Objektif.id
Beranda INTERPRETASI Opini Peran Ganda Wanita Karier

Peran Ganda Wanita Karier

Syafira Damayanti, salah satu mahasiswa Institut Agana Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Penulis : Syafira Damayanty

Objektif.id, Kendari – Wanita Karier berarti wanita yang memiliki pekerjaan dan mandiri finansial baik kerja pada orang lain atau punya usaha sendiri.

Pada umumnya karier ditempuh oleh wanita di luar rumah, sehingga wanita karier tergolong mereka yang bekerja di sector publik, yang membtuhkan kemampuan dan keahlian tertentu dengan persyaratan telah menempuh pendidikan tertentu. Wanita karier, khususnya yang sudah berkeluarga, secara otomatis menanggung beban ganda, baik di lingkungan pekerjaan maupun keluarga.

Oleh sebab itu muncul konsep peran ganda bagi perempuan. Hal itu merupakan aplikasi bagian dari peran perempuan di dua ranah sekaligus, yaitu ranah domestik dan publik.

Saat ini diupayakan terjadinya pemberdayaan perempuan, yaitu pencerminan dari kemitraan sejajaran perempuan dengan laki-laki dalam segala bidang kehidupan. Oleh sebab itu, pada saat ini peran ganda perempuan yang berkeluarga adalah suatu kajian yang menarik untuk dikupas.

Fenomena tersebut dapat dikaji, diobservasi, dan merupakan fenomena yang bersifat intersubyektif, karena membawa konsekuensi pada terjadinya perubahan pranata maupun struktur sosial didalam keluarga sekaligus berdampak di masyarakat.

Peran ganda perempuan pekerja berdampak secara positif maupun negatif, apabila peran tersebut mampu untuk menyumbang stabilitas keluarga atau masyarakat, maka hal itu dinilai  fungsional dan disebut sebagai perubahan struktur fungsional dalam kehidupan keluarga, begitu pula sebaliknya.

Peran wanita dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi menjadi suatu keharusan, akibat semakin mendesaknya kebutuhan hidup, Sulitnya keadaan ekonomi, sehingga keluarga sering kali memaksa beberapa anggota keluarga khususnya wanita untuk mencari nafkah, mengingat kebutuhan hidup semakin sukar dipenuhi oleh penghasilan suami, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal ini terlihat jelas pada keluarga dengan ekonomi rendah.

Wanita terdorong untuk ikut berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarganya dengan bekerja di sector publik.

Wanita dari keluarga ekonomi menengah ke atas juga tidak sedikit yang terjun ke dalam dunia kerja.

Mengapa wanita harus berakarir? Bukankah sebaik-sebaiknya tempat bagi  wanita adalah rumah? Bagaimana jika seorang wanita yang  berkarir keharmonisan dalam rumah tangganya mudah retak?. Begitu banyak pernyataan- pernyataan seperti ini yang di lontarkan kepada perempuan yang memilih berkarir.

Seorang wanita yang memilih berkarir bukanlah semata-mata mereka berpikir untuk dirinya d masa sekarang melainkan untuk memikirkan bagaimana nanti kedepannya ketika ia tidak lagi dinafkahi suaminya.

Bekerja selain dimaknai ibadah juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara jasmani maupun rohani.

Islam mengajarkan adanya kewajiban untuk bekerja sekaligus hak untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat berlaku baik kepada laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana firmanNya dalam QS An-Nisa: 29 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang tidak benar, akan tetapi hendaklah kalian berdagang atas dasar saling rela di antara kalian”.

Berdasarkan firman tersebut, maka setiap manusia dituntut untuk dapat memperjuangkan kebutuhan hidupnya, agar mampu hidup mandiri. Bahkan berdasarkan kitab Fiqih, Jamaluddin Muhammad Mahmud menyatakan bahwa perempuan dapat bertindak sebagai pembela dan penuntut dalam berbagai bidang, dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang  dimiliki, perempuan juga mempunyai hak untuk bekerja dan menduduki jabatan tertinggi dalam karirnya.

Wanita memilih mandiri karena mereka tau bagaiamana rasanya hidup di bawah kaki orang lain, padahal sebenarnya seorang wanita bisa membangun sebuah kaki. Tidak harus selalu berada di bawah kaki orang lain. Wanita memilih berkarir juga untuk bisa menunjang masa depannya nanti.

Jadi ketika Seorang laki-laki yang awalnya mengetahui dan menerima calon istrinya bekerja (perempuan atau wanita karir) maka implikasinya setelah menikah akan terus bekerja, oleh sebab itu dengan alasan tertentu suami tidak boleh melarang istri untuk bekerja. Oleh sebab itu kesuksesan karir seorang istri sangat dipengaruhi oleh suaminya, sebagaimana hasil penelitian Lee and Choo, menemukan bahwa komitmen wanita karir yang telah berkeluarga pada pekerjaannya lebih tinggi dari wanita yangbelum  berkeluarga, karena mempertimbangkan faktor kebutuhan dan dukungan dari keluarganya, terutama dukungan suami. Karena dengan mengambil  keputusan ini juga bisa membantu mengurangi beban laki-laki.

Namun disisi lain wanita juga harus tahu bahwa ketika mereka berkarir sebaiknya harus lebih bisa mengetahui batasan dalam bergaul antara wanita dengan pria. Karena sumber fitnah terbesar bagi seorang laki-laki adalah wanita seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits.

Artinya: “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih besar bagi laki-laki selain dari perempuan,” (HR Al-Bukhari).

Pada hadits ini, lawan bicaranya memang tertuju pada laki-laki sehingga yang disebutkan adalah perempuan. Karena secara naluri, laki-laki memang memiliki kecenderungan untuk menyukai perempuan. Sebaliknya, perempuan juga bisa tergoda dengan pesona lelaki sehingga bisa membuatnya seolah gila dan melalaikan kewajibannya pada Tuhannya.

Untuk menghindari diri dari fitnah lawan jenis ini, Allah SWT sudah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjaga kemaluan dan pandangan mereka, sebagaimana tercantum dalam Surat An-Nur ayat 30-31. Ini semakin memperkuat bahwa fitnah bisa saja datang dari laki-laki maupun perempuan.

Penulis adalah mahasiswa aktif IAIN Kendari, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Fatik), anggota aktif UKM-Pers IAIN Kendari dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ibnu Rusyd.


Eksplorasi konten lain dari Objektif.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Eksplorasi konten lain dari Objektif.id

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca