Kerap Mengikuti Lomba, Sarana Wall Climbing Mahiscita IAIN Kendari Tidak Memadai 

Reporter : Ismail, Thesa

Editor : Slamet

Kendari, Objektif.id – Sarana Wall Climbing yang di peruntukan untuk Unit Kegiatan Khusus (UKK) Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari di nilai sudah tidak layak pakai lagi.

Hal itu di ungkapkan oleh Badan Pendidikan dan Latihan (BADIK) UKK Mahiscita Sabaruddin, ia mengatakan bahwa wall climbing yang saat ini mereka gunakan sudah mengalami kerusakan pada beberapa bagiannya, sehingga di nilai sudah kurang memadai sebagai sarana latihan para anggotanya.

“Seperti yang kita lihat bersama wall climbing kami sudah tidak layak di pakai, karena seharusnya papan multi yang seharusnya sampai di atas sekarang keropos dan sudah jatuh kebawah. Terus selanjutnya mengenai masalah besi-besinya sudah berkarat dan malah sudah banyak yang patah,” kata kepada Objektif.id. Rabu (21/8/2022).

Dia juga mengatakan bahwa Wall Climbing ini sangat penting kegunaannya bagi UKK Mahiscita sebagai sarana untuk meningkatkan skill dan sebagai penunjang mereka dalam melakukan kegiatan

“Sangat penting bagi kami karena sebagai sarana dan prasarananya ukk mahiscita harus ada wall climbing untuk sebagai penunjang di kegiatan yang mau kita laksanakan ,” Sambungnya.

Sejatinya UKK Mahiscita IAIN Kendari sering mengikuti berbagai event wall climbing bahkan hingga di tingkat nasional, namun di karenakan fasilitas latihan yang mereka gunakan tidak memadai, sehingga hasil yang di dapatkan juga tidak memuaskan

“Karena setiap tahun atau setiap bulan sering di adakan lomba bahkan kemarin ada diadakan lomba pesona 1 yang diadakan di bandung kami mengirimkan salah satu anggota kami tetapi sayangnya tidak dapat juara. Karena Kembali lagi terkait fasilitas wall climbing di ukk mahiscita iain kendari tidak memadai,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua UKK Mahiscita Wahyu  mengatakan bahwa pihak UKK Mahiscita telah beberapa kali melakukan komunikasi dengan pihak kampus sebagai upaya untuk terwujudnya pengadaan wall climbing yang baru, namun hingga saat ini masih belum mendapatkan titik terang.

“Terkait dengan komunikasi kami sudah sering, bahkan kami sudah dijanjikan pada tahun 2018 oleh rektor sebelumnya akan di bangun wall climbing yang baru, bahkan kami juga sudah mengajukan proposal terkait pembangunan wall climbing ini. tapi karena pergantian rektor sampai sekarang ini birokrasi tersebut belum ada kabar,” tukasnya.

Dia juga berharap agar pembangunan wall climbing baru bisa terealisasikan, dengan tujuan agar kedepannya UKK Mahiscita IAIN Kendari bisa lebih bersaing dengan berbagai universitas di berbagai macam event yang diikuti.

“Harapan kami dan teman-teman ukk mahiscita wall climbing bisa dibangun kembali dan ukk mahiscita dapat bersaing dengan berbagai universitas maupun institut yang ada di di Indonesia dan Sulawesi tenggara. Dan dapat menjuarai lomba pesona yang akan datang kedepannya.” Harapnya.

Polemik Dualisme HMPS Fasya, Wadek III Asrianto Zainal Sebut Ini Kelalaian KPUM

Repoter : Rizal
Editor : Slamet F

Kendari, Objektif.id – Wakil Dekan (Wadek) III Fakultas Syariah (Fasya) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Asrianto Zainal membeberkan akar permasalahan polemik dua kepemimpinan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) yang ada di Fasya.

Dia mengatakan bahwa polemik dua kepemimpinan HMPS yang terjadi di Fakultas Syariah ini diakibatkan kelalaian kinerja dari Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) yang Ketuai oleh Amirulah.

“Bahwa ini sebetulnya dualisme kepemimpinan yang saat ini terjadi di Fakultas Syariah itu diakibatkan oleh kinerja Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) yang gagal menjalankan tugasnya,” kata Asrianto Zainal kepada Objektif.id, Kamis 22 September 2022.

Dimana tiga tugas utama KPUM yakni menyelenggarakan pemilihan Ketua Dema Institut dan Fakultas, mengawal pemilihan Ketua Senat Institut dan Fakultas dan melakukan pemilihan ketua HMPS.

Akan tetapi, KPUM hanya menyelenggarakan pemilihan Ketua Dema dan Sema di Institut dan Fakultas saja, kemudian tidak melakukan pemilihan untuk ketua HMPS, tak terkecuali dengan HMPS yang ada di Fakultas Syariah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fasya mengambil langkah untuk menetapkan para ketua-ketua HMPS yang ada di Fasya berdasarkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Fakultas.

“Berdasarkan itu kemudian muncul tafsir. Tafsir pertama berdasarkan AD dan ART Fakultas Syariah, nah AD dan ART itu menyatakan ketika kemudian dia gagal menjalankan tugasnya maka kemudian ketua HMPS itu ditunjuk lansung oleh Dema Fakultas,” lanjutnya.

