FOTO: Pelantikan Pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari Periode 1444-1445 H

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ian Aristiawan.

Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI.

Pembacaan Surat Keputusan HMI Cabang Kendari, tentang susunan kepengurusan HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari.

Pembacaan nama-nama pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd.

Pembacaan ikrar pengurus HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd.

Sambutan Ketua Umum HMI Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari, Al-Izar.

Sambutan Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Sapril.

Foto bersama usai pelantikan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat (P) Ibnu Rusyd IAIN Kendari Cabang Kendari periode 1444-1445H/2023-2024 M, Sabtu (30/9/23). Foto: Wahida/Objektif.id.

Peringati Maulid Nabi 1445 H, Rektor IAIN Kendari : Perilaku Nabi Harus Kita Teladani

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari,

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Baitul Hikmah IAIN Kendari, Jumat, (29/9/23).

Peringatan maulid ini dihadiri para mahasiswa, staf, dosen, hingga pejabat tinggi di lingkungan kampus IAIN Kendari dan Dewan Pengarah Majelis Ulama Indonesi (MUI) Sulawesi Tenggara Jakri Napu.

Rektor IAIN Kendari Husain Insawan mengatakan, pada peringatan maulid ini ada dua hikmah sebagai pelajaran yang bisa diambil dari kepribadian Rasulullah Saw. yang patut di contohi.

“Kita akan meneladan nabi dari perkataannya, sifatnya, perbuatannya, sikapnya dan seterusnya. Itu yang pertama,” bebernya.

Hikmah yang ke dua, lanjut mantan Wakil Rektor masa bakti 2019 – 2023 ini mengatakan, dengan adanya maulid ini akan semakin mempererat ukhuwah islamiyah secara internal lingkup IAIN Kendari.

Baik itu pimpinan dan civitas akademika, dosen dan mahasiswa, pimpinan dan mahasiswa dan mahasiswa sesama mahasiswa.

“Itu yang saya kira dua hal yang mungkin kita bisa ambil hikmahnya meneladani nabi,” bebernya.

Reporter: Yandi Pebriansah
Editor: Muh Akmal Firdaus

Bawa Nama Kampus ke Tingkat Nasional, Mahiscita IAIN Kendari Tak Diberikan Suport

Diduga tidak mendapatkan sokongan dana dari kampus, empat anggota Unit Kegiatan Khusus (UKK) Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari disinyalir nekat pinjam dana dari teman.

Kendari, Objektif.id – Mahasiswa Islam Pecinta Alam (Mahiscita) IAIN Kendari membawa nama kampus dalam mengikuti kegiatan nasional di Kota Surabaya sejak 24 September sampai 02 Oktober 2023. Ironinya, keberangkatan tersebut tidak disokong dana dari pihak birokrasi sehingga harus meminjam dana dari pihak luar kampus.

Badan Pendidikan dan Latihan (Badik) Mahiscita IAIN Kendari, Mr Syarif Hidayatullah menyebutkan nama-nama empat orang anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar dan Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia, yakni Muh. Syahputra Hadrat, Abdul Rahman, Aldiansyah dan Irfan Kurniawan.

Syarif mengaku, empat anggota Mahiscita yang mengikuti kegiatan Muktamar Kenal Medan (MKM) ke XI PTKIN se Indonesia tersebut, berangkat menggunakan dana yang diperoleh dari rekan-rekan serta beberapa senior mereka. Hal itu dilakukan karna pihak birokrasi IAIN Kendari disinyalir tidak memberikan dana sepeserpun untuk keberangkatan mereka.

“Yang berangkat ini menggunakan dana pribadi, dan kreatifitasnya dari anggota,” kata Syarif kepada Objektif.id, Senin (25/9/23).

Lanjut Syarif, dirinya kecewa dengan sikap birokrasi kampus yang dinilai tidak mendukung keberangkatan empat anggota Mahiscita untuk mengikuti kegiatan nasional tersebut, padahal menurutnya mahasiswa yang dikirim itu hadir untuk mewakili nama IAIN Kendari dengan tujuan mengharumkan nama kampus.

Dia menambahkan, idealnya kampus semestinya mendukung setiap lembaga kemahasiswaan, baik itu UKM maupun UKK yang membawa nama kampus dalam setiap kegiatan-kegiatan regional maupun nasional.

“Kami dari pihak Mahiscita IAIN Kendari sangat merasa kurang terhadap anggaran yang telah di sediakan di kampus yakni dana dipa,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III IAIN Kendari, Fauziah membantah jika dana Dipa yang diberikan dari kampus tidak cukup. Sebab, Menurutnya dana yang diberikan kepada setiap lembaga kemahasiswaan internal kampus sudah maksimal.

