Kendari, Objektif.id – Isma Hamid, Mahasiswa Institut Agama Islam Negari (IAIN) Kendari, Program Studi (Prodi) Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK), berhasil meraih medali emas pada ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional Pemuda Indonesia (OSPI).
Kegiatan ini diikuti kurang lebih 300 orang peserta dari seluruh Indonesia, yang dilaksanakan secara online pada Selasa, 2 November 2022.
Isma mengungkapkan perasaannya bahwa dia tidak menyangka berhasil meraih mendali emas dari sekian banyak peserta yang mengikuti kegiatan ini.
“Saya sungguh tidak menyangka dari 300 lebih peserta dari seluruh Indonesia saya berhasil meraih medali emas. Perasaan saya campur aduk antara kaget, senang dan bangga,” ungkapnya.
Mahasiswi semester 5 ini mengatakan sebelum mengikuti kegiatan ini, dia harus mempersiapkan diri dan mental yang kuat untuk mengikuti lomba Olimpiade tersebut.
“Saya langsung mempersiapkan diri dan mental yang kuat, soalnya ini pertama kalinya saya mengikuti lomba setelah lulus dari SMA,” Sambungnya.
Dia juga mengatakan bahwa penyebab dia bisa mengikuti kegiatan ini bermula karena ajakan dari teman-temannya.
“Saya awalnya Tidak ada niat khusus sebenarnya mengikuti kegiatan ini, namun dikarena ajakan teman, sekaligus ingin menguji mental,” katanya.
Isma berharap agar kedepannya lebih banyak lagi mahasiswa yang mau mengikuti kegiatan seperti ini dan bisa berprestasi di event serupa.
“harapan saya untuk kedepannya agar bisa lebih banyak lagi mahasiswa yang berprestasi pasca event ini,” Harapnya.
Kendari, Objektif.id – Ade Putri, salah satu Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, berhasil meraih mendali emas pada ajang Olimpiade Sains Nasional Pemuda Indonesia.
Kegiatan ini diselenggarakan secara online oleh Pusat Kejuaraan Sains Nasional (Puksanas) pada tanggal 23 Oktober 2022.
Dia berpartisipasi pada bidang lomba Matematika dan bersaing dengan peserta yang berasal dari seluruh perguruan tinggi se- Indonesia yang merupakan partisipan dari lomba tersebut.
Saat dijumpai tim Objektif.id, mahasiswa semester tujuh itu mengaku senang dan tidak sangka bisa mendapatkan medali emas, dikarenakan dia mengikuti lomba tersebut berdasarkan ajakan teman.
“Sebenarnya kalau untuk Ikut lomba ini karena teman ku ajak bisa di bilang Iseng-iseng, kalau adik kelas atau junior ku mereka sepertinya ada bimbingan khusus kalau yang ikut lomba begitu dikasih bimbingan, saya mengikuti lomba ini Iseng-iseng nda nyangka juga bisa dapat” ucapnya kepada tim Objektif.id
Dia juga menjelaskan bahwa sistem yang berlaku dalam lomba yang diikutinya ini adalah rens nilai. Orang yang mendapatkan rens nilai 90-100 otomatis akan mendapatkan medali emas.
“Untuk sistem lombanya Ini yang mendapatkan medali emas bukan hanya satu orang karena menggunakan sistem Rens Nilai dengan patokan nilai 90 sampai 100 maka akan mendapat medali emas, jadi yang mendapatkan medali Emas ini bukan hanya satu orang saja, bisa lebih Tergantung dari Nilai yang didapat” Sambungnya
Dia juga berharap semangat mengikuti lomba seperti ini bisa menular kepada teman-temannya dan tidak takut untuk mencoba.
“Harapan saya semoga teman-teman yang lain Khususnya untuk junior ku bisa semangat untuk ikut lomba untuk berprestasi jangan takut untuk mencoba jangan takut untuk gagal” Tutupnya.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) adalah salah satu fakultas terbesar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Selalu banyak peminat setiap tahunnya disaat proses penerimaan mahasiswa baru di fakultas ini. Hal ini tidak terlepas dari prospek kerja yang menjanjikan di fakultas ini.
Terlepas dari populernya fakultas tersebut banyak menyisakan berbagai keluh kesah dari mahasiswa FTIK ini, dan itu selalu dirasakan setiap adanya mahasiswa baru di setiap tahunnya.
