Pemuda di Kendari Galang Dana Bantu Guru Honorer yang Dilaporkan Orang Tua Murid di Konsel

Kendari, Objektif.id – Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi “Kami Sayang Guru” melakukan aksi solidaritas penggalangan dana di Perempatan Lampu Merah MTQ Kendari, Senin (21/10/2024).

Dari pantauan Objektif.id terlihat para pemuda menggalang dana kepada para pengendara pengguna jalan roda empat maupun roda dua yang berhenti pada saat lampu merah.

Selain itu terlihat mereka bergantian menyampaikan pendapat dan kekesalannya terhadap orang tua murid yang diduga seorang polisi telah melaporkan guru honorer tersebut.

Yunus, penaggung jawab gerakan mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk membantu Ibu Supriyani, S.Pd, seorang guru honorer di SDN 4 Baito, Konawe Selatan, yang saat ini sedang menjalani proses hukum setelah dilaporkan oleh orang tua murid.

Selain kata Yunus, penggalangan dana ini juga bertujuan untuk meringankan beban Ibu Supriyani, S.Pd dan keluarga sebab pihak pelapor (orangtua murid) meminta uang damai sebesar Rp 50 juta rupiah.

“Aksi ini adalah bentuk solidaritas kami terhadap guru yang sedang menghadapi masalah hukum. Hasil dari penggalangan dana akan kami serahkan kepada pihak keluarga guru tersebut,” ujar Yunus.

Dirinya berharap, insiden yang dialami guru honorer Ibu Supriyani, S.Pd, agar mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik pada 20 Oktober 2024 kemarin.

“Presiden yang baru dilantik dapat lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan guru, mengingat peran penting guru dalam mendidik generasi bangsa,” ujarnya.

“Setiap orang di negeri ini, seberapa pun jahatnya, pernah diajar membaca dan menghitung oleh seorang guru,” tutup Yunus dengan penuh harap.

Reporter: Eklan Ariyono Putra
Editor: Red

Tanggapan Mahasiswa Terkait Dugaan Pungli Presma IAIN Kendari

Kendari, Objektif.id – Sorotan Kepada Presiden Mahasiswa Insitut Agama Negeri (IAIN) Kendari Ibnu Qoyyim dalam menahkodai Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Kendari seakan tak ada habisnya.

Bagaimana tidak, sampai hari ini persoalan yang diduga terjadi akibat kelalaian Presiden Mahasiswa tak kunjung mendapatkan titik terang.

Hal itu kini menjadi perbincangan baik itu kalangan birokrasi, dosen-dosen, para alumni hingga dikalangan mahasiswa.

Kali ini tim objektif.id merangkum respon mahasiswa terhadap kelalaian yang dilakukan Presisden Mahasiswa saat ini.

1. Robin, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2024

Hal ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Ini contoh buruk yang bisa merusak etika mahasiswa, mereka (mahasiswa) bisa terpengaruh dan berpikir bahwa korupsi adalah hal yang biasa.

2. Mayang Nur Faizah, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2023.

Seharusnya (Ketua DEMA-I) tidak melakukan hal tersebut, karena memang dalam hukumnya pungli itu tidak boleh dilakukan. Konsekuensinya mungkin bisa diserahkan kepada pihak yang berwajib dan harus di hukum sesuai apa yang dilakukan.

3. Rahmad, mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2022

Ini praktek yang cukup mencederai lembaga di IAIN terutama lembaga kemahasiswaan dan ini lingkupnya masih mahasiswa belum sampai ke panel yang lebih tinggi ke negara menurut saya perlu dicek kembali masalahnya.

Kembali lagi ke institusi ke Rektor menanggapi kasus tersebut. Jika benar Ketua DEMA-I melakukan pungli terutama pemerasan terhadap lembaga-lembaga yang ada dibawahnya saya rasa harus dapat hukuman yang berat karena itu sudah termasuk praktek korupsi.

4. Onces Saputra, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Angkatan 2020

Saya sangat menyayangkan, kalaupun hal ini terjadi dan harus cepat diurus tuntas karena biar bagaimanapun ini menjadi pelajaran bagi junior-junior kita.

Untuk hal ini dipecat, karena ini sesuatu yang sangat disayangkan sangat tidak pantas seorang pemimpin, dia ini seharusnya jadi figur yang harus dicontoh. kalau misalnya hal ini betul terjadi harus ada pencopotan dari presma itu sendiri.

5. Rabil mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) angkatan 2020

Saya sebagai mahasiswa sangat kecewa dengan adanya oknum seperti itu dan dipercayai sebagai pemimpin di kalangan mahasiswa institut agama islam negeri kendari karena pemimpin presma ini adalah kiblat daripada seluruh mahasiswa iain kendari itu sendiri.

6. Atri, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Angkatan 2023

Menurut saya harus diberikan dulu peringatan atau Surat Peringatan (SP) 1 atau lebih Efektif  Mungkin Di Pecat saja Dari Jabatannya.

7. Lilis Siliambona, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Angkatan 2022

Menurut saya, untuk sangsi  yang harus diberhentikan dari jabatannya. Karena menurut saya orang seperti itu tidak pantas memiliki jabatan.

8. Wahyudin Wahid (nama samara) mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Angkatan 2022

Menurut saya, hal itu sangat tidak mencerminkan sebagai Presma melakukan pungli apa lagi kita sebagai kampus Islam melakukan hal yang jelas-jelas dilarang oleh Islam yaitu korupsi.

Hukuman yang bagus menurut saya itu adalah diberhentikan saja dari jabatannya sebagai presma IAIN kendari.

9. CA mahasiswa Fakultas Syariah (FASYA)

Anak hukum tapi tidak mencerminkan hukum, tidak mencerminkan aturan yang ada. Sanksinya yaitu pencabutan SK karena dia seharusnya menjadi contoh yang baik bukan memberi contoh yang buruk.

Hingga saat ini, pihak IAIN Kendari belum memberikan tanggapan resmi mengenai kasus tersebut. Namun, para mahasiswa berharap pihak kampus akan segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan sanksi yang setimpal kepada Presma jika terbukti melakukan pungli.

Penulis : Angkatan Muda UKM Pers IAIN Kendari

Diduga Terjadi Persekongkolan Jahat Soal Pungli Presma, Kantor Sema Dema IAIN Kendari Disegel

Kendari, Objektif.id – Pada siang hari yang cerah, tanggal 18 Oktober 2024, suasana di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari mendadak berubah tegang.

Sekelompok mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Peduli Kebijakan Kampus (Amuk), melakukan aksi demontrasi yang dimulai dari gedung Rektorat, hingga menuju ke area kantor Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) untuk melakukan penyegelan.

Aksi dan penyegelan ini merupakan puncak dari kemarahan dan kekecewaan yang membara akibat dugaan pungutan liar (pungli) yang melibatkan Presiden Mahasiswa (Presma), yang dinilai tidak ditangani dengan serius oleh Ketua SEMA, Apriansyah.

Mahasiswa yang terlibat dalam aksi itu merasa bahwa Apriansyah telah gagal menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengawas lembaga kemahasiswaan. Alih-alih mengambil tindakan tegas, Apriansyah terlihat diam, seolah menutup mata terhadap tindakan Presma yang merugikan hak-hak kemahasiswaan sekaligus membuat citra kampus menjadi buruk.

