Keluhkan Stok Buku Sedikit, ini Tanggapan Kepala Perpustakaan IAIN Kendari

Kendari, objektif.id – perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Kendari merupakan jantung dari pada kampus itu sendiri. Namun, yang tidak terduga ialah beberapa pengunjung keluhkan stok buku yang tidak lengkap.

Salah satu pengunjung, Suhra mengatakan bahwa perpustakaan IAIN Kendari kurang upgrade dalam penyediaan buku.

“Tergantung buku apa yang kita cari biasa ada biasa tidak ada,” ungkap Suhra saat ditemui oleh Objektif.id pada Selasa, (17/10/2023).

Menanggapi hal itu, kepala perpustakaan IAIN Kendari Moh. Safrudin mengungkapkan bahwa setiap tahun ada pengupdetan buku.

“Dalam dua tahun ini belum diupdate karena anggaran belum mencukupi apalagi sekarang kami beralih ke sistem digital dimana akan lebih memfokuskan untuk penyediaan e-book dan jurnal online,” bebernya.

Lanjut Safrudin, sementara untuk buku lama tidak di kemana-manakan. Adapun, perpustakaan IAIN Kendari berencana memperbaiki profil dengan pengadaan lapak baca elektronik.

“Buku lama itu apabila ada yang robek diperbaiki ke pengolahan buku, karena kami lebih fokus ke elektronik makanya perpus mengusulkan ke pimpinan untuk penambahan komputer,” pungkasnya.

Untuk diketahui, hingga saat ini perpustakaan IAIN Kendari telah memiliki buku sebanyak 15.000 unit serta jurnal-jurnal yang terindeks Scopus, yang dapat di akses melalui website perpustakaan.iainkendari.ac.id.

Penulis: Novasari
Editor: Melvi Widya

Minim Sosialisasi Sebabkan Jumlah Mahasiswa Fisika IAIN Kendari Sedikit

Kendari, Objektif.id – Program Studi Fisika Institut Agama Islam Negeri Kendari merupakan salah satu jurusan dengan peminat paling sedikit hal tersebut disebabkan karena minimnya sosialisasi yang dilakukan.

“Tidak ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk prodi fisika dan masih kurang sosialisasi tapi dari prodi sudah berusaha,” kata Zainuddin selaku kaprodi fisika.

Menanggapi hal tersebut, Wakil dekan ll FTIK Erdiyanti menyampaikan bahwa fakultas mengakomodir semua program dari setiap prodi dalam pembagian anggaran.

“Saya tidak mengatakan bahwa prodi fisika memiliki sedikit mahasiswa, dan anggarannya pun sedikit. Namun, anggaran sudah dibagi setiap fakultas,” ungkap Erdiyanti pada Senin, (2/10/23).

Ia juga berharap semoga ada kerja sama yang lebih erat antara dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan efektivitas sosialisasi terutama di daerah pelosok guna membantu upaya dalam meningkatkan jumlah mahasiswa program studi fisika.

Dilain sisi salah satu mahasiswa program studi fisika, Arif mengungkapkan bahwa ia lebih merasa nyaman dengan jumlah mahasiswa yang sedikit.

“Dengan hanya 2-3 orang di kelas, belajar jadi lebih menyenangkan dan kita mendapatkan perhatian lebih dari dosen. Dan Alhamdulillah, saya belum pernah mendapatkan kesulitan dijurusan yang saya pilih,” pungkasnya.

Penulis: Winarti
Editor: Melvi Widya

Jelang Hari Santri, IAIN Kendari Bakal Adakan EXPO Kemah Santri

Kendari, Objektif.id – Menjelang peringatan Hari Santri Institut Agama Islam Negeri Kendari bakal menyelenggarakan Expo Karya Inovasi, Porseni, dan Kemah Santri di gedung pelataran terpadu. Pada tanggal 22-26 Oktober 2023 mendatang.

Kegiatan ini, akan diikuti oleh sebanyak 30 pondok pesantren penerima bantuan inkubasi dan 109 SMA/MA se-Sulawesi Tenggara.

Wakil Rektor III IAIN Kendari Sitti Fauziah mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari edaran Dirjen Pendidikan Islam, dan seluruh PTKIN se-Indonesia menjadi host acara kegiatan tersebut.

“Kegiatan kita ada tiga, ada Expo, kemah, dan Porseni dari masing-masing peserta, dengan hadirnya SMA/MA juga disitu kita akan akomodasi supaya IAIN semakin banyak dikenal,” tutur Fauziah pada, senin (16/10).