“Informasinya tidak seperti itu, dana Dipa yang diberikan itu sudah maksimal,” bantah Fauziah.

 

Repoter : Siti Maharani
Editor: Wahyudin Wahid

Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi, Dua Mobil Tabrakan di Puncak Wolasi

Konawe Selatan, Objektif.id – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Puncak Wolasi, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Rabu (27/9/23).

Kecelakaan tersebut melibatkan satu mobil pick up putih dan satu mobil Wuling merah, diduga mobil pick up putih melaju dengan kecepatan tinggi.

Berdasarkan keterangan saksi mata yang sedang melintas saat insiden laka lantas ini, Hestin mengatakan kecelakaan terjadi di puncak Wolasi, pukul 11.00 siang.

“Sekitar pukul 11.00 siang tepatnya didepan Penjual jagung rebus puncaknya di wolasi, dari arah Punggaluku menuju Kendari mobil,” tutur Hestin kepada Objektif.id sesaat setelah insiden tersebut.

Lanjut, Hestin mengatakan terkait kronologi kejadian, dimana mobil pick up putih yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyalip mobil korban dan mengakibatkan mobil putih menabrak tiang spanduk.

“Mobil pick up putih menyalip mobil wuling merah yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi sehingga ia tak bisa mengendalikan mobilnya dengan baik yang menyebabkan ia menabrak tiang spanduk sehingga si pengendara mobil pick up putih terlempar di sisi kiri jalan”, lanjutnya.

Selanjutnya, dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa. Tetapi mobil wuling merah mengalami rusak parah pada bagian depan sebab disenggol oleh mobil pick up putih. Sedangkan mobil pick up putih mengalami rusak parah pada bagian depan mobil dan dua ban depan terlepas.

Lebih lanjut, Hestin mengatakan peristiwa ini telah dilaporkan oleh warga desa setempat kepada pihak berwajib.

“Sampai saat saya meninggalkan TKP Warga dengan cekatan melaporkan kejadian tersebut pada pihak yang berwajib guna menertibkan”, pungkasnya.

Penulis: Maharani
Editor: Muh. Akmal Firdaus

KBM IAIN Kendari Gelar Doa Bersama Peringati Kematian Yusuf dan Randi

Kendari, Objektif.id – Peringati empat tahun kematian Yusuf dan Randi, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar doa bersama di Pelataran Gedung Terpadu IAIN Kendari, Selasa (26/9/23).

Pantauan Objektif.id, terlihat puluhan mahasiswa melakukan beberapa rangkaian kegiatan, yang diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Mujahid. Setelah itu dilanjutkan dengan yasinan dan ditutup dengan tausiah singkat tentang kematian yang disampaikan oleh Ketua Rumah Qur’an (RQM) Mahasiswa IAIN Kendari Suwardi Wijaya.

“Ya Allah, ampunilah dia (Yusuf dan Randi) kasihilah dia, berilah dia kekuatan, maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran,” tutur Mujahid dalam doanya.

Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kendari Arpan mengatakan, doa bersama ini dilakukan sebagai bentuk ikhtiar teman-teman Lembaga Kemahasiswaan, juga sebagai spirit religius untuk tidak menghilangkan identitas sebagai mahasiswa IAIN Kendari.

“Doa bersama ini kita lakukan untuk mengirimkan doa terhadap almarhum Randi dan Yusuf yang sampai hari ini belum mendapat keadilan dari pihak kepolisian,” kata Arpan.

Dirinya berharap peristiwa yang dialami dua mahasiswa Universitas Halu Oleo itu tidak terulang kembali pada generasi-generasi selanjutnya.

“Harapannya kedepan generasi-generasi selanjutnya kita tidak ingin kan lagi ada korban dari teman teman mahasiswa maupun masyarakat secara umum,” harapnya.

Untuk diketahui, sebelum menggelar doa bersama mahasiswa yang tergabung dalam KBM IAIN Kendari telah melakukan aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari –  Konawe Selatan.

Dalam aksi itu terdapat empat tuntutan yaitu, meminta Kapolda sultra untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM, meminta Kapolda Sultra harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf.

Pihaknya juga meminta Kapolda Sultra agar segera menuntaskan kasus- kasus pelanggaran HAM dan mengevaluasi kinerja kapolda Sultra mengenai pelanggaran HAM.