Salah satu masalah terbesar yang didapatkan adalah tidak berfungsinya pendingin ruangan atau AC, banyak mahasiswa yang merasakan ketidaknyamanan mereka saat proses perkuliahan didalam ruangan kelas akibat kepanasan. Padahal, saat kita lihat dari kejauhan fakultas ini dipenuhi oleh berbagai macam merek AC, tetapi tidak semua berfungsi dengan baik.
“Hu panas sekali itu ruangan di FTIK,kaya di neraka saya rasakan pa” Ucap salah satu mahasiswa baru pada salah satu program studi di FTIK. Hal ini mencerminkan bahwasannya pengelola birokrasi dikampus semacam tidak adil dalam menjamin kenyamanan mahasiswa.
Dapat kita lihat kondisi di fakultas lain, seperti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) yang memilki fasilitasi yang memadai.
“Jauh beda sekali kasian hawanya kalau kita pergi di FEBI sama di FTIK,serasa dingin sekali” Ucap salah satu mahasiswa baru di FTIK.
Ini terbukti bahwa terjadi kesenjangan dan memang harus diselesaikan oleh pihak dari fakultas tarbiyah ini. Saya sebagai penulis sudah berapa kali mendengarkan bahwa AC yang berada diruangan FTIK ini akan dibenahi secepatnya, tetapi sampai saat ini belum semua ruangan dapat kita rasakan perubahannya.
Mirisnya, hampir semua mahasiswa baru memberi tanggapan buruk perkara AC ini. Seyogyanya, pihak fakultas malu akan hal ini, mahasiswa datang menuntut ilmu tetapi tidak ada kenyamanan yang diberikan.
Sudah berapa kali masalah fasilitas ini didemo oleh berbagai aktivis kampus, namun belum ada penyelesaian dan titik temu yang didapatkan. Jika masalah ini tidak dapat diatasi, akan banyak mahasiswa yang tidak bersemangat dan berkonsentrasi dalam proses perkuliahan.
“Itu ditarbiyah banyak sekali AC nya, tetapi tidak berfungsi kayak semacam pajangan saja” Ucap mahasiswa angkatan 21 mahasiswa FTIK.
Selain itu ada persoalan lainnya, seperti mengenai layar Infocus yang tidak berfungsi. Banyak mahasiswa mengeluh akan hal ini, terutama saat akan melakukan presentasi menggunakan power point (PPT) yang akan ditampilkan didepan kelas.
Tentunya jika hal itu mendukung, maka mahasiswa akan efektif proses perkuliahannya. Tetapi, dapat kita rasakan tidak semua ruangan berfungsi infocusnya.
Hal yang paling nyeleneh pasa salah satu mahasiswa yang mengatakan
“Terangpi masa depanku daripada ini infocus, puh silau sekali”
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita ini sedang dipermainkan oleh kampus, bayar UKT lancar tetapi tidak kita nikmati fasilitas sepenuhnya.
Perkara lain adalah masalah WC dan kamar mandi. Sebaiknya dan seharusnya disetiap kamar mandi disediakan sabun atau alat pembersih untuk membersihkan tangan kita saat selesai membuang air. Tetapi yang dirasakan di FTIK tidak ada satupun sabun mandi atau alat kebersihan yang ditemukan. Alhasil, jambannya sudah mulai menguning dan sangat menyengat.
Oleh karena itu, marilah seluruh mahasiswa FTIK IAIN Kendari kita kuatkan tekad untuk membawa perubahan terhadap fasilitas fakultas kita. Memang kita patut iri kepada fakultas lain yang memiliki fasilitas yang memadai. Semoga pihak birokrasi dan pengurus FTIK dapat melihat opini dan merealisasikan semua keluhan mahasiswa.
Penulis adalah salah satu mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, yang juga anggota aktif dari Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) IAIN Kendari.
Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan gerakan Bye Plastic sebagai upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan dari sampah plastik, Rabu 27 Oktober 2022.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Unit Kegiatan Khusus (UKK) Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari dan juga melibatkan para anggota UKM Bahasa, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris dan Voulenteer dari Nature Evolution Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan pembekalan materi terkait edukasi sampah plastik yang di bawakan oleh sekertaris umum Mahiscita IAIN Kendari, dan dilanjutkan dengan aksi pungut sampah plastik yang ada di kawasan kampus serta pembagian tumbler dan food container secara gratis kepada mahasiswa IAIN Kendari sebagai bentuk edukasi mengurangi sampah plastik.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari milad setengah dekade UKM Bahasa IAIN Kendari dengan mengangkat tema “Trash To Throw”.