Lanjut Fauziah, dia berharap kegiatan tersebut berjalan lancar hingga akhir serta melalui ajang sosialisasi dapat mendongkrak minat masuk mahasiswa ke IAIN Kendari.

“Kami selaku pimpinan tentunya mengharapkan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan sukses, tak lupa juga karena kegiatan ini juga merupakan ajang sosialisasi Kendari semoga minat masuk di IAIN Kendari dapat mencapai 2.000 karena progresnya itu lebih besar di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan,” pungkasnya.

Penulis: Rahma
Editor: Melvi Widya

Suarakan Resolusi Jihad, Renungkan Diri Kenang Sejarah 22 Oktober

Objektif.id – Hari Santri diadakan untuk memperingati perjuangan kaum kiai dan santri untuk mengingat, mengenang, dan menghargai kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia.

Hal inilah yang akan menjadi refleksi untuk kita semua dalam mengingat kembali sejarah perjuangan kaum pondok pesantren, yang akan menyadarkan kita bahwa di zaman modern sekarang ini perlunya kita berbenah, memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa dan negara tercinta.

Hari Santri Nasional ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober yang memiliki arti dan makna mendalam bagi kalangan santri itu sendiri, karena perjuangan yang mereka lalui membutuhkan pengorbanan dan waktu yang tidak singkat.

Asal Usul Hari Santri

Sejarah ini, dimulai pada 17 September 1945, KH Hasyim Asy’ari yang menjabat sebagai Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan resolusi jihad melawan aksi penjajahan di Surabaya, Jawa Timur yang bertujuan untuk merebut Indonesia, membangun Indonesia, dan mempertahankan NKRI.

Selanjutnya, para ulama melakukan pertemuan yang bertujuan untuk mengambil langkah tegas dalam menyikapi tentara Belanda yang berupaya kembali menguasai tanah air. Serta melahirkan resolusi jihad yang disepakati di Surabaya pada tanggal 21-22 Oktober 1945, lalu menyebar luaskannya ke masyarakat sekitar.

Dalam fatwanya, KH Hasyim Asy’ari menyatakan dengan tegas bahwa hukum membela negara adalah fardu ain dan melawan penjajah adalah jihad serta siapapun yang zalim terhadap negara berhak mati. Resolusi ini disampaikan pada tanggal 17 September 1945 yang mana membawa dampak besar dan membakar semangat para santri untuk mempertahankan Indonesia.

Dilansir dari detiknews.com pada tanggal 15 Oktober 2015 Presiden Joko Widodo dalam surat Keputusan Presiden (Keppres) No. 22 Tahun 2015. Bahwa setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri keputusan ini ditetapkan di masjid Istiqlal, Jakarta.

Peran Santri di Masa Sekarang

Peringatan Hari Santri 2023 mengusung tema Jihad Santri, Jayakan Negeri. Memiliki makna untuk mengajak para santri dalam upaya membangun kejayaan negeri dengan semangat intelektual para santri di era digitalisasi.

Di zaman modern seperti sekarang kita dihadapkan dengan tantangan digitalisasi dimana jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran senjata, tetapi melalui perjuangan intelektual yang harus kita sambut dengan penuh semangat. Kita dapat menjadi milenial yang tidak hanya berprestasi dibidang akademik, tetapi juga mampu menyebarkan ajaran agama melalui perkembangan teknologi.

Menurut kemenag RI dilansir dari situs resmi kemanag.co.id bahwa, Kemenag menerbitkan surat edaran menteri agama tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri No. SE 10 Tahun 2023 pada tanggal 11 Oktober 2023. Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi pemangku kepentingan, pesantren, santri, dan masyarakat selama pelaksanaan kegiatan hari santri.

Penulis: Wahida
Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

IAIN Kendari Menetapkan 250 Mahasiswa Sebagai Penerima KIP

Kendari, Objektif.id– Sebanyak 250 Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari telah ditetapkan sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Sebelumnya, para Mahasiswa ini telah mengikuti serangkaian seleksi kelulusan seperti, seleksi wawancara terkait wawasan kebangsaan, keislaman, akademik, dan BTQ.

Sedangkan untuk seleksi Administrasi, pihak Kampus melakukan survey faktual ke rumah orang tua calon penerima KIP. Diketahui juga dana yang diterima sebesar Rp.6,6 juta tiap semester.

Salah satu mahasiswa penerima KIP, Wahida mengatakan bahwa perasaannya sangat senang, karena beasiswa KIP ini sangat membantu meringankan bagi mahasiswa yang kekurangan dari segi ekonomi.