Reporter : Asran

Editor : Melvi Widya

 

Fokus Urus Pemilu Abaikan Kasus HAM, KBM IAIN Kendari Minta Kapolda Sultra Tangkap Otak Pelaku Penembakan Yusuf dan Randi

Kendari, Objetif.id – Kematian Yusuf Kardawi dan Randi mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tertembak saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana alias RKUHP dan pelemahan KPK di Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 26 September 2019 lalu hingga kini masih jadi misteri.

Sudah memasuki 4 tahun wafatnya dua mahasiswa itu, namun sampai saat ini belum ada titik terang dari Kapolda Sultra mengenai kasus pelanggaran hak asasi manusia ini. Sehingga Aksi unjuk rasa dari kalangan mahasiswa masih terus dilakukan guna menuntut kejelasan tentang kasus itu.

Tepat ditanggal kematian dua mahasiswa itu, puluhan massa aksi yang tergabung dalam Sedarah Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari gelar aksi demonstrasi di Gerbang Batas Kota Kendari Konawe Selatan, minta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk tangkap otak pelaku penembakan Yusuf dan Randi.

Dari pantauan Objektif.id, massa aksi mulai berdemonstrasi pukul 08.00 Wita di Pelataran Kampus IAIN Kendari, pukul 10.00 Wita massa aksi menuju ke Gerbang Batas Kota Kendari – Konawe Selatan. Terlihat massa memengang spanduk yang bertuliskan “Kamu ini main tembak aja, bertobatlah”.

Terlihat massa juga melakukan aksi bakar ban dan memblokade beberapa ruas jalan sehingga mengakibatkan arus lalulintas disekitar batas kota di alihkan.

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari, Ashabul Akram mengatakan, sudah 4 tahun lamanya kasus pembunuhan Yusuf dan Randi belum ada titik terang bahkan dalang pelaku pembunuhan yang merupakan oknum polisi sampai saat ini masih berkeluyuran.

“Ada satu oknum yang ditetapkan sebagai tersangka, namun sampai hari ini oknum polisi itu masih merajalela,” kata Ashabul.

Dirinya menilai, Kapolda Sultra saat ini lebih mementingkan pemilu serentak untuk pemilihan Anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota DPRD ditahun 2024 mendatang ketimbang menyelesailan kasus pelanggaran HAM yang dialami Yusuf dan Randi.

Untuk itu lanjut Ashabul, pihaknya meminta Kapolda Sulawesi Tenggara untuk memberikan sanksi tegas kepada oknum-oknum yang melakukan pelanggaran HAM. Meminta Kapolda harus transparansi terkait kasus Randi dan Yusuf. Pihaknya juga meminta agar evaluasi kinerja Kapolda mengenai pelanggaran HAM serta meminta Kapolda Segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM di Sultra.

Di tempat yang sama Jendral Lapangan, Taici menegaskan, keadilan harus di terima oleh Almarhum Randi dan Yusuf walaupun mereka telah meninggal dunia. Sementara oknum-oknum polisi yang melakukan tindakan pembunuhan atau pencabutan nyawa harus ditindak lanjuti dan di selesaikan.

“Setidaknya dia di berhentikan sebagai polisi, kemudian keinginan kami pada pihak Kapolda Sultra untuk secepatnya merealisasikan dan menemukan oknum-oknum tersebut,” Ucap Taici.

Kerena lanjut Taici, tupoksi Kepolisian untuk menyelidiki masalah-masalah yang terjadi di kalangan khususnya di Kapolda Sultra itu adalah perintah undang-undang.

“Semoga wacana ini dapat segera sampai kepada Kapolda Sultra apabila kepolisian tidak menindak lanjuti, yakin dan percaya seluruh mahasiswa IAIN Kendari akan menggelar unjuk rasa yang lebih besar dari pada ini.” Harap Taici.

Reporter : Febry Aidul Yandi

Editor : Redaksi

Dikdas UKM Seni IAIN Kendari Rekrut 49 Anggota Baru 

Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari laksanakan Pendidikan dan Latihan Dasar (Dikdas) ke-24 di Pantai Cikal, Desa Lalombona, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe.

Dikdas kali ini dilaksanakan selama empat hari, terhitung sejak tanggal 21 September sampai 24 September 2023 dengan mengusung tema “Metamorfosa” yang diikuti sebanyak 49 orang Mahasiswa Aktif IAIN Kendari.