Akan tetapi, proses penetapan ketua HMPS berdasarkan AD dan ART ini cacat prosudural, karna AD dan ART yang menjadi dasar penjukan HMPS tersebut itu tidak pernah tersosialisasi kepada pengurus HMPS sebelumnya.

“Cacat prosudural artinya proses pembentukannya itu tidak menggunakan asas trasnparansi atau asas keterbukaan, karna dia tidak meminta masukan dari pihak-pihak yang kemudian akan diatur dan akan diikat oleh aturan itu. Jadi AD ART itu muncul ketika konflik itu ada, Itu dasar pertimbangannya kenapa kemudian kami tidak mengakui legalitas HMPS karna cacat prosudural,” sambungnya.

Menurutnya, AD dan ART yang menjadi dasar Dema Fasya menentukan ketua HMPS tersebut bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi yakni AD dan ART Institut. Sebab pemilihan ketua HMPS harusnya dilaksanakan melalui Musyawarah Besara (Mubes) dan bukan dengan penunjukan secara lansung.

“Yang kedua kalau kita mengacu pada aturan yang lebih tinggi AD dan ART Institut itu mengatakan bahawa pemilihan HMPS itu harus diselenggarakan melalui mubes. Itu dia bertentangan begitu sampai ke bawah dia malah melakukan penunjukan lansung,” tuturnya.

Lebih jauh Ia menjelaskan, konflik dua kubuh yang terjadi sejak Maret 2022. Pihaknya sudah melakukan berbagi upaya untuk mencari menyelesaikan permasalahan ini, akan terapi masing-masing kubu bersikeras dengan pendapat mereka.

“Kedua bela pihak kami undang bertemulah di Auditorium yang disaksikan lansung oleh Wakil Rektor III, pada saat itu saya tanya apakah kemudian masih pada pendapatnya masing-masing. Mereka katakan, kami tetap berpegang teguh pada pendapat masing-masing. Bahwa yang benar itu adalah kami yang lain itu salah, Sehingga pada saat itu kami mangambil jalan tengah,” ujarnya.

Solusi yang di tawarkan kepada dua pihak yang berseteru ini adalah dengan melaksanakan mubes kembali karna itu lebih demokrat dibandingkan dengan penunjukan lansung, hal itu juga tidak diterima oleh salah satu pihak.

Dengan berbahai macam pertimbangan, kemaslahatan, kebaikan serta mencegah konflik yang akan terjadi diantara mahasiswa Fakultas Syariah, pihak fakultas memutuskan membekukan HMPS periode 2022-2023.

“Untuk mencegah konflik yang pasti terjadi diantara mahasiswa Fakultas Syariah itu kemudian saya mengambil keputusan untuk dibekukan, tetapi waktu itu saya katakan itu tidak titik ketika kemudian Ibu Dekan punya keputusan yang berbeda,” ucapnya.

Sementara itu, lanjut Dosen Hukum Pidana itu mengaku, keputusan yang di ambil untuk membekukan kepengurusan HMPS Fakultas Syariah sudah disepakati oleh Dekan Fakultas Syariah yakni Dr. Hj. Ipandang M.Ag.

“Kata Ibu Dekan, dari pada kemudian terjadi konflik horizontal antara mahasiswa lebih baik tetap mengacu pada keputusan pada saat rapat di Auditorium. Untuk tahun ini kami bekukan, dua kepengurusan tersebut kami tidak akui dari sisi hukum kami sudah timbang-timbang, dari segi kebaikan bersama itu juga kami sudah pikirkan,” tegasnya.

Mahasiswa Kembali Demo Tolak HMPS Siluman Jebolan Dema Fasya

Reporter : Hajar
Editor : Rizal

Kendari, Objektif.id – Massa aksi yang tergabung dari Aliansi Mahasiswa Bersatu (AMB) melakukan demonstrasi di depan Pelataran Fakultas Syariah (Fasya), menolak Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) versi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Syariah yang menuntut dilegalkan oleh birokrasi Fakultas, Rabu 21 September 2022.

Massa aksi menganggap Lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas syariah tersumbat saluran pemikirannya dalam memahami aturan main yang termaktub dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) dan Pedoman Umum Kemahasiswaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Gerakan aspirasi ini untuk kembali mengingatkan bahwa birokrasi fakultas jangan memberikan legitimasi pihak DEMA-F yang mengklaim diri bahwa HMPS versi mereka paling legal.

“Persoalan Dualisme HMPS ini adalah bentuk kebobrokan dari Lembaga Kemahasiswaan dan juga pihak birokrasi fakultas syariah yang tidak jelih melihat perkara masalah ini” kata Mansur selaku koordinator lapangan dalam orasinya

Permasalahan HMPS yang tidak mendapatkan titik temu sampai hari ini, itu adalah ulah DEMA-F yang begitu arogan langsung melakukan penunjukan ketua HMPS tanpa melalui proses demokrasi Musyawarah Besar (Mubes).

“Penunjukan secara definif ketua-ketua HMPS di fakultas syariah Saya ingin katakan itu cacat secara yuridis, sebab Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) landasan mereka melakukan penunjukan adalah prodak hukum siluman yang dimana pembuatan AD/ART tersebut dibuat hanya sepihak saja” tegasnya.

Menanggapi hal demikian, melalui Wakil Dekan (Wadek) 3 Bidang Kemahasiswaan sebagai perwakilan fakultas yang berdiskusi bersama massa aksi ia memberikan pernyataan secara tegas akan mengundurkan diri ketika ada pelegalan HMPS.