“Perasaan saya senang tentunya karena beasiswa ini sangat membantu meringankan bagi mahasiswa yang berkekurangan dalam bidang perekonomian,” katanya. Saat ditemui oleh Objektif.id pada Jumat, (13/10/2023)

Warek III IAIN Kendari, Sitti Fauziah mengharapkan penerima beasiswa KIP menggunakan fasilitas dengan sebaik-baiknya, dan menaati segala ketentuan yang berlaku.

“Penerima KIP ini merupakan mahasiswa pilihan, dan harus menggunakan fasilitas KIP dengan sebaik-baiknya, mengikuti kegiatan proses pembelajaran dengan baik, berprestasi, menjaga nilainya agar tidak turun, kemudian menaati ketentuan yang berlaku sesuai dengan kesepakatan pada pakta integritas yang sudah ditandatangani,” pungkasnya.

Reporter: Nurhawati
Editor: Melvi Widya

Mahasiswa Penerima KIP IAIN Kendari Dilarang Demo Melalui Penandatanganan Pakta Integritas

Kendari, Objektif.id – Sejumlah mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari dilarang untuk berpartisipasi dalam aksi demontrasi karena terikat dengan pakta integritas.

Diketahui, para mahasiswa penerima beasiswa KIP  yang mengikuti aksi demonstrasi di kampus, pihak birokrasi akan memberikan SP1, SP2, dan SP3.

Hal ini terungkap saat salah satu mahasiswa penerima KIP Kuliah, Erlan membeberkan fakta bahwa mahasiswa penerima bantuan tersebut memang terikat oleh pakta integritas yang ditandatangani pada saat mereka dinyatakan lulus sebagai penerima bantuan tersebut.

“Saya lulus sebagai penerima beasiswa itu, dan ada pakta integritas yang ditandatangani,” beber Erlan kepada Objektif.id pada Selasa (10/10/2023).

Tidak hanya itu lanjut Erlan, mahasiswa penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan diberikan surat peringatan melalui Kepala Program Studi (Kaprodi) ketika kedapatan melakukan aksi demonstrasi di dalam kampus.

“Konsekuensinya, jika kedapatan demo di kampus akan diberikan surat peringatan lewat Kaprodi dipanggil ditanya kenapa ikut demo,” ujar Erlan.

Pimpinan kampus melalui Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Kendari, Sitti Fauziah mengatakan bahwa meraka berhak menyampaikan pendapat, namun alangkah baiknya mereka harus mengesampingkan demonstrasi.

“Kewajiban penerima KIP sebaiknya mengesampingkan demo, ketika ada pendapat sebaiknya langsung kepada yang bersangkutan, misalnya langsung ke Warek dan disampaikan dengan cara yang baik,” tutur Fauziah kepada Objektif.id.

Warek III perempuan pertama di IAIN Kendari ini juga menyampaikan bahwa mahasiswa yang menerima bantuan KIP Kuliah itu sebagai mahasiswa percontohan yang nilainya tidak bisa turun.

“Mahasiswa KIP itu sebagai mahasiswa percontohan yang nilainya tidak bisa turun,” pungkasnya.

Reporter : Nurhawati
Editor : Melvi Widya

IAIN Kendari Tetapkan UKT Rp 400 Ribu, Informasi ‘Tidak Merata’

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari memberikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kepada mahasiswa baru Sebesar Rp 400.000.

Diketahui, keringanan UKT ini diberikan kepada maba yang secara ekonomi kurang mampu.

Salah satu penerima keringanan UKT, Wati (Nama samaran) mengungkapkan, bahwa sebelumnya dia dibebankan UKT sebesar Rp1,4 juta. Namun, setelah melampirkan beberapa data pada saat registrasi ulang pendaftaran mahasiswa baru, dia hanya dibebankan membayar UKT sebesar Rp 400.000.

“Saya mengira mendapatkan beasiswa dalam bentuk tunai dengan melampirkan data-data yang diperlukan, sebagai tanda tidak mampu, seperti mengisi status ekonomi keluarga dan saya menambahkan foto sertifikat atau piagam yang diperlakukan dalam registrasi ulang pada saat pembayaran UKT pertama ternyata turun menjadi Rp 400.000 dari normalnya Rp1,4 juta. yah Alhamdulillah,” Ungkapnya.

Sama halnya Iwan (Nama yang di samarkan) awalnya ia mengisi keterangan tidak mampu serta menyertakan beberapa keperluan administrasinya.