Ketua Umum UKM Seni, Muhammad Idris Sabrin mengatakan tujuan dilaksanakan Dikdas ini yaitu berfokus pada sumber daya manusianya dimana mereka ingin merekrut anggota baru yang memiliki bakat di bidang kesenian agar mereka bisa mengembangkan bakatnya lebih dalam lagi di UKM Seni

“Dikdas ini bagaimana kita menghadirkan anggota yang penuh dengan bakat serta loyalitas bagaimana dia mencintai sekretnya dulu, ketika kita sudah mencintai sekretnya kita apa yang ingin kita cari di UKM seni ini insyaallah bisa kita dapat dan bisa kita laksanakan khususnya di bidang kesenian”. Kata Muhammad Idris Adril, Selasa 26 September 2023.

Ia juga menambahkan bahwa dirinya menginginkan dengan hadirnya anggota baru ini kinerja kepengurusan dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga kelak mampu untuk bersaing di tingkat Nasional maupun Internasional.

“Insyaallah nanti ada kegiatan LSW (Lingkar Seni Walesea) yang akan diadakan di lombok, insyaallah kalau ada kita akan mengirim anggota lagi untuk kesana kebetulan kemarin juga sempat di Gorontalo” Bebernya.

Sebagai langkah awal pihaknya akan memfokuskan tiap-tiap anggota agar lebih mendalami atau mengembangkan bakat di bidang masing-masing.

“Kita di sini UKM Seni hanya membuka ruang bagaimana teman-teman anggota bisa mengembangkan lagi bakatnya di bidang kesenian. Baik itu di musik, di gitar, di teater, dan puisi” Tutupnya.

Reporter: Kusma dan Rahma

Editor: Muh. Akmal Firdaus Ridwan

4 Remaja Tenggelam di Pantai Taipa, Satu Orang dinyatakan Meninggal Dunia

Konawe Utara, Objektif.id – Empat wisatawan remaja tenggelam di Pantai Taipa, kecamatan lembo, kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Minggu, 17 September 2023.

Kepala KPP Kendari, Muhammad Arafah mengatakan kejadian bermula ketika ke-empat remaja tersebut nekat untuk berenang ditengah cuaca yang ekstrim dengan kecepatan angin sekitar 3 – 24 knot dan tinggi gelombang mencapai 0,75 – 1,5 M. Sehingga mengakibatkan satu buah ban pelampung yang mereka tumpangi terlepas karena hantaman ombak yang membuat ke-empat remaja tersebut terseret arus.

Ke-empat remaja itu merupakan pelajar dari SMA 1 Wawotobi. Tiga di antaranya yakni Nurfadilah (16), Fahmi (16), dan Arya (16) berhasil diselamatkan oleh pengunjung sekitar.

Sementara untuk Farli (16) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah pencarian selama tiga hari oleh para tim penyelamat seperti Tim Penyelam KPP Kendari, Rescuer Unit Siaga SAR Konut, BPBD Konut, kepolisan, dan masyarakat sekitar.

Salah satu saksi, Susan (nama samaran) mengatakan korban Farli ditemukan mengapung di dekat bebatuan sekitar 100 meter barat laut dari TKP oleh warga setempat pada pukul 09.00 WITA.

“Dia muncul sendiri mayatnya dekat batu oleh warga yang sedang menyenter di pantai dan stay di pinggir pantai sambil baca doa begitu,” Ungkapnya.

Tambahnya, jenazah korban dibiarkan tetap mengapung hingga tim evakuasi datang, lalu kemudian membawa jasad tersebut ke Puskesmas Sawa Konut pada pukul 21.02 WITA.

“Sebenarnya tidak boleh kita pegang jadi dari belakang kita lihat masih utuh tapi kondisi mukanya kita tidak tahu kemudian langsung di eksekusi sama tim BPBD, Basarnas, dan lain sebagainya langsung di angkut di mobil ambulan,” Pungkasnya.

Reporter: Tesa

Editor: Akmal

Gegara Batas Tanah Dipindahkan, Seorang Pria di Konawe Tewas di Tangan Adiknya

Kendari, Objektif.id – Diduga terlibat cekcok masalah pembatas tanah yang dipindahkan, Seorang pria inisial L (48) nekat membacok kakak kandungnya inisial LU (55) hingga meninggal dunia.

Peristiwa nahas ini terjadi di Dusun III Desa Hodua, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa 19 September 2023, sekira pukul 07.45 Wita di benarkan oleh Kapolsek Wawatobi, IPTU Hamsar.