“Saya jamin tidak akan ada yang melegalkan HMPS versi DEMA-F ataupun versi lainnya, jika itu terjadi maka selaku wadek 3 saya akan mengundurkan diri dari jabatan yang diamanahkan hari ini,” Tutupnya.

Sampai berita ini terbit pihak Dema-F sedang tidak berada di kantor kerjanya untuk dimintai keterangan.

Sebanyak 35 Peserta Ikuti Diklat Jurnalistik UKM Pers IAIN Kendari

Reporter : Andi Ardian Dwi Rahmat
Editor : Slamet F.

Kendari, Objektif.id- Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Jurnalistik ke-22 pada tanggal 15-18 September 2022.

Kegiatan ini akan di laksanakan di dua tempat, yaitu di auditorium IAIN Kendari dan wisata permandian Boro-Boro, dengan diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari berbagai macam jurusan yang ada di IAIN Kendari.

Adapun tema yang diangkat pada kegiatan ini yaitu “Membumikan Gerakan Sehat Nalar Persma, Menjawab Fragilisasi Literatur di Era Disrupsi”, dengan optimisme akan melahirkan kader jurnalis mahasiswa yang milenial.

Ketua Umum UKM-Pers IAIN Kendari, Arini Triana Suci Rahmadani mengatakan semoga nantinya para calon kader baru bisa mengambil ilmu dari pendidikan ini dan dapat di terapkan di waktu yang akan datang sebagai pers mahasiswa.

“Ditargetkan calon anggota baru UKM-Pers ini bisa terima ilmu yang bermanfaat yang nantinya bisa diaktualisasikan,” katanya, Kamis 15 September 2022.

Selain itu dia juga berharap diklatsar ini bisa menjadi wadah perkenalan dan silaturahmi untuk mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa, baik mahasiswa baru angkatan 2022 maupun angkatan yang diatasnya.

“Semoga kegiatan yang kita lakukan ini bisa jadi ajang silaturahmi antar sesama mahasiswa IAIN Kendari, baik itu teman-teman angkatan 2020 hingga mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus,” harapnya.

Perwakilan Dewan Pembina Organisasi, Supriyadin Tungga berharap agar para pengurus UKM-Pers IAIN Kendari agar bisa terus berbenah dan bisa untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada kegiatan kali ini supaya lebih baik kedepannya.

“Harapannya apa yang menjadi kekurangan hari ini jika kita menilai masih ada yang kurang dan bisa menjadi pembelajaran pengurus siapapun ketua umumnya, semangat kepada ukk ukm agar terus melakukan yang terbaik begitupun sebaliknya.” tukasnya.

Tingkatkan Penguatan Mahasiswa KIP, IAIN Kendari Gelar Workshop Moderasi Beragama 

 

Reporter : La Ode Sultan Mahmud

Editor : Andika

 

Kendari, Objektif.Id – Pengelola penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mengadakan kegiatan Workshop bertema “Penguatan moderasi beragama” yang dilaksanakan di Gedung Auditorium IAIN Kendari, Kamis 8 September 2022.

 

Dalam kegiatan ini, dihadiri oleh Rektor IAIN Kendari, Wakil Rektor III, serta tiga pemateri hebat yakni H. Akhmad Al Jufri (Pimpinan wilayah Muhammadiyah Sultra), Drs. KH. muslim, M. Si (Ketua PW NU Sultra), dan AKBP Dr. Sutadi M.Pd (Polda Sultra).

 

Amin Nasir selaku Ketua Panitia mengatakan, tujuan dalam mengadakan kegiatan Workshop ini adalah memberikan penguatan moderasi beragama bagi penerima KIP angkatan 2020 dan 2021.

 

“Kegiatan ini bukan hanya sekedar mendapatkan KIP, tapi tetap kami kawal juga dengan pembinaan-pembinaan, baik itu pembinaan terkait dengan penguatan moderasi beragama, pembinaan keterampilan, ilmu pengetahuan dan lain-lain,” Ucapnya.

 

Dirinya berharap seminar penguatan moderasi beragama yang digelar sekali dalam setahun ini bisa ditingkatkan agar kedepannya lebih baik lagi.

 

“Kegiatan-kegiatan yang seperti ini harus perlu dilaksanakan malah kalau perlu di tingkatkan, bisa dalam setahun sekali atau kedepannya kita bisa tingkatkan dua kali setahun”.Harapnya.

 

Rektor IAIN Kendari, Faizah Binti Awad, berharap mahasiswa penerima KIP Kuliah dalam moderasi beragama kita harus saling menghargai terhadap sesama.

 

Orang nomor satu di IAIN Kendari mengajak mahasiswa agar menjadi corong moderasi beragama di Indonesia terkushusnya di Sulawesi Tenggara (Sultra) terutama di lingkup IAIN Kendari.

 

“Mari kita sama-sama menjadi corong sebagai orang-orang yang memiliki moderasi beragama di Indonesia terkushusnya di Sulawesi Tenggara (Sultra) terutama di lingkup IAIN Kendari “. Tukasnya

Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa IAIN Kendari Gelar Demonstrasi

Reporter : Renaldi Rausan
Editor : Slamet Fadilah

Kendari, Objektif.id – Puluhan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari melakukan aksi demonstrasi terkait penolakan terhadap rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Kamis, 1 September 2022.