PLt. Ketua Umum UKM Bahasa IAIN Kendari, Nurfaidah mengatakan tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu sebagai bahan edukasi untuk para mahasiswa agar mengurangi penggunaan palstik di kesehariannya.
“Tujuan kegiatan ini mengedukasi mahasiswa dan mahasiswi IAIN Kendari untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari hari,” katanya kepada Objektif.id
Dia juga berharap kegiatan ini bisa digelar setiap tahunnya serta bisa mengedukasi para mahasiswa IAIN Kendari untuk menjaga lingkungan kampus untuk terbebas dari sampah plastik.
“Harapan kami, kegiatan ini bisa dilakukan setiap tahunnya dan menjadi inspirasi bagi Mahasiswa dan mahasiswi IAIN Kendari agar menjaga lingkungan kampus dari sampah pelastik yang berlebihan.” Harapnya.
Kendari, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMPS-KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan kegiatan kelas fotografi yang dilaksanakan di Lab. KPI lantai tiga, Fakultas Usluhudin Adab dan Dakwah (FUAD) pada tanggal 22 Oktober 2022.
Kegiatan ini diikuti oleh 19 peserta yang terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan dan juga melibatkan para pengurus HMPS KPI dengan mengusung tema “Level Up Your Fotografi Skill To Capture a Bigger Moment,”.
Ketua bidang minat dan bakat HMPS KPI, Muhammad Mursidiq M. mengatakan tujuan diangkatnya tema kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan skill fotografi para mahasiswa.
“Tujuan diangkatnya tema itu untuk meningkatkan skill fotografi para mahasiswa sehingga di harapkan mereka bisa menangkap moment-moment langka atau moment besar,” katanya saat ditemui Objektif.id.
Dia berharap agar mahasiswa baru terkhususnya mahasiswa KPI bisa mendapatkan dasar-dasar ilmu fotografi dari diadakannya kelas fotografi ini.
“Harapan saya setelah mengikuti kelas fotografi diharapkan mahasiswa sudah tau dasar-dasar dari fotografi terkhusus mahasiswa KPI karena di semester atas pasti akan mendapat mata kuliah fotografi yang dimana setidaknya mereka sudah tau dari mengikuti kelas ini ” Harapnya.
Ketua umum HMPS KPI, Ulfah Ghoziah Tsabitah juga berharap agar mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini terkhususnya mahasiswa KPI dapat mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan fotografi sehingga dapat mengimplementasikan di dunia kerja nantinya.
“Saya berharap dapat mengaktualisasikan minat bakat mahasiswa yang mengikuti kelas fotografi ini khususnya mahasiswa KPI, serta dapat mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan fotografi, sehingga dapat di implementasikan di dunia kerja nantinya dan dapat membagi ilmunya ke orang lain, sebab kegiatan kelas fotografi ini tidak akan hanya berhenti di sini saja, namun kami juga akan mengadakan praktik fotografi.” Tukasnya.
Konawe, Objektif.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) Institut agama Islam negeri (IAIN) Kendari melaksanakan kegiatan Bina Akrab di Toronipa, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tanggal 15 Oktober 2022.
Kegiatan yang mengangkat tema “Mengeratkan Tali Persaudaraan Demi Terciptanya Mahasiswa (i) PIAUD Yang Berakhlak, Berkarakter dan menjunjung Tinggi Solidaritas” ini diikuti peserta yang berasal dari angkatan 2022 yang berjumlah 22 orang, angkatan 2019 dan Pengurus HMPS PIAUD.
Ketua HMPS PIAUD Khaerati Rahma mengangkat, bina akrab ini adalah salah satu upaya membangun keakraban dan kesolidaritasan antara sesama mahasiswa PIAUD sebab mereka dari sekolah dan daerah yang berbeda-beda.
“Semoga dapat menjalin keakraban antara senior dan junior Prodi PIAUD, juga yang paling penting menjaga keakraban antara mereka angkatan 2022 karena mengingat mereka dari sekolah dan daerah yang berbeda-beda,” ucap Khaerati Rahma saat dikonfirmasi Tim Objektif.id Minggu 16 Oktober 2022.