“saya mengetahui mendapatkan UKT Rp400. 000 ketika pembayaran pertama awalnya saya mengisi data tanda tidak mampu salah satu pengisian data itu diminta untuk memfoto rumah orang tua,” Paparnya.

dia juga tidak menyangka bahwa akan mendapatkan keringanan UKT dan hal ini sangat membantu melihat statusnya adalah anak yatim dengan empat saudara.

Sementara itu, banyak mahasiswa yang tidak mengetahui adanya keringanan UKT Rp 400.000 dari kampus padahal kondisi ekonomi mahasiswa tersebut terbilang tidak mampu juga.

Seperti Awal (Nama samaran) yang tidak mengetahui adanya program UKT Rp400.000. Ia juga merasa tidak adil karena kurangnya informasi mengenai keringanan UKT tersebut.

“Saya tidak mengetahui program kampus mengadakan keringanan UKT hingga Rp400.000 coba saya tahu dari dulu pasti saya daftar karena orang tua saya termasuk tidak mampu,” Pungkasnya.

Sampai berita ini di terbitkan warek II masih belum bisa di temui untuk memberikan keterangan.

Reporter : Ali
Editor : Tesa ASN

Rektor IAIN Kendari Bakal Sulap Ruang Terbuka Hijau Menjadi Lokasi Wisata Pendidikan

Kendari, Objektif.id – Ruang terbuka hijau yang berada di Institut Agama IsIam Negeri (IAIN) Kendari kerap dijadikan alternatif oleh sejumlah mahasiswa untuk beristirahat seusai jam kuliah.

Diberitakan sebelumnya, bahwa alasan sejumlah mahasiswa IAIN Kendari memilih menghabiskan waktu luang di ruang terbuka hijau karena alasan kenyamanan yang mereka dapatkan ketika berada di tempat itu.

Meski demikian, para mahasiswa ini meminta pihak kampus memberikan perhatian khusus terhadap penataan dan pengadaan fasilitas di lokasi yang membentang dari depan perpustakaan hingga gedung PKM ini.

Menanggapi hal tersebut, Rektor IAIN Kendari, Husain Insawan saat di temui Objektif.id mengatakan, bahwa pihaknya akan melakukan penataan di ruang terbuka hijau ini sebagai bentuk pengembangan kampus kedepan.

“Insya Allah kita upayakan untuk dilakukan penataan di ruang terbuka hijau,” tutur Husain kepada Objektif.id pada Selasa (3/10/2023).

Tidak hanya itu lanjut Husain, bahwa pihak kampus akan menjadikan ruang terbuka hijau ini sebagai salah satu objek wisata pendidikan bagi para mahasiswa.

“Disana kita sediakan fasilitas, seperti gazebo atau fasilitas lain yang bisa menambah kenyamanan mahasiswa saat berada ditempat itu,” ungkapnya.

Terobosan ini akan direalisasikan oleh Rektor IAIN Kendari pada tahun 2024 mendatang. Hal ini disebabkan karena ditahun ini dirinya hanya melanjutkan tongkat estapet kepemimpinan kampus.

“Tahun 2024 kita upayakan ada penataan disana, sehingga mahasiswa menjadikan ruang terbuka hijau itu sebagai tempat diskusi, mungkin juga tempat untuk nyantai,” pungkasnya.

Penulis: Isar
Editor: Melvi Widya

Buka Usaha Barbershop, Mahasiswa IAIN Kendari Kantongi Ratusan ribu Per Hari

Kendari, Objektif.id – Sejak usaha barbershop mulai berkembang pesat di Indonesia, banyak para pebisnis yang antusias untuk menggeluti usaha ini. Tak heran jika saat ini bisnis penyedia jasa memotong, menghias, menata, memberi gaya rambut laki-laki mudah sekali untuk di jumpai.

Saat ini, bisnis pangkas rambut sudah seperti menjamur di setiap wilayah salah satunya di Kota Kendari Sulawesi Tenggra. Dimana pria kekinian juga harus selalu tetap menjaga penampilannya, mereka tak sungkan untuk melakukan perawatan rambut.

Usaha penyedia jasa memotong, menghias, menata, memberi gaya rambut itu kini banyak dilakoni salah satunya Arjuna, salah satu mahasiswa yang saat ini sedang menempuh jenjang sarjana (S1) di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

Mahasiswa yang sering disapa dengan nama Juna itu menerangkan, pemilihan usaha barbershop ini kerena merupakan salah satu usaha yang tidak memiliki pasang surut dan usaha ini banyak didominasi oleh kalangan anak muda. Selain itu, usaha ini juga bisa membantu meringankan beban orang tua untuk biaya tanggungan kuliah.