Aksi ini di gelar di gerbang batas kota Kendari – Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dan aksi ini juga mengakibatkan  lalu lintas di sekitaran gerbang harus di alihkan.

Jendral lapangan, Danang Saputra mengatakan bahwa aksi yang di gelar hari ini hanya menyoal terkait kenaikan harga BBM dan tidak ada kepentingan lainnya.

“Pada dasarnya tuntutan yang kami bangun pada pagi ini hanya satu yaitu menolak kenaikan BBM, di luar pada itu tidak ada dan tuntutan ini akan kami aspiraskan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),”  katanya.

Dia berharap kepada pihak-pihak yang mempunyai andil dalam kenaikan harga BBM ini, agar lebih mempertimbangkan keputusan tersebut karena akan berdampak buruk bagi masyarakat.

“Menaikan harga BBM bukan solusi, bahkan cenderung menyensarakan masyarakat. jadi saya berharap kepada pihak-pihak yang berwenang terkait hal ini untuk lebih memilah lagi keputusannya,” harapnya.

Ketua Dema IAIN Kendari, Hendra Setiawan berharap bahwa rencana kenaikan harga BBM ini hanya sekedar wacana, apabila hal ini benar terjadi maka mahasiswa akan menggelar aksi yang lebih besar lagi.

“Semoga wacana ini hanya sekedar wacana, apabila pemerintah sampai melaksanakannya, yakin dan percaya seluruh mahasiswa IAIN Kendari akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar dari pada ini,” tukasnya.

Pamerkan 60 Produk Unggulan, IAIN Kendari Adakan Expo Hasil KKN

 

Reporter : Andi Ardian Dwi Rahmat

Editor : Al-izar

 

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari melaksanakan EXPO, guna memamerkan sejumlah produk mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Rabu, 31 Agustus 2022.

 

KKN EXPO itu mengangkat tema “Mengabdi dan Berkarya dari Desa, Wujudkan Indonesia Maju” kegiatan bertempat di gedung Auditorium IAIN kendari itu langsung oleh Warek I IAIN kendari, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ketua Lembaga Pusat Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Kendari, Kepala LP2M IAIN Pare-pare, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) provinsi Sulawesi Tenggara, Dosen Pembimbing KKN, Dan Seluruh Mahasiswa KKN 2022.

 

Kepala LP2M, Abdul Gaffar Mengatakan, Kegiatan ini bertujuan untuk Memperlihatkan dan mempresentasikan hasil produk KKN juga menjadi penghargaan Bagi mereka yang telah Melaksanakan KKN 2022.

 

“Kegiatan KKN EXPO ini nantinya Mahasiswa yang telah melakukan KKN dapat Memperlihatkan dan mempresentasikan hasil produknya baik itu melalui video juga berupa bahan jadi serta dapat menjadi penghargaan bagi mereka supaya terlihat oleh masyarakat, “ungkapnya.

 

Abdul Gaffar Menambahkan, produk yang dinilai paling inovatif dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan masyarakat akan diberikan bantuan dana pengembangan produk melalui program pengabdian oleh LP2M IAIN Kendari.

 

“Jadi ada penilaian dari Dispenda dan nanti kita ingin sekali produk-produk yang memang memungkinkan untuk di tindak lanjuti dalam bentuk bantuan pengabdian, maka kami akan memberikan kesempatan untuk mengajukan proposal supaya mendapatkan bantuan dana pengabdian tersebut, ” lanjutnya.

 

Dia berharap dengan diadakannya KKN Expo ini maka dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa baik itu dari sisi inovasinya dan memiliki prospek yang bagus untuk kedepannya juga muncul Keterlibatan masyarakat dalam pengolahan nya.

 

“Jadi harapannya itu agar terbangun kreativitas dari sisi inovasinya, memiliki prospek yang bagus untuk kedepannya nanti dan hadir berbagai keterlibatan masyarakat dalam pengolahan nya, ” harapnya.

 

Warek I IAIN Kendari, Husain Insawan, menyebutkan bahwa terdapat 60 produk Usaha Mikro dan Kecil yang dikembangkan oleh peserta KKN. Contoh nya ada kripik kulit pisang, kripik pohon pisang, gula-gula dari kelapa, abon ikan, Teh daun kelor, produk kecantikan dan masih banyak lagi. Pengembangan produk ini terbagi secara merata pada empat kabupaten di Sulawesi Tenggara yang menjadi tempat lokasi KKN yaitu Konawe Kepulauan, Wakatobi, Bombana dan Konawe Utara.

 

“Saya sangat mengapresiasi Kegiatan ini yang mana sangat bagus untuk pengembangan mahasiswa dan baru pertama kali ini diadakan, Nah sempat saya survai tadi ada sekitar 60 produk yg di sajikan, ada kuliner, jamu, produk kecantikan, pupuk organik dan lain sebagainya yang pengembangannya terbagi secara merata pada empat kabupaten di Sulawesi Tenggara yang menjadi tempat lokasi KKN tahun 2022”, tutupnya.

Renovasi Ruangan Telat, Ini Tanggapan Pihak Fakultas!

Reporter : Hajar
Editor : Redaksi

Kendari, Objektif.id – Renovasi ruang perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang terlambat menjadikan proses perkuliahan menjadi tidak efektif.

Pasalnya banyak dari pihak civitas akademika FEBI terhambat dalam menjalankan proses perkuliahan karena tidak adanya ruangan.

