyelenggaraan pembelajaran itu bisa saja dilakukan dalam tiga model, yang pertama ada online morni yang kedua ada blended dimana ada sebagian online sebagian offline bakan ada yang offline manakala zonanya itu sudah masuk zona hijau tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan.
Beranjak dari situ kemudian maka sesungguhnya surat edaran dari rektor itu mengalami pelemahan karna surat edaran dari rektor itu keluar pada bulan maret 2020. Sementara surat keputusan bersama keluar pada bulan juli 2020.
Kalau kita pake teori nasih dan mansyu maka sesungguhnya surat edaran rektor itu gugur dengan sendirinya ketika sudah ada aturan yang lebih tinggi yaitu SKB dari ke empat menteri tersebut “Memteri Agama, Kemendikbud, menteri dalam negeri dan menpan RB.
Nah kalau kita mengacu dari peraturan ini maka sesungguhnya apa yang dilakukan dosen itu sepanjang tidak mengakumulasi banyak orang kemudian tetap mematuhi protokol kesehatan saya kira itu sah- sah saja berdasarkan empat mentri ini.
Karnakan rektor itu bawahan dari mentri agama. Kalau disana sudah menggariskan boleh dalam bentuk blendit itu bisa saja tetapi harus menerapkan tiga M, mencuci tangan, Menjaga jarak dan memakai Masker,” jelas Husain Insawan saat melakukan hearing bersama masa aksi.