Gelar Dialog Publik, Oasis Sultra Angkat Isu Kebebasan Berpendapat Keberkahan atau Petaka

Kendari, Objektif. id – Pengurus Organisasi Akademisi Mahasiswa Islam (Oasis) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan bazar dan dialog publik disalah satu warkop yang ada di Kota Kendari pada Minggu (1/10/2023), sekira pukul 21.00 Wita.

Pantauan Objektif.id, dialog yang mengusung tema “Kebebasan Berpendapat, Keberkahan atau Petaka” ini dihadiri puluhan organisasi mahasiswa lingkup Sultra. Tidak hanya itu, Terlihat pula beberapa lembaga kemahasiswaan internal kampus UHO dan IAIN Kendari.

Hadir sebagai narasumber, Ivansyah mengatakan tema yang diangkat jika dipandang dari segi perspektif demokrasi para pemimpin orde lama dan orde baru mereka berkata bahwa, kepemimpinan mereka adalah demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila tapi pada penerapannya cenderung otoriter.

Dimaksudkan otoriter, kata Ivansyah, karena segala bentuk kekuasaan dan media itu berada dalam pengendalian pusat penguasaan. Sehingga, dengan itu kurangnya kebebasan berpendapat bagi masyarakat yang tidak terlibat dalam bagian pemerintahan.

Oleh karena itu lanjut Ivansyah, kebebasan berpendapat di dalam term agama Islam itu sama sekali tidak ada paksaan.

“Kalau kita bandingkan antara keberkahan atau petaka, dia masuk dalam konteks dikeberkahan karena Allah sendiri yang mengajarkan bahwa seharusnya kita bisa bersikap, kita punya pandangan tapi pandangan dan sikap itu harus kita pertanggungjawabkan apapun konsekuensinya,” ucap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) itu.

Sementara itu, Ibnu Qayyim salah satu mahasiswa asal IAIN Kendari mengatakan, diera sekarang ini banyak mahasiswa sebagai penyambung suara rakyat begitu apatis serta malas pusing terhadap gerakan-gerakan kemanusiaan baik itu di lingkup kampus maupun di luar kampus.

Dirinya berharap mahasiswa hari ini yang telah dilegitimasi sebagai agent of change, ketika paham tentang sebuah ilmu pengetahuan, paham tentang hukum namun untuk tidak mendiamkan adanya beberapa problem-problem yang terjadi.

“Saya berharap kepada mahasiswa jangan menutup mulut, telinga, dan mata terhadap apa yang terjadi kedepan” pungkasnya.

Reporter : Ian Aristiawan
Editor: Rizal Saputra

Stop!! Kekerasan dalam Dunia Pendidikan

Objektif.id – Sekolah adalah tempat untuk proses belajar mengajar. Seorang guru harus mendidik muridnya-muridnya agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang baik.

Seorang guru juga sangat berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, agar dapat melekat dalam benak murid yang dia didik. Jika seorang guru tidak memperhatikan hal yang demikian maka hal yang buruk dapat terjadi pada murid itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan pun, sangat perlu di latih yang namanya kecerdasan emosi untuk para siswa.

Jangan hanya terfokus melatih kebiasaan kognitif,sebeb melatih kognitif itu lebih mudah di banding melatih emosional.

Melatih emosional siswa merupakan hal yang sangat penting untuk dilatih untuk membentuk karakter seorang siswa di masa depan. Seperti menjadi orang yang konsisten, komitmen, berintegritas tinggi, berpikiran terbuka, jujur, dan adil. Tak hanya itu, pelatihan emosional juga membuat siswa memiliki prinsip, visioner, percaya diri, dan bijaksana. Karena hal itu bukan hal yang mudah untuk di bentuk dalam diri masing-masing terkhusus untuk para pelajar.

Yang tidak kalah pentingnya, peran orang tua dalam menyikapi anak-anaknya. Seorang tualah atau wali murid yang harus mengontrol siswa saat pulang dari sekolah.

Biasanya anak-anak memiliki karakter yang tidak terpuji di sebabkan karena orang tua yang kurang perhatian kepada anaknya, membiarkan anaknya bebas atau tidak memberi batasan, dan orang tua yang bercerai.