Kecurigaan semakin meningkat ketika diketahui bahwa Apriansyah dan Presma berasal dari partai mahasiswa yang sama, Partai Integritas Mahasiswa (Pintas).

Di partai tersebut, Presma menjabat sebagai ketua, sementara Apriansyah mengisi posisi sekretaris jenderal. Hubungan yang begitu dekat ini menimbulkan dugaan kuat adanya kolusi antara keduanya.

Aliansi Peduli Kebijakan merasa bahwa dugaan kolusi ini tidak hanya melanggar etika, tetapi juga mencederai moralitas kepemimpinan di lingkungan kemahasiswaan. Mereka menilai, seharusnya para pemimpin organisasi mahasiswa menjaga integritas, transparansi, serta profesionalisme dalam menjalankan amanah yang telah diberikan.

Di tengah kerumunan aksi, Idul, seorang mahasiswa yang menjadi koordinator lapangan, dengan lantang berbicara di hadapan peserta aksi.

“Ini bukan sekadar soal penyegelan ruangan,” katanya dengan tegas. “Ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap lembaga kemahasiswaan yang sudah tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka seharusnya menjadi pengawas, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.”

Dengan penuh emosi, Idul melanjutkan bahwa lembaga kemahasiswaan yang semestinya menjadi corong suara mahasiswa kini tidak lagi bisa diandalkan.

“Kami menuntut mereka bertindak sesuai aturan yang berlaku. Dugaan pungli ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tambahnya, sembari meneriakan “hidup mahasiswa, panjang umur perlawanan”.

Kejadian ini sontak menarik perhatian pihak rektorat. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dalam tanggapannya, menyebutkan bahwa tindakan dugaan pungli yang dilakukan oleh Presma sangat bertentangan dengan regulasi yang ada baik secara institusi internal IAIN maupun secara perundang-undangan.

“Kami di rektorat sangat menyesalkan kejadian ini,” ujarnya. “Pungli bukan hanya melanggar aturan kampus, tapi juga hukum pidana. Kami minta SEMA segera mengusut kasus ini dan mengambil tindakan tegas. Jika benar terbukti, sanksi harus dijatuhkan tanpa pandang bulu”, tegasnya dengan menunjukkan ekspresi yang serius.

Namun, sampai sore hari, kantor Sema dan Dema masih tertutup tanpa tanda-tanda kehidupan dari dalamnya. Upaya Tim Objektif untuk menghubungi Apriansyah dan Presma tak membuahkan hasil.

Kasus ini tidak hanya menjadi perbincangan hangat di kampus, tetapi juga membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang pentingnya transparansi dan tanggung jawab di dalam lembaga kemahasiswaan.

Peristiwa ini mesti menjadi catatan penting ditengah hiruk-pikuk aktivitas akademik, mahasiswa kini harus secara kritis menyadari bahwa kepemimpinan di organisasi mereka tidak sekadar tentang program atau kegiatan, tetapi juga soal menjaga amanah, integritas, dan nama baik institusi yang mereka cintai.

Penulis: Hajar86 dan Nurminal Faizin/anggota muda
Editor: Tim Redaksi

Penuh Kehangatan, Mahasiswa KKN Gelar Ramah Tamah di Desa Balambano

Luwu timur, Objektif.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dan Kerjasama Posko 90 Desa Balambano, Sulawesi Selatan, menggelar acara ramah tamah yang berlangsung meriah pada Kamis, 17/10/2024.

Acara yang diadakan di kantor Desa Balambano ini merupakan wujud syukur dan terima kasih dari mahasiswa KKN kepada aparat desa dan masyarakat setempat atas dukungan mereka selama program KKN berlangsung.

Acara ramah tamah tersebut tampak sangat meriah dan penuh kehangatan, terutama dengan kehadiran Istri Kepala Desa, perangkat desa, serta tokoh-tokoh masyarakat seperti Babinkamtibmas, Babinsa, ibu-ibu PKK, anggota Karang Taruna, remaja masjid, serta warga sekitar.

Kehadiran Ibu Sahri selaku ibu posko yang telah mendampingi mahasiswa selama program KKN tentunya menambah keakraban dan menunjukkan betapa pentingnya peran semua pihak dalam keberhasilan kegiatan KKN ini.

Dalam sambutannya, Istri Kepala Desa menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan di Desa Balambano selama program KKN berlangsung. Beliau menekankan bahwa kehadiran mahasiswa tidak hanya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan antara pihak desa dan dunia pendidikan.

“Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa yang telah berpartisipasi dalam membantu dan memberikan kontribusinya selama 40 hari. Kami berharap ilmu dan pengalaman yang didapatkan bisa bermanfaat bagi kalian di masa depan”, ujar Istri Kepala Desa.

Selain itu, Istri Kepala Desa juga memohon maaf jika selama berlangsungnya program KKN terdapat perbuatan atau perlakuan yang kurang berkenan dari pihak desa.

“Kami juga memohon maaf kepada adik-adik apabila ada kesalahan yang kami perbuat selama kalian berada di sini”, sambungnya.

Kemudian, Aswar selaku Koordinator Desa yang mewakili para mahasiswa, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh masyarakat Desa Balambano. Ia mengungkapkan penghargaan atas penerimaan hangat dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN.

Aswar juga menegaskan bahwa keberhasilan kegiatan KKN ini tidak lepas dari kerja sama dan dukungan penuh dari masyarakat, dan berharap agar hasil dari program-program tersebut dapat memberikan manfaat bagi desa ke depannya.

“Saya selaku koordinator desa mewakili teman-teman KKN mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Desa Balambano yang telah menerima kami dan juga mendukung seluruh program yang kami laksanakan. Kami juga memohon maaf apabila dalam pelaksanaan program yang kami laksanakan masih banyak kekurangan, baik dari segi program yang belum maksimal maupun dari sikap kami yang mungkin kurang berkenan”, tutur Aswar dalam sambutannya.

Pasha, dalam pembacaan pesan dan kesannya, mengungkapkan betapa berkesannya pengalaman KKN di Desa Balambano bagi para mahasiswa. Ia menggambarkan kehangatan dan keramahan masyarakat yang membuat mereka merasa seperti keluarga sendiri.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Kepala Desa, perangkat desa, ibu-ibu PKK, Karang Taruna, remaja masjid, seluruh warga, serta Om dan Tante Mama Sasmia, tempat mereka tinggal selama KKN, yang senantiasa memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Pasha menekankan betapa pengalaman ini akan selalu dikenang oleh seluruh mahasiswa.

Acara ramah tamah ini juga dimeriahkan dengan penampilan hiburan berupa tarian daerah, menambah kehangatan suasana perpisahan. Momen ini dipenuhi dengan tawa, keakraban, dan haru, menciptakan kenangan yang mendalam bagi semua yang hadir. Banyak warga yang berharap agar para mahasiswa bisa kembali berkunjung ke Desa Balambano di masa mendatang.

Reporter: Nita Aprilia
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Dinilai Abaikan Keluarga Wisudawan: Pelayanan Buruk, Kebahagiaan Terenggut?

Kendari, Objektif .id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kali ini menggelar wisuda di dalam kampus, yang akan terselenggara selama,Rabu – kamis, 16 – 17 Oktober 2024. Namun, pada wisuda kali ini alih-alih menjadi kebanggaan secara kolektif bagi keluarga wisudawan nyatanya justru menimbulkan kekecewaan.

Sebab Wisuda, yang semestinya menjadi momen sukacita bagi seluruh keluarga, malah dinilai buruk karena minimnya fasilitas yang disediakan, dalam hal ini tidak adanya monitor luar gedung pelaksanaan wisuda.

Wisuda ke XIII ini digelar di Gedung Ballroom Multimedia IAIN Kendari, yang kemudian dalam prosesi pelaksanaannya dibayang-bayangi oleh satu masalah krusial: keterbatasan kapasitas ruang yang sempit membuat pihak kampus dengan ringan tangan membatasi jumlah pendamping wisudawan hanya dua orang.

Umumnya, memang hanya orang tua yang diizinkan masuk, sementara sanak saudara lainnya, yang juga ingin berbagi momen penting ini, terpaksa menunggu di luar dengan hati gelisah.

Akan tetapi karena tidak adanya layar monitor yang disediakan diluar, pihak Keluarga merasa kecewa karena mereka yang selama ini mendukung perjuangan akademik para wisudawan kini dipaksa menelan kenyataan pahit: tidak semua bisa menyaksikan langsung puncak perjuangan tersebut.

Seperti yang disampaikan salah satu sanak keluarga wisudawan, Wahyuni, yang dengan antusias ingin menyaksikan langsung wisuda kerabatnya, namun dia kecewa berat. “Wisuda ini momen yang sangat penting, tapi kami tidak diberi kesempatan melihatnya. Kenapa tidak ada layar monitor di luar ruangan? Di kampus lain mereka menyediakan, tapi di sini? Tidak ada!”, ungkapnya dengan nada kecewa, Rabu (16/10/2024).

Padahal wisuda bukan sekadar seremonial akademik; bagi sanak keluarga, ini adalah momen kebahagiaan yang seharusnya bisa dirasakan bersama. Namun, kampus seakan lupa bahwa wisuda adalah lebih dari sekadar pengumuman kelulusan.

Senada dengan itu, Aditya Radika juga merasakan kekecewaan serupa. Dia tidak bisa masuk untuk melihat istrinya diwisuda, ia merasa dipinggirkan di saat yang seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. “Wisuda adalah momen tak tergantikan, terutama bagi kami yang punya pasangan. Ini sangat mengecewakan, seolah kami tak dianggap,” keluhnya dengan raut wajah yang kehilangan semangat.

Seharusnya, solusi sederhana seperti menempatkan monitor di luar ruangan dapat menjadi jembatan bagi sanak kerabat yang terpaksa menunggu. Tetapi, sayangnya, itu pun luput dari perhatian pihak kampus. Tidak adanya monitor membuat keluarga yang menunggu di luar hanya bisa menebak-nebak apa yang sedang terjadi di dalam, kehilangan momen yang mungkin tak akan terulang seumur hidup.

Dengan keluhan tersebut, semakin memperlihatkan betapa abainya IAIN Kendari dalam memahami esensi dari wisuda sebagai perayaan bersama. Seperti tidak tersedianya monitor sebagaimana yang dikeluhkan oleh sanak keluarga wisudawan.

Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Pascasarjana IAIN Kendari hanya bisa menyatakan bahwa masalah ini sudah “dibahas”. Sebuah jawaban yang dingin dan klise, ketika kebahagiaan keluarga dipertaruhkan, apa cukup sekadar pembahasan tanpa tindakan nyata? Sebab telah dibahas dalam rapat sebelumnya, soal mengenai perlengkapan monitor untuk menayangkan prosesi wisuda.

Akan tetapi pernyataan terkait pembahasan penyediaan monitor itu, justru berbanding terbalik dengan keluhan sanak keluarga serta fakta yang terjadi di lapangan. Bahwa memang tidak ada monitor yang tersedia.

Sementara itu, panitia perlengkapan, yang menolak disebut namanya, dengan gamblang menyatakan bahwa mereka hanya bekerja dengan apa yang disediakan.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas pelayanan wisuda yang dinilai gagal oleh keluarga wisudawan? Siapa yang akan memastikan bahwa di masa depan, keluarga para wisudawan sudah bisa menikmati fasilitas yang memadai tanpa ada keluhan lagi?

Meski begitu, panitia mencoba meyakinkan jika pihak kampus menyampaikan bahwa di masa mendatang, fasilitas akan diperbaiki.

“Bukan hanya monitor, Insya Allah ke depannya juga akan disediakan tempat khusus bagi keluarga agar mereka bisa menyaksikan prosesi wisuda secara langsung,” ujar perwakilan panitia dengan kata-kata yang semoga tidak terdengar hanya sebagai penghiburan belaka atau tepatnya sebagai bahasa penenang.

Apakah janji tersebut akan ditepati? Atau ini hanya sekadar janji kosong untuk meredam gelombang kekecewaan? Hanya waktu yang bisa menjawab. Yang jelas, momen berharga bagi keluarga para wisudawan kali ini tidak mereka rasakan karena tidak menyaksikan prosesinya secara langsung. Tentu ini harus menjadi atensi secara khusus bagi pihak kampus.

Penulis: Hajar86 dan Dimas/Anggota muda
Editor: Andi Tendri

Rahasia Sukses Andriani: Kisah di Balik Gelar Wisudawan Terbaik

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali meluluskan mahasiswa terbaik dalam Wisuda ke-XIII Program Sarjana dan Magister, Rabu, 16 Oktober 2024, di Aula Ballroom Multimedia IAIN Kendari.

Wisuda ini menjadi momen penting bagi ratusan mahasiswa yang akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya, dan salah satu nama yang mencuri perhatian publik adalah Andriani.

Sebagai mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Andriani bukan hanya sekadar lulus, tetapi berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa.

Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, Andriani menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Capaian ini menjadikannya sebagai salah satu lulusan terbaik dalam wisuda kali ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Objektif.id, Andriani mengaku bahwa sejak awal masa kuliahnya, ia tidak pernah menargetkan untuk menjadi mahasiswa terbaik.

Baginya, proses belajar itu sendiri sudah menjadi kepuasan. Andriani menekankan bahwa ia lebih menikmati setiap pelajaran yang ia dapatkan, tanpa merasa harus menjadi yang terbaik di antara banyak mahasiswa.

“Saya tidak pernah berniat menjadi mahasiswa terbaik. Saya hanya suka belajar dan membaca buku. Menurut saya, jika kita tekun, hasilnya akan datang sendiri tanpa harus terlalu berharap,” ujarnya dengan rendah hati setelah prosesi wisuda.

Rupanya, upaya konstruktif Andriani dalam mengorientasikan dirinya pada pengembangan intelektual yang tidak hanya fokus pada ruang akademik perkuliahan ternyata telah membuahkan hasil yang tidak sia-sia.

Karena selain prestasi akademiknya yang gemilang, Andriani juga dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai organisasi. Sejak 2020, ia telah menjadi bagian dari kader Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers, sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan kemampuan jurnalistik mahasiswa.