Hamsar mengatakan, peristiwa ini berawal saat pelaku L (48) hendak menuju lokasi tanahnya yang terletak di Dusun III Desa Hudoa untuk melihat pembatas (besi) yang sudah tertanam.

Saat pelaku tiba di lokasi, ia melihat korban LU (55) yang merupakan kakaknya itu sudah lebih dulu berada disitu. Saat pelaku bertanya mengenai pembatas tanah (besi) yang telah berpindah kepada korban.

Tiba-tiba korban mencabut besi yang telah ditanam itu lalu kemudian memukul pelaku hingga mengenai tangan kirinya, tidak tinggal diam pelaku membalas pukulan itu menggunakan parang pada beberapa organ tubuhnya hingga korban meninggal dunia.

“Akibat penganiayaan itu korban meninggal dunia,” ujar Hamsar, Selasa (19/9/2023).

Selanjutnya, Kata Hamsar korban dievakuasi ke rumah sakit. Pihaknya juga mengamankan pelaku dan sejumlah barang bukti guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mako Polsek Wawotobi guna proses hukum lebih lanjut,” pungkasnya.

Reporter: Arfan
Editor : Melvi Widya

Milad Kohati ke-57, Ketua Kohati Cabang Kendari “Ini adalah Ajang Evaluasi”

Kendari-Objektif.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis Kohati ke-57, Kohati Cabang Kendari Gelar sharing session bersama Forhati Sulawesi Tenggara di Sekertariat HMI Cabang Kendari, Minggu, (17/09/2023), siang.

Ketua Kohati Cabang Kendari, Eci Pitriani  mengatakan, melalui acara milad dengan tema “Merawat dan Merefleksi Kiprah Kohati Menuju Perempuan yang Berdaya dan Berjaya” ini dapat menjadi media untuk mengevaluasi kerja-kerja Kohati Cabang Kendari hari ini.

“Kita ingin melihat, hari ini apa yang sudah kita perjuangkan, sebenarnya pergerakan kita itu mau kemana kedepannya, apa yang ingin kita lakukan. Apakah eksistensi Kohati hanya menjadi pilar-pilar yang hanya dipandang sebagai pelengkap HMI,” kata Eci Pitriani Sulastri dalam sambutanya.

Eci juga mengatakan, bagaimana menerangkan peran-peran kohati dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta mengawal tercapainya tujuan Himpunan Mahasiswa Islam.

“Kohati HMI lahir untuk menjadi laboratorium hidup untuk perjuangan-perjuangan perempuan yang mengawal serta sesuai dengan tujuan Himpunan Mahasiswa Islam maka dari itu terbentuklah tujuan kohati yakni terwujudnya muslimah yang berkualitas insan cita, maka lewat kesempatan ini kita ingin merenung kan lewat momentum ini 57 tahun kohati didirikan,” Lanjutnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum HMI Cabang Kendari, Safril Basmin mengatakan diusia yang ke 57 ini, Kohati harus bisa menjalankan peran dan fungsinya serta bisa meneruskan estafet kejayaan serta perjuangan yang pernah ditorehkan oleh senior Kohati terdahulu.

“Berkaca pada senior-senior kita terdahulu sudah banyak menciptakan perempuan-perempuan yang berdaya yang mampu kejayaan untuk umat dan bangsa,” tuturnya.

“Saya tidak meragukan lagi konsep pengkaderan dalam kohati HMI cabang kendari Sulawesi Tenggara sudah pernah mencetak ketua umum kohati PB HMI sebelumnya jadi sudah pernah ada catatan sejarah yang ditorehkan oleh Kohati HMI cabang kendari,” lanjut Safril.

Ia juga menyinggung tekait seringnya Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang marak terjadi di Sulawesi Tenggara, khusus nya di kendari dan banyak ditemukan perempuan sehingga menuntut peran-peran Kohati dalam memberikan edukasi.

“Akhir-akhir ini sering terjadi tindak pidana penjualan orang (TPPO) yang telah di usut oleh Polres kendari terakhir pada bulan Agustus lalu Polres kendari melakukan penggerebekan di hotel-hotel dsbnya. Dan itu kebanyakan adalah perempuan. Artinya bahwa hari ini ada suatu problem di tengah-tengah kita sehingga saya pikir ini bisa menjadi ruang-ruang diskusi di kohati untuk bagaimana kita bisa memberi kan penguatan-penguatan keimanan pemahaman tentang konsep-konsep dasar serta peradaban ini kita perbaiki,” bebernya.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah Forhati Sultra, Wa Ode Rulia menuturkan tantangan yang dihadapi oleh organisasi Himpunan Mahasiswa Islam hari ini adalah bagaimana menyusun strategi yang disesuaikan dengan era digitalisasi.