“Saya tidak mau terlalu tergantung sama orang tua. Jadi saya harus terus berusaha agar bisa menghidupi diri sendiri, membiayai diri sendiri, tanpa membebani orang tua,” ucap Juna saat ditemui, Rabu (3/10/2023) di tempat usahanya yang berada di Depan Kampus IAIN Kendari.

Pria berkulit sawo matang itu mengaku, sebelum melakoni usaha penyedia jasa ini dirinya sudah mencoba merintis beberapa usaha lainya seperti jualan minuman kekinian (thai tea) namun usaha itu ditinggalkan karena bahan-bahan pokoknya mengalami kenaikan harga.

“Saya menjalankan bisnis itu selama 3 tahun dan tahun 2022 akhir usaha minuman kedai itu saya tinggalkan karena alasan bahan pokok naik dan ujian lainnya makanya saya lepas,” bebernya.

Tidak mau menyerah dengan keadaan, dirinya mencoba lagi dengan usaha yang berbeda, dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya dirinya memutuskan untuk mencoba usaha rental alat kemping, namun usaha itu hanya berjalan satu tahun enam bulan.

“Itu saya geluti selama satu tahun setengah namun terkendala ditenaga kenapa karena saya tidak mampu menjalankan usaha itu sendiri tanpa dibantu orang lain, kemudian saya masih belum bisa percaya sama orang lain makanya usaha saya semakin hari semakin menurun lalu saya lepas dan tinggalkan usaha itu,” terangnya.

Usaha ketiga yang dilakoninya setelah dua kali gagal adalah usaha barber, usaha ini dibuka pada saat 2020 awal 2021 sekarang sudah berjalan kurang lebih mau ke 3 tahun lamanya oleh karena itu usaha ini merupakan usaha saya yang ketiga dan mudah mudahan usaha ini bisa bertambah lagi.

Untuk usaha sebelumnya saya tidak pernah memakai karyawan, namun untuk usaha saya sekarang ini yaitu barbershop saya memakai 3 orang karyawan dan semuanya mahasiswa aktif iain kendari.

“Omset perhari bisa sampai Rp 500 ribu omset dalam sebulan bisa sampai 10-15 juta itupun belum terbagi pengeluaran dan sebagainya,” uangkapnya.

Saat ditanya tentang menambah bisnis lain, dirinya mengaku ingin melakukan yang terbaik di usia saya yang sekarang makanya apapun usaha yang berpeluang bagi saya akan saya jangkau selagi usaha itu halal.

Sebagai anak muda yang masi memiliki jiwa muda yang membara maka dari itu jangan sia siakan waktu mudamu dengan hal hal yang tidak berguna manfaatkan lah waktumu sebisanya karena sekarang yang kamu usahakan, yang kamu kerja, akan kamu rasakan nanti.

Anak muda jangan patah semangat, jangan dipatahkan hanya persoalan cinta dan yang lainnya ambilah ini sebagai pelajaran karena jiwa muda itu tidak tergoyahkan seperti kata soekarno berikan saya sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia umurmu yang sekarang masi muda jangan terlena dengan hal-hal yang tidak berguna.

Penulis: Suci Rahmadani dan Niken Ariyanti
Reporter: Melvi Widya

Kenang Randi dan Yusuf Pimpinan IAIN Kendari “Anti” Doa Bersama

Kendari, Objektif.id – Pimpinan Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari melalui Wakil rektor (Warek) III IAIN Kendari, Fauziah enggan melibatkan kampus dalam kegiatan doa bersama untuk mengenang 4 tahun kematian Randi dan Yusuf Kardawi, yang digelar oleh Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) IAIN Kendari pada Selasa (26/9/2023), beberapa waktu yang lalu.

Hal ini di sampaikan oleh ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari Ashabul Akram kepada Objektif.id. Bahwa, sebelum kegiatan doa bersama ini digelar, pihaknya sempat meminta kepada Warek III untuk turut andil dalam menyukseskan kegiatan tersebut.

Bukannya mendapatkan dukungan, Warek III justru memberikan penolakan terhadap ajakan dari KBM IAIN Kendari ini. Ashabul menilai, langkah yang diambil oleh pimpinan kampus merupakan gambaran sikap apatis kampus terhadap isu-isu kemanusiaan.

“Yang kami lakukan ini aksi kemanusiaan, dukungan yang kami minta juga hanya sebatas ingin menyertakan foto pimpinan kampus dalam gerakan kemanusaan ini,” Kata Ashabul pada (29/9/2023).