Tidak hanya itu, Andriani juga pernah berkontribusi dalam Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema), sebuah organisasi Lembaga Kemahasiswaan Politik di lingkungan IAIN Kendari.

Dengan mencelupkan diri dalam organisasi-organisasi tersebut, Andriani tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga di luar kelas, tetapi juga membantu dirinya dalam merajut jejaring sosial yang luas.

Disamping kepadatan jadwal akademik dan organisasi yang menyibukkan, Andriani tetap berupaya menjaga keseimbangan antara tanggung jawab akademik dan non-akademiknya. Bahkan, ia juga merupakan penghuni Ma’had, asrama mahasiswa yang mengharuskan penghuninya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan secara rutin.

“Semua kegiatan ini memang menambah kesibukan, tapi saya justru merasa terbantu karena dengan berorganisasi, saya belajar bagaimana memanajemen waktu dan menentukan skala prioritas. Ini sangat membantu saya untuk tetap fokus dalam studi sekaligus aktif dalam organisasi,” ucap Andriani yang disusul dengan senyumannya.

Dalam wawancara tersebut, Andriani juga tidak lupa membagikan tips suksesnya kepada mahasiswa lain Yang menurutnya penting. Dia menganggap bahwa yang mesti menjadi perhatian mahasiswa adalah rajin membaca buku, diskusi, dan menulis, serta mengikuti perkembangan zaman, sebagaimana tradisi kemahasiswaan yang tidak boleh mati.

“Rajin-rajinlah membaca buku, diskusi, menulis, dan selalu ikuti perkembangan berita. Dengan itu, kita akan terus memperkaya pengetahuan dan tidak ketinggalan informasi”, saran Andriani yang percaya bahwa tradisi kemahasiswaan itu adalah ruang-ruang ilmu pengetahuan yang tak terbatas dan penting bagi setiap mahasiswa.

Meski telah meraih prestasi yang membanggakan di jenjang sarjana, Andriani tidak berhenti di situ. Dia akan terus melenting mengembangkan potensi dirinya.

Salah satunya, dia sementara mempersiapkan langkah berikutnya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 di UIN Alauddin Makassar dengan fokus pada bidang yang sama, yaitu Ekonomi Syariah.

Baginya, pendidikan merupakan jalan panjang yang harus terus dilalui, terlebih dengan impiannya untuk menjadi seorang dosen. “Saya ingin menjadi dosen, dan untuk itu saya akan terus belajar,” tegas Andriani dengan penuh optimisme.

Andriani, melihat profesi dosen merupakan jalan ninjanya untuk terus berkiprah dalam berbagi ilmu dan menjadi bagian dari pengembangan generasi muda di Indonesia, khususnya dalam bidang Ekonomi Syariah yang menurutnya memiliki potensi besar dalam pembangunan ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman.

Bahwa apa yang diyakini Andriani dalam menempa dirinya didunia pendidikan itu sejalan dengan apa yang dikatakan Imam Syafi’i, ” jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus menahan perihnya kebodohan”.

Dengan prestasi akademik dan keterlibatannya dalam berbagai kegiatan organisasi menjadi kombinasi yang memperkuat posisinya sebagai role model di kampus.

Sehingga Andriani, adalah salah satu contoh nyata dari sekian banyak mahasiswa bahwa kesuksesan tidak selalu harus dikejar dengan ambisi besar, melainkan dengan dedikasi, disiplin, dan kecintaan terhadap proses belajar itu sendiri.

Sebagai lulusan terbaik, Andriani kini telah menorehkan namanya dalam sejarah IAIN Kendari. Namun, lebih dari itu, ia juga telah memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya menempa diri dalam banyak kegiatan kemahasiswaan, yang tidak hanya fokus pada ruang perkuliahan saja akan tetapi dalam proses berorganisasi.

Reporter: Alisa Tri Julela (Anggota Muda)
Editor: Andi Tendri

IAIN Kendari Resmi Wisudakan 1.001 Mahasiswa Program Sarjana dan Pascasarjana

Kendari, Objektif.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali menyelenggarakan Wisuda yang ke-XIII untuk program sarjana dan pascasarjana, dimana sebanyak 1.001 mahasiswa resmi diwisuda.

Momentum wisuda ini menandai pencapaian penting yang tidak hanya dirasakan bagi para lulusan saja, tetapi juga bagi keluarga serta civitas akademika IAIN Kendari yang terus berkomitmen untuk mencetak generasi intelektual penerus bangsa yang siap berkontribusi terhadap masyarakat.

Prosesi wisuda tahun ini berlangsung di Gedung Ballroom Laboratorium Multimedia IAIN Kendari, yang akan dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, yakni pada Rabu dan Kamis, 16-17 Oktober 2024.

Dalam sambutannya yang penuh harap, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan, M.Ag., mengungkapkan kebanggaannya terhadap para wisudawan dan wisudawati. Ia menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan mereka karena telah berhasil menyelesaikan studi yang penuh tantangan. Menurut Prof. Husain, pencapaian ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru untuk mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh selama menempuh pendidikan.

“Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi bekal utama dalam perjalanan karier di dunia kerja. Kami berharap, para lulusan IAIN Kendari dapat membawa dampak positif di tengah masyarakat, serta menjadi contoh bagi generasi muda lainnya,” ungkapnya dengan penuh harapan.

Ia juga menambahkan, tantangan dunia kerja dan masyarakat saat ini semakin kompleks, dan oleh karena itu para lulusan dituntut untuk memiliki kecakapan, adaptabilitas, serta integritas yang tinggi.

“Kami yakin, lulusan IAIN Kendari tidak hanya mampu bersaing di dunia kerja, tetapi juga menjadi pelopor dalam berbagai sektor, baik di pemerintahan, swasta, maupun lembaga-lembaga sosial,” tambahnya.

Prof. Husain juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam suksesnya acara wisuda ini, termasuk panitia penyelenggara, dosen, tenaga kependidikan, serta keluarga para wisudawan yang telah mendukung proses pendidikan dari awal hingga akhir.

Tidak lupa juga ia menyampaikan kebanggaan atas Kehadiran para tamu undangan, mulai dari pejabat lokal hingga tokoh-tokoh masyarakat yang sangat memberikan makna tersendiri bagi acara yang penuh khidmat ini.

Pada wisuda kali ini, IAIN Kendari mengukuhkan 934 lulusan dari program sarjana dan 67 lulusan dari program pascasarjana. Berikut adalah rincian lengkap lulusan berdasarkan fakultas untuk program sarjana dan pascasarjana:

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FATIK): 546 lulusan
Fakultas Syariah (FASYA): 96 lulusan
Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD): 76 lulusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI): 216 lulusan
Program Pascasarjana: 67 lulusan

Dengan bertambahnya 1.001 lulusan baru ini, total alumni IAIN Kendari secara keseluruhan, termasuk sejak masa ketika masih berstatus sebagai Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kendari, kini telah mencapai 22.927 orang.

Selain itu, sejak peralihan status dari STAIN menjadi IAIN pada tahun 2014, jumlah lulusan IAIN Kendari telah mencapai 5.934 orang. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa IAIN Kendari terus berkembang sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi Islam yang terpercaya di Sulawesi Tenggara.