Dari informasi yang didapatkan awak media objektif.id awalnya pihak kontraktor menyanggupi untuk menyelesaikan proyek sebelum waktu perkuliahan semester ganjil tahun 2022 dimulai.

Menanggapi hal tersebut, pihak FEBI telah melakukan antisipasi agar civitas akademika FEBI IAIN Kendari tetap dapat menjalankan perkuliahan.

“Pihak FEBI telah menyurat ke Pascasarjana untuk meminjam gedung perkuliahan sementara waktu, selama satu bulan sambil menunggu selesainya proses renovasi”, ucap Dekan FEBI, Rusding Mohaling, Selasa, 30 Agustus 2022.

Keterlambatan pembangunan ini disebabkan juga oleh tukang yang menangani pekerjaan sangat minim serta pengelolaan penganggaran infrastruktur masih terpusat sepenuhnya dipihak rektorat IAIN Kendari.

“Dari hasil pantauan kami di fakultas pengerjaan ruang kelas ini hanya dikerjakan beberapa tukang, dan idealnya angggaran pembangunan itu dikelola langsung saja oleh pihak fakultas supaya bisa menentukan sendiri kapan harus melakukan penataan infrastruktur agar tidak terjadi hal seperti sekarang, dimana mahasiswa menumpuk sedang ruang perkuliahannya belum tersedia,” tambahnya.

Untuk diketahui, renovasi gedung perkuliahan Febi berlangsung sejak akhir juli hingga sekarang. Padahal perbaikan gedung sudah disodorkan ke rektorat sebelum mahasiswa baru tahun 2022 masuk, bahkan jauh sebelum itu.

Maba Keluhkan Fasilitas Infrastruktur dan Critical Thinking Lembaga Kemahasiswaan

Reporter : Hajar
Editor : Redaksi

Kendari, Objektif.id – Polemik terlambatnya renovasi ruang perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mengundang sejumlah reaksi dari berbagai kalangan. Tanggapan itu salah satunya datang dari seorang Mahasiswa Baru (Maba).

“Setelah dikukuhkan sebagai mahasiswa pasca Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Kendari 2022, tentu saya berharap pemenuhan hak akademik mahasiswa bisa terwujud,” ucap MT, Selasa, 30 Agustus 2022.

Proses renovasi ruang perkuliahan FEBI IAIN Kendari.

Seyogyanya kampus harus memenuhi segala fasilitas perkuliahan sebab orientasi pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) salah satunya diperuntukkan juga untuk menunjang ketersediaan kebutuhan mahasiswa dalam proses belajarnya.

“Kami sudah bayar UKT pas mau masuk kampus, tiba kita ingin kuliah, gedungnya belum disediakan,” lanjutnya.

Ia juga sempat mempertanyakan tentang fungsi Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema)  FEBI Maupun Institut terkait fungsi pengawasan dan critical thinking terhadap seluruh aktivitas kegiatan birokrasi kampus.

“Sangat disesalkan ketika ada keluhan mahasiswa seperti ini tidak ada lembaga kemahasiswaan yang kawal, masa didepannya ji maba jago bicara baru dibirokrasi takut,” tutupnya.

Sebagai tambahan informasi bahwa renovasi tersebut tidak memiliki papan proyek yang menjelaskan secara gamblang masa pengerjaan hingga rincian penganggaran.

Sampai berita ini terbit, masing-masing lembaga kemahasiswaan  FEBI ataupun Institut sedang tidak ada di kantornya untuk dimintai keterangan terkait anomali pembangunan gedung perkuliahan.

Senioritas dan Kebebasan Berekspresi

Dunia kampus adalah dunia yang tidak hanya diperhadapkan dengan gedung-gedung mewah dan tinggi, tenaga pendidik yang berkompeten di bidangnya dan berbagai aksi demonstrasi yang turut meramaikan kampusnya, diluar dari itu kampus adalah ruang imajinasi, ekspresi diri dan tempat melatih diri karena nantinya mahasiswa diperhadapkan dengan wacana-wacana sosial untuk dipertanggung jawabkan ke masyarakat kelak.

Senior, banyak berpandangan Senior adalah orang yang mendahului kita, orang yang merasakan manis pahitnya dunia kampus, dan lazimnya senior dengan penokohanya dikenal memiliki tingkat keilmuan yang lebih tinggi.

Bak reinkarnasi Majelis Ulama Indonesia setiap perkataan senior adalah fatwa yang harus dijalankan dan diikuti, momen Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) kita melihat realitas senior menampakan wajah garang dari selongsong peluru eksistensi dan ketampanan yang dipertontonkan dihadapan kami para mahasiswa baru melalui pendekatan pendekatan yang humanis ekstrimis, mereka dengan gamblang mengatakan bahwa senior tidak pernah salah.

Dalam proses masuk Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) masih saja mencampuri keputusan junior dengan mengikuti standarisasi Kelayakanya, belum lagi wacana wacana sosial yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dibangun melibatkan juniornya sebagai bahan bakar yang bisa tersulut api kapan saja, dapat kita pahami bersama bahwa senior yang baik adalah mereka yang memberi bebas tapi terbatas, bukan terbatas dan tidak memberi bebas.

Akhir kata dari penulis, untuk kita yang merdeka, merdeka sebagaimana kita adalah kata yang bebas bertebaran dimana-mana.