Bercerainya kedua orang tua, terkadang menyebabkan psikologi anak tertekan dan biasanya seorang memilih pergaulan yang bebas.

Hal yang seperti itulah yang kerap menyebabkan siswa melakukan kekerasan kepada siswa yang lainnya.Sehingga banyak siswa yang menjadi korban bahkan nyawanya melayang karena kekerasan tersebut.

Adapun kejadian yang sering terjadi di sekolah dan di luar sekolah adalah tawuran antar siswa, pengeroyokan, penggunaan narkotika, pergaulan bebas, pembullyan dan lain sebagainya.

Siswa yang menjadi korban terkadang tak mau lagi bersekolah sebab trauma atas kejadian yang menimpanya bahkan terkadang siswa nekat untuk bunuh diri di sebabkan karena hal yang demikian.

Oleh karena itu orang tua atau wali murid serta guru yang berada di sekolah harus lebih mempertikan anak atau murid-muridnya agar bangsa kita memiliki generasi penerus.

“Ian Aristiawan (penulis) merupakan mahasiswa IAIN Kendari, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Semester 3 (tiga). Dia seorang Jurnalis muda Objektif.id yang direkrut melalui Diklatsar jurnalistik UKM Pers IAIN Kendari tahun 2023. Foto: Ian Aristiawan/Objektif.id”.

Penulis: Ian Aristiawan

Editor: Rizal Saputra

HMI Cabang Kendari Lantik Pengurus Baru Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Periode 2023/2024

Pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari dilantik oleh ketua Umum HMI Cabang Kendari, Sapril Basmin di gedung PKM Lantai 2 IAIN Kendari.

Kendari, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari, melantik pengurus baru HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Cabang Kendari periode 1444-1445 H/2023/2024 M, di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai 2, Sabtu (30/9/23).

Pantauan Objektif.id di lokasi, pelantikan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Sapril Basmin bersama Wasekum Bidang Pembinaan Anggota HMI Cabang Kendari, Zuhur Lamande, MPK Komisariat (P) Ibnu Rusyd Wahyudin Wahid, ketua DEMA IAIN Kendari, Ashabul Akram dan beberapa pengurus yang melaksanakan pelantikan. Pelantikan tersebut terjadwal pukul 15.00 Wita, namun mulai dibuka pada pukul 20.00 Wita.

“Pertama-tama maaf atas keterlambatan saya karna ada suatu dan lain hal yang juga tidak kalah pentingnya dengan pelantikan ini. Tapi, saya bersyukur pelantikan pengurus Komisariat (P) Ibnu Rusyd ini dapat terlaksana dengan baik,” ungkap Sapril dalam sambutannya.

Sapril menambahkan, bahwa ditangan kader-kader dan pengurus yang telah dilantik inilah yang akan mengembalikan marwah HMI di kampus, terkhusus di IAIN Kendari..

“Saya berharap pengurus dapat menjalankan amanah organisasi dengan baik dan bisa terus bersinergi dengan HMI Cabang Kendari untuk membangun kembali HMI khususnya di Kota Kendari,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Komisariat,  Al-Izar menekankan kepada kader-kader dan pengurus yang baru saja dilantik, agar saling merangkul untuk mengemban dan menjalankan amanah bersama-sama.

“sekarang tinggal bagaimana kedepannya teman-teman pengurus yang baru, kita sama-sama berguna di HMI  terkhusus difakultas syariah IAIN Kendari. Kemudian untuk teman-teman, kita bisa menghidupkan kembali kader-kader yang ada dikomisariat Ibnu Rusyd sendiri,” paparnya.

Penulis: Winarti
Editor: Melvi Widya

Saatnya Introspeksi

Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.

 

Selalu saja terulang hal yang sama saat ingin produktif. Namun, sayang seribu sayang nyatanya hanya menjadi wacana. Ketika melihat jam dinding dipagi hari ternyata sudah pukul 07.20 menit dan itu menandakan kuliah sisa 10 menit lagi dimulai. Seketika aku langsung beranjak dari atas kasur sekret yang penuh dengan air liur senior -senior, kemudian aku bersiap-siap untuk mandi dan tanpa sarapan berangkat ke kampus. Saat tiba di kampus aku langsung bergegas menuju kelas dan seperti biasa, terlambat lagi.