Dalam acara ini, Andriani Tendri, yang merupakan mahasiswa program studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), dinobatkan sebagai wisudawan yang berhasil meraih prestasi akademik tertinggi tingkat institut untuk program sarjana, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95, yang menyelesaikan masa studinya dalam waktu yang relatif singkat, yakni 3 tahun 6 bulan.

Sementara itu, Miranti Junia Dawanti Putri, dinobatkan sebagai wisudawati terbaik tingkat institut untuk program pascasarjana. Ia menyelesaikan studinya di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dalam waktu 1 tahun 9 bulan dengan IPK 3,98, predikat cum laude.

Penulis: Siti Nurminal Faizin dan Yusnia Fajriati (Anggota Muda)
Editor: Tim Redaksi

Momentum Wisuda IAIN Kendari 2024: Peluang Bisnis Buket yang Menjanjikan

Kendari, objektif.id – Wisuda ke-XIII Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang digelar pada tahun 2024 menjadi ajang yang dinanti-nantikan tidak hanya oleh para wisudawan, tetapi juga oleh pedagang buket yang hadir memanfaatkan kesempatan ini.

Pada Rabu (16/10/2024), suasana perayaan terlihat semakin meriah dengan hadirnya deretan pedagang buket di sepanjang gerbang kampus, memberikan warna tersendiri pada prosesi yang sarat makna ini.

Antusiasme para pedagang terlihat dari persiapan mereka sejak pagi hari. Pantauan Objektif. id, menunjukkan bahwa para pedagang menata dagangan mereka dengan penuh perhatian dan kreatifitas, mengemas buket-buket dengan cantik untuk menarik minat pengunjung.

Pilihan buket yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti bunga tunggal (single flower), hingga buket eksklusif yang dihiasi dengan boneka besar dan rangkaian bunga mewah. Harga yang dipatok juga cukup bervariasi, berkisar antara Rp10.000 hingga Rp100.000, membuatnya dapat dijangkau oleh berbagai kalangan tamu.

Ningsih, seorang pedagang buket yang sudah berjualan sejak pagi buta, mengungkapkan bahwa persiapan dimulai sejak pukul 04.00 subuh. “Kami sudah mulai mempersiapkan dari dini hari. Sampai saat ini, alhamdulillah hasil penjualan kami sudah mencapai sekitar Rp600.000,” ujarnya dengan penuh semangat.

Menurutnya, momen wisuda seperti ini selalu memberikan keuntungan yang cukup signifikan, terutama karena tingginya permintaan dari tamu dan keluarga wisudawan yang ingin memberikan hadiah spesial kepada para lulusan.

Tidak hanya Ningsih, Sri, pedagang lainnya, juga merasakan dampak positif dari momentum wisuda ini. Ia menjelaskan bahwa jenis buket yang dijualnya cukup beragam, mulai dari setangkai bunga sederhana hingga rangkaian bunga premium. “Kami menyesuaikan dengan selera konsumen.

Ada yang memilih buket sederhana, tapi banyak juga yang tertarik dengan buket besar yang dihias boneka atau bunga impor,” jelas Sri. Menurutnya, inovasi dalam mengemas produk menjadi kunci untuk menarik minat pembeli di tengah persaingan yang semakin ketat.

Buket wisuda kini bukan hanya sekedar hadiah, tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi yang menyemarakkan momen bersejarah bagi para wisudawan. Setiap tahun, para pedagang buket melihat peningkatan dalam hal permintaan dan variasi produk yang ditawarkan.

Bahkan, banyak dari mereka yang mengaku mulai merencanakan bisnis ini jauh-jauh hari sebelum acara wisuda digelar. Fenomena ini menandakan bahwa bisnis buket telah menjadi salah satu sektor yang menjanjikan, terutama di momen-momen perayaan akademik seperti wisuda.

Selain itu, inovasi yang terus dilakukan oleh para pedagang juga menjadi daya tarik tersendiri. Tidak hanya menjual buket bunga, tetapi juga kombinasi buket dengan barang-barang lain seperti boneka, cokelat, dan hadiah-hadiah kecil lainnya.

yang semakin menambah nilai estetika dan sentimental dari buket tersebut. Produk-produk ini disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik dari segi harga maupun desain, sehingga mampu menarik minat lebih banyak pembeli.

Peluang bisnis buket wisuda tidak hanya menguntungkan bagi para pedagang musiman, tetapi juga bagi mereka yang sudah menggeluti bisnis bunga secara profesional. Setiap tahunnya, permintaan akan buket wisuda terus meningkat, dan hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini memiliki prospek yang cerah di masa depan.

Dengan adanya acara-acara besar seperti wisuda, pesta pernikahan, atau perayaan lainnya, para pedagang buket terus berinovasi untuk menyediakan produk-produk yang sesuai dengan tren dan keinginan pasar.

Lebih jauh lagi, kehadiran para pedagang buket di setiap prosesi wisuda juga memperkuat kesan betapa pentingnya momen ini bagi seluruh pihak yang terlibat.

Wisuda bukan hanya menjadi simbol kelulusan, tetapi juga menjadi peluang untuk mempererat hubungan sosial antara keluarga, teman, dan para pedagang yang secara tidak langsung berperan dalam memeriahkan acara tersebut.

Pada akhirnya, momentum wisuda IAIN Kendari 2024 tidak hanya menjadi perayaan akademik, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Di tengah persaingan yang ketat, inovasi dan kreativitas menjadi kunci utama bagi para pedagang buket untuk terus berkembang dan memanfaatkan setiap momen penting seperti ini.

Tradisi wisuda yang terus berlanjut dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa bisnis buket akan selalu memiliki tempat di hati masyarakat, memberikan peluang yang menjanjikan di masa mendatang.

Penulis: Aulia Permata Ashar (Anggota muda)
Editor: Tim Redaksi

Mandulnya Menajemen Anggaran DEMA IAIN Kendari: Bendahara Umum Hanya Jadi Nama Pajangan

Kendari, Objektif.id – Masalah transparansi dalam pengelolaan anggaran di Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari kembali menjadi sorotan.

Belum usai masalah anggaran Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) yang diduga pungli. Kali ini, beredar informasi bahwa Ketua Dema IAIN Kendari, Ibnu Qoyyim tidak memberikan kuasa kepada Bendahara Umum Irna untuk memegang anggaran.

Isu itu, mencuat dari pernyataan salah seorang pengurus DEMA-I yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa Bendahara Umum, yang seharusnya memegang kendali atas anggaran lembaga, justru tidak pernah diberikan akses untuk mengelola dana.

“Iya betul Presma (Ibnu Qoyyim) sendiri yang sampaikan kepada kami pada saat rapat pengurus pada Minggu (13/10) lalu” ujar salah satu pengurus kepada awak media, Selasa (15/10).

Ketua DEMA-I, Ibnu Qoyyim, mengakui adanya “kecacatan” dalam internal pengurus DEMA. Ia mengonfirmasi bahwa ia memang tidak memberikan wewenang kepada bendahara untuk memegang anggaran.

“Memang betul saya tidak memberikan anggaran kepada bendahara, dan ini memang salah satu kecacatan yang terjadi di internal kami,” kata Ibnu Qoyyim tanpa ragu.