Nur Muliya Jaya selaku Ketua Panitia berharap agar peserta bina akrab PIAUD dapat mengenal dan menghargai seluruh senior piaud maupun sebaliknya.
“Harapan saya peserta mendapatkan pengalaman baru dan dapat mengenal seluruh senior PIAUD serta peserta dapat belajar menghargai senior maupun sebaliknya,” harapnya.
Sementara itu, Abzah Dwi Yujiarsih salah satu peserta bina akrab PIAUD juga berharap, setelah mengikuti kegiatan bina akrab ini dia dapat memperkuat keakraban dengan teman seangkatannya maupun senior-senior yang tergabung di dalam program studi PIAUD ini.
“Saya juga berharap bisa lebih akrab dengan kakak kakak senior dengan adanya rasa kekeluargaan antara senior dan junior,” demikian ungkapnya.
Kendari, Objektif.id – Demonstrasi merupakan pernyataan protes yang dikemukakan secara massal. Demonstrasi menjadi perwujudan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagai bentuk dari penyampaian pendapat di muka umum, unjuk rasa atau demonstrasi merupakan hak legal warga negara yang dijamin negara. Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang,”
Selain itu, ada juga Pasal 28E Ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,”
Tak hanya itu, sebagai hak asasi manusia, kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tentu juga tercantum dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal 25 UU Nomor 39 Tahun 1999 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,”
Merujuk pada Senin, 3-4 Oktober 2022 aksi demonstrasi dilakukan oleh Mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Dalam demonstrasi yang dilaksanakan aksi segel Gedung Rektorat hingga ambil alih Kampus IAIN Kendari sempat dilakukan. Aksi demonstrasi itu menarik perhatian banyak pihak. Banyak yang pro, tak sedikit pula yang kontra.
1. Ananda Echa Saputri, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) 2022
Saya setuju mengenai demonstrasi karena mahasiswa memiliki hak suara menyampaikan aspirasi. Aksi demonstrasi juga sebagai sarana penyampaian keluhan agar tidak dipandang sebelah mata.
2. Sultan Fatahillah, Fakultas Syariah (FASYA) 2022
Aksi demonstrasi sebenarnya sangat bagus selagi mempunyai dampak positif kepada sesama. Menurut saya demonstrasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menuntut hak suatu kelompok.
3. Khoirunnisa, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) 2021.
Saya kurang setuju dengan kegiatan atau aksi demonstrasi. Namun, saya tidak menyalahkan orang-orang yang melakukan demonstrasi yang menyampaikan aspirasinya, karena setiap orang memiliki pilihan masing-masing. Saya yakin, dalam demonstrasi memiliki maksud baik di dalamnya. Walaupun demikian, jika masih bisa dibicarakan dengan baik melalui musyawarah kenapa harus menggelar demonstrasi.
Selain itu, menurut saya sisi negatif dari demonstrasi yakni menimbulkan pro dan kontra serta tidak sedikit yang merasa terganggu dengan suara-suara terikan massa aksi.
4. Zakir Munawar, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) 2021
Saya sepakat dan setuju terkait aksi demonstrasi. Menurut saya aksi demonstrasi merupakan salah satu langkah atau cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar kita.
5. Novia Pandayana, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK) 2020.
Terkait demonstrasi tidak semua dari kita punya kepedulian terhadap sesama. Kebanyakan dari kita lebih suka belajar tekun-lulus-kerja- dan hidupbahagia’. Itu tak salah, tapi jelas lebih tak salah lagi teman-teman kita yang punya kepedulian sosial itu, yang memikirkan bagaimana perasaan korban penggusuran tanah atau pembantaian orang utan misalnya.
Mereka ini tidak menjadi hipokrit dengan menutup mata atas kenyataan pahit di sekeliling. Dan at least mereka berbuat sesuatu. Berdemontrasilah sesuai tujuan yang jelas tanpa melakukan tindakan yang anarkis, membuat ricuh dan merusak fasilitas-fasilitas yang seharusnya dirawat dan dijaga dengan baik.
6. Asmaul Hasana Dwi Adianti, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) 2019
Saya sepakat karena demonstrasi merupakan hal yang lumrah dalam iklim demokrasi di sebuah negara. Demonstrasi adalah bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang dilindungi oleh undang-undang. Oleh sebab itu selagi masih dalam koridor yang ditentukan undang-undang. Yah,. sah-sah saja.