Dia menduga, pimpinan kampus takut mendapatkan tekanan dari pihak luar jika terlibat dalam aksi kemanusiaan yang mereka lakukan.

Senada dengan itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kendari, Harpan Fajar membeberkan bahwa saat hendak melaksanakan doa bersama untuk mengenang kematian Randi dan Yusuf ini, dirinya sempat menghubungi Warek III dengan maksud ingin menyertakan nama mereka di pamflet doa bersama sebagai bentuk dukungan.

“Kami sempat menghubungi pimpinan. Namun jawaban mereka, silahkan saja doa bersama tapi tidak usah libatkan atau pasang nama pimpinan disitu,” mahasiswa yang kerap disapa Hajar itu.

Dengan nada, Kecewa Harpan menyebutkan bahwa pimpinan kampus mendukung tindakan-tindakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terkhusus yang dialami oleh para mahasiswa karena enggan dilibatkan dalam aksi doa bersama untuk mengenang aktivis Sulawesi Tenggara yang disinyalir mati karena dikriminalisasi oleh pihak kepolisian.

“Kita ingin melihat sampai dimana top leadernya Warek III sebagai pemimpin di bidang kemahasiswaan dan kerjasama IAIN Kendari. Lagi pula, doa bersama yang kami lakukan ini sebagai ikhtiar untuk tidak menghilangkan nilai religiusitas kita sebagai mahasiswa IAIN,” pungkasnya.

Dia menjelaskan, pihaknya ingin melibatkan unsur pimpinan karna ingin melihat sampai mana top leadernya sebagai pemimpin lagi pula kita mahasiswa IAIN Kendari pesan agama dan nilai religiusitas yang tidak ingin kita hilangkan dalam gerakan kemanusiaan.

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari Husain Insawan mengatakan, ketidak terlibatannya unsur pimpinan IAIN Kendari dalam hal ini Wakil Rektor III Fauziah dalam doa bersama yang digelar oleh mahasiswa itu dikarenakan ada agenda penting kampus di luar kota Kendari yang tidak bisa ditinggalkan.

“Sebenarnya bukan menolak, beliau (Fauziah) berada di luar kota bersama dengan pimpinan yang lain sehingga tidak bisa hadir di tempat yang diharapkan hadir oleh mahasiswa,” ucap Husain Insawan, Selasa (3/10/2023).

Penulis: Wahida

Editor: Melvi Widya

Style Sexy Alluring Menjamur di Kampus IAIN Kendari

Kendari objektif.id – Beberapa mahasiswi merasa tidak percaya diri untuk ke kampus dengan style yang tidak mengikuti trend sekarang. Gaya penampilan yang dipilih seorang mahasiswi juga dapat dikatakan sebagai cerminan tentang sifat, karakteristik, kepribadian dan juga selera dari mahaiswi tersebut.

Style sexy alluring, misalnya, style yang identik dengan kesan agresif dan juga sensual ini banyak diikuti oleh para mahasiswi. Mahasiswi yang menyukai gaya berpakaian ini cenderung orang yang senang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.

Oleh karena itu, busana dengan tipe stretch dan press bodi biasanya lebih dipilih oleh mereka yang menyukai style sexy alluring. Untuk itu jangan heran jika anda menemukan model berbapakaian seperti ini di kampus.

Untuk pemilihan warnanya, penyuka gaya berpakaian tersebut biasanya menggunakan tipe warna yang gelap dan mewah. Misalnya warna-warna seperti gold, hitam, ungu, merah dan lain sebagainya.

Di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara, style sexy alluring yang mengarah pada style ala kebarat-baratan ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Gaya berpakaian ala kebarat-baratan itu menarik banyak perhatian oleh mahasiswi lainya. Ada yang pro namun tidak sedikit yang kontra.

“Kita dianjurkan untuk menutup bukan membungkus,” kata Santi (nama disamarkan) salah satu mahasiswi Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam kepada objektif.id pada Senin (2/10/2023).

Kata Santi, beberapa mahasiswi yang di kampus yang saat ini tempat ia menimba ilmu agama sudah tidak memperlakukan budaya Indonesia, melainkan sudah mengadopsi budaya kebarat-baratan yang diperlihatkan dengan cara mereka berpakaian.

Padahal jika ditelisik kampus IAIN Kendari ini merupakan kampus agama. Kampus yang memberikan pemahaman tentang nilai-nilai moral serta, kampus yang menekankan pembinaan kepribadian muslim yakni pembinaan akhlak al karimah.