Namun, Ibnu berdalih bahwa setiap proses pengeluaran anggaran selalu dilaporkan kepada bendahara. Ia juga menegaskan bahwa anggaran akan diberikan pada saat kegiatan tertentu saja.

“Setiap kegiatan, saya laporkan pengeluaran dan pemasukan kepada bendahara. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, hal ini sudah biasa terjadi,” tambahnya.

Konyolnya, Ibnu membeberkan terkait anggaran yang tidak di pegang oleh bendahara akan ia berikan ketika akan di laksanakan kegiatan.

“Terkait itu akan kita berikan nanti pada saat kegiatan selanjutnya dan anggaran tersebut tidak akan saya sentuh,” pungkasnya, Minggu (13/10).

Repoter: Anggun (Anggota Muda)

Editor: Redaksi

Drama Sabotase Ala DEMA IAIN Kendari, Konflik atau Miskomunikasi?

Kendari, Objektif.id – Drama politik kampus kembali mengudara, kali ini lagi-lagi datang dari panggung DEMA IAIN Kendari.

Katanya sang aktor utamanya, Ibnu Qoyyim, Presiden Mahasiswa sekaligus Ketua Partai Integritas Mahasiswa (Pintas), dikabarkan menambah bumbu konflik dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Muhammad Arya Saputra.

Dengan jurus andalannya, Ibnu diduga “mengambil alih” peran Sekjen tanpa mengikuti prosedur baku. “Ah, ini semua cuma miskomunikasi,” kata Ibnu, seolah konflik besar hanya urusan salah kirim chat.

Yang lebih menarik, Arya Saputra mendapati dirinya terdepak dari grup WhatsApp Pengurus. Tentu saja, ini bukan grup gosip biasa, melainkan ruang diskusi formal.

Tapi Ibnu punya alasan ciamik: “Kantor DEMA disegel tanpa sepengetahuan saya.” Alasan yang mungkin bisa masuk nominasi dalih terbaik tahun ini.

Surat rapat pun katanya tiba-tiba muncul tanpa sekjen tahu-menahu. Ini yang disebut “evaluasi kinerja”, atau lebih tepatnya: evaluasi bagaimana mengelola konflik secara efektif tanpa komunikasi.

Mahasiswa IAIN Kendari kini terbelah antara dua kubu: satu kubu sibuk mencari kebenaran di balik segel misterius, yang lain menikmati drama internal ini sebagai hiburan kampus tanpa tiket masuk.

Di tengah riuh sampah ini, mungkin ada baiknya mengingat bahwa organisasi mahasiswa bukan sekadar panggung drama personal, melainkan wadah aspirasi. Atau setidaknya, begitulah teorinya.

Begitu, kawan-kawan mahasiswa, selamat menyaksikan episode berikutnya. Tetaplah waspada, karena segel kantor bisa datang kapan saja, dan tanpa pemberitahuan lebih dulu.

Penulis: Indra Rajid ( Anggota Muda)

Editor: Tim Redaksi

Potongan Anggaran HMPS IAIN Kendari: Klarifikasi Presma Dibantah Pihak Bank, Pungli Terungkap?

Kendari, Objektif.id – Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Ibnu Qoyyim, memberikan klarifikasi terkait tudingan pungutan liar (pungli) terhadap anggaran beberapa Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Dalam wawancara eksklusif, Ibnu mengakui adanya pemotongan anggaran, namun ia berdalih bahwa potongan tersebut berasal dari biaya administrasi bank.

“Benar memang ada pemotongan anggaran HMPS. Jadi terkait pemotongan anggaran HMPS itu bukan dari DEMA sendiri tetapi memang betul ada uang admin. Terkait dengan HMPS kenapa dia pemotongan anggarannya agak besar karena kemarin itu bukan satu atau dua HMPS kita tarikan tetapi banyak HMPS dan jumlahnya itu hampir Rp 200 juta,” ujar Ibnu saat ditemui di Kantor DEMA IAIN Kendari pada Minggu (13/10/2024).

Ibnu menjelaskan bahwa jumlah potongan tersebut berbeda-beda, antara SEMA-I dan HMPS, tergantung jumlah anggaran yang dicairkan.

“Jadi anggaran SEMA-I, itu terpotong Rp 80 ribu, dengan jumlah anggaranya itu Rp 50 juta sedangkan HMPS saya tarik hampir Rp 200 juta,” jelas Ibnu.

Lebih lanjut, ia juga membeberkan alasan terkait mengapa ada pemotongan anggaran yang tidak dilakukan dibeberapa HMPS lain, dikarenakan kondisi dirinya yang sedang sakit.

“Pemotongannya itu di teler Bank, jadi kenapa kemudian ada beberapa HMPS yang terpotong karena saat itu saya sedang sakit dan memang posisi oprasi mata dan saat itu didesak oleh ketua-ketua HMPS untuk dicairkan anggarannya, kemudian anggarannya saya cairkan dengan admin masing-masing Rp.183.000. dan dibulatkan menjadi Rp.200.000, atas kesepakatan ketua-ketua HMPS,” ungkapnya Ibnu.

Kendatipun demikian, dari hasil penelusuran objektif.id mengungkap fakta yang berbeda. Saat mendatangi kantor Bank BNI Cabang Lepo-lepo, tempat pencairan anggaran dilakukan, pihak bank justru membantah adanya potongan biaya administrasi seperti yang disebutkan oleh Ibnu.

“Kalau ada penarikan sebesar Rp200 juta, jumlah yang diterima pas Rp200 juta tanpa ada potongan,” jelas teller di Bank BNI, Rezki pada Senin (14/10/2024).

Pernyataan ini diperkuat oleh keterangan petugas keamanan, Aril, yang menjelaskan prosedur pencairan dana hanya memerlukan formulir kecil dan tanda tangan.

“Prosedur pencairan hanya perlu kwitansi penarikan dan tanda tangan yang cocok. Tidak ada biaya tambahan, apalagi pengecekan mata atau scanning seperti yang diklaim,” tambah Aril.

Tentunya penjelasan dari pihak bank ini memunculkan kontradiksi dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ibnu. Jika benar tidak ada potongan biaya administrasi dari pihak bank, maka alasan yang diberikan oleh Ibnu terkait pemotongan anggaran perlu ditinjau kembali. Tuduhan pungli terhadap anggaran mahasiswa kini semakin mengemuka.

Klarifikasi dari presiden mahasiswa yang mengaitkan potongan anggaran dengan kondisi kesehatannya juga menimbulkan tanda tanya, terutama karena pihak bank menegaskan bahwa proses pencairan tidak memerlukan pemeriksaan khusus yang melibatkan kesehatan seperti yang disampaikan Ibnu.

Diberitakan sebelumnya, Minggu (13/10/2024) beberapa HMPS IAIN Kendari salah satunya HMPS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), HMPS Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan HMPS lainnya, mengalami pemotongan anggaran yang diduga dilakukan oleh Presiden Mahasiswa IAIN Kendari, Ibnu Qoyyim.

Pemotongan anggaran tersebut sebesar Rp 200.000 dari total dana Rp 10.000.000 yang seharusnya mereka terima.

Ketua HMPS KPI, Fadli, menyatakan kecewa dengan pemotongan tersebut, yang ia nilai sebagai pungutan liar dengan dalih biaya administrasi.