7. Anri Agasi, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adan dan Dakwah (FUAD) 2019
Soal aksi demonstrasi, saya sepakat. Selagi aksi demonstrasi dilakukan dengan tujuan yang baik dan kepentingan bersama bukan karena kepentingan pribadi.
8. Fredi Muhtar Lutfi, Fakultas Ushuluddin Adan dan Dakwah (FUAD) 2018
Aksi demonstrasi sudah sepatutnya dilakukan oleh mahasiswa jika ada hal-hal yang tidak benar atau ada hak-hak yang tidak dipenuhi.
Saya sangat sepakat, tapi dalam tanda kutip sebelum aksi dilakukan ada langkah-langkah musyawarah yang mesti ditempuh. Ketika tidak menghadirkan solusi maka jalur demonstrasi harus dipakai untuk menuntut hak.
Kendari, Objektif.id – Kapala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha dan Hubungan Masyarakat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari diberi julukan oleh mahasiswa sebagai ninja Kampus.
Julukan tersebut diberikan lantaran Kasubag Umum, Sakri dinilai terlalu mencampuri aktifitas lembaga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) mahasiswa.
“Kasubag Umum hampir setiap malam dia memantau di PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) jadi mata-mata kah pak,” ucap Sarman Alausy saat menyampaikan orasinya di Gedung Rektorat IAIN Kendari, Senin 3 Oktober 2022.
Tidak hanya itu, lanjut Sarman aturan lembaga kemahasiswa yang merupakan aturan main suatu organisasi juga ikut diintervensi.
“Melarang alumni-alumni untuk berkunjung di sekretariat,” bebernya.
Untuk itu pihaknya meminta Rektor IAIN Kendari Faizah Binti Awad untuk mengganti Kasubag Umum, “Jadi saya minta pada ibu rektor untuk mencopot Kasubag Umum,” tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) menyebut tindakan Kasubag Umum yang senantiasa mengintai aktifitas lembaga Kemahasiswaan UKK dan UKM seperti Ninja.
“Seperti ninjanya Kampus,” ucap Korlap.
Untuk diketahui aksi demonstrasi yang dilaksanakan mahasiswa yang tergabung dalam KMB IAIN Kendari dengan menuntut Kenaikan Anggaran Lembaga Kemahasiswaan.
Menagih janji Birokrasi IAIN Kendari untuk memberikan fasilitas UKK dan UKM, revisi kode etik pedoman kemahasiswaan tahun 2019, dan mencopot Kasubag Umum dari jabatannya.
Aksi ban di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendar, Foto : Melvi Widya
Aksi bakar ban di Depan Rertorat IAIN Kendari, Foto : Tesa Ayu
Aksi saling dorong antara masa akasi dan security Kampus. Foto : Tesa Ayu
Terlihat masa aksi demo di Depan Gedung Rektorat IAIN Kendari, Foti : Sarvina
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Hendra Setiawan, Foto : Melvi Widya
Ketua Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Wahyudin Wahid, Foto: Nanda Wulandari
Jendra Lapangan Danang, Foto : Melvi Widya
Keterangan : Aksi tersebut menuntut, Kenaikan anggaran Lembega Kemahasiswaa Linggkup Kampus IAIN Kendari, Meminta kejelasan Fasilitas sarana prasarana lembaga kemahasiswaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKK) serta meminta pihak birokrasi IAIN Kendari agar tidak menginterfensi Lembaga Kemahasiswaan.
Kendari, Objektif.id – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bahas QRIS sebagai alat pembayaran digital dalam perspektif hukum ekonomi islam (Muamalah) pada Talk Show Genbi Festival Budaya di Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Jum’at 30 September 2022.
Kegiatan yang digagas oleh Genbi Komisariat IAIN Kendari dengan mengusung tema “Melestarikan Budaya Bumi Anoa di Era 4.0” tersebut diikuti ratusan mahasiswa IAIN Kendari.
Menajer Unit Implementasi Sistem Pembayaran BI Sultra, Taufik dalam pemaparannya mengatakan QRIS sebagai alat pembayaran digital (Non Tunai) jika dilihat dari sudut pandang muamalah lebih besar manfaatnya dari pada mudharatnya.