“Permisi Pak boleh masuk?” ucapku kepada dosen.

“Silahkan masuk, tapi kamu sudah dinyatakan alpa pada mata kuliah bapak pagi ini.” Jawab dosen dengan raut wajah kusut seperti tisu bekas menyeka ingus.

Mendengar jawaban seperti itu aku hanya bisa terdiam dengan wajah muram. Bahkan sepanjang kelas berlangsung hingga berakhir aku hanya merenung menyesali perbuatan yang selalu saja buang waktu dan tidak konsisten terhadap apa yang sedang dijalani.

Selesai mata kuliah aku kemudian menuju ruang tunggu fakultas merenung sampai tersadar bahwa salah satu faktor kebiasaan buruk itu terjadi ialah selama ini lingkungan pergaulanku dikelilingi dengan orang-orang yang tidak menghargai waktu sehingga hal tersebut membawa aku terjerumus kedalam ruang inkonsisten.

“Aaa,,,,kenapa sih hidup tuh bisa secape ini,”
Teriakku penuh kesal.

Mendengar teriakanku seketika seorang senior yang hendak masuk ruang kelas menghampiriku lalu bertanya, “Kamu kenapa apakah ada masalah?” ucapnya dengan penuh keheranan.

“Ngga papa kak, saya hanya bersedih.” Kataku dengan wajah lesu.

Masih penasaran dengan jawaban yang diberikan, ia terus memaksa agar aku menceritakan apa yang sedang terjadi pada diriku.

“Ayo dek cerita saja sama kakak masalah apa yang kamu alami.”

Dengan nada yang menekan dan penuh paksaan, akhirnya aku menceritakan kepadanya tentang masalah yang menimpaku. Setelah menyimak detail yang kujelaskan ia kemudian menyemangati sekaligus memberikan motivasi kepadaku.

“Begini ya dek, susah dan senang itu akan selalu berdampingan jadi apapun yang kamu kerjakan jalani dengan ikhlas. Syukuri apa yang ada di hidupmu, sembari perbaiki yang masih kurang. Semua itu akan terasa ringan jika kita bersyukur, insya Allah dengan sendirinya Konsisten itu akan muncul.”

Setelah dialog singkat tersebut aku meniatkan dalam hati dan akan serius belajar disiplin menata waktu dengan baik agar bisa konsisten disetiap hari dan selamanya. Sebab selain kata senior tadi John C.Maxwell juga mengatakan, disiplin kecil yang di ulang dengan konsisten setiap hari mengarah pada pencapaian besar yang diperoleh secara perlahan seiring berjalannya waktu.

Dengan demikian, poinnya adalah jadikan semua kesalahan sebagai pembelajaran untuk kedepannya agar supaya tidak ada lagi kesalahan yang sama terjadi secara berulang-ulang.

Sekian dari penulis, semoga ada hikmah yang bisa dipetik oleh para pembaca melalui kesederhanaan cerpen ini.

Penulis : Novasari
Editor : Hajar

FOTO: Pelantikan Pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari Periode 1444-1445 H

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ian Aristiawan.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI.

Pembacaan Surat Keputusan HMI Cabang Kendari, tentang susunan kepengurusan HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari.

Pembacaan nama-nama pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd.

Pembacaan ikrar pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd.

Sambutan Ketua Umum HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari, Al-Izar.

Sambutan Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Sapril.

Foto bersama usai pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari periode 1444-1445H/2023-2024 M, Sabtu (30/9/23). Foto: Wahida/Objektif.id.

Katamu, Kita Abadi

Ingin kudedah aksara dalam puisimu itu, agar aku tahu adakah diksi nirmala yang lainnya.