Ditulis Oleh :
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Perbankan Syariah

Sama-sama Rusak

Penulis: Hajar

Semarak momentum penyambutan Mahasiswa baru (Maba) diseantero kampus idealnya harus dilandasi dengan semangat pemberontakan terhadap pembebasan kebathilan melalui kesadaran nalar kritis. Oleh karena kampus adalah tempat bercokolnya pikiran ilmiah maka nafas perjuangan panjang ribuan pikiran yang berkembang di dalamnya tidak boleh disesaki pada apa yang lazim kita terminologikan “Larut kepada polarisasi konflik pragmatis serta tenggelam atas kejayaan masa lampau para pendahulu” yang acap kali dibangga-banggakan dalam ekspresi euforia semata, sementara itu ada teks sosial yang menuntut mahasiswa untuk sesegera mungkin Secara optimal menggagas ide besar yang futuristis dengan menanggalkan pelbagai hal yang cenderung bersifat epigon.

Mari sejenak Kembali kita review doktrin kaum materialis, bahwa manusia adalah hasil dari lingkungannya dan pendidikannya, dan karena itu manusia yang berubah adalah hasil dari lingkungan yang berbeda juga pola pendidikan yang di ubah, bahkan pendidiknya sendiri membutuhkan pendidikan (Karl Marx & Friedrich Engels). Artinya, mahasiswa dengan banyak metode memperoleh ilmu pengetahuan jangan hanya membebek saja oleh pola pendidikan para pendidik yang memang itu membuat kemunduran berfikir dalam mengembangkan potensi masing-masing individu. Hal demikian juga sangat gamblang ditegaskan oleh Soe Hoek Gie dalam buku Catatan Seorang Demonstran “Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar. Dan murid bukan kerbau”.

Namun sangat mengesalkan apabila penjelasan yang begitu komprehensif yang mengantarkan kita pada peningkatan pikiran kritis dari beraneka literatur termasuk dua paragraf pengantar di atas gagal dipahami sebagian banyak mahasiswa terkhusus tokoh-tokoh kemahasiswaan itu sendiri. Kalau aku (penulis) tidak keliru Saban waktu ada semacam aliansi visioner (katanya) dalam momentum konstalasi politik kampus yang berorientasi terhadap kemajuan peradaban intelektual yang bermutu. Namun ditengah perjalanan, timbul kekacauan yang menyebabkan mereka-mereka yang terafiliasi dalam aliansi tersebut mulai kehilangan arah, sesat, bahkan semakin mundur bukan semakin maju untuk mencapai titik kulminasi yang telah disepakati dan yang ingin dicapai bersama.

Semestinya di situ (Aliansi) tumbuh spirit kuriositas yang progres bahwa hal-hal yang dilakukan itu harus betul-betul berdampak pada peningkatan taraf intelektual yang lebih maju. Tidak lagi kita bicara perihal yang itu-itu saja. Bagaimana mungkin kita ingin maju satu langkah dari yang lain? Sedangkan nalar kritis kita semakin kesini semakin tumpul. Mengapa semakin tumpul, tidak berkembang, pakem disitu-disitu terus? sebab kian hari yang dikritisi oleh mereka yang menjadi elit-elit lembaga politik kemahasiswaan kampus semakin tidak berkualitas Padahal sangat banyak hari ini isu-isu yang sejatinya lebih urgen untuk dinarasikan, dikritisi, dan diberikan solusi, ketimbang urusan receh full pencitraan yang sedang mereka kerjakan sekarang ini. Salah banyak anomali yang terjadi di kampus baru-baru ini Misalnya kasus perubahan nilai dari oknum mahasiswa tanpa persetujuan dosen pengampu mata kuliah, kemudian ada salah satu dekan fakultas yang menolak mahasiswa integ (pindah) ke fakultasnya yang dimana penolakan dekan tersebut bertentangan dengan regulasi yang diatur dalam pedoman akademik kampus, Inikan konyol sangat tidak profesional. Dasar orang-orang tolol yang mati nalar sehatnya.

Katanya cerdas, pemikir, bahkan sedikit lagi mungkin ingin menjadi tuhan yang ketetapannya adalah mutlak. Okelah, kalau indikator itu ingin diklaim tapi sadar diri sedikitlah, Jangan ngotot pujian terhadap sesuatu yang resultannya nol. sehingga yang merasa ditelanjangi melalui tulisan ini, sesekali tolong sampoi juga itu mulut dan sabuni gerak kepongahan diri supaya bersih dari bakteri yang menyebabkan kalian hoby omong kosong dan gerak bodoh. Minimal kalau berucap serta bertindak itu terukur dan tidak ditertawakan.

Pendalaman kebobrokan dari birokrasi kampus hingga ke lembaga politik kemahasiswaan bukan ihwal yang tabu lagi buat kita. karena ada kebanggaan yang tenang diantara bau keringat yang merebak kuat, seperti kesaksian tak sadar tentang banting tulang mereka untuk menyambung hidup dengan melakukan perbuatan menghilangkan harga dirinya sebagai manusia.

Jika di telisik lebih dalam ternyata birokrasi kampus juga kemungkinan hampir sama rusaknya dengan lembaga politik kemahasiswaan. Sekali lagi jika aku (penulis) keliru tolong diingatkan, Kalau tidak salah kemarin tersebar kabar tentang keadaan ingin berpindah dari institut menuju universitas dan hal itu bagaikan sangat di banggakan tapi rasa-rasanya kebanggaan tersebut didahului duluan dengan iklan pencitraan kampusnya yang sudah jalan namun keadaan yang diinginkan belum ada (terwujud).