“Efisiensi, biaya, tenaga dan waktu. Semua pengguna QRIS ini bisa mendapatkan manfaatnya. Pemerintah misalnya, itu bisa mencegah kebocoran, mencegah korupsi, memastikan bahwa pendapatan negara langsung masuk ke rekening negara,” bebernya.
Didunia usaha misalnya, lanjut Taufik, pelaku usaha yang sudah menggunakan QRIS tidak perlu khawatir akan risiko dalam perputaran uang, sebab hasil usahanya langsung masuk di rekening para pemilik usaha.
Menurutnya, hal itu bisa mencegah terjadinya tindakan yang tidak diinginkan seperti pencurian, penyalahgunaan anggaran sehingga pelaku usaha dapat fokus pada usahanya dan pada pelayanan terhadap customer.
“Di dunia usaha juga demikian, tidak perlu khawatir misalnya terhadap penyelewengan uang oleh orang yang menjaga tempat usahanya karena uang yang diterima langsung masuk di rekening usaha secara non tunai. Ini dapat mencegah orang dari berpikir negatif” bebernya.
Lanjut Taufik, jika dilihat dari sudut pandang agama Islam maka QRIS ini berpotensi menghadirkan kebiasaan baik bagi masyarakat.
“Jadi kalau dilihat dari prespektif agama Islam, QRIS ini sangat besar manfaatnya. Karena manfaat yang besar tersebut maka ini bisa jadi muamalah yang baik yang jika dikembangkan akan bisa menjadi kebiasaan dan budaya yang baik,” ungkapnya.
Ketua Genbi Komisariat IAIN Kendari Dina Nur Halizah berharap, malalui kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya di kalangan masyarakat dan terkhusus di kalangan mahasiswa.
“Saya mengharapkan teman teman itu dapat ikut serta dan juga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, itu yang sangat saya harapkan.” Tukasnya.
Kendari, Objektif.id- Generasi Baru Indonesia (GENBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) komisariat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan Festival Budaya di Auditorium IAIN Kendari pada Jum’at 30 September 2022.
Kegiatan ini merupakan program kerja utama Genbi komisariat IAIN Kendari dengan mengangkat tema “Melestarikan Budaya Bumi Anoa di Era 4.0”.
Ketua Genbi komisariat IAIN Kendari, Dina Nur Halizah mengatakan bahwa tujuan di adakannya Festival Budaya ini yaitu untuk memperkenalkan Budaya-budaya yang ada di Sulawesi Tenggara kepada Masyarakat.
“Kita ingin memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Sulawesi Tenggara kepada masyarakat kota Kendari” Katanya saat di temui Objektif.id, Jum’at, 30 September 2022.
Dia juga mengatakan bahwa target dari di adakannya kegiatan Festival budaya ini bukan hanya untuk lingkup masyarakat kampus IAIN Kendari tetapi juga untuk siswa siswi se-Kota Kendari.
“Target kami juga bukan hanya masyarakat di dalam kampus IAIN Kendari itu ada juga dari siswa siswi sekota Kendari dan bukan hanya budaya saja untuk tujuan nya karena selaras juga dengan program dari Pemda digitalisasi kota” Sambungnya.
Dia berharap malalui kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya di kalangan masyarakat dan terkhusus di kalangan mahasiswa.
“Saya mengharapkan teman teman itu dapat ikut serta dan juga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya, itu yang sangat saya harapkan” Tukasnya.
Kendari, Objektif.id – Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, menyelenggarakan kegiatan Training Legislatif Mahasiswa digedung Auditorium IAIN Kendari, Rabu 28 September 2022.
Kegiatan yang mengusung teman ‘Sentralisasi Peran Lembaga Legislatif Sebagai Penentu Arah Politik Indonesia’ ini diikuti 84 peserta dan perwakilan HMPS se-FATIK.
Ketua Panitia, Alam Jaya mengatakan alasan mengangkat tema ini agar mahasiswa bisa mengetahui makna sentralisasi dan arah perpolitikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.
“Sentralisasi ini adalah pengaturan kewenangan untuk mengatur urusannya sendiri sesuai dengan undang-undang. Nah jadi di harapkan dilembaga mahasiswa ini dikhususnya lembaga legislatif ini menjadi penentu arah politik indonesia,” ungkapnya.