“Katamu, Kita Abadi”

Ingin kusudahi puisi cinta darimu, ingin sekali rasanya…

Ingin kuhentikan pikiranku tentang dirimu, tentang isi di kepalaku yang terus-menerus menghantuiku

Ingin kumelupa, sampai aku tak tahu apa arti puisi cinta darimu itu

Lalu aku pun lupa bahwa ada diksi nirmala itu untukku

Katamu, kita abadi, tak lekang oleh waktu seperti penyair-penyair puisi lainnya juga seperti puisi Eyang Sapardi yang katanya, kita abadi

Namun, kenyataannya kita hanyalah temu yang bersemu dalam peluh

Yang kenyataannya, kita hanyalah sepasang jiwa yang rengkuh dalam dekap yang memburu namun, saling acuh

Kenyataan ini begitu angkara

Tapi, bukankah itu lebih baik?

Ingin kudedah aksara dalam puisimu itu, agar aku tahu adakah diksi nirmala yang lainnya

Atau adakah yang lebih dari puisi eyang Sapardi yang katanya kita abadi?

Adakah yang lebih dari itu?

Agar aku menitik di tiap bait puisi cinta darimu

Agar kuhentikan duka nestapa ini di destinasi adiwarna berbau angkara

Lalu menepi, menghilang tanpa jejak dan kebebasanku atas bayang-bayang dirimu tak sekadar sebuah diksi.

Penulis: Elf
Editor: Redaksi

Peringati Maulid Nabi 1445 H, Rektor IAIN Kendari : Perilaku Nabi Harus Kita Teladani

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari,

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari, Jumat, (29/9/23).

Peringatan maulid ini dihadiri para mahasiswa, staf, dosen, hingga pejabat tinggi di lingkungan kampus IAIN Kendari dan Dewan Pengarah Majelis Ulama Indonesi (MUI) Sulawesi Tenggara Jakri Napu.

Rektor IAIN Kendari Husain Insawan mengatakan, pada peringatan maulid ini ada dua hikmah sebagai pelajaran yang bisa diambil dari kepribadian Rasulullah Saw. yang patut di contohi.

“Kita akan meneladan nabi dari perkataannya, sifatnya, perbuatannya, sikapnya dan seterusnya. Itu yang pertama,” bebernya.

Hikmah yang ke dua, lanjut mantan Wakil Rektor masa bakti 2019 – 2023 ini mengatakan, dengan adanya maulid ini akan semakin mempererat ukhuwah islamiyah secara internal lingkup IAIN Kendari.

Baik itu pimpinan dan civitas akademika, dosen dan mahasiswa, pimpinan dan mahasiswa dan mahasiswa sesama mahasiswa.

“Itu yang saya kira dua hal yang mungkin kita bisa ambil hikmahnya meneladani nabi,” bebernya.

Reporter: Yandi Pebriansah
Editor: Muh Akmal Firdaus

Ingin Pulang

“Ingin Pulang”

Perih rasa menaruh di dalam kalbu ketika terdengar kata “pulang”

Tangis rasa tak terbendung di dalam hati
ketika terkenang memori masa itu,
Masa di mana aku masih berkisah
bersama orang-orang yang tak asing bagiku

Pupus harapan ketika tak jadi pulang
Bagaikan taru yang patah karna pawana menyapu
Jatuh seketika ke tanah tampa ada sedikit
harapan untuk berdiri kembali

Andai aku masih di sana takan ku
biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa
ada kenangan yang ku ambil.
rindu dan rasa ingin pulang lebih besar
dari pada rasa tinggal yang tak nyaman
secercah harapan ku pintakan
“Aku ingin pulang”.

Penulis: Ferdiani
Editor: Ai

Keindahan Pantai Surga

Suara ombak yang menghantam karang membuat suasana pantai semakin hidup. Matahari pagi yang terbit bersamaan dengan kedatangan kami di Pantai Surga memberikan kehangatan yang menyenangkan. Pepohonan rindang di sekitar pantai memberi keteduhan dari teriknya sinar matahari.

Kami, keluarga besar, sudah lama memendam rasa penasaran untuk mengunjungi keindahan pantai ini. Kabar tentang keindahan alam yang luar biasa dan pemandangan yang menakjubkan sudah menarik perhatian kami sejak lama.

Setibanya kami di pantai, kami langsung terpesona dengan keindahannya. Pasir putih yang lembut, air laut yang bening, serta latar belakang perbukitan hijau yang memukau menjadi pemandangan yang mempesona. Tak berapa jauh dari tepi pantai, alam yang menarik perhatian kami adalah karang-karang indah yang tersebar di sekitar pantai. Karang-karang tersebut terlihat indah sekali dengan warna-warna cerahnya dan dipercantik dengan berbagai ikan yang berenang di sekitarnya.