“Inikan kampus agama tidak bisa pake rok terbela apalagi ketat. Hal itu tidak mencerminkan kampus institut, dan itu termasuk kode etik karena kita ini datang bukan fashion show, kita datang menuntut ilmu yang berkah, untuk mendapat keberkahan tersebut harus dengan cara yang sopan,” ujarnya.

Menurut Santi, seharusnya para mahasiswi yang kerap mengenakan style sexy alluring itu, bisa menempatkan dirinya saat memakai pakaian ketat itu.

“Seharusnya mereka tau menempatkan diri, di mana mereka harus berpakaian ketat, dan di mana mereka harus berpakaian tertutup,” tuturnya.

Nurlia mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah hal tersebut tidak mencerminkan mahasiswi IAIN Kendari, seharusnya kampus Islam itu pakaiannya lebih sopan dan tidak ketat ,dan mereka seharusnya tau menepatkan diri mereka di mana harus berpakaian seperti itu.

“Untuk itu kalau belum bisa berpakaian yang bagus mulai sekarang harus di ubah dan biasakan karena ini sudah menjadi pilihan mereka,” ucap Nurlia.

Dwi Nurhalimah mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah mengatakan gaya berpakaian ketat, mengumbar lekuk tubuh dan memamerkan aurat itu tidak mencerminkan mahasiswi IAIN Kendari.

“Saya pribadi tidak sepakat, karena kita itu kuliah di Institut Agama Islam Negeri Kendari. Tentunya kita sebagai mahasiswa islam, kita kan sudah diajari untuk menutup aurat,” ujar Dwi Nurhalimah, Selasa (3/10/2023).

“Apa yang kita pakai atau apa yang kita gunakan itu mencerminkan bagaimana diri kita. jadi selayaknya kita sebagai wanita muslimah bagaimanalah kita berpakaian sesuai dengan aturan,” sambungnya.

Rektor IAIN Kendari Husain Insawan saat dikonfirmasi awak media mengenai cara berpakaian style yang identik dengan kesan agresif itu, dirinya mengatakan bahwa itu tergantung cara pandang saja.

Beliau melanjutkan bahwa dalam mazhab fiqih ada juga banyak pandangan yang berbeda-beda mengenai cara berpakaian. Beda cara pandang mazhab Maliki demikian pula cara pandang mazhab Hanafi.

“Hanafi jauh lebih berat ketimbang maliki, sehingga kalaupun mereka menggunakan pakaian perspektif Maliki itu kurang pas, jadi dia (mahasiswi) mungkin dia menggunakan mazhab Hanafi.

Saat ditanya soal aturan kode etik mahasiswa mengenai larangan menggunakan pakaian ketat hingga lekuk tubuhnya menonjol, dirinya mengatakan itu fungsi lembaga kemahasiswaan yang sering berinteraksi dengan para mahasiswi.

“Harusnya mensosialisasikan peraturan tata tertib kemahasiswaan yang berlaku bagi mahasiswa IAIN. Itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab mereka untuk melakukan sosialisasi itu dan menjadi tanggung jawab bersama,” bebernya.

Penulis: Novasari
Editor: Rizal Saputra

Peringati Maulid Nabi 1445 H, Rektor IAIN Kendari : Perilaku Nabi Harus Kita Teladani

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari,

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari, Jumat, (29/9/23).

Peringatan maulid ini dihadiri para mahasiswa, staf, dosen, hingga pejabat tinggi di lingkungan kampus IAIN Kendari dan Dewan Pengarah Majelis Ulama Indonesi (MUI) Sulawesi Tenggara Jakri Napu.

Rektor IAIN Kendari Husain Insawan mengatakan, pada peringatan maulid ini ada dua hikmah sebagai pelajaran yang bisa diambil dari kepribadian Rasulullah Saw. yang patut di contohi.

“Kita akan meneladan nabi dari perkataannya, sifatnya, perbuatannya, sikapnya dan seterusnya. Itu yang pertama,” bebernya.

Hikmah yang ke dua, lanjut mantan Wakil Rektor masa bakti 2019 – 2023 ini mengatakan, dengan adanya maulid ini akan semakin mempererat ukhuwah islamiyah secara internal lingkup IAIN Kendari.

Baik itu pimpinan dan civitas akademika, dosen dan mahasiswa, pimpinan dan mahasiswa dan mahasiswa sesama mahasiswa.

“Itu yang saya kira dua hal yang mungkin kita bisa ambil hikmahnya meneladani nabi,” bebernya.

Reporter: Yandi Pebriansah
Editor: Muh Akmal Firdaus

Bawa Nama Kampus ke Tingkat Nasional, Mahiscita IAIN Kendari Tak Diberikan Suport

Diduga tidak mendapatkan sokongan dana dari kampus, empat anggota Unit Kegiatan Khusus (UKK) Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari disinyalir nekat pinjam dana dari teman.