Sementara Ketua Sema FTIK, Nur Saputri mengatakan, diselenggarakan kegiatan ini agar mahasiswa mendapatkan ilmu baru dan membuat mahasiswa lebih mengetahui dunia Legislatif baik didalam maupun diluar kampus.
“Tujuan training legislatif ini kan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk lebih paham lagi mengenai dunia legislatif, baik kelegislatifan secara dasar dikampus maupun diluar kampus,” katanya saat dihubungi objektif.id.
Ia berharap, mahasiswa yang telah mengikuti pelatihan legislatif bisa menjadi generasi milenial yang memiliki pola pikir yang objektif serta mampu menjalankan tugasnya sebagai agen pengontrol.
“Harapan saya kedepannya bagaimana agar generasi-generasi milenial yang turut serta dalam kegiatan ini bisa mengkritisi dan memiliki pola pikir yang kritis mengenai apa itu legislatif dan bagaimana mereka juga bisa mengetahui legislatif didalam dan diluar kampus,” harapnya.
Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar kegiatan Sosialisasi Beasiswa dan Student Mobility Program di gedung Auditorium IAIN Kendari, pada Senin 26 September 2022.
Kegiatan ini di mulai dari pukul 10.00 – 12.00 Wita dan diikuti oleh 300 peserta yang mana merupakan para mahasiswa baru angkatan 2022.
Kepala Bagian (Kabag) Akademik Kemahasiswaan, Amin Nasir mengatakan tujuan sosialisasi ini yaitu untuk memberikan informasi tentang beasiswa kepada mahasiswa yang kurang mampu dan belum mendapatkan beasiswa.
“Jadi, sasarannya kita disini bagi mahasiswa yang belum mendapatkan beasiswa dan mahasiswa yang kurang mampu”, katanya saat ditemui objektif.id.
Dia juga mengatakan bahwasanya di IAIN Kendari ini terdapat 14 macam beasiswa yang ada, baik itu beasiswa yang disediakan dari pihak kampus sendiri maupun kerjasama dengan beberapa instansi dan juga pemerintah daerah.
“Ada Beasiswa BI, Beasiswa Tahfidz, Beasiswa Prestasi, Beasiswa KIP, Beasiswa PLN, Beasiswa Prodi keislaman, Beasiswa Pemda: Sultra Cerdas, Bombana, Konawe Kepulauan, Buton Utara, Wakatobi, Konawe selatan, dan Morowali”, sambungnya.
Perwakilan Kantor Urusan Internasional (KUI) IAIN Kendari, Muh. Kurniawan Rachman membeberkan tujuan kegiatan Mobility Program yaitu membuka wawasan dan cakrawala pemahaman para mahasiswa agar nantinya bisa bersaing ke tingkat yang lebih luas.
“Dalam kegiatan ini Mahasiswa diajarkan bagaimana berkompetisi secara global dan internasionaI”, bebernya.
Sementara itu Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Husain Insawan berharap supaya kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik dan berkelanjutan, karena itu juga berdampak pada reputasi perguruan tinggi dan juga sangat di butuhkan untuk akreditasi lembaga.
“Kegiatan seperti ini kita harus dorong ke depan kalau perlu setelah kegiatan student Mobility program yg laksanakan diluar negeri kita bisa mengajak Perguruan tinggi yang di luar negeri datang ke kampus kita supaya ada timbal-balik antara perguruan tinggi”, tukasnya.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari Sekolah tinggi, Akademi, Institut, Politeknik dan yang paling umum adalah Universitas. Tentunya kata maha yang melekat pada mahasiswa memiliki kata arti tertinggi.
Dewasa ini, kerap kali kita mendengar beberapa istilah dalam dunia kampus, terutama di kampus kita tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Memang sering diartikan sebagai bahan lelucon, tetapi ini sangat penting untuk langkah awal kita sebagai mahasiswa menentukan nasib bersama-sama.
Kata yang sering muncul didalam kampus adalah mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Tentu ini merupakan sebuah sarkas (sindiran) bagi mahasiswa yang memilih jalur rebahan tanpa memikirkan pengembangan dirinya.
Sudah banyak senior yang mengatakan, jika kita datang hanya belajar dikelas saja dan langsung pulang, sama halnya menyia-nyiakan waktu. Sebagian besar mahasiswa pulang setelah perkuliahan akibat faktor kecepean karena jadwal mata kuliah yang padat.