Kami melihat banyak wisatawan yang sibuk beraktivitas di pantai. Beberapa di antaranya bermain bola di atas pasir, sementara yang lain asyik berjemur di bawah sinar matahari. Anak-anak berlarian sambil mencari kerang-kerang cantik yang tersembunyi di dalam pasir.

Dalam perjalanan kami menuju pantai, mata kami dihiasi dengan warna-warni layang-layang yang berterbangan di langit biru. Selain itu, kami juga melihat orang-orang yang naik selancar di atas ombak yang tinggi. Rasanya ingin ikut bermain di pantai ini.

Kami pun segera menyusuri pantai dan menikmati berbagai wahana yang ada. Rasanya sangat menyenangkan saat ombak menerjang. Sensasi adrenalin yang kami dapatkan saat berselancar menerobos ombak membawa kami semakin dekat ke tengah laut.

Makan siang kami habiskan di sebuah warung makan yang terletak di tepi pantai. Sambil menikmati hidangan laut segar, kami juga menikmati suara ombak yang semakin lama semakin keras. Suasana yang tenang dan damai membuat makan siang kami semakin nikmat.

Pada sore hari, kami memutuskan untuk menaiki kapal tradisional untuk menikmati keindahan pantai dari sudut yang berbeda. Sensasi menyusuri pantai sambil menikmati hembusan angin sore membuat kami semakin jatuh cinta dengan Pantai Surga ini. Sambil berlayar, kami juga melihat indahnya sunset yang terlihat semakin merah dan semakin memantulkan warna indah di langit.

Setelah satu hari penuh berpetualangan dan melihat keindahan pantai, kami pulang dengan hati yang riang dan pikiran yang penuh dengan kenangan indah tentang keindahan Pantai Surga ini. Keindahan alamnya masih menghiasi mimpi kami dan membuat kami ingin kembali ke pantai ini. Kami menyadari bahwa alam ini harus dijaga agar generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan alam ini.

Dalam perjalanan pulang, kami berjanji untuk kembali lagi suatu hari nanti. Keindahan Pantai Surga ini sungguh tak terlupakan dan tetap membekas di hati kami.

Penulis: Muh. Aidul Saputra
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

Bawa Nama Kampus ke Tingkat Nasional, Mahiscita IAIN Kendari Tak Diberikan Suport

Diduga tidak mendapatkan sokongan dana dari kampus, empat anggota Unit Kegiatan Khusus (UKK) Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari disinyalir nekat pinjam dana dari teman.

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari membawa nama kampus dalam mengikuti kegiatan nasional di Kota Surabaya sejak 24 September sampai 02 Oktober 2023. Ironinya, keberangkatan tersebut tidak disokong dana dari pihak birokrasi sehingga harus meminjam dana dari pihak luar kampus.

Badan Pendidikan dan Latihan (Badik) Mahiscita IAIN Kendari, Mr Syarif Hidayatullah menyebutkan nama-nama empat orang anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar dan Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia, yakni Muh. Syahputra Hadrat, Abdul Rahman, Aldiansyah dan Irfan Kurniawan.

Syarif mengaku, empat anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia tersebut, berangkat menggunakan dana yang diperoleh dari rekan-rekan serta beberapa senior mereka. Hal itu dilakukan karna pihak birokrasi IAIN Kendari disinyalir tidak memberikan dana sepeserpun untuk keberangkatan mereka.

“Yang berangkat ini menggunakan dana pribadi, dan kreatifitasnya dari anggota,” kata Syarif kepada Objektif.id, Senin (25/9/23).

Lanjut Syarif, dirinya kecewa dengan sikap birokrasi kampus yang dinilai tidak mendukung keberangkatan empat anggota Mahiscita untuk mengikuti kegiatan nasional tersebut, padahal menurutnya mahasiswa yang dikirim itu hadir untuk mewakili nama IAIN Kendari dengan tujuan mengharumkan nama kampus.