Sedikit saran dari penulis untuk satu periode rektor, benahi dulu orang-orang yang menjadi anasir mulai dari rektorat hingga turun ke prodi tentang perbaikan karakter setiap pejabat struktural maupun dosen itu sendiri sebagai tenaga pendidik agar supaya tidak tercipta watak-watak penjilat terhadap pimpinan (bukan pemimpin) institusi birokrat kampus itu sendiri sehingga tercipta suasana saling menghargai antar sesama civitas akademika dalam menjalankan masing-masing peran secara profesional.

Kemudian saran juga terhadap kalian para pejabat lembaga kemahasiswaan (sema-dema) dengan segala rasa perlawanan tidak terhormat tolong mundur saja dari jabatanmu bila tidak mampu menjalankan amanah, apalagi telah melakukan perbuatan yang tidak mencerminkan diri sebagai seorang tokoh mahasiswa.

Mesti di garis bawahi bahwa Perlahan polemik di kampus akan mahasiswa dongkrak ke publik, apa yang dijelaskan ini hanya sebagian kecil saja dari banyak kasus yang terjadi. Tulisan ini hanya berfokus pada rusaknya pelayanan, profesionalitas birokrat kampus, dan oknum tokoh lembaga kemahasiswaan yang berbuat tindakan amoral. Masih banyak ruang-ruang pengikisan etis yang belum penulis sentuh. Nantikan ekspresi mahasiswa mulai dari gerakan melalui media hingga terjun langsung ke lapangan demonstrasi.

Note: kemunduran gerakan intelektual kampus kita beserta oknum mahasiswanya bukan lagi hanya sekedar asumsi melainkan telah menjadi fakta realitas.

Manfaatkan Moment HUT RI ke 77, Mahasiswa KKN IAIN Kendari Gelar Lomba Untuk Tingkatkan Solidaritas dan Pemahaman Agama

Reporter : Elsa Alfionita
Editor : RS

Wakatobi, Objektif.id – Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia RI ke 77 Tahun tidak terlepas dari berbagai macam bentuk perayaan. Perayaan HUT RI Ke 77 tersebut pada umumnya dikemas dengan berbagai macam perlombaan.

Salah satunya perlombaan yang gelar mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Isntitut Agama Islam (IAIN) Kendari di Desa Mola Samaturu, Kecamatan Wangi- Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan yang sudah berlansung sejak 12 Agustus dan akan berakhir pada 14 Agustus 2022 itu melibatkan anak-anak hingga  orang dewasa dengan tujuan untuk membangun solidaritas serta membentuk jiwa spiritual masyarakat setempat.

Irmawati Arfah selaku Kordinator Desa (Kordes) Mola Samaturu, menuturkan pada kegiatan tersebut berbagai macam jenis perlombaan yang diperlombakan diantaranya.

Lomba Adzan, Hafalan Ayat Al-Qur’an, Fashion show. Balap Kelereng, Balap Karung, Bola Gotong, Tarik Tambang, Makan Kerupuk dan Dance.

“Diadakannya berbagai lomba tersebut agar masyarakat lebih percaya diri, solidaritasnya makin ditingkatkan kemudian untuk lomba keagamaannya,  bisa membangkitkan jiwa spritualnya masyarakat disini, bagaiman untuk menanamkan tentang pemahaman agamaa di Desa ini,” tutur Irmawati Arfah saat dikonfirmasi melalui via WhatsApp, Jumat 12 Agustus 2022.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Desa Mola Samaturu, Enci mengaku mengapresiasi kegiatan yang gelar mahasiswa KKN IAIN Kendari tersebut, sebab dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan solidaritas dan nilai-nilai agama.

“Apalagi di keagamaan, mengingat kondisi lingkungan disini sangat minim tentang spritual. Diharapkan setelah adanya lomba-lomba ini masyarakat disini bisa lebih belajar pemahaman  tentang nilai keagamaan dan solidaritas,” harapnya.

Wujudkan Generasi Lasoso Religius, Mahasiswa KKN Kecamatan Lasolo Kolaborasi Gelar FASI

KENDARI, OBJEKTIF.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) asal Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara (Konut) berkolaborasi gelar Festifal Agama dan Seni Islami (FASI), Selasa, 2 Agustus 2022.

Kegiatan tersebut digelar di Balai Desa Otele, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, yang diprakarsai oleh empat posko KKN yang berada di Desa Watukila, Otole, Waworaha dan Desa larodangge dan menyasar anak-anak yang ada dalam ruang lingkup keempat desa tersebut.

Ketua Panitia, Muhammad Rizal Rizki mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan guna mengasah kemampuan anak-anak di keempat desa dalam bidang keagamaan dan seni khususnya seni islami.

“Untuk mengasah kemampuan anak-anak dalam bidang keagamaan dan seni,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pentingnya kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mempersiapkan dan memberikan pengalaman lebih kepada pada penerus generasi.

“Merupakan perlombaan menyangkut keagamaan dan kegiatan diadakan untuk anak-anak sebagai generasi penerus,” ungkapnya.

Koordinator Desa Watukila, Mr. Syarif Hidayatullah menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat silaturahmi dikalangan anak-anak, remaja dan para pemuda dari empat desa tersebut dan juga diharapkan dapat melahirkan generasi yang cakap dalam beragama.