Padahal, jika kita maksimalkan waktu para mahasiswa bisa bersantai diperpustakaan sembari membaca literasi, berupa buku, jurnal, artikel, majalah dinding,dan lain sebagainya.
Selain itu, alasan mahasiswa selalu pulang setelah perkuliahan karena banyak tugas dan merasa jenuh dikampus. Tentunya hal ini, dapat teratasi jika kita bijak mengambil kesempatan, seperti membuat ruang diskusi, menambah relasi, dan membuat lingkaran pertemanan dalam menyelesaikan tugas bersama-sama.
Tetapi, mahasiswa tipe ini sering kali cepat menyelesaikan studi perkuliahan dikampus karena mereka fokus kearah tujuannya tanpa menyibukkan diri dikampus.
Selain itu, istilah kedua yang kerap kali kita dengar yaitu mahasiswa Kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Tentunya, mahasiswa tipe ini adalah mereka yang menghabiskan waktu dan tenaganya dengan berorganisasi dan berlembaga.
Dalam ruang lingkup kampus, tipe mahasiswa kura-kura ini memang tidak sebanyak tipe mahasiwa lainnya. Tetapi, merekalah yang sering membuat kegiatan,event,dan menyuarakan aspirasi mahasiswa dengan baik dan sukses. Tidak sedikit juga, dari mahasiwa kura-kura ini sukses keluar daerah untuk mewakili kampus dalam sebuah kegiatan, seperti seminar, perlombaan olahraga ataupun seni.
Selain itu, mahasiswa tipe ini pasti memiliki pengalaman yang begitu banyak, baik itu dalam manajemen waktu, leadership (kepemimpinan), administrasi dan lain-lain. Tetapi, kebanyakan dari mahasiswa kura-kura ini sering terlambat penyelesaian studi perkuliahannya,akibat tidak bisa membagi waktunya dalam keseharian.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa haruslah selektif dalam memilih masa depan kalian.Arah masa depan mahasiswa saat ini, ada ditangan kalian sendiri.
Ayo,kalian tipe mahasiswa Kupu-kupu atau Kura-kura nih?
Tulis komen dibawah yah!
Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, juga Anggota aktif Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers).
Kendari, Objektif.id, – Latih kepemimpinan mahasiswa Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (Fuad) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM).
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, yakni 23 s/d 25 September 2022, bertempat di Gedung Auditorium IAIN Kendari dan Wisata California, Kecamatan Konda, Konawe Selatan.
Ketua Panitia, Fazril mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk melatih kepemimpinan mahasiswa Fuad IAIN Kendari sehingga mampu menjadi pemimpin kelak.
“LKM itu sendiri yakni, untuk melatih kepemimpinan dan menciptakan karakter mahasiswa Fuad untuk kepempimpinan yang lebih baik,” kata Fazril. Jum’at, (23/9/2022).
Sementara itu, Dr. Muh. Iksan S.Ag M.Ag selaku, Wadek III Fuad menuturkan tanggapannya terkait diadakannya kegiatan tersebut.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Dema Fuad karena ini adalah upaya untuk kemudian menanamkan nilai-nilai kepemimpinan”, ungkapnya.
Apresiasi atas dilaksanakanya kegiatan ini tak hanya datang dari Wadek III Fuad IAIN Kendari, Arman S.Pd.I yang merupakan mantan Presma STAIN Kendari periode 2012-2013 sekaligus anggota DPRD Konawe Kepulauan turut memberikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini.
“Saya sangat apresiasi karena memang kegiatan ini sangat membantu baik itu internal kepengurusan maupun mahasiswa di IAIN Kendari dalam peningkatan kapasitas maupun kualitas mahasiswa kita karena memang dalam sebuah organisasi ini untuk perlu ada pembekalan yang kita lakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa setelah diadakannya kegiatan ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan serta mempersiapkan diri sebagai seorang calon pemimpin kedepannya.
“Kita akan selesai dan akan menjadi salah satu tridarma perguruan tinggi lapisan pengabdian. Yang akhirnya kita berbicara tentang pengabdian masyarakat. Sekira harapan saya dengan materi-materi tadi yang telah disampaikan mudah-mudahan menjadi bekal teman-teman berproses di dunia kampus kemudian setelah selesai nanti kelak akan menjadi sarjana seperti itu”, ujarnya.