Dia menambahkan, idealnya kampus semestinya mendukung setiap lembaga kemahasiswaan, baik itu UKM maupun UKK yang membawa nama kampus dalam setiap kegiatan-kegiatan regional maupun nasional.

“Kami dari pihak Mahiscita IAIN Kendari sangat merasa kurang terhadap anggaran yang telah di sediakan di kampus yakni dana dipa,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Kendari, Fauziah membantah jika dana Dipa yang diberikan dari kampus tidak cukup. Sebab, Menurutnya dana yang diberikan kepada setiap lembaga kemahasiswaan internal kampus sudah maksimal.

“Informasinya tidak seperti itu, dana Dipa yang diberikan itu sudah maksimal,” bantah Fauziah.

 

Repoter : Siti Maharani
Editor: Wahyudin Wahid

Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi, Dua Mobil Tabrakan di Puncak Wolasi

Konawe Selatan, Objektif.id – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Puncak Wolasi, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Rabu (27/9/23).

Kecelakaan tersebut melibatkan satu mobil pick up putih dan satu mobil Wuling merah, diduga mobil pick up putih melaju dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan keterangan saksi mata yang sedang melintas saat insiden laka lantas ini, Hestin mengatakan kecelakaan terjadi di puncak Wolasi, pukul 11.00 siang.

“Sekitar pukul 11.00 siang tepatnya didepan Penjual jagung rebus puncaknya di wolasi, dari arah Punggaluku menuju Kendari mobil,” tutur Hestin kepada Objektif.id sesaat setelah insiden tersebut.

Lanjut, Hestin mengatakan terkait kronologi kejadian, dimana mobil pick up putih yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyalip mobil korban dan mengakibatkan mobil putih menabrak tiang spanduk.

“Mobil pick up putih menyalip mobil wuling merah yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi sehingga ia tak bisa mengendalikan mobilnya dengan baik yang menyebabkan ia menabrak tiang spanduk sehingga si pengendara mobil pick up putih terlempar di sisi kiri jalan”, lanjutnya.

Selanjutnya, dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa. Tetapi mobil wuling merah mengalami rusak parah pada bagian depan sebab disenggol oleh mobil pick up putih. Sedangkan mobil pick up putih mengalami rusak parah pada bagian depan mobil dan dua ban depan terlepas.

Lebih lanjut, Hestin mengatakan peristiwa ini telah dilaporkan oleh warga desa setempat kepada pihak berwajib.

“Sampai saat saya meninggalkan TKP Warga dengan cekatan melaporkan kejadian tersebut pada pihak yang berwajib guna menertibkan”, pungkasnya.

Penulis: Maharani
Editor: Muh. Akmal Firdaus

KBM IAIN Kendari Gelar Doa Bersama Peringati Kematian Yusuf dan Randi

Kendari, Objektif.id – Peringati empat tahun kematian Yusuf dan Randi, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar doa bersama di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendari, Selasa (26/9/23).

Pantauan Objektif.id, terlihat puluhan mahasiswa melakukan beberapa rangkaian kegiatan, yang diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mujahid. Setelah itu dilanjutkan dengan yasinan dan ditutup dengan tausiah singkat tentang kematian yang disampaikan oleh Ketua Rumah Qur’an (RQM) Mahasiswa IAIN Kendari Suwardi Wijaya.

“Ya Allah, ampunilah dia (Yusuf dan Randi) kasihilah dia, berilah dia kekuatan, maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran,” tutur Mujahid dalam doanya.

Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kendari Arpan mengatakan, doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar teman-teman Lembaga Kemahasiswaan, juga sebagai spirit religius untuk tidak menghilangkan identitas sebagai mahasiswa IAIN Kendari.

“Doa bersama ini kita lakukan untuk mengirimkan doa terhadap almarhum Randi dan Yusuf yang sampai hari ini belum mendapat keadilan dari pihak kepolisian,” kata Arpan.

Dirinya berharap peristiwa yang dialami dua mahasiswa Universitas Halu Oleo itu tidak terulang kembali pada generasi-generasi selanjutnya.

“Harapannya kedepan generasi-generasi selanjutnya kita tidak ingin kan lagi ada korban dari teman teman mahasiswa maupun masyarakat secara umum,” harapnya.