“Sebagai bentuk penguatan tali silaturahmi dan pengembangan minat dan bakat anak-anak dan para remaja pada segi islami, agar kedepannya dapat menjadi pemuda yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan seni,” tuturnya.

Selanjutnya, kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal s/d 5 Agustus 2022 di Balai Desa Otole.

Reporter : Lan

Editor : Redaksi

Untuk Maba! 10 Hal Ini yang Perlu Dilakukan di Awal Pertama Kuliah

Objektif.id – Para pelajar yang sudah dinyatakan lolos di kampus impiannya masing-masing sebentar lagi akan menyandang status sebagai mahasiswa baru. Sebagai mahasiswa baru atau maba tentu saja kamu masih belum mengetahui informasi apa pun tentang kampusmu.

Olehnya itu, minggu pertama kuliah adalah penentu akan kehidupan kuliahmu ke depannya. Nah, agar kamu bisa menjalani kehidupan perkuliahan dengan baik, kamu perlu tahu hal-hal yang harus dilakukan di minggu pertama kuliah.

Dilansir dari Kumparan, Fakultas Teknik Universitas Pasundan membagikan beberapa tips tentang hal apa saja yang harus kamu lakukan di minggu pertama kuliah.

1. Aktif Mencari Informasi Terbaru Kampus

Sebagai mahasiswa baru atau maba, kamu perlu aktif mencari informasi terbaru seputar kampusmu. Jangan sampai kamu ketinggalan informasi-informasi penting seperti pelaksanaan ospek dan lain-lain. Ingat, ketinggalan informasi juga bisa menyebabkan masalah pada dirimu sendiri.

2. Menghafal Nomor Induk Mahasiswa (NIM) Milikmu

Nomor Induk Mahasiswa atau NIM adalah identitas bagi setiap mahasiswa. Angka-angka yang terdapat di NIM menunjukkan tahun angkatan, fakultas, program studi, dan lain-lain. Nantinya, akan ada banyak hal yang mewajibkan para mahasiswa untuk mencantumkan NIM.

3. Perhatikan Jadwal Kuliah

Sangat penting untuk kamu memperhatikan jadwal kuliah secara detail. Kamu juga mesti mencari tahu siapa saja dosen pengampu, jumlah SKS, dan lain-lain. Ingat, jangan sampai kamu bolos di minggu pertama kuliah karena lupa jadwal, ya.

4. Menghafal Letak Gedung dan Lokasi Sarana Umum Lainnya

Ada banyak hal yang kamu perlukan di sana selama kamu menempuh pendidikan di sana, misalnya saja meminjam buku di perpustakaan, memeriksa kesehatan tubuh di klinik, dan lain-lain.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui letak gedung dan lokasi sarana umum lainnya. Kamu bisa berkeliling lingkungan kampus bersama teman-temanmu.

5. Buat Kartu Keanggotaan Perpustakaan Kampus

Hal penting lainnya yang enggak boleh dilewatkan oleh mahasiswa baru adalah membuat kartu keanggotaan perpustakaan kampus. Selama berkuliah kamu akan membutuhkan banyak buku sebagai bahan referensi untuk belajar atau pun mengerjakan tugas.

Dengan adanya kartu anggota perpustakaan, kamu bisa meminjam buku-buku yang kamu perlukan.

6. Catat Semua Informasi Penting

Usahakan untuk selalu mencatat segala informasi penting agar kamu enggak lupa. Misalnya saja kontak dosen, mata kuliah yang enggak ada atau enggak dijelaskan di buku, dan lain-lain.

7. Baca Silabus Mata Kuliah

Biasanya di awal pertemuan kuliah, dosen akan membagikan silabus mata kuliah ke seluruh mahasiswa. Hal tersebut bertujuan agar para mahasiswa mengetahui dan mempersiapkan diri tentang apa yang akan mereka pelajari selama satu semester. Jadi, pastikan kamu untuk selalu membaca silabus mata kuliah, ya.

8. Kenali Dosen Pengampu Mata Kuliah dan Dosen Wali

Sebagai mahasiswa baru penting juga untuk mengenali karakter masing-masing dosen pengampu. Hal tersebut bertujuan agar kamu lulus mata kuliahnya.

Selain itu, kamu juga perlu mengenal dosen walimu karena ke depannya akan ada banyak hal tentang akademik yang perlu kamu diskusikan bersama dosen wali.

9. Kenali Teman Sebanyak Mungkin

Berbeda saat kamu masih duduk di bangku SMA. Di kampus kamu akan lebih banyak menemui hal baru serta teman baru.

Cobalah untuk membuka pertemanan seluas-luasnya, karena semakin banyak teman yang dikenal, maka akan semakin banyak juga informasi yang bisa kamu peroleh. Ini akan sangat membantumu ke depannya.

10. Ikut Organisasi Kampus

Saat kamu masuk kuliah banyak sekali beragam organisasi yang bisa ikuti. Manfaat mengikuti organisasi kampus selain bisa memberikan banyak pengalaman kamu juga bisa memiliki banyak teman.

Oh iya, jangan lupa untuk mencari tahu informasi tentang setiap organisasi yang ada ya agar kamu bisa menentukan organisasi mana yang akan kamu ikuti. Yang tentunya itu sesuai dengan bakat dan minat kamu ya.