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari membawa nama kampus dalam mengikuti kegiatan nasional di Kota Surabaya sejak 24 September sampai 02 Oktober 2023. Ironinya, keberangkatan tersebut tidak disokong dana dari pihak birokrasi sehingga harus meminjam dana dari pihak luar kampus.

Badan Pendidikan dan Latihan (Badik) Mahiscita IAIN Kendari, Mr Syarif Hidayatullah menyebutkan nama-nama empat orang anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar dan Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia, yakni Muh. Syahputra Hadrat, Abdul Rahman, Aldiansyah dan Irfan Kurniawan.

Syarif mengaku, empat anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia tersebut, berangkat menggunakan dana yang diperoleh dari rekan-rekan serta beberapa senior mereka. Hal itu dilakukan karna pihak birokrasi IAIN Kendari disinyalir tidak memberikan dana sepeserpun untuk keberangkatan mereka.

“Yang berangkat ini menggunakan dana pribadi, dan kreatifitasnya dari anggota,” kata Syarif kepada Objektif.id, Senin (25/9/23).

Lanjut Syarif, dirinya kecewa dengan sikap birokrasi kampus yang dinilai tidak mendukung keberangkatan empat anggota Mahiscita untuk mengikuti kegiatan nasional tersebut, padahal menurutnya mahasiswa yang dikirim itu hadir untuk mewakili nama IAIN Kendari dengan tujuan mengharumkan nama kampus.

Dia menambahkan, idealnya kampus semestinya mendukung setiap lembaga kemahasiswaan, baik itu UKM maupun UKK yang membawa nama kampus dalam setiap kegiatan-kegiatan regional maupun nasional.

“Kami dari pihak Mahiscita IAIN Kendari sangat merasa kurang terhadap anggaran yang telah di sediakan di kampus yakni dana dipa,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Kendari, Fauziah membantah jika dana Dipa yang diberikan dari kampus tidak cukup. Sebab, Menurutnya dana yang diberikan kepada setiap lembaga kemahasiswaan internal kampus sudah maksimal.

“Informasinya tidak seperti itu, dana Dipa yang diberikan itu sudah maksimal,” bantah Fauziah.

 

Repoter : Siti Maharani
Editor: Wahyudin Wahid

KBM IAIN Kendari Gelar Doa Bersama Peringati Kematian Yusuf dan Randi

Kendari, Objektif.id – Peringati empat tahun kematian Yusuf dan Randi, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar doa bersama di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendari, Selasa (26/9/23).

Pantauan Objektif.id, terlihat puluhan mahasiswa melakukan beberapa rangkaian kegiatan, yang diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mujahid. Setelah itu dilanjutkan dengan yasinan dan ditutup dengan tausiah singkat tentang kematian yang disampaikan oleh Ketua Rumah Qur’an (RQM) Mahasiswa IAIN Kendari Suwardi Wijaya.

“Ya Allah, ampunilah dia (Yusuf dan Randi) kasihilah dia, berilah dia kekuatan, maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran,” tutur Mujahid dalam doanya.

Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kendari Arpan mengatakan, doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar teman-teman Lembaga Kemahasiswaan, juga sebagai spirit religius untuk tidak menghilangkan identitas sebagai mahasiswa IAIN Kendari.

“Doa bersama ini kita lakukan untuk mengirimkan doa terhadap almarhum Randi dan Yusuf yang sampai hari ini belum mendapat keadilan dari pihak kepolisian,” kata Arpan.

Dirinya berharap peristiwa yang dialami dua mahasiswa Universitas Halu Oleo itu tidak terulang kembali pada generasi-generasi selanjutnya.

“Harapannya kedepan generasi-generasi selanjutnya kita tidak ingin kan lagi ada korban dari teman teman mahasiswa maupun masyarakat secara umum,” harapnya.

Untuk diketahui, sebelum menggelar doa bersama mahasiswa yang tergabung dalam KBM IAIN Kendari telah melakukan aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari –  Konawe Selatan.

Dalam aksi itu terdapat empat tuntutan yaitu, meminta Kapolda sultra untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM, meminta Kapolda Sultra harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf.

Pihaknya juga meminta Kapolda Sultra agar segera menuntaskan kasus- kasus pelanggaran HAM dan mengevaluasi kinerja kapolda Sultra mengenai pelanggaran HAM.

Reporter : Asran

Editor : Melvi Widya