Untuk diketahui, sebelum menggelar doa bersama mahasiswa yang tergabung dalam KBM IAIN Kendari telah melakukan aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari –  Konawe Selatan.

Dalam aksi itu terdapat empat tuntutan yaitu, meminta Kapolda sultra untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM, meminta Kapolda Sultra harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf.

Pihaknya juga meminta Kapolda Sultra agar segera menuntaskan kasus- kasus pelanggaran HAM dan mengevaluasi kinerja kapolda Sultra mengenai pelanggaran HAM.

Reporter : Asran

Editor : Melvi Widya

 

Fokus Urus Pemilu Abaikan Kasus HAM, KBM IAIN Kendari Minta Kapolda Sultra Tangkap Otak Pelaku Penembakan Yusuf dan Randi

Kendari, Objetif.id – Kematian Yusuf Kardawi dan Randi mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tertembak saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana alias RKUHP dan pelemahan KPK di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 26 September 2019 lalu hingga kini masih jadi misteri.

Sudah memasuki 4 tahun wafatnya dua mahasiswa itu, namun sampai saat ini belum ada titik terang dari Kapolda Sultra mengenai kasus pelanggaran hak asasi manusia ini. Sehingga Aksi unjuk rasa dari kalangan mahasiswa masih terus dilakukan guna menuntut kejelasan tentang kasus itu.

Tepat ditanggal kematian dua mahasiswa itu, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Sedarah Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari Konawe Selatan, minta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk tangkap otak pelaku penembakan Yusuf dan Randi.

Dari pantauan Objektif.id, massa aksi mulai berdemonstrasi pukul 08.00 Wita di Pelataran Kampus IAIN Kendari, pukul 10.00 Wita massa aksi menuju ke Gerbang Batas Kota Kendari – Konawe Selatan. Terlihat massa memengang spanduk yang bertuliskan “Kamu ini main tembak aja, bertobatlah”.

Terlihat massa juga melakukan aksi bakar ban dan memblokade beberapa ruas jalan sehingga mengakibatkan arus lalulintas disekitar batas kota di alihkan.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari, Ashabul Akram mengatakan, sudah 4 tahun lamanya kasus pembunuhan Yusuf dan Randi belum ada titik terang bahkan dalang pelaku pembunuhan yang merupakan oknum polisi sampai saat ini masih berkeluyuran.

“Ada satu oknum yang ditetapkan sebagai tersangka, namun sampai hari ini oknum polisi itu masih merajalela,” kata Ashabul.

Dirinya menilai, Kapolda Sultra saat ini lebih mementingkan pemilu serentak untuk pemilihan Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota DPRD ditahun 2024 mendatang ketimbang menyelesailan kasus pelanggaran HAM yang dialami Yusuf dan Randi.

Untuk itu lanjut Ashabul, pihaknya meminta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM. Meminta Kapolda harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf. Pihaknya juga meminta agar evaluasi kinerja Kapolda mengenai pelanggaran HAM serta meminta Kapolda Segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM di Sultra.

Di tempat yang sama Jendral Lapangan, Taici menegaskan, keadilan harus di terima oleh Almarhum Randi dan Yusuf walaupun mereka telah meninggal dunia. Sementara oknum-oknum polisi yang melakukan tindakan pembunuhan atau pencabutan nyawa harus ditindak lanjuti dan di selesaikan.

“Setidaknya dia di berhentikan sebagai polisi, kemudian keinginan kami pada pihak Kapolda Sultra untuk secepatnya merealisasikan dan menemukan oknum-oknum tersebut,” Ucap Taici.

Kerena lanjut Taici, tupoksi Kepolisian untuk menyelidiki masalah-masalah yang terjadi di kalangan khususnya di Kapolda Sultra itu adalah perintah undang-undang.

“Semoga wacana ini dapat segera sampai kepada Kapolda Sultra apabila kepolisian tidak menindak lanjuti, yakin dan percaya seluruh mahasiswa IAIN Kendari akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar dari pada ini.” Harap Taici.

Reporter : Febry Aidul Yandi

Editor : Redaksi