Fadli menegaskan bahwa dana yang seharusnya diterima sebesar Rp 10.000.000, namun hanya diberikan Rp 9.800.000.

“Pada saat itu Presiden Mahasiswa Ibnu Qoyyim yang dia berikan itu sebanyak Rp. 9.800.000 saat itu saya kaget, dan saya tanya sisanya (Rp. 200.000). itu kemana lalu dia jawab ‘sisanya itu seperti HMPS lainnya uang tersebut masuk sebagai pajak atau biaya admin’,” ujar Fadli, saat dihubungi tim objektif.id, Minggu (13/10/2024).

Senada dengan itu, Ketua HMPS BPI, Mulki Alwali, juga mengkritik pemotongan dana yang ia nilai tidak wajar. Ia menegaskan bahwa pemotongan sebesar Rp 200.000 tanpa alasan yang jelas terindikasi sebagai pungli.

“Untuk alasan dipotongnya anggaran untuk biaya admin dan saya rasa untuk potongan 200.000 terlalu besar jumlahnya,” ujarnya.

Sumber lain dari HMPS PGMI, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengungkapkan hal serupa. Dana yang diterima hanya Rp 9.800.000 dengan alasan pemotongan untuk biaya administrasi, namun tanpa penjelasan rinci.

Penulis: Faiz (Anggota Muda)

Editor: Tim Redaksi

Presma IAIN Kendari Diduga Lakukan Pungli Dana Lembaga Kemahasiswaan, Pengurus HMPS Geram

Kendari, Objektif.id – Presiden Mahasiswa (Presma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Ibnu Qoyyim, diduga melakukan praktik pungutan liar (pungli) dengan memotong anggaran lembaga kemahasiswaan yang dialokasikan untuk Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Dugaan pungli ini memicu protes dari sejumlah pengurus HMPS yang merasa hak-hak mereka sebagai lembaga kemahasiswaan dirampas secara sepihak.

Informasi yang dihimpun tim objektif.id menyebutkan bahwa beberapa HMPS, termasuk HMPS Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), HMPS Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan HMPS lainnya, mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp 200.000 dari total dana Rp 10.000.000 yang seharusnya mereka terima.

Ketua HMPS KPI, Fadli, menyatakan kecewa dengan pemotongan tersebut, yang ia nilai sebagai pungutan liar dengan dalih biaya administrasi.

Fadli menegaskan bahwa dana yang seharusnya diterima sebesar Rp 10.000.000, namun hanya diberikan Rp 9.800.000.

“Pada saat itu Presiden Mahasiswa Ibnu Qoyyim yang dia berikan itu sebanyak Rp. 9.800.000 saat itu saya kaget, dan saya tanya sisanya (Rp. 200.000). itu kemana lalu dia jawab ‘sisanya itu seperti HMPS lainnya uang tersebut masuk sebagai pajak atau biaya admin’,” ujar Fadli, saat dihubungi tim objektif.id, Minggu (13/10/2024).

Senada dengan itu, Ketua HMPS BPI, Mulki Alwali, juga mengkritik pemotongan dana yang ia nilai tidak wajar. Ia menegaskan bahwa pemotongan sebesar Rp 200.000 tanpa alasan yang jelas terindikasi sebagai pungli.

“Untuk alasan dipotongnya anggaran untuk biaya admin dan saya rasa untuk potongan 200.000 terlalu besar jumlahnya,” ujarnya.

Sumber lain dari HMPS PGMI, yang meminta namanya tidak disebutkan, mengungkapkan hal serupa. Dana yang diterima hanya Rp 9.800.000 dengan alasan pemotongan untuk biaya administrasi, namun tanpa penjelasan rinci.

Ironisnya, Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Kendari, Jihad Alriyadi mengaku tidak mengetahui adanya pungli ini.

Jihad mengungkapkan dirinya pernah mengkonfirmasi isu tersebut dan mempertanyakan kebenarannya tetapi Ibnu Qoyyim menolak mengakui adanya pemotongan anggaran.

“Kemarin saya sudah telfon Presma dia tidak mengaku juga saya tanya siapa yang lakukan pemotongan anggaran HMPS, DEMA, SEMA dia tidak mengaku tapi malah dia suruh saya untuk cari juga siapa pelakunya,” ungkapnya.

Upaya tim Objektif.id untuk mengonfirmasi langsung kepada Presma Ibnu Qoyyim belum membuahkan hasil, karena tidak ada respons melalui telepon, WhatsApp, maupun kunjungan langsung ke kantor DEMA-I.

Dugaan pungli dalam pengelolaan dana kemahasiswaan ini menambah catatan buruk terkait transparansi dan akuntabilitas DEMA IAIN Kendari.

Aksi pungli semacam ini tidak hanya merugikan HMPS, tetapi juga mengikis kepercayaan mahasiswa terhadap lembaga tertinggi kampus yang seharusnya membela hak-hak mahasiswa.

Reporter : Faiz (anggota muda)

Editor : Redaksi

Presiden Mahasiswa Diduga Sabotase Peran Sekjen DEMA IAIN Kendari

Kendari, Objektif.id – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari tengah menjadi sorotan terkait dugaan pelanggaran administrasi dan internal organisasi.

Presiden Mahasiswa (Presma) IAIN Kendari Ibnu Qoyyim, diduga mengambil alih peran dan tugas Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEMA tanpa prosedur yang sesuai, sehingga memicu ketegangan dalam tubuh organisasi.

DEMA, yang bertugas sebagai penyalur aspirasi mahasiswa dan koordinator kegiatan kemahasiswaan di tingkat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), seharusnya dijalankan oleh struktur organisasi yang jelas.

Namun, baru-baru ini, muncul isu bahwa dalam pengelolaan administrasi, Presma sering kali tidak melibatkan Sekjen DEMA, Muhammad Arya Saputra, yang seharusnya memiliki otoritas dalam pengeluaran surat resmi.

Saat dikonfirmasi oleh tim Objektif.id, Arya Saputra membenarkan adanya pelanggaran tersebut. Ia menyatakan bahwa sering kali terjadi pengeluaran surat tanpa sepengetahuannya sebagai Sekjen, sebuah tindakan yang dianggap menyalahi prosedur.

“Tugas dan wewenang saya sebagai Sekjen sering diambil alih oleh Presma tanpa adanya konfirmasi. Seharusnya saya yang bertanggung jawab untuk hal tersebut, namun Presma justru langsung mengambil keputusan sepihak,” ungkap Arya pada Sabtu (12/10/2024).

Selain pelanggaran administratif, Arya juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Presma yang ia sebut sebagai sabotase terhadap tugas dan fungsinya sebagai Sekjen. Ia merasa perannya dirampas tanpa ada alasan yang jelas, yang berujung pada menurunnya efektivitas kinerja DEMA IAIN Kendari secara keseluruhan.

“Ini bukan hanya tentang saya, tetapi juga tentang etika dan profesionalisme dalam menjalankan organisasi. Seharusnya setiap keputusan diambil secara kolektif, bukan berdasarkan keinginan satu orang saja,” tegas Arya.

Ketegangan semakin memuncak setelah Arya dikeluarkan dari grup komunikasi internal DEMA oleh Presma, tanpa ada penjelasan atau diskusi terlebih dahulu. Arya mengaku telah mencoba menghubungi Presma untuk meminta klarifikasi, namun tidak mendapatkan tanggapan.