“Di zaman sekarang ini di era 4.0 digitalisasi yang kemudian tantangan kita juga semakin berbeda, kita sudah harus melek teknologi. Berbicara terkait perkaderan hal ini juga sudah menjadi tantangan karena kita sudah terlalu di manjakan dengan teknologi. Sehingga instruktur di zaman sekarang harus pintar-pintar menyiasati keadaan, harus pandai dalam mengatur strategi sehingga forum tidak menjadi pasif,” pungkasnya.

Reporter: Fitriani

Editor: Redaksi

Dua Pria di Kendari Terlibat Adu Mulut Hingga Berujung Penikaman

Kendari, Objektif.id – Berawal dari pesta miras, dua warga terlibat adu mulut hingga berujung aksi penikaman di Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Korban inisial MM (44) dilarikan di Rumah Sakit usai ditikam beberapa kali oleh rekannya, inisial NS (47).

Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/9/23) sekitar pukul 17.15 Wita, dimana menurut keterangan saksi mata inisial KP (17) korban bersama pelaku terlibat adu mulut hingga terjadi perkelahian.

Dalam perkelahian tersebut, pelaku mengeluarkan sebilah badik, kemudian menikam korban. Akibatnya korban mengalami luka robek bagian leher sebelah kiri dan belakang terdapat dua luka robek, pinggul bagian belakang satu luka robek.

Selain itu, saksi juga melihat korban mendorong pelaku namun pelaku menarik baju korban sehingga mereka jatuh di curang kemudian mereka berdua masih melakukan duel berkelahi. Melihat peristiwa itu saksi berinisiatif datang untuk melerai namun saksi tidak bisa melerai.

“Saksi berteriak untuk minta bantuan kepada warga yang ada di sekitar tempat korban dan terlapor berkelahi kemudian korban dan terlapor sudah dapat dilerai,” terang AKP Fitrayadi dalam keterangan tulisnya yang diterima awak media.

Saat pelaku diinterogasi pihak kepolisian, NS mengaku didatangi korban MM datang menarik kerah bajunya lalu melayangkan pukulan kepadanya, kemudia dirinya membalas dengan menarik baju korban hingga sama-sama terjatuh di Curang.

Lalu dirinya mengambil sebilah badik yang disisipkan di kantongnya lalu menusuk korban secara berkali-kali yang mengenai leher korban sebelah kiri, belakang, dan pinggul korban setelah terlapor menusuk korban terlapor langsung meninggalkan korban. Setelah itu pelaku NS langsung menyerahkan dirinya di Kepolisian Sektor (Polsek) Kemaraya.

Sebagai informasi, saat ini pelaku telah diamankan di Polresta Kendari sementara korban tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggra.

Reporter: Husnianti

Editor : Redaksi

Demisioner BP Jaringan Kerja PPMI Bahas Tupoksi Pers Mahasiswa di Lingkup Kampus

Kendari, Objetif.id – Demisioner Badan Pekerja (BP) Jaringan Kerja Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional, Muh. Aksan bahas tupoksi serta peran pers mahasiswa dalam kerja-kerja jurnalistik di lingkup kampus.

Hal itu diungkapkan Muh. Aksan pada dialog publik yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Pers (UKM-Pers) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari di salah satu Warkop di Kota Kendari pada Sabtu, (16/9/2023), malam.

Pantauan, Objetif.id di lokasi, kegiatan yang mengusung tema “Pers Mahasiswa Bukan Humas Kampus” dimulai sejak pukul 19.00 Wita, dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa terkait bagaimana kerja-kerja jurnalistik Pers Mahasiswa.

Terlihat, dialog publik ini menjadi semakin menarik ketika salah satu peserta dialog, Muh. Sulhija melayangkan satu pertanyaan yang sangat sensasional “Memangnya kenapa kalau pers mahasiswa jadi humas kampus?” tanya Sulhija kepada Muh. Aksan.

Selain itu, Sulhija juga menyebut bahwa pemberitaan pers mahasiswa yang mengarah kepada kegiatan-kegiatan seremonial yang digelar oleh kampus juga menjadi bagian dari kerja-kerja kehumasan.

“Selama ini kan teman-teman pers mahasiswa juga sering menayangkan berita kampus yang sifatnya seremoni. Itu juga bagian dari kerja kehumasan,” ungkap Sulhija.