“Saya dikeluarkan dari grup DEMA secara sepihak, tanpa konfirmasi. Ketika saya meminta penjelasan, justru saya disuruh menghadap Presma tanpa ada penjelasan aturan apa yang saya langgar,” ungkap Arya dengan nada kecewa.

Menurut Arya, tindakan sepihak ini juga melanggar kesepakatan koalisi yang telah dibuat sebelumnya. Koalisi yang seharusnya mengedepankan komunikasi dan kerja sama justru terabaikan, menciptakan ketidakpercayaan di antara pengurus DEMA.

“Ini jelas melanggar kesepakatan koalisi. Saya dikeluarkan dari grup tanpa alasan yang jelas, dan tindakan ini tidak hanya menyangkut saya pribadi, tetapi juga integritas organisasi,” tutup Arya.

Hingga berita ini diterbitkan, tim Objektif.id masih berusaha menghubungi Presma IAIN Kendari Ibnu Qoyyim, untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut, namun belum ada tanggapan resmi yang diberikan.

 

Reporter: Indra Rajid  (Anggota Muda) 

Editor: Redaksi

 

Seminar Kewirausahaan, UKM KWU IAIN Kendari Berhasil Gaet Peserta Lebihi Kuota

Kendari, Objektif.id – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kewirausahaan IAIN Kendari sukses menggelar Seminar Kewirausahaan bertema Skin Beauty dan Demo Make Up, Jumat (11/10/2024).

Acara ini awalnya dibatasi untuk 100 peserta, namun antusiasme tinggi dari mahasiswa membuat lebih dari 100 orang hadir.

Seminar ini bertujuan mendorong semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa, terutama dengan mengedepankan potensi bisnis di industri kecantikan yang sedang berkembang pesat. Tren skin beauty dan makeup menjadi sorotan utama dalam diskusi ini.

Bidang kecantikan dinilai sangat menjanjikan sebagai peluang usaha, seiring dengan meningkatnya minat kaum muda, khususnya perempuan, terhadap produk dan layanan kecantikan. Seminar ini membuka wawasan tentang bagaimana tren tersebut dapat dimanfaatkan dalam berbisnis.

Meskipun mayoritas peserta seminar adalah perempuan, sejumlah pria juga turut hadir, menunjukkan bahwa minat terhadap wirausaha di bidang kecantikan semakin meluas.

“Kami sangat bersyukur, meskipun kuota peserta kami batasi hingga 100 orang, jumlah yang hadir justru melampaui ekspektasi. Ini menunjukkan besarnya minat masyarakat, khususnya mahasiswa dalam menekuni bisnis kecantikan”, ujar Ketua Umum UKM Kewirausahaan, Andi Lailatul Qoderia, saat diwawancarai oleh tim Objektif.id.

Kegiatan seminar ini awalnya merencanakan untuk melibatkan empat instansi dari luar kampus, namun karena beberapa acara lain yang berlangsung bersamaan, hanya satu instansi yang akhirnya bisa berpartisipasi. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi semangat dan antusiasme para peserta maupun penyelenggara.

Selain itu, acara ini didukung oleh tiga perusahaan sponsor, yaitu Saraskin, Wardah, dan PT Selaras Satu Saudara (SBB), yang memberikan kontribusi penting terhadap keberhasilan seminar. Dukungan ini juga diperkuat oleh empat media partner, yaitu Objektif.id, Kabar Konawe, Sultra News, dan Hijau News.

“Dukungan ini menunjukkan besarnya perhatian dari berbagai pihak terhadap upaya pengembangan bisnis di kalangan mahasiswa”, sambung Qoderia.

Sementara itu, salah satu mahasiswi Program Studi Manajemen Bisnis Syariah semester 5 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari, Ulfa Nur Fadilah, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang bisnis kecantikan, tetapi juga menjadi ajang untuk menjalin jaringan yang bermanfaat dengan sesama peserta dan para narasumber.

“Saya juga berharap dapat menjalin jaringan yang bermanfaat dengan sesama peserta dan para narasumber sehingga kita dapat saling mendukung dalam berusaha dengan semangat kolaborasi dan inovasi ini, mari kita wujudkan impian kita menjadi pengusaha”, pungkasnya.

Penulis: Muh. Ardiansyah ( Anggota Muda)

Editor: Andi Tendri

Mahasiswa KKN Desa Balambano Gelar Pelatihan Pupuk Organik: Wujudkan Pertanian Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Luwu Timur, Objektif.Id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kerjasama posko 90 melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik di kantor Desa Balambano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, Senin (7/10/2024).

Kegiatan yang mengusung tema “Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia: Manfaat Jangka Panjang Pupuk Organik” merupakan program kerja kolaborasi mahasiswa KKN IAIN Palopo, IAIN Kendari, dan IAIN Parepare.

Kegiatan dilakukan selama 2 hari, yaitu pada hari Kamis, 3/10/2024, dan pada hari Senin, 7/10/2024, yang diikuti oleh beberapa masyarakat yang terdiri dari kelompok tani, aparat desa, dan karang taruna Desa Balambano.

Koordinator Desa, Aswar, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengurangi beban masyarakat terhadap pupuk kimia yang sulit didapat.

“Tujuan kami adakan kegiatan ialah untuk mengurangi beban masyarakat terhadap pupuk kimia yang dimana saat ini sangat sulit di temukan dan apalagi harganya sangat mahal dan kami adakan kegiatan ini untuk memberikan pelajaran bagi masyarakat bagaimana cara mengelola sumber daya alam untuk menjadikan pupuk organik yang bermanfaat”, paparnya.

Kepala Pertanian Desa Balambano, Amri Abdul Halim, S.P., sekaligus pemateri, menjelaskan bahwa pupuk organik mempunyai beberapa manfaat, di antaranya memperbaiki unsur hara tanah, memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam, mengurangi risiko pemakaian pupuk kimia secara terus-menerus, dan lain-lain.

Kemudian, Kepala Desa Balambano, Muhamat Ronal M., mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada mahasiswa KKN atas kontribusi mereka dalam membantu masyarakat.

“Kegiatan KKN IAIN Palopo, IAIN Kendari, IAIN Parepare khususnya di desa balambano sangat membantu masyarakat khususnya di Proker pupuk organik karena dimana masyarakat menggunakan bahan- bahan yang ada di sekitar mereka yang sangat mudah di dapatkan sehingga bisa mengurangi biaya tanpa mengurangi hasil daripada pupuk itu sendiri”, pungkasnya.

Ia juga menambahkan harapannya agar kegiatan pelatihan ini dapat membantu meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

“Harapannya kami selaku pemerintah Desa Balambano bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini sangat bermanfaat khususnya di masyarakat untuk meningkatkan hasil pertanian daripada masyarakat itu sendiri, sehingga bisa sangat membantu masyarakat. Untuk kedepannya kami mengharapkan selaku pemerintah Desa Balambano agar mahasiswa-mahasiswa adik-adik KKN kita ini ide-idenya bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat khususnya di desa-desa”, sambungnya.

Reporter: Nita Aprilia
Editor: Andi Tendri