Menanggapi hal ini, narasumber dialog publik, Muh. Aksan mengungkapkan secara gamblang bahwa pers mahasiswa itu berbeda dengan humas kampus, karena humas Kampus hanya mengekspose kebaikan-kebaikan kampus.

“Kita berbeda, dalam kerja-kerja jurnalistik yang kita lakukan, kita selalu mengupayakan untuk bagaimana bisa menjadi pengontrol dalam setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pihak birokrasi, begitu pun dalam segala aktivitas akademik dan non akademik di IAIN Kendari,” tutur Aksan kepada Objektif.id sesaat setelah kegiatan selesai.

Pers mahasiswa lanjut aksan, tidak boleh menutupi setiap kebenaran yang ditemui oleh para Jurnalis muda di lingkup kampus. Menurutnya, selama pemberitaan itu sesuai dengan fakta maka pers mahasiswa harus tetap menyuarakan itu dengan tata cara penulisan yang tidak keluar dari kode etik jurnalistik.

“Menurut saya selagi itu fakta, tetap kita beritakan, mau berita kita dia dipandang baik, atau dipandang buruk oleh birokrasi, asal sesuai dengan kerja-kerja jurnalistik,” bebernya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Ketua Umum UKM-Pers IAIN Kendari, Andika membenarkan adanya perbedaan peran antara humas kampus dengan pers mahasiswa. Menurutnya pers mahasiswa khususnya yang ada di IAIN Kendari harus menjadi pilar tegaknya demokrasi di lingkup kampus IAIN Kendari.

“Iya betul, karna kalau kita di UKM Pers, kita tidak tebang pilih dalam pemberitaan, baik sisi positif kampus maupun dari segi kejelekannya. Maksudnya, jika terdapat suatu ketidakadilan, maka pers mahasiswa hadir untuk mengawal hal tersebut,” pungkasnya.

Reporter : Rhesga

Editor : Redaksi

Hadir Sebagai Dosen Tamu di IAIN Kendari, Imigrasi Kendari Beri Strategi Komunikasi Lintas Budaya Kepada Mahasiswa

Kendari, Objektif.id – Sebagai upaya dalam menghadapi Warga Negara Asing (WNA) di Kota Kendari, Imigrasi Kelas I TPI Kendari melalui Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari, Indra Gunawan Mansyur berikan strategi komunikasi lintas budaya kepada mahasiswa IAIN Kendari. Jumat, (15/9/2023).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Usluhudin Adab dan Dakwah (Fuad), Indra Gunawan Mansyur menjelaskan, bahwa strategi komunikasi adalah rencana yang di gunakan untuk mencapai tujuan komunikasi, strategi yang di gunakan dalam imigrasi untuk membangun komunikasi baik kepada warga negara asing dan warga negara Indonesia.

Adapun strategi yang di gunakan, komunikasi visual yaitu garafis, gambar, dan desain visual digunakan untuk menyampaikan pesan seperti pemasangan pamflet, brosur, dan alur layanan pada lingkungan kantor. Selain itu, terdapat strategi komunikasi publik relation, yaitu membangun citra positif dan hubungan dengan berbagai pihak, termaksud media dan masyarakat umum.

Yang lain, strategi komunikasi pendidikan, yaitu menyelenggarakan pelatihan bahasa asing bagi para pegawai melalui pendidikan singkat baik dalam maupun luar negeri serta strategi komunikasi sosial media, yaitu menggunakan platfrom media sosial seperti Facebook, twiter, Instagram, atau linkedln untuk berkomunikasi dengan pengguna layanan Keimigrasian.

Indra Gunawan Mansyur berharap materi yang sudah diberikan kepada mahasiswa dapat diimplementasikan sebagai komitmen membangun komunikasi baik kepada warga negara asing dan warga negara Indonesia.

“Semoga ada kegiatan seperti ini lagi, ini terjadi secara kontinyu karna kita sebenarnya sudah ada kerja sama dengan pihak Fuad iain untuk melakukan praktek lapangan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI kendari” ungkapnya.

Sementara itu Yusrifa Halid selaku ketua program studi komunikasi dan penyiaran Islam (KPI) berharap agar mahasiswa mengenal imigrasi lebih jauh lagi.

“Mengharapkan mahasiswa menganal imigrasi lebih jauh tidak hanya sebatas tentang ilmu menajemen komunikasinya tapi lebih jauh lagi tadi kita sudah bahas tentang bagaimana sebenarnya imigrasi ini berperan untuk menjaga keamanan negara sebagai penjaga pembatas negara”.

Reporter : Nini Sasmitha

Editor : Redaksi

Mahasiswa Minta Fasilitas di Ruang Hijau, Kabag Umum IAIN Kendari: ‘Tergantung Pimpinan’

Kendari, Objektif.id – Ruang hijau yang terbentang dari gedung perpustakaan hingga gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kerap dikunjungi para mahasiswa.

Pantauan Objektif.id, puluhan mahasiswa mengunjungi ruang hijau ini saat waktu pergantian mata kuliah sekira pukul 10.00 Wita, waktu istirahat pukul 12.00-13.00 Wita, dan sore hari sekira pukul 15.00 Wita hingga waktu magrib.

Tujuan para mahasiswa pun beragam, ada yang sekedar ingin menghabiskan waktu luang, mengerjakan tugas kuliah, rapat-rapat organisasi, serta sekedar bersenda gurau bersama teman kuliah.

Salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Ilham saat mengunjungi ruang hijau ini mengaku, memilih nangkring di tempat ini karena alasan kenyamanan. Menurutnya ruang hijau ini menawarkan sensasi kesejukan sehingga sangat pantas dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu luang.

“Kalau di Fakultas saya rasa kurang enak, apalagi kan sementara ada pembangunan gedung baru,” tutur Ilham saat ditemui Objektif.id,  Rabu, (6/9/23).

Selain Ilham, Lia juga membeberkan alasannya memilih mengunjungi ruang hijau ini saat waktu luang. Menurutnya, vibes yang dia rasakan saat nongkrong di ruang hijau IAIN Kendari ini bisa membuka pikiran sehingga banyak mendapat inspirasi.

Meski demikian, para mahasiswa yang ditemui Objektif.id dalan satu lingkaran diskusi di sekitar ruang hijau IAIN Kendari, meminta pihak kampus untuk memberikan perhatian khusus kepada ruang hijau ini dalam hal penataan dan pengadaan fasilitas-fasilitas untuk menunjang kenyamanan mahasiswa saat berada di tempat ini.

Kepala Bagian (Kabag) Umum IAIN Kendari, Amari, saat dikonfirmasi Objektif.id mengatakan, pihaknya telah memikirkan hal tersebut. Namun, belum mendapat anggaran dari pimpinan kampus IAIN Kendari. “Mau di apa, kita hanya bergantung,” ungkap Amari kepada Objektif.id.

Reporter: Akmal
Editor: Ai

DWP IAIN Kendari Hadirkan Dr. Marcelo dari New York Bahas Pentingnya Kesehatan anak 

Kendari, Objektif.id – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) gelar Sosialisasi Kesehatan, bersama Dr. Marcelo Gareca., M.D., FACTP., FIDSA dari Guthrie Clinic, New York.

Kegiatan sosialisasi ini di mulai pada pukul 09.00 WITA dengan mengangkat tema “The state of Children’s Health In Indonesia, A Review of the 2020 UNICEF Report” di Aula Perpustakaan IAIN Kendari. Selasa, (12/09/2023).

Dalam pembukaannya, Marcelo Gareca mengatakan stunting itu sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat dari kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan berada dibawah standar.

Selain itu, lanjut Marcelo Gareca, dia menerangkan bahwa umur 5 tahun merupakan usia yang sangat produktif untuk mengetahui atau mencegah stunting pada anak-anak yang kekurangan Imunisi.

“Jadi untuk melakukan pencegahan pada anak-anak yang terkena stunting, sebaiknya dilakukan sebelum mencapai umur 5 tahun”, beber Marcelo Gareca, Selasa (12/9/2023).

Untuk itu, dirinya berharap informasi yang di berikan bisa betul-betul diterima karena ini merupakan salah satu topik yang sangat penting untuk diketahui bersama.

Sementara itu, Ketua Dharma Wanita, Satmawati Insawan mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan keadaan kesehatan anak-anak kita ke depannya.

“Dalam acara sosialisasi ini kita akan mendapatkan berbagai informasi yang berguna dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang kesehatan anak”, katanya.

Wakil Rektor II, Nurdin sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang di selenggarakan DWP IAIN Kendari karena bisa menghadirkan dokter spesialis kanker dari Guthrie Clinic, New York.

“Kegiatan ini sangat penting sekali, patut kita syukuri bisa kedatangan dokter spesialis yang akan membahas pentingnya memahami kesehatan anak di Indonesia khusus nya bagi ibu-ibu di Sulawesi Tenggara, pungkasnya”.

Reporter: Andika
Editor